Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini pada Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6 hari, di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran Kabupaten Semarang Tahun 2017 Joaninha Belo Ximenes*) Heni Setyowati S.SiT., M.Kes**) Ida Sofiyanti S.SiT.,M.Keb**) PROGDI D III KEBIDANAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN *) Mahasiswa Progdi DIII Kebidanan UNW **) Dosen Pembimbing Progdi D III Kebidanan UNW ABSTRAK Latar Belakang :Berdasarkandata yang diperoleh dari bagian rekam Medik RSUD Ungaran, didapatkan hasil pada tahun 2015 (Januari-Desember) kasus KPD sebanyak 155 kasus (27.38%), dan tahun 2016 (Januari-November) sebanyak 162 kasus (37.0%). Tujuan :Mampu melaksanakanasuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan menerapkan asuhan kebidanan 7 langkah Varney. Metode :Asuhan ibu bersalin dengan KPD dilaksanakan di Ruang Flamboyan RSUD Ungaran, pada Ny IR, tanggal 2 Maret 2017. Metode yang digunakan dalam memberikan asuhan meliputi: wawancara/anamnesa, observasi/pengamatan, pemeriksaan fisik, dokumentasi, studi pustaka, dan pemeriksaan penunjang. Hasil :Pengkajian dilakukan pada tanggal 2 Maret 2017, jam 07.15 WIB, ditemukan cairan ketuban merembes, warna jernih, bau amis khas ketuban, ibu belum dalam persalinan/pembukaan 1 jari sempit. Keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal. DJJ:144x/mt. Dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, dan advis untuk dilakukan induksi drip oksitosin 5 IU dalam infus RL 500 ml, start 8 tpm, naikkan 4 tpm tiap 30 menit sampai dengan 20 tpm atau his adekuat. Jam 18.30WIB ditemukan adanya tanda gejala kala dua dan hasil pemeriksaan pembukaan sudah lengkap. Jam 19.03 WIB bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, A/S: 9/10/10. Asuhan persalinan dilakukan sampai jam 22.05 WIB sampai ibu dan dipindahkan keruang perawatan Simpulan :Penatalaksanaan/asuhan pada ibu bersalin dengan KPD sudah dilaksanakan sesuai dengan Standar Asuhan yang berlaku. Hasil: tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Saran :Pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosa (Test Nitrazin dan USG) juga harus dilakukan, safety/APD lebih diperhatikan untuk pencegahan infeksi, dan bayi harus dilakukan IMD selama 1 jam setelah lahir. Kata Kunci : Persalinan, Ketuban Pecah Dini, Induksi Persalinan Kepustakaan : 63 (2004-2016) Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 1 Midwifery Care of Maternity with Premature Rupture Of Membrane (PROM), to Mrs.IR, 25 years old, G1 P0 A0, Gestacional Age: 37 weeks +6 days, in Flamboyan Ward of Ungaran Regional Hospital ABSTRACT Background: Based on data obtained from the Medical Record of Ungaran Hospital from January-December 2015 there were 155 cases of Premature Rupture of Membanes (27.38%), and in 2016 period of January-November were registered cases of Premature Rupture Of Membranes with total 162 cases or 37.0%. Objective: Able to implement midwifery care of maternity with premature rupture of membranes (PROM) by applying 7 steps Varney’s midwifery care. Methods: Maternity care with PROM was conducted in Flamboyan Ward of RSUD Ungaran, on Mrs. IR, March 2nd, 2017. The methods used in providing care include: interview/anamneses, observation, physical examination, documentation, literature study and investigation. Result: The assessment was done on March 2nd, 2017, at 07.15 AM, found amniotic fluid seeps, clear color, typical amniotic odor, the mother had not been in labor/opening of 1 finger narrow. Conducted collaboration with physician Obstetric Genecology and advice for induction of 5 IU drip oxytocin in RL 500 ml, start 8 drops/minute, increase 4 drops/minute every 30 minute up to 20 drops/minute or contraction adequate. At 06.30 PM, there was sign of the second stage of symptoms and the opening examination was completed, and at 07.30 PM the baby was born spontaneously, female gender, APGAR Score: 9/10/10. Care of childbirth was done until 10.05 PM until the mother and baby moved to the room care. Conclusion: Management/maternity care with Premature Rupture Of Membranes (PROM) is implemented correctly. Result: no complication in the mother and fetus Suggestion: Supporting examination for diagnostic enforcement (Nitrazine and ultarsound test) should also be done, safety/personal protective equipment was more noticed, and infant should be done early breastfeeding for 1 hour after birth. Keywords: