skripsi analisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap manajemen

advertisement
SKRIPSI
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI)
OLEH
Nur Aminah Rangkuti
090522078
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
1
2
Pernyataan
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisa faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun
sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan,
Januari 2015
Nur AminahRangkuti
NIM: 090522078
i
3
ABSTRAK
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIF
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh total akiva, net
profit margin, operating profit margin dan return on asset terhadap manajemen
laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
ini menggunakan data sekunder dengan sampel yang diambil dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yang
berjumlah 9 perusahaan pada periode 2008-2012. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data time series.
Teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda dan pengujian
hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F dengan terlebih dahulu melakukan
uji asumsi klasik. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel terikat
dan uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersamasama terhadap variabel terikat.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total aktiva berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba sedangkan net profit margin, operating profit
margin dan return on Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba secara parsial. Kemudian secara simultan total aktiva, net profit margin,
operating profit margin dan return on asset berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Kata Kunci: Total Aktiva, Net Profit Margin , Operating Profit Margin,
Return On Asset, Manajemen Laba
ii
4
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE FACTORS ON EARNINGS MANAGEMENT
OF AUTOMOTIVE COMPANIES THAT LISTING IN INDONESIAN STOCK
EXCHANGE
The purpose of this research to investigate the influence of total assets, net
profit margin, operating profit margin, and return on asset on earnings
management of automotive companies that listing in Indonesian Stock Exchange.
This research use secondary data with sample which take by using purposive
sampling technique to amount 9 companies in the period of 2008 until 2012. The
data used in this research is time series.
Technique analysis data used multiple regression analysis and hypothesis
testing by using t test and the test F beforehand conduct the classical assumption
test. T test aims to determine the effect of independent variables on the dependent
variable and the F test performed to determine the effect of independent variables
simultaneously on the dependent variable.
The result of this research showed that total asset has significant influence on
earnings management while net profit margin, operating profit margin and return
on asset do not have significant influence on capital structure partially. Then
simultaneously total asset, net profit margin, operating profit margin and return
on asset have significant influence on earnings management of automotive
companies that listing in Indonesian Stock Exchange.
Keyword: Total Asset, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On
Asset, Earnings Management
iii
5
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas segala
berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini
berjudul “Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelas Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, S.E, M.Sc, Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafrudin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., selaku Ketua Departemen
S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan bapak Drs.
Hotmal Jafaar, MM, Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si. Ak, selaku Ketua Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan ibu Dra. Mutia
Ismail, MM, Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
iv
6
4. Bapak Drs. Rustam, M.Si,Ak, Ca, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam proses
penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Rina Bukit, SE, Msi, Ak, selaku dosenpembaca penilai yang telah banyak
memberikan masukan dan arahan demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Kedua
orangtua
yang
saya
cintai
dan
saya
sayangi
Ayahanda
NazaruddinRangkuti dan Ibunda Elly Hartati Lubis yang dengan penuh
kesabaran dan kasih sayang yang tulus dalam membesarkan, mendidik,
merawat dan membimbing penulis.Saudara-saudaraku Kakanda Hamidi,
Naimah,Khairul, Ridanyang selalu mendukung dan membantu baik secara
moril dan nasehat dalam penyelesaian skripsi inijuga Kakanda Erwin
Syahputra serta teman-teman seperjuangan Kakanda Fitri, Isnal, Erwin,
Hendra,Musa, Ganda,Wira. Sahabat terbaik Hoky Cesar Prayudi S.P dan nama
yang belum disebutkan lainnya yang selalu setia mendengar keluh-kesah dan
memberi semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pembahasan skripsi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat dijadikan
acuan dalam penulisan karya-karya ilmiah selanjutnya.
v
7
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini menjadi bahan bacaan yang
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, serta bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan khususnya di bidang akuntansi. Terimakasih.
Medan,
Penulis,
Januari2015
Nur Aminah Rangkuti
NIM: 090522078
vi
8
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
Halaman
.......................................................................... i
.......................................................................... ii
.......................................................................... iii
.......................................................................... vi
.......................................................................... vii
.......................................................................... ix
.......................................................................... x
.......................................................................... xi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................
1.2 Perumusan Masalah .............................................................
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ...........................
1.3.1 Tujuan Penelitian .......................................................
1.3.2 Manfaat Penelitian .....................................................
1
6
7
7
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Laba .................................................................
2.1.1 Sasaran Manajemen Laba ..........................................
2.1.2 Alasan Dilakukan Manajemen Laba ..........................
2.1.3 Terjadinya Manajemen Laba ......................................
2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
2.1.5 Teknik Manajemen Laba ...........................................
2.1.6 Model-model Manajemen Laba .................................
2.1.7 Rumus Manajemen Laba ............................................
2.2 Total Aktiva .........................................................................
2.2.1 Pengertian Aktiva .......................................................
2.2.2 Unsur-unsur Aktiva ....................................................
2.3 Net Profit Margin ................................................................
2.4 Operating Profit Margin ......................................................
2.5 Return On Asset ..................................................................
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on assets ..
2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................
2.7 Kerangka Konseptual ..........................................................
2.8 Hipotesis ..........................................................................
9
11
12
13
13
16
17
18
18
19
19
21
23
23
24
26
32
34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian...........................................
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel.......
3.6 Metode Analisis Data ..........................................................
36
36
38
39
39
43
BAB II
vii
9
3.6.1 Metode Statistik Deskriptif ........................................
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik ...........................................
3.6.2.1 Uji Normalitas ...............................................
3.6.2.2 Uji Autokorelasi ............................................
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas..................................
3.6.2.4 Uji Multikolinearitas .....................................
43
44
44
44
45
46
3.6.3 Analisis Regresi .........................................................
3.6.4 Pengujian Hipotesis ....................................................
3.6.4.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) .........
3.6.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ...............
46
47
47
48
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian.....................................................................
4.2 Analisis Data .......................................................................
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif .......................................
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ...........................................
4.2.2.1 Uji Normalitas ...............................................
4.2.2.2 Uji Autokorelasi ............................................
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas..................................
4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot ..........................
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas .....................................
4.2.3 Pengujian Hipotesis....................................................
4.2.3.1 Uji Determinasi (Uji Goodness of Fit) ..........
4.2.3.2 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F) .........
4.2.3.3 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ...............
4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ..........................................
4.2.4.1 Total Aktiva ..................................................
4.2.4.2 Net Profit Margin ..........................................
4.2.4.3 Operating Profit Margin ................................
4.2.4.4 Return On Asset ............................................
50
50
50
52
52
56
57
58
59
61
63
64
66
68
68
68
69
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..........................................................................
5.2 Saran
..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
..........................................................................
..........................................................................
viii
70
71
72
74
10
DAFTAR TABEL
No. Tabel
2.1
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
Judul
Penelitian Terdahulu ..................................................
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan ....................
Definisi Operasional...................................................
Analisis Statistik Deskriptif .......................................
Analisis Hasil Uji Normalitas Data ............................
Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test ................
Uji Autokorelasi .........................................................
Uji Multikolinearitas ..................................................
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ....................
Hasil Uji Determinan .................................................
Hasil Uji F ..................................................................
Hasil Uji t ...................................................................
ix
Halaman
26
37
42
51
55
56
57
60
62
64
66
67
11
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar
2.1
4.1
4.2
4.3
Judul
Kerangka Konseptual .................................................
Histogram Dependen Variabel ...................................
Normal P Plot .............................................................
Scatterplot Dependen Variabel ..................................
x
Halaman
34
53
54
59
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran i
Lampiran ii
Lampiran iii
Lampiran iv
Lampiran v
Judul
Tabulasi Hasil Rasio Manajemen Laba
Tabulasi Hasil Rasio Total Aktiva
Tabulasi Hasil Rasio Net Profit Margin
Tabulasi Hasil Rasio Operating Profit Margin
Tabulasi Hasil Rasio Return On Asset
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di dalam perkembangan dunia usaha yang meningkat pesat, kemajuan
teknologi yang semakin canggih, persaingan yang semakin ketat antar perusahaan,
situasi perekonomian negara yang tidak menentu serta adanya krisis global terjadi
akhir-akhir ini mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan
efisien agar perusahaan mampu menjaga aktifitas operasinya sekaligus
meningkatkan kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi
perusahaan.
Besar kecilnya tingkat kepercayaan pada suatu perusahaan tergantung
pada kualitas informasi yang diberikan oleh perusahaan. Informasi berkualitas
yang dimaksud adalah informasi yang akurat mengenai kinerja perusahaan yang
biasanya ditunjukkan melalui laporan keuangan perusahaan yang disusun secara
periodik.
Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1
tentang penyajian laporan keuangan (SAK 2007: par 7) merupakan gambaran
umum dari suatu perusahaan pada waktu tertentu dan memberikan gambaran
tentang kondisi keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan dalam waktu
tersebut. laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk
menghubungkan beberapa pihak, yaitu: manajemen, pemegang saham, kreditur,
pemerintah, karyawan perusahaan, pemasok, konsumen dan masyarakat umum
1
2
lainnya yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu pihak
internal dan pihak eksternal.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri
dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Secara umum, semua bagian dari laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan arus kas dan catatan kas
laporan keuangan adalah keseluruhan laporan keuangan yang disajikan.
Kecendrungan lebih memperhatikan laba yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Laba merupakan faktor penting dalam menaksir kinerja dan sebagai salah
satu dasar bagi investor dalam melakukan penaksiran laba di masa yang akan
datang. Hal ini menjadikan perhatian investor dan calon investor selalu terpusat
pada laba suatu perusahaan, tanpa memperhatikan proses terbentuknya informasi
laba tersebut.
Laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan merupakan laba yang
dihasilkan dengan metode akrual. Menurut Dechow (1994), laba akrual dianggap
sebagai ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas dari aktivitas
operasi karena akrual mempertimbangkan masalah waktu, tidak seperti yang
terdapat dalam arus kas dari aktivitas operasional. Standar Akuntansi Keuangan
3
(SAK), memberikan fleksibilitas bagi manajemen untuk memilih kebijakan
akuntansi yang lebih merepresentasikan keadaan perusahaan sesungguhnya.
Fleksibilitas itulah yang terkadang dimanfaatkan oleh manajemen untuk
melakukan manajemen laba (earnings management). Oleh karena itu, manajemen
mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat
laporan keuangan menjadi baik.
Hal demikian mendorong bagi manajer melakukan manajemen laba.
Situasi ini disadari oleh manajemen, terutama dari kalangan sendiri, manajer dan
kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut.
Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja
dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun di luar
batas General Accepted Accounting Princips (GAAP). Pola yang dipilih
manajemen dalam melakukan manajemen laba beraneka ragam, tergantung tujuan
mereka melakukan manajemen laba. Ada tiga pola atau strategi dalam melakukan
manajemen laba (Wild, Subramanyam, dan Halsey , 2005:120 dalam Sugiri, 1998
dan Scott, 1997) terdapat (1) Increasing Income (meningkatkan laba), yang
dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik.
Cara ini juga memungkinkan peningkatan laba selama beberapa periode. (2) Big
Bath, dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin pada satu periode.
Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk atau peristiwa
saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa, seperti perubahan manajemen, merger,
atau akuisisi. Pola ini juga sering kali dilakukan setelah pola peningkatan laba
periode sebelumnya. Dan (3) Income Smoothing (perataan laba) yang merupakan
4
bentuk umum dari manajemen laba dimana manajer meningkatkan atau
menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Watts dan
Zimmerman (1986) menyatakan bahwa “faktor-faktor yang mempunyai pengaruh
terhadap manajemen laba antara lain : hubungan principal dan agent, corporate
governance, leverage, ukuran perusahaan, return on asset, debt to equity ratio,
current ratio”. Pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap sumber pendanaan
perusahaan atau industri tidak sama tergantung pada kondisi dan jenis perusahaan
atau industri.
Salah satu faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on
asset. Penelitian Maya Puspa Nilasari (2012)
menemukan bukti bahwa ada
pengaruh signifikan positif return on asset terhadap manajemen laba, semakin
tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh
keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga
mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Faktor lain yang
digunakan adalah berbeda dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini bermaksud
memperluas hasil penelitian sebelumnya dengan menambah variabel independen
yang diduga berpengaruh terhadap manajemen laba, yakni total aktiva, net profit
margin, dan operating profit margin.
Penelitian ini penelitian lanjutan dari sebelumnya, penelitian terdahulu
antara lain adalah Ma’ruf (2006) melakukan penelitian, yakni analisis faktorfaktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan go public di bursa
efek jakarta.Maya Puspa Nilasari (2012) melakukan penelitian terhadap
5
currentratio, ukuran perusahaan, debt to equity ratio dan return on asset terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 20062010. Fretty siagian (2012) meneliti pengaruh corporate governance, ukuran
perusahaan dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdafttar di BEI. Suryani (2009) meneliti pengaruh mekanisme
corporate governance dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Variabel-variabel yang digunakan berbeda dari penelitian sebelumnya,
variabel independent dari penelitian ini adalah Total Aktiva, Net profit Margin,
Operating Profit margin dan Return On Asset, sedangkan variabel dependennya
adalah manajemen laba. Keterbatasan, perbedaan variabel, dan perbedaan sampel
yang digunakan peneliti terdahulu mendorong penulis melakukan penelitian yang
sama dengan menggunakan perusahaan automotif di Bursa Efek Indonesia,
dengan harapan dapat memproleh hasil penelitian yang lebih akurat dan up to date
dengan periode penelitian yang baru yaitu 2008-2012.
Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor
yang mempengaruhi
manajemen laba dapat membantu perusahaan dalam menentukan bagaimana
seharusnya perusahaan dalam menentukan bagaimana seharusnya manajemen
laba harus dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Alasan memilih perusahaan automotif adalah perusahaan automotif dapat
memenuhi kebutuhan jangka panjang dan perusahaan ini mempunyai tujuan yang
jelas untuk waktu yang akan datang yaitu untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
6
Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian
ini untuk mengetahui besarnya pengaruh antara variabel Total Aktiva, Net Profit
Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset terhadap Variabel
manajemen laba. Sehingga penulis menyusun penelitian ini dengan judul,
“Analisa Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Automotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka yang
menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba
pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?
2. Apakah net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen
laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?
3. Apakah operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap
manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun
2008-2012?
4. Apakah return on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba
pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?
5. Apakah total aktiva, net profit Margin, operating profit margin dan return on
asset berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan
automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012?
7
1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat
1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengaruh total aktiva secara parsial terhadap
manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun
2008-2012.
2.
Untuk mengetahui pengaruh net profit margin secara parsial terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun
2008-2012.
3.
Untuk mengetahui pengaruh operating profit margin secara parsial
terhadap manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di
BEI tahun 2008-2012.
4.
Untuk mengetahui pengaruh return on asset secara parsial terhadap
manajemen laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun
2008-2012.
5.
Untuk mengetahui pengaruh total aktiva, net profit margin, operating
profit margin dan return on asset secara simultan terhadap manajemen
laba pada perusahaan automotif yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain:
1. Bagi peneliti sendiri, sebagai sarana dalam pengembangan kemampuan
dalam bidang penelitian ilmiah dan penerapan teori yang diperoleh dari
bangku kuliah.
8
2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan referensi dan dasar
pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi pihak manajemen perusahaan dapat digunakan sebagai masukan dan
bahan perkembangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan
manajemen laba.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Laba
Dedi sulistiawan, Yeni Januarsi, dan Liza alvia (2011:65) mengatakan
Earnings management atau manajemen laba merupakan suatu fenomena baru
yang telah menambah wacana perkembangan teori akuntansi dan merupakan
salah satu kajian yang menarik dalam riset akuntansi. Istilah manajemen laba
muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau pembuat
laporan keuangan untuk melakukan manajemen informasi akuntansi, khususnya
laba(earnings), demi kepentingan pribadi dan/atau perusahaan. Manajemen laba
itu sendiri tidak dapat diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan
karena tidak selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba.
Manajemen laba diduga muncul atau dilakukan oleh manajer atau para
pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi
karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan.
Manajemen laba menjadi menarik untuk diteliti karena dapat memberikan
gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada
suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu
yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Perlu
dicatat disini bahwa manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk
memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan
10
dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) untuk mengatur
keuntungan yang bisa dilakukan.
Informasi laba sebagai bagian dari laporan keuangan sering menjadi terget
rekayasa melalui tindakan oportunis manajemen untuk memaksimumkan
kepuasannya, tetapi dapat merugikan pemegang saham atau investor. Tindakan
oportunis tersebut dilakukan dengan cara memilih kebijakan akuntansi tertentu,
sehingga laba perusahaan dapat diatur sesuai dengan keinginannya, perilaku
manajemen untuk mengatur laba sesuai dengan keinginannya tersebut dikenal
dengan istilah manajemen laba.
Praktek manajemen laba dapat dipandang dari dua perspektif yang
berbeda, yaitu sebagai tindakan yang salah (negatif) dan tindakan yang
seharusnya dilakukan manajemen (positif). Manajemen laba dikatakan (negatif)
jika dilihat sebagai perilaku oportunistik manajer untuk memaksimumkan
utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan political
cost, sedangkan manajemen laba disebut (positif) jika dilihat dari pespektif
efficient earnings management dimana manajemen laba memberikan manajer
suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam
mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-pihak
yang terlibat dalam kontrak. Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil
langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik
di dalam maupun di luar batas General Accepted Accounting Principle (GAAP).
11
Menurut Sugiri (1998:1-18) membagi definisi manajemen laba menjadi
dua, yaitu:
1. Definisi Sempit.
Manajemen laba dalam artian sempit ini didefinisikan sebagai perilaku
manajer untuk bermain dengan komponen discretionary accruals dalam bentuk
besarnya laba.
2. Definisi Luas.
Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan
maupun mengurangi laba yang dilaporkan saat ini atas suatu unit usaha dimana
manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan maupun
penurunan profitabilitas ekonomi jangka panjang menurut unit tersebut.
Pengertian manajemen laba oleh Merchan (1989) dalam Merchan dan
Rockness (1994) dalam Ma’ruf, 2006:32 didefinisikan sebagai tindakan yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk mempengaruhi laba yang dilaporkan
yang bisa memberikan informasi mengenai keuntungan ekonomis (economic
advantage) yang sesungguhnya tidak dialami perusahaan, yang dalam jangka
panjang tindakan tersebut bisa merugikan perusahaan.
2.1.1
Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-usnsur laporan keuangan yang
dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan manajemen laba yaitu:
1) Kebijakan Akuntansi.
Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib
diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi
12
lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat
berlakunya kebijakan tersebut.
2) Pendapatan.
Dengan mempercepat atau menunda pengakuan akan pendapatan.
3) Biaya.
Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai
suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize
ofinvestment).
2.1.2
Alasan Dilakukan Manajemen Laba
Alasan dilakukan manajemen laba karena:
1) Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham
terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat
perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena
tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen
dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer.
2) Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor.
Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi
kewajiban pembayaran hutang pada waktunya, perusahaan berusaha
menghindarinya
dengan
membuat
kebijakan
yang
dapat
meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan
memberi posisi bargaining yang relatif baik dalam negoisasi atau
penjadwalan ulang hutang antara pihak kreditor dengan perusahaan.
