BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi
seperti buku, journal paper, artikel, disertai, tesis, skripsi, hand outs, laboratory
manual, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal.
Semua referensi yang tertulis dalam tinjauan pustaka harus dirujuk di dalam
skripsi. Dengan adanya tinjauan teori, peneliti akan memiliki landasan dalam
menentukan tujuan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan
dalam penelitian ini adalah: Komunikasi, Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi
Pendidikan, Komunikasi Organisasi Pendidikan, Komunikasi dan Relasi antara
Guru dan Siswa,Kualitas, motivasi, dan Hipotesis penelitian.
Peneliti mengambil salah satu skripsi yang disusun oleh Muhammad Raffi
Maulana dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof.Dr. Moestopo
(Beragama) Tahun 2007 yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru
Bimbingan Konseling (BK) Terhadap Motivasi Belajar Siswa ( survei terhadap
siswa/I kelas XI SMA Yadika 5 Joglo Jakarta Barat” untuk dijadikan tinjauan
penelitian terdahulu. Adapun kajian pustaka (kerangka teoritis) yang digunakan
dalam penelitian tersebut mencakup:
1. Komunikasi
2. Komunikasi antarpribadi
10
11
•
Tujuan komunikasi antarpribadi
•
Efektivitas komunikasi antarpribadi
3. Guru bimbingan konseling
11
4. Siswa
5. Motivasi belajar siswa
6. Hipotesis
7. Kerangka konsep
Adapun lokasi dalam penelitian tersebut dilakukan pada SMA Yadika 5
Joglo yang beralamat di Jl.joglo Raya no. 190 Kembangan Jakarta Barat, dengan
menggunkan metode kuantitatif survey melalui kuesioner dan menggunakan tipe
penelitian explanatory (eksplanatif). Populasi dalam penelitian tersebut berjumlah
76 siswa dari jumlah keseluruhan 310 siswa pada kelas XI, dan sample yang
diambil hanya siswa yang memiliki nilai rendah pada kelas XI, namun sampel
dalam penelitian tersebut 43 orang dengan menggunakan rumus Taro Yamane
danskala pengukuran yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah skala
likert. Pada oprasionalisasi konsep di bab III yang peneliti ambil variable X nya
adalah pengaruh komunikasi antarpribadi guru bimbingan konseling, dan variable
Y nya adalah motivasi siswa SMA Yadika 5. Dalam keseluruhan penelitian yang
ada disimpulkan bahwa, dari adanya variable X menunjukan bahwa komunikasi
antarpribadi guru BK dinilai tepat oleh responden, artinya pengaruh komunikasi
antarpribadi BK telah berjalan dengan baik untuk menumbuhkan motivasi belajae
siswa SMA Yadika 5. Serta dari hasil penelitian dari variable Y menunjukan
12
bahwa motivasi belajar siswa kelas 2 di lingkungan SMA Yadika 5 terdapat
pengaruh komunikasi antarpribadi guru BK yang terjadi adalah positif.
2.2
Komunikasi
Komunikasi adalah persyaratan kehidupan manusia. Kehidupan manusia
akan tampak hampa atau tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada
komunikasi.
Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara
perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi.Dua orang
dikatakan berinteraksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi
dan reaksi yang dilakukan manusia ini (baik secara perorangan, kelompok,
organisasi),dalam ilmu komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi. 5
Komunikasi adalah suatu interaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama
melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain
serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. 6
Bermacam-macam definisi komunikasi yang dikemukakan orang untuk
memberikan batasan tentang komunikasi. Istilah komunikasi atau dalam
bahasainggris communication berasal dari kata communication, dan bersumber
5
6
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, Jakarta, Universitas Terbuka, 2005, hal.1.3
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal 18
13
dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama
makna. 7
Teori komunikasi yang dianggap paling awal (1948) adalah Lasswell’s
Model (Model Laswell). Laswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan :Who says in which
channel to whom with what effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa
kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell
itu
merupakan
(Komunikator),
unsur-unsur
Message
proses
(pesan),
komunikasi
Media
yaitu
(media),
Communicator
Receiver
(
Komunikan/penerima), dan Effect (efek). Komunikasi adalah suatu proses, suatu
kelangsungan yang berkesinambungan. Proses komunikasi terbagi menjadi dua
tahap, yakni secara primer dan sekunder. Proses primer adalah proses
penyampaian pemikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial (gesture), isyarat, gambar, warna
dan lainnya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan perasaan
komunikator kepada komunikan. Dalam proses ini, pertama-tama komunikator
akan menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan.
Kemudian menjadi giliran komunikan untuk membawa-sandi (decode) pesan dari
komunikator itu. Proses skunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
7
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2006, hal.9
14
setelah memakai lambing sebagai media pertama. Media kedua itu seperti surat,
telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, media online atau internet.8
Selain memiliki proses komunikasi juga memiliki sifat, dimana
komunikasi memiliki dua sifat yaitu, komunikasi verbal berupa tulisan dan lisan,
serta yang kedua ada komunikasi nonverbal berupa gambar, lambang, dan kial
(bahasa tubuh).
