BAB II LANDASAN TEORI A. Grand Theory Signalling theory

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Grand Theory
1. Teori Pesinyalan (Signalling Theory)
Signalling
theory
menekankan
kepada
pentingnya
informasi
yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi.
Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh
manajemen untuk menarik calon investor, sehingga tidak mengherankan jika
laporan keuangan seringkali dibuat sedemikian rupa untuk menampilkan angka
yang diinginkan oleh manajemen melalui berbagai tindakan manipulasi.
Manipulasi sering dilakukan pada laporan laba perusahaan, karena laba sangat
rentan terhadap perubahan metode akuntansi. Hal ini sesuai dengan signalling
theory yang menunjukkan kecenderungan adanya asimetri informasi antara
pemilik perusahaan dan investor. Pihak internal perusahaan secara umum
8
9
mempunyai lebih banyak informasi mengenai kondisi nyata perusahaan saat ini
dan prospeknya di masa yang akan datang, dibandingkan dengan pihak eksternal.
Asimetri informasi ini dapat diminimalkan dengan mengungkapkan informasi
sebanyak-banyaknya. Informasi yang diungkap diharapkan adalah informasi yang
menunjukkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pelaporan arus kas, selain
laporan lainnya, merupakan salah satu usaha untuk meminimalkan asimetri
informasi. Laporan arus kas dapat dijadikan informasi alternatif dalam menilai
kinerja dan prospek perusahaan, pada saat laba mempunyai peluang besar untuk
tersentuh praktek manipulasi. Jika melihat pentingnya informasi arus kas bagi
pengguna laporan keuangan, maka pelaporan arus kas diharapkan akan direaksi
oleh pasar.
Angka-angka akuntansi yang dilaporkan perusahaan dapat digunakan sebagai
signal jika angka-angka tersebut dapat mencerminkan informasi mengenai atributatribut keputusan perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan
melaporkan kepada publik komponen labanya, maka hal tersebut merupakan good
news karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap
mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan oleh perusahaan,
maka investor dapat mengetahui kinerja perusahaan sesungguhnya sehingga
prediksi yang dilakukan akan lebih akurat. Penelitian ini menggunakan teori
signal sebagai grand theory yang melandasi pengembangan hipotesis. (Meythi
dan Hartono, 2006).
10
2. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori keagenan (agency theory) adalah teori yang menjelaskan konflik yang
terjadi antara pihak manajemen perusahaan selaku agen dengan pemilik
perusahaan selaku principal (Sonny Keraf dan Robert Haryono, 1995). Principal
selaku pemilik perusahaan ingin mengetahui semua informasi mengenai aktivitas
perusahaan, termasuk aktivitas manajemen yang terkait dengan investasi atau
dana yang mereka investasikan dalam perusahaan tersebut.
Melalui laporan
pertanggungjawaban yang dibuat oleh agen, principal dapat memperoleh
informasi yang dibutuhkan sekaligus sebagai alat penilaian atas kinerja agen
selama periode tertentu. Namun, yang terjadi adalah kecenderungan manajemen
melakukan berbagai tindakan agar laporan pertanggungjawabannya terlihat baik
dan menghasilkan keuntungan bagi principal, sehingga kinerjanya dianggap baik.
Principal selaku investor bekerja sama dan menandatangani kontrak kerja
dengan agen atau manajemen perusahaan untuk menginvestasikan keuangan
mereka. Dengan adanya rasa tanggung jawab yang tinggi serta kejujuran dari
pihak manajemen diharapkan tidak lagi terjadi manipulasi dalam laporan
keuangan yang dibuat oleh manajemen. Sehingga akan menghasilkan informasi
yang relevan yang berguna bagi investor dan kreditor dalam mengambil
keputusan untuk berinvestasi.
B. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan
11
disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan
yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan
laba rugi minimal
mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) :
1.
Pendapatan.
2.
Laba rugi usaha.
3.
Beban pinjaman.
4.
Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlukan menggunakan metode ekuitas
5.
Beban pajak.
6.
Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan.
7.
Pos luar biasa.
8.
Hak minoritas.
9.
Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
C. Laba Kotor
Laba kotor adalah laba yang diperoleh dari hasil penjualan bersih dikurangi
dengan harga pokok penjualan (HPP), hal ini sejalan dengan kutipan dari
Soemarso (2004:234) atau laba kotor merupakan selisih dari pendapatan
perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Dalam akuntansi, laba
kotor adalah keuntungan penjualan adalah perbedaan antara pendapatan dengan
biaya untuk membuat suatu produk atau penyediaan jasa sebelum dikurangi biaya
overhead, gaji, pajak dan pembayaran bunga. Perhatikan bahwa ini berbeda
dari laba usaha (laba sebelum bunga dan pajak). (Wikipedia bahasa Indonesia)
12
Laba kotor menyediakan angka yang berguna untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan dan menilai laba masa depan (Kieso, 2007).
Pencapaian laba kotor yang maksimal dapat tercapai bila penjualan bersih
tinggi dari pada harga pokok penjualan. Pencapaian laba kotor adalah tercapainya
target laba kotor yang maksimal dengan menunjukkan adanya penjualan yang
lebih tinggi daripada harga pokok penjualan (Iyan Rohaeni 2004:15). Menurut
Scott (dalam Febrianto dan Widiastuty, 2005), perhitungan angka laba kotor akan
menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan
perhitungan laba operasi.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya atau masukan
dan jumlah penjualan merupakan faktor yang menentukan nilai laba kotor suatu
perusahaan.
D. Laba Operasi
Menurut Harahap (2010) menyatakan bahwa pengertian laba operasi adalah
jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain, dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi.
Sedangkan menurut Aliminsyah dan Padji (2005:222) angka laba operasi
adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi. Biaya-biaya operasi adalah
biaya-biaya yang berhubungan dengan operasi perusahaan atau biaya-biaya yang
sering terjadi di dalam perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini
diasumsikan memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biayabiaya operasi tersebut adalah : biaya gaji karyawan, biaya administrasi, biaya
perjalanan dinas, biaya iklan dan promosi, biaya penyusutan dan lain-lain.
13
Jadi untuk perhitungan komponen laba operasi, komponen pendapatan dan
biaya lebih sedikit disertakan bila dibandingkan dengan perhitungan komponen
laba bersih.
E. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari
berbagai perusahaan.
F. Arus Kas
1.
Pengertian
Menurut Harahap (2010 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut:
1. Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap
saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat
sebagai berikut :
a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
b. Tanggal jatuh temponya sangat dekat
c. Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga.
14
2. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas
untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus
kas.
Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan
sebagai berikut : “Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan
keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu”.
Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa : ”Laporan arus kas
memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan
transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas
merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar
yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
2.
Tujuan dan Manfaat Informasi Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi yang
relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu
periode. Laporan arus kas dapat digunakan untuk dua tujuan pokok yaitu :
1. Membantu investor atau kreditor meramalkan jumlah yang mungkin
mereka terima dalam bentuk deviden, bunga dan pembayaran kembali
pokok hutang.
2. Membantu mereka mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.
15
Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), Laporan arus kas disusun dengan
tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena
dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Jadi laporan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut :
a. Untuk memperkirakan arus kas masa depan. Sumber dan penggunaan kas
perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ketahun. Karena
itu, penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik
untuk untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas di masa
akan datang.
b. Untuk mengevaluasi pengambilan keputusan manajemen. Laporan arus
kas akan melaporkan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan
informasi arus kas kepada investor dan kreditor untuk mengevaluasi
keputusan manajer.
16
c. Untuk menentukan kemampuan perusahaan membayar dividen kepada
pemegang saham, pembayaran bunga dan pokok pinjaman kepada
kreditor. Laporan arus kas membantu investor dan kreditor untuk
mengetahui apakah perusahaan bisa melakukan pembayaran-pembayaran
ini.
d. Untuk menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
perusahaan. Tingginya tingkat laba cenderung menyebabkan peningkatan
kas dan sebaliknya. Akan tetapi nilai sisa kas bisa menurun ketika laba
bersih tinggi dan kas bisa meningkat ketika laba bersih rendah.