13
3) Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan
modalnya.
2.1.3 Terjadinya Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh
manajer dengan cara-cara sebagai berikut:
1) Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen
laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala
aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan
yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer.
2) Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih
awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
3) Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi
tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan
diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP).
2.1.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Berdasarkan penelitian sebelumnya (Watts dan Zimmerman 1986) secara
empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh
angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka
akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan
kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut adalah manajemen
laba.
14
Berikut
ini
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
manajemen
laba
perusahaan yaitu:
1. Hubungan principal dan agent
Hubungan principal dan agent adalah hubungan atau kontrak antara
pemilik (principal) dan manajer (agent). Pemilik disebut principal dan
manajer disebut agent, merupakan dua pihak yang masing-masing
saling memiliki tujuan yang berbeda dalam mengendalikan perusahaan
terutama menyangkut bagaimana memaksimalkan kepuasan dan
kepentingan dari hasil yang dicapai melalui aktivitas usaha
(Zulkarnaini, 2007).
2. Good Corporate Governance
Good corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan
dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham
(Herawaty, 2008).
3. Return on assets (ROA) merupakan ukuran penting untuk menilai
sehat atau tidaknya perusahaan, yang mempengaruhi investor untuk
membuat keputusan. Perusahaan yang memiliki ROA yang lebih tinggi
cenderung
melakukan
manajemen
laba
dibandingkan
dengan
perusahaan yang lebih rendah karena manajemen tahu akan
kemampuan untuk mendapatkan laba pada masa mendatang sehingga
memudahkan dalam menunda atau mempercepat laba (Assih dkk,
2000).
15
4. Net profit margin adalah diukur dari rasio antara laba bersih setelah
pajak dengan total penjualan. NPM ini diduga mempengaruhi dalam
manajemen laba karena secara logis dapat merefleksikan motivasi
manajer dalam meratakan penghasilan (Syahriana:2006).
5. Debt to equity ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian
modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Miswanto dan
Widodo:1998).
6. Leverage menunjukkan seberapa efisien perusahaan memanfaatkan
ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjang
dan jangka pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu
operasi perusahaan secara keseluruhan dalam jangka panjang
(Andhini, 2005). Hutang yang besar berarti rasio leverage yang besar.
Hutang yang besar mengakibatkan risiko semakin meningkat. Rasio
leverage yang besar menyebabkan turunnya minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut, sehingga dapat
memicu adanya tindakan manajemen laba.
7. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi manajemen dalam manajemen laba, karena perusahaan
yang besar cenderung lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga
mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan.
Siregar dan utama (2005) dalam Pujiningsih (2011) menuturkan bahwa
semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia
16
untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan
investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak.
8. Current ratio yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar. Rasio ini sangat berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya,
dimana dapat diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah
aktiva lancar perusahaan dapat menjamin hutang lancarnya. Rasio ini
juga digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki, oleh karena itu rasio berpengaruh bagi manajer
untuk melakukan manajemen laba.
2.1.5
Teknik Manajemen Laba
Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen laba
pada laporan keuangan Scott (2000) dalam gumanti (2000), yaitu:
1) Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara ini merupakan cara manajer untuk mempengaruhi laba melalui
judgement terhadap estimasi akuntansi antara lain: estimasi tingkat
piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau
amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
2) Mengubah metode akuntansi
Perubahan metoda akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu
transaksi, contoh: mengubah metoda depresiasi aktiva tetap, dari
metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis lurus.
17
3) Menggeser
perioda
biaya
atau
pendapatan,
beberapa
orang
menyebutkan rekayasa jenis ini sebagai manipulasi keputusan
operasional (Fischer dan Rozenzweig, 1995; Bruns dan Merchant,
1990). Contoh: rekayasa perioda biaya atau pendapatan antara lain:
mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai
perioda
akuntansi
berikutnya
(Daley
dan
Vigeland,
1993),
mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai perioda
akuntansi berikutnya, mengatur saat penjualan aktiva tetap yang sudah
tidak dipakai, dan lain-lain.
2.1.6
Model-model Manajemen Laba
Scott (2000) menyatakan ada beberapa bentuk manajemen laba yaitu:
1) Taking a Bath
dalam bentuk ini jika manajemen harus melaporkan kerugian, maka
manajemen akan melaporkan dalam jumlah besar. Dengan tindakan ini
manajemen berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan
kesalahan kerugian piutang perusahaan dapat dilimpahkan ke manajemen
lama, jika terjadi pergantian manajer.
2) Income Minimization (menurunkan laba), dalam bentuk ini manajer akan
menurunkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk tujuan
penghematan kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan kepada
pemerintah. Karena semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan
semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan.
18
3) Income Maximization (meningkatkan laba)
dalam bentuk ini manajer akan berusaha menaikkan laba untuk tujuan
tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer akan meningkatkan laba
dengan harapan mendapatkan reaksi yang positif dari pasar.
4) Income Smoothing (Perataan Laba)
Income Smoothing dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan,
dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor, karena
umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil.
2.1.7Rumus Manajemen Laba
Manajemen laba dapat diukur dengan discreationary accrual yang dalam penelitian ini
menggunakan model Jones yang dimodifikasi (Dechow et al, 1995) yang dinyatakan dengan
persamaan berikut:
TAC it = NI it – CA it
TA it
TAC it
= Total akrual perusahaan i pada periode perusahaan t
NI it
= Laba bersih perusahaan i pada tahun t
CA it
= Arus kas operasional perusahaan i pada tahun t
TA it
= Aktiva tetap perusahaan i pada tahun t
2.2 Total Aktiva
Total aktiva merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap
yang merupakan harta perusahaan secara keseluruhan.
19
2.2.1 Pengertian Aktiva
Aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya
dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang
bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan secara jelas, diukur
dalam satuan uang dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya
berubah kembali menjadi uang kas.
Menurut (Ikatan Akuntan Indonesia 2004:2) dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan: “Aktiva adalah sumber daya yang
dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.”
2.2.2 Unsur-Unsur Aktiva.
Aktiva dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, lancar dan tidak lancar.
a. Aktiva Lancar
Menurut (Wild, dkk 2004:186): “Aktiva Lancar adalah kas dan aktiva lain
yang secara wajar dapat direalisasi sebagai kas dan dijual serta digunakan
selama satu tahun (atau dalam siklus normal perusahaan jika lebih dari
satu tahun).” Akun neraca biasanya memasukkan efek-efek yang telah
jatuh tempo dalam satu tahun fiskal kedepan, kas, piutang, persediaan dan
beban di bayar dimuka sebagai aktiva lancar.
b. Aktiva Tidak Lancar
Menurut Wild, dkk (2004: 257), Aktiva tidak lancar merupakan sumber
daya atau klaim atas sumber daya yang diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada perusahaan selama periode melebihi periode kini. Aktiva tidak lancar
20
meliputi: investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, beban
biaya yang ditangguhkan dan aktiva tidak lancar lainnya.
1) Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang dapat berupa saham dan obligasi dari dan
pinjaman kepada perusahaan lain; harta kekayaan yang tidak digunakan dalam
operasi rutin perusahaan seperti gedung yang disewakan kepada pihak lain; dana
yang diperuntukkan untuk tujuan khusus selain pembayaran utang jangka pendek
dan pinjaman kepada anak perusahaan.
2) Aktiva Tetap
Menurut (Djarwanto 2004:27) mengatakan bahwa Aktiva tetap (Fixed
cost) merupakan harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relatif permanen,
digunakan dalam operasi reguler lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk
tidak dijual kembali. Yang termasuk dalam aktiva tetap adalah : Tanah (Land),
Bangunan atau gedung (Building), Mesin-mesin (Machinery), Perabot dan
peralatan kantor (Office furniture and fixtures), Perabot dan peralatan toko (Store
furniture and fixtures), Alat pengangkutan (Delivery Equipment), dan Sumbersumber alam (Natural resources).
3) Aktiva tidak berwujud
Aktiva tidak berwujud berupa hak-hak yang dimiliki perusahaan. Hak-hak
ini diberikan kepada penemunya, penciptanya, atau penerimanya. Pemilikan hak
ini dapat karena menemukan sendiri atau diperoleh dengan jalan membeli dari
penemunya, misalnya hak cipta, leashold, franchises, hak patent, good will,
trademark, biaya organisasi.
21
4) Beban biaya yang ditangguhkan
Biaya yang ditangguhkan adalah pengeluaran-pengeluaran atau biaya
yang mempunyai manfaat jangka panjang dimana pembebanannya sebagai biaya
usaha berlangsung untuk beberapa tahun atau periode misalnya biaya pemasaran,
biaya penelitian.
5) Aktiva tidak lancar lainnya
Misalnya uang kas pada bank tertutup atau dinegara asing, investasi
lainlain yang tidak termauk investasi jangka panjang atau jangka pendek.
Total Aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio aktivitas yang
digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam
menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien
penggunaan asset maka semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas
(Abdul Halim, 2007). Total Assets Turnover sendiri merupakan rasio antara
penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara
keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan
beroperasi pada volume yang memadai bagi kapsitas investasinya. Sedangkan
menurut (Weston dan Brigham, 1989), TATO
merupakan rasio pengelolaan
aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva
perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup
untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan.
2.3 Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih.
22
Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net Profit Margin adalah perbandingan
antara laba bersih dengan penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi
karena mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan
perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha. Menurut
Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit Margin berarti semakin
efisien perusahaan tersebut dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan
kegiatan operasinya.
Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif,
sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba
bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka
dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang
tinggi. Hubungan antara laba bersih dan penjualan bersih menunjukkan
kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil
untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik
yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko. Para investor pasar modal
perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dengan
mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable
atau tidak. Menurut Sulistyanto (tanpa tahun: 7) angka NPM dapat dikatakan baik
apabila > 5 %.
Rumus untuk menghitung NPM adalah sebagai berikut :
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†π‘†β„Ž 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
23
2.4Operating Profit Margin (OPM)
Operating profit margin adalah rasio keuangan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating profit
margin merupakan rasio keuangan yang mencerminkan tingkat efesiansi
perusahaan, sehingga rasio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik
karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga
tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak
hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen,
tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh
manajemen.
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
2.5 Return on Assets(ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam
analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu
menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan. ROA mampu
mengukur kemampuan perusahaan manghasilkan keuntungan pada masa lampau
untuk kemudian diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang
dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari modal sendiri
maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan menjadi aktiva-aktiva
perusahaan yang digunakan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Menurut
Brigham dan Houston (2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total aktiva
mengukur pengembalian atas total aktiva(ROA) setelah bunga dan pajak”.
24
Menurut Brigham dan Houston (2001), pengembalian atas total aktiva (ROA)
dihitung dengan cara membandingkan laba bersih yang tersedia untuk pemegang
saham biasa dengan total aktiva.
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅π΅β„Ž
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
Semakin besar nilai ROA, menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin
baik pula, karena tingkat pengembalian investasi semakin besar. “Nilai ini
mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh 10 aktiva (atau pendanaan)
yang diberikan pada perusahaan” (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2005:65).
2.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Return on Assets
Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Return on Assets (ROA) termasuk salah satu rasio
profitabilitas. Menurut kutipan dari Brigham dan Houston (2001:89), rasio
profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,
manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi.
a. Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya, yang dihitung dengan membandingkan aktiva lancar
perusahaan dengan kewajiban lancar. Rasio likuiditas terdiri dari:
1) Current Ratio, mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya dengan membandingkan semua aktiva likuid yang
dimiliki perusahaan dengan kewajiban lancar.
25
2) Acid Test, mengukur kemampuan peusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid yaitu tanpa
memasukkan unsur persediaan dibagi dengan kewajiban lancar. Aktiva
likuid menurut Brigham dan Houston (2001:79) adalah aktiva yang dapat
dikonversi menjadi kas dengan cepat tanpa harus mengurangi harga aktiva
tersebut terlalu banyak.
b. Rasio Manajemen Aktiva
“Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur 12
seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya” (Brigham dan Houston,
2001:81). Rasio manajemen aktiva terdiri dari: 1) Inventory Turnover, mampu
mengetahui frekuensi pergantian persediaan yang masuk ke dalam perusahaan,
mulai dari bahan baku kemudian diolah dan dikeluarkan dalam bentuk produk jadi
melalui penjualan dalam satu periode.
1) Days Sales Outstanding, mengetahui jangka waktu rata-rata penagihan
piutang menjadi kas yang berasal dari penjualan kredit perusahaan.
2) Fixed Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan
aktiva tetapnya dengan membandingkan penjualan terhadap aktiva tetap
bersih.
3) Total Assets Turnover, mengetahui keefektivan perusahaan menggunakan
seluruh aktivanya dengan membandingkan penjualan terhadap total aktiva.
26
c. Rasio Manajemen Utang
Rasio manajemen aktiva mengetahui sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjang (utang) perusahaan yang digunakan untuk
membiayai seluruh aktivitas perusahaan.
Manajemen utang terdiri dari:
1) Debts Ratio, mengetahui persentase dana yang disediakan oleh kreditur.
2) Times Interest Earned (TIE), mengukur seberapa besar laba operasi dapat
menurun sampai perusahaan tidak dapat memenuhi beban bunga tahunan.
3) Fixed Charge Coverage Ratio, hampir serupa dengan rasio TIE, namun
mengakui bahwa banyak aktiva perusahaan yang dilease dan harus
melakukan pembayaran dana pelunasan. Berdasarkan uraian di atas, maka
Inventory
Turnover
dan
Days
SalesOutstanding
termasuk
rasio
manajemen aktiva dan Debts Ratio termasuk manajemen utang. ROA
termasuk rasio profitabilitas, oleh karena itu ROA juga dipengaruhi faktorfaktor tersebut.
2.6 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dapat ditelaah adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1
Peneliti
Ma’ruf
(2006)
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Analisis faktorfaktor
yang
mempengaruhi
manajemen
laba
pada
Variabel
Independen (X)
yaitu
Jumlah Dewan
Direksi,
Hasil Penelitian
Dari hasil analisis
data yang dilakukan
dapat diperoleh
kesimpulan
Hasil Penelitian
27
No
Peneliti
perusahaan
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Reputasi
Auditor,
go public di
Leverage,
Bursa
Efek
Persentase
Jakarta (BEJ)
Saham yang
Ditawarkan
Kepada Publik
saat IPO.
Variabel
Dependen (Y)
yaitu
Manajemen
Laba
Bahwa pada tahun
penelitian tidak terjadi
manajemen laba yang
disebabkan
antara lain:
1. Tidak sesuai
dengan hipotesis,
bahwa jumlah dewan
direksi tidak
berpengaruh
terhadap manajemen
laba, Jadi manajemen
laba terjadi tidak
dipengaruhi oleh
jumlah dewan direksi
tetapi karena
perbedaan informasi
tentang informasi
perusahaan antara
dewan direksi dengan
manajer perusahaan.
2. Sesuai dengan
hipotesis, bahwa
reputasi auditor
berpengaruh terhadap
manajemen laba. Jadi
auditor independen
yang kompeten
(mempunyai
Hasil Penelitian
reputasi
baik) dapat
mengidentifikasi
terjadinya manajemen
laba
3. Tidak sesuai
dengan hipotesis,
Leverage tidak
berpengaruh terhadap
Manajemen
laba
karena
perbedaan
tahun yang digunakan
pada penelitian ini
dengan
penelitian
28
No
sebelumnya
Peneliti
Judul
Penelitian
2
Maya Puspa Analisis faktorLinasari
faktor
yang
berpengaruh
(2012)
terhadap
praktik
manajemen
laba
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
pada
Bursa
Efek Indonesia
(BEI)
20062010
Variabel
Penelitian
Variabel
Variabel debt toequity
independen (X) ratio dan return on
asset
memiliki
yaitu
pengaruh signifikan
Current ratio, terhadap
praktik
debt to equity manajemen
laba.
ratio, ukuran Current ratio, debt to
perusahaan dan equity ratio, ukuran
return on asset perusahaan dan return
(ROA).
on asset berpengaruh
secara bersama-sama
Variabel
terhadap manajemen
dependen (Y)
laba. Secara parsial
yaitu
variabel current ratio
manajemen
dan
laba
Hasil Penelitian
ukuranperusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
praktik
29
No
peneliti
Variabel
Penelitian
manajemen
laba,
sedangkan debt to
equity ratio dan return
on assetberpengaruh
terhadap
praktik
perataan laba
Variabel
independen (X)
yaitu corporate
governance,
ukuran
perusahaan,
dan
struktur
kepemilikan.
Variabel
dependen (Y)
yaitu
manajemen
laba.
Secara simultan
corporate governance
(ukuran dewan
komisaris, komposisi
dewan komisaris
independen), ukuran
perusahaan, struktur
kepemilikan
(kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial,
kepemilikan
konsentrasi)
Judul
Penelitian
3
Fretty
Siagian
(2012)
Pengaruh
corporate
governance,
ukuran
perusahaan dan
struktur
kepemilikan
terhadap
manajemen
laba
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia
(BEI).
Hasil Penelitian
tidak memberi
pengaruh signifikan
30
No
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
terhadap manajemen
laba pada perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEI dalam
tahunpenelitian.Secara
parsial, hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
hanya komposisi
dewan komisaris
independen yang
mempunyai pengaruh
terhadap
dilakukannya praktek
manajemen laba pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di
BEI.Secara parsial,
hasil penelitian
menunjukkan bahwa
ukuran dewan
komisaris, ukuran
perusahaan,
kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial, dan
kepemilikan
Hasil Penelitian
konsentrasi tidak
mempunyai pengaruh
terhadap
dilakukannya praktek
manajemen laba pada
perusahaan
manufaktur di BEI
31
No
4
Peneliti
Suryani
(2010)
Judul
Penelitian
Variabel
Penelitian
Pengaruh
mekanisme
corporate
governance dan
ukuran
perusahaan
terhadap
manajemen
laba
pada
perusahaan
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
Variabel
independen (X)
yaitu
mekanisme
corporate
governance dan
ukuran
perusahaan
Variabel
dependen (Y)
yaitu
manajemen
laba
Mekanisme corporate
governance
berpengaruh negatif
signifikan
terhadap
manajemen
laba
sedangkan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba
32
2.7 Kerangka konseptual
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah total
aktiva, net profitmargin, operating profit margin, return on asset, sedangkan
variabel dependen atau variabel terikatnya adalah manajemen laba.