Labor, Premature Rupture Of Mebranes (PROM), Labor Induction Literature: 63 ( 2004-2016) PENDAHULUAN Latar Belakang Indikator kesehatan suatu negara ditentukan dengan tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Ukuran berhasilnya suatu pelayanan kesehatan tercermin dari penurunan angka kematian ibu sampai pada bats terendah yang dapat dicapai dengan kondisi dan situasi setempat (Depkes RI, 2012). Penyebab AKI secara garis besar dapat dikategorikan sebagai penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas seperti perdarahan, pre eklampsia/eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Sedangkan penyebab tidak langsung seperti faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil, seperti: “Empat Terlalu”(terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak kelahiran), dan juga “Tiga Terlambat”(terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat sampai kefasilitas kesehatan, dan terlambat dalam penanganan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 2 kegawatdaruratan (IBI, 2016). Infeksi sebagai salah satu penyebab kematian ibu, dimana sebagian besar terjadi pada saat persalinan dan biasanya terjadi pda kasus Ketuban Pecah Dini (KPD). Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian Rekam Medik RSUD Ungaran menggambarkan bahwa pada tahun 2015 (Januari-Desember 2015) tercatat dari total sebanyak 566 persalinan, kejadian KPD sebanyak 155 kasus (27.38%), Pre eklampsia sebanyak 64 kasus (11.3%), Eklampsia sebanyak 2 kasus (0.3%), Perdarahan Pasca bersalin (HPP) sebanyak 27 kasus (4.7%). Pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai dengan bulan November, tercatat total kasus KPD sebanyak 162 kasus dari total 424 persalinan (37.0%), pre eklampsia sebanyak 33 kasus (7.7%), HPP sebanyak 23 kasus (5.4%). Berdasarkan data diatas, jumlah kasus persalinan dengan KPD lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan patologis lainnya. KPD adalah pecahnya ketuban sebelum proses persalinan berlangsung (Prawirohardjo, 2010). Untuk penyebab KPD masih belum diketahui dengan pasti, namun faktor-faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kejadian KPD menurut Nugroho (2012), antara lain: serviks yang inkompeten, kelainan letak, over distensi uterus, infeksi saluran kemih, ibu grande multipara, fakor kecemasan, dan ibu dengan usia yang beresiko mengalami komplikasi (<20 tahun/>35 tahun). Dampak yang dapat terjadi bisa berpotensi terjadi infeksi intra uteri pada ibu, partus lama, dan perdarahan post partum. Sedangkan pada bayi potensial terjadi infeksi, sindroma gangguan pernapasan, dan kelahiran prematur. Dilihat dari faktor predisiposisi dan dampak yang terjadi akibat KPD, data yang didapatkan dari Ruangan FlamboyanRSUD Ungaran, menggambarkan bahwa ibu bersalin dengan KPD dari bulan Januari- November 2016, dengan usia <20 tahun sebanyak 13 orang, >35 tahun sebanyak 13 orang. Ibu primigravida yang mengalami KPD sebanyak 13 orang, grandemultigravida sebanyak 13 orang, dan ibu dengan berat janin >4000 gram yang mengalami KPD 1 orang. Data yag didapatkan berkaitan dengan dampak KPD, dimana ibu bersalin dengan KPD yang melahirkan bayi dengan BBLR (berat badan lahir rendah) sebanyak 14 bayi, persalinan preterm sebanyak 34 orang, dan kejadian aspiksia pada bayi baru lahir sebanyak 17 bayi. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) dengan judul:”Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) pada Ny IR, umur 5 tahun, G1 P0 A0, umur kehamilan 37 minggu +6 hari, di ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kabupaten Semarang, dengan menerapkan Manajemen Kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah. Rumusan Masalah: Berdasarkan data diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu: “Bagaimana penerapan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) pada Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, umur kehamilan 37 minggu +6 hari di ruang Flamboyan, RSUD Ungaran, Kab. Semarang dengan menggunakan Managemen Asuhan Kebidanan 7 langkah Varney ?”. Ruang Lingkup: 1. Sasaran: ibu bersalin Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6 hari dengan KPD 2. Tempat : Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran 3. Waktu: dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2017. Tujuan: 1. Tujuan Umum: Mampu melaksanakan asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin Ny Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 3 IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6 hari, dengan KPD dengan menggunakan Manajemen Kebidanan 7 langkah Varney. 