7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran 2.1.1 Komunikasi Kata atau istilah “komunikasi” (dari bahasa Inggris “communication”) berasal dari “communicatus” dalam bahasa Latin yang artinya “berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Komunikasi menurut Lexicographer (seorang ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Webster’s New Colleglate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi di antara individu melalui sistem lambanglambang, tanda-tanda, atau tingkah laku”. Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk katakata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak) – (Hovland, Janis dan Kelley; 1953) Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti katakata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Berelson dan Steiner, 1964) 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oelh dua orang atau lebih. (Gode, 1959) Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego. (Barnlund, 1964) Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dalam kehidupan. (Ruesch, 1957) Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya. (Weaver, 1949) Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan “dengan akibat atau hasil apa”. (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) (Lasswell, 1960) Berdasarkan definisi Laswell, dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :1 1. Sumber (source), sering juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam 1 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.PT Remaja Rosdakarya.2008. Hal 69 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses inilah yang disebut penyandian (encoding). 2. Pesan (message), yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. 3. Saluran atau media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merujuk pada bentuk pesan yang disampaikan oleh penerima, apakah saluran verbal atau nonverbal. Saluran juga merujuk pada cara penyampaian pesan, apakah langsung atau lewat media cetak atau media elektronik. Surat pribadi, telepon, selebaran, Overhead Projector (OHP), sistem suara (sound system), multimedia, semua itu dapat dikategorikan sebagai (bagian dari) saluran komunikasi. 4. Penerima (receiver), sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), komunikate (communicatee), penyandi balik (decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. 5. Efek (effect), yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 menjadi setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku (dari tidak bersedia membeli barang yang ditawarkan menjadi bersedia membelinya, atau dari tidak bersedia memilih partai politik tertentu menjadi bersedia memilihnya dalam pemilu), dan sebagainya. Hewitt (1981)2, menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut : 1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu. 2. Mempengaruhi perilaku seseorang. 3. Mengungkapkan perasaan. 4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain. 5. Berhubungan dengan orang lain. 6. Menyelesaian sebuah masalah. 7. Mencapai sebuah tujuan. 8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik. 9. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain. 2.1.2 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokok yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi merupakan proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antara individu, atau antara organisasi dengan individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahan dan organisasi lainnya mentransfer nilai- 2 Ibid. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 nilai (pertukaran) atara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja pemasaran lebih umum pengertiannya daripada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya.3 Komunikasi pemasaran adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini, komponen komunikasi pemasaran menjadi semakin penting. 4 2.2 Strategi Komunikasi Pemasaran 2.2. Strategi Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal. Konsep ini relevan dengan situasi zaman dahulu yang sering diwarnai perang agar dapat selalu memenangkan perang. Strategi juga dapat diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerahdaerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.5 3 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Erlangga.2003. Hal 4 4 Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Erlangga.2003. Hal 4 5 Tjiptono, Fandy.Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI.1995. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr. (1995), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu (1) dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do), dan (2) dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does). 