Regulasi Perbankan Indonesia: Kodifikasi Aspek Pendirian Bank

advertisement
`Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 1
BANK ….
LAPORAN MINGGUAN
TRANSAKSI FORWARD BELI BANK DENGAN PIHAK ASING
TANGGAL…..s.d…….BULAN……
(dalam ribu USD)
Tanggal
No
…
1.
2.
…
1.
2.
…
Counterparty
Tujuan Transaksi
Jangka Waktu
Jumlah
…
…
…
…
…
…
KETERANGAN
1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi
2. Kolom Counterparty diisi dengan nama pihak lawan transaksi
3. Kolom Tujuan Transaksi diisi dengan:
a. Investasi, dirinci dengan Penyertaan Langsung, Pemberian Kredit, dan Pembelian Surat-surat Berharga, Export atas dasar L/C, Perdagangan
Dalam Negeri atas dasar SKBDN, atau
b. Bukan Investasi
4. Kolom Jangka Waktu diisi dengan tenor transaksi
5. Kolom Jumlah diisi dengan nilai individual transaksi
6. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan
7. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk
tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di
luar negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
94
100
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 2
BANK ….
LAPORAN MINGGUAN
TRANSAKSI SWAP BELI BANK DENGAN PIHAK ASING
TANGGAL…..s.d…….BULAN……
(dalam ribu USD)
Tanggal
No
…
1.
2.
…
1.
2.
…
Counterparty
Tujuan Transaksi
Jangka Waktu
Jumlah
…
…
…
…
…
…
KETERANGAN
1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi
2. Kolom Counterparty diisi dengan nama pihak lawan transaksi
3. Kolom Tujuan Transaksi diisi dengan:
a. Investasi, dirinci dengan Penyertaan Langsung, Pemberian Kredit, dan Pembelian Surat-surat Berharga, Export atas dasar L/C,
Perdagangan Dalam Negeri atas dasar SKBDN, ata u
b. Bukan Investasi
4. Kolom Jangka Waktu diisi dengan tenor transaksi
5. Kolom Jumlah diisi dengan nilai individual transaksi
6. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan
7. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap
negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di luar
negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
95
101
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 3
BANK ….
LAPORAN MINGGUAN
TRANSAKSI OPTION BANK DENGAN PIHAK ASING
TANGGAL…..s.d…….BULAN……
(dalam ribu USD)
Tanggal
No
…
1.
2.
…
1.
2.
…
Counterparty
Tujuan Transaksi
Jangka Waktu
Jumlah
…
…
…
…
…
…
KETERANGAN
1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi
2. Kolom Counterparty diisi dengan nama pihak lawan transaksi
3. Kolom Tujuan Transaksi diisi dengan:
a. Investasi, dirinci dengan Penyertaan Langsung, Pemberian Kredit, dan Pembelian Surat-surat Berharga, Export atas dasar L/C, Perdagangan
Dalam Negeri atas dasar SKBDN, atau
b. Bukan Investasi
4. Kolom Jangka Waktu diisi dengan tenor transaksi
5. Kolom Jumlah diisi dengan nilai individual transaksi
6. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan
7. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk tetap
negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di luar
96
102
negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/23/DPD Tanggal 8 Juli 2005
Lampiran 4
BANK ….
LAPORAN MINGGUAN
REKAPITULASI TRANSAKSI DERIVATIF BANK DENGAN PIHAK ASING
PER JENIS TRANSAKSI DAN TUJUAN TRANSAKSI
TANGGAL…..s.d…….BULAN……
(dalam ribu USD)
Forward
Tanggal
Swap
Option
TOTAL
POSISI
Investasi
Bukan
Investasi
Investasi
Bukan
Investasi
Investasi
Bukan
Investasi
Investasi
Bukan
Investasi
Bukan
Investasi
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
KETERANGAN
1. Kolom Tanggal diisi tanggal transaksi
2. Kolom Posisi diisi dengan Posisi (outstanding) transaksi Bukan Investasi sampai dengan tanggal yang bersangkutan. Cara perhitungan: Posisi awal
hari (+/-)
3. Ekivalen valuta asing menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi dilakukan
4. Pihak Asing adalah warga negara asing, badan hukum asing atau lembaga asing lainnya, warga negara Indonesia yang memiliki status penduduk
tetap negara lain dan tidak berdomisili di Indonesia, kantor Bank di luar negeri dari Bank yang berkantor pusat di Indonesia, kantor perusahaan di
luar negeri dari perusahaan yang berbadan hukum Indonesia.
97
103
Lampiran
5
LAMPIRAN I5
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/3/DPM TANGGAL 28 FEBRUARI 2013
PERIHAL
PERUBAHAN KEDUA ATAS SURAT EDARAN BANK
INDONESIA NOMOR 10/42/DPD PERIHAL
PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH
KEPADA BANK
CONTOH SURAT PERMOHONAN PEMBELIAN VALUTA ASING
TERHADAP RUPIAH KEPADA BANK
OLEH PVA BANK DAN PVA BUKAN BANK
KOP SURAT PERUSAHAAN
SURAT PERMOHONAN PEMBELIAN VALUTA ASING
TERHADAP RUPIAH
Menunjuk Pasal 3 ayat (2) Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/28/PBI/2008 tanggal 12 November 2008 tentang Pembelian Valuta
Asing Terhadap Rupiah kepada Bank , bahwa kami :
Nama PVA : ................................................................................
No. KPmIU : ................................................................................
dengan ini menyatakan bahwa:
1. Selisih antara total penjualan dengan total pembelian (net jual)
valuta asing terhadap rupiah yang kami lakukan dengan nasabah
dalam 1 (satu) bulan terakhir adalah sebesar USD ...........................
Jumlah ini merupakan dasar transaksi kami dalam melakukan
pembelian valuta asing terhadap rupiah kepada Bank. Transaksi
pembelian tersebut kami perlukan untuk memenuhi kebutuhan
valuta asing kami dalam bertransaksi dengan nasabah kami.
2. Sebagai …
104
2. Sebagai pendukung pembelian valuta asing di atas, terlampir kami
sampaikan fotokopi data rekapitulasi transaksi jual beli harian kami
dengan nasabah selama 1 (satu) bulan terakhir.
Demikian surat permohonan kami buat dengan sebenar-benarnya.
Tempat ..................., Tgl/Bulan/Tahun
Hormat kami,
PT .........................
Ttd. dan Cap Perusahaan
Nama Jelas
(Direktur/Pimpinan Cabang)
KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER,
HENDAR
105
Lampiran
6
LAMPIRAN 6II
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 15/3/DPM TANGGAL 28 FEBRUARI 2013
PERIHAL
PERUBAHAN KEDUA ATAS SURAT EDARAN BANK
INDONESIA NOMOR 10/42/DPD PERIHAL
PEMBELIAN VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH
KEPADA BANK
Contoh Perhitungan Net Jual Berdasarkan Data Transaksi Harian
Jual Beli UKA antara PVA “XYZ” dengan Nasabah PVA
Dalam US Dollar
PEMBELIAN
Tanggal
1-Apr-13
2-Apr-13
4-Apr-13
8-Apr-13
9-Apr-13
10-Apr-13
12-Apr-13
15-Apr-13
16-Apr-13
18-Apr-13
22-Apr-13
23-Apr-13
24-Apr-13
29-Apr-13
30-Apr-13
Total
Total
Transaksi di
luar Bank dan
PVA
a
Nominal
30,000
150,000
25,000
10,000
60,000
120,000
25,000
5,000
75,000
120,000
25,000
75,000
120,000
110,000
10,000
960,000
155,000
Nasabah
A
BANK ABC
D
PVA MNO
J
PVA PQR
PVA JKL
Q
BANK KLM
PVA JKL
S
BANK ABC
PVA MNO
BANK ABC
A
PENJUALAN
1)
1)
1)
1)
1)
1)
1)
1)
1)
b
Nominal
35,000
120,000
30,000
10,000
50,000
110,000
30,000
35,000
80,000
140,000
35,000
120,000
110,000
130,000
9,000
1,044,000
Nasabah
B
C
PVA PQR
I
K
L
P
PVA MNO
R
PT BTA
PVA PQR
PVA JKL
PVA PQR
PT DEF
W
714,000
2)
1)
2)
1)
2)
1)
1)
1)
2)
NET JUAL DILUAR
TRANSAKSI DENGAN
PVA DAN BANK
(b-a)
Nominal
5,000
120,000
(25,000)
10,000
(10,000)
110,000
30,000
(5,000)
80,000
140,000
(25,000)
130,000
(1,000)
559,000
Keterangan:
1) Tidak termasuk dalam perhitungan net jual.
2) Nasabah wajib melampirkan dokumen underlying pembelian sesuai ketentuan pada butir
7.c.2).a), 7.c.2).b), 7.c.2).c), 7.c.2).d), dan/atau 7.c.2).f).
KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER,
HENDAR
106
Lampiran 7
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010
List of Pilot Enterprises Participating in RMB Cross-border Trade Settlement
City
1
Name Of Company
Guangdong Commercial Trading Import And Export Corporation
2
Guangdong Silique International Group Maufar Corp.,Ltd.
Guang Zhou
3
Guangdong Silique International Group Wintex Corp.Ltd
Guang Zhou
4
Guangdong Silique International Group Garment Co.,Ltd.
Guang Zhou
5
Guangdong Light Industrial Products Imp And Exp Holdings Corp.
Guang Zhou
6
Guangdong Foreign Trade Imp.And Exp. Corp.
Guang Zhou
7
Guangdong Foodstuffs Import & Export (Group) Corparation
Guang Zhou
8
Guangdong Native Produce I/E Corp. (Group).Ltd
Guang Zhou
9
China National Nonferrous Metals Imp.& Exp. Guangdong Corp.
Guang Zhou
10
Guanddong Stationary And Sporting Goods Imp And Exp Corp.
Guang Zhou
11
Guangzhou Henghao Chemical Science Co.Ltd.
Guang Zhou
12
Ho Yu Shoe Material Ltd
Guang Zhou
13
Gise Kam Kwan International Trade Ltd.
Guang Zhou
14
Guangzhou Flashlight Industrial Corporation
Guang Zhou
15
Guangzhou Automobile Trading Co Ltd
Guang Zhou
16
Htc Trade Co Ltd
Guang Zhou
17
Guangzhou Pearl River
18
Guangzhou Shunlung Industrial Corp.
Guang Zhou
19
Guangzhou Shun Lung Industrial Corp.
Guang Zhou
20
Guangzhou Lun Rigid New Material Corporation
Guang Zhou
21
Guangzhou Elec&Eltek Megenetic Integrated Connetors First Co.,Ltd
Guang Zhou
22
W & G Biaxial Materials Technology Corporation
Guang Zhou
23
Pan-Asia Pet Resin(Guangzhou)Co.,Ltd.
Guang Zhou
24
Guangdong Silkgroup Fortune Co.,Ltd.
Guang Zhou
25
Guangzhou Nypro Molding Plastics Products Co.,Ltd.
Guang Zhou
26
Telegoal (Guangzhou) Garment Company Limited
Guang Zhou
27
Guang Zhou Panyu Massway Stationnery & Gift Box Co.,Ltd.
Guang Zhou
28
Exquisite Knitters (Guangzhou) Ltd.
Guang Zhou
29
Guangzhou Huabao Glass Co.,Ltd
Guang Zhou
30
Guangzhou City Pan Yu Chun Fung Footwear Company Limited
Guang Zhou
31
Grg Banking Equipment Co.,Ltd.
Guang Zhou
32
Guangzhou Economic And Technical Development District
Construction Import And Export Co. Ltd
Guang Zhou
33
Golden Ware Enterprise Limited
Guang Zhou
34
Guangdong Guangxin Trade Development Co.,Ltd
Guangzhou Evervan Footwear Co.,Ltd.
Guang Zhou
35
Piano
Group Co., Ltd
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
36 Guangzhou Sunmile…
101
107
36 Guangzhou Sunmile Industries Co Ltd
37 Guangzhou Trademaster & Creation Ltd.
Guang Zhou
38 Hedy Holding Co.,Ltd
39 Guangdong Silk I/E Corp.(Group).Ltd
Guang Zhou
40 Guangzhou Grace Electron Corporation
41 Epoxy Base Electronic Material Co.,Ltd.
Guang Zhou
42 Guangzhou Panyu Southern Star Co. Ltd.
43 Guangzhou Huasheng Paints And Pigments Co., Ltd
Guang Zhou
44 Guangzhou Shipyard International Co. Ltd.
45 China National Aero-Technology Guangzhou Co.,Ltd
Guang Zhou
46 Eleceltek (Guangzhou ) Electronics Co.,Ltd
47 Lg Chemical (Guangzhou) Engineering Plastics Co.,Ltd.
Guang Zhou
48 Guangzhou Zhujiang Steel Co Ltd
49 Guangzhou Tws Electronics Limited
Guang Zhou
50 Pan Overseas (Guangzhou) Electronic Co.,Ltd
51 Guangzhou Malting Company Ltd
Guang Zhou
52 Guangzhou Yiguan Leather Products Co.,Ltd
53 Wells Electronic Material(Guangzhou)Co.,Ltd.
Guang Zhou
54 Guangzhou Starlite Environmental Friendly Center Limited
55 Guangzhou Jianyuan Material Trade And Logistics Co.Ltd
Guang Zhou
56 Kingfa Sci.& Tech.Co.,Ltd
Guang Zhou
57 Guangdong Petro_Trade Development Corporation.
58 Tai-I Jiang Corp (Guangzhou) Co., Ltd
Guang Zhou
59 Tai-I Copper (Guangzhou) Co., Ltd
60 Huntsman Advanced Materials (Guangdong) Company Limited
Guang Zhou
61 Huntsman Textile Effects (China) Co.,Ltd.
62 Guangzhou Power Construct Trade Co. Ltd.
Guang Zhou
63 Panyu Metals And Minerals Imp And Exp Corp
64 Guangzhou Zhujiang Lianggua Footwear Co.,Ltd
Guang Zhou
65 High Sun Electrical Industrial Co., Ltd.
66 Ggec Thchnology Limited
Guang Zhou
67 Guoguang Electric Company Limited
68 First Audio Manufacturing Co.,Ltd.
Guang Zhou
69 Guangzhou Tiger Head Battery Group Co.,Ltd
70 Guangzhou Nansha Santis Substrates Ltd
Guang Zhou
71 Panyu Juda Car Audio Equipment Co.,Ltd
72 Guangzhou Kwangfeng Industrial Co.,Ltd.
Guang Zhou
73 Guangzhou Couger Metal Material Ltd.
74 Guangzhou Kam Hing Textile Dyeing Co Ltd
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
Guang Zhou
75 Bogart …
102
108
75
Bogart Lingerie (Guangzhou) Limited
Guang Zhou
76
Guangzhou Panyu Pegasus Footwear Co.,Ltd.
Guang Zhou
77
Guang Zhou Chuang De Shoes Co.,Limited
Guang Zhou
78
Guangzhou Chuangyu Garment Co.,Ltd
Guang Zhou
79
Guangzhou City Panyu Ever Rich Knitting Garment Co.,Ltd.
Guang Zhou
80
Guangzhou Xingxiangweiye Development Co.,Ltd
Guang Zhou
81
Guangzhou Pule Packaging Container Co.,Ltd
Guang Zhou
82
Guangzhou Younibao Trade Co.,Ltd
Guang Zhou
83
Guangzhou Runtian Import And Export Co Ltd
Guang Zhou
84
Df Import & Export Corp.,Ltd
Guang Zhou
85
Tency Enterprise Ltd.
Guang Zhou
86
Sabic Innovative Plastics Co.,Ltd (China)
Guang Zhou
87
Guangzhou Textile Industry Union Import Export Corporation
Guang Zhou
88
Guangzhou Light Holdings Limited
Guang Zhou
89
Gree Electric Appliances, Inc. Of Zhuhai
Zhu Hai
90
Zhuhai Unicizers Industrial Co.,Ltd.
Zhu Hai
91
Philips Dap Company Ltd Zhuhai S.E.Z
Zhu Hai
92
New Ocean Energy Holdings Limited
Zhu Hai
93
Zhuhai Hansen Technology Co.,Ltd.
Zhu Hai
94
China Electronics
Zhu Hai
95
Zhuhai Yueyufeng Iron And Steel Co Ltd
Zhu Hai
96
Elec-Tech International Co.,Ltd.
Zhu Hai
97
Zhuhai Wonderful Electric Power Goods And Materdals Co.Ltd.
Zhu Hai
98
Yuhua Polyester Co.,Ltd Of Zhuhai
Zhu Hai
99
Zhuhai Founder Technology Multi-Layer Pcb Co.,Ltd.
Zhu Hai
100
Eastcom Peace Smart Card Co.,Ltd.
Zhu Hai
101
Intelligent Components Technology Zhuhai Ltd
Zhu Hai
102
V.S. Technology Industry Park(Zhuhai) Co.,Ltd
Zhu Hai
103
Zhuhai Chi Cheng Technology Co.,Ltd
Zhu Hai
104
Zhuhai Shi You Chemical Co.,Ltd
Zhu Hai
105
Zhuhai S.E.Z. Hongta Renheng Paper Co.,Ltd
Zhu Hai
106
Print-Rite. Unicorn Iwage Products Co.,Ltd Of Zhuhai
Zhu Hai
107
Jin Pin Electrical
Zhu Hai
108
Zhuhai Qinfa Trading Co.,Ltd
Zhu Hai
109
Taltex(Zhuhai) Ltd
Zhu Hai
110
Teck Soon Hong (Zhuhai) Flavours And Fragrances Ltd
Zhu Hai
111
Zhuhai Yinghao Electronic Technology Co Ltd
Zhu Hai
112
Zhuhai Sunland Trading Co.,Ltd.
Guangdong Ronsen Super Micro-Wire Co.,Ltd
Zhu Hai
113
Zhuhai Co.,Ltd.
Co., Ltd Zhuhai S.E.Z.