2. Tujuan Khusus: a. Mampu melakukan pengkajian secara komperehensif pada ibu bersalin Ny IR dengan KPD b. Mampu melakukan interpretasi data dengan merumuskan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin Ny IR dengan KPD c. Mampu mengidentifikasi masalah /diagnosa potensial pada ibu bersalin Ny IR dengan KPD d. Mengidentifikasi perlunya antisipasi/ tindakan segera pada ibu bersalin Ny IR dengan KPD e. Merencanakan Asuhan Kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin Ny IR dengan KPD f. Melaksanakan Asuhan Kebidanan sesuai dengan yang telah direncanakan pada Ny IR dengan KPD g. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu bersalin Ny IR dengan KPD. Metode Pengumpulan Data Metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam memberikan asuhan antara lain: 1. Wawancara/anamnesa 2. Observasi/pengamatan 3. Dokumentasi 4. Studi Kepustakaan 5. Pemeriksaan Fisik 6. Pemeriksaan Penunjang bantuan atau kekkuatan sendiri (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).Tahapan peralinan mulai darai kala I (kala Pembukaan), kala II (kala pengeluaran), kala III (fase lahirnya plasenta), dan kala IV (fase waspada). Ketuban pecah Dini (KPD) adalah ketuban pecah sebelum ada tanda-tanda persalinan atau sebelum inpartu (pada pembukaan <4 cm/ fae laten) (Varney, 2008). Tanda dan gejala yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak (Sujiyatini, 2010). Induksi persalinan adalah cara prosedur untuk menimbulkan dan atau menstimulasi kontraksi uterus (SPO RSUD Ungaran). Metode induksi antara lain dengan medikamentosa (metode infus oksitosin, oksitosin sublingual, protaglandin), tindakan (amniotomi, stripping membrane, stimulasi payudara, dilatasi servisk dengan kateter Foley) atau kombinasi medikamentosa dan tindakan (Manuaba, 2013). Manejemen Kebidanan adalah sebuah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Merupakan rangkaian yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney dalam Sulistyawaty dan Nugraheny, 2010). Proses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yaitu: mengumpulkan semua data, menginterpretasi data, mengidentifikasi masalah potensial, menetapkan tindakan segera, menyusun rencana asuhan, pelaksanaan dan mengevaluasi. TINJAUAN PUSTAKA Konsep Dasar Medis Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan Landasan Hukum Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku, sehingga pemyimpangan terhadap hukum (malpraktik) dapat dihindarkan. Landasan hukum yang digunakan antar lain: Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 4 1. Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan TINJAUAN KASUS Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 2 Maret 2017, jam 07.15 WIB, diruang Flamboyan- RSUD Ungaran. Pengumpulan data subyektif didapatkan hasil ibu bernama Ny IR, umur 25 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta, dan suami bernama Tn RJA, umur 25 tahun, bekerja sebagai guru. Keluhan utama saat masuk yaitu ibu mengatakan ketuban merembes keluar dari jalan lahir, sejak jam 06.00 WIB, warna jernih, merembes banyak, bau amis khas ketuban. Ibu merasakan kencengkenceng, namun hilang timbul. Ini merupaka kehamilan yang pertama, ibu belum pernah melahirkan dan tidak pernah mengalami abortus. Hari pertama haid terakhir (HPHT) tanggal 8 Juni 2016. Ibu tidak mempunyak riwayat penyakit sistemik dan menular. Selama kehamilan ibu periksa hamil/ANC di klinik dokter kandungan dan di puskesmas dengan frekwensi >7x. Tidak ada masalah dalam pola kebutuhan ibu sehari-hari. Hanya pada pola aktifitas ibu, ibu mengeluh sering merasakan lelah setelah beraktifitas. Ibu bekerja sebagai karyawan salon/therapys, dan sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Serta sebagai karyawan salon menuntut ibu untuk melakukan posisi duduk atau berdiri dalam jangkan waktu yang lama. Ibu sering naik turun naik tangga karena ruang perawatan untuk pelanggan berada ditingkat dua. Pada pemeriksaan umum didapatka keadaan umum ibu baik, kesadaran: komposmentis. Tanda tanda vita: tekanan darah : 120/70 mmhg, Nadi : 68 x/mt, Suhu: 36.3oc, pernapasan: 22 x/mt. Pada pemeriksaan fisik sistematis (head too toe) dalam batas normal. Pada ekstremitas atas kana, terpasang infus RL 500 ml, dengan tetesan 20 tpm. Pemeriksaan khusus obstetri dalam batas normal, tidak ada kelainan. Pada palpasi