2.2.2 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya (Bennett, 1988). Sementara itu, Tull dan Kahle (1990) mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperrti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Strategi pemasaran merupaka bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan arah pada semua fungsi manajemen suatu organisasi. Menurut Corey (Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Pemilihan pasar, yaitu pasar yang akan dilayani. Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor (Jain, 1990) : a. Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi. b. Keterbatasan suumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit. c. Pengalaman kumulatifnyang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi peluang dan tantangan. d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi. Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan. 2. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi, dan bantuan teknis yang disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkiin terbentuk di antara pembeli dan penjual. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 3. Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. 4. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. 5. Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relations.6 Berikut tahap-tahap dalam menyusun strategi : 1. Memilih komunikasi pemasaran dan media yang tepat Bauran komunikasi pemasaran adalah pemilihan fungsi-fungsi komunikasi pemasaran yang digunakan secara tepat waktu sesuai dengan strategi yang telah ditetapka. Kegiatan yang paling penting adalah menentukan jenis komunikasi, jenis media, frekuensi, jangkauan serta efektivitas pesan yang ingin disampaikan. 2. Memilih ide kreatif Ide kreatif dibangun dengan tujuan untuk mendukung strategi yang sudah ditetapkan. Usaha membuat ide yang sesuai dengan positioning produk atau jasa dan penempatan media yang tepat sehingga mampu menarik perhatian dan melibatkan target market 6 Tjiptono, Fandy.Strategi Pemasaran. Yogyakarta : ANDI.1995. hal 6-7 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 serta memotivasi prospek agar mencoba produk baru atau jasa yang ditawarkan. 3. Menjual strategi dengan alasan kuat Pemasar harus mampu menjelaskan kepada target market, mengapa ide atau pesan tersebut diperdengarkan. Apa manfaat yang dapat diterima pelanggan setelah menggunakan produk atau jasa tersebut, dan apakah dapat memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan.7 2.3 Pemasaran 2.3.1 Konsep Pemasaran Istilah pemasaran dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama marketing. Kata marketing ini boleh dikatakan sudah diserap ke dalam bahasa kita, namun juga diterjemahkan dengan istilah pemasaran. Asal kata pemsaran adalah pasar = market. Apa yang dipasarkan itu, ialah barang dan jasa. Memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual barang tetapi lebih luas dari itu. Di dalamnya tercakup berbagai kegiatan seperti membeli, menjual, dengan segala macam cara, menyangkut barang, manyimpan, mensortir dan sebagainya. 8 Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi serta distribusi sejumlah barang dan jasa untuk 7 Rangkuti, Freddy.Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Communication.PT Gramedia Pustaka Utama.2009. Hal 68 8 Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa.Bandung : ALFABETA.2002 hal 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi (Kotler, 2001).9 Pemasaran sering di definisikan sebagai pemenuhan kebutuhan dna keinginan pelanggan. Kondisi pasar yang mudah berubah dinilai tidak cukup dalam mendefinisikan pemasaran hanya sampai disitu saja. Konsep-konsep pemasaran yang bersaing dan telah digunakan oleh organisasi pada kegiatan pemasaran mencakup konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, dan konsep pemasaran holistic. (Kotler dan keller, 2009:58) a) Konsep produksi Konsep ini berorientasi pada proses produksi atau operasi. Produsen meyakini konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan mudah diperoleh. Para manajaer mengansumsikan bahwa konsumen terutama tertarik pada ketersediaan produk dan harga yang rendah. Orientasi ini berguna ketika perusahaan ingin memperluas pasar. b) Konsep produk Dalam konsep ini pemasar beranggapan bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memilki kualitas, kinerja, fitur atau penampilan superior. Para manajer organiasi memusatkan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan memperbaiki mutunya dari waktu ke waktu. 