Manfaat Laporan Arus Kas :
a. Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan
(likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang
yang berubah.
b. Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan
memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash
flows) dari berbagai entitas.
c. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.
3.
Klasifikasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan dalam
penyusunannya diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan
17
pendanaan. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) laporan arus kas
diklasifikasi menjadi:
a. Aktivitas Operasi
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) Jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk
menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang
cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas,
membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan
sumber pendanaan dari luar. Informasi tentang unsur tertentu arus kas
historis, bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus
kas operasi masa depan.
Arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan
peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi neto.
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah :
Penerimaan kas dari penjualan barang dan pemberian jasa.
Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain.
Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
Pembayaran kas kepada dan untuk kepentingan karyawan.
Penerimaan dan pembayaran kas oleh entitas asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas, dan manfaat polis lain.
6. Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
pengahasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus
sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang dimiliki untuk
tujuan diperdagangkan atau diperjualbelikan (dealing).
1.
2.
3.
4.
5.
b. Aktivitas Investasi
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) Pengungkapan terpisah
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah penting karena kas
18
tersebut mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber daya
yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah :
1. Pembayaran kas untuk membeli asset tetap, asset tidak berwujud, dan
asset jangka panjang lain termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan asset tetap yang dibangun sendiri.
2. Penerimaan kas dari penjualan asset tetap, asset tidak berwujud, dan
asset jangka panjang lain.
3. Pembayaran kas untuk membeli instrument utang atau instrument
ekuitas entitas lain dan kepemilikan dalam ventura bersama (selain
pembayaran kas untuk instrument yang dianggap setara kas atau
instrument yang dimiliki untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan).
4. Penerimaan kas dari penjualan instrument utang dan instrument
ekuitas lain dan kepemilikan ventura bersama (selain penerimaan kas
dari instrument yang dianggap setara kas atau instrument yang dimilki
untuk diperdagangkan atau diperjualbelikan).
5. Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain (selain
uang muka dan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan).
6. Penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman yang
diberikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
diebrikan kepada pihak lain (selain uang muka dan kredit yang
diberikan oleh lembaga keuangan).
7. Pembayaran kas sehubungan dengan kontrak future, forward, opsi
dan swap, kecuali jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan
diperdagangkan atau diperjualbelikan , atau jika pembayaran tersebut
diklasifiksikan sebagai aktivitas pendanaan.
8. Penerimaan kas dari kontrak future, forward, opsi dan swap, kecuali
jika kontrak tersebut dimiliki untuk tujuan diperdagangkan atau
diperjualbelikan, atau jika pembayaran tersebut diklasifikasikan
sebagai aktivitas pendanaan.
c. Aktivitas Pendanaan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) Pengungkapan terpisah
arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah penting karena
berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para
penyelia modal entitas. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari
aktivitas pendanaan adalah :
19
1. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau instrument modal lain.
2. Pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham
entitas.
3. Penerimaan kas dari penerbitan obligasi, pinjaman, wesel, hipotek,
dana pinjaman jangka pendek dan jangka panjang lain.
4. Pelunasan pinjaman
5. Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas yang
berkaitan dengan sewa pembiayaan.
Penyusunan laporan arus kas dari sumber-sumber data di atas
melibatkan tiga langkah pokok yaitu :
1. Menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung
karena perbedaan antara saldo awal dan akhir kas dapat dengan mudah
dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan.
2. Menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit,
melibatkan analisis tidak hanya perhitungan laba-rugi tahun berjalan
tetapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih.
3. Menentukan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua
perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna
menentukan pengaruhnya pada kas.
G.
Saham
1.
Pengertian
Menurut Fakhruddin dan Darmadji (2006:6) menyatakan bahwa : Saham
(stock atau share) dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
2.