Zhu Hai
114 Apollo …
103
109
114 Apollo Zhuhai Electronics Co.,Ltd
115 Zhuhai Lewaunion Woollen Mills Limited
Zhu Hai
116 Zhuhai Novel Spinning Knitting And Dyeing Co.,Ltd
117 Sing Hwa Garment Dlpt (Zhuhai) Ltd
Zhu Hai
118 Sunway Plastics And Electric(Zhuhai) Co.,Ltd
119 Kingtech (Zhuhai) Pcb Limited
Zhu Hai
120 Zhuhai Doree Electronic Co.,Ltd.
121 Zhuhai Lightex Woollen Mills Limited
Zhu Hai
122 Luen Fung (Zhuhai) Knitwear Ltd.
123 Zhuhai Lichen Medicine Co.,Ltd
Zhu Hai
124 Dai Cheong (Zhuhai) Concretepile Co.,Ltd
125 Zhuhai Golden Clothing Co.,Ltd
Zhu Hai
126 Guangdong Nam Kwong Industrial And Trading Corp.
127 Dongguan Fay Candle Co., Ltd
Zhu Hai
128 Dongguan Aall & Zyleman Baby Goods Ltd
129 Dongguan Datlywtn Watch Co., Ltd
Dongguan Supreme Plastic And Metal Manufacturing Company
130 Limited
131 Dongguan Nine Dragons Paper Industries Co.,Ltd.
Dong Guan
132 Dongguan Texwinca Textile & Garment Ltd.
133 Dongguan Kingsun Optoelectronic Co.,Ltd.
Dong Guan
134 Dongguan Xinya Electronic Technology Co.,Ltd
135 Dongguan Ming Hui Shoes And Garment Co.,Ltd
Dong Guan
136 Dongguan Wisetex Knitwear Manufactoring Ltd
137 Dongguan Walltes Decorative Material Co.,Ltd.
Dong Guan
138 Dongguan Piko Model Manufacturing Ltd.
139 Dongguan Win-Tech Plastic Materials Ltd
Dong Guan
140 Iriver China Co Ltd
141 Guangdong Shengyi Sci. Tech Co., Ltd
Dong Guan
142 Konica Minolta Business Technologies(Dongguan)Co Ltd
143 Dongguan Shung Chong Steel Products Co Ltd
Dong Guan
144 Fugang Electronic (Dongguan) Co.,Ltd
145 Topship Chemical Co., Ltd
Dong Guan
146 Foxlink Electronic (Dongguan) Co.,Ltd
147 Tatsin Furniture(Dongguan) Co.Ltd
Dong Guan
148 Dongguan Island Printing Co,Ltd
149 Dongguan Taifu Electronic Co.,Ltd
Dong Guan
150 Dongguan Senlin Textile Ltd
151 Guangdong Silver Age Sci And Tech. Co.,Ltd.
Dong Guan
Zhu Hai
Zhu Hai
Zhu Hai
Zhu Hai
Zhu Hai
Zhu Hai
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
152 Dongguan Nova…
104
110
152 Dongguan Nova Furniture Co.,Ltd
153 Dongguan Sheng He Chemicals Co., Ltd.
Dong Guan
154 Dongguan Keystone Electric Wire And Cable Co.,Ltd
155 Dongguan Qifeng Foreign Trade Co.,Ltd
Dong Guan
156 Dongguan Gloss Mind Apparel Co.,Ltd
157 Dongguan Maugee Industril. Ltd
Dong Guan
158 Dongguan Jing Yi Knitted Garment Co.Ltd
159 Million Harvest Dongguan Co.Ltd
Dong Guan
160 Dongguan Xinlong Varnished Wire Co., Ltd
161 Good Prosperity Furniture(Dongguan)Company Ltd
Dong Guan
162 Dongguan City Xingye Industry Co.,Ltd.
163 Dongguan Universal Circuit Board Equipment Co.,Ltd
Dong Guan
164 Dongguan Fortune Furniture Ltd
165 Dongguan Nan Sing Plastics Ltd.
Dong Guan
166 Dongguan Aoyu Hardware And Plastic Co.,Ltd
167 Dongguan Yihui Trade Co.Ltd
Dong Guan
168 The Wing Fat Printing(Dongguan)Co.Ltd
169 Silver Age Engineering Plastics (Dongguan) Co.,Ltd.
Dong Guan
170 Dongguan Great Eastern Garment Limited
171 Dong Guan Wan Tai Rubber Co.,Ltd.
Dong Guan
172 Dongguan Lingqiao Metaland Plastic Manufacturing Ltd
173 Dongguan Huasheng Audio Products Co.,Ltd.
Dong Guan
174 Dongguan Aeon Tech Co.,Ltd.
175 Dongguan Land Dragon Paper Industries Co., Ltd
Dong Guan
176 Dongguan Sea Dragon Paper Industries Co., Ltd
177 Best System (Dg) Limited
Dong Guan
178 Dongguan Skywalk Sole Co.,Ltd
179 Dongguan Shingtak Shoes Company Ltd
Dong Guan
180 Dongguan Ming Hoi Dyeing & Finishing Factory Co., Ltd.
181 Dongguan Janus Plastic Product Co Ltd
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
Dong Guan
182 Dongguan Yongqiang Vehicles Manufacturing Co.,Ltd
183 Ricoh Elemex (Shenzhen) Co., Ltd.
Dong Guan
184 Hung Hing Printing(China) Co., Ltd.
185 Shenzhen Vitasoy (Guangming) Foods And Beverage Co., Ltd
Shen Zhen
186 Shenzhen Globe Union Industrial Corp.
187 Haojia Electronic (Shenzhen) Ltd
Shen Zhen
188 Unimicron Technology (Shenzhen) Corp.
189 Z.China Paint Mist. Co.,(Shenzhen) Ltd
190 Shenzhen Jianyi Tower Electronic Co., Ltd
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
191 Action…
105
111
191 Action Technology (Shenzhen) Co.,Ltd
192 Shenzhen Huili Electronic Co.,Ltd
Shen Zhen
193 China Associate (Group) Co., Ltd.
194 Zte Kangxun Telecom Co.,Ltd
Shen Zhen
195 Shenzhen China Silk Enterprise Limited
196 Shekou Lam Soon Flour Mills Co., Ltd
Shen Zhen
197 Zte Corporation
198 Shenzhen Mindray Bio-Medical&Electronics Co.,Ltd
Shen Zhen
199 Shenzhen Huali Packing & Trading Co., Ltd
200 Konka Group Co., Ltd
Shen Zhen
201 Ce Lighting Ltd.
202 Byd Precision Manufacture Co., Ltd
Shen Zhen
203 Shenzhen Huawei Communication Technology Co.,Ltd
204 Shenzhen Konka Communication Technology Co.,Ltd
Shen Zhen
205 Shenzhen Zhongjin Lingnan Nonfemet Co.,Ltd
206 China Electronics Shenzhen Company
Shen Zhen
207 Tianma Microelectronics Co., Ltd
208 Strongjet Technology Co., Ltd
Shen Zhen
209 Ykk Zipper (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
210 Toshiba Tec Information Systems(Shen Zhen)Co.,Ltd
211 Ricoh Componenis Asia (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
212 Timely Electronics (Shenzhen) Co., Ltd
213 Regina Miracle Intimate Apparel (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
214 Simtai Optics (Shenzhen) Co., Ltd
215 Fuding Precision Components (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
216 Sheng Longxing Electronics (Shenzhen) Co., Ltd
217 Merry Electronics (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
218 Msi Computer (Shenzhen) Co., Ltd
219 Winner Industries (Shenzhen) Co.,Ltd.
Shen Zhen
220 Wei Chang Sing Electronics (Shenzhen) Co., Ltd
221 Apcb Electronics (Shen Zhen) Co., Ltd.
Shen Zhen
222 Shenzhen Yu Da Fu Electronic Co., Ltd
223 Sanmina-Sci Enclosure Systems (Shenzhen) Co., Ltd.
Shen Zhen
224 Chochuen Garment (Shenzhen) Co., Ltd
225 Shenzhen Baohing Electronic Wire&Cable Manufacture Co., Ltd
Shen Zhen
226 Nishoku Plastic Mold (Shenzhen)Co.,Ltd
227 Sharetronic Digital Electronic (Shenzhen) Co.,Ltd
Shen Zhen
228 Shenzhen Oriental Wanghe Industrial Co.,Ltd
229 Pantene Industrial Co., Ltd.
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
230 Gode…
106
112
230 Gode Electronics (Shenzhen) Co.,Ltd
231 Starlite Printers (Shenzhen)Co.,Ltd
Shen Zhen
232 Embry (China) Garments Limited
233 Shenzhen Yuanxing Fruit Co., Ltd
Shen Zhen
234 Shenzhen Bada Logistics Co., Ltd.
235 Cnbmit Co.,Ltd
Shen Zhen
236 Clad Garments (SHENZHEN)Co.Ltd
237 SHENZHEN Harson Shoes.Limited
Shen Zhen
238 Southseas Oils&Fats Industrial (Chiwan) Co.,Ltd
239 Skyworth Multimedia (Shenzhen) Co., Ltd
Shen Zhen
240 A-Max Technology (China) Ltd.
241 Huike Electronics (Shenzhen) Co. Ltd
Shen Zhen
242 Epson Engineering (Shenzhen) Ltd.
243 Leefung-Asco Printers Holdings Limited
Shen Zhen
244 Wynne Wood Toys Industrial (Shenzhen) Co., Ltd.
245 Shenzhen Wanhe Pharmaceutical Co., Ltd
Shen Zhen
246 Shenzhen Sangfei Consumer Communications Co,Ltd.
247 Shenzhen Seastar Technology Co.,Ltd
Shen Zhen
248 Shenzhen Zowee Technology Co.,Ltd
249 Shenzhen Chuangwei-RGB Electronics Co., Ltd.
Shen Zhen
250 Shenzhen Diguang Electronics Co., Ltd.
251 Shenzhen Coship Electronics Co.,Ltd.
Shen Zhen
252 Emerson Network Power Co., Ltd.
253 Shenzhen Yifang Digital Technologies Co.,Ltd
Shen Zhen
254 Measurement Specialties (China) Ltd
Shenzhen Southern Cimc Eastern Logistics Equipment Manufatore
255 Co., Ltd
256 Byd Company Ltd
Shen Zhen
257 Omron Electronic Components (Shenzhen) Ltd.
258 Shenzhen BAK Battery CO., LTD.
Shen Zhen
259 Join-One Electric(Shenzhen) Co.,Ltd
260 Huawei Technologies Co., Ltd
Shen Zhen
261 Monforts Fong's Textile Machinery(Shenzhen)Co.,Ltd
262 Shenzhen Ktc Computer Technology Co., Ltd
Shen Zhen
263 Cnb Technology Inc.
264 Mingle Metal (Shen Zhen) Co., Ltd
Shen Zhen
265 Shenzhen Excelstor Technology Ltd
266 Shenzhen Samsung Sdi Co., Ltd
267 Shenzhen Hi-Optel Technology Co., Ltd.
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
268 Shenzhen Aerospace…
107
113
268 Shenzhen Aerospace Guangyu Industry(Group)Corp.
269 Shenzhen Hongji Entertrises (Holdings) Ltd
Shen Zhen
270 Eternal Asia Supply Chain Management Ltd.
271 Shenzhen Prolto Supply Chain Management Co. Ltd.
Shen Zhen
272 Tianji Electronics (Shenzhen) Co.,Ltd
273 Shenzhen Longgang Foreign Economic Development Co.,Ltd.
Shen Zhen
274 Baoshan Iron&Steel Co.,Ltd.
275 Sinochem Shanghai Co.,Ltd
276 Siic Shanghai Int'l Trade(Group) Co.,Ltd.
277 Shanghai Silk Groub Co.,Ltd
Shen Zhen
Shen Zhen
Shen Zhen
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
278 Shanghai Foreign Trade Enterprises Co.,Ltd.
279 Shanghai Foreign Trade Enterprises Pudong Co.,Ltd.
Shang Hai
280 Shanghai Flying Horse Imp.&Exp.Co.,Ltd.
281 Shanghai Metals & Minerals Imp&Exp Corp.
Shang Hai
282 Ikea(China)Investment Co.,Ltd
283 Sassin International Electric Shanghai Co.,Ltd
Shang Hai
284 Shanghai Baolong Sales Co.,Ltd.
285 Shanghai Electric Group Company Limited
Shang Hai
286 Shanghai Zhenhua Heavy Industry Co.,Ltd.
287 Shanghai Urban Construction Group
Shang Hai
288 China Building Material International Engineering Co.,Ltd.
289 Sinochem International Corporation
Shang Hai
290 Shanghai Zhongze International Trade Co.,Ltd.
291 Shanghai Electric International Economic & Trade Co.,Ltd.
Shang Hai
292 Shanghai Huanyu Import & Export Co.,Ltd.
293 Semiconductor Manufacturing International Corporation
Shang Hai
294 Shanghai Bell Co.,Ltd.
295 Hudong-Zhonghua Shipbuilding (Group) Co., Ltd.
Shang Hai
296 Shanghai Hewlett-Packard Co.,Ltd
297 STATS Chippac Shanghai Co., Ltd
Shang Hai
298 Basf Auxiliary Chemicals Company Limited
299 Shanghai Michelin Warrior Tire Co.,Ltd.
Shang Hai
300 Shanghai Shipyard Co.,Ltd.
301 Orient International Holding Shanghai Knitwear I/E Co.,Ltd.
Shang Hai
302 Shanghai San Kai Imp. &Exp. Co.,Ltd.C46
303 Shanghai Bada Textile Printing And Dyeing Garment Co.,Ltd.
Shang Hai
China Shanghai (Group) Corporation For Foreign Economic &
304 Technological Cooperation
,
305 China S Dongfeng Automobile Import & Export Co.,Ltd.
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
306 Shanghai Win…
108
114
306 Shanghai Win-Wing Imp.&Exp. Co.,Ltd.
307 Shanghai Haicheng Economic & Trade Co.,Ltd
Shang Hai
308 Shanghai Dongyuan Enterprise Development Co.,Ltd.
309 Shanghai Jianpu Import & Export Co.,Ltd.
Shang Hai
310 Shanghai Jin Jiang International Trading Co.,Ltd.
311 Shanghai Atomic Energy Industry Co.,Ltd.
Shang Hai
312 Shanghai New World Corporation Ltd.
313 Shanghai Foodstuffs Imp.& Exp.Corp.
Shang Hai
314 Shanghai Minguang Imp.& Exp.Co.,Ltd.
315 Shanghai Light Industrial Prodocts Imp. & Exp.Co.,Ltd.
Shang Hai
316 Shanghai Hansen Investment Developing Co.,Ltd
317 Shanghai Lansheng Corporation
Shang Hai
318 Shanghai Shenda Imp.& Exp.Co.,Ltd.
319 Jiangnan Shipbuilding(Group)Co.,Ltd.
Shang Hai
320 China Mcc International Economic And Trade Co.,Ltd.
321 Shanghai Toys Imp.& Exp.Co.,Ltd.
Shang Hai
322 Shanghai Dragon (Group) Corporation(Sdc)
323 Sinosteel Shanghai Co.,Ltd.
Shang Hai
324 Shanghai Baoqing Asset Management Co.,Ltd.
,
325 Shanghai Baolong Int L Trading Co.,Ltd.
Shang Hai
326 Shanghai Senlian Timber Industrail Development Co.,Ltd.
327 Shanghai Tunnel Engineering Co.,Ltd.
Shang Hai
328 China Haisum Engineering Co.,Ltd.
329 Shanghai Port Technology Engineer Service Co.,Ltd.
Shang Hai
330 Double Coin Holdings Ltd.
331 Shanghai Chemical Industry Supply & Sales Co.,Ltd.
Shang Hai
332 Shanghai Dongsong International Trading Co.,Ltd.
333 Shanghai Shenlong International Trading Co.,Ltd.
Shang Hai
334 Shanghai Vostosun Industrial Co.,Ltd.
335 Shanghai Wor-Biz. Trading Co.,Ltd.
Shang Hai
336 Shanghai Tiqiao Textile &Yarn Dyeing Co.,Ltd
337 Shanghai Povos Enterprise(Group)Co.,Ltd.
Shang Hai
338 Shanghai Sanweng International Trading Co.,Ltd.
339 Ningbo United Group Shanghai Imp.& Exp. Co.,Ltd.
Shang Hai
340 Shanghai Tianyuan International Trade Co.,Ltd.
341 Johnson & Johnson (China) Co.,Ltd.
Shang Hai
342 Shanghai Jinneng International Trade Co.,Ltd
343 Shanghai Shenlong Bus Co.,Ltd.
344 Shanghai Dynacast Electron Parts Co.,Ltd.
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
345 Shanghai Lansheng
109
115
345
Shanghai Lansheng Daewoo Corp.
Shang Hai
346
Evapco (Shanghai) Cooling Equipment Co.,Ltd.
Shang Hai
347
Shanghai Baoshan Taiping Container Co.,Ltd.
Shang Hai
348
Bayer (Shanghai) Polyurethane Co.,Ltd.
Shang Hai
349
Hannspree Technology (Shanghai) Co.,Ltd.
Shang Hai
350
Shanghai Taiping Int,L Container Co.,Ltd.
Shang Hai
351
Shanghai Singamas Container Holdings Co.,Ltd.
Shang Hai
352
Pulcra Chemicals (Shanghai) Co.,Ltd.
Shang Hai
353
Cognis Chemicals (China) Co.,Ltd.
Shang Hai
354
Shanghai Mitsubishi Elevator Co.,Ltd.
Shang Hai
355
Shanghai Fuji Xerox Co.,Ltd.
Shang Hai
356
Shanghai Eternal Information Technology Co.,Ltd.
Shang Hai
357
Shanghai Ab Food &Beverages Ltd.
Shang Hai
358
Mitsubishi Electric Shanghai Electric Elevator Co.,Ltd
Shang Hai
359
Cooltech Power(Shanghai)Ltd.&Shantou S.E.Z.Cooltech Power Ltd.
360
361
Shanghai Bcd Semiconductor Manufacturing Co.,Ltd.
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
362
363
Salim Van (Shanghai) Enterprise Group Co.,Ltd.
Bayer Paint Systems Shanghai Co.,Ltd.
Bayer (Shanghai) Polymer Co.,Ltd.
364
Shanghai Kerry Food Industries Co.,Ltd.
Shang Hai
365
Shanghai Aotuolifu Automobile Security System Co.,Ltd.
Shang Hai
Shang Hai
Shang Hai
110
116
Lampiran 8
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010
SURAT PERMOHONAN PLEDGE
Kepada
Bank Indonesia – Direktorat Pengolaan Devisa
Cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Devisa
Menara Sjafruddin Prawiranegara Lantai 7
Jl. MH Thamrin No.2
Jakarta 10350
Perihal: Permohonan Pledge Dalam Rangka Transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement
Sehubungan dengan rencana pengajuan transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement (Repo)
kami kepada Bank Indonesia dengan jangka waktu Repo selama................... (sebut dengan huruf)
hari, dengan ini kami mengajukan permohonan pelaksanaan transaksi agunan (pledge) atas
SBI/SUN/SBSN milik kami yang tercatat pada BI-SSSS sebagaimana terlampir.
Nama Peserta
: ...............................................................
Member Code
: ...............................................................
Seri Surat Berharga
: ...............................................................
Nominal
: ...............................................................
Harga
: ...............................................................
Tanggal Setelmen
: ...............................................................
Tenor Pledge
: ...............................................................
Surat permohonan beserta lampiran tersebut diatas kami buat dengan sebenar-benarnya
dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami membebaskan
Bank Indonesia dari tuntutan hukum dan bertanggung jawab atas tuntutan hukum terhadap
Penyelenggara dan tuntutan lainnya yang timbul terkait pelaksanaan pledge dimaksud.
Demikian agar maklum dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jakarta, ...............................
Nama Perusahaan
Tandatangan Pejabat berwenang
dan stempel Perusahaan
111
117
Lampiran 9
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010
SURAT KUASA
Yang bertandatangan di bawah ini :
......(nama)......, .......(jabatan)......, bertempat tinggal di ....................., dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili (Direksi/Perusahaan Perseroan PT. Bank......),
berdasarkan karena itu ..................... dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama Bank
...................., berdasarkan ............* (Pasal....Anggaran Dasar-nya yang dimuat dalam Akta Notaris
....., Nomor ....., tanggal ......) berkedudukan di .........., dan beralamat di ............ selanjutnya disebut
sebagai Pemberi Kuasa. *) Jika Bank adalah Bank Asing, maka : ......(nama)......, .......(jabatan)......,
bertempat tinggal di ....................., dalam hal ini bertindak ..... berdasarkan kekuatan Akta Power of
Attorney tertanggal ..... Nomor .... dibuat di hadapan ......, Notaris di Jakarta, demikian bertindak
untuk dan atas nama ..........................., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan
hukum ......(negara kantor pusat bank asing) .........., dan dalam hal ini bertindak melalui kantor
cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ..........(alamat)..........., selanjutnya disebut sebagai
Pemberi Kuasa.
---- KHUSUS ---1) Untuk melakukan penjualan dan/atau melakukan early termination Surat Berharga Bank (.......
identitas Surat Berharga......) yang diagunkan (pledge) dalam rangka penyelesaian transaksi CNY/IDR
Repurchase Agreement.
2) Mendebit rekening giro valas Bank (....... nama Bank .......) di Bank Indonesia, dalam hal nilai hasil
penjualan Surat Berharga tidak mencukupi Nilai Pembelian Kembali dan kewajiban Bank lainnya
terkait transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement.
3) Mendebit rekening giro valas Bank (....... nama Bank .......) di Bank Indonesia, dalam hal saldo
rekening giro valas Bank (....... nama Bank .......) di Bank
112
118
Indonesia, tidak mencukupi untuk memenuhi kekurangan Nilai Pembelian Kembali dan
kewajiban Bank lainnya terkait transaksi CNY/IDR Repurchase Agreement.
dengan mengacu pada ketentukan PBI Nomor 12/ -- /PBI/2010 tentang Transaksi
Repurchase Agreement Chinese Yuan Terhadap Surat Berharga Rupiah Bank
Kepada Bank Indonesia.
Surat Kuasa ini berlaku sejak tanggal ditandatangani sampai dengan ....................
Demikian Kuasa ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, ...............................
Penerima Kuasa
...........................
Pemberi Kuasa
..........................
113
119
Lampiran 10
Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/12/DPD/ tanggal 8 April 2010
Contoh Perhitungan Transaksi CNY/IDR Repo
----------------------------------------------------------Pada tanggal 28 Januari 2010, Bank “A” mengajukan CNY/IDR Repo sebesar CNY
1.000.000,00 selama 31 hari (jatuh tempo CNY/IDR Repo tanggal 28 Februari 2010)
menggunakan SUN dengan karakteristik sebagai berikut:
Kupon : 13,55%
Clean Price : 104,83000%
Accrued Interest : 2,78530%
Dengan perhitungan sebagai berikut:
Accrued Interest =74 x 13,55% x 100 = 2,79
360
Data lainnya pada tanggal transaksi:
Kurs Transaksi Jual CNY/IDR Bank Indonesia : Rp1.500 per CNY
Haircut : 5%
Repo rate : 4%
Perhitungan Nominal Surat Berharga yang di-repo-kan
a. Jumlah dana CNY/IDR Repo dalam rupiah
Jumlah pengajuan
CNY/IDR Repo
dalam rupiah = Jumlah dana CNY/IDR Repo x Kurs Transaksi Jual CNY/IDR Bank Indonesia
= CNY1.000.000,00 x Rp1.500/CNY = Rp1.500.000.000,00
b. Nominal Surat Berharga yang di-repo-kan
Nominal Surat
Berharga yang =
Jumlah dana CNY/IDR Repo dalam rupiah
di-repo-kan
Clean Price + Accrued Interest - Haircut
= Rp1.500.000,00 =
Rp1.461.770.320,80
104,83000% + 2,78530% - 5%
≈ Rp1.462.000.000,00
Perhitungan…
114
120
Perhitungan Nilai Pembelian Kembali (second leg)
a. Nilai nominal repo rate
Nilai
Jumlah dana
nominal
=
CNY/IDR
x Jumlah hari repo x
repo rate
Repo
360
Repo rate
= CNY1.000.000,00 x 31 x 4% = CNY3.444,44
360
b. Nilai pembelian kembali
Nilai pembelian
= Jumlah dana x Nilai nominal
Kembali
CNY/IDR Repo
repo rate
= CNY1.000.000,00 + CNY3.444,44 = CNY1.003.444,44
Contoh Penyelesaian Transaksi CNY/IDR Repo jika bank tidak menyerahkan
dana CNY pada second leg
----------------------------------------------------------Jika pada contoh di atas Bank tidak dapat memenuhi kewajiban pengiriman Dana CNY pada Tanggal
Jatuh Tempo maka Bank Indonesia melakukan penjualan Surat Berharga pada 3 (tiga) hari kerja
Jakarta setelah Tanggal Jatuh Tempo.
I.
Hasil penjualan Surat Berharga Bank tidak mencukupi Nilai Pembelian Kembali dan
kewajiban lainnya
Pada Tanggal Jatuh Tempo, Kurs transaksi jual CNY/IDR Bank Indonesia sebesar 1.600 per CNY dan
dirty price (clean price ditambah accrued interest) SUN Seri FR0011adalah 99,00000%.
a.
Harga pasar Surat Berharga
Harga pasar
surat berharga
=
Nominal Surat
Berharga yang
di-repo-kan
x
Dirty
price
= Rp1462.000.000,00 x 99,00000% = Rp1.447.380.000,00
b. Harga…
115
121
b. Harga pasar Surat Berharga dalam CNY
Harga pasar
Harga pasar surat berharga
surat berharga
=
Kurs transaksi jual
dalam CNY
CNY/IDR Bank Indonesia
= Rp1.447.380.000,00 = CNY904.612,50
Rp1.600/CNY
c. Sanksi kewajiban membayar
Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Repo Rate ditambah 200
bps dikalikan jumlah hari dengan nominal Nilai Pembelian Kembali sejak
Tanggal Jatuh Tempo sampai dengan pelunasan.
Sanksi
Nilai
Jumlah hari
Kewajiban
=
pembelian x (repo rate + 200bps) x
360
membayar
kembali
= CNY1.003.444,44 x (4% + 2%) x 5 = CNY836,20
360
d. Total kewajiban
Total
=
Nilai
Kewajiban
pembelian
Kembali
Sanksi
+ kewajiban
membayar
= CNY1.003.444,44 + CNY836,20 = CNY1.004.280,64
Karena total kewajiban lebih besar dari harga pasar SSB dalam CNY maka terdapat kekurangan
pembayaran sebesar CNY99.668,14 (CNY1.004.280,64 – CNY904.612,50) yang akan dibebankan ke
rekening giro valuta asing Bank di Bank Indonesia.
Apabila pada Tanggal Jatuh Tempo jumlah rekening giro valuta asing Bank A di Bank Indonesia hanya
sebesar ekuivalen CNY50.000,00, maka sisanya sebesar CNY49.668,14 akan dibebankan pada
rekening giro rupiah Bank A di Bank Indonesia.
II. Hasil…
116
122
II.