9 Rangkuti, Freddy.Strategi Promosi Yang Efektif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication.PT Gramedia Pustaka Utama.2009. hal 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 c) Konsep penjualan Konsep ini berorientasi pada penjualan, dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi agar penjualan dapat meningkat. Konsep ini mengansumsikan bahwa konsumen umumnya menunjukkan keengganan atau penolakan untuk membeli sehingga harus dibujuk supaya membeli. d) Konsep pemasaran Konsep ini berorientasi pada pelanggan dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeliproduk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta memberikan kepuasan. Konsep ini terdiri atas empat pilar yaitu pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu (terintegrasi) dan kemampuan menghasilkan. e) Konsep pemasaran holistik Merupakan suatu pendekatan terhadap suatu pemasaran yang mencoba mengakui dan mendamaikan lingkup dan kompleksitas kegiatan pemasaran. Pemasaran holistic mengakui bahwa segala sesuatu bias terjadi pada pemasaran dan pemasaran perspektif yang luas dan terpadu sering dibutuhkan empat komponen dari pemasran holitik yaitu relationship marketing, integrated marketing, internal marketing dan performance marketing. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 G Gambar 1 Kon nsep Pemasaraan Holistik Berikut pennjelasan darri gambar dihalaman seebelumnya : 1) Relationnship Markeeting Relationship marketing m berkembang dalam dunnia bisnis karena k u menggembangkan n dan para peelaku bisniss menyadarri bahwa untuk memperrtahankan suatu bisn nis, tidak hanya dengan men ndapat pelangggan yang bannyak tetapi juga bagaim mana carannya mendap patkan pelangggan, memelihharanya dan n mempertaahankan pelanggan terssebut. Mennurut Keegan, Duncan n, dan Moriaaty (1995, pp. 1) relatio onship marketinng adalah pendekatan p n pemasarann pada pelaanggannya yang meningkkatkan perrtumbuhan jangka panjang pperusahaan dan kepuasaan maksimuum pelangg gan. Pelangggan yang baik merup pakan suatu asset dimanaa bila ditan ngani dan dilayani d deengan baik akan memberrikan pendaapatan dan pertumbuhan p n jangka paanjang bagi suatu badan usaha. u Kottler (1997,, p. 11) juga j menyyebutkan bahwa b relationsship markketing merrupakan suuatu prakttik membaangun http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci meliputi pelanggan, pemasok, dan penyalur guna mempertahankan preferensi dan bisnis dalamjangka panjang 2) Integrated Marketing Integrated Marketing atau pemasaran terpadu akan menimbulkan dua pemikiran yang hadir menyertainya. Pemikiran pertama, tentang koordinasi dalam fungsi pemasaran itu sendiri, dan pemikiran kedua mengenai keterkaitan antar fungsi. Koordinasi maupun keterkaitan tersebut, diikat sama oleh kunci melayani pelanggan. Ini berarti, semua tugas dalam fungsi pemasaran dan fungsi-fungsi bisnis lainnya mengarah serta berkomitmen memberikan kepuasan kepada pelanggan. Konkretnya istilah pelanggan dipecah ke dalam pelanggan internal, dan pelanggan eksternal. Pelanggan internal tidak lain orang terdekat yang berhubungan dengan proses penyelesaian pekerjaan dan sama-sama berada dalam naungan bisnis seperti produksi bertahap yang menempatkan setiap orang di dalam setiap tahap berperan sebagai produsen sekaligus pelanggan dari tahap produksi sebelumnya. Pelanggan eksternal diperluas tidak sebatas konsumen melainkan stakeholders. Dengan demikian di dalam struktur organisasi setiap meja dan otot tangan diorientasikan kepada pelanggan. Keterpaduan antar tugas dan antar fungsi bisnis diukur http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 melalui kemampuan memberikan kepuasan terhadap pelanggan yang dalam keberadaannya membentuk hierarki data ordinal. 3) Internal Marketing Internal Marketing atau Pemasaran internal adalah proses yang terjadi dalam suatu perusahaan atau organisasi dimana proses fungsional sejajar, memotivasi dan memberdayakan karyawan di semua tingkat manajemen untuk memberikan pengalaman pelanggan yang memuaskan. 4) Social Responsibility Social Responsibility atau Tanggung jawab sosial adalah etika ideologi atau teori bahwa entitas, baik itu organisasi atau individu, memiliki kewajiban untuk bertindak untuk menguntungkan masyarakat pada umumnya. Tanggung jawab ini dapat pasif, dengan menghindari terlibat dalam tindakan sosial berbahaya, atau aktif, dengan melakukan kegiatan yang secara langsung memajukan tujuan sosial. 10 10 (sumber : http://www.beritamandiri.com/2011/08/konsep-pemasaran-holistik- pengertian.html) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.3.2 Pemasaran Sosial 2.3.2.1 Pengertian Pemasaran Sosial Program pemasaran sosial (social marketing) merupakan upaya untuk memanfaatkan teknik-teknik dan sumber-sumber usaha komersial untuk mencapai tujuan sosial dalam hal tersedianya perlengkapan, informasi dan pelayanan secara luas (Nasution, 1992:121) Istilah social marketing menggambarkan esensi dari melayani kepentingan sosial melalui teknik-teknik pemasaran. Pemasaran Sosial memanfaatkan konsep-konsep segementasi pasar, penelitian konsumen, pengembangan konsep, komunikasi, fasilitas, insentif dan teori pertukaran untuk memaksimalkan