Jenis-jenis Saham
Menurut Fakhrudin dan Darmadji (2006:7), ada beberapa sudut pandang
untuk membedakan saham, yaitu:
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham
terbagi atas:
a. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya
pada posisi paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
20
b. Saham preferen (preferred stock), yaitu saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak
mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2. Ditinjau dari cara peralihannya, saham dibedakan atas:
a. Saham atas unjuk (bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke
investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka
dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak dalam ikut hadir dalam
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham dengan nama
pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus melalui
prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas:
a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di
industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar dividen.
b. Saham Pendapatan (income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen
yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya
mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur
membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak
mementingkan potensi pertumbuhan harga saham (Price/Earning ratio).
c. Saham pertumbuhan (growth stock─well-known), yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai
pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu,
terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang
tidak berperan sebagai leader dalam industri, namun memiliki ciri growth
stock. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang popular
dikalangan emiten.
d. Saham spekulatif (speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa
mendatang, meskipun belum pasti.
e. Saham Siknikal (cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat
resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu
memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada saat resesi.
21
H. Harga Saham
Harga saham adalah harga saham di bursa saham pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan oleh permintaan dan penawaran saham yang
bersangkutan di pasar modal.
Eduardus Tendelilin (2007:183) menjelaskan bahwa dalam penilaian saham
dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market
value), dan nilai intrinsik (intrinsic value). Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan
bahwa nilai-nilai saham ini meliputi:
1. Nilai buku (book value), yaitu nilai dari suatu saham menurut pembukuan
emiten. Untuk menghitung nilai buku suatu saham, perlu diketahui
beberapa nilai
yang berhubungan dengan nilai buku tersebut,
diantaranya:
a. Nilai nominal (par value), yaitu nilai dari suatu saham yang
merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar
saham.
b. Agio saham (additional paid-in capital atau in excess of par value)
merupakan selisih yang dibayar pemegang saham kepada
perusahaan dengan nilai nominal sahamnya.
c. Nilai modal disetor (paid in capital) merupakan total yang dibayar
oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten untuk ditukarkan
dengan saham preferen atau dengan saham biasa,
d. Laba ditahan (retained earnings) merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada pemegang saham.
e. Nilai buku per lembar saham, yaitu menunjukkan aktiva bersih (net
assets) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu
lembar saham.
22
2. Nilai pasar (market value), yaitu harga dari saham di pasar bursa pada
saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditentukan
oleh permintaan dan penawaran bersangkutan di pasar bursa.
3. Nilai intrinsik (intrinsic value), yaitu nilai yang biasa disebut juga dengan
nilai fundamental. Nilai ini merupakan nilai yang seharusnya atau
sebenarnya dari suatu saham yang diperdagangkan.
Dari ketiga jenis nilai diatas, nilai pasar sering dijadikan sebagai penilaian
para investor untuk menentukan pilihan investasi saham. Karena nilai pasar
menjadi cerminan pembentukan fluktuasi harga saham di lantai bursa. Dalam
penelitian ini penulis juga menggunakan nilai pasar saham adalah harga suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung di bursa efek. Apabila bursa efek telah
tutup maka harga pasar adalah harga penutupannya (clossing price). Jadi dalam
penelitian ini menggunakan harga penutupan saham dengan rumus :
PHSit
= (HSit – HSit-1) / HSit-1
Dimana :
PHSit
= Perubahan harga saham perusahaan i pada periode t.
Hsit
= Harga saham perusahaan i pada periode t.
HSit-1
= Harga saham i pada periode t-1.
Sumber : mengacu pada penelitian Novy Budi Adiliawan (2010)
23
Menurut Sunariyah (2006:168) ada beberapa pendekatan yang dapat
digunakan untuk menilai harga suatu saham tetapi dua pendekatan berikut yang
paling banyak digunakan, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan portofolio
modern.
1. Pendekatan tradisional, untuk menganalisis surat berharga saham dengan
pendekatan tradisional digunakan dua analisis yaitu:
a) Analisis teknikal, merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data
atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses
permintaan dan penawaran suatu saham tertentu maupun pasar secara
keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang
dipublikasikan seperti: harga saham, volume perdagangan, indeks harga
saham gabungan dan individu, serta faktor –faktor lain yang bersifat
teknis. Oleh sebab itu, pendekatan ini juga disebut pendekatan analisis
pasar (market analisys) atau analisis internal (internal analisys).
b) Analisis fundamental, pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan
bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang
diestimasi oleh para investor atau analisis. Nilai intrinsik merupakan suatu
fungsi dari variabel-variabel perusahaan yang dikombinasikan untuk
menghasilkan suatu return (keuntungan) yang diharapkan dan suatu
resiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik
kemudian dibandingkan dengan harga pasar yang sekarang (current
market price). Harga pasar saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai
intrinsiknya.
