BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Pada bab

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Penyajian Data Penelitian
Pada bab yang ke empat dari penyajian data yang di buat oleh penulis,
penulis melakukan observasi random terlebih dahulu terhadap para pelanggan
Speedy SME disekitar wilayah tempat penulis tinggal yaitu sebanyak lima puluh
orang. Dimana dari lima puluh orang tersebut akan penulis filterisasikan menjadi
lima orang sebagai responden dalam kegiatan wawancara mendalam (in-depht
interview) mereka dengan penulis. Hal ini dilakukan untuk mengetahui eksistensi
Speedy SME di mata pelanggannya sekaligus mengetahui apakah kegiatan
promosi yang dilakukan Telkom Speedy SME sudah bisa meningkatkan minat
para pelanggannya. Berikut hasil observasi penulis dengan lima puluh orang
responden yang penulis dapatkan secara random :
Gambar 4.1 : Diagram Observasi Responden
Sumber : Penulis disesuiakan dengan Desain Penulis
72
4.1.1
Pemilihan Responden
Dalam wawancara yang dilakukan penulis dengan responden yang sesuai
dengan kriteria yang telah penulis jelaskan diatas bertujuan untuk mengetahui
tentang kegiatan promosi yang di lakukan Telkom Speedy SME terhadap minat
para pelangganya. Dimana penulis mengambil lima orang responden sebagai
responden penulis terhadap produk Speedy SME. Responden pertama bernama
Bu Lilis yang merupakan wiraswata dan berusia 46 tahun. Responden kedua
bernama Pak Toni yang berusia 47 tahun. Responden ketiga adalah Pak Tomi
dengan usia 32 tahun dan berkerja sebagai wiraswastawan. Responden keempat
bernama Bu Ros dengan usia 50 tahun. Responden terakhir yaitu bernama
Lydiana dengan usia 27 tahun yang merupakan wanita muda dengan bengkel alat
beratnya. Hasil jawaban dari para responden diharapkan dapat mewakili
pelanggan Speedy SME secara umum terhadap kegiatan promosi yang dilakukan
Telkom DBS. Adapun hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis akan penulis
jabarkan dalam proses wawancara penulis dengan responden.
4.1.2
Proses Wawancara dan Penyajian Data Dengan Pelanggan Speedy SME
Wawancara pertama penulis lakukan di salah satu toko makanan tempat
biasa penulis membeli keperluan penulis bersama ibu penulis. Responden
pertama ini bernama Ibu Lilis, Ibu muda ini mengaku berusia 46 Tahun. Sewaktu
penulis bertanya apakah ibu menggunakan produk Speedy sebagai alat bantu
komunikasi dan berinternetnya beliau mengatakan “Ya”. Penulis pun bertanya
kepada Ibu Lilis mengenai pengertian promosi dan Ibu Lilis menjelaskan bahwa
73
promosi merupakan “kegiatan untuk menarik pelangggan dalam sebuah instansi,
kalau untuk sendiri mungkin pengertiannya itu lebih kepada kegiatan untuk
orang tersebut suka sama produk kita, ungkap Bu Lilis.” Bu Lilis mengaku
pertama kali menggunakan Speedy karena pihak Telkom sering meneleponnya
untuk mempromosikan produk terbaru seputar Speedy kepadanya. Namun
anehnya pas kita sudah bilang mau pasang Speedy tersebut, pihak Telkom
sendiri tidak kunjung datang untuk memasang Speedy tersebut. Jadi kadang saya
suka bingung maunya orang Speedy itu apa, mau promosi atau apa sekedar iseng
belaka menawarkan produk? Beliau juga menjelaskan “sistem promosi Telkom
Speedy kepada dirinya jelek, walaupun kegiatan promosi tersebut sudah
tersalurkan dengan baik karena dalam sehari pihak Telkom akan meneleponnya
sebanyak tiga sampai empat kali untuk menawarkan produknya tersebut, benerbener membuat pusing saya”, tambahnya kembali. Sewaktu penulis bertanya
pernahkah ibu melihat iklan yang dikeluarkan oleh Telkom Speedy dan
tanggapan Bu Lilis “pernah di televisi sama mall-mall, saya sering liat kegiatan
dan bentuk promosi Telkom Speedy di mall-mall kalau saya sedang pergi
bersama anak dan suami saya”. Beliau juga mengaku bahwa beliau tidak pernah
sekalipun ikut dalam acara atau program event yang ditawarkan kepada dirinya
sebagai konsumen dalam bentuk promosi Telkom DBS. Baginya sebagai seorang
konsumen hanya memakai produk tersebut dan produk tersebut tidak mengalami
kejelekan dan keleletan. Pada pertanyaan terakhir penulis bertanya sudah
puaskan Ibu sebagai seorang konsumen terhadap promosi produk Telkom
Speedy tersebut dan beliau menjawab “puas! asalkan pihak Telkom Speedy tidak
terus-terusan menelepon saya hanya untuk mempromosikan produk yang sama,
74
memangnya mereka tidak tahu bahwa saya sudah menjadi konsumennya”,
ungkap Bu Lilis.