respon dari kelompok sasaran. Pemasaran Sosial dijuluki juga “social cause marketing”, ”idea marketing”, atau “public issue marketing”. Pemasaran sosial sebagaimana pemasaran secara generik bukanlah teori yang berdiri sendiri. Pemasaran sosial merupakan sebuah kerangka atau struktur kerja yang tersusun atas berbagai pengetahuan lain seperti teori ilmu-ilmu psikologi, sosiologi, antropologi dan komunikasi dalam rangka memahami cara mempengaruhi perilaku masyarakat. Sebagaimana juga dasar marketing bisnis, pemasaran sosial didasarkan pada proses perencanaan logis yang melibatkan riset yang berorientasi pada konsumen, analisis pemasaran, http://digilib.mercubuana.ac.id/ segmentasi pemasaran, 22 menentukan sasaran dan identifikasi strategi dan taktik pemasaran. 2.3.2.2 Perkembangan Pemasaran Sosial Pemasaran sosial lahir sebagi sebuah disiplin ilmu baru pada sekitar tahun 1970-an, ketika Philip Kotler dan Gerald Zaltman menyadari bahwa prinsip-prinsip pemasaran yang sama yang digunakan untuk menjual produk konsumen, dapatpula digunakan untuk menjual berbagai ide. Kotler dan Andreasen (2000) mendefiniskan pemasaran social sebagai pembeda dari area pemasaran lainnya yang menekankan pada tujuan organisasi untuk memberikan manfaat kepada komunitas masyarakat, dan bukan hanya kepada pihak perusahaan saja. Seperti halnya dengan pemasaran komersial, perhatian utama pada konsumen, suatu pendekatan pembelajaran tentang apa yang paling dibutuhkan dan diinginkan seseorang, daripada hanya sekadar usaha persuasive kepada konsumen. Pemasaran social mencoba berbicara secara langsung dengan konsumen dari hati ke hati. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2.3.2.3 Empat “P” pada Pemasaran Sosial a. Publics Pemasar sosial memiliki target audiensi yang berbedabeda sesuai dengan tujuan pemasarannya. Terdapat dua macam public, yaitu public eksternal dan public internal yang terlibat dalam suatu program pemasran social. Publik eksternal meliputi target audiensi, pembuat kebijakan dan gatekeepers, sementara publik internal melingkupi berbagai pihak yang terlihat di dalam implementasi program pemasaran social. b. Partnership Seringkali, isu-isu social dan lingkungan sangatlah kompleks. Dibutuhkan suatu keterlibatan dengan pihak diluar perussahaan agar hasilnya lebih efektif. Perusahaan harus mengidentifikasikan organisasi yang paling sesuai dengan tujuan dan visi misi perusahaan, sehingga dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. c. Policy Program pemasran social hanya dapat terlaksana dengan sukses dalam memotivasi perubahan kebiasaan konsumen hanya jika komunitas konsumen berperan aktif dan mendukung. Seringkali perubahan kebijakan diperlukan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 untuk menyesuaikan program pemasaran social dengan perkembangan komunitas konsumen dan pasar secara global. d. Purse Strings Hampir semua organiasasi yang melakukan pemasaran social mendapat dukungan dana dari berbagai yayasan, sumbangan pemerintah local, atau donator tetap. Hal ini mengharuskan perusahaan atau organisasi untuk memikirkan cara agar program pemasaran social dapat terlaksana dengan dukungan pendanaan yang cukup (Andreasen, 2000) Nasution (1988: 169) mengatakan pemasaran yang diterapkan dalam bidang sosial disebut sebagai social marketing (pemasaran sosial), dimana merupakan suatu cara yang didesain untuk memotivasi masyarakat agar dapat mengubah perilaku (yang dianggap kurang menguntungkan bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan) menuju kehidupan yang lebih baik dengan tetap didasarkan pada penggunaan bauran pemasaran. Pemasaran sosial pada dasarnya merupakan perpanjangan konsep pemasaran, setidaknya dalam lingkup isu sosial. Kotler dan Levy (1969: 10) mengatakan bahwa pemasaran merupakan aktivitas sosial yang persuasif sehingga dapat digunakan selain pada organisasi komersial. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Wacana pemasaran sosial pertama kali diperkenalkan oleh Philip Kotler dan Gerald Zaltman pada tahun 1971 untuk menjabarkan penggunaan prinsip dan teknik pemasaran dan pengembangan kasus, ide atau perilaku sosial. Pertanyaan yang mendasari pemasaran sosial seperti diungkapkan G. D. Wiebe (1952) adalah “Why you can’t sell brotherhood like you sell soap ?” (Kotler & Zaltman, 1971: 3; Rogers, 1983: 75). Pernyataan ini mengindikasikan bahwa penjualan komoditi seperti sabunlebih efektif dibanding “menjual” perubahan sosial. Kotler & Zaltman mendefinisikan pemasaran sosial sebagai berikut: “Social marketing is the design, implementation, and control of programs calculated to influence the acceptability of social ideas and involving considerations of product planning, pricing, communication, distribution, and marketing research.” (Kotler & Zaltman, 1971: 5) Kotler dan Roberto (1989: 