Hasil penjualan Surat Berharga Bank lebih besar dari Nilai Pembelian Kembali dan kewajiban
lainnya
Pada Tanggal Jatuh Tempo, Kurs transaksi jual CNY/IDR Bank Indonesia sebesar 1.400 per CNY dan
dirty price (clean price ditambah accrued interest) SUN Seri FR0011adalah 109,00000%.
a.
Harga pasar Surat Berharga
Harga pasar
= Nominal Surat
surat berharga
Berharga yang
di-repo-kan
x
Dirty
price
= Rp1462.000.000,00 x 109,00000% = Rp1.593.580.000,00
b. Harga pasar Surat Berharga dalam CNY
Harga pasar
Harga pasar surat berharga
surat berharga
=
Kurs transaksi jual
dalam CNY
CNY/IDR Bank Indonesia
= Rp1.593.580.000,00 = CNY1.138.271,43
Rp1.400/CNY
c. Sanksi kewajiban membayar
Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Repo Rate ditambah 200 bps dikalikan
jumlah hari dengan nominal Nilai Pembelian Kembali sejak Tanggal Jatuh Tempo sampai dengan
pelunasan.
Sanksi
Kewajiban =
Membayar
Nilai
pembelian
x (repo rate + 200bps) x Jumlah hari
kembali
360
= CNY1.003.444,44 x (4% + 2%) x 5 = CNY836,20
360
d. Total kewajiban
Total
Nilai
Kewajiban = pembelian +
Kembali
Sanksi
kewajiban
membayar
= CNY1.003.444,44 + CNY836,20 = CNY1.004.280,64
e. Total…
117
123
e. Total kewajiban dalam rupiah
Total
Total
Kewajiban
=
kewajiban
dalam rupiah
x
Kurs transaksi jual
CNY/IDR Bank Indonesia
= CNY1.004.280,64 + Rp1.400/CNY = Rp1.405.992.901,18
Karena total kewajiban lebih rendah dari harga pasar SSB dalam CNY maka
kelebihan hasil penjualan SSB sebesar Rp187.587.098,82 (Rp1.593.580.000,00 –
Rp1.405.992.901,18) akan dikembalikan kepada Bank.
Contoh Perhitungan Jumlah Hari dalam Pengenaan Sanksi Kewajiban
membayar
----------------------------------------------------------Tanggal Jatuh Tempo CNY/IDR Repo: 1 Februari 2010.
Tanggal pelunasan dana CNY hasil eksekusi/penjualan Surat Berharga yang
di-repo-kan: 8 Februari 2010.
Jumlah hari pengenaan sanksi kewajiban membayar adalah 7 (tujuh) hari kalender (jumlah hari
dihitung dari tanggal 1 sampai dengan 7 Februari 2010, tidak termasuktanggal pelunasan dana CNY 8
Februari 2010).
118
124
Lampiran 11
Peraturan Bank Indonesia No. 10/34/PBI/2008 tanggal 5 Desember 2008
No.
*)Kepada Yth:
Direktorat Pengelolaan Devisa
Kantor Pusat Bank Indonesia Jl.
M.H. Thamrin No.2
JAKARTA 10010
**)Kepada Yth.
Pemimpin Bank Indonesia…………..
Jl…………………….
SURAT PERNYATAAN
Dengan hormat,
Dengan ini kami………………………………(nama bank dan alamat) menyatakan bahwa seluruh
dokumen yang kami serahkan dalam rangka penjualan Wesel Ekspor Berjangka kepada Bank Indonesia
adalah benar dan telah sesuai sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PBI No.10/ /PBI/2008 tanggal
Desember 2008 tentang Transaksi Pembelian Wesel Ekspor Berjangka oleh Bank Indonesia.
Apabila dikemudian hari setelah dilakukan pemeriksaan terbukti bahwa dokumen-dokumen
tersebut tidak benar dan tidak sesuai dengan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam PBI No.10/
/PBI/2008 tanggal Desember 2008 tentang Transaksi Pembelian Wesel Ekspor Berjangka oleh Bank
Indonesia maka kami bersedia untuk bertanggung jawab dan menerima sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima
kasih.
............(nama kota), ……...(tanggal)
(materai)
(Nama Pengurus)
(Jabatan)
*)
Alamat Bank Indonesia untuk Kantor Pusat Bank Penjual yang berdomisili di JABOTABEK
**)
Alamat Bank Indonesia untuk Kantor Pusat Bank Penjual yang berdomisili di Wilayah Kerja
Kantor Bank Indonesia
119
125
Lampiran 12
I.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
PENDAHULUAN
1. Dalam dokumen Amendment to the Capital Accord to Incorporate Market Risks
2005 yang merupakan penyempurnaan dari dokumen Amendment to the Capital
Accord to Incorporate Market Risks 1996, Basel Committee on Banking
Supervision (Committee) merekomendasikan 2 pendekatan untuk mengukur
Risiko Pasar dalam perhitungan kecukupan modal yaitu Metode Standar dan
Metode Internal.
2. Metode Standar menawarkan pendekatan pengukuran Risiko Pasar serta
perhitungan kecukupan modal yang terstandardisir untuk seluruh Bank.
Disamping relatif sederhana, standardisasi tersebut dapat mengurangi beban
pelaporan oleh Bank serta memberikan acuan bagi pengawas dalam
melakukan verifikasi.
3. Bank Indonesia telah mewajibkan Bank yang memenuhi kriteria tertentu untuk
melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan menggunakan Metode Standar
sejak tahun 2003. Namun berdasarkan perkembangan dan tuntutan yang ada
termasuk sejalan dengan perkembangan instrumen keuangan dan semakin
kompleksnya usaha Bank, maka perlu dilakukan penyempu rnaan kembali
terhadap ketentuan pelaksanaan penggunaan Metode Standar dalam perhitungan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan Risiko Pasar.
II.
PENGGUNAAN METODE STANDAR DALAM PERHITUNGAN
KPMM DENGAN MEMPERHITUNGKAN RISIKO PASAR
1. Umum
a. Bank yang secara individual dan/atau secara konsolidasi memenuhi
kriteria tertentu untuk memperhitungkan Risiko Pasar dalam
perhitungan KPMM wajib menggunakan Metode Standar. Dalam
melakukan perhitungan Risiko Pasar dengan menggunakan Metode
Standar, Bank wajib memenuhi standar minimum yang diatur dalam
ketentuan ini.
b. Risiko Pasar dalam perhitungan KPMM mencakup Risiko Suku
Bunga, Risiko Nilai Tukar, Risiko Ekuitas, dan/atau Risiko Komoditas.
c. Bank secara individual dan/atau secara konsolidasi dengan
Perusahaan Anak wajib memperhitungkan Risiko Suku Bunga
dan/atau Risiko Nilai Tukar.
d. Bank secara konsolidasi sebagaimana dimaksud pada huruf a selain
memperhitungkan risiko sebagaimana dimaksud pada huruf c, juga
wajib memperhitungkan:
1) Risiko Ekuitas, apabila Bank memiliki Perusahaan Anak yang
terekspos Risiko Ekuitas; dan/atau
2) R i s i k o K o m o d i t a s , a p a b i l a B a n k m e m i l i k i P e r u s a h a a n
A n a k yang terekspos Risiko Komoditas.
120
126
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
2. Perhitungan Risiko Suku Bunga
a. Ketentuan Umum
1) Perhitungan Risiko Suku Bunga dilakukan terhadap instrumen keuangan
dalam Trading Book yang terekspos Risiko Suku Bunga, yang
meliputi:
a) Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau
mengambang dan seluruh instrumen keuangan yang
memiliki karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat
deposito yang dapat diperdagangkan ( Negotiable Certificates of
Deposits) dan surat-surat berharga yang dijual oleh Bank dengan
syarat dibeli kembali (Repo/Securities Lending);
b)
Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga atau
suku bunga antara lain Bond Forward, Bond Option, Interest Rate
Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange Forward, Interest Rate
Options, dan Forward Rate Agreements/FRAs.
2) Perhitungan beban modal untuk Risiko Suku Bunga meliputi:
a) Risiko Spesifik dari setiap efek atau instrumen keuangan, tanpa
memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses
saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut
bersifat identik;
b) Risiko Umum dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau
posisi short dalam efek atau instrumen keuangan yang berbeda dapat
dilakukan saling hapus.
3) Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam perhitungan Risiko
Spesifik dan Risiko Umum adalah dirty price, yaitu nilai pasar surat
berharga (clean price) ditambah dengan present value dari pendapatan
bunga yang akan diterima (accrued interest). Present value atas accrued
interest dapat tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu
pembayaran kupon, nilai present value tidak menimbulkan perbedaan
yang material dengan nilai accrued interest.
b. Perhitungan Risiko Spesifik
1) Perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dirancang untuk melindungi
Bank dari risiko kerugian akibat perubahan harga dari setiap instrumen
keuangan yang dimiliki akibat faktorfaktor yang berkaitan dengan penerbit
instrumen keuangan (issuer).
2) Dalam perhitungan Risiko Spesifik, Bank hanya dapat melakukan
proses saling hapus antara posisi long dan posisi short apabila posisi tersebut
identik. Yang dimaksud dengan posisi yang identik dalam transaksi surat
berharga dan transaksi derivatif, yaitu apabila terdapat kesamaan penerbit
(issuer), tingkat bunga kupon (coupon rate), jatuh tempo, jenis valuta, call
features, dan lainnya.
121
127
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3) Dalam hal terdapat posisi long dan short yang identik sehingga dilakukan
proses saling hapus maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan kepada
Bank Indonesia, tetapi Bank wajib melakukan dokumentasi yang
memadai atas seluruh proses saling hapus.
4) Pembebanan Risiko Spesifik dibagi dalam kategori pembobotan seperti pada
Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Kategori Pembobotan untuk Risiko Spesifik
Penerbit
1. Pemerintah Indonesia
Bobot
0,00%
2. Pemerintah Negara Lain
a. peringkat AAA sampai dengan AA-
0,00%
b. peringkat A+ sampai dengan BBB- dengan:
sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo
kurang dari atau sama dengan 6 (enam) bulan
0,25%
sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo
lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 24 (dua
puluh empat) bulan
iii. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo
lebih dari 24 (dua puluh empat) bulan
1,00%
c
peringkat
.
BB+ sampai dengan B-
8,00%
d
peringkat
.
kurang dari B-
i.
ii.
e. tanpa peringkat
1,60%
12,00%
8,00%
3. Kualifikasi (Qualifying)
a sisa
. jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kurang
dari atau sama dengan 6 (enam) bulan
0,25%
b sisa
. jangka waktu sampai dengan jatuh tempo lebih
1,00%
dari 6 (enam) bulan sampai dengan 24 (dua puluh
c. sisa
empat)
bulanwaktu sampai dengan jatuh tempo lebih
jangka
dari 24 (dua puluh empat) bulan
1,60%
4. Lainnya
a. korporasi dengan:
i.
peringkat jangka pendek A-1
1,60%
ii.
peringkat jangka pendek A-2
4,00%
iii.
peringkat jangka pendek A-3
8,00%
iv. peringkat jangka pendek kurang dari A-3
v.
peringkat AAA sampai dengan AA-
vi. peringkat A+ sampai dengan A-
12,00%
1,60%
4,00%
122
128
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Penerbit
vii. peringkat BBB+ sampai dengan BB-
Bobot
8,00%
viii. peringkat kurang dari BB-
12,00%
ix. tanpa peringkat
12,00%
b. bank yang tergolong:
i.
Tagihan Jangka Pendek
1) peringkat jangka pendek kurang dari A-3
2) peringkat BB+ sampai dengan B3) peringkat kurang dari B4) tanpa peringkat
12,00%
4,00%
12,00%
4,00%
ii. Tagihan Jangka Panjang
1) peringkat jangka pendek kurang dari A-3
2) peringkat BB+ sampai dengan B3) peringkat kurang dari B4) tanpa peringkat
c.entitas sektor publik dan bank pembangunan
multilateral dan lembaga internasional
i.
peringkat BB+ sampai dengan B-
ii.
peringkat kurang dari B-
iii. tanpa peringkat
12,00%
8,00%
12,00%
8,00%
8,00%
12,00%
8,00%
Penjelasan Tabel 1 mengenai Kategori Pembobotan untuk Risiko Spesifik adalah
sebagai berikut:
a) Pemerintah Indonesia
Yang termasuk kategori Pemerintah Indonesia adalah seluruh instrumen yang
dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh:
(1) Pemerintah Pusat Republik Indonesia;
(2) Bank Indonesia;
(3) Badan-badan dan lembaga-lembaga pemerintah lainnya yang seluruh
pendanaan operasionalnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) Pemerintah Republik Indonesia.
b) Pemerintah Negara Lain
Yang termasuk kategori Pemerintah Negara Lain adalah seluruh instrumen
yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat atau bank sentral negara lain.
c) Kualifikasi
(1) Yang termasuk kategori Kualifikasi (Qualifying) adalah:
123
129
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
(a) surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan
efek yang dikeluarkan oleh:
i. Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam ketentuan
perundang-undangan mengenai pemerintahan daerah;
ii. bank;
iii. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagaimana diatur dalam
ketentuan perundang-undangan mengenai BUMN, yang tidak
tergolong sebagai Bank;
iv. bank pembangunan multilateral, yaitu World Bank Group yang
terdiri dari International Bank for Reconstruction and Development
(IBRD) dan International Finance Corporation (IFC), Asian
Development Bank (ADB), African Development Bank (AfDB),
European Bank for Reconstruction and Development (EBRD), InterAmerican Development Bank (IADB), European Investment Bank
(EIB), European Investment Fund (EIF), Nordic Investment Bank
(NIB), Caribbean Development Bank (CDB), Islamic Development
Bank (IDB), dan Council of Europe Development Bank (CEDB);
v. lembaga internasional yaitu Bank for International Settlements,
International Monetary Fund (IMF), dan European Central Bank,
yang memiliki peringkat investasi (investment grade) dari 1 (satu)
lembaga pemeringkat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang
diakui Bank Indonesia. Bank sebagaimana dimaksud pada angka ii
mencakup bank yang beroperasi di Indonesia dan bank yang
beroperasi di luar Indonesia, termasuk Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai lembaga pembiayaan ekspor Indonesia.
(b) surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pihak selain sebagaimana
dimaksud dalam Bab.II butir 2.b.4).c).(1).(a), yang memiliki
peringkat investasi (investment grade) dari paling sedikit 2 (dua)
lembaga pemeringkat sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
Indonesia mengenai lembaga pemeringkat dan peringkat yang diakui
Bank Indonesia.
(2) Peringkat domestik digunakan untuk surat berharga dalam mata uang
Rupiah. Peringkat internasional digunakan untuk surat berharga dalam
valuta asing.
d) Lainnya
Yang termasuk kategori Lainnya adalah seluruh surat-surat berharga yang
dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh
korporasi, bank, entitas sector publik, bank pembangunan multilateral dan
lembaga internasional yang tidak termasuk dalam kategori Pemerintah
Indonesia, Pemerintah Negara Lain, dan Kualifikasi.
Yang dimaksud dengan korporasi, bank, entitas sector publik,
bank
pembangunan multilateral dan lembaga internasional adalah pihak-pihak yang
termasuk dalam Tagihan Kepada Korporasi, Tagihan Kepada Bank, Tagihan
Kepada Entitas Sektor Publik, dan Tagihan Kepada Bank
124
130
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pedoman
perhitungan asset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit dengan
menggunakan pendekatan standar.
5) Pos Tagihan Derivatif yang timbul dari instrumen suku bunga (efek utang)
dalam neraca Bank tetap terkena perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit sesuai
ketentuan yang berlaku meskipun instrumen derivatif yang mendasari
timbulnya pos tersebut telah diperhitungkan dalam Risiko Spesifik. Hal ini
mengingat Risiko Spesifik memperhitungkan kredibilitas penerbit, sedangkan
pos tagihan derivatif merupakan counterparty credit risk.
c. Perhitungan Risiko Umum
1)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Umum dimaksudkan untuk
melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan dalam suku
bunga pasar.
2)
Risiko Umum dikenakan terhadap posisi surat berharga dan instru
men derivatif yang terkait dengan surat berharga atau suku bunga dan
tercatat pada Trading Book.
3)
Metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk perhitungan Risiko
Umum adalah dengan menggunakan Metode Jatuh Tempo (Maturity
Method) atau Metode Jangka Waktu (Duration Method). Bank dapat
menentukan pilihan terhadap 2 (dua) metode tersebut sepanjang
dilakukan secara konsisten dan akurat. Bagi Bank yang
menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method), manajemen
Bank harus dapat memastikan bahwa Bank memiliki kapasitas untuk
menerapkan metode tersebut dengan berdasarkan prinsip kehatihatian.
4)
Bank harus memberitahukan secara tertulis kepada Direktorat
Pengawasan Bank terkait atau Kantor Bank Indonesia setempat
apabila Bank akan menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration
Method) dalam perhitungan Risiko Umum.
5)
Bank yang akan menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration
Method), dalam pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud
pada angka 4) harus dilengkapi dokumen dan informasi yang
mencakup:
a) kebijakan dan prosedur pelaksanaan Metode Jangka Waktu
(Duration Method);
b) instrumen yang dihitung dengan Metode Jangka Waktu (Duration
Method);
c) sistem yang mendukung pelaksanaan prosedur perhitungan;
d) proses dan prosedur pengendalian terhadap metode
perhitungan;
125
131
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
e) validasi internal oleh pihak independen terhadap metode
perhitungan Risiko Pasar yang digunakan.
6)
Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap Metode
Jangka Waktu (Duration Method) yang digunakan Bank untuk
memastikan kebenaran dokumen dan informasi sebagaimana dimaksud
pada angka 5).
7)
Perhitungan beban modal dalam Risiko Umum dilakukan
dengan menjumlahkan 4 (empat) komponen sebagai berikut:
a) Suatu proporsi yang terkecil antara posisi long dan short yang
matched pada setiap skala waktu (vertical disallowance);
b) Suatu proporsi yang terbesar antara posisi long dan short yang
matched dari keseluruhan skala waktu (horizontal disallowance);
c) Posisi net short atau net long dari seluruh Trading Book yang telah
dibobot;
d) Pembebanan atas matched option position (net).
8) Metode Jatuh Tempo (Maturity Method).
Posisi long dan short dari seluruh posisi surat-surat berharga dan
instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang maturitas (maturity
ladder) yang terdiri dari 13 atau 15 skala waktu (time band) sebagaimana
tercantum pada Tabel 2 sesuai dengan suku bunga/ kupon
instrumen keuangan. Yang dimaksud dengan jenjang maturitas adalah
tabel yang disusun berdasarkan pengelompokkan sisa jatuh tempo atau
jangka waktu sampai dengan penetapan suku bunga berikutnya dari
suatu surat berharga atau instrument derivatif.
Tabel 2
Skala Waktu dan Bobot Risiko (Maturity Method)
Skala Waktu
Kupon > 3%
Kupon < 3%
Bobot
Risiko
(%)
< 1 bulan
< 1 bulan
>1–
3 bulan
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
> 1 – 3 bulan
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
0
0.2
0.4
0.7
> 1 – 2 tahun
> 2 – 3 tahun
> 3 – 4 tahun
>1
– 1,9 tahun
> 1,9– 2,8 tahun
> 2,8– 3,6 tahun
1.25
1.75
2.25
> 4 – 5 tahun
> 5 – 7 tahun
> 3,6– 4,3 tahun
> 4,3– 5,7 tahun
2.75
3.25
126
132
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
> 7 – 10 tahun
> 10 – 15 tahun
> 15 – 20 tahun
> 20 tahun
> 5,7– 7,3 tahun
> 7,3– 9,3 tahun
> 9,3–1 0,6tahun
> 10,6–12 tahun
> 12 – 20 tahun
> 20 tahun
3.75
4.50
5.25
6.00
8.00
12.50
b) Instrumen bersuku bunga tetap (fixed) dialokasikan sesuai dengan
sisa jatuh tempo, sedangkan instrumen bersuku bunga
mengambang (variable) dialokasikan sesuai dengan jangka waktu
sampai dengan saat penetapan suku bunga berikutnya (next
repricing date).
c) Proses perhitungan beban modal dengan metode ini dilakukan
sebagai berikut:
(1) Vertical Disallowance, yaitu:
Perhitungan posisi matched dalam setiap skala waktu dikalikan
dengan bobot beban modal, yaitu sebesar 10%. Perhitungan
posisi matched tersebut dilakukan dengan mempertemukan
(matching) antara posisi short dan posisi long dalam setiap
skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan posisi
matched. Selisih dari matching tersebut merupakan posisi
residu (unmatched position), bai k long maupun short.
(2) Horizontal Disallowance, yaitu:
(a) Dalam setiap zona (zona 1, zona 2, dan zona 3).
Perhitungan posisi matched dalam setiap zona dikalikan
dengan bobot beban modal, yaitu sebesar 40%
untuk zona 1, 30% untuk zona 2, dan 30% untuk
zona 3 sesuai Tabel .3 Perhitungan posisi matched
tersebut dilakukan dengan mempertemukan (matching)
antara posisi res i d u (unmatched position) long dan short dari
seluruh skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan
posisi matched dari zona tersebut. Selisih dari proses
matching tersebut merupakan posisi residu (unmatched
position), baik long maupun short dari zona tersebut.
(b) Antar Zona (zona 1 dan 2; zona 2 dan 3; serta zona 1
dan 3)
Perhitungan posisi matched antar zona di kalikan dengan
bobot beban modal, yaitu 40% untuk zona 1 dan 2 dan
40% untuk zona 2 dan 3, serta 100% untuk zona 1 dan 3
sesuai Tabel .3
Antar Zona 1 dan 2
Perhitungan
posisi
matched
dilakukan
dengan
mempertemukan (matching) antara posisi residu (unmatched
position) long dan short dari zon a 1 dan zona 2 tersebut diatas,
dimana posisi terkecil merupakan posisi matched antara zona 1
127
133
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
dan 2. Selisih dari proses matching tersebut merupakan
posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position) dalam
zona 1 dan zona 2, baik long maupun short.
Antar Zona 2 dan 3
Perhitungan
posisi
matched
dilakukan
dengan
mempertemukan (matching) antara posisi long dan short
dari posisi residu yang tersisa (remaining unmatched
position) dari zon a 2 dengan posisi residu (unmatched
position) dari zona 3, dimana posisi terkecil merupakan
posisi matched antara zona 2 dan 3. Selisih dari proses matching
tersebut merupakan posisi residu yang tersisa (remaining
unmatched position) dalam zona 3, baik long maupun
short.