24
2. Pendekatan portofolio modern
Pendekatan portofolio modern menekankan pada aspek psikologi bursa
dengan asumsi hipotesis mengenai bursa, yaitu hipotesis pasar efisien. Pasar
efisien diartikan bahwa harga-harga saham yang terefleksikan secara
menyeluruh pada seluruh informasi yang ada di bursa.
I.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham
Menurut Houston dan Brigham (dalam Melva, 2007 : 45) faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham adalah sebagai berikut: earning per share,
tingkat bunga, jumlah kas dividen yang dibagikan, jumlah laba yang didapat
perusahaan, serta tingkat risiko dan tingkat pengembalian.
25
J.
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
PENELITI
JUDUL
Susanto dan Ekawati
(2006)
Relevansi Nilai
Informasi Laba
Dan Aliran Kas
Terhadap Harga
Saham Dalam
Kaitannya
Dengan Siklus
Hidup
Perusahaan
Pengaruh
Kandungan
Informasi
Komponen
Laporan Arus
Kas, Laba
Kotor, Dan Size
Perusahaan
Terhadap
Expected Return
Saham
Pengaruh Arus
Kas Operasi
Terhadap Harga
Saham Dengan
Persistensi Laba
Sebagai
Variabel
Intervening
Harga saham
Nilai informasi laba,
aliran kas, dan siklus
hidup perusahaan
Regresi
berganda
Laba, aliran kas
operasi dan aliran
kas pendanaan
berpengaruh
secara positif dan
signifikan
terhadap harga
saham
Expected return
saham
Komponen laporan arus
kas, laba kotor, dan size
perusahaan
Regresi
berganda
Arus kas dari
aktivitas
investasi, laba
kotor, dan size
perusahaan
berpengaruh
terhadap expected
return
Harga saham
Arus kas operasi, dan
persistensi laba
Regresi
berganda
Pengaruh
Komponen
Arus Kas dan
Ukuran
Perusahaan
Terhadap Harga
Saham Pada
Perusahaan
Kelompok LQ
45 yang Listing
di BEI
Pengaruh
Informasi Laba
dan Arus Kas
Terhadap Harga
Saham
Harga saham
Komponen laporan arus
kas, dan ukuran
perusahaan
Regresi
berganda
Arus kas operasi
tidak berpengaruh
terhadap harga
saham dan
persistensi laba,
persistensi laba
juga tidak
berpengaruh
terhadap harga
saham (hipotesis
penelitian tidak
mendapat
dukungan bukti
empiris)
Arus kas dari
aktivitas operasi
dan ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap harga
saham
Harga saham
Informasi Laba dan
komponen arus kas,
arus kas operasi, arus
kas investasi, dan arus
kas pendanaan
Regresi
berganda
Ninna Daniati (2006)
Meythi (2006)
Rizki Ramadhano
(2012)
Selvy Hartono
(2012)
VARIABEL
DEPENDEN
Sumber : Dari berbagai jurnal
VARIABEL
INDEPENDEN
METODE
ANALISIS
HASIL
Laba secara
signifikan
berpengaruh
positif terhadap
harga saham
sedangkan secara
simultan variabel
laba, arus kas
operasi, arus kas
investasi, dan
arus kas
pendanaan
berpengaruh
terhadap harga
saham
26
K. Kerangka Pemikiran Teoritis
Laba menjadi salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham. Begitu juga hubungan arus kas dengan harga saham yang
menunjukkan bahwa arus kas merupakan faktor lain selain laba yang berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham perusahaan. Pernyataan ini menimbulkan
harapan tentang masa yang akan datang yang berhubungan dengan arus kas