Laba yang dilaporkan merupakan signalmengenai laba di masa yang akan
datang. Oleh karena itu pengguna laporan keuangan dapat membuat prediksi atas
laba perusahaan untuk masa yang akan datang berdasarkan signal yang disediakan
oleh manajemen melalui laba yang dilaporkan. Selain itu manajemen laba adalah
suatu signaling technique yang dimaksudkan untuk menyediakan signal bagi
pembuatan prediksi lebih akurat.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan hasil penelitian
terdahulu, return on asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap manajemen
laba, semakin tinggi return on asset maka semakin baik produktivitas assets dalam
memperoleh keuntungan bersih, hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik
perusahaan kepada investor karena tingkat pengembalian semakin besar, sehingga
mempermudah perusahaan dalam melakukan manajemen laba. Net profit margin
memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap manajemen laba, penyebabnya
adalah karena net profit margin merupakan ukuran dilematis, perusahaan akan
dihadapkan dengan dilema pilihan antara kepentingan investor dan kepentingan
lain seperti pajak. Maka kecendrungan adanya keterikatan perusahaan dengan
pihak investor, sehingga jika perusahaan menstrukturisasi transaksi-transaksi
untuk mengubah laporan keuangan untuk menyimpangkan beberapa pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholders) mengenai kinerja
33
ekonomis perusahaan untuk menurunkan net profit margin maka akan disatu sisi
berdampak baik pada pajak perusahaan tapi disisi lain berdampak buruk terhadap
kinerja perusahaan. Total aktiva dan operating profit margin merupakan variabel
yang berbeda dan pengembangan dari penelitian terdahulu. Total aktiva
merupakan penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan harta
perusahaan secara keseluruhan. Total aktiva menunjukkan kemampuan dari dana
yang ditanamkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode tertentu.
Semakin tinggi total aktiva menunjukkan semakin efisien dana yang tertanam
diperusahaan. Operating profit margin selisih antara net margin rasio (rasio laba
bersih dengan penjualan) dengan 100 % menunjukkan persentase yang tersisa
untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi. Operating profit margin
menunjukkan
tingkat
efisiensi
perusahaan
sehingga
rasio
yang
tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik, karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi yang tersedia untuk laba kecil.
Tetapi rasio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang
dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor
harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
34
Berdasarkan hipotesis tersebut maka penulis membuat kerangka konseptual
sebagai berikut:
Total aktiva
(X1)
Net profit margin
Manajemen laba
(X2)
(Y)
Operating profit margin
(X3)
Return on asset
(X4)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on
asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba.
2. Total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
3. Net profit margin berpengaruh secara parsial terhadap manajemen
laba.
35
4. Operating profit margin berpengaruh secara parsial terhadap
manajemen laba.
5. Return on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian desain kausal. Menurut
Umar (2003:30) “penelitian desain kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk
menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”. Dengan kata lain desain
kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel
yang lain. Variabel yang digunakan adalah total aktiva, net profit margin,
operating profit margin dan return on asset sebagai variabel independen dan
manajemen laba sebagai variabel dependen.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu selama tahun 2008-2012
yaitu 10 perusahaan. Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan melalui
teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik
pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Menurut
Erlina (2007:74) “sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representative atau mewakili, jika sampel kurang representative maka
37
mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga
nilai populasi sesungguhnya”.
Adapun pertimbangan kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 20082012.
2. Perusahaan tersebut tidak memiliki laba negatif pada tahun 2008-2012.
3. Melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit periode 2008-2012.
Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria diatas, maka dapat dilihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan
No
Nama Perusahaan
Kriteria
1
1
Albond Makmur Usaha
2
Andhi Chandra Automotive Prod. Tbk
3
√
2
Sampel
3
-
-
-
√
-
-
-
Astra International Tbk
√
√
√
1
4
Astra Otoparts Tbk
√
√
√
2
5
Branta Mulia Tbk
√
-
-
-
6
Gajah Tunggal Tbk
√
-
-
-
38
No
Nama Perusahaan
Kriteria
1
2
Sampel
3
7
Goodyear Indonesia Tbk
√
√
√
3
8
Indo Kordsa Tbk
√
√
√
4
9
Indomobil Sukses International tbk
√
-
-
-
10
Indospring Tbk
√
√
√
5
11
Multi Prima Sejahtera Tbk
√
√
√
6
12
Multistrada Arah Sarana Tbk
√
√
√
7
13
Nippress Tbk
√
√
√
8
14
Prima Alloy Steel Universal Tbk
√
-
-
-
15
Selamat Sempurna Tbk
√
√
√
9
16
Sanex Qianjiang Motor International Tbk
√
-
-
-
Setelah dilakukan proses pemilihan sampel sesuai dengan kriteria yang
ditentukan, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 9 perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi data laporan
keuangan tahunan perusahaan automotif (2008-2012) di Bursa Efek Indonesia.
39
Sumber data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) dan
dengan cara mendownload dari situs www.idx.co.id. Data yang diperoleh adalah
data time series yaitu data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam
beberapa interval waktu tertentu misalnya dalam waktu mingguan, bulanan, dan
tahunan.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah :
1.
Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada
sumber-sumber tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah
mengambil data laporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia
dari
Indonesia
Capital
Market
Directory
(ICMD)
dan
mendownload dari situs www.idx.co.id .
2.
Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka yaitu metode yang digunakan dengan memahami
literatur-literatur yang memuat pembahasan yang berkaitan dengan penelitian
dan juga pengumpulan data.
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Variabel Independen (Bebas)
Menurut Sugiyono (2007:15) “variabel independen atau variabel bebas
adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen
40
(variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Total Aktiva
Penjumlahan dari aktiva lancar dan aktiva tetap yang merupakan
harta perusahaan secara keseluruhan.
b. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang digunakan untuk
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan
keuntungan bersih. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), Net
Profit Margin adalah perbandingan antara laba bersih dengan
penjualan. Rasio ini sangat penting bagi manajer operasi karena
mencerminkan strategi penetapan harga penjualan yang diterapkan
perusahaan dan kemampuannya untuk mengendalikan beban usaha.
Menurut Weston dan Copeland (1998), semakin besar Net Profit
Margin
berarti
semakin
efisien
perusahaan
tersebut
dalam
mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya.
c. Operating Profit Margin (OPM)
Selisih antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan)
dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untuk menutup
harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini
dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok
penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir,
2001:100).
41
d. Return On Asset (ROA)
Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas.
Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti,
karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan
keuntungan. ROA mampu mengukur kemampuan perusahaan
manghasilkan keuntungan pada masa lampau untuk kemudian
diproyeksikan di masa yang akan datang. Assets atau aktiva yang
dimaksud adalah keseluruhan harta perusahaan, yang diperoleh dari
modal sendiri maupun dari modal asing yang telah diubah perusahaan
menjadi
aktiva-aktiva
perusahaan
yang
digunakan
untuk
kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Brigham dan Houston
(2001:90), “Rasio laba bersih terhadap total aktiva mengukur
pengembalian atas total aktiva(ROA) setelah bunga dan pajak.
2.
Variabel Dependen (Terikat)
Menurut Sugiyono (2007:15) “variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas”. Variabel
dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah maanajemen laba yaitu
pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan khusus (Scott 2000:351,
dalam Saiful 2002). Tujuan yang akan dicapai oleh manajemen melalui
manajemen laba meliputi: mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya,
mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal, menghindari pelanggaran
perjanjian hutang, dan juga menghindari biaya politik (Watt Zimmerman : 1986,
dalam Saiful 2002).
42
Tabel 3.2
Defenisi Operasional
No
Variabel
Defenisi
Pengukuran
Penjumlahan dari Aktiva lancar + Aktiva Tetap
aktiva lancar dan
aktiva tetap
Skala
1
Total aktiva
2
Net
profit Rasio
yang 𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ π‘ β„Ž 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
Rasio
π‘₯π‘₯ 100%
membandingkan
margin
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
antara laba bersih
dengan penjualan = ... %
perusahaan
3
Operating
profit margin
4
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘π‘β„Ž
Return
on Rasio
yang
π‘₯π‘₯ 1 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
membandingkan
asset (ROA)
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
laba bersih yang
= ... Kali
tersedia untuk
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 π‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œπ‘œ
Selisih antara net
π‘₯π‘₯100 %
margin ratio (ratio
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃
laba
bersih
dengan penjualan) = ... %
dengan
100%
menunjukan
presentase yang
tersisa
untuk
menutup
harga
pokok penjualan
dan biaya operasi,
persentase yang
tersisa
ini
dinamakan
operating margin
ratio atau ratio
antara
(harga
pokok penjualan +
biaya
operasi)
dengan penjualan
bersih (Munawir,
2001:100)
Rasio
Rasio
Rasio
43
No
Variabel
Defenisi
Pengukuran
Skala
𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝐢𝐢𝐢𝐢 𝑖𝑖𝑖𝑖
π‘₯π‘₯100%
𝑇𝑇𝑇𝑇 𝑖𝑖𝑖𝑖
Rasio
pemegang saham
dengan
total
aktiva
5
Manajemen
laba
Usaha manajemen
untuk
memaksimumkan,
atau
meminimumkan
laba,
termasuk
perataan
laba
sesuai keinginan
manajemen.
= ... %
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
regresi linear berganda dengan analisis statistik yang menggunakan program
SPSS. Sebelum dianalisis, peneliti terlebih dahulu melakukan uji asumsi klasik
sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.6.1
Metode Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali
2006). Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap
variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata
(mean), nilai minimum dan maksimum serta standar deviasi.
44
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
3.6.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual
adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil
Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data
residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil KolmogrovSmirnov menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual
terdistribusi tidak normal.
3.6.2.2 Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan dengan menguji apakah dalam suatu
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t
dengan
kesalahan
pengganggu
pada periode t-1
(sebelumnya).
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari
satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi.