Antar Zona 1 dan 3
Perhitungan
posisi
matched
dilakukan
dengan
mempertemukan (matching) antara posisi residu yang ters
isa (remaining unmatched position) long dan short dari zona 1
dan zona 3, dimana posisi terkecil merupakan posisi
matched antara zona 1 dan 3. Selisih dari proses matching
antara zona 1 dan 3 tersebut merupakan posisi residu
yang tersisa (remaining unmatched position) dari seluruh
proses matching antar zona.
128
134
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Tabel 3
Horizontal Disallowance
(3) Overall Net Open Position, yaitu:
Perhitungan posisi residu yang tersisa (remaining unmatched
position) baik long atau short dari se lu ru h proses matching antar
zona sesuai uraian angka (2) dikalikan dengan bobot beban
modal sebesar 100%.
Dengan demikian perhitungan kebutuhan modal minimum untuk
Risiko Umum adalah penjumlahan dari :
1
Vertical
.
Disallowance
Matched position antara posisi long X 10%
dan posisi short dalam setiap
2
Horizontal
.
Disallowance
Matched position antara posisi long X 40%
dan posisi short dalam zona 1
Matched position antara posisi long X 30%
dan posisi short dalam zona 2
Matched position antara posisi long X 30%
dan posisi short dalam zona 3
skala waktu
129
135
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Matched position antara posisi long X 40%
dan short dari posisi residu zona
1 dan posisi long dan short
dari posisi residu zona 2
Matched position antara posisi long X 40%
dan short dari posisi residu yang
tersisa zona 2 dan posisi long
dan short dari posisi residu zona
Matched
position antara posisi long X 100%
3
dan short dari posisi residu yang
tersisa zona 1 dan posisi long dan
short dari posisi residu yang
tersisa zona 3
Overall
Net
Open
Jumlah netto dari bobot posisi
3.
X 100%
Position
long atau posisi short
9) Metode Jangka Waktu (Duration Method)
a) Posisi long dan short dari seluruh posisi surat berharga dan instrumen
derivatif dipetakan ke dalam jenjang durasi (duration ladder) yang
terdiri dari 15 skala waktu (time band) sebagaimana tercantum pada
Tabel .4 Yang dimaksud dengan jenjang durasi adalah
tabel yang disusun berdasarkan pengelompokkan durasi dari
suatu surat berharga atau i nstru men derivatif.
b) Dalam melakukan proses perhitungan beban modal dengan metode
ini dilakukan dengan memperhatikan modified duration dan
estimasi pergerakan harga dari setiap posisi serta memetakannya
pada zona maturitas (maturity zones) yang sesuai dengan Tabel 4.
Tabel 4
Skala Waktu dan Asumsi Perubahan Imbal Hasil
Skala Waktu
Zona 1
< 1 bulan
> 1 – 3 bulan
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
Zona 2
> 1– 1,9 tahun
> 1,9– 2,8 tahun
> 2,8– 3,6 tahun
Zona 3
> 3,6– 4,3 tahun
> 4,3– 5,7 tahun
> 5,7– 7,3 tahun
> 7,3– 9,3 tahun
> 9,3–10,6tahun
Asumsi Perubahan
Imbal Hasil (%)
1.00
1.00
1.00
1.00
0.90
0.80
0.75
0.75
0.70
0.65
0.60
0.60
130
136
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
> 10,6–12 tahun
> 12 – 20 tahun
> 20 tahun
c)
0.60
0.60
0.60
Proses perhitungan beban modal dengan Metode Jangka Waktu
(Duration Method) pada prinsipnya sama dengan Metode Jatuh
Tempo (Maturity Method), kecuali pengenaan bobot beban modal
untuk Vertical Disallowance, yaitu 5% dari posisi matched dalam
setiap skala waktu.
10) Instrumen derivatif baik dalam rangka trading maupun lindung nilai atas
instrumen surat berharga dalam Trading Book dilaporkan dengan
pendekatan two legged approach.
Contoh:
a) Pembelian (long position) Forward Rate Agreement (FRA) yang
dilakukan pada akhir bulan April dan jatuh tempo akhir bulan
Juni dengan suku bunga SBI 3 bulan harus dilaporkan sebagai posisi
long dengan jangka waktu 5 bulan dan posisi short dengan jangka
waktu 2 bulan.
b) suatu transaksi interest-rate swap yang dilakukan Bank dengan
menerima suku bunga mengambang (floating) dan membayar untuk
suku bunga tetap (fixed) harus dilaporkan sebagai posisi long
untuk instrumen suku bunga mengambang sesuai jangka
waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya dan
sebagai posisi short untuk instrumen suku bunga tetap sesuai sisa
jatuh tempo transaksi swap tersebut.
d. Proses saling hapus untuk transaksi derivatif dalam perhitungan Risiko
Spesifik dan Risiko Umum:
1) Secara umum posisi long dan short dapat saling hapus sepanjang
instrumen keuangan tersebut bersifat identik, yaitu terdapat kesamaan
dalam hal penerbit, tingkat bunga kupon, jenis valuta, jatuh tempo,
dan lain nya.
2) Dalam hal Bank melakukan proses saling hapus, maka posisi tersebut
tidak perlu dilaporkan namun Bank wajib melakukan dokumentasi
yang memadai atas seluruh proses saling hapus tersebut.
3) Transaksi forward dapat saling hapus dengan instrumen yang
mendasarinya (underlying instrument). Namun posisi dengan sisa
jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kontrak forward tetap harus
dilaporkan karena Bank masih memiliki eksposur suku bunga sampai
pada saat surat berharga tersebut diserahkan kepada pihak pembeli.
Dalam hal kontrak forward menggunakan berbagai jenis surat berharga
pada saat penyelesaian transaksi, maka saling hapus hanya dapat
dilakukan apabila Bank memiliki posisi long atas surat berharga dan
posisi short forward berdasarkan underlying surat berharga dimaksud.
131
137
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4)
Yang dimaksud dengan hal-hal lainnya sebagaimana dimaksud pada
angka 1) yang digunakan dalam menentukan posisi yang identik dalam
proses saling hapus yaitu:
a) Untuk transaksi swap dan forward rate agreement (FRA) adalah
identik dalam hal referensi suku bunga (untuk posisi bersuku bunga
mengambang, misalnya JIBOR dan LIBOR) dan perbedaan suku
bunga/kupon setinggi-tingginya sebesar 0,15% (15 basis point);
b) Untuk transaksi swap, forward rate agreement (FRA) dan forward
adalah identik dalam hal tanggal penetapan suku bunga
berikutnya, atau bagi instrumen dengan suku bunga tetap atau
transaksi forward adalah sisa jangka waktu jatuh tempo dengan
memenuhi batasan sebagai berikut:
(1) jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu
posisi transaksi derivatif sampai dengan 1 bulan, maka
proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa
jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kedua posisi
tersebut adalah sama;
(2) jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu
posisi transaksi derivatif lebih dari 1 bulan sampai dengan 1
tahun, maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila
sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo dari masingmasing posisi tersebut adalah tidak lebih dari 7 hari;
(3) jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah satu
posisi transaksi derivatif lebih dari 1 tahun, maka proses saling
hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa waktu sampai
dengan jatuh tempo kedua posisi tersebut tidak lebih dari 30
hari.
c) Untuk posisi option, proses saling hapus adalah
sebagaimana diatur dalam Bab.II.6 (Pedoman Umum dan
Perhitungan Risiko Pasar terhadap Transaksi Option).
e. Perlakuan Terhadap Transaksi Repo
1)
2)
3)
Surat berharga yang diserahkan kepada counterparty sebagai collateral dalam
transaksi Repo yang dicatat dalam Trading Book sesuai standar
akuntansi yang berlaku, dicatat sebagai posisi long dalam
perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum.
Perhitungan Risiko Spesifik
Perhitungan Risiko Spesifik ditentukan dari surat berharga ditentukan
dari :
a) kategori penerbit; dan
b) peringkat dan/ atau sisa jatuh tempo
Perhitungan Risiko Umum
Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk
surat berharga berbunga tetap atau sisa jangka waktu sampai
132
138
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga berbunga
mengambang.
f. Perlakuan Terhadap Transaksi Reverse Repo dalam rangka kegiatan
perdagangan (trading)
Apabila surat berharga yang menjadi agunan transaksi reverse repo diperdagangkan
maka Bank harus membukukan transaksi tersebut sebagai posisi short dalam
Trading Book, sehingga terekspos Risiko Pasar.
1) Perhitungan Risiko Spesifik
2)
Perhitungan Risiko Spesifik dari surat berharga ditentukan dari :
a) kategori penerbit; dan
b) peringkat dan/ atau sisa jatuh tempo.
Perhitungan Risiko Umum
Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk
surat berharga dengan suku bunga tetap atau sisa jangka waktu sampai
penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga dengan suku
bunga mengambang.
g. Perlakuan terhadap Transaksi Reksa dana
1)
2)
Perhitungan Risiko Pasar terhadap Reksadana yang tercatat dalam
Trading Book yang meliputi Risiko Spesifik dan Risiko Umum, harus
mencerminkan bobot risiko dari seluruh asset yang terkandung
dalam unit reksa dana.
Perhitungan Risiko Spesifik dapat dilakukan dengan 2 pendekatan,
yaitu berdasarkan:
a) Peringkat reksa dana
Dalam hal reksa dana tersebut memiliki peringkat sebagaimana
yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia, dikenakan bobot risiko
1,6%.
b) Kategori penerbit dan/atau peringkat dari setiap aset dalam reksa
dana
Dalam menghitung Risiko Spesifik berdasarkan pendekatan ini,
Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai
rincian aset-aset reksa dana tersebut berdasarkan penerbit dan/atau
peringkat. Berdasarkan informasi tersebut, Bank dapat melaku kan
langkah-langkah perhitungan untuk mendapatkan nilai yang akan
dikenakan beban modal adalah sebagai berikut:
(1) menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang
terkandung dalam reksa dana.
(2) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (1) dikalikan dengan
nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (2) dicatat sesuai
kategori penerbit surat berharga.
133
139
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3) Dalam hal ke-2 pendekatan sebagaimana dimaksud dalam angka 2)
tidak dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana akan digolongkan
dalam kategori “Lainnya” dan dikenakan beban modal sebesar 8%.
4) Perhitungan Risiko Umum dapat dilakukan dengan 2
pendekatan, yaitu berdasarkan:
a) Sisa jatuh tempo dari setiap aset reksa dana.
Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini, Bank
harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rincian
seluruh aset dari reksa dana tersebut berdasarkan sisa jatuh
tempo. Proses perhitungan untuk mendapatkan nilai yang akan
dikenakan beban modal adalah sebagai berikut:
(1) menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang terkandung
dalam reksa dana.
(2) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (1) dikalikan dengan
nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3) nilai sebagaimana dimaksud pada angka (2) dicatat sesuai
skala waktu.
b) Rata-rata durasi (average duration) dari seluruh aset reksa dana
Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini, Bank
harus memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai rata-rata
durasi dari reksa dana. Penetapan rata-rata durasi aset reksa dana
dilakukan dengan menghitung durasi dari setiap aset reksa dana dan
dikalikan dengan besarnya pangsa/komposisi setiap aset reksa dana
terhadap total aset reksa dana.
5) Apabila Bank menggunakan Metode Jatuh Tempo untuk menghitung
Risiko Umum, sementara untuk reksa dana Bank hanya memiliki
informasi dari Manajer Investasi mengenai rata-rata durasi dari aset
reksa dana, maka Bank dapat menggunakan pendekatan rata-rata durasi
tersebut untuk menghitung Risiko Umum reksa dana.
6) Dalam hal dua pendekatan sebagaimana dimaksud pada angka 5) tidak
dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana tersebut dianggap
memiliki sisa jatuh tempo 10 – 15 tahun dan dikenakan bobot risiko
sebesar 4,5%.
7) Informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih (liquidation value) reksa dana yang
diperoleh dari Manajer Investasi harus merupakan Nilai Aktiva Bersih
yang disesuaikan setiap hari.
8) Seluruh informasi mengenai reksa dana yang diperoleh dari Manajer
Investasi, misalnya rincian aset reksa dana berdasarkan penerbit dan atau
peringkat, sisa jatuh tempo dan rata-rata durasi dapat digunakan
untuk periode 1 bulan.
Contoh:
Pada tanggal 15 Jan uari 200X, Manajer Investasi dapat menyediakan
informasi mengenai sisa jatuh tempo atau rata-rata durasi dari
134
140
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
seluruh aset reksa dana. Informasi tersebut dapat digunakan oleh
Bank untuk periode 1 bulan, khususnya untuk laporan perhitungan
Risiko Pasar pada posisi 31 Januari 200X. Selanjutnya, laporan
perhitungan Risiko Pasar posisi 28 Februari 200X harus menggunakan
informasi yang tersedia maksimal satu bulan sebelumnya.
9) Seluruh informasi yang diperoleh dari Manajer Investasi wajib didokumentasikan
oleh Bank untuk kepentingan jejak audit (audit trail).
h. Perlakuan terhadap Derivatif Kredit (Credit Derivative)
1)
2)
Derivatif Kredit adalah kontrak antara dua pihak yang menggunakan
instrumen derivatif untuk melaku kan li ndung nilai dengan
mengalihkan risiko dari pihak pembeli proteksi (protection buyer)
kepada penjual proteksi (protection seller) atas aset keuangan referensi
(underlying reference asset) dalam bentuk surat berharga, kredit yang
diberikan, atau tagihan lainnya. Kontrak Derivatif Kredit mengatur
bahwa pengalihan risiko didasarkan pada terjadinya credit event atas
kewajiban referensi (reference obligation) yang dimiliki entitas
referensi (reference entity).
Secara umum, Derivatif Kredit meliputi Credit Default Swap (CDS), Total
Rate of Return Swap (TRS), dan Credit Linked Notes (CLN) atau
instrumen serupa lainnya.
Transaksi Derivatif Kredit dapat diklasifikasikan sebagai Trading Book
apabila:
a) dilakukan untuk tujuan lindung nilai (hedge) dari posisi aset
keuangan atau sekumpulan aset keuangan dalam Trading Book;
dan/atau
b) transaksi Derivatif Kredit (misalnya CLN) dilakukan oleh protection
seller untuk tujuan diperdagangkan (trading).
4)
Apabila Bank melakukan lindung nilai terhadap eksposur risiko kredit
dalam Banking Book dengan menggunakan Derivatif Kredit dalam
Trading Book melalui lindung nilai dari pihak internal, maka
eksposur risiko kredit dalam Banking Book tersebut dianggap
tidak dilindung nilai untuk tujuan perhitungan modal, kecuali
jika Bank membeli Derivatif Kredit dari protection seller yang
merupakan pihak eksternal. Jika proteksi kredit dari pihak eksternal
tersebut dibeli dan diakui sebagai lindung nilai atas eksposur risiko
kredit dalam Banking Book untuk tujuan perhitungan modal, maka
Derivatif Kredit untuk lindung nilai baik dari pihak internal maupun
pihak eksternal tidak dibukukan sebagai Trading Book.
5) Pelaporan Derivatif Kredit dilakukan dengan two legs approach, yaitu:
a) sebagai posisi long atau short kepada entitas referensi untuk Risiko
Spesifik dan posisi long atau short atas kewajiban referensi
untuk Risiko Umum; dan
3)
b)
sebagai posisi long atau short untuk Risiko Umum dengan skala
waktu sampai dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap atau
sisa waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya
135
141
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
sesuai skala waktu dalam Tabel ,2 apabila kontrak Derivatif
Kredit mempersyaratkan pembayaran premi atau bunga
secara periodik.
6)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Pasar didasarkan pada jumlah
notional dari kontrak Derivatif Kredit, kecuali CLN yang
menggunakan nilai wajar dari surat berharga tersebut.
7) Perhitungan beban modal dilakukan sebagai berikut:
a) Metode perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah
serupa dengan metode perhitungan yang digunakan pada
instrumen-instrumen keuangan lainnya.
b) Credit Default Swap
(1) Dalam
perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer
melaporkan sebagai posisi short dan protection seller
melaporkan sebagai posisi long kepada entitas referensi.
(2) Dalam perhitungan Risiko Umum atas Credit Default Swap
tanpa pembayaran premi atau bunga secara periodik sesuai
kontrak swap, protection seller maupun protection buyer tidak
perlu menghitung dan mengalokasikan beban modal Risiko
Pasar.
Dalam hal Credit Default Swap mempersyaratkan
pembayaran premi atau bunga secara periodik, protection
seller melaporkan sebagai posisi long dan protection buyer
melaporkan sebagai posisi short dengan skala waktu sampai
dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap atau sisa waktu
sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya
untuk suku bunga mengambang.
c) Total Rate of Return Swap
(1) Dalam
perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer
melaporkan sebagai posisi short dan protection seller
melaporkan sebagai posisi long kepada entitas referensi.
(2) Dalam perhitungan Risiko Umum atas Total Rate of Return
Swap tanpa pembayaran premi atau bunga secara periodik
sesuai kontrak swap, protection seller maupun protection buyer
tidak perlu menghitung dan mengalokasikan beban modal Risiko
Pasar.
Dalam hal Total Rate of Return Swap mempersyaratkan pertukaran
arus kas secara periodik (premi dan/atau bunga), protection
buyer melaporkan sebagai posisi long dengan skala waktu
sampai dengan jatuh tempo untuk suku bunga tetap dan sisa
waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga
berikutnya untuk suku bunga mengambang dan posisi short
atas aset keuangan referensi.
Sementara itu, protection seller melaporkan sebagai posisi
short dengan skala waktu sampai dengan jatuh tempo untuk
suku bunga tetap dan sisa waktu sampai dengan penyesuaian
136
142
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
tingkat bunga berikutnya untuk suku bunga mengambang
dan posisi long atas aset keuangan referensi.
d) Credit Linked Note (CLN)
(1) Dalam perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer
melaporkan sebagai posisi short dan protection seller
melaporkan sebagai posisi long kepada entitas referensi.
Disamping itu, protection seller juga melaporkan posisi long
atas surat berharga yang diterbitkan protection buyer sebesar
nilai wajar dari CLN.
(2) Dalam perhitungan Risiko Umum, protection seller
melaporkan sebagai posisi long dan protection buyer
melaporkan sebagai posisi short atas surat berharga tersebut
sebesar nilai wajar dari CLN.
e) Derivatif Kredit dengan fitur first-to-default
(1) Dalam
perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer
melaporkan sebagai posisi short atas salah satu aset keuangan
referensi dari sekumpu lan aset keuangan referensi (basket of
underlying reference assets) yang menghasilkan perhitungan
beban modal untuk Risiko Spesifik dengan jumlah tertinggi.
(2) Selanjutnya, protection seller melaporkan sebagai posisi long
atas setiap aset keuangan referensi dari sekumpulan
aset keuangan referensi dengan jumlah maksimum beban
modal untuk Risiko Spesifik sebesar nilai notional dari
kontrak Derivatif Kredit.
Untuk Derivatif Kredit dengan fitur first-to-default, beban
modal dibentuk terhadap seluruh aset keuangan referensi yang
terdapat dalam sekumpulan aset keuangan. Hal ini berarti
bobot risiko dikenakan terhadap jumlah maksimum yang
harus dibayarkan dalam kontrak untuk masing-masing aset
keuangan referensi dimaksud.
Dalam hal jumlah perhitungan beban modal atas setiap aset
keuangan referensi lebih rendah dibandingkan dengan
perhitungan beban modal atas nilai notional dari
kontrak Derivatif Kredit, maka posisi yang
dilaporkan adalah posisi setiap aset keuangan referensi atau
posisi kontrak Derivatif Kredit yang menghasilkan
perhitungan beban modal tertinggi.
Contoh:
� Bank menerbitkan CLN sebesar Rp. 10 milyar dengan
3 aset referensi keuangan dalam bentuk surat berharga
yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. CLN yang
diterbitkan
bank
memenuhi
kriteria
kategori
Kualifikasi sehingga dapat dilkenakan bobot risiko 1
137
143
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
.6%. Perhitungan beban modal atas 3 aset keuangan referensi
tersebut adalah sebesar Rp. 0, yaitu Rp. 10 milyar x (3 x
0%) dan perhitungan beban modal atas CLN adalah
sebesar Rp. 0,1 6 milyar, yaitu Rp, 10 milyar x 1 .6%.
Dengan demikian, perhitungan beban modal yang
digunakan adalah sebesar Rp. 0,1 6 milyar.
� Bank menerbitkan CLN sebesar Rp. 10 milyar dengan
3 aset keuangan referensi dalam bentuk
tanpa peringkat yang diterbitkan oleh
komersial. Perhitungan beban modal atas 3
referensi tersebut adalah sebesar Rp.2,4
[(Rp. 10 milyar x (3 x 100%)) x 8%].
surat berharga
3 perusahaan
aset keuangan
milyar, yaitu
� Bank menerbitkan CLN sebesar Rp. 10 milyar dengan 1
3 aset keuangan referensi dalam bentuk surat berharga
tanpa peringkat yang diterbitkan oleh 13 perusahaan
komersial. Perhitungan beban modal atas 13 aset keuangan
referensi tersebut adalah maksimum sebesar beban modal
atas nilai notional dari CLN yaitu Rp. 10 milyar dan bukan
Rp. 10,4 milyar [(Rp. 10 milyar x (13 x 100%)) x 8%].
(3) Perhitungan Risiko Umum tidak berbeda dengan
Derivatif Kredit lainnya.
f) Derivatif Kredit dengan beberapa aset keuangan referensi
(1)
Dalam perhitungan Risiko Spesifik, protection buyer
melaporkan sebagai posisi short dan protection seller
melaporkan sebagai posisi long kepada seluruh entitas referensi
secara proporsional.
(2) Dalam hal instrumen CLN memenuhi kategori
Kualifikasi sebagaimana dimaksud dalam Tabel 1, protection
buyer melaporkan sebagai posisi short dan protection seller
melaporkan sebagai posisi long atas surat berharga (CLN)
tersebut.
g) Protection buyer dapat menggunakan instrumen Derivatif Kredit
untuk melakukan saling hapus dengan aset keuangan referensi dalam
perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik sepanjang
memenuhi persyaratan berikut:
(1) Dalam hal nilai aset keuangan referensi dan instrumen Derivatif
Kredit selalu bergerak berlawanan arah dalam jumlah yang
relatif sama besar yang dapat terjadi jika:
(a) aset keuangan referensi identik dengan kewajiban
referensi; atau
(b) posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai
dengan oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit
(atau sebaliknya), dan terdapat kecocokan (match)
antara aset keuangan referensi dan kewajiban referensi
138
144
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
(kecuali dalam hal jangka waktu dimana jatuh tempo
kontrak Derivatif Kredit dapat lebih pendek dari aset
keuangan referensi),
maka Bank dapat melakukan saling hapus antara posisi aset
keuangan referensi dan posisi instrumen Derivatif Kredit
sehingga tidak perlu menghitung beban modal untuk Risiko
Spesifik.