Wawancara kedua dilakukan di rumah makan Bakmi Medan, Jelambar
dengan responden kedua yaitu Bapak Tony Harijanto Wijaya. Pak Tony
mengaku berusia 47 Tahun dan telah menjadi pelanggan Speedy sejak ia
memutuskan untuk memasang produk Telkom tersebut di kantornya, yaitu Cv.
Sinar Mata Komunikan. Pengusaha percetakan ini menjelaskan pengertian
promosi adalah untuk memajukan produk perusahaan tersebut. Sewaktu peneliti
bertanya pernahkah bapak melihat iklan Speedy beliau menjelaskan “pernah! di
televisi, dijalan-jalan dan di media cetak kayak koran”. Beliau juga menjelaskan
bahwa kegiatan promosi Telkom Speedy sudah cukup baik dan samalah seperti
promosi-promosi merek-merek internet lain yang menggunakan televisi dan
koran sebagai medianya. Beliau juga mengaku memutuskan menggunakan
Speedy karena melihat iklan di televisi dan iklan di mall-mall. “Speedy sering
putus di tengah jalan sewaktu kita sedang menggunakannya sehingga saya
terkadang berniat untuk menggantikannnya dengan merek lain, namun saya
merasa bahwa bila saya menggantikannya dengan merek lain akan membuat
saya menjadi ribet lagi, yang harus bongkar pasang kabel lagi”, ujarnya. “Kalau
Speedy kan tidak perlu saya bongkar pasang kabel lagi kan, cukup tarik kabel
dari line telepon saja saya sudah bisa menggunakan Speedy, bisa dibilang
Speedy jauh lebih efisien daripada merek internet lainnya selain itu Speedy juga
jauh lebih murah daripada produk internet yang lainnya”, tambah Pak Tony.
75
Beliau juga mengaku tidak pernah sekalipun datang dalam acara atau event yang
diadakan oleh Telkom Speedy sebagai media promosinya.
Wawancara ketiga bersama dengan Pak Tomi Kusnadi, pria berusia 32
tahun ini adalah pemilik dari bengkel motor “Canggih Motor”. Beliau mengaku
menggunakan Speedy sebagai media berinternetnya di bengkel. Sewaktu ditanya
pengertian promosi menurutnya, ia menjelaskan bahwa promosi adalah kegiatan
membuat sesuatu yang tidak diketahui menjadi diketahui sehingga menimbulkan
minat kita terhadap produk tersebut. Ia juga menjelaskan bahwa “speedy
merupakan produk internet yang harganya tidak mahal dan bisa dibilang untuk
kelas menengah, tapi mungkin karena harganya yang standar membuat
produknya menjadi jelek kali ya?. Masa di tengah jalan bisa putus sendiri
internetnya”, ungkap beliau. Ia mengaku mulai terpikir untuk memasang internet
di bengkelnya karena sewaktu memasang line telepon pihak Telkom
menawarkan promo paket Speedy dengan harga yang murah, kira-kira kalau
tidak salah hanya Rp.150.000,- per bulan. Pak Tomi mengaku tidak pernah
mengikuti program acara atau event yang diadakan Telkom untuk dirinya
sebagai pelanggan Speedy. “Kan saya jaga toko, mana bisa ikut acara yang
begituan”, ungkapnya.
Wawancara keempat adalah bersama Ibu Ros biasa dipanggil Ci Acu.