Uji autokorelasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Lagrange Multiplier (LM test). Uji autokorelasi dengan LM test digunakan
45
untuk sample besar di atas 100 observasi. Uji ini memang lebih tepat
digunakan dibandingkan dengan uji DW terutama bila sample yang
digunakan relatif besar dan derajat autokorelasi lebih dari satu. Autokorelasi
terjadi jika nilai probabilitas signifikan berada di bawah 5% (< 0.05), dan
apabila nilai probabilitas signifikan > 0.05 maka tidak terjadi autokorelasi.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Salah
satu
cara
untuk
mendeteksi
ada
atau
tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glesjer dengan cara
meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen. Jika total
aktiva signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka dapat
disimpulkan
bahwa
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
heteroskedastisitas dan sebaliknya jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi
terjadinya heteroskedastisitas.
46
3.6.2.4 Uji Multikoliniearitas
Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model
analisis regresi adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam regresi dapat
dilihat dari:
1. Tolerance value
2.
Nilai variance inflation factor (VIF)
Model regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai
tolerance di atas 0,1 atau VIF di bawah 10. Apabila tolerance di bawah 0,1
atau VIF di atas 10, maka terjadi multikolinieritas.
3.6.3 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel
dependen dapat diprediksi melalui variabel independen secara individual.
Analisis regresi dapat digunakan untuk memutuskan apakah naik dan
menurunnya variabel dependen dapat dilakukan dengan menaikkan dan
menurunkan keadaan variabel independen.
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel independen (total
aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset) dan satu
variabel dependen yaitu manajemen laba yang diduga mempunyai hubungan
interaktif (saling mempengaruhi). Persamaan umum regresi linier sederhana
adalah sebagai berikut:
47
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 = e
Keterangan:
Y
: subjek dalam variabel dependen yang diprediksi
a
: harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b1,b2,b3,b4
: koefisien regresi
X1
: total aktiva
X2
: net profit margin
X3
: operating profit margin
X4
: return on asset
e
: tingkat kesalahan pengganggu
3.6.4 Pengujian Hipotesis
3.6.4.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)
Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan arah
apakah semua variable independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
dependen”.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0
H1: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0
variable
48
Yang memiliki arti:
H0: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on
asset tidak berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen
laba.
H1: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on
asset berpengaruh secara bersama-sama terhadap manajemen laba.
Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji F dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Terima H0 jika nilai F hitung < F tabel dan nilai signifikan > α 0.05
2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai F hitung > F tabel dan nilai
signifikan < α 0.05.
3.6.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2005:84), “Pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel/penjelas independen secara
individual menerangkan variasi-variasi independen”.
Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0: bi = 0
H1: bi ≠ 0
Dimana i = total aktiva, net profit margin, operating profit margin, dan
return on asset
49
Yang memiliki arti:
H0: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return
on asset tidak berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
H1: total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return
on asset berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba.
Hipotesis tersebut akan di uji dengan uji t dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Terima H0 jika nilai t hitung < t tabel dan nilai signifikan > α 0.05
2. Tolak H0 (terima H1) jika nilai t hitung > t tabel dan nilai signifikan
< α 0.05
50
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan otomatif yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2008 -2012 sebagai objek penelitian.
Metode analisis data dimulai dengan mengelola data dengan menggunakan
microsoft excel, selanjutnya dilakukan dengan pengujian asumsi klasik dan regresi
linear berganda, kemudian melakukan pengujian-pengujian dengan menggunakan
software SPPS versi 16 dan dihasilkanlah output-outout sesuai metode analisis
data yang telah ditentukan.
4.2 Analisis Data
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan uji hipotesis maka akan dilihat terlebih dahulu
statistik deskriptif setiap variabel yang diuji dalam penelitian ini. Uji
statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi
dari suatu data yang dilihat dari jumlah sampel, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari masing-masing
variabel. Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan atau
mendeskripsikan data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah
untuk dipahami. Statistik deskriptif berguna untuk mengetahui karakteristik
dari perusahaan yang dijadikan sampel. Berikut ini dijelaskan statistik data
penelitian:
51
Tabel 4.1
Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Minimum Maximum
Mean
941.65 2.1298E2
Std.
Deviation
Total_Aktiva
45
1.02
276.57787
Net_Profit_Margin
45
.01
.24
.0864
.05548
Operating_Profit_Mar
gin
45
.01
.18
.1020
.04855
Return_On_Asset
45
.01
.20
.0824
.05037
Manajemen_Laba
45
1.10
812.00 1.0637E2
184.41089
Valid N (listwise)
45
Sumber : SPSS 16.00 for windows (data diolah)
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif tersesbut, dapat dijelaskan
beberapa hal sebagai berikut, yaitu :
a. Variabel Total Aktiva menunjukkan nilai minimum 1,02 dan nilai
maksimum 941,65 dengan nilai rata-rata sebesar 2,2129 sedangkan
standar deviasinya adalah 276,577.
b. Variabel Net Profit Margin menunjukkan nilai minimum 0,01 dan
nilai maksimum 0,24 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0864
sedangkan standar deviasinya adalah 0,05548.
c. Variabel Operating Profit Margin
menunjukkan nilai minimum
0,01 dan nilai maksimum 0,18 dengan nilai rata-rata sebesar 0,1020
sedangkan standar deviasinya adalah 0,04855.
52
d. Variabel Return On Asset menunjukkan nilai minimum 0,01 dan
nilai maksimum
0,20 dengan nilai rata-rata sebesar 0,0824
sedangkan standar deviasinya adalah 0,05037.
e. Variabel Manajemen Laba menunjukkan nilai minimum 1,10 dan
maksimum 812 dan nilai rata – rata sebesar 1,063 dengan standar
deviasinya 184,41089.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk
mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik . Karena analisis grafik Histogram dan P-Plot dapat
menyesatkan, maka dilakukan juga uji statistic Kolmogorov-Smirnovdengan
melihat tingkat signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah.
Pendeteksian normalitas data apakah terdistribusi normal atau tidak dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal
jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov> 0,05.
53
Gambar 4.1
Histogram Dependent Variabel
Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00 for window
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola
distribusi yang tidak menceng ke kanan atau kiri. Hal ini berarti data residual
mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan melalui grafik
normal P – P Plot of Regression Standardized.
54
Gambar 4.2
Normal P Plot
Sumber : Hasil Olahan SPSS 16.00 for windows
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa tititk – titik scatterplot sudah mengikuti
garis diagonal disepanjang garis normal. Hal ini menunjukkan bahwa data
residual mempunyai distribusi normal. Uji normalitas dapat juga dilakukan
dengan analisis statistik. Analisis statistik memberikan hasil yang lebih akurat
dibandingkan dengan analisis grafik. Maka untuk itu dilakukan Uji One Sample
Kolmogrov – Smirnov Test untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.
55
Tabel 4.2
Analisis Hasil Uji Normalitas Data
One Sample Kolmogrov – Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N
Normal Parametersa
45
Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
.0000000
1.56553707
Absolute
.105
Positive
.097
Negative
-.105
Kolmogorov-Smirnov Z
.704
Asymp. Sig. (2-tailed)
.704
a. Test distribution is Normal.
Uji Normalitas yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah uji
statistik non - parametik One SampelKolmogrov Sminornov. Data yang dimiliki
berdistribusi normal, dapat dilihat dari tabel 4.2. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat
bahwa nilai Asymp.Sig (2 tailed) adalah 0,704 dan diatas nilai signifikan 0,05
yang nilainya lebih besar dari taraf nyata (α) 0,05 yang artinya data telah
berdistribusi normal.
56
4.2.2.2 Uji Autokorelasi
Istilah autokorelasi dapat didefenisikan sebagai korelasi antara anggota
serangkaian observasi yang diturunkan menurut waktu. Uji Autokorelasi
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena observasi
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Untuk mendeteksi
gejala autokorelasi digunakan Durbin Watson statistik, dengan nilai d yang
menunjukkan gejala autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak ada
autokorelasi yang tidak berbahaya atau tidak autokorelasi. Kriterianya adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.3
Kriteria Pengambilan Keputusan DW Test
Hipotesis Nol
Tidak ada autokorelasi positif
Keputusan
Tolak
Jika
0 < d <dl
Tidak ada autokorelasi poitif
Tidak ada keputusan
dl < d < du
Tidak ada korelasi negatif
Tolak
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada keputusan
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ditolak
atau negatif
4 - dl < d < 4
4 - du < d < 4 – dl
du < d < 4 – du
57
Hasil Uji Autokorelasi (Durbin Watson) terlihat seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
1
.526a
R Square
Adjusted R
Square
.277
Std. Error of
the Estimate
.205
DurbinWatson
1.64195
1.630
a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset, Ln_Total_Aktiva,
Ln_Operating_Profit_Margin, Ln_Net_Profit_Margin
b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai DW adalah 1.630.
Kriteria yang menunjukkan tidak terjadi autokorelasi adalah sebagai berikut:
jumlah sampel (N) 45 dengan jumlah variabel bebas (K) 4 pada tingkat
signifikansi 5% diperoleh du 1,7200 sehingga disimpulkan bahwa nilai DW
sebesar 1.630 lebih besar dari batas atas (du) 1,7200 dan kurang dari 4 – 1,7200
(4 – du), maka dengan demikian tidak terjadi autokorelasi.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan
yang lain dalam model regresi . Model regresi yang baik adalah jika
58
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda
(heteroskedastisitas). Heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik plot
(Scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.
Apabila pola pada grafik ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara
acak (tanpa pola yang jelas) serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0
pada
sumbu
Y,
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Selain menggunakan grafik scatterplots, uji heteroskedastisitas juga
dapat dilakukan
signifikan
>
dengan menggunakan Uji Glejser. Jika probabilitas
0.05,
maka
model
regresi
tidak
mengandung
heteroskedastisitas.