(2) Dalam hal nilai dari aset keuangan referensi dan
instrumen Derivatif Kredit selalu bergerak berlawanan arah
dalam jumlah yang relatif tidak sama besar dengan kondisi
dimana:
(a) Posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai
oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau
sebaliknya), dan terdapat kecocokan (match) antara aset
keuangan referensi dan kewajiban referensi dalam hal
syarat dan kondisi, jatuh tempo, serta jenis mata
uang;
(b) Definisi credit event dan mekanisme penyelesaian
transaksi, serta aspek-aspek penting lainnya dalam kontrak
Derivatif Kredit tidak menyebabkan pergerakan harga
instrumen Derivatif Kredit berbeda secara signifikan
dari pergerakan harga aset keuangan referensi; dan
(c) Kontrak Derivatif Kredit dapat mengalihkan risiko secara
efektif dimana tidak terdapat persyaratan dalam kontrak
yang dapat membatasi realisasi pembayaran proteksi,
maka Bank dapat melakukan saling hapus antara pos aset
keuangan referensi dan pos instrumen Derivatif Kredit sebesar
80% dalam perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik.
Saling hapus diterapkan dengan memperhitungkan beban
modal untuk Risiko Spesifik hanya sebesar 20% untuk satu
posisi, yaitu posisi aset keuangan referensi atau posisi
instrumen Derivatif Kredit yang menghasilkan perhitungan
beban modal untuk Risiko Spesifik terbesar, sementara beban
modal untuk posisi lain nya tidak akan diperhitungkan.
(3) Dalam hal nilai dari aset keuangan referensi dan
instrumen Derivatif Kredit umumnya bergerak berlawanan
arah yang dapat terjadi jika:
(a) posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai
oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau
sebaliknya), dimana terdapat ketidaksesuaian (mismatch)
antara aset keuangan referensi dan kewajiban referensi
namun memenu hi persyaratan:
i.
kewajiban referensi bersifat sederajat (pari passu)
dengan atau bersifat yunior terhadap aset
keuangan referensi; dan
139
145
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
ii.
entitas referensi sama dengan obligor dari aset
keuangan referensi dan terdapat klausula dalam
kontrak Derivatif Kredit mengenai cross reference
yaitu cross default atau cross acceleration sesuai
ISDA Credit Derivatives Definitions yang berlaku.
(b) aset keuangan referensi identik dengan kewajiban
referensi, atau posisi long dari aset keuangan referensi
di lindung nilai oleh posisi short dari kontrak Derivatif
Kredit (atau sebaliknya) namun terdapat ketidaksesu aian
(mismatch) antara aset keuangan referensi dan
proteksi kredit dalam instrumen Derivatif Kredit dalam
hal jenis mata uang; atau
(c) posisi long dari aset keuangan referensi di lindung nilai
oleh posisi short dari kontrak Derivatif Kredit (atau
sebaliknya) dimana terdapat ketidaksesuaian (mismatch),
yaitu aset keuangan referensi serupa tapi tidak identik
dengan kewajiban referensi, namun aset keuangan referensi
termasuk salah satu kewajiban referensi dalam kontrak
Derivatif Kredit yang akan diserahkan kepada protection
seller dalam hal penyelesaian dilakukan secara fisik
(physical settlement),
maka Bank dapat melakukan saling hapus antara posisi aset
keuangan referensi dan posisi instrumen Derivatif Kredit
sebesar 50% dalam perhitungan beban modal untuk Risiko
Spesifik. Saling hapus diterapkan dengan memperhitungkan
beban modal untuk Risiko Spesifik hanya sebesar 50% untuk
satu posisi, yaitu posisi aset keuangan referensi atau instrumen
Derivatif Kredit yang menghasilkan perhitungan beban modal
untuk Risiko Spesifik terbesar, sementara beban modal untuk
posisi lainnya tidak akan diperhitungkan.
(4) Apabila kondisi sebagaimana pada angka (1), (2), dan (3)
tidak terpenuhi, maka Bank wajib menghitung dan mengalokasikan
beban modal untuk Risiko Spesifik atas posisi aset keuangan
referensi dan posisi instrumen Derivatif Kredit.
h) Protection buyer dapat menggunakan instrumen Derivatif Kredit
i)
dengan fitur first-to-default untuk melakukan saling hapus
dengan salah satu aset keuangan referensi dari sekumpulan aset
keuangan referensi, yaitu dengan aset keuangan referensi yang
menghasilkan perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik
terendah.
Dalam hal Bank melakukan proses saling hapus, maka Bank
wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh
proses saling hapus.
140
146
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3. Perhitungan Risiko Nilai Tukar
a. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap posisi valuta asing dalam
Trading Book dan Banking Book yang terekspos Risiko Nilai Tukar termasuk emas
dengan mengacu pada perhitungan Posisi Devisa Neto sebagaimana diatur dalam
ketentuan Bank Indonesia yang berlaku mengenai posisi devisa neto. Posisi
terhadap emas diperhitungkan sama dengan valuta asing dengan pertimbangan
bahwa pergerakan harga emas hampir sama dengan pergerakan nilai tukar valuta
asing dan Bank memperlakukan transaksi emas sama dengan transaksi valuta
asing.
b. Posisi suatu instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing selain terkena
Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan Bank terkena Risiko Suku Bunga (misalnya
untuk cross-currency swaps). Dalam kasus tersebut maka eksposur Risiko Suku
Bunga juga harus diperhitungkan sebagaimana dijelaskan dalam Bab.II.2
(Perhitungan Risiko Suku Bunga).
c. Perhitungan beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta asing
dibebankan sebesar 8% terhadap Posisi Devisa Neto secara keseluruhan pada akhir
hari.
d. Dalam perhitungan Risiko Nilai Tukar, Bank dapat mengecualikan Posisi
Struktural dari perhitungan Posisi Devisa Neto sepanjang memenuhi seluruh
persyaratan sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
mengenai posisi devisa neto.
1) Bila Bank memilih untuk mengecualikan Posisi Struktural tersebut maka
pengecualian tersebut harus dilakukan secara konsisten dan memperoleh
persetujuan dari Bank Indonesia.
2) Dalam rangka memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, Bank
wajib menyampaikan dokumen pendukung yang terkait dengan status dari
Posisi Struktural dan bukti pembukuan transaksi.
Contoh:
Posisi Struktural berupa aktiva tetap di luar negeri perlu didukung
antara lain dengan dokumen yang berupa bukti kepemilikan, bukti
pembayaran dan dokumen pembukuan.
3) Bank Indonesia dapat meminta tambahan dokumen kepada Bank untuk
memastikan kelayakan dari suatu Posisi Struktural yang akan dikecualikan
dari perhitungan Posisi Devisa Neto.
4. Perhitungan Risiko Ekuitas
a. Perhitungan Risiko Ekuitas bagi Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak
dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalam Trading Book yang terekspos
Risiko Ekuitas, yang meliputi:
1)
Saham biasa (common stocks) dengan atau tanpa hak suara (voting rights),
surat berharga yang dapat dikonversi menjadi saham (convertible securities),
atau instrumen keuangan lainnya yang memiliki karakteristik seperti saham,
141
147
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
namun tidak termasuk penyertaan saham di Perusahaan Anak dan
penyertaan saham sementara dalam rangka penyelamatan kredit yang
diperlakukan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan modal Bank,
serta saham preferen yang tidak dapat di konversi (non-convertible
preference shares); dan
2)
Kontrak derivatif berbasis ekuitas yang merupakan kontrak future, forward,
swap, option, atau kontrak derivatif lainnya yang serupa dimana nilai
kontrak tersebut dipengaruhi oleh saham atau indeks saham yang
mendasari (underlying).
b. Dalam perhitungan Risiko Ekuitas, posisi kontrak derivatif berbasis ekuitas harus
dikonversi ke dalam posisi nosional komoditas (notional equity positions) yang
men dasari derivatif tersebut.
1)
Kontrak futures dan forward yang terkait dengan saham individual
dilaporkan berdasarkan nilai wajar dari saham tersebut;
2)
Kontrak futures yang terkait dengan indeks saham dilaporkan berdasarkan
nilai wajar dari portofolio saham yang mendasari kontrak futures tersebut;
Kontrak swap saham diperlakukan berdasarkan two leg approach, yaitu
sebagai 2 posisi nosional. Misalnya, swap saham dilaporkan sebagai posisi
long atas jumlah yang diterima Bank berdasarkan perubahan nilai dari suatu
saham atau indeks tertentu dan posisi short atas jumlah yang dibayar Bank
berdasarkan perubahan nilai dari saham atau indeks lain.
c. Dalam perhitungan Risiko Ekuitas, Bank dapat melakukan proses saling hapus
antara posisi long dan short apabila posisi tersebut identik sehingga
menghasilkan posisi ekuitas neto long atau short. Yang dimaksud dengan posisi
yang identik yaitu apabila terdapat kesamaan emiten dan pasar keuangan.
Contoh:
3)
Perusahaan Anak membeli saham PT. X di Bursa Efek Jakarta dan menjual kontrak
berjangka (forward) saham PT. X di Bursa Efek Jakarta. Posisi yang timbul dari ke 2
transaksi tersebut dapat saling hapus karena memenuhi syarat identik.
Dalam hal terdapat posisi long dan short yang identik sehingga dilakukan proses
saling hapus, maka posisi tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Bank Indonesia,
tetapi Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh proses
saling hapus.
d. Perhitungan beban modal untuk Risiko Ekuitas dalam Trading Book meliputi:
1) Risiko Spesifik dari posisi ekuitas bruto yang merupakan penjumlahan nilai
absolut dari posisi long dan short dari setiap instrumen keuangan yang
terekspos Risiko Ekuitas yang diterbitkan oleh setiap emiten di setiap pasar
keuangan (market by market basis).
Dalam hal instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas
diperdagangkan di lebih dari satu pasar keuangan, maka instrumen
keuangan tersebut diperlakukan sebagai posisi di pasar keuangan di mana
instrumen keuangan dimaksud diperdagangkan secara utama (primary
listing).
2) Risiko Umum dari posisi ekuitas neto secara keseluruhan yang merupakan nilai
142
148
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
absolut dari selisih antara jumlah posisi long dan jumlah posisi short dari setiap
instrumen keuangan yang terekspos Risiko Ekuitas di setiap pasar keuangan.
e. Perhitungan Risiko Spesifik
1)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dirancang untuk melindungi
Bank dari risiko kerugian akibat perubahan harga dari setiap instrumen
keuangan yang yang terekspos Risiko Ekuitas akibat faktor-faktor yang
berkaitan dengan emiten. Risiko yang terkait dengan pihak lawan dalam transaksi
tersebut diperhitungkan tersendiri dalam perhitungan risiko pihak lawan
(counterparty credit risk).
2)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik adalah sebesar 8% (delapan
persen) dari posisi ekuitas bruto.
f. Perhitungan Risiko Umum
1)
Perhitungan beban untuk Risiko Umum dimaksudkan untuk melindungi Bank
dari risiko kerugian akibat perubahan faktor pasar.
2)
Perhitungan beban modal untuk Risiko Umum adalah sebesar 8% (delapan
persen) dari posisi ekuitas neto secara keseluruhan.
Contoh:
Perusahaan
A
B
C
D
E
Jumlah
Saham
10.000
2.000
15.000
5.000
10.000
20.000
Posisi
Long
Short
Short
Short
Short
Long
Harga pasar/ Harga pasar
saham
Rp. 100
Rp. 1.000.000
Rp. 100
Rp.
200.000
Rp. 200
Rp. 3.000.000
Rp. 400
Rp. 2.000.000
Rp. 100
Rp. 1.000.000
Rp. 200
Rp. 4.000.000
Saling hapus antara posisi long dan posisi short pada Perusahaan A, yaitu (1 0.000 x
Rp.100) – (2.000 x Rp.100) = Rp. 800.000 (Long)
Jumlah posisi long = Rp. 800.000 + Rp. 4.000.000 = Rp. 4.800.000
Jumlah posisi short = Rp. 3.000.000 + Rp. 2.000.000 + Rp. 1.000.000 =
Rp. 6.000.000
Risiko Spesifik = (Rp. 4.800.000 + Rp. 6.000.000) x 8% = Rp.
864.000 Risiko Umum = (Rp. 4.800.000 – Rp. 6.000.000) x 8% = Rp.
96.000 Risiko Ekuitas = Rp. 864.000 + Rp. 96.000 = Rp.960.000
Dari perhitungan tersebut, maka beban modal untuk Risiko Ekuitas adalah
sebesar Rp960.000,00 (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah).
g. Dalam hal kontrak forward, future, atau option tidak hanya berbasis saham, namun
juga suku bunga atau nilai tukar, maka Bank juga wajib menghitung beban
143
149
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
modal untuk Risiko Suku Bunga atau Risiko Nilai Tukar.
5. Perhitungan Risiko Komoditas
a. Perhitungan Risiko Komoditas bagi Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan
Anak dilakukan terhadap posisi instrumen keuangan dalamTrading Book dan
Banking Book yang terekspos Risiko Komoditas yang antara lain meliputi kontrak
derivatif berbasis komoditas yang merupakan kontrak future, option, atau kontrak
derivatif lainnya yang serupa dimana nilai kontrak tersebut dipengaruhi oleh
komoditas atau indeks komoditas yang mendasari (underlying). Yang termasuk sebagai
komoditas antara lain produk fisik yang dapat diperdagangkan seperti produk
agrikultur, mineral (termasuk minyak), dan logam berharga (precious metal),
namun tidak termasuk emas.
b. Risiko Komoditas yang harus diperhitungkan mencakup:
1)
Directional risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan harga spot atas posisi
komoditas terbuka neto (net open positions), khususnya untuk posisi komoditas
dari transaksi perdagangan spot atau perdagangan fisik.
2)
3)
Basis risk, yaitu risiko yang timbul dari pergerakan harga yang tidak
berkorelasi sempurna antara komoditas yang serupa namun tidak identik,
yang antara lain dapat disebabkan oleh kualitas komoditas.
Forward gap risk dan interest rate risk, yaitu risiko yang timbul dari perubahan
harga forward yang disebabkan oleh perbedaan j angka waktu (maturity
mismatches);
c. Dalam perhitungan Risiko Komoditas, baik untuk posisi komoditas maupun
kontrak derivatif berbasis komoditas, Bank wajib:
1)
mengkonversi posisi bruto (yaitu penjumlahan posisi long dan short) untuk
setiap komoditas (yang diukur dalam barrel, kilogram, atau unit pengukuran
lainnya yang digunakan untuk komoditas) ke dalam satuan mata uang
berdasarkan harga pasar terkini dari setiap komoditas tersebut;
2) mengkonversi posisi kontrak derivatif berbasis komoditas ke dalam posisi
nosional komoditas (notional comodity positions) yang mendasari derivatif
tersebut berdasarkan harga pasar terkini dari setiap komoditas tersebut dan
sesuai jatuh tempo kontrak derivatif, khususnya apabila Bank menggunakan
Metode Jatuh Tempo (Maturity Ladder Approach).
a) Kontrak futures dan forward yang terkait dengan komoditas individual
dilaporkan sebesar jumlah nosional dalam unit pengukuran (misalnya
barrel atau kilogram) dikalikan dengan harga spot dari komoditas, dan
berdasarkan jatuh tempo kontrak derivatif;
b) Kontrak swap komoditas diperlakukan berdasarkan two leg approach, yaitu
sebagai 2 posisi nosional dimana satu leg merupakan harga tetap dan
leg lainnya merupakan harga pasar terkini. Setiap posisi dilaporkan
sebesar jumlah nosional dan dipetakan pada jenjang maturitas yang
sesuai. Bank melaporkan posisi long jika melakukan pembayaran secara
tetap dan menerima pembayaran secara tidak tetap (floating), dan posisi
144
150
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
short jika menerima pembayaran secara fixed dan melakukan pembayaran
secara tidak tetap (floating).
d. Dalam perhitungan Risiko Komoditas, Bank dapat melakukan proses saling hapus
antara posisi long dan short apabila bersifat identik, yaitu :
1) Komoditas yang men dasari sama; atau
2) Komoditas yang mendasari berbeda namun masuk dalam kelompok yang
sama
e.
Metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk perhitungan Risiko Komoditas
adalah dengan menggunakan Metode Sederhana (Simplified Approach) atau Metode
Jatuh Tempo (Maturity Ladder Approach). Bank dapat menentukan pilihan terhadap 2
(dua) metode tersebut sepanjang dilakukan secara akurat dan konsisten.
f. Metode Sederhana (Simplified Approach)
Beban modal untuk Risiko Komoditas adalah sebesar penjumlahan dari
perhitungan berikut:
1) 15% dari posisi neto, baik long atau short, dari setiap posisi komoditas
untuk mengantisi pasi directional risk; dan
2) 3% dari posisi bruto (penjumlahan dari nilai absolut posisi long dan short) dari
setiap posisi komoditas untuk mengantisipasi basis risk, forward gap risk dan
interest rate risk.
g. Metode Jatuh Tempo (Maturity Ladder Approach)
1) Posisi dalam setiap jenis komoditas harus dilaporkan berdasarkan
skala waktu dalam jenjang maturitas (maturity ladder) yang terpisah sesuai
Tabel 5 berikut.
Tabel 5
Skala Waktu dan Spread Rate
Skala Waktu
<1
> 1–
> 3–
> 6–
bulan
3 bulan
6 bulan
12 bulan
> 1– 2 tahun
> 2– 3 tahun
>3 tahun
Spread Rate
1,5%
1,5%
1,5%
1,5%
1,5%
1,5%
1,5%
Posisi spot komoditas harus dipetakan dalam skala waktu < 1 < bulan.
Posisi kontrak derivatif berbasis komoditas dipetakan berdasarkan
jatuh tempo kontrak derivatif.
145
151
Lampiran 12
2)
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Beban modal untuk Risiko Komoditas adalah sebesar penjumlahan
dari perhitungan berikut:
a) 1,5 % (spread rate) dari jumlah posisi long dan posisi short yang matched
dalam setiap skala waktu;
b) 0,6% dari posisi residu (unmatched position) yang berasal dari setiap
skala waktu yang dikalikan dengan jumlah skala antara skala waktu
sebelumnya dengan skala waktu berikutnya; dan
c) 15% dari posisi residu yang tersisa (remaining unmatched position).
Contoh:
Perusahaan Anak menyepakati kontrak futures beli dan jual
komoditas gula dengan jatuh tempo dan harga sebagai berikut:
Kontrak futures
Jatuh tempo
Beli
Jual
Beli
Jual
4 bulan
5 bulan
2,5 tahun
7 tahun
Skala waktu
< 1 bulan
> 1 – 3 bulan
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
> 1 – 2 tahun
> 2 – 3 tahun
Posisi
(Rp 000)
Long 800
Short 1.000
Harga
(dalam Rp. 000)
800
1.000
600
600
Perhitungan Beban Modal
[800 (Long) + 800 (Short)
(posisi matched)] x 1,5%
200 (Short) (posisi residu yang
tersisa) yang diperhitungkan ke
3 skala waktu berikutnya
yaitu skala waktu > 2- 3
tahun
200 X 3 x 0.6%
Long 600
[200 (Long) + 200 (Short)
(posisi matched)] x 1,5%
400 (Long) (posisi residu yang
tersisa) yang diperhitungkan ke
1 skala waktu berikutnya
yaitu skala waktu > 3 tahun
> 3 tahun
Short 600
400 X 1 x 0.6%
[400 (Long) + 400 (Short)
(posisi matched) x 1,5%
200 (posisi residu yang tersisa)
x15%
Total Beban Modal
24
3.6
6
2.4
12
30
78
146
152
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3) Dalam hal kontrak forward, future, atau option tidak hanya berbasis
komoditas, namun juga suku bunga atau nilai tukar, maka Bank juga wajib
menghitung beban modal untuk Risiko Suku Bunga atau Risiko Nilai Tukar.
6. Pedoman Umum dan Perhitungan Risiko Pasar terhadap Transaksi Option
a. Ketentuan Umum
1) Bank yang melakukan transaksi option dengan tujuan trading atau
lindung nilai atas suatu instrumen tertentu yang berada dalam
Trading Book (misalnya surat berharga yang masuk dalam Trading
Book) wajib melaporkan posisi option beserta instrumen keuangan
yang mendasari dan melakukan perhitungan beban modal untuk Risiko
Pasar atas posisi option tersebut.
2) Perhitungan beban modal untuk Risiko Pasar terhadap transaksi option
dilakukan dengan pendekatan sebagai berikut:
a) Metode Sederhana (Simplified Approach); atau
b) Pendekatan Intermediate (Intermediate Approach).
b. Metode Sederhana (Simplified Approach)
1) Metode Sederhana pada dasarnya digunakan hanya oleh Bank yang
melakukan transaksi pembelian option.
2) D alam Me tode S ede rh an a, h as il perhitu n gan be ban modal untuk
risiko option akan ditambahkan dengan perhitungan beban modal
untuk kategori risiko yang sama dengan instrumen yang mendasari,
misalnya Risiko Suku Bunga, Risiko Ekuitas, Risiko Nilai tukar, atau
Risiko Komoditas.
3) Perhitungan beban modal berdasarkan Metode Sede rhana adalah
sebagai berikut:
147
153
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4) Bobot beban modal untuk risiko option adalah sebagai berikut:
148
154
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Contoh:
PT A (Perusahaan Anak dari Bank) memiliki 100 lembar saham PT X dalam rangka
kegiatan trading. Nilai pasar dari 1 lembar saham tersebut adalah Rp. 1 .000.000,00. Selain
itu, PT A juga memiliki opsi jual (put option) saham tersebut dengan strike price sebesar Rp.
1.100.000,00.
Perhitungan beban modal untuk posisi tersebut adalah sebagai berikut:
Rp. 16.000.000,001) – Rp. 10.000.000,002) = Rp.6.000.000,00
1) Rp 1 6.000.000,00 merupakan perkalian antara Nilai saham (100 lembar saham x Rp.
1.000.000,00 = Rp.1 00.000.000,00) dengan bobot beban modal untuk Risiko Ekuitas
(8% untuk Risiko Spesifik + 8% untuk Risiko Umum = 1 6%)
2) Rp. 10.000.000,00 merupakan selisih nilai option pada posisi in the money [(Rp.
1.100.000,00 – Rp. 1.000.000,00) x 100 lembar saham]
Metodologi perhitungan yang serupa juga berlaku untuk option dengan instrumen
keuangan yang terekspos Risiko Nilai Tukar, Risiko Suku Bunga, atau Risiko
Komoditas.