(cashflow) bagi investor serta kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Investor akan menggunakan komponen arus kas dan laba untuk
membentuk suatu dasar bagi pembelian saham, disamping harga saham itu
sendiri. Hal ini disebabkan karena harga saham mencerminkan penilaian atas
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (kas) dan kemampuan untuk
membayar deviden. Maka laba kotor, laba operasi dan arus kas diduga memiliki
pengaruh terhadap harga saham. Komponen laba kotor, laba operasi dan
komponen arus kas terhadap harga saham dapat disusun menjadi sebuah kerangka
pemikiran teoritis sebagai berikut:
27
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
PERUBAHAN
LABA KOTOR
PERUBAHAN
LABA OPERASI
H1
H2
PERUBAHAN
ARUS KAS
OPERASI
H3
HARGA SAHAM
H4
PERUBAHAN
ARUS KAS
INVESTASI
H5
PERUBAHAN
ARUS KAS
PENDANAAN
Penelitian saya ini merupakan pengembangan (replikasi) dari peneliti Selfi
Hartono (2012) . Perbedaannya terletak pada variabel independen yang digunakan
sebelumnya peneliti menggunakan variabel laba bersih sedangkan penelitian saya
menggunakan laba kotor dan laba operasi, serta sampel dan tahun penelitian yang
diambil pun berbeda sebelumnya peneliti menggunakan sampel LQ 45 dengan
tahun penelitian 2007-2008 sedangkan dalam penelitian saya ini menggunakan
sampel daftar perusahaan yang terdaftar dalam kompas 100 dengan tahun
penelitian 2009-2011.
28
L. Pengembangan Hipotesis
1. Laba Kotor terhadap Harga Saham
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Febrianto adalah “Tiga Angka Laba
Akuntansi : Mana Yang Lebih Bermakna Bagi Investor”. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa angka laba kotor lebih mampu memberikan gambaran
yang lebih baik tentang hubungan antara laba dengan harga saham. Selanjutnya,
laba kotor kembali dijadikan variabel dalam penelitian yang dilakukan oleh
Daniati dan Suhairi (2006). Di dalam penelitian ini ditemukan bahwa laba kotor
direaksi paling kuat oleh pasar dan berpengaruh terhadap expected return saham.
Mengacu pada beberapa penelitian di atas, maka penelitian ini akan
membuktikan apakah Laba Kotor akan berpengaruh positif terhadap harga saham.
H1: Perubahan laba kotor berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2. Laba Operasi terhadap Harga Saham
Penelitian yang dilakukan Ali (1994) menunjukkan bahwa arus kas relatif
tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan dengan variabel laba dan
modal kerja operasi. Dalam pengujiannya, Ali (1994) menggunakan regresi linier
dan non linier dalam menguji kandungan informasi laba, modal kerja, dan arus
kas. Penelitian tersebut membandingkan kualitas tiga angka laba kuartalan, yaitu
laba operasi pro-forma, EPS dari laba operasi, serta laba sebelum pos-pos luar
biasa dan operasi yang dihentikan. Pada penelitian tersebut ditemukan bahwa laba
operasi pro-forma memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan EPS
dari operasi atau EPS dari laba sebelum pos-pos luar biasa dan operasi yang
dihentikan.
29
Mengacu dari penelitian di atas, maka penelitian ini akan membuktikan
apakah laba operasi akan berpengaruh positif terhadap harga saham.