4.2.2.3.1 Grafik Scatterplot
Heteroskedastisitas melalui grafik plot (Scatterplot) antara nilai
prediksi variabel terikat dengan residualnya. Apabila pola pada grafik
ditunjukkan dengan titik-titik menyebar secara acak (tanpa pola yang jelas)
serta tersebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
59
Gambar 4.3
Scatterplot Dependen Variabel
Sumber : SPSS 16 for windows
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa penyebaran residual cenderung tidak
teratur, terdapat beberapa plot yang berpencar dan tidak menunjukkan pola
tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedasitas
dalam model regresi ini.
4.2.2.4 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menunjukkan ada tidaknya
hubungan linear diantara variabel bebas dalam model regresi. Gejala
multikolinearitas dapat dideteksi atau dilihat dari Variance Inflation
60
Factor (VIF). Multikolinieritas dapat diketahui dari besarnya Tolerance
dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai
berikut :
a. VIF
>
5,
maka
diduga
mempunyai
persoalan
Multikolinearitas
b. VIF < 5, maka tidak terdapat multikolinearitas
c. Tolerance< 0,1 maka diduga mempunyai persoalan
Multikolinearitas
d. Tolerance> 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Std. Error
(Constant)
5.237
.985
Ln_Total_Aktiva
-.227
.106
Ln_Net_Profit_Margin
-.007
Ln_Operating_Profit_Mar
gin
Ln_Return_On_Asset
Standardize
d
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
t
Sig.
Toleranc
e
VIF
5.316
.000
-.306
-2.141
.038
.886
1.128
.584
-.003
-.012
.991
.271
3.684
-.611
.442
-.238
-1.381
.175
.609
1.642
.951
.533
.436
1.784
.082
.302
3.313
a. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
61
Hasil output SPSS 16.00 for windows diatas dapat diambil keputusan
bahwa semua data (variabel) tidak terkena multikolinearitas, karena nilai
Tolerance untuk Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan
Return On Asset sebesar 0.886, 0.271, 0.609, 0.302 > 0.1 dan nilai Variance
Inflation Factor (VIF) untuk Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit
Margin dan Return On Asset sebesar 1.128, 3.684, 1.642, 3.313 < 5. Sehingga
pada model regresi tidak terjadi gejala Multikolinearitas.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian
hipotesis
dilakukan
dengan
menggunakan
analisisis.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi statistis masingmasing variabel independen. Secara garis besar dalam pengujian hipotesa
penelitian ini hipotesis di uji dengan analisis linear. Analisis regresi dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar hubungan variabel dependen. Dalam penelitian
ini digunakan analisis linear berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPPS versi 16
maka diperoleh hasil sebagai berikut :
62
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi linear berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constant)
5.237
.985
Ln_Total_Aktiva
-.227
.106
Ln_Net_Profit_Margin
-.007
Ln_Operating_Profit_
Margin
Ln_Return_On_Asset
Beta
t
Sig.
5.316
.000
-.306
-2.141
.038
.584
-.003
-.012
.991
-.611
.442
-.238
-1.381
.175
.951
.533
.436
1.784
.082
a. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Dari tabel 4.6 di atas dinyatakan bahwa variabel Kepemilikan Manajerial,
Proporsi Dewan Komisaris dan Komite Audit berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba.
Berdasarkan output-output tersebut maka rumus persamaan analisis
regresinya adalah :
Yi = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Y = 5,237 – 0,227 – 0,007 – 0,611 + 0,951 + e
63
Dimana Yi = Manajemen Laba
a = Konstanta
X1 = Total Aktiva
X2 = Net Profit Margin
X3 = Operating Profit Margin
X4 = Return On Asset
e = error
4.2.3.1 Uji Determinasi (Uji Goodness Of Fit)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase
pengaruh variabel independent (prediktor) terhadap perubahan variabel
dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan
mampu dijelaskan
oleh variabel independennya, sedangkan sisanya
dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
64
Tabel 4.7
Uji Determinan
Model Summaryb
Model
R
1
.526a
R Square
.277
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
.205
1.64195
a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset,
Ln_Total_Aktiva, Ln_Operating_Profit_Margin,
Ln_Net_Profit_Margin
b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Pada tabel 4.7 menunjukkan nilai R sebesar 0,526 yang berarti hubungan
relatif (relation) antara Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit Margin
dan Return On Asset terhadap Manajemen Laba sebesar 52,6% yang artinya
hubungan yang
cukup erat seharusnya nilai normal untuk hubungan antar
variabel yang erat adalah 0,6 - 0,79. Nilai R Square sebesar 0,277 yang berarti
27,7 % Manajemen Laba dapat dijelaskan oleh Total Aktiva, Net Profit Margin,
Operating Profit Margin dan Return On Asset. Sedangkan sisanya 72,3 %
kemungkinan dapat dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian seperti :
pelaksanaan RUPS, kualitas dewan komisaris, kualitas komite audit, kualitas
hubungan stakeholders, transparansi dan akuntabilitas dan lain sebagainya.
4.2.3.2 Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama – sama (simultan) mempunyai pengaruh yangsignifikan
65
terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan
nilai F hitung dengan F tabel dan melihat nilai signifikansi F pada output
hasil regresi menggunakan SPSS dengan nilai signifikansi 0,05. Dengan
cara sebagai berikut:
a. Bila F hitung > F tabel atau probabilitas < nilai signifikan (Sig
≤ 0,05),
maka hipotesistidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara simultan
variabel independen mempunyaipengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
b. Bila F hitung < F tabel atau probabilitas > nilai signifikan (Sig
≥ 0,05),
maka hipotesistidak dapat diterima, ini berarti bahwa secara simultan
variabel independen tidakmempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
66
Tabel 4.8
Uji F
ANOVAb
Sum of
Squares
Model
1
Regression
df
Mean Square
41.310
4
10.328
Residual
107.840
40
2.696
Total
149.150
44
F
3.831
Sig.
.010a
a. Predictors: (Constant), Ln_Return_On_Asset, Ln_Total_Aktiva,
Ln_Operating_Profit_Margin, Ln_Net_Profit_Margin
b. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Berdasarkan tabel 4.8diatas menunjukkan bahwa nilai F hitung adalah
3.831 dengan tingkat signifikansi 0,010, sedangkan F tabel pada tingkat
kepercayaan α adalah 5 % adalah 2,58. Oleh karena pada kedua perhitungan F
hitung
> F
tabel
dan tingkat signifikansinya 0,010 < 0,05 menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independent Total Aktiva, Net Profit Margin, Operating Profit
Margin dan Return On Asset secara serempak atau bersama – sama adalah
signifikan terhadap Manajemen Laba.
4.2.3.3 Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Jika tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
67
Tabel 4.9
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
Standardized
Coefficients
Std. Error
(Constant)
5.237
.985
Ln_Total_Aktiva
-.227
.106
Ln_Net_Profit_Margin
-.007
Ln_Operating_Profit_
Margin
Ln_Return_On_Asset
Beta
t
5.316
.000
-.306
-2.141
.038
.584
-.003
-.012
.991
-.611
.442
-.238
-1.381
.175
.951
.533
.436
1.784
.082
a. Dependent Variable: Ln_Manajemen_Laba
Analisa tabel 4.9 untuk mengetahui secara parsial dari Total Aktiva, Net
Profit Margin, Operating Profit Margin, Return On Asset terhadap Manajemen
Laba. Variabel Total Aktiva memiliki nilai signifikansi 0,038 > 0,05 artinya
signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana t
hitung
-2,141 > -1,679 berarti terdapat
pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Total Aktiva mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap Manajemen Laba. Variabel Net Profit Margin
memiliki nilai signifikansi 0,991 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t hitung < t
yang dimana t
hitung
Sig.
tabel
-0,012 < -1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara
parsial, variabel Net Profit Margin mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Manajemen Laba. Variabel Operating Profit Margin memiliki
68
nilai signifikansi 0,179 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t
dimana t
hitung
hitung
> t
tabel
yang
-1,381 > ttabel -1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara
parsial, variabel Operating Profit Margin mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Manajemen Laba. Variabel Return On Asset memiliki nilai
signifikansi 0,082 > 0,05 artinya tidak signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana
thitung 1,784 > ttabel 1,679 berarti berpengaruh poitif. Secara parsial Return On Asset
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan.
4.2.4 Hasil pengujian Hipotesis
4.2.4.1 Total Aktiva
Variabel Total Aktiva memiliki nilai signifikansi 0,038 > 0,05
artinya signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana t
hitung
-2,141 > -1,679
berarti terdapat pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Total Aktiva
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap Manajemen Laba.
4.2.4.2 Net Profit Margin
Variabel Net Profit Margin memiliki nilai signifikansi 0,991 > 0,05
artinya tidak signifikan dan t
hitung
< t
tabel
yang dimana t
hitung
-0,012 < -
1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara parsial, variabel Net Profit
Margin mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
Manajemen Laba. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan
semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan
berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan.
69
Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba
bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan
manajemen dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk
menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik
yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Para investor pasar
modal perlu mengetahui kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Dengan mengetahui hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan
itu profitableatau tidak.
4.2.4.3 Operating Profit Margin
Variabel Operating Profit Margin memiliki nilai signifikansi 0,179 >
0,05 artinya tidak signifikan dan t hitung > t tabel yang dimana t hitung -1,381
> ttabel -1,679 berarti terdapat pengaruh negatif. Secara parsial, variabel
Operating Profit Margin
mempunyai pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap Manajemen Laba.