5)
Untuk transaksi option valuta asing, instrumen yang mendasari adalah aset
yang akan diterima apabila option dieksekusi. Dalam hal nilai wajar
dari suatu instrumen yang mendasari adalah nol (misalnya caps and floors,
swaptions), maka Bank harus menggunakan nilai notional dalam
perhitungan Risiko Pasar.
c. Pendekatan Intermediate (Intermediate Approach)
1) Umum
a) Bank yang melakukan transaksi penjualan option wajib menerapkan
Pendekatan Intermediate (Intermediate Approach) yang terdiri dari
149
155
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Pendekatan Delta-Plus (Delta Plus Approach) dan Pendekatan Analisis
Skenario (Scenario Analysis Approach).
b) Perhitungan beban modal untuk risiko option dengan Pendekatan
Intermediate meliputi perhitungan beban modal untuk Risiko Spesifik dan
Risiko Umum.
c) Beban modal untuk Risiko Spesifik dihitung dengan mengalikan
nilai delta ekuivalen dari setiap posisi option dengan bobot risiko yang
ditetapkan sesuai dengan kategori risiko dari instrumen yang mendasari
option. Perhitungan beban modal untuk Risiko Umum .
2) Pendekatan Delta-Plus (Delta-Plus Approach)
a) Bank yang melakukan transaksi penjualan option wajib paling kurang
menggunakan Pendekatan Delta-Plus dalam menilai posisi option.
Pendekatan ini menggunakan nilai delta ekuivalen dan parameter
sensitivitas atau “Greek letters” yang terkait dengan option untuk mengukur
Risiko Pasar. Nilai delta ekuivalen harus dilaporkan sebesar nilai wajar dari
instrumen yang mendasari dikalikan dengan nilai delta.
b) Bila nilai delta tidak tersedia di pasar, Bank dapat memperhitungkan nilai delta
dengan menggunakan option pricing model seperti standard Cox, Ross, Rubinstein
atau a Black and Scholes type algorithm atau model lain yang dapat
dibandingkan dan setara dengan algoritma.
c) Posisi option yang diperhitungkan dengan menggunakan nilai delta option
adalah seluruh posisi option Bank, yaitu posisi option yang diterbitkan Bank
(Bank sebagai writer) dan posisi option yang dibeli Bank (Bank sebagai
holder).
d) Seluruh atau sebagian posisi option sebagaimana dimaksud pada huruf c) dapat
saling hapus dengan posisi option lainnya sepanjang memenuhi persyaratan
berikut:
(1) memiliki underlying yang sama, yaitu mata uang yang sama;
(2) bersifat simetris dengan posisi option yang akan dilindung nilai.
Contoh posisi yang bersifat simetris adalah apabila Bank menerbitkan call
option (Bank sebagai writer) maka posisi simetris adalah posisi :
(a) pembelian call option (Bank sebagai holder); atau
(b) penjualan put option (Bank sebagai writer). Contoh:
Bank melakukan transaksi penjualan call option USD 50.000
dengan strike price Rp. 8.800,- yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X
(Bank sebagai writer). Sementara itu, Bank juga melakukan transaksi
penjualan
put option USD 40.000 dengan strike price Rp. 8.750,- yang akan jatuh
tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai writer) dan transaksi pembelian call
option USD 20.000 dengan strike price Rp. 8.850,- yang akan jatuh tempo
pada 31 Juli 200X (Bank sebagai holder). Berdasarkan perhitungan nilai
delta, diasumsikan bahwa ketiga transaksi option tersebut masing-masi ng
memiliki nilai delta 0,5 , 0,6 dan 0,8. Dengan demikian, perhitungan risiko
option adalah sebagai berikut :
150
156
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
0,5 x USD 50.000 = USD 25.000 (short)
0,6 x USD 40.000 = USD 24.000 (long)
0,8 x USD 20.000 = USD 16.000 (long)
USD 15.000 (long)
e)
f)
g)
Posisi long atau short yang timbul dari beberapa transaksi option (penjualan
call dan put option maupun pembelian call dan put option) dapat saling
hapus sepanjang bersifat identik, yaitu memiliki kesamaan dalam hal
instrumen yang mendasari (underlying instrument), tanggal pelaksanaan
(exercise date), harga yang disepakati (strike price), jenis option, serta jenis
mata uang.
Contoh:
Bank melakukan transaksi penjualan put option atas suku bunga JIBOR 3
bulan yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X. Sementara itu, Bank juga
melakukan transaksi pembelian put option atas suku bunga JIBOR 3 bulan
yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 200X. Mengingat kedua transaksi
yang menimbulkan posisi long dan short tersebut bersifat identik, maka
dapat dipastikan memiliki nilai delta yang sama sehingga dapat dilakukan
saling hapus.
Beban modal untuk Risiko Umum dihitung berdasarkan nilai delta
ekuivalen dari setiap option. Namun, karena nilai delta tidak cukup untuk
mencakup seluruh risiko yang terkait dengan posisi option, Bank juga wajib
mengukur sensitivitas gamma (mengukur tingkat perubahan delta) dan vega
(mengukur sensitivitas harga option terhadap perubahan volatilitas dari
instrumen yang mendasari option).
Bank yang men ggunakan Pendekatan Delta-Plus diwajibkan
menghitung risiko delta, risiko gamma, dan risiko vega untuk setiap
posisi option (termasuk posisi lindung nilai). Pengukuran beban modal
tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Perhitungan risiko delta
(a) Beban modal untuk risiko delta dihitung berdasarkan nilai delta
ekuivalen dengan surat berharga atau suku bunga sebagai
instrumen yang mendasari sesuai skala waktu suku bunga, yaitu
menggunakan pendekatan two-legged dengan cara yang sama
dengan pelaporan transaksi derivatif lainnya, yaitu posisi pada saat
kontrak berlaku dan posisi pada saat instrumen yang mendasari
jatuh tempo.
Contoh:


Pada bulan April, Bank membeli call option berjangka 2 bulan
dengan underlying suku bunga 3 bulan. Pada akhir April,
Bank melaporkan posisi long dan short masingmasing dengan
jangka waktu 5 dan 2 bulan sesuai nilai delta ekuivalen.
Pada bulan April, Bank membeli call option atas surat
berharga yang akan diserahkan dalam jangka waktu 5 bulan.
Pada akhir April, Bank melaporkan posisi long dengan jangka
151
157
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012

waktu sesuai surat berharga dan posisi short dengan jangka
waktu 5 bulan sesuai nilai delta ekuivalen.
Pada bulan April, Bank menjual call option berjangka 2 bulan
dengan underlying suku bunga 3 bulan. Pada akhir April bank
melaporkan posisi long dan short masingmasing dengan
jangka waktu 2 dan 5 bulan sesuai nilai delta ekuivalen.
(b) Beban modal untuk option atas posisi nilai tukar d an e m as
din i l ai be r d as ar k a n n il ai de lta ekuivalen yang mengacu
pada perhitungan
Risiko Nilai Tukar.
(c) Beban modal untuk option saham dinilai berdasarkan nilai delta
ekuivalen yang mengacu pada perhitungan Risiko Ekuitas. Untuk
tujuan perhitungan tersebut, pasar keuangan di setiap negara
akan diperlakukan sebagai underlying yang berbeda.
(d) Beban modal untuk option komoditas dinilai berdasarkan nilai
delta ekuivalen yang mengacu pada perhitungan Risiko
Komoditas.
(2) Perhitungan risiko gamma
(a) Perhitungan risiko gamma untuk setiap posisi option adalah sebagai
berikut:
Gamma impact = 1/2 x Gamma x VU²
VU = perubahan/variasi dari instrumen yang mendasari option
(b) VU dihitung sebagai berikut:
i. Untuk option suku bunga, apabila instrument yang mendasari adalah
surat berharga, maka nilai wajar dari instrumen tersebut dikalikan
dengan bobot risiko sesuai Tabel .2
ii. Untuk option valuta asing, nilai wajar dari instrumen yang mendasari
dikalikan 8%;
iii. Untuk option saham dan indeks saham, nilai wajar dari instrumen yang
mendasari dikalikan 8%;
iv. Untuk option komoditas, nilai wajar dari instrumen yang mendasari
dikalikan 15%.
(c) Untuk tujuan perhitungan tersebut, posisi-posisi berikut harus diperlakukan
sebagai option yang memiliki underlying yang sama:
i. Untuk suku bunga: setiap skala waktu.
ii. Untuk valuta asing: setiap jenis valuta asing;
iii. Untuk saham dan indeks saham: setiap pasar keuangan;
iv. Untuk komoditas: setiap jenis komoditas
(d) Setiap option dengan underlying kategori risiko yang sama akan menghasilkan
perhitungan risiko gamma yang bernilai positif atau negatif. Hasil perhitungan
152
158
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
risiko gamma dalam setiap kategori risiko tersebut dijumlahkan
sehingga menghasilkan angka risiko gamma neto untuk setiap kategori
risiko baik bernilai positif atau negatif. Selanjutnya, hanya angka risiko
gamma neto yang bernilai negatif dari setiap kategori risiko yang
dikenakan perhitungan beban modal.
(e) Total beban modal untuk risiko gamma merupakan penjumlahan
atas nilai absolut dari angka risiko gamma neto yang bernilai negatif.
(3) Perhitungan risiko vega
(a) Risiko vega merupakan risiko pergeseran volatilitas dari underlying
secara proporsional sebesar ± 25%. Dalam perhitungan risiko vega, Bank
wajib menghitung beban modal dengan mengalikan jumlah vega dari
seluruh option dengan underlying yang sama dengan pergeseran secara
proporsional dari asumsi sebesar ± 25%. Setiap option dengan underlying
yang sama akan menghasilkan perhitungan vega yang bernilai positif atau
negatif. Angka vega tersebut dijumlahkan sehingga menghasilkan angka
neto vega untuk setiap underlying baik bernilai positif atau negatif.
(b) Total beban modal untuk risiko vega merupakan penjumlahan atas nilai absolut
dari angka neto vega yang diperoleh dari perhitungan untuk setiap
option.
Contoh:
Volatilitas dari underlying sebesar 20% sedangkan hasil
perhitungan vega sebesar 1,68. Dengan pergeseran proporsional sebesar
25%, maka perhitungan beban modal untuk risiko vega adalah sebagai
berikut:
51) x 1,68 = 8,4
1)
Terdapat peningkatan volatilitas sebesar 5% yaitu dari 20% ke 25%
3) Pendekatan Analisis Skenario (Scenario Analysis Approach)
a) Bank dengan aktivitas transaksi option eksotis yang tinggi, atau memiliki
strategi perdagangan option yang kompleks atau Bank yang telah
menggunakan Model Internal namun belum dapat menggunakan model
tersebut untuk mengukur risiko option wajib menggunakan metode
pengukuran dan pemantauan risiko option yang lebih komprehensif. Bank
wajib mengukur beban modal untuk risiko option serta posisi lindung nilai yang
terkait dengan menggunakan Pendekatan Analisis Skenario berdasarkan Matriks
Skenario (Scenario Matrix Analysis). Dalam hal ini, Bank wajib menerapkan
manajemen Risiko Pasar yang memadai dan skenario telah melalui proses
validasi oleh pihak intern yang independen.
b) Pendekatan Analisis Skenario menggunakan teknik simulasi untuk
mengukur perubahan nilai portofolio option karena perubahan tingkat dan
volatilitas instrumen keuangan yang mendasari. Dengan pendekatan ini,
beban modal untuk Risiko Umum ditetapkan berdasarkan skenario
“grid” (yaitu kombinasi dari perubahan faktor risiko yang mendasari option
dan volatilitas dari faktor risiko tersebut) yang mengakibatkan kerugian
terbesar. Bank harus menginformasikan kepada Bank Indonesia mengenai
153
159
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
latar belakang penetapan metode pengukuran volatilitas.
c) Pengukuran
berdasarkan:
volatilitas
dapat
dilakukan
dengan
2
metode,
yaitu
(1) estimasi dari data historis sekurang-kurangnya 1 tahun (250 hari
kerja). Estimasi dapat dilakukan menggunakan skim pembobotan
(weighting scheme) seperti equal weight atau exponential weight.
(2) implied volatility dari model penetapan harga option (option pricing model).
d) Pendekatan Analisis Skenario dilakukan dengan menetapkan suatu
kisaran tertentu dari perubahan faktor risiko dalam portofolio option dan
menghitung perubahan nilai portofolio option pada setiap sel dalam
matriks. Matriks yang berbeda akan ditetapkan untuk setiap faktor ri s i ko.
e) Dimensi pertama dari Matriks Skenario ditetapkan berdasarkan perubahan
harga/suku bunga dari instrumen yang mendasari option, yang dapat
mempengaruhi harga option dan/atau posisi lindung nilai yang terkait. Tingkat
perubahan harga/suku bunga, harga ekuitas, nilai tukar, dan harga
komoditas sekurang-kurangnya dibagi ke dalam 7 skenario (termasuk
skenario tingkat suku bunga dan/atau harga saat ini) dengan interval yang
sama. Option dan posisi lindung nilai yang terkait akan dievaluasi
berdasarkan berbagai skenario perubanan suku bunga dan/atau harga
tersebut, yaitu skenario perubahan dalam kisaran di atas maupun di bawah
suku bunga dan/atau harga saat ini.
(1) Untuk option berbasis suku bunga, kisaran perubahan suku
bunga adalah -1 % sampai +1 %;
(2) Untuk option berbasis ekuitas, kisaran perubahan harga saham
adalah - 8% sampai + 8%;
(3) Untuk option berbasis nilai tukar, kisaran perubahan nilai tukar dan
emas adalah - 8% sampai + 8%; dan
(4) Untuk option berbasis komoditas, kisaran perubahan harga komoditas
adalah - 15% sampai + 1 5%.
f)
Dimensi kedua dari matriks mencakup perubahan volatilitas dari suku
bunga atau harga dari instrumen yang mendasari option yang dapat
mempengaruhi harga option. Dalam hal ini, perubahan volatilitas dari suku
bunga atau harga ditetapkan sebesar + 25% dan - 25%. Apabila
dipandang perlu, Bank Indonesia dapat mempersyaratkan Bank untuk
menggunakan perubahan volatilitas yang berbeda.
154
160
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Matriks Skenario Faktor Risiko Suku Bunga
Matriks Skenario Faktor Risiko Ekuitas dan Nilai Tukar (termasuk emas)
Matriks Skenario Faktor Risiko Komoditas
155
161
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
g) Untuk tujuan menghitung beban modal, Bank harus menggabungkan
transaksi option dengan underlying yang sama, serta melakukan penilaian
kembali (revaluasi) posisi portofolio option terhadap perubahan
faktor risiko mendasari option dan volatilitas faktor risiko tersebut
secara simultan dengan menggunakan matriks tersebut. Revaluasi
berdasarkan berbagai skenario dalam matriks tersebut akan menghasilkan data
keuntungan atau kerugian neto dalam setiap sel.
h) Beban modal untuk risiko option adalah sebesar jumlah kerugian terbesar
yang dihasilkan oleh suatu skenario dalam matriks.
i)
Selain terekspos risiko delta, gamma, dan vega, transaksi option juga terekspos
pada risiko lainnya, yaitu risiko rho (tingkat perubahan harga option yang
terkait dengan suku bunga) dan risiko theta (tingkat perubahan harga
option yang terkait dengan waktu). Bank yang melakukan transaksi
option dalam jumlah yang signifikan wajib melakukan pemantauan
terhadap risiko rho dan theta tersebut.
III. PERHITUNGAN ASPEK RISIKO PASAR DENGAN METODE STANDAR
1.
Umum
a. Bank wajib menggunakan Metode Standar dalam perhitungan aspek
Risiko Pasar dan memenuhi standar minimum yang diatur dalam
Pedoman ini secara konsisten. Bank dapat menggunakan Internal Model
hanya dalam rangka keperluan internal khususnya penerapan
manajemen risiko.
b. Perhitungan Risiko Suku Bunga dilakukan terhadap posisi Bank yang
diklasifikasikan sebagai Trading Book sedangkan perhitungan Risiko Nilai
Tukar dilakukan terhadap posisi Bank yang diklasifikasikan sebagai
Trading Book maupun Banking Book.
c. Pengelompokkan instrumen keuangan ke dalam Trading Book atau
Banking Book harus dilakukan secara konsisten.
d. Dalam perhitungan Risiko Pasar seluruh posisi dalam Trading Book
(termasuk lindung nilai atas Trading Book) wajib dilakukan proses mark
to market setiap hari.
e. Proses mark to market sebagaimana dimaksud dalam huruf d dilakukan
dengan menggunakan nilai pasar sebagai berikut:
1)
nilai pasar (market value) instrumen keuangan yang
diperdagangkan di pasar sekunder misalnya BES, NASDAQ, Dow
Jones, Nikkei, Han Seng, Bloomberg dan Reuters;
2)
apabila nilai pasar sebagaimana dimaksud dalam angka 1) tidak
156
162
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
tersedia maka digunakan nilai pasar sekunder yaitu nilai pasar
sebagaimana dimaksud dalam angka 1) yang terbentuk dari
transaksi yang terjadi paling lama dalam 10 (sepuluh) hari kerja
terakhir;
3)
apabila nilai pasar sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dan 2)
tidak tersedia maka digunakan rata-rata quotation dari minimal 2
(dua) market maker atau broker.
f. Dalam hal nilai pasar tidak tersedia untuk melakukan proses mark to
market sebagaimana dimaksud dalam huruf e maka penilaian posisi Bank
dilakukan dengan menggunakan:
1)
metode present value dalam jangka waktu sampai dengan 30 (tiga
puluh) hari;
2)
metode present value dan faktor deflator dalam jangka waktu
setelah 30 (tiga puluh) hari sampai dengan 1 (satu) tahun.
g. Dalam hal setelah jangka waktu 1 (satu) tahun sebagaimana dimaksud
dalam huruf f angka 2) nilai pasar tetap tidak tersedia maka Bank wajib
memindahkan posisi Trading Book ke Banking Book.
h. Dalam hal tidak tersedia nilai pasar dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
sebagaimana dimaksud dalam huruf g namun Bank akan menggunakan
instrumen keuangan surat berharga sebagai agunan dalam rangka
memperoleh Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) maka instrumen
keuangan tersebut tetap dibukukan dalam Trading Book dengan
menggunakan metode sebagaimana dimaksud dalam huruf f angka 2).
i. Dalam penggunaan metode present value sebagaimana dimaksud dalam
huruf f, Bank harus menentukan terlebih dahulu tingkat diskonto
(discount rate) yang akan digunakan secara prudent berdasarkan
observasi terhadap instrumen-instrumen yang tersedia di pasar yang
dapat digunakan sebagai benchmark, misalnya SBI, Obligasi Rekap, serta
Surat Utang Negara lainnya.
j. Posisi Trading Book adalah seluruh posisi perdagangan Bank (proprietary
position) pada instrumen keuangan dalam neraca dan rekening
administratif serta transaksi derivatif yang:
1)
dimaksudkan untuk dimiliki dan dijual kembali dalam jangka
pendek;
2)
dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek dari
perbedaan secara aktual dan atau potensial atas nilai jual dan nilai
beli atau dari harga lain atau dari perbedaan suku bunga;
3)
timbul dari kegiatan perantaraan (brokering) dan kegiatan
pembentukan pasar (market making);atau
157
163
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4)
diambil untuk kegiatan lindung nilai (hedging) komponen Trading
Book lain.
k. Instrumen di bawah ini yang dibukukan sebagai Trading Book atau bukan
Trading Book (Banking Book), antara lain:
1)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang dimiliki Bank tidak
diperhitungkan dalam Risiko Pasar walaupun berdasarkan tujuan
kepemilikan (intention) SBI tersebut termasuk kategori Trading
Book;
2)
Obligasi Syariah tidak termasuk dalam Trading Book kecuali untuk
tujuan kebutuhan likuiditas;
3)
Efek utang yang memiliki opsi untuk menjadi efek ekuitas yang
dimiliki Bank misalnya Convertible Bonds tidak diperhitungkan
sebagai komponen eksposur Risiko Pasar, mengingat posisi ini
termasuk dalam definisi penyertaan Bank;
4)
Posisi dalam Trading Book yang digunakan untuk lindung nilai
(hedging) posisi dalam Banking Book tidak termasuk dalam
Trading Book, contohnya transaksi Swaps untuk lindung nilai posisi
dalam Banking Book. Berkaitan dengan hal tersebut, posisi lindung
nilai harus diidentifikasi dengan jelas pada saat transaksi;
5)
Surat berharga yang mengandung instrumen derivatif yang
melekat (Embedded Derivative) misalnya obligasi yang
mengandung
call/put
option
dan
dimaksudkan
untuk
diperdagangkan (Trading Book) diperhitungkan dalam risiko pasar;
6)
Surat-surat berharga yang dimiliki Bank dalam portofolio “Tersedia
Untuk Dijual” (Available For Sale) termasuk dalam Trading Book;
7)
Surat berharga yang dijual melalui proses Repurchase Agreements
(Repos) termasuk dalam Trading Book mengingat surat berharga
tersebut digunakan sebagai agunan;
8)
Transaksi forward beli surat berharga secara outright yang
merupakan kontrak berjangka pembelian dari transaksi penjualan
surat berharga yang sama secara outright, termasuk dalam
Trading Book.
2.
Perhitungan Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk)
a. Ketentuan Umum
1)
Perhitungan Risiko Suku Bunga dilakukan terhadap posisi efek
utang (debt securities) dan instrumen lain yang terkait dengan
suku bunga yang tercatat dalam Trading Book, yang meliputi:
158
164
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
a) Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau
mengambang dan seluruh instrumen yang memiliki
karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat deposito yang
dapat diperdagangkan (Negotiable Certificates of Deposits) dan
surat-surat berharga yang dijual oleh Bank dengan syarat dibeli
kembali (Repo/Securities Lending);
b) Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga
atau suku bunga antara lain Bond Forward, Bond Option,
Interest Rate Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange
Forward, Interest Rate Options, dan Forward Rate
Agreements/FRAs.
2)
Perhitungan kebutuhan modal minimum dilakukan terhadap 2
(dua) faktor risiko yaitu:
a) Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau instrumen,
tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan
demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan
kecuali posisi tersebut bersifat identik;
b) Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio,
dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen
yang berbeda dapat dilakukan saling hapus.
3)
Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam perhitungan
Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah dirty price, yaitu nilai
pasar surat berharga (clean price) ditambah dengan present value
dari pendapatan bunga yang akan diterima (accrued interest).