abdomen, didapatkan hasil leopold I: TFU 3jbpx, pada fundus teraba bokong, Leopold II: tahanan memanjang teraba disebelah kanan perut ibu (puka) dan bagian-bagian kecil janin teraba disebelah kiri, Leopold III: tebaba kepala, Leopold IV: kepala sudah masuk PAP (divergen). TFU: 32 cm, TBJ: 3255 gram. DJJ: 148 x/mt, reguler, punctum maksimum kuadran kanan bawah pusat. Kontraksi uterus jam 07.30 WIB: kontraksi masih jarang, hilang timbul. Pemeriksaan panggul luar dan inspekulo tidak dilakukan. Pemeriksaan dalam yang dilakukan pada jam 07.30 WIB, didapatkan hasil vulva tidak ada oedema, uretra tidak ada radang. Dinding vagina licin. Portio teraba tebal. Pembukaan 1 jari sempit/belum dalam pembukaan. Ketuban merembes, warna jernih, bau amis khas air ketuban. Presentase kepala. UUK belum dapat dinilai. Penurunan kepala Hodge I. Moulage belum dapat dinilai. Tafsiran persalinan tanggal 15 Maret 2017. Untuk pemeriksaan penunjang dilakukan pada jam 08.00 WIB, hasil haemoglobin: 11.4 gr/dL, Leukosit: 6.4 1000/µL, PH Urine : 7.0. Pemeriksaan USG tidak dilakukan. Pemeriksaan Nitrazin dan pemeriksaan penunjang lain tidak dilakukan. Interpretasi Data Diagnosa kebidanan: Ny IR, G1 P0 A0, umur 25 tahun, hamil 37 minggu +6hari, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 5 memanjang, presentase kepala, punggung kanan, divergen, belum dalam persalinan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 1 ½ jam yang lalu. Masalah yang didapatkan : ibu merasa cemas dengan keadaan yang dialami. Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial Diagnosa potensial yang bisa muncul pada kasus ibu bersalin dengan KPD antara lain, pada ibu: potensial terjadi infeksi intra uteri, partus lama, dan perdarahan post partum(Atonia uteri). Pada janin potensial terjadi infeksi, dan fetal distress. Antisipasi dan Identifikasi Tindakan Segera Dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian therapy. Dari Tindakan kolaborasi dengan dokter SpOG diperoleh advice yaitu pemberian antibiotik amoxiciline 3x 500 mg, drip oksitosin 5 IU dalam infus RL 500 ml start 8 tpm, naikkan 4 tpm tiap 30 menit, maksimal 20 tpm atau sampai his adekuat, tunggu partus spontan, jika ada kegawattdaruratan (RUI, fetal Distress) segra lakukan rujukan. Antisipasi yang dilakukan oleh bidan antara lain : anjurkan ibu bedrest total, minimalisir VT, dan observasi keadaan umum ibu dan janin. Rencana Asuhan Kebidanan Pada kasus ini, perencanaan yang dilakukan pada kala I fase laten, pada Ny IR dengan KPD, antara lain: observasi keadaan umum ibu dan janin, tanda-tanda vital, kemajuan persalinan, kontraksi/his, bandle ring, pengeluaran pervaginam/PPV, dan tanda gejala kala II. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG. Memberikan suport mental pada ibu. Melakukan evaluasi kemajuan persalinan tiap 4 jam atau jika ada indikasi. Pelaksanaan Pelaksanaan dalam pemberian asuhan kepada ibu bersalin Ny IR dengan KPD pada kala 1 Persalinan fase laten sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Evaluasi Evaluasi pemantauan persalinan dilakukan pada jam 16.00, dengan hasil: keadaa ibu: baik, kesadaran: kompomentis, Tanda-tanda vital: nadi: 72x/mt, pernapasan: 22x/mt, His: 3x dalam 10 menit, durasi 30-35 detik, intensitas kuat, DJJ: 144x/mt, tidak ada bandle ring, VT: vulva tidak ada oedema, pembukaan 5 cm, KK negatif, kepala turun hodge II, Effacement: 50%, UUK jam 11, tidak ada moulage, tidak ada bagian terbawah janin yang menumbung, ibu merasakan kenceng-kenceng semakin sering. Kala I Fase Aktif Pengkajian Kala I Fase Aktif Tanggal 2 Maret 2017 jam 16.00 WIB didapatkan data subyektif ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin sering, pada data obyektif didapatkan data keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, His: 3x dalam 10 menit, 30-35 detik, intensitas kuat. DJJ: 144x/mt, VT: pembukaa 5 cm, effacemen 50%, kepala turun hodge II, UUK jam 11. Diagnosa Kebidanan Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6 hari, janin tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang, presentase kepala, puka, divergen, dalam persalinan kala I fase aktif dengan KPD 10 jam yang lalu Penatalaksanaan Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberikan penkes tentang cara mengedan yang benar, melakukan pengawasan 10, menyiapkan perlengkapan persalinan dan asuhan pada bayi baru lahir, Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 6 melakukan evaluasi kemajuan persalinan tiap 4 jam