4.2.4.4 Return On Asset
Variabel Return On Asset memiliki nilai signifikansi 0,082 > 0,05
artinya tidak signifikan dan t
hitung
>t
tabel
yang dimana thitung 1,784 > ttabel
1,679 berarti berpengaruh poitif. Secara parsial Return On Asset
berpengaruh secara positif dan tidak signifikan.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana pengaruh pada perusahaan
Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 dengan
sampel sebanyak 9 buah perusahaan yang terdaftar. Sesuai analisis data yang
dilakukan dapat diperoleh kesimpuan antara lain :
1. Berdasarkan hasil Uji F (Uji Keseluruhan/Simultan) bahwa Total Aktiva,
Net Profit Margin, Operating Profit Margin dan Return On Asset
berpengaruh terhadap Manajemen Laba.
2. Berdasarkan hasil Uji t (Uji Parsial) hanya Total Aktiva yang berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen Laba sedangkan Net Profit Margin,
Operating Profit Margin dan Return on Asset tidak berpengaruh
signifikan.
3. Total
Aktiva
berpengaruh
signifikan
terhadap
Manajemen
Laba
menunjukkan bahwa Total Aktiva masih memiliki pengaruh yang kuat
terhadap bagaimana manajemen laba itu di olah guna proses aktivitas
perusahaan.
4. Berdasarkan hasil Uji R Square bahwa Manajemen Laba dapat
diterangkan oleh Total Aktiva, Net Profit Marganin, Operating Profit
71
Margin dan Return On Asset sebesar 27,7% dan sisanya dapat dijelaskan
oleh faktor – faktor lain.
5. Asset dalam memperoleh keuntungan bersih sangat diperlukan. Hal ini
selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor.
Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikanperusahaan tersebut makin
diminati investor, karena tingkat pengembalian akan semakin besar. Hal
ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari perusahaan tersebut di
Pasar Modal juga akan semakin meningkat sehingga ROA akan
berpengaruh terhadap manajemen laba.
5.2Saran
1. Penelitan mengenai Manajemen Laba ini dapat dikembangkan lagi dengan
meliti diluar variabel penelitian ini atau di luar kriteria ini.
2. Perusahaan yang di teliti di Bursa Efek dapat diluar perusahaan otomatif
seperti perusahaan manufaktur atau yang lainnya.
3. Periode waktu yang digunakan dapat diperpanjang guna menambah
keakuratan hasil penelitian dan menanmbah jumlah sampel.
4. Kategori variabel dapat diperbanyak guna menambah hasil yang
diinginkan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Ma’ruf, 2006. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba
pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, Tesis:
Universitas Diponegoro, Semarang.
Brigham, Eugene F and Joel F. Houston, 2001. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan, alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku Satu, Edisi 10,
Salemba Empat, Jakarta.
Suryani, 2009. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi: Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metode Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama, USU Press, Medan.
Scott, William, 2000. Financial Accounting Theory. Second Edition, Canada.
Prentice Hall.
Xie , Bao, 2001. Earnings Management and Corporate Governance The Roles of
the Board and The Audit Committe. Southern Illinois University
Carbondale.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariable dengan Program SPSS,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2012, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2010. Bursa Efek Indonesia.
Fretty Siagian, 2012. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Skripsi: Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Maya Puspa Nilasari, 2012. “Pengaruh Current Ratio, Ukuran Perusahaan, Debt
to Equity Ratio dan Return Asset Terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
untuk Periode Tahun 2006-2010”. Tesis: Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas, Surabaya.
Sartono, R Agus, 2001. Manajemen Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat, BPFE,
Yogyakarta.
73
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, CV Alfabeta,
Bandung.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Weston, J. F dan Brigham, 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga,
Jakarta.
Weston, J. F dan Copeland, 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Erlangga,
Jakarta.
http: // www.idx.co.id/ Listedcompanies/ Report Document/ tabid/ 91/ Language/
id. ID/ Default. Aspx. (12 Oktober 2013)
http: // www.elearning.gunadarma.ac.id/ docmodul/ kursus financial analysis/
Rasio Keuangan. (10 November 2013)
74
LAMPIRAN
Lampiran i
Tabulasi Hasil Rasio Manajemen Laba
No
Nama Perusahaan
Manajemen Laba
2008
2009
2010
2011
2012
1
PT. Astra International
Indonesia Tbk
9.191.000
10.040.000
14.366
20.964
22.658
2
PT. Astra Otoparts Tbk
566.025
768.265
1.141.179
1.101.583
1.135.914
3
PT. Goodyear Indonesia
Tbk
812
121.085
7.415.868
2.156.464
6.673.997
4
PT. Indo Kordsa Tbk
94.776
72.105.574
134.160.199
2.749.667
22.546.316
5
PT. Indospring Tbk
134.068.283.255
6
31.826
58.765
71.109.354
120.415.120.239,
924
PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk
4.763
10.211
14.122.435
11.319.403.810
16.599.848.712
7
PT. Multistrada Arah
Sarana Tbk
2.974
174.860
176.082
6.943.120
319.747
8
PT. Nipress Tbk
1.551
3.685
12.663
17.831.046.421
21.553.186.948
9
PT. Selamat Sempurna
Tbk
91.471
132.849
150.420
241.576.270.793
268.543.331.491
75
Lampiran ii
Tabulasi Hasil Rasio Total Aktiva
No
Nama
Manajemen Laba
Perusahaan
2008
1
2
3
4
5
6
7
2009
2010
2011
2012
PT. Astra
International
Indonesia Tbk
80.740.000
88.938.000
112.857
154,319
182,274
PT. Astra
Otoparts Tbk
3.981.316
4.644.939
5.585.852
6964227,000
8881642,000
PT. Goodyear
Indonesia Tbk
1.022.330
1.127.630
127.685.085
130.802.310
123.915.331
PT. Indo Kordsa
Tbk
1.672.766
1.349.630.935
1.492.727.607
209.196.474
229.933.238
PT. Indospring
Tbk
918.228
621.140
770.609.262
1.139.715.256.754
1.664.779.358.215
PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk
182.940
137.910
150.937.167
157.371.466.252
172.268.827.993
2.379.024
2.536.045
3.038.412
538.091.425
624.485.895
325.008
314.478
337.606
446.688.457.381
525.628.737.289
929.753
941.651
1.067.103
1.327.799.716.171
1.441.204.473.590
PT. Multistrada
Arah Sarana Tbk
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat
Sempurna Tbk
76
Lampiran iii
Tabulasi Hasil Rasio Net Profit Margin (NPM)
No
Nama Perusahaan
Manajemen Laba
2008
1
2
3
2009
2010
2011
2012
PT. Astra
International
Indonesia Tbk
0,094690101 0,101902036 0,110515343 0,129653552 0,120933992
PT. Astra Otoparts
Tbk
0,107237958 0,145897165 0,182439507 0,149597231 0,137229364
PT. Goodyear
Indonesia Tbk
0,000652461 0,093660443 0,038350398 0,010402109 0,032811795
4
PT. Indo Kordsa Tbk
5
PT. Indospring Tbk
6
PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk
0,080389542 0,175785016 0,237274552 0,179792686 0,241499216
PT. Multistrada Arah
Sarana Tbk
0,002230047
7
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat
Sempurna Tbk
0,057864833 0,048049903 0,074312175
0,01267146 0,129475197
0,03304305 0,081593493 0,069231763 0,097503204 0,090771428
0,10337723 0,087740926
0,02129942 0,000996465
0,00322817 0,013164052 0,031585817 0,030784348
0,03067112
0,067577531 0,096642641 0,096312824 0,116566048 0,124104858
77
Lampiran iv
Tabulasi Hasil Rasio Operating Profit margin (OPM)
No
Nama
Manajemen Laba
Perusahaan
2008
1
2
3
4
5
6
7
2009
2010
2011
2012
PT. Astra
International
Indonesia Tbk
0,122352262 0,129468364 0,113277073 0,158546788 0,148351794
PT. Astra
Otoparts Tbk
0,085610003 0,079758282 0,091623503 0,170442846 0,152627036
PT. Goodyear
Indonesia Tbk
0,034872107 0,099098946 0,050203576 0,015098741 0,044741164
PT. Indo Kordsa
Tbk
0,08442529 0,102863218 0,118774122 0,038839658 0,150667382
PT. Indospring
Tbk
0,182432895 0,034926391 0,116431554 0,154432454 0,144125612
PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk
0,092018431 0,122383281 0,157883297 0,182484395 0,167392199
PT. Multistrada
Arah Sarana Tbk
0,132276898 0,136459599 0,128042096 0,052961876 0,013640471
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat
Sempurna Tbk
0,067493933 0,025902997 0,059173115 0,072652109 0,078219739
0,157320628 0,138056032 0,145887592 0,149410242 0,159309841
78
Lampiran v
Tabulasi Hasil Return On Asset (ROA)
No
Nama
Manajemen Laba
Perusahaan
2008
1
2
3
4
5
6
7
2009
2010
2011
2012
PT. Astra
International
Indonesia Tbk
0,113834531
PT. Astra
Otoparts Tbk
0,142170328 0,165398297 0,204298109 0,158177354 0,127894594
PT. Goodyear
Indonesia Tbk
0,000794264 0,107380967
PT. Indo Kordsa
Tbk
0,056658253 0,053426142 0,089875874 0,013143945 0,098055924
PT. Indospring
Tbk
0,034661326 0,094609911 0,092276798 0,105653688 0,080532163
PT. Multi Prima
Sejahtera Tbk
0,026035859 0,074041041 0,093564993
PT. Multistrada
Arah Sarana Tbk
0,001250092 0,068949881 0,057951983 0,012903235 0,000512016
8
PT. Nipress Tbk
9
PT. Selamat
Sempurna Tbk
0,11288763 0,127293832 0,136580719 0,124768206
0,00477219 0,011717831
0,05807936 0,016486437 0,053859332
0,07192793 0,096360142
0,03750822 0,039918306 0,041004583
0,098383119 0,141081993 0,140961088 0,181937282 0,186332569
79
Download