Dalam perhitungan Risiko Spesifik, nilai pasar surat berharga
(clean price) tersebut dikurangi pula dengan cadangan khusus
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) untuk Surat
Berharga dengan kualitas Dalam Perhatian Khusus, Kurang Lancar,
Diragukan atau Macet. Present value atas accrued interest dapat
tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu pembayaran
kupon nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang
material.
b. Perhitungan Risiko Spesifik (Specific Risk)
1)
Perhitungan kebutuhan modal terhadap Risiko Spesifik dirancang
untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan
harga dari setiap instrumen yang dimiliki dengan memperhatikan
faktor kredibilitas dari penerbit instrumen (issuer).
2)
Dalam perhitungan Risiko Spesifik, Bank hanya dapat melakukan
proses saling hapus terhadap posisi long atau posisi short apabila
posisi tersebut identik. Yang dimaksud dengan posisi yang identik
dalam transaksi surat berharga dan transaksi derivatif,
159
165
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
yaitu apabila terdapat kesamaan penerbit (issuer), coupon rate,
jatuh tempo, jenis valuta, call features, dan hal lainnya.
3)
Dalam hal terdapat posisi long dan short yang identik maka posisi
tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Bank Indonesia, tetapi
Bank wajib melakukan dokumentasi yang memadai atas seluruh
proses saling hapus (off setting).
4)
Pembebanan Risiko Spesifik dibagi dalam 6 (enam) kategori
pembobotan seperti pada Tabel 6 di bawah ini.
Tabel 6
Penerbit
1. Pemerintah
2. Kualifikasi (Qualifying)
a. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh
tempo kurang dari atau sama dengan 6 bulan.
b. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh
tempo antara 6 bulan sampai dengan 24
bulan.
c. sisa jangka waktu sampai dengan jatuh
tempo lebih dari 24 bulan.
d. diterbitkan oleh Bank dengan jangka waktu
awal (original maturity) kurang dari 24 bulan
dan tidak memiliki rating.
3. Lainnya
Bobot
0,00%
0,25%
1,00%
1,60%
1,60%
8,00%
a) Yang termasuk kategori Pemerintah adalah seluruh instrumen
yang dikeluarkan Pemerintah seperti Surat Utang Negara yang
meliputi Obligasi Negara dan Surat Perbendaharaan Negara.
Instrumen tersebut akan memperoleh bobot 0% untuk Risiko
Spesifik apabila:
(1)
dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat Republik Indonesia
atau Bank Indonesia;
(2)
dikeluarkan, dijamin, atau dijamin dengan efek yang
dikeluarkan oleh Pemerintah atau Bank Sentral dari
negara-negara lain dan diterbitkan dalam mata uang
lokal negara penerbit, yang pendanaannya oleh Bank
pelapor menggunakan mata uang yang sama.
b) Yang termasuk kategori Kualifikasi (Qualifying) adalah:
(1)
Surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau
dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh
160
166
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Pemerintah Daerah, lembaga non departemen dan
BUMN;
(2)
Surat-surat berharga yang dikeluarkan, dijamin, atau
dijamin dengan efek yang dikeluarkan oleh Bank
pembangunan multilateral, seperti International Bank
for Reconstruction and Development (IBRD), InterAmerican Development Bank, Asian Development Bank
(ADB), International Finance Corporation (IFC),
European
Investment
Bank
(EIB),
Islamic
Development Bank (IDB), Council of Europe Social
Development Fund (Council of Europe Resettlement
Fund),
Nordic
Investment
Bank,
Caribbean
Development Bank, European Bank for Reconstruction
and Development (EBRD), European Investment Fund,
Inter-American Investment Corporation dan African
Development Bank (AfDB);
(3)
Surat-surat berharga yang diterbitkan oleh Bank
dengan jangka waktu awal (original maturity) kurang
dari 2 (dua) tahun dan tidak memiliki peringkat,
misalnya Negotiable Certificate Deposit (NCD);
(4)
Surat-surat berharga yang diterbitkan pihak selain
sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan huruf b)
angka (1),(2) dan (3) yang memenuhi kriteria:
(a) Memiliki peringkat investasi (investment grade)
dari sekurang-kurangnya 2 (dua) lembaga
pemeringkat sebagaimana terdapat dalam
Lampiran 3; atau
(b) Memiliki peringkat investasi (investment grade)
dari 1 (satu) lembaga pemeringkat sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran 3 dan 1 (satu)
lembaga pemeringkat yang setara berdasarkan
persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia.
(c)
Peringkat yang bersifat local scale/ national scale
dari lembaga pemeringkat sesuai Lampiran 3
hanya dapat digunakan untuk Surat-surat
berharga yang diterbitkan oleh perusahaan lokal
dalam mata uang Rupiah.
Yang dimaksud peringkat yang bersifat local scale/
national scale adalah peringkat yang dikeluarkan oleh
lembaga pemeringkat dengan membandingkan suratsurat berharga tersebut dengan surat-surat berharga
sejenis di pasar lokal, tanpa memperhitungkan country
161
167
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
risk.
c) Lainnya
Surat-surat berharga yang tidak termasuk kategori Pemerintah
dan Kualifikasi dicatat dalam kategori Lainnya.
5)
Pos Tagihan Derivatif yang timbul dari instrumen suku bunga (efek
utang) dalam neraca Bank tetap terkena perhitungan ATMR untuk
Risiko Kredit sesuai ketentuan yang berlaku meskipun instrumen
derivatif yang mendasari timbulnya pos tersebut telah
diperhitungkan dalam risiko spesifik. Hal ini mengingat risiko
spesifik memperhitungkan kredibilitas penerbit, sedangkan pos
tagihan derivatif merupakan counterparty credit risk.
c. Perhitungan Risiko Umum (General Market Risk)
1)
Perhitungan kebutuhan modal untuk Risiko Umum dimaksudkan
untuk melindungi Bank dari risiko kerugian akibat perubahan
dalam suku bunga pasar.
2)
Risiko Umum dikenakan terhadap posisi surat-surat berharga dan
instrumen derivatif yang terkait dengan surat berharga atau suku
bunga dan tercatat pada Trading Book.
3)
Metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk perhitungan
Risiko Umum adalah dengan menggunakan Metode Jatuh Tempo
(Maturity Method) atau Metode Jangka Waktu (Duration Method).
Bank dapat menentukan pilihan terhadap 2 (dua) metode tersebut
sepanjang dilakukan secara konsisten dan akurat. Bagi Bank yang
menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration Method),
manajemen Bank harus dapat memastikan bahwa organisasi Bank
memiliki kapasitas untuk menerapkan metode tersebut dengan
berdasarkan prinsip kehati-hatian.
4)
Bank harus memberitahukan secara tertulis kepada Direktorat
Pengawasan Bank terkait atau Kantor Bank Indonesia setempat
apabila Bank akan menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration
Method) dalam perhitungan Risiko Umum.
5)
Bank yang menggunakan Metode Jangka Waktu (Duration
Method), dalam pemberitahuan secara tertulis sebagaimana
dimaksud dalam angka 4) harus dilengkapi dokumen dan informasi
yang mencakup:
a) kebijakan dan prosedur pelaksanaan Metode Jangka Waktu
(Duration Method);
b) instrumen yang dihitung dengan Metode Jangka Waktu
(Duration Method);
162
168
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
c) sistem yang mendukung pelaksanaan prosedur perhitungan;
d) proses dan
perhitungan;
prosedur
pengendalian
terhadap
metode
e) penilaian secara independen oleh satuan kerja lain terhadap
metode perhitungan Risiko Pasar yang digunakan.
6)
Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan terhadap Metode
Jangka Waktu (Duration Method) yang digunakan Bank untuk
memastikan kebenaran dokumen dan informasi sebagaimana
dimaksud dalam angka 5).
7)
Perhitungan beban modal dalam Risiko Umum dilakukan dengan
menjumlahkan 4 (empat) komponen sebagai berikut:
a) Suatu proporsi yang terkecil antara posisi long dan short yang
matched pada setiap skala waktu (vertical disallowance);
b) Suatu proporsi yang terbesar antara posisi long dan short yang
matched dari keseluruhan skala waktu (horizontal
disallowance);
c) Posisi net short atau net long dari seluruh Trading Book yang
telah dibobot;
d) Pembebanan atas matched option position (net).
8)
Metode Jatuh Tempo (Maturity Method)
a) Posisi long dan short dari seluruh posisi surat-surat berharga
dan instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang maturitas
(maturity ladder) yang terdiri dari 13 atau 15 skala waktu (time
band) sebagaimana tercantum dalam Tabel 7 sesuai dengan
suku bunga/ kupon instrumen. Yang dimaksud dengan jenjang
maturitas
adalah
tabel
yang
disusun
berdasarkan
pengelompokkan sisa jatuh tempo atau jangka waktu sampai
dengan penetapan suku bunga berikutnya dari suatu surat
berharga atau instrumen derivatif.
Tabel 7
Skala Waktu dan Bobot Risiko (Maturity Method)
Skala Waktu
Kupon > 3%
Kupon < 3%
Bobot
Risiko
(%)
< 1 bulan
> 1 – 3 bulan
< 1 bulan
> 1 – 3 bulan
0
0.2
163
169
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
0.4
0.7
> 1 – 2 tahun
> 2 – 3 tahun
> 3 – 4 tahun
> 1 – 1,9 tahun
> 1,9– 2,8 tahun
> 2,8– 3,6 tahun
1.25
1.75
2.25
> 4 – 5 tahun
> 5 – 7 tahun
> 7 – 10 tahun
> 10 – 15 tahun
> 15 – 20 tahun
> 20 tahun
> 3,6– 4,3 tahun
> 4,3– 5,7 tahun
> 5,7– 7,3 tahun
> 7,3– 9,3 tahun
> 9,3–10,6tahun
> 10,6–12 tahun
> 12 – 20 tahun
> 20 tahun
2.75
3.25
3.75
4.50
5.25
6.00
8.00
12.50
b) Instrumen bersuku bunga tetap (fixed) dialokasikan sesuai
dengan sisa jatuh tempo, sedangkan instrumen bersuku bunga
mengambang (variable) dialokasikan sesuai dengan jangka
waktu sampai dengan saat penetapan suku bunga berikutnya
(next repricing date).
c) Proses perhitungan beban modal dengan metode ini dilakukan
sebagai berikut:
(1)
Vertical Disallowance, yaitu:
Perhitungan posisi matched dalam setiap skala waktu
dikalikan dengan bobot beban modal, yaitu sebesar
10%. Perhitungan posisi matched tersebut dilakukan
dengan mempertemukan (matching) antara posisi short
dan posisi long dalam setiap skala waktu, dimana posisi
terkecil merupakan posisi matched. Selisih dari matching
tersebut merupakan posisi residu (unmatched position),
baik long maupun short.
(2)
Horizontal Disallowance, yaitu:
(a) Dalam setiap zona (zona 1, zona 2, dan zona 3).
Perhitungan posisi matched dalam setiap zona
dikalikan dengan bobot beban modal, yaitu sebesar
40% untuk zona 1, 30% untuk zona 2, dan 30%
untuk zona 3 sesuai Tabel 8. Perhitungan posisi
matched
tersebut
dilakukan
dengan
mempertemukan (matching) antara posisi residu
(unmatched position) long dan short dari seluruh
skala waktu, dimana posisi terkecil merupakan
posisi matched dari zona tersebut. Selisih dari
proses matching tersebut merupakan posisi residu
164
170
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
(unmatched position), baik long maupun short dari
zona tersebut.
(b) Antar Zona (zona 1 dan 2; zona 2 dan 3; serta
zona 1 dan 3)
Perhitungan posisi matched antar zona dikalikan
dengan bobot beban modal, yaitu 40% untuk zona
1 dan 2 dan 40% untuk zona 2 dan 3, serta 100%
untuk zona 1 dan 3 sesuai Tabel 8.
Antar Zona 1 dan 2
Perhitungan posisi matched dilakukan dengan
mempertemukan (matching) antara posisi residu
(unmatched position) long dan short dari zona 1
dan zona 2 tersebut diatas, dimana posisi terkecil
merupakan posisi matched antara zona 1 dan 2.
Selisih dari proses matching tersebut merupakan
posisi residu yang tersisa (remaining unmatched
position) dalam zona 1 dan zona 2, baik long
maupun short.
Antar Zona 2 dan 3
Perhitungan posisi matched dilakukan dengan
mempertemukan (matching) antara posisi long dan
short dari posisi residu yang tersisa (remaining
unmatched position) dari zona 2 dengan posisi
residu (unmatched position) dari zona 3, dimana
posisi terkecil merupakan posisi matched antara
zona 2 dan 3. Selisih dari proses matching tersebut
merupakan posisi residu yang tersisa (remaining
unmatched position) dalam zona 3, baik long
maupun short.
Antar Zona 1 dan 3
Perhitungan posisi matched dilakukan dengan
mempertemukan (matching) antara posisi residu
yang tersisa (remaining unmatched position) long
dan short dari zona 1 dan zona 3, dimana posisi
terkecil merupakan posisi matched antara zona 1
dan 3. Selisih dari proses matching antara zona 1
dan 3 tersebut merupakan posisi residu yang
tersisa (remaining unmatched position) dari seluruh
proses matching antar zona.
165
171
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Tabel 8
Horizontal Disallowance
Zona
Skala Waktu
Zona 1
<
>
>
>
Zona 2
Zona 3
(3)
1
1
3
6
bulan
– 3 bulan
– 6 bulan
– 12 bulan
> 1 –
tahun
> 2 –
tahun
> 3 –
tahun
Dalam
zona
Antar
Zona
Berurutan
Antar Zona
1 dan Zona
3
40%
40%
2
3
30%
100%
4
> 4 –
5
tahun
> 5 –
7
tahun
>
7
–10
tahun
>
10–15
tahun
>
15–20
tahun
> 20 tahun
40%
30%
Overall Net Open Position, yaitu:
Perhitungan posisi residu yang tersisa (remaining
unmatched position) baik long atau short dari seluruh
proses matching antar zona sesuai uraian angka (2)
dikalikan dengan bobot beban modal sebesar 100%.
(4)
Pembebanan atas matched option position (net) sebesar
30%. Matched option position (net) diperoleh dari
proses perhitungan sebagai berikut:
(a) jumlah dari matched option position yang diperoleh
166
172
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
dari proses matching antara posisi setelah
pembobotan dengan posisi option neto setelah
pembobotan, dimana posisi terkecil antara long dan
short merupakan posisi matched;
(b) posisi setelah pembobotan maupun posisi option
neto setelah pembobotan sebagaimana dimaksud
dalam huruf (a) adalah selisih antara nilai long dan
short.
Dengan demikian perhitungan kebutuhan modal minimum
untuk Risiko Umum adalah penjumlahan dari :
1.
2.
3.
Vertical
Matched
position
antara X 10%
Disallowance posisi long dan posisi short
dalam setiap skala waktu
Horizontal
Matched
position
antara
Disallowance posisi long dan posisi short
dalam zona 1
Matched
position
antara
posisi long dan posisi short
dalam zona 2
Matched
position
antara
posisi long dan posisi short
dalam zona 3
Matched
position
antara
posisi long dan short dari
posisi residu
zona 1 dan
posisi long dan short dari
posisi residu zona 2
Matched
position
antara
posisi long dan short dari
posisi residu yang tersisa
zona 2 dan posisi long dan
short dari posisi residu zona
3
Matched
position
antara
posisi long dan short dari
posisi residu yang tersisa
zona 1 dan posisi long dan
short dari posisi residu yang
tersisa zona 3
Overall Net Jumlah netto dari bobot
Open
posisi long atau posisi short
X 40%
X 30%
X 30%
X 40%
X 40%
X 100%
X 100%
Position
167
173
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4.
Matched
option
position
(net)
Matched option position (net) X 30%
antara posisi long dan short
dari
posisi
setelah
pembobotan dengan posisi
long dan short dari posisi
option neto
9)
Metode Jangka Waktu (Duration Method)
a) Posisi long dan short dari seluruh posisi surat berharga dan
instrumen derivatif dipetakan ke dalam jenjang durasi
(duration ladder) yang terdiri dari 15 skala waktu (time band)
sebagaimana tercantum dalam Tabel 9. Yang dimaksud dengan
jenjang durasi adalah tabel yang disusun berdasarkan
pengelompokkan durasi dari suatu surat berharga atau
instrumen derivatif.
b) Dalam melakukan proses perhitungan beban modal dengan
metode ini dilakukan dengan memperhatikan modified duration
dan estimasi pergerakan harga dari setiap posisi serta
memetakannya pada zona maturitas (maturity zones) yang
sesuai dengan Tabel 9.
Tabel 9
Skala Waktu dan Assumed Changes in Yield
Skala Waktu
Zona 1
< 1 bulan
> 1 – 3 bulan
> 3 – 6 bulan
> 6 – 12 bulan
Zona 2
> 1 – 1,9 tahun
> 1,9– 2,8 tahun
> 2,8– 3,6 tahun
Zona 3
> 3,6– 4,3 tahun
> 4,3– 5,7 tahun
> 5,7– 7,3 tahun
> 7,3– 9,3 tahun
> 9,3–10,6tahun
> 10,6–12 tahun
> 12 – 20 tahun
> 20 tahun
Assumed
Changes in
Yield (%)
1.00
1.00
1.00
1.00
0.90
0.80
0.75
0.75
0.70
0.65
0.60
0.60
0.60
0.60
0.60
168
174
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
c) Proses perhitungan beban modal dengan Metode Jangka
Waktu (Duration Method) pada prinsipnya sama dengan
Metode Jatuh Tempo (Maturity Method), kecuali pengenaan
bobot beban modal untuk Vertical Disallowance, yaitu 5% dari
posisi matched dalam setiap skala waktu.
10)
Instrumen derivatif baik dalam rangka trading maupun lindung
nilai atas instrumen surat berharga dalam Trading Book dilaporkan
dengan pendekatan two legged approach.
Contoh:
a) Pembelian (long position) Forward Rate Agreement (FRA) yang
dilakukan pada akhir bulan April dan jatuh tempo akhir bulan
Juni dengan suku bunga SBI 3 bulan harus dilaporkan sebagai
posisi long dengan jangka waktu 5 bulan dan posisi short
dengan jangka waktu 2 bulan.
b) suatu transaksi interest-rate swap yang dilakukan Bank dengan
menerima suku bunga mengambang (floating) dan membayar
untuk suku bunga tetap (fixed) harus dilaporkan sebagai posisi
long untuk instrumen suku bunga mengambang sesuai jangka
waktu sampai dengan penyesuaian tingkat bunga berikutnya
dan sebagai posisi short untuk instrumen suku bunga tetap
sesuai sisa jatuh tempo transaksi swap tersebut.
d. Proses saling hapus untuk transaksi derivatif dalam perhitungan Risiko
Spesifik dan Risiko Umum:
1)
Secara umum posisi long dan short dapat saling hapus sepanjang
instrumen keuangan tersebut bersifat identik, yaitu terdapat
kesamaan dalam hal penerbit (issuer), coupon rate, jenis valuta,
jatuh tempo dan hal-hal lainnya.
2)
Dalam hal Bank melakukan proses saling hapus, maka posisi
tersebut tidak perlu dilaporkan namun Bank wajib melakukan
dokumentasi yang memadai atas seluruh proses saling hapus
tersebut.
3)
Transaksi forward dapat saling hapus dengan instrumen yang
mendasarinya (underlying instrument). Namun posisi dengan sisa
jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kontrak forward tetap
harus dilaporkan karena Bank masih memiliki eksposur suku bunga
sampai pada saat surat berharga tersebut diserahkan kepada
pihak pembeli.
Dalam hal kontrak forward menggunakan berbagai jenis surat
berharga pada saat penyelesaian transaksi, maka saling hapus
hanya dapat dilakukan apabila Bank memiliki posisi long atas surat
berharga dan posisi short forward berdasarkan underlying surat
berharga dimaksud.
169
175
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
4)
Yang dimaksud dengan hal-hal lainnya sebagaimana dimaksud
dalam angka 1) yang digunakan dalam menentukan posisi yang
identik dalam proses saling hapus yaitu:
a) Untuk transaksi swap dan forward rate agreement (FRA)
adalah identik dalam hal referensi suku bunga (untuk posisi
bersuku bunga mengambang, misalnya JIBOR dan LIBOR) dan
perbedaan suku bunga/kupon setinggi-tingginya sebesar
0,15% (15 basis point);
b) Untuk transaksi swap, forward rate agreement (FRA) dan
forward adalah identik dalam hal tanggal penetapan suku
bunga berikutnya, atau bagi instrumen dengan suku bunga
tetap atau transaksi forward adalah sisa jangka waktu jatuh
tempo dengan memenuhi batasan sebagai berikut:
(1)
jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah
satu posisi transaksi derivatif sampai dengan 1 bulan,
maka proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila
sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo kedua
posisi tersebut adalah sama;
(2)
jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah
satu posisi transaksi derivatif lebih dari 1 bulan sampai
dengan 1 tahun, maka proses saling hapus hanya dapat
dilakukan apabila sisa jangka waktu sampai dengan
jatuh tempo dari masing-masing posisi tersebut adalah
tidak lebih dari 7 hari;
(3)
jika sisa waktu sampai dengan jatuh tempo dari salah
satu posisi transaksi derivatif lebih dari 1 tahun, maka
proses saling hapus hanya dapat dilakukan apabila sisa
waktu sampai dengan jatuh tempo kedua posisi tersebut
tidak lebih dari 30 hari.
c) Untuk posisi option, proses saling hapus adalah sebagaimana
diatur dalam angka 4 (Pedoman Umum dan Perhitungan Modal
terhadap Transaksi Option).
e. Perlakuan Terhadap Transaksi Repo
1)
Surat berharga yang diserahkan kepada counterparty sebagai
collateral dalam transaksi Repo dicatat dalam Trading Book karena
masih berada dalam penguasaan Bank dan dicatat sebagai posisi
long dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum.
2)
Perhitungan Risiko Spesifik
Perhitungan Risiko Spesifik ditentukan dari kategori penerbit surat
berharga tersebut serta sisa jatuh tempo (khusus untuk kategori
“qualifying”).
170
176
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3)
Perhitungan Risiko Umum
Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk
surat berharga berbunga tetap atau sisa jangka waktu sampai
penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat berharga
berbunga mengambang.
f. Perlakuan Terhadap Transaksi Reverse Repo dalam rangka kegiatan
perdagangan (trading)
Apabila surat berharga yang menjadi agunan transaksi reverse repo
diperdagangkan maka Bank harus membukukan transaksi tersebut
sebagai posisi short dalam Trading Book, sehingga terekspos Risiko
Pasar.