atau jika ada indikasi. Evaluasi Pada tanggal 2 maret 2017, jam 18.30 WIB, Melakukan VT atas indikasi adanya tanda gejala kala II dan mengobservasi keadaan umum ibu dan janin, dengan hasil: keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, tandatanda vital tekanan darah: 120/80 mmhg, Nadi: 78 x/mt, suhu: 36.8 oc, pernapasan: 22 x/mt. His: 4x10 menit, 40-45 detik, intensitas kuat, DJJ: 148 x/mt, PPV: lendir darah, tidak ada bandle ring, tidak ada bagian terbawah janin yang menumbung, inspeksi: vulva dan anus membuka, perinium menonjol, palpasi: blas penuh, VT: hasil vulva tidak ada oedema, pembukaan: 10 cm, portio tidak teraba, effacemen: 100%, kepala turun hodge III+, UUK jam 12, presentase belakang kepala, ibu mengatakan perutnya semakin mules, kenceng-kencengnya semakin bertambah sering, ibu merasa ingin meneran seperti ingin BAB, ibu ingin BAK namun tidak bisa keluar urinenya. Kala II Pengkajian Kala II Tanggal 2 Maret 2017, jam 18.30 WIB, didapatkan data subyektif, ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin sering, ibu merasa ingin meneran seperti ingin BAB, ibu ingin BAK namun urinenya tdk bisa keluar. Pada data obyektif didapatkan data keadaan ibu baik, tanda tanda vital dalam batas normal, His: 4x10 menit, 40-45 detik, intensitas kuat, DJJ: 148 x/mt, VT: pembukaan: 10 cm, effacement 100%, kepal turun hodge III+, UUK jam 12, inspeksi vulva dan anus membuka, palpasi blas penuh. Interpretasi Data Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu 6 hari, dalam persalinan kala II Penatalaksanaan Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu boleh meneran, membimbing ibu dalam meneran, memberikan suport dan anjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada kontraksi, memasang katheter untuk mengeluarkan urine, melakukan pengawasan selama kala II berlangsung, mendekatkan partus set dan memakai APD, melakukan pimpinan persalinan aman dan bersih dengan asuhan persalinan normal (60 langkah) Evaluasi Pada tanggal 2 Maret 2017, jam 19.03 WIB, bayi lahir spontan, presentase belakang kepala, jenis kelamin perempuan, bayi langsung menangis, bernapas tanpa kesulitan dan bergerak aktif.A/S: 9/9/10, TFU: sepusat, PPV: ±100 ml, plasenta belum lahir, ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, ibu merasa perut bagian bawahnya masih mules. Kala III Pengkajian Kala III Data subyektif didapatkan ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya dan merasa perut bagian bawah masih mules. Pada data obyektif KU ibu baik, tanda-randa vital dalam batas normal, bayi lahir spontan jam 19.03 WIB, JK: perempuan, bayi langsung menangis, bernapas tanpa kesulitan, bergerak aktif, TFU: sepusat, plasenta belum lahir. Interpretasi Data NY IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, dalam persalinan kala III Penatalaksanaan Melakukan palpasi abdomen untuk memastikan tidak ada janin kedua, memberikan injeksi oksitosin, menjepit dan menggunting tali pusat, melahirkan plasenta dengan MAK III, memeriksa kelengkapan plasenta Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 7 Evaluasi Tanggal 2 Maret 2017, jam 19.15 WIB, telah dilakukan manajemen aktif kala III, dan plasenta lahir spontan, PTP:±50 cm, , telah dilakukan masase, kontraksi baik, fundus teraba keras, TFU: 2 jari bawah pusat, PPV: ±100 ml, kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh robek ditengah. Kala IV Pengkajian Pada data subyektif didapatkan data ibu mengatakan perutnya masih terasa mules. Pada data obyektif KU ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, plasenta lahir spontan tanggal 2 Maret 2017, jam 19.15 WIB, lkotiledon lengkap, selaput ketuban utuh, robek ditengah, PPV: ±100 ml, kontraksi uterus baik, fundus teraba keras, TFU: 2jbpst. Interpretasi Data Ny IR, usia 25 tahun, P1 A0, dalam persalinan kala IV Penatalaksanaan Mengevaluasi adanya laserasi, melakukan penjahitan perinium, memastikan uterus berkontraksi dengan baik, mengajarkan ibu cara menilai kontraksi dan menilai perdarahan, membereskan alat, membersihkan ibu, melepas APD, melakukan pemantauan Kala IV, memeriksa KU ibu dan bayi, mengucapkan selamat pada ibu, memberikan penkes tentang perawatan luka perinium, mengganti cairan infus, memberikan penkes tentang ASI eksklusif, mengobservasi keadaan ibu dan bayi, dan memindahkan ibu dan bayi keuang perawatan. Evaluasi Tanggal 2 Maret 2017, jam 19.16 WIB, setelah dilakukan evaluasi adanya laserasi jalan lahir, didapatkan adanya laserasi