May 2013 Deflasi 0.03% di bulan Mei. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bulan Mei 2013 terjadi deflasi sebesar 0,03%. Penyebab utama deflasi adalah harga bawang putih yang mengalami penurunan harga 0.13% dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2013 sebesar 2,3% dan tingkat inflasi dibandingkan Mei 2012 year on year sebesar 5,47%. Sedangkan inflasi tahunan 2013 ditargetkan oleh DPR sebesar 7,2%. Seiring dengan rencana kenaikan harga BBM pada bulan Juni. Neraca perdagangan April defisit. Neraca perdagangan Indonesia bulan April 2013 kembali defisit sebesar US$1,6miliar. Nilai ekspor Indonesia bulan April 2013 mencapai US$14,7 miliar. Sementara nilai impor Indonesia pada bulan yang sama sebesar US$16,3 miliar. Neraca perdagangan untuk periode Januari hingga April 2013 juga masih mengalami defisit US$1,85 miliar. Untuk ekspor mencapai US$60,11 miliar dan impornya mencapai US$61,96 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh ekspor nonmigas yang juga mengalami penurunan. Sedangkan ekspor migas mengalami kenaikan. Pada periode April 2013, migas masih mengalami defisit US$1,2 miliar dan untuk periode Januari hingga April 2013 juga mengalami defisit US$4,6 miliar. Minyak mentah mengalami defisit pada April 2013 mencapai US$687,1 juta dan periode Januari-April juga defisit US$1,6 miliar. Bursa global menguat. Walaupun sempat dilanda kekhawatiran akibat Eropa yang sedang mengalami krisis ekonomi, bursa global rata-rata mencatat kenaikan bulan Mei. Dow Jones Industrial Average (DJIA) terus membukukan penguatan sebesar 2.24% selama bulan Mei dan begitu pula dengan DAX (Jerman) yang mengalami penguatan sebesar 5.5%. Pemulihan ekonomi AS, dengan ditopang data-data makro yang semakin positif turut menjaga sentimen positif. Bursa regional mengalami kenaikan. Shanghai Composite index mengalami kenaikan 5.81% selama bulan Mei. Sedangkan Nikkei mengalami penurunan sebesar 0.62% sepanjang bulan seiring kekhawatiran efektifitas reformasi ekonomi Shinzo Abe. Tingkat pertumbuhan GDP di targetkan sebesar 6.3%. Pemerintah menurunkan target pertumbuhan GDP dari sebelumnya 6.8% menjadi 6.3%. Penurunan ini terjadi setelah angka pertumbuhan GDP yang hanya mencapai 6.02% di kuartal I 2013. Penurunan target pada GDP juga disebabkan sentimen negatif terhadap keadaan ekonomi global dan ekspektasi perlambatan ekonomi lokal setelah rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik. Perbandingan IHSG, Nikkei dan Shanghai Comp.* 80% 60% 40% 20% JCI Index NKY Index Sumber : Bloomberg, *Dalam mata uang lokal SHCOMP Index May-13 Apr-13 Mar-13 Feb-13 Jan-13 Dec-12 Nov-12 Oct-12 Sep-12 Aug-12 Jul-12 -20% Jun-12 0% May-12 Asing mengalami net sell. Sentimen negatif atas penundaan rencana pengurangan subsidi minyak oleh pemerintah mendorong IHSG mengalami penurunan ke level 5.068 setelah sempat mencapai titik tertinggi di 5.251 ditopang net sell asing Rp7,7 triliun. Net sell ini juga seiring dengan dirilisnya angka GDP growth kuartal I 2013 Indonesia yang dibawah ekspektasi yakni di 6,02% DISCLAIMER Dokumen ini dibuat hanya untuk memberikan informasi dan bukan merupakan suatu bentuk penawaran untuk membeli atau permintaan untuk menjual maupun dasar yang dapat dijadikan pedoman sehubungan dengan perjanjian atau komitmen apapun atau suatu nasihat investasi. Dokumen ini dibuat berdasarkan data, proyeksi, perkiraan, antisipasi dan hipotesa yang subjektif. Analisa dan kesimpulan dalam dokumen ini merupakan bentuk ungkapan suatu pendapat berdasarkan ketersediaan data dalam kurun waktu tertentu. Dengan alasan subjektifitas ini, kami menekankan bahwa pergerakan dari variabel dan nilai ekonomi pasar keuangan bisa berubah secara drastis dari indikasi (proyeksi, perkiraan, antisipasi dan hipotesa) yang disampaikan dalam dokumen ini. Disamping itu, secara umum informasi yang diberikan dalam dokumen ini bersifat subjektif. Pendapat yang dikemukaan dalam dokumen dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan PT AXA Asset Management Indonesia dapat namun tidak berkewajiban untuk mengubah atau memperbaharui dokumen ini. Seluruh informasi dalam dokumen ini dibuat berdasarkan data publik yang dikeluarkan oleh biro resmi untuk statistik ekonomi dan pasar. PT AXA Asset Management Indonesia terlepas dari segala kewajiban yang berhubungan dengan keputusan yang didasarkan pada dokumen ini. Disamping itu, dengan dasar subjektifitas dari analisa dan pendapat ini, data, proyeksi, perkiraan, antisipasi, hipotesa dan atau pendapat tidak harus digunakan atau diikuti oleh Tim Manajemen maupun afiliasi PT AXA Asset Management Indonesia yang bertindak atas dasar pendapat sendiri dan bertindak sebagai bagian yang independen dalam Perusahaan. Dengan menerima informasi ini, penerima dokumen setuju menggunakan informasi ini hanya untuk melihat potensi dalam strategi yang ada didalamnya dan bukan untuk tujuan lain serta tidak akan mengungkapkan informasi apapun ke pihak manapun. Dilarang melakukan segala bentuk produksi ulang atas informasi ini, baik itu seluruhnya atau sebagian kecuali telah mendapat persetujuan dari PT AXA Asset Management Indonesia. PT AXA Asset Management Indonesia adalah perusahaan Manajer Investasi dengan izin Bapepam & LK No. Kep-20/PM-MI/1992 tanggal 10 Juli 1992. PT AXA Asset Management Indonesia adalah bagian dari AXA Group yang berkedudukan di Perancis, Paris. Informasi selengkapnya mengenai AXA Group dapat ditemukan di www.axa.com