H2: Perubahan laba operasi berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
3. Arus Kas Operasi terhadap Harga Saham
Meythi (2006) menguji apakah ada pengaruh positif arus kas operasi terhadap
harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. Hasil
penelitiannya menunjukkan tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap
harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. Susanto dan
Ekawati (2006) menguji apakah pengaruh informasi arus kas operasi, arus kas
investasi dan arus kas pendanaan terhadap harga saham berbeda pada tahap siklus
hidup perusahaan yang berbeda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga
saham perusahaan pada tahap start-up dipengaruhi oleh arus kas investasi secara
negatif dan arus kas pendanaan secara positif, pada tahap growth harga saham
perusahaan dipengaruhi oleh arus kas operasi dan arus kas pendanaan secara
positif, pada tahap mature arus kas investasi mempengaruhi harga saham secara
negatif sedangkan arus kas operasi dan arus kas pendanaan mempengaruhi harga
saham secara positif, dan pada tahap decline harga saham perusahaan dipengaruhi
oleh arus kas operasi dan arus kas pendanaan secara positif dan arus kas investasi
secara negatif. Indrayanti (2007) meneliti pengaruh arus kas operasi, investasi dan
pendanaan terhadap harga saham pada perusahaan food and beverages yang go
public di BEI. Dari hasil penelitian yang dilakukan, variabel arus kas operasi
terbukti berpengaruh terhadap harga saham. Hartono (2012) melakukan penelitian
tentang pengaruh laba dan arus kas terhadap harga saham. Hasilnya variabel arus
30
kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Mengacu pada beberapa penelitian di atas, maka penelitian ini akan
membuktikan apakah arus kas operasi akan berpengaruh positif terhadap harga
saham.
H3: Perubahan arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
4. Arus Kas Investasi terhadap Harga Saham
Penelitian Black (1998) dalam Susanto dan Ekawati (2006) menunjukkan
bahwa arus kas operasi berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas, arus kas
investasi berhubungan negatif dengan nilai pasar ekuitas, dan arus kas pendanaan
berhubungan positif dengan nilai pasar ekuitas. Penelitian Atmini (2001) dalam
Susanto dan Ekawati (2006) menunjukkan bahwa arus kas investasi berpengaruh
dan berhubungan negatif dengan nilai pasar ekuitas. Indrayanti (2007) meneliti
pengaruh arus kas operasi, investasi dan pendanaan terhadap harga saham pada
perusahaan food and beverages yang go public di BEI. Dari hasil penelitian yang
dilakukan, variabel arus kas investasi dan Total arus kas terbukti berpengaruh
terhadap harga saham. Rona (2009) meneliti pengaruh informasi dan arus kas
tehadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa laba akuntansi dan arus kas
dari aktifitas investasi (AKI) berpengaruh terhadap harga saham.
31
Mengacu pada beberapa penelitian di atas, maka penelitian ini akan
membuktikan apakah arus kas investasi akan berpengaruh positif terhadap harga
saham.
H4: Perubahan arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
5. Arus Kas Pendanaan terhadap Harga Saham
San Susanto (2006) dalam penelitiannya menguji Informasi Laba Dan
Aliran Kas Terhadap Harga Saham Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup
Perusahaan dalam penelitiannya dapat disimpulkan bahwa variabel laba (EPS),
aliran kas operasi (CFOPS) dan aliran kas pendanaan (CFFPS) berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap harga saham. Simanullang (2009) meneliti
pengaruh informasi dan komponen arus kas terhadap harga saham pada
perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dalam penelitiannya, laba akuntansi dan arus kas dari aktifitas pendanaan (AKP)
terbukti berpengaruh terhadap harga saham.
Mengacu pada beberapa penelitian di atas, maka penelitian ini akan
membuktikan apakah arus kas pendanaan akan berpengaruh positif terhadap harga
saham.
H5: Perubahan arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
6. Pengaruh Laba Akuntansi dan Arus Kas terhadap Harga Saham
Beberapa penelitian terdahulu mengenai hubungan laba dengan harga
saham, menunjukkan bahwa laba menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
32
secara signifikan terhadap harga saham. Penelitian tersebut diantaranya ialah
penelitian Susanto dan Ekawati (2006) yang memberikan bukti bahwa pada tahap
growth dan mature laba memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
harga saham, serta penelitian Hartono (2012) yang menunjukkan bahwa variabel
laba secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham.
Begitu juga dengan beberapa penelitian mengenai hubungan arus kas
dengan harga saham yang menunjukkan bahwa arus kas merupakan faktor lain
selain laba yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan.
Penelitian tersebut diantaranya ialah penelitian Yulianto dan Davianti (2006) yang
menunjukkan bahwa pada mature serta decline arus kas operasi, arus kas
investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh positif terhdap nilai pasar ekuitas.
Download