derajat 2. Sudah dilakukan penjahitan/haecting. Uterus berkontraksi dengan baik, ibu sudah tahu cara menilai kontraksi dan perdarahan, penkes sudah diberikan, sudah dilakukan pengawasan kala IV selama 2 jam post partum, bayi sudah diperiksa, dengan hasil; KU bayi baik, pernapasan 44x/mt, suhu: 36.9oc, keadaan fisik normal, tidak ada cacat tubuh, lubang anus ada, sudah miksi 1x, belum BAB, bayi sudah diberikan salep mata dan suntikan Vik K1, untuk imuniasi hep B, diberikan setelah ibu dan bayi diruang perawatan. Hasil pengukuran antopometri pada bayi, didapatkan hasil: BB: 3200 gram, PB: 50 cm, LK/LD: 33/32 cm, LILA: 10,5 cm. Jam 22.05 ibu dan bayi dipindahkan keruang perawatan/nifas. PEMBAHASAN Langkah I: Pengkajian Pada tahap ini, penulis tidak menemukan hambatan dalam melakukan pengkajian, karena ibu dan keluarga sangat kooperatif. Pada data subyektif tanggal 2 Maret 2017, jam 07.15 WIB, didapatkan data Ny IR, berusia 25 tahun, G1 P0 A0, dengan keluah utama merasa ketuban yang mesih merembes keluar dari jalan lahir, berwarna jernih, berbau khas sejak jam 06.00 WIB, kenceng-kenceng hilang timbul. Pada data obyektif didapatkan data keadaan umum ibu baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, UK 37 minggu 6 hari,. Pada inspeksi didapatkan adanya pengeluaran pervaginam berupa cairan ketuban yang merembes, bau amis khas ketubanwarna jernih, tidak ada lendir darah. Pada pemeriksan dalam: VT vulva tidak oedema, uretra tidak ada radang, portio tebal, pembukaan 1 jari sempit/belum dalam pembukaan, UUK belum dapat dinilai.Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan =, hasil Hb: 11,4 gr%, Leukosit: 6,4 1000/µL, PH urine: 7. Menurut Sulistyawaty (2010) tanda dan gejala dari KPD yaitu keluar cairan berwarna putih keruh, atau jernih, dapat Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 8 keluar sedikit-sedikit ataupun sekaligus banyak. Untuk tanda dan gejala tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus dilahan. Untuk pemeriksaan penunjang yang mendukung ditegakkannya diagnosa KPD menurut Nugroho (2012), perlu dilakukan pemeriksaan in spekulo steril unuk melihat cairan yang keluar dan juga perlu dilakukan pemeriksaan uji pakis positif dan uji kertas Nitrazin untuk memastikan cairan yang keluar adalah cairan ketuban. Perlu juga dilakukan USG untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam cavum uteri. Dalam tahap ini, penulis menemukan kesenjangan dimana dilahan pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah dan urine rutin. Tidak dilakukan pemeriksaan in spekulo, test Nitrazin dan USG, dikarenakan dengan tanda gejala yang ada sudah dapat dipastikan bahwa cairan yang keluar adalah cairan ketuban. Langkah II : Interpretasi Data Daignosa kebidanan awal pada kasus ini adalah Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0A A0, UK 37 minggu 6 hari, janin tunggal, hidup, intrauteri, letak memanjang, presentase kepala, punggung kanan, divergen, belum dalam persalinan, dengan KPD 1 ½ jam yang lalu. Masalah yang ditemukan adalah ibu merasa cemas dengan keadaan yang dialami. Menurut Yulaikah (2009), data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Pada tahap ini, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilahan. Langkah III : Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Manuaba (2008), bahwa pada KPD potensial masalah yang terjadi antara lain pada maternal potensial terjadi infeksi selama persalinan dan post natal, partus lama, dan perdarahan post partum. Pada neonatal potensial terjadi infeksi, fetal disstress, persalinan prematus dan penurunan tali pusat. Berdasarkan kasus dilahan, Ny IR dengan KPD, kala I selama 13 jam, dan tidak terjadi masalah potensial pada ibu dan janin. Hasil studi kasus ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuniwaty, dkk (2013) yang mana menyatakan bahwa sebagian ibu bersalin dengan KPD yang mengalami waktu bersalin <18 jam, bayinya tdk mengalami komplikasi seperti aspiksia atau hanya mengalami aspiksia ringan saja. Sedangkan yang mengalami KPD >18 jam, potensial bayi mengalami aspiksia sedang sampai berat, sehingga disimpulkan bahwa semakin lama terjadi KPD, berpengaruh pada tingkatan komplikasi yg dapat terjadi pada jani. Pada kasus ini, diagnosa potensial in tidak terjadi pada ibu dan bayi, karena dilakukan penatalaksanaan yang benar. Tidak ada kesenjangan antara teori dan penemuan dilahan. Langkah IV: Identifikasi Kebutuhan Segera Pada kasus Ny Ir dengan KPD, tindakan