1)
2)
Perhitungan Risiko Spesifik
Perhitungan Risiko Spesifik ditentukan dari kategori penerbit surat
berharga tersebut serta sisa jatuh tempo (khusus untuk kategori
kualifikasi/”qualifying”).
Perhitungan Risiko Umum
Perhitungan Risiko Umum didasarkan pada sisa jatuh tempo untuk
surat berharga dengan suku bunga tetap atau sisa jangka waktu
sampai penyesuaian tingkat bunga berikutnya untuk surat
berharga dengan suku bunga mengambang.
g. Perlakuan terhadap Transaksi Reksa dana
1)
Reksa dana dapat dilaporkan dalam Banking Book atau Trading
Book, tergantung dari tujuan (intention) kepemilikannya.
2)
Perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum terhadap surat
berharga reksa dana yang masuk dalam Trading Book harus
mencerminkan bobot risiko dari seluruh aset yang terkandung
dalam unit reksa dana.
3)
Perhitungan Risiko Spesifik dapat dilakukan dengan 2 pendekatan,
yaitu berdasarkan:
a) Peringkat reksa dana
Dalam hal reksa dana tersebut memiliki peringkat
sebagaimana yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia,
dikenakan bobot risiko 1,6%.
b) Kategori penerbit dan/atau peringkat dari setiap aset dalam
reksa dana
Dalam menghitung Risiko Spesifik berdasarkan pendekatan ini,
Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi
mengenai rincian aset-aset reksa dana tersebut berdasarkan
penerbit dan/atau peringkat. Berdasarkan informasi tersebut,
Bank dapat melakukan langkah-langkah perhitungan untuk
171
177
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
mendapatkan nilai yang akan dikenakan beban modal adalah
sebagai berikut:
(1)
menghitung persentasi komponen dari setiap aset
yang terkandung dalam reksa dana.
(2)
nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dikalikan
dengan nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3)
nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dicatat
sesuai kategori penerbit surat berharga.
4)
Dalam hal ke-2 pendekatan sebagaimana dimaksud dalam angka
3) tidak dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana akan
digolongkan dalam kategori “Lainnya” dan dikenakan beban modal
sebesar 8%.
5)
Perhitungan Risiko Umum dapat dilakukan dengan 2 pendekatan,
yaitu berdasarkan:
a)
Sisa jatuh tempo dari setiap aset reksa dana.
Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini,
Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi
mengenai rincian seluruh aset dari reksa dana tersebut
berdasarkan sisa jatuh tempo. Proses perhitungan untuk
mendapatkan nilai yang akan dikenakan beban modal adalah
sebagai berikut:
(1) menghitung persentasi komponen dari setiap aset yang
terkandung dalam reksa dana.
(2) nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 1) dikalikan
dengan nilai pasar unit reksa dana yang dimiliki Bank.
(3) nilai sebagaimana dimaksud dalam angka 2) dicatat
sesuai skala waktu.
b)
6)
Rata-rata durasi (average duration) dari seluruh aset reksa
dana
Dalam menghitung Risiko Umum berdasarkan pendekatan ini,
Bank harus memiliki informasi dari Manajer Investasi
mengenai rata-rata durasi dari reksa dana. Penetapan ratarata durasi aset reksa dana dilakukan dengan menghitung
durasi dari setiap aset reksa dana dan dikalikan dengan
besarnya pangsa/komposisi setiap aset reksa dana terhadap
total aset reksa dana.
Apabila Bank menggunakan Metode Jatuh Tempo untuk
menghitung Risiko Umum, sementara untuk reksa dana Bank
hanya memiliki informasi dari Manajer Investasi mengenai ratarata durasi dari aset reksa dana, maka Bank dapat menggunakan
pendekatan rata-rata durasi tersebut untuk menghitung Risiko
Umum reksa dana.
172
178
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
7)
Dalam hal dua pendekatan sebagaimana dimaksud dalam angka
5) tidak dapat dilakukan, maka surat berharga reksa dana tersebut
dianggap memiliki sisa jatuh tempo 10 – 15 tahun dan dikenakan
bobot risiko sebesar 4,5%.
8)
Informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih (liquidation value) reksa
dana yang diperoleh dari Manajer Investasi harus merupakan Nilai
Aktiva Bersih yang disesuaikan setiap hari.
9)
Seluruh informasi mengenai reksa dana yang diperoleh dari
Manajer Investasi, misalnya rincian aset reksa dana berdasarkan
penerbit dan atau peringkat, sisa jatuh tempo dan rata-rata durasi
dapat digunakan untuk periode 1 bulan.
Contoh:
Pada tanggal 15 Januari 200X, Manajer Investasi dapat
menyediakan informasi mengenai sisa jatuh tempo atau rata-rata
durasi dari seluruh aset reksa dana. Informasi tersebut dapat
digunakan oleh Bank untuk periode 1 bulan, khususnya untuk
laporan perhitungan Risiko Pasar pada posisi 31 Januari 200X.
Selanjutnya, laporan perhitungan Risiko Pasar posisi 28 Februari
200X harus menggunakan informasi yang tersedia maksimal satu
bulan sebelumnya.
10)
3.
Seluruh informasi yang diperoleh dari Manajer Investasi wajib
didokumentasikan oleh Bank untuk kepentingan jejak audit (audit
trail).
Perhitungan Risiko Nilai Tukar (Foreign Exchange Risk)
a. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap semua posisi Bank baik
Trading Book dan Banking Book dalam valuta asing termasuk emas.
Posisi terhadap emas diperhitungkan sama dengan valuta asing dengan
pertimbangan bahwa pergerakan harga emas hampir sama dengan
pergerakan nilai tukar valuta asing dan Bank memperlakukan transaksi
emas sama dengan transaksi valuta asing.
b. Posisi suatu instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing
selain terkena Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan Bank terkena Risiko
Suku Bunga (misalnya untuk cross-currency swaps). Dalam kasus
tersebut maka eksposur Risiko Suku Bunga juga harus diperhitungkan
sebagaimana dijelaskan dalam angka 2 (Perhitungan Risiko Suku Bunga).
c. Perhitungan beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta asing
dibebankan sebesar 8% terhadap Posisi Devisa Neto yang dimiliki Bank.
d. Posisi Devisa Neto adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai
absolut untuk jumlah dari:
1)
Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta
173
179
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
asing; ditambah dengan
2)
Selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan
komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif untuk
setiap valuta asing;
yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah.
e. Perlakuan terhadap Posisi Struktural
1)
Bank dapat mengajukan permohonan kepada Bank Indonesia
untuk dapat mengecualikan Posisi Struktural dalam valuta asing
dari perhitungan Posisi Devisa Neto.
2)
Posisi Struktural adalah posisi yang sekurang-kurangnya
memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam ketentuan yang
berlaku tentang Posisi Devisa Neto Bank Umum.
3)
Bila Bank memilih untuk mengecualikan Posisi Struktural tersebut
maka pengecualian tersebut harus dilakukan secara konsisten dan
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia.
4)
Dalam rangka memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia, Bank
wajib menyampaikan dokumen pendukung yang terkait dengan
status dari Posisi Struktural dan bukti pembukuan transaksi.
Contoh:
Posisi Struktural berupa aktiva tetap di luar negeri perlu didukung
antara lain dengan dokumen yang berupa bukti kepemilikan, bukti
pembayaran dan dokumen pembukuan.
5)
4.
Bank Indonesia dapat meminta tambahan dokumen kepada Bank
untuk memastikan kelayakan dari suatu Posisi Struktural yang
akan dikecualikan dari perhitungan Posisi Devisa Neto.
Pedoman Umum dan Perhitungan Modal terhadap Transaksi Option
a. Ketentuan Umum
1)
Bank yang melakukan transaksi option dengan tujuan trading atau
lindung nilai atas suatu instrumen tertentu yang berada dalam
Trading Book (misalnya surat berharga yang masuk dalam Trading
Book) wajib melaporkan posisi option beserta underlying asset dan
melakukan perhitungan kebutuhan modal atas posisi option
tersebut.
2)
Bank yang akan melakukan transaksi option harus memiliki staf
pelaksana dan pendukung seperti trading, back-office, risk
management termasuk sistem pemantauan risiko dan accounting
174
180
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
yang dapat menangani transaksi option tersebut.
3)
Bank yang akan menerbitkan option harus mengukur setiap faktor
risiko perubahan harga option yang tercermin pada parameter
delta, gamma, vega, theta dan rho. Namun mengingat transaksi
option yang dilakukan perbankan di Indonesia masih relatif
sederhana (plain vanilla), maka faktor risiko yang dapat
diperhitungkan oleh Bank adalah parameter delta.
4)
Bank harus memiliki batasan (limit) terhadap parameter faktor
risiko tersebut.
5)
Uraian persyaratan pada angka 1) sampai dengan angka 4) di atas
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam Kebijakan dan
Pedoman Trading Book.
6)
Perhitungan risiko dari transaksi option selain plain vanilla options,
yang diperdagangkan di Over The Counter (OTC) ataupun di
bursa, wajib dilakukan dengan menggunakan pendekatan deltaplus yaitu yang tercermin pada parameter delta, gamma, vega,
theta dan rho.
b. Metode Simple Delta
1)
Bank wajib menggunakan Metode Simple Delta terhadap posisi
option yang memiliki underlying asset berupa instrumen yang
terkait dengan suku bunga (Trading Book) dan/ atau valuta asing
(Banking Book dan Trading Book), sepanjang tidak dinyatakan lain
oleh Bank Indonesia.
2)
Dalam metode sebagaimana dimaksud dalam angka 1), option
diperhitungkan dengan cara melakukan perkalian antara nilai
underlying asset dengan nilai delta option.
3)
Perolehan nilai delta option oleh Bank dilakukan sesuai dengan
Romawi III.1.e.1) dan 2).
4)
Bila nilai delta option sebagaimana dimaksud dalam angka 3)
tersebut tidak tersedia, Bank dapat memperhitungkan nilai delta
option dengan menggunakan option pricing model seperti
standard Cox, Ross, Rubinstein atau a Black and Scholes type
algorithm atau model lain yang dapat dibandingkan dan setara
dengan algoritma.
5)
Posisi option dapat saling hapus terhadap posisi yang bersifat
identik dari suatu underlying asset sesuai dengan prinsip-prinsip
yang ada dalam pedoman ini.
175
181
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
c. Option suku bunga
1)
Perhitungan Risiko Spesifik
Bila underlying dari option adalah instrumen hutang/surat
berharga, maka delta weighted position dari underlying tersebut
harus dikalikan dengan bobot risiko sebagaimana dimaksud dalam
Tabel 7.
2)
Perhitungan Risiko Umum
a) Dalam perhitungan Risiko Umum, transaksi option yang
tercatat pada Trading Book harus dilaporkan dengan
pendekatan two legged approach, yaitu sebagai posisi long dan
short dengan jangka waktu sampai saat penyerahan atau
realisasi kontrak, ditambah dengan jangka waktu instrumen
yang mendasari. Posisi option tersebut diperhitungkan
berdasarkan skala waktu dalam jenjang maturitas.
b) Transaksi option tersebut harus dilaporkan dengan
menggunakan nilai wajar dari underlying instrument, serta nilai
delta weighted, yaitu nilai wajar dari underlying instrument
dikalikan dengan besarnya delta dari setiap posisi option
tersebut.
c) Posisi option yang diperhitungkan dengan menggunakan nilai
delta option adalah seluruh posisi option Bank, yaitu posisi
option yang diterbitkan Bank (Bank sebagai writer) dan posisi
option yang dibeli Bank (Bank sebagai holder).
d) Seluruh atau sebagian posisi option sebagaimana dimaksud
dalam huruf c) dapat saling hapus dengan posisi option lainnya
sepanjang memenuhi persyaratan berikut:
a) memiliki underlying yang sama, yaitu mata uang yang
sama;
b) bersifat simetris dengan posisi option yang akan dilindung
nilai.
Contoh posisi yang bersifat simetris adalah apabila Bank
menerbitkan call option (Bank sebagai writer) maka posisi
simetris adalah posisi :
(1)
pembelian call option (Bank sebagai holder); atau
(2)
penjualan put option (Bank sebagai writer).
e) Posisi long atau short yang timbul dari beberapa transaksi
option (penjualan call dan put option maupun pembelian call
dan put option) dapat saling hapus sepanjang bersifat identik,
yaitu memiliki kesamaan dalam hal instrumen yang mendasari
(underlying instrument), tanggal pelaksanaan (exercise date),
176
182
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
harga yang disepakati (strike price), jenis option, serta jenis
mata uang.
Contoh:
Bank melakukan transaksi penjualan put option atas interest
rate JIBOR 3 bulan yang akan jatuh tempo pada 31 Juli 2003.
Sementara itu, Bank juga melakukan transaksi pembelian put
option atas interest rate JIBOR 3 bulan yang akan jatuh tempo
pada 31 Juli 2003. Mengingat kedua transaksi yang
menimbulkan posisi long dan short tersebut bersifat identik,
maka dapat dipastikan memiliki nilai delta yang sama sehingga
dapat dilakukan saling hapus.
f) Saling hapus dapat dilakukan antara posisi option dengan surat
berharga dan derivatif lainnya, dimana posisi yang match pada
saat saling hapus akan dikenakan beban modal, yaitu :
(1)
sebesar 10% untuk posisi surat berharga dan derivatif
(diluar option) yang mengacu kepada proses vertical
disallowance;
(2)
sebesar 20% untuk posisi option yang diperdagangkan
di bursa; dan
(3)
sebesar 30% untuk posisi option yang diperdagangkan
secara Over the Counter (OTC).
g) Posisi match (matched position) didasarkan
pada posisi
terkecil antara surat berharga dan derivatif (di luar option)
dengan posisi option.
d. Option valuta asing
1)
2)
3)
Setiap posisi option long dan short yang dilaporkan wajib
dikonversi dengan menggunakan nilai delta dan dilakukan saling
hapus untuk memperoleh posisi option neto.
Posisi option yang diperhitungkan dengan menggunakan nilai delta
option adalah seluruh posisi option Bank, yaitu posisi option yang
diterbitkan Bank (Bank sebagai writer) dan posisi option yang
dibeli Bank (Bank sebagai holder).
Seluruh atau sebagian posisi option sebagaimana dimaksud dalam
angka 2) dapat saling hapus dengan posisi option lainnya
sepanjang memenuhi persyaratan berikut:
a) memiliki underlying yang sama, yaitu mata uang yang sama;
b) bersifat simetris dengan posisi option yang akan dilindung nilai.
Contoh posisi yang bersifat simetris adalah apabila Bank
menerbitkan call option (Bank sebagai writer) maka posisi
simetris adalah posisi :
(1)
pembelian call option (Bank sebagai holder); atau
(2)
penjualan put option (Bank sebagai writer).
177
183
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Contoh:
Bank melakukan transaksi penjualan call option
USD
50.000 dengan strike price Rp. 8.800,- yang akan jatuh tempo
pada 31 Juli 200X (Bank sebagai writer). Sementara itu, Bank
juga melakukan transaksi penjualan put option USD 40.000
dengan strike price Rp. 8.750,- yang akan jatuh tempo pada 31
Juli 200X (Bank sebagai writer) dan transaksi pembelian call
option USD 20.000 dengan strike price Rp. 8.850,- yang akan
jatuh tempo pada 31 Juli 200X (Bank sebagai holder).
Berdasarkan perhitungan nilai delta, diasumsikan bahwa ketiga
transaksi option tersebut masing-masing memiliki nilai delta 0,5
, 0,6 dan 0,8. Dengan demikian, perhitungan risiko option
adalah sebagai berikut :
0,5 x USD 50.000 = USD 25.000 (short)
0,6 x USD 40.000 = USD 24.000 (long)
0,8 x USD 20.000 = USD 16.000 (long)
USD 15.000 (long)
4)
Selanjutnya, risiko option sebesar USD 15.000 tersebut harus
dikonversikan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs
penutupan, yaitu kurs tengah sesuai dengan Reuters pukul
16.00 WIB.
Saling hapus dapat dilakukan antara posisi option dan posisi
transaksi valuta asing (selain option), dimana posisi yang match
pada saat saling hapus akan dikenakan beban modal yaitu:
a) sebesar 8% untuk posisi surat berharga dan derivatif (diluar
option);
b) sebesar 20% untuk posisi option yang diperdagangkan di
bursa; dan
c) sebesar 30% untuk posisi option yang diperdagangkan secara
Over the Counter (OTC).
IIIA. PERALIHAN
1. Selama pelaporan Risiko Spesifik sebagaimana dimaksud dalam
Formulir I.a Lampiran 4 ketentuan ini belum dapat dilakukan secara
online melalui Laporan Berkala Bank Umum, laporan disampaikan
secara offline.
2. Laporan secara offline sebagaimana dimaksud pada angka 1
disampaikan secara bulanan untuk posisi setiap akhir bulan dan
disampaikan pada periode penyampaian I sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai laporan
berkala bank umum.
178
184
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
3.
4.
5.
a.
b.
Dalam hal tanggal penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada
angka 2 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, dan/atau hari libur, maka
penyampaian laporan dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan pertama
kali untuk posisi akhir bulan Agustus 2012 yang disampaikan pada
periode penyampaian I di bulan September 2012.
Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan kepada
Bank Indonesia dengan alamat:
Departemen Pengawasan Bank terkait, Jalan M.H. Thamrin No. 2,
Jakarta 10350, bagi Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja kantor
pusat Bank Indonesia; atau
Kantor Perwakilan Bank Indonesia, bagi Bank yang berkantor pusat di
luar wilayah kerja kantor pusat Bank Indonesia, dengan tembusan
kepada Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan, Jalan M.H.
Thamrin No. 2, Jakarta 10350.
IIIB. PENGENAAN SANKSI
Dalam penyampaian secara offline sebagaimana dimaksud dalam Bab IIIA,
Bank yang tidak menyampaikan laporan atau menyampaikan laporan tidak
sesuai dengan ketentuan, dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam
Pasal 36 Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 tanggal 24
September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum.
IV.
PERHITUNGAN
(KPMM)
1.
KEWAJIBAN
PENYEDIAAN
MODAL
MINIMUM
Perhitungan KPMM dengan memperhitungkan Risiko Kredit dan Risiko
Pasar dilakukan dengan formula sebagai berikut:
KPMM = (Tier 1+Tier 2+Tier 3)- Penyertaan
= 8%
(minimum) ATMR (Risiko Kredit) + 12,5 x beban modal untuk Risiko Pasar
2.
Sebelum mengalokasikan beban modal untuk Risiko Pasar sebagaimana
dimaksud dalam angka 1, Bank wajib memenuhi KPMM untuk Risiko
Kredit yaitu minimal sebesar 8% sesuai ketentuan yang berlaku dengan
formula:
KPMM =
3.
(Tier 1+Tier 2)- Penyertaan
ATMR (Risiko Kredit)
= 8% (minimum)
Dalam melakukan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam angka 1,
179
185
Lampiran 12
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/23/DPNP
2003 9/33/DPNP 2007 dan 14/21/DPNP 2012
Bank harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Menghitung Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Risiko
Kredit sesuai ketentuan yang berlaku.
b.
Menghitung jumlah beban modal untuk seluruh jenis Risiko Pasar
yang terdiri dari Risiko Suku Bunga, Risiko Nilai Tukar termasuk
Risiko perubahan harga option.
c.
Untuk menghindari duplikasi perhitungan Risiko terhadap surat
berharga, eksposur yang termasuk dalam Trading Book yang telah
diperhitungkan Risiko Spesifik untuk Risiko Suku Bunga, seperti
obligasi yang diterbitkan oleh BUMN/Swasta dikeluarkan dari
perhitungan ATMR berdasarkan Risiko Kredit.
d.
Menghitung eksposur tertimbang menurut Risiko Pasar (market
risk-weighted exposures), dengan cara mengkonversikan jumlah
beban modal untuk seluruh jenis Risiko Pasar sebagaimana
dimaksud dalam huruf b menjadi ekuivalen dengan ATMR (dikalikan
dengan angka 12,5, yaitu 100/8).
e. Menjumlahkan ATMR untuk Risiko
tertimbang menurut Risiko Pasar.
f.
Kredit
dengan
eksposur
Menghitung modal Bank yang terdiri atas Modal Inti (tier 1), Modal
Pelengkap (tier 2), dan Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) yang
dialokasikan untuk menutup Risiko Pasar setelah dikurangi
Penyertaan.
g. Membagi total modal sebagaimana dimaksud dalam huruf f dengan
jumlah ATMR dan eksposur tertimbang sebagaimana dimaksud
dalam huruf e, yang hasilnya dinyatakan dalam persentase.
4.
Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) yang digunakan dalam perhitungan
rasio KPMM adalah sebesar yang dibutuhkan untuk menutup Risiko
Pasar.
5.
Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) yang memenuhi persyaratan
namun tidak digunakan dalam perhitungan rasio KPMM sebagaimana
dimaksud dalam angka 4, dihitung sebagai rasio kelebihan Modal
Pelengkap Tambahan (excess tier 3 capital ratio), dengan formula:
Rasio kelebihan
Modal Pelengkap
Tambahan
6.
=
kelebihan Modal Pelengkap Tambahan
ATMR (Risiko Kredit) + ATMR (Risiko Pasar)
Perhitungan KPMM dengan memperhitungkan Risiko Pasar berlaku
efektif 18 bulan sejak Peraturan Bank Indonesia tentang KPMM Bank
Umum dengan memperhitungkan Risiko Pasar (Market Risk) ditetapkan.
180
186
Lampiran Peraturan Bank Indonesia No.12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli 2010
Lampiran 13
No. Ref.
*) Kepada Yth:
Direktorat Pengawasan Bank
Kantor Pusat Bank Indonesia Jl.
M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta
10350
**)Kepada Yth:
Pemimpin Bank Indonesia .................................
Jl. ..........................................
No.
1
2
Jam terjadinya
pelanggaran
Nama Bank
Tanggal
Laporan
Besarnya PDN Setiap 30 (tiga puluh) menit
(dalam % Modal)
.
.
Nama Bank
Tanggal Laporan
No.
1
2
Jam terjadinya
pelanggaran
Besarnya PDN Keseluruhan
(dalam % Modal)
.
.
............. (nama kota), ............. (tanggal)
(Nama Pejabat Eksekutif)
(Jabatan)
*) Alamat Kantor Bank Indonesia bagi Kantor Pusat Bank yang berada di wilayah kerja
Kantor Pusat Bank Indonesia
**) Alamat Kantor Bank Indonesia bagi Kantor Pusat Bank yang berada di luar wilayah kerja
Kantor Pusat Bank Indonesia
181
187
Download