Wanita 50 Tahun ini adalah seorang wiraswasta Pompa Air yang berlokasi di
Pasar Darurat Jelambar. Wawancara dilakukan di toko Ibu Ros sendiri. Ia
mengaku adalah pelanggan Speedy sejak anaknya memutuskan berhenti kuliah
dan membantunya di Toko. Takut anaknya bosan dan jenuh bila berada di Toko
76
jadi saya memutuskan untuk memasang internet di Toko. Saya merasa Speedy
lebih mudah dipasang daripada merek internet lainnya yang mesti menambah
kabel-kabel yang panjang, selain itu speedy juga lebih murah jadi tidak terlalu
mahal. Sewaktu ditanya pengertian promosi kepada beliau. Beliau menjawab
kalau promosi berarti “diskon, biasa di mall kalau ada promo kan diskon”,
ungkap beliau. Ia mengaku bahwa “produk speedy kurang begitu bagus karena
anaknya sering bilang speedy jelek dan suka putus”. Awal pemasangan Speedy
di tokonya karena anaknya meilhat iklan promo Lebaran di Koran.
Wawancara kelima adalah dengan Ibu Lydiana, wanita muda dengan usia
27 tahun dan bertempat tinggal di Kelapa Gading ini mengaku sebagai pelanggan
Speedy. Beliau adalah pengusaha bengkel alat berat di daerah Sunter. Di
bengkelnya tersebut ia menggunakan fasilitas internet untuk keperluan kantor
bilamana ia harus mengirim e-mail kepada rekan bisnisnya atau membuat
penawaran dengan para pelanggannya. Ditanya soal pengertian promosi ia hanya
menjawab “promosi itu hanyalah program pemberitahuan produk kepada
pelanggan supaya pelanggan tersebut tertarik”. Penulis sempat bertanya kepada
Ibu Lydi tentang kesesuaian iklan Telkom Speedy kepada dirinya sebagai
konsumen dan Bu Lydi menjawab “sudah sepertinya”. Hanya saja ia mengaku
“sebagai seorang pelanggan internet saya kurang puas dengan Speedy soalnya
di bengkel terkadang saya dituntut untuk mengirim e-mail yang cepat kepada
pelanggan saya, belum sempat kirim e-mail, internet saya sudah mati”, ungkap
Bu Lydia. Beliau juga menerangkan bahwa beliau tidak pernah ikut acara
program yang diadakan oleh Telkom, paling hanya suka mampir ke booth yang
77
di JCC atau di Mall-mall bila Telkom ikut partisipasi dalam pameran tersebut
dan alasan beliau menggunakan Speedy karena saat dia mampir ke booth Speedy
inilah sales promo menawarkannya promo terbaru Speedy “mungkin karena
mulut sales promo tersebut manis kali ya jadinya mengakibatkan saya tertarik
menggunakan Speedy di bengkel, ungkapnya.”
4.2
Pengolahan Data
Setelah penulis mendeskripsikan tentang hasil wawancara mendalam
dengan responden, penulis selanjutnya akan melakukan pengolahan data, dimana
data-data yang di peroleh melalui wawancara akan penulis kaitkan dengan teoriteori umum dan juga dengan teori Promotion Mix yang merupakan teori khusus
dari penelitian yang di lakukan oleh penulis dan menghubungan hasil wawancara
tersebut dengan teori yang akan penulis bahas satu persatu.
Sebelum melakukan kegiatan promosi tentunya kita harus melakukan
komunikasi terlebih dahulu kepada pelanggan sebagai tahap pendekatan antara
pihak perusahaan dengan pelanggan. Tujuannya adalah agar kita bisa mengetahui
apa yang mereka butuhkan dan apa yang mereka inginkan. Setelah kita
mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka baru melakukan pemasaran akan
sebuah produk dan layanan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan tersebut, tidak
ada perusahaan yang berhasil menawarkan produk tanpa menetapkan strategi
komunikasi terlebih dahulu kepada konsumen, sehingga muncullah istilah baru
yaitu komunikasi pemasaran (marketing communication). Dimana kegiatan
marketing communication ini menggunakan elemen-elemen promosi seperti
78
iklan, personal selling, public relation, direct marketing, dan sales promotion
sebagai penunjang kegiatan promosi tersebut.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Telkom DBS terhadap produk
mereka, yaitu Speedy SME dilakukan oleh divisi pemasaran dan promotion.