24) mendefinisikan pemasaran sosial sebagai, “as a program planning process that promotes the voluntary behavior of target audiences by offering benefits they want, reducing barriers they are concerned about, and using persuasion to motivate their participation inprogram activity”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.4 Corporate Social Responsibility 2.4.1 Pengertian Corporate Social Responsibility CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya Perusahaan adalah memiliki suatu tangguang jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional Perusahaan. CSR berhubungan erat dengan ”pembangunan berkelanjutan”, dimana ada argumentasi bahwa suatu Perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya tidak semata-mata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atat deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.11 CSR merupakan investasi jangka panjang yang berguna untuk meminimalisasi risiko sosial, serta berfungsi sebagai sarana meningkatkan citra Perusahaan dimata publik. Di Indonesia, penerapan CSR sudah cukup menggembirakan. Banyak Perusahaan melakukan amal baik dengan menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Sudah saatnya Perusahaan-Perusahaan lain di Indonesia menjalankan CSR dengan sepenuh hati, termasuk Perusahaan Anda.12 ”Corporate Social Responsibility is a commitment to improve community well-being through discretionary business practices and 11 Ambadar, Jackie. CSR Dalam Praktik Di Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.2008. Tunggal, Amin Widjaja.Business Etics dan Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep dan Kasus. Harvarindo.2008. 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 contributions of corporate resources” yang artinya tanggungjawab sosial adalah sebuah komitmen untuk meningkatkan kemampuan atau kualitas masyarakat selain praktik bisnis dan kontribusi sumber daya oleh perusahaan.13 Pada dasarnya, CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial yang berkembang sebagai wujud dari sebuah good corporate governance. Pada sisi ini, sosial (corporate citizenship) yang merupakan bagian dari etika bisnis. 14 Menurut Daugherty (2003), tanggung jawab sosial merupakan perkembangan proses untuk mengevaluasi stakeholder dan tuntutan lingkungan serta implementasi-implementasi program-program untuk menagani isu-isu. Tanggung jawab sosial adalah kewajiban perusahaan untuk merumuskan kebijakan, mengambil keputusan, dan melaksanakan tindakan yang member manfaat kepada masyakarat.15 Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dikemas untuk mengupayakan citra positif atau alat promosi perusahaan yang sangat efektif. Lebih jauh dari promosi, meskipun ini bukan tujuan, namun CSR dapat dijadikan sarana promosi tentunya didukung dengan komunikasi yang benar. 13 Kotler, Philip dan Nancy Lee.Corporate Social Responsibility Doing the Most Good for your company and Your Cause, John Wiley & Sons, Inc.2005. 14 Budimanta, Arif ; Adi Prasetijo dan Bambang Rudito.Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia. Jakarta : Indonesia Center for Sustainable Development (ICSD).2004. 15 Tunggal, Amin Widjaja.Corporate Social Responsibility (CSR), Harvarindo.2008. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Philip Kotler dan Nency Lee dalam Corporate Social Responsibility : Doing the Most Good for Your Company and Your Cause (2005)16, secara praktis menunjukan bagaimana perusahaan memaksimalkan tingkat pengembangan investasi melalui sejumlah kegiatan yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungannya. Kebutuhan Komunikasi tersebut dijelaskan oleh Philip Kotler, guru pemasaran “Jika Anda melakukan sesuatu, tetapi tidak menceritakan kepada orang lain, bias jadi mereka akan beranggapan bahwa Anda tidak melakukan apa-apa”. Pada pronsipnya, komunikasi CSR adalah sama dengan komunikasi pemasaran produk atau jasa untuk mengubah persepsi sasaran khalayak yang menerima pesan tersebut menjadi positif. Hanya saja, CSR adalah suatu “produk” yang tidak berwujud (wacana) dan tidak segera menunjukan hasilnya, sehingga strategi komunikasi lebih rumit dan ditujukan untuk bisa menyentuh sisi afektif (feel) sasaran khalayak, dari pada sisi kognitif (think) mereka. 17 2.4. Konsep Corporate Social Responsibility Menurut Archie B. Carroll18, CSR merupakan “......the economic, legal, ethical, and philanthropic expectation placed on organizations by 16 Kotler, Philip dan Nancy Lee.Corporate Social Responsibility Doing the Most Good for your company and Your Cause, John Wiley & Sons, Inc.2005. 17 Ambadar, Jackie.CSR Dalam Praktik Di Indonesia. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.2008. 