1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam kampung atau

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam kampung atau ayam bukan ras (Buras) merupakan salah satu
sumber plasma nutfah hewan Indonesia. Martojo (1992) menyatakan bahwa
nenek moyang ayam buras yang ada di Indonesia berasal dari ayam hutan
merah (Gallus gallus). Populasi ayam terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan Statistika Peternakan 2013, populasi ayam pada tahun 2013
meningkat 3,74% dari tahun 2012 (Anonim, 2013). Salah satu produk utama
ayam kampung adalah daging (Rasyaf, 1991). Produksi daging ayam kampung
meningkat 1,01% pada tahun 2013 dari tahun 2012 (Anonim, 2013).
Ketersediaan limbah dan hasil ikutan dari ayam kampung berbanding
lurus dengan produksi daging ayam kampung di Indonesia. Cakar ayam
merupakan salah satu hasil ikutan dari ayam kampung. Selama ini,cakar ayam
kampung baru dimanfaatkan sebagai campuran sup, mie ayam,atau krupuk
cakar. Nilai tambah dari produk tersebut masih rendah dan perlu adanya
pengembangan potensi dari cakar ayam sebagai produk pangan yang
mengandung protein cukup tinggi, yaitu 22,98% (Purnomo, 1992).
Cakar ayam kampung diseliputi oleh kulit yang sebagian besar adalah
kolagen. Protein kolagen memiliki kecernaan yang rendah karena adanya ikatan
antarprotein yang kuat dengan bentuk tripel helix sehingga sukar diurai. Enzim
proteasemampumenghidrolisis protein kolagen dan meningkatkan kecernaan
protein. Fricke et al. (2001) melaporkan bahwa Bacillus cereus dapat
memproduksi enzim protease. Hal tersebut dikuatkan oleh Zambare et al. (2010).
Mereka menyebutkan bahwa Bacillus cereus dapat mensekresi enzim yang
1
dapat menghidrolisis protein kolagen dengan membuka atau mengurai serat
kolagen.
Nakamura et al. (1995) telah mengembangkan protein pangan yang telah
terhidrolisis sebagai Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI), semacam
agen antihipertensi, untuk menunjukan pengaruh antihipertensi atau penghambat
tekanan darah tinggi. Aktivitas suatu peptida biaktif dari protein sebagai agen
antihipertensi ditunjukkan dengan nilai IC50, yaitu kebutuhan suatu inhibitor untuk
menghambat 50% aktivitas ACE. Cheng et al. (2008) melaporkan bahwa protein
kolagen yang dihidrolisis oleh enzim pencernaan telah mampu menghambat
ACE dengan nilai IC50 sebesar 0,945 mg/ml. Protein kolagen yang dihidrolisis
oleh enzim bakteriseperti enzim protease dari Aspergillus orzae menujukkan
nilai penghambahan ACE lebih baik, yaitu IC50 sebesar 0,260 mg/ml (Saiga et al.,
2008).
Kajian mengenai aplikasi enzim bakteri untuk hidrolisis enzimatis pada
protein cakar ayam kampung sebagai agen antihipertensi belum pernah
dilakukan, oleh karena itu penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui potensi
protein cakar ayam kampung sebagai agen antihipertensi dengan hidrolisis
enzimatis oleh enzim dari bakteri seperti B. cereus protease, sehingga mampu
meningkatkan aktivitas penghambatan ACE atau menurunkan nilai IC50. Semakin
rendah nilai IC50, maka semakin tinggi kelayakan suatu ACE Inhibitor sebagai
agen antihipertensi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil hidrolisis protein cakar
ayam kampung dengan enzim protease dari Bacillus cereus, nilai IC50 setelah
2
dihidrolisis danpotensi hidrolisat proteincakar ayam kampung sebagai agen
antihipertensi.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain diketahui Bacillus cereus protease
dalam memecah protein kolagen, didapatkan data peptida bioaktif dan informasi
kesehatan mengenai potensi protein asal cakar ayam kampung yang memiliki
potensi sebagai antihipertensi.
3
Download