Dimana dalam kegiatan promosi yang dilakukan oleh tim Promosi dan marketing
tersebut dilakukan melalui iklan, personal selling dan sales promotion. Tujuan
dari kegiatan promosi ini diharapkan dapat meningkatkan minat pelangganpelanggannya terhadap Speedy SME sekaligus meningkatkan penjualan akan
produk tersebut sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi
perusahaan atas produk tersebut. Dimana kegiatan promosi ini diharapkan dapat
menciptakan hasil akhir adanya sebuah action atau tindakan seorang pelanggan
untuk menggunakan produk Telkom Speedy SME tersebut. Jika dilihat menurut
kaca mata konsep AIDA, maka kegiatan promosi Telkom DBS ini menginginkan
adanya penyampaian pesan-pesan dari perusahaan kepada pelanggan agar
terciptanya awareness, interest, desire dan action dari calon konsumen terhadap
Speedy SME dan menciptakan adanya konsep DAGMAR yang diungkapkan oleh
Colley, dimana perusahaan dapat melihat hasil minat pelanggan akan produk dan
layanan dari kegiatan promosi terutama iklan dari para pelanggannya tersebut.
Berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori
promotion mix (bauran promosi), peneliti mencoba mengaitkan jawaban-jawaban
yang berasal dari responden dengan teori yang digunakan pada penelitian ini.
Bauran promosi (promotion mix) juga disebut sebagai bauran komunikasi
pemasaran (marketing communication mix) perusahaan yang merupakan paduan
79
spesifik iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan personal, dan
sarana
pemasaran
langsung
yang
digunakan
perusahan
untuk
mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan
pelanggan (Kotler dan Amstrong 2008 : 116-117 dalam buku Prinsip-Prinsip
Pemasaran). Didalam bauran promosi terdapat lima komponen promosi utama,
yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan
masyarakat (public relations), penjualan sendiri, (personal selling), dan
pemasaran langsung (direct marketing). Pada hasil penelitian penulis diketahui
bahwa Telkom DBS saat ini hanya baru menjalankan tiga dari komponen
promosi yang ada pada promotion mix, yaitu iklan, sales promotion dan personal
selling.
Dilihat berdasarkan dari hasil wawancara dengan kelima pelanggan
Speedy SME tersebut penulis menarik kesimpulan bahwa promosi sangat
berpengaruh dalam meningkatkan minat pelanggan. Terbukti seperti yang
diungkapkan oleh Bu Ros yang merupakan pemilik Toko Pompa Air, ia
mengatakan bila promosi itu adalah sebuah diskon yang berarti potongan harga
atau seperti yang diungkapkan oleh Pak Tomi bahwa promosi berarti kegiatan
memberitahukan produk yang kita tidak tahu menjadi tahu sehingga kita menjadi
tertarik terhadap produk tersebut.
Dari hasil wawancara ini bisa disimpulkan pula bahwa mereka berasal
dari pengusaha atau pebisnis muda yang menggunakan Internet sebagai media
komunikasi dan informasi mereka. Para pelanggan Speedy SME ini juga
mengungkapkan tanpa kegiatan promosi mungkin mereka tidak akan pernah tahu
80
perkembangan terbaru dari produk dan layanan yang bisa mengefisiensikan
mereka dalam berkomunikasi dan mencari informasi. Seperti yang diungkapkan
oleh Kotler (2003 : 22) dalam buku “Marketing Insights From A to Z”
mengatakan promosi adalah bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesanpesan yang disesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awareness),
ketertearikan (interest) dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang
dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa promosi merupakan sebuah kegiatan dari komunikasi
pemasaran.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bu Lilis yang mengaku
menggunakan Speedy karena mendapatkan telepon dari Telkom atas program
promosi yang di tawarkan sehingga menimbulkan minatnya untuk memasang
produk tersebut. Bila dikaitkan dengan teori Personal Selling yaitu menggunakan
Account Manager dimana langkah awal Account Manager tersebut adalah
melakukan filterisasi terlebih dahulu terhadap data base yang dimiliki Telkom,
sehingga memudahkan Account Manager untuk melalukan caring terlebih
dahulu kepada pelanggannya. Bila sudah mendapatkan respon yang baik dari
pelanggannya baru melakukan kegiatan promosi by Phone. Seperti yang
dijelaskan oleh Gitosudarmo yang dikutip oleh Widiana (2010 : 88) dalam buku
Dasar-dasar Pemasaran mengenai Personal Selling yaitu adalah kegiatan
perusahan dalam melakukan kontak langsung dengan calon konsumennya.