18 Archie B. Carroll, Business and Society, Ethics and Stakeholder Management, South-Western College Publishing, 1996 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 society at a given point in time”. Dalam pernyataan ini mengandung empat konsep CSR yaitu ekonomi, hukum, etika dan Philanthropy. Gambar 2.1 Piramida CSR Archie B. Carroll Sumber http://www.csrquest.net/default.aspx?articleID=12770&heading= (diakses pada tanggal 14 agustus 2012) : Konsep Piramida CSR yang dikembangkan Archie B. Carrol memberi justifikasi teoritis dan logis mengapa perusahaan perlu menerapkan CSR bagi masyarakat di sekitarnya.19 a. Tanggungjawab Ekonomis Kata kuncinya adalah : make a profit. Motif utama perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah pondasi perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat terus hidup (survive) dan berkembang. 19 Sumber : http://belajardekavedua.files.wordpress.com/2008/03/csr-kuliah.pdf tanggal 15 Agustus 2012 http://digilib.mercubuana.ac.id/ diakses pada 30 b. Tanggungjawab Legal Kata kuncinya: obey the law. Perusahaan harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah ditetapkan pemerintah. c. Tanggungjawab Etis Kata kuncinya : be ethical. Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan. d. Tanggungjawab Philanthropy Kata kuncinya : be a good citizen. Selain perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat memberi kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada perusahaan dan kepada publik yang kini dikenal dengan istilah non-fiduciary responsibility. 2.4.3 Bentuk Aktifitas Corporate Social Responsibility Terdapat tiga tingkat kegiatan program CSR dalam usaha memperbaiki kesejahteraan masyarakat yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 1. Kegiatan program CSR yang bersifat “charity”, Bentuk kegiatan seperti ini ternyata dampaknya terhadap masyarakat hanya bersifat menyelesaikan masalah sesaat, hampir tidak ada dampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain lebih mahal, dampak jangka panjang tidak optimal untuk membentuk citra perusahaan, dari sisi biaya, promosi kegiatan sama mahalnya dengan biaya publikasi kegiatan. Walaupun masih sangat relevan, tetapi untuk kepentingan perusahaan dan masyarakat dalam jangka panjang lebih dibutuhkan pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat. 2. Kegiatan program CSR yang membantu usaha kecil secara parsial. Saat ini makin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya pendekatan CSR yang berorientasi pada peningkatan produktifitas dan mendorong kemandirian masyarakat, salah satu bentuk kegiatannya adalah membantu usaha kecil, tetapi bentuk kegiatan perkuatan tersebut masih parsial, memisahkan kegiatan program yang bersifat pendidikan, ekonomi, infrastruktur dan kesehatan. Walaupun lebih baik ternyata pada tingkat masyarakat kegiatan ini tidak dapat diharapkan meningkatkan berkelanjutan, kebergantungan masyarakat bahkan cenderung pada perusahaan, sehingga efek pada pembentukan citra ataupun usaha untuk menggalang kerjasama dengan masyarakat tidak didapat secara optimal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 3. Kegiatan program CSR yang berorientasi membangun daya saing masyarakat, program CSR akan memberi dampak ganda untuk perusahaan dan masyarakat karena : a) Dari awal dirancang untuk meningkatkan produktifitas (sebagai ukuran daya saing) guna meningkatkan daya beli sehingga meningkatkan akses pada pendidikan dan kesehatan jangka panjang, untuk itu perlu diberikan penekanan pada keberlanjutan penguatan ekonomi secara mandiri (berjangka waktu yang jelas) b) Untuk memberikan dampak besar pada pendapatan masyarakat maka kegiatan dilakukan pada rumpun usaha spesifik yang saling terkait dalam rantai nilai, setiap pelaku pada mata rantai nilai pada dasarnya adalah organ ekonomi yang hidup, dilakukan untuk meningkatkan metabolisme (aliran barang, jasa, uang, informasi dan pengetahuan) dalam sistem yang hidup tersebut yang pada gilirannya akan meningkatkan performance setiap organ. Pendekatan CSR ini adalah dengan mengambil peran sebagai fasilitatif-katalistik sehingga kegiatan CSR lebih efesien memberikan dampak pada rumpun usaha dalam satu rantai nilai. c) Program pendidikan, kesehatan, dan infrasturktur infrastruktur dirancang sinergis dengan penguatan ekonomi sehingga mampu menigkatkan indeks pembangunan manusia pada tingkat lokal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 2.4.4 Model Pelaksanaan CSR Sedangkan di Indonesia, model pelaksanaan CSR sedikitnya terdapat empat pola/model (Saidi dan Abidi, 2004)20 : 1. Melalui Keterlibatan Langsung Program CSR dilakukan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan secara langsung kepada masyarakat. 2. Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan sendiri untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal ini merupakan aplikasi dari kegiatan CSR. 3. Bermitra dengan Pihak Lain CSR dilakukam dengan membangun kerjasama dengan pihak lain baik itu lembaga sosial/organisasi non-pemerintah, instansi pemerintah, instansi pendidikan, dll. Kerjasama ini dibangun dalam mengelola kegiatan mampu dalam pengelolaan dana. 4. Bergabung Dalam Konsorsium Bergabung menjadi anggota ataupun mendukung sebuah lembaga sosial yang berbasisnpada tujuan sosial. 20 Budimanta, Arif, Adi Prasetijo dan Bambang Rudito. Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia. JakartaICSD.2004. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 2.4.5 Strategi dalam Menyusun dan Mengomunikasikan Program CSR DeMartinis menyebutkan beberapa langkah yang dilakukan oleh perusahaan nonprofit dalam menyusun program CSR (Iriantara, 2004:87)21 yaitu : a. Merumuskan komunitas organisasi Langkah yang dapat dilakukan dalam merumuskan komunitas organisasi guna menyusun program CSR : 1) Menyusun pembatasan kategori masyarakat lokal 2) Mengidentifikasi norma, adat, nilai dan hukum setempat 3) Mengidentifikasi pemuka pendapat yang berpengaruh b. Menentukan tujuan Pertimbangan dalam menentukan tujuan, dapat dimulai dari data temuan yang diperoleh dari lapangan (terkait dengan need, desires, wants, dan juga interest komunitas) kemudian diformulasikan menjadi sebuah tujuan dari program CSR. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tujuan CSR : 1) Tujuan harus jelas 2) Tujuan harus memiliki range waktu yang tepat 3) Tujuan yang mendukung tujuan oraganisasi 4) Logis & Reachable 21 Rahman, Reza. Corporate Social Responsibility Antara Teori dan Kenyataan. Jakarta :PT Buku Kita. 2009. Hal 62 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 c. Menyusun pesan yang hendak disampaikan Gambaran tentang bagaimanakah menentukan sebuah pesan program CSR : 1) Pilih isu yang paling tepat 2) Pilih isu yang mendukung positioning organisasi 3) Pilih isu yang menarik d. Memilih metode yang paling baik dalam penyampaian pesan Cara penyampaian pesan haruslah selaras dengan kemampuan audiens dalam memahami pesan. e. Realisasi program Realisasi dari sejumlah perencanaan yang dilakukan merupakan tahapan berikutnya. Menjalankan sebuah aktivitas dan isu yang telah disepakati, merupakan hal yang wajib dilakukan. f. Analisis Hasil/evaluasi Evaluasi harus selalu dilakukan untuk mengetahui efektivitas dan tingkat keberhasilan program CSR yang dijalankan. Hasil evaluasi ini merupakan masukan bagi perencanaan dan realisasi program selanjutnya. Selain itu, ada juga yang menjelaskan tahapan-tahapan yang dapat dilakukan perusahaan dalam implementasi CSR22 : 22 Yusuf Wibisono, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR.Surabaya:CV Ashkaf Media Grafika.2007.Hal 121-125. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 a. Tahapan Perencanaan Perencanaan terdiri dari tiga langkah utama yakni: 1) Awareness Building Merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya arti CSR dan komitmen manajemen. Upaya ini dilakukan melalui seminar, lokakarya, diskusi dsb. 2) CSR Assesment Merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan CSR secara efektif. 3) CSR Mannual Building Merupakan pedoman implementasi dari hasil assesment yang telah dilakukan. Upaya yang mesti dilakukan antara lain melalui benchmarking CSR dari perusahaan lain yang dinilai lebih sukses dalam implementasi program ini, menggali referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan sesuatu yang instant penyusunan manual ini dapat dilakukan dengan meminta bantuan tenaga ahli. Penyusunan manual CSR dibuat sebagai acuan, pedoman dan panduan dalam pengelolaan kegiatan-kegiatan sosial masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 b. Tahapan Implementasi Tahap implementasi terdiri dari tiga langkah utama yaitu: 1) Sosialisasi Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan implementasi CSR khususnya mengenai pedoman penerapan CSR dengan tujuan untuk mendapatkan dukungan seluruh komponen perusahaan. 2) Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus sejalan dengan pedoman CSR yang ada, berdasarkan roadmap yang telah disusun. 3)Internalisasi Internalisasi adalah tahap jangka panjanh mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di dalam seluruh proses bisnis perusahaan eperti melalui sistem manajemen kinerja. c. Tahapan Evaluasi Tahapan evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan CSR. Evaluasi dilaukan dengan pengambilan keputusan selajutnya. Evaluasi juga bisa dilakukan dengan meminta pihak independen untuk melakukan audit implementasi atas praktik CSR yang telah dilakukan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 d. Tahapan Pelaporan Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik untuk keperluan proses pengambilan keputusan maupunkeprluan keterbukaan material dan relevan mengenai perusahaan. Oleh karena itu selain berfungis untuk keperluan shareholder juga untuk stakeholder yang memerlukan informasi tersebut. Perusahaan bebas menentukan bentuk atau format reporting yang dbuatnya karena memang belum ada standar baku yang diberlakukan. 