segera yang dilakukan adalah melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk menentukan tindakan dan therapy yang akan dilakukan. Dari kolaborasi yang dilakukan, advis dari dokter SpOG antara lain: pemberian antibiotik amoxicilin 3x500 mg, drip oksitosin 5 IU dalam RL 500 ml, start dengan 8 tpm, naikkan 4 tpm tiap 30 menit, maksimal 20 tpm atau sampai his adekuat, tunggu partus spontan, jika ada kegawatdaruratan (RUI, fetal distress) segera rujuk. Pada tinjauan pustaka, antisipasi yang dilakukan pertama adalah kolaborasi dengan dokter SpOG untuk dilakukan induksi persalinan, pasien tirah baring, dan dapat dikombinasikan dengan pemberian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 9 antibiotik sehingga dapat meminimalkan resiko infeksi (Syaifudin, 2009). Pada langkah ini, penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilahan Langkah V: Perencanaan Pada rencana asuhan persalinan kala I pada Ny IR, yang dilakukan dilahan antara lain: observasi KU ibu dan janin (melakukan pemantauan 10), lakukan inform consent atas tindakan yang akan dilakukan, lakukan kolaborasi, anjurkan pasien tirah baring dan tidur miring kiri, berikan suport mental, anjurkan tetap makan dan minum, evaluasi kemajuan persalinan tiap 4 jam atau jika ada indikasi, persiapkan peralatan persalinan dan asuhan BBL. Pada kala II perencanaan yang dilakukan antara lain: bimbing ibu untuk meneran dengan teknik yang benar, observasi KU ibu dan janin saat kala II berlangsung, lakukan pertolongan persalinan aman dan bersih sesuai dengan APN 60 langkah. Pada kala III, rencana asuhan yang diberikan antara lain: palpasi uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua, suntikkan oksitosin, jepit dan gunting tali pusat, lakukan MAK III, dan periksa kelengkapan Plasenta. Pada kala IV, rencana asuhan yang akan diberikan diantaranya: evaluasi adanya laserasi jalan lahir, pastikan uterus berkontraksi dengan baik, ajarkan ibu dan keluarga menilai kontraksi dan perdarahan, lakukan pemantauan kala IV, periksa keadaan umum bayi, lakukan antopometri, berikan penkes dan bimbingan mengenai kondisi ibu serta hal-hal yang berkaitan dengan kondisi ibu dan janin, observasi Ku ibu dan bayi sebelum dipindahkan ke ruang perawatan. Berdasarkan Sumarah (2008) tata laksana aktif KPD pada kehamilan aterm antara lain: induksi persalinan, hindari periksa dalam, pengawasan keadaan ibu, lakukan pemantauan DJJ, bila ada tanda infeksi berikan antibiotik. Pada tahap perencanaan tidak ada kesenjangan antara teori dan asuhan dilahan Langkah VI: Penatalaksanaan Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanaan secara efisien dan aman (Ambarwaty, 2012). Pada asuhan yang diberikan dilahan, pada pelaksanaan persalinan kala I tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus dilahan. Pada penatalaksanaan kala II, penulis menemukan kesenjangan, dimana pada saat melakukan pertolongan persalinan, APD yang dipakai tidak lengkap hanya menggunakan celemek, sarung tangan dan masker saja. Dalam teori Mirzanie dan Desy (2009), menyatakan bahwa APD meliputi celemek, masker, kacamata, sarung tangan, sepatu boot, dan penutup kepala. Selain itu ada juga kesenjangan yang mana dilahan tidak dilakukan IMD (inisiasi Menyusu Dini) pada BBL. Sesuai dengan teori, bahwa bayi baru lahir harus dilakukan IMD dengan meletakkan bayi diatas perut ibu selama 1 jam setelah lahir (Sulistawaty, 2010). Pada kala III tidak ditemukan adanya kesenjangan. Penatalaksanaan pada kala III sesuai dengan perencanaan yang ada. Pada kala IV, secara garis besar sudah sesuai dengan perencanaan. Kesenjangan yang ditemukan pada kala IV disini selain bayi tidak dilakukan IMD, bayi juga tidak diberikan imunisasi Hep B0 setelah pasca 2 jam bayi lahir. Namun dalam hal ini, jika berpatokan pada APN 60 langkah (IBI, 2016), imunisasi Hep B0 diberikan 1 jam setelah pemberian Vit K1 (setelah selesai IMD). Berdasarkan Permenkes (2013), menyatakan bahwa imunisasi Hep B0, diberikan segera setelah bayi lahir, dengan tenggat waktu 0-7 hari, atau jika bayi lahir diinstitusi RS, klinik Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 10 dan BPS, imunisasi ini diberikan sebelum bayi dipulangkan. Langkah V: Evaluasi Menurut Wiknjosastro (2008), evaluasi manajemen asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan kebidanan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan asuhan. Asuhan kebidananan yang diberikan pada Ny IR sudah didapatkan hasil yang optimal. Dimana pada kala I setlah dilakukan asuhan selama ±11 jam, pada jam 18.30 WIB, dievaluasi kemajuan persalinan, didapatkan adanya tanda gejala kala II. Kemudian dilakukan pertolongan persalinan dengan APN 60 langkah. Bayi lahir tanggal 2 Maret 2017, jam 19.03, lahir spontan, JK perempuan, tidak ada komplikasi dan kelainan. Plasenta lahir jam 19.15 WIB, spontan, kotiledon lengkap, kontraksi uterus baik, fundus teraba keras. Kala IV dipantau selama 2 jam post partum, dengan hasil Ku ibu dan bayi baik, tanda tanda vital dalam batas normal. Kalkulasi PPV selama kala I sampai IV, diprediksi ±300 ml. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Rohani, dkk (2011), bahwa perdarahan selama persalinan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 ml. Pada studi kasus Ny IR, semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan. Asuhan yang diberikan pada Ny IR dinyatakan berhasil, tidak terjadi komplikasi pada ibu dan janin. PENUTUP Kesimpulan 1. Pengkajian Dilakukan tanggal 2 Maret 2017, jam 07.15 WIB. Dengan mengumpulkan semua data subyektif dan obyektif 2. Interpretasi Data 3. 4. 5. 6. 7. Ny IR, umur 25 tahun, G1 P0 A0, umur kehamilaln 37 minggu 6 hari, dengan KPD Diagnosa Potensial Pada ibu dan janin, potensial terjadi infeksi, Perdarahan post pertum, dan fetal distress. Diagnosa potensial tidak terjadi karena ditangani dengan benar. Identifikasi Penanganan Segera Dilakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG dalam pemberian therapy Perencanaan Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, observasi Ku ibu dan janin, berikan suport mental, siapkn perlengkapan persalinan dan asuhan BBL, lakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman sesuai dengan APN 60 langkah, lakukan MAK III, dan pemantauan dan observasi selama kala IV. Pelaksanaan Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan Evaluasi Bayi lahir tanggal 2 Maret 2017, jam 19.03 WIB, bayi lahir spontan, dengan presentase belakang kepala, JK: perempuan, Ku ibu dan bayi baik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Plasenta lahir jam 19.15 WIB, 12 menit setelah bayi lahir. Tidak terjadi komplikasi pada ibu dan bayi selama dan sesudah persalinan Saran 1. Bagi penulis Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendapatkan pengalaman dalam memberikan asuhan ibu bersalin dengan KPD. 2. Bagi Lahan Praktik a. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dan evaluasi Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 11 untuk meningkatkan mutu pelayanan b. Melakukan asuhan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan janin 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan informasi 4. Bagi pasien a. Dapat memahami keadaan yang dialaminya dan nyaman dengan asuhan yang diberikan b. Lebih waspada terhadap komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan, dengan melakukan pencegahan dan menghindari faktor resiko terjadinya KPD. Sujiyatini. 2010. Asuhan patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Sulistiowaty, Ari dan Nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika Sumarah. 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Jakarta: Fitamaya Syaifuddin. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi:1, cetakan 5. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Winkjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.BPSP Yuniwati, Ismiati. 2013. Pengaruh Lama Ketuban Pecah Dini Terhadap Kesejahteraan Bayi Baru Lahir di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2013. Jurnal Kesehatan dan , ISSN 2087-5150. Daftar Pustaka Ambarwaty. 2012. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Depkes, RI. 2012. Health Statistic: Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI Hyagriv N and Timothy P. 2005. Preterm Premature Rupture of Membranes diagnosis, evaluation, and mangement strategies. BJOG: an International Journal of Obtetrics and Gynaecology, vol.112, Supplement 1, March 2005 IBI. 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Manuaba IBG, dkk. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta : EGC Nugroho. 2012. Kasus Emergency Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No 42 tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi SPO RSUD Ungaran Kabupaten Semarang.2015 Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan KPD, pada Ny IR, 25 tahun, G1 P0 A0, UK 37 minggu +6hari, di Ruang Flamboyan-RSUD Ungaran, Kab. Semarang, Tahun 2017 12