Dengan kontak langsung ini diharapkan akan terjadi hubungan atau interaksi
yang positif antara pengusaha dengan calon konsumennya tersebut. Yang
81
termasuk dalam kategori personal selling yaitu adalah door to door selling, mail
selling, telephone selling dan direct selling.
Atau menurut Pak Tony yang mengaku menggunakan Speedy karena
adanya iklan di Televisi atau media elektronik, sehingga menimbulkan minatnya
untuk memasang Speedy tersebut di kantornya. Apalagi mengingat bila ia tidak
perlu bersusah payah dengan menarik kabel seperti internet yang lain. Dengan
Speedy ia hanya cukup menarik kabel dari kabel line telepon yang sudah
dimilikinya terlebih dahulu. Bila dikaitkan dengan teori advertising, maka iklan
merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan
dalam mempromosikan produknya. Menurut Warren J. Keegan (1995) yang
dikutip oleh Machfoedz dalam
bukunya
Komunikasi
Pemasaran Modern
(2010 : 139) menjelaskan bahwa iklan adalah segala bentuk penyajian informasi
dan promosi secara tidak langsung dilakukan oleh sponsor untuk menawarkan
ide, barang atau jasa. Selain itu iklan juga merupakan bentuk komunikasi tidak
langsung
yang
disusun
sedemikian
rupa
sehingga
menimbulkan
rasa
menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang dalam melakukan
pembelian (Widiana, 2010 : 90 dalam buku Dasar-dasar Pemasaran).
Maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan kegiatan promosi yang
akan memudahkan para pelanggannya dalam melakukan pembelian sesuai
kebutuhan dan kepuasan hidupnya. Karena salah satu tujuan iklan adalah untuk
menyampaikan informasi, dimana iklan ini secara panjang lebar akan
menerangkan produk dalam tahap rintisan suatu produk untuk menciptakan
permintaan pokok atas kategori produk tertentu sehingga pelanggan maupun
82
calon pelanggan dapat mudah menangkap produk atau layanan yang diiklankan
tersebut.
Selanjutnya dalam wawancara dengan Bu Lydiana yang mengaku
mengunakan Speedy karena adanya penawaran promo yang dilakukan oleh sales
promotion pihak Telkom kepada dirinya. Bila dikaitkan dengan teori Sales
Promotion maka kegiatan promosi ini dilakukan juga dengan tujuan
mempengaruhi, menimbulkan minat kepada konsumennya sehingga konsumen
tersebut tertarik dan menggunakan produk tersebut. Seperti yang diungkapkan
oleh Machfoedz (2010 : 161) dalam buku “Komunikasi Pemasaran Modern”
yang menjelaskan bahwa promosi penjualan atau sales promotion dilakukan
untuk menawarkan nilai tambah kepada konsumen, seperti stimulus untuk
memotivasi penjualan dengan cepat. Stimulus ini dapat ditujukan kepada
konsumen, distributor, agen dan anggota wiraniaga.
Dengan penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa konsep
DAGMAR sudah dapat dirasakan dengan baik oleh Speedy SME. Terbukti hasil
dari kegiatan promosi tersebut dapat menimbulkan keinginan pelanggan untuk
menggunakan produk dan layanan tersebut.
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah penyajian data penelitian dan pengolahan data yang telah
dipaparkan diatas, selanjutnya pada bab ini juga akan memaparkan pembahasan,
yaitu hasil penelitian. Pada pembahasan hasil penelitian ini, penulis membahas
83
serta memberikan pendapat ataupun opini mengenai hasil penelitian berupa
wawancara serta hasil observasi yang penulis telah lakukan.