2.5 Citra dan Citra Perusahaan 2.5.1 Pengertian Citra Menurut Philip Kotler, “Citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek” (1997:259). Suisna mengemukakan, “Citra adalah total persepsi terhadap suatu obyek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu” (2001:83). Citra didefinisikan Buchari Alma sebagai “Kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman seseorang tentang sesuatu”(200;:317). Definisi citra menurut Rhenald Kasali, yaitu “kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan” (2003:28). Menurut Rhenald Kasali, “Citra perusahaan yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan orang-orang di http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 dalamnya terus mengembangkan kreativitas bahkan memberikan manfaat yang lebih berarti bagi orang lain (2003:30). Handi Irawan menyebutkan, “Citra perusahaan dapat memberikan kemampuan pada perusahaan untuk mengubah harga premium, menikmati penerimaan lebih tingi dibandingkan pesaing, membuat kepercayaan pelanggan kepada perusahaan”. Buchari Alma menegaskan bahwa, “Citra dibentuk berdasarkan impresi, berdasar pengalaman yang dialami seseorang terhadap sesuatu pertimbangan untuk mengambil keputusan” (2002:318). Menurut Robinson dan Barlow, “Corporate Image may come from direct experience” (Michael K. Hui, 1991 : 2). 2.5.2 Jenis Citra Menurut Jefkins (1995) ada beberapa jenis citra (image) yaitu : a. Citra Bayangan (Mirror Image). Citra jenis ini adalah citra yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan terutama pihak manajemen yang tidak percaya “apa dan bagaimana” kesan pihak luar terhadap institusi yang dipimpinnya, tidak selamanya dalam posisi yang baik. b. Citra Kini (Current Image). Citra yang sekarang dimiliki oleh pihak luar dalam memandang institusi adalah citra yang buruk atau negatif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 c. Citra Harapan (Wish Image). Citra yang menadi harapan dan cita-cita dari suatu institusi yang hendak ditampilkan kepada publiknya. Idealnya citra sebuah institusi adaalh positif. d. Citra Perusahaan (Corporate Image). Citra perusahaan adalah citra yang berkaitan dengan sosok institusi sebagai tujuan utamanya, bagaimana citra institusi yang positif lebih dikenal serta diterima oleh publiknya. e. Citra Serbaneka (Multiple Image). Citra ini adalah komplimen (pelengkap) dari corporate image sebagai contoh pihak PR dapat menampilkan citra dari atribut logo, nama produk, tampilan gedung dan lain sebagainya. f. Citra Penampilan (Performance Image). Citra ini lebih ditujukan kepada subyek yang ada pada institusi, bagaimana kinerja atau penampilan diri dari para profesional pada institusi yang bersangkutan sebagi contoh citra yang ditampilkan karywan dalam menangani keluhan para pelanggan. (Jefkins, Frank, Public Relations. Penerjemah : Harris Munandar, Erlangga, Jakarta, 1995. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 2.5.3 Komponen Citra Ada empat komponen yaitu persepsi-kognisi-motivasi-sikap yang diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Ini disebut sebagai “picture in our hand” oleh Walter Lipman. a. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan terhadap unsur lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan b. Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga i ndividu harus diberikan informasi-informasi yang cukup yang dapat mempengaruhi kognisinya. c. Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan d. Sikap adaalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dala, menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetani merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu (Soemirat dan Ardianto, 2004, p. 115-116). 2.5.4 Pentingnya Citra Perusahaan Pentingnya citra perusahaan yang dikemukakan Gronroos (Sutisna, 2001 ; 332) sebagai berikut : a. Menceritakan harapan bersaam kampanye pemasara eksternal. Citra positif memberikan kemudahan perusahaan untuk berkomunikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 dan mencapai tujuan secara efektif sedangkan citra negatif sebaliknya. b. Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan kecil, kualitas teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat memperbesar kesalahan tersebut. c. Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan. d. Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan. Sedangkan pentingnya citra perusahaan dalam pandangan David W. Cravens disebutkan, “…citra atau merek perusahaan yang baik merupakan keunggulan bersaing yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen” (Alih bahasa Lina Salim, 1996 : 9). http://digilib.mercubuana.ac.id/