Pada proses wawancara yang penulis lakukan sebelumnya, penulis
berhasil mewawancarai beberapa customer Speedy SME tersebut. Tidak sedikit
dari customer Telkom yang menggunakan Speedy SME sebagai alat bantu
berinternetnya dan menurut hasil pengamatan penulis, alasan mereka
menggunakan Speedy SME adalah karena biaya setiap bulannya yang relatif
murah dan pembayaran biaya bulanannya yang bisa dijadi satukan dengan
pesawat telepon yang mereka miliki, selain itu tidak perlu harus menarik
tambahan kabel hanya cukup menggunakan kabel line telepon yang mereka
gunakan. Menurut penulis dari pengamatan penulis harga yang tergolong murah
tersebut dapat dijadikan ajang promosi yang dapat menarik minat konsumen
terhadap sebuah produk.
Hasil wawancara yang dilakukan kepada lima responden Telkom Speedy
yang penulis dapatkan secara random atas pengamatan penulis terhadap lima
puluh orang sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa kelima responden yang
telah diwawancarai mengatakan bahwa promosi sangat berpengaruh dan
merupakan daya tarik yang harus dilakukan penjual ataupun sebuah instansi
besar dalam memasarkan produk dan layanannya kepada pelanggan maupun
calon pelanggan.
Misalkan seperti kegiatan periklanan melalui media elektronik (televisi
dan radio) maupun media cetak (koran, majalah, brosur, dan sebagainya) yang
84
kebanyakkan orang bisa menjangkaunya, seperti Telephone selling yang
dilakukan oleh personal selling (Account Manager Telkom Speedy) yang dengan
semangatnya melakukan promosi kepada pelanggan maupun calon pelanggan.
Sehingga memudahkan pelanggannya untuk mendapatkan informasi akan produk
dan layanan terbaru Speedy SME tersebut. Ataupun dengan kegiatan membuat
event, program acara, exhibition, dan seminar sebagai penunjang kegiatan
promosi dengan bantuan sales promotion sebagai media pembantu kegiatan
event atau program acara tersebut dalam mempromosikan produk Speedy SME
ini kepada masyarakat.
Walaupun ada yang berkomentar bahwa sistem promosi Telkom Speedy
jelek. Seperti yang dijelaskan oleh Bu Lilis dimana saat beliau ingin memasang
dan menggunakan Telkom Speedy tersebut malah tidak ada kabarnya padahal
pada awalnya pihak Telkom yang gencar dan bersemangat mempromosikannya.
Tapi ketika kita ingin memasang dan menggunakan produk tersebut malah tidak
ada kabarnya kapan pemasangannya dan registrasi akan dilaksanakan. Sehingga
menimbulkan kekecewaan atas pelayanan terhadap Telkom DBS yang
memasang Speedy SME tersebut lama dari proses waktu yang sudah
dikesepakati sebelumnya. Selain itu dari hasil wawancara penulis dengan para
responden yang mengakui bahwa produk Speedy SME tidak bagus dan masih
kurang dari produk internetnya sejenisnya. Namun, hal ini tidak mengurangi niat
tim promosi Telkom terutama Telkom DBS dalam mempromosikan Speedy
SME-nya kepada masyarakat luas dan mempertahankan eksistensi produk
tersebut di mata pelanggan maupun calon pelanggannya.
85
Intinya dari hasil penelitian penulis adalah bahwa sebuah intansi atau
perusahaan yang ingin meningkatkan produk dan layanannya serta ingin
memiliki keuntungan yang baik harus menetapkan strategi promosi atas produk
dan layanan tersebut. Sebab kegiatan promosi sangat berpengaruh dan
merupakan daya tarik yang harus dilakukan penjual ataupun sebuah instansi
besar dalam memasarkan produk dan layanannya kepada pelanggan maupun
calon pelanggan.
Dari hasil data-data yang telah didapat dan telah diuraikan dari bab satu
sampai bab empat, penulis akan menarik simpulan dari hasil penelitian yang
didapat maupun dari hasil observasi yang telah dilakukan langsung sebelumnya
dengan responden sebagai responden yang penting terhadap tanggapan dan
komentar mereka terhadap produk Speedy SME tersebut. Sehingga pada
akhirnya penulis akan menutup penelitian ini dengan saran. Untuk itu, simpulan
serta saran tersebut akan penulis uraikan pada bab berikutnya, yaitu bab 5.
86
Download