2.3 Komunikasi Antarpribadi
komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat
kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika
seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka
komunikasi berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara mereka itu
bersifat komunikatif. Sebaliknya jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak
berlangsung. Dengan lain perkataan, hubungan antara orang-orang itu tidak
komunikatif. Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa
komunikasi melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang menyatakan sesuatu
kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia.
Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan di sini adalah komunikasi manusia
atau dalam bahasa asing humancommunication, yang sering kali pula disebut
komunikasi sosial atau social comunication. Komunikasi manusia sebagai
singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau
8
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2001 : 11-16
15
komunikasi
kemasyarakatan karena
hanya
pada
manusia-manusia
yang
bermasyarakat terjadinya komunikasi. Komunikasi antarmanusia merupakan
komunikasi diadik (Dyadic communication. Dimana komunikasi diadik adalah
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang. Misalkan anda berkomunikasi
dengan seseorang yang anda temui di jalan. atau anda sedang menelpon seseorang
yang lokasinya jauh dari anda. Komunikasi antarmanusia terjadi sampai disitu
saja, artinya jika ada seseorang yang baru dikenal menanyakan jalan kepada anda
lalu anda menjawab, proses komunikasi terjadi hanya sesaat dan tidak hubungan
lanjut dari komunikasi tersebut. Artinya hubungan komunikasi tersebut terjadi
secara spontan, saling menerima feedback secara maksimal dan partisipan
berperan fleksibel.
Dengan
adanya
hubungan
komunikasi
antar
manusia
(human
Communication), terjadilah hubungan yang lebih erat antar komunikan dan
komunikator secara tatap muka yang terjadi bukan hanya komunikasi spontan tapi
terjadi di dalam ruang lingku kecil yang terjadilah komunikasi antarpribadi
(interpersonal communication). Menurut
Joseph A. Devito, komunikasi
antarpribadi (interpersonal communication) adalah penyampaian pesan oleh satu
orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampak dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.9
Komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai berhubungan dengan melibatkan
relasi personal atau yang mengembangkan system-sistem ekspektasi bersama,
pola-pola keterikatan emosional dan cara-cara penyesuaian sosial. Serta pada
9
Onong u Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003
hal 30
16
hakikatnya hubungan komunikasi antarpribadi dapat dideskriosikan sebagai
proses hubungan antarmanusia menuju kepada kebersamaan. Apabila dipadukan,
kedua kata itu dalam istilah komunikasi antarpribadi bisa diartikan sebagai
pertukaran pesan antara komunikator dan komunikan untuk mengembangkan
sistem ekspektasi bersama, pola ketertarikan secara emosional dan cara
penyesuaian sosial. Ini berarti dalam komunikasi antarpribadi ada relasi yang
sifatnya pribadi diantara pihak pihak yang berkomunikasi. Yakni komunikasi
antarpribadi
berkomunikasi
atau
Interpersonal
secara
communication
komunikasi
diadik
(Dyadic
memiliki
kemampuan
communication)
dan
komunikasi triadik (Triadic communication). Dimana komunikasi diadik adalah
komunikasi yang dilakukan oleh dua orang, dan komunikasi triadik adalah
komunikasi antarpribadi yang pelaku komunikasinya terdiri dari tiga orang, yaitu
seorang komunikator dan dua orang komunikan yang berada dalam suatu
kelompok kecil bahkan kelompok besar.
Hakikat dari komunikasi antarpribadi pada hakikatnya adalah suatu
proses,dengan kata lain ada yang menyambut sebagai sebuah transaksi
(gagasan,ide,pesan dan simbol) dan interaksi yang mengesankan adanya suatu
tindakan yang berbalas. Pesan tersebut tidak ada dengan sendirinya, melainkan
diciptakan dan dikirimkan oleh komunikator. Pada komunikasi antarpribadi
komunikan merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi,
yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat
emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa
keinginan untuk memperngaruhi sikap dan tingkah lak orang lain. Dalam konteks
17
ini komunikator adalah individu yang menciptakan, memformulasikan, dan
menyampaikan pesan. Serta dalam komunikasi antarpribadi, penerima bersifat
aktif, bukan hanya menerima pesan saja tetapi melakukan proses interpretasi dan
memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah
seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah
dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersamaan kedua belah
pihak komunikator dan komunikan.10
Dari semua penjelasan di atas komunikasi antarpribadi memiliki faktorfaktor dari kualitas komunikasi antarpribadi, ada 5 teori kualitas komunikasi
antarpribadi yang dikemukakan oleh Joseph A Devito. Teori ini menjelaskan lima
karakteristik komunikasi antar pribadi yang efektif yaitu:11
a. Keterbukaan (Openness)
Sikap keterbukaan dalam komunikasi antarpersonal ditunjukkan
melalui dua aspek yaitu : 1) kita harus terbuka pada orang-orang yang
berinteraksi dengan kita; 2) kemauan memberikan tanggapan kepada
orang lain dengan jujur dan terus terang tentang segala sesuatu yang
dikatakannya, begitu juga sebaliknya.
b. Perilaku Suportif (Supportivenness)
Komunikasi antarpersonal akan efektif bila dalam diri seseorang ada
perilaku suportif. Jack R Gibb menyebut 3 perilaku yang menimbulkan
perilaku suportif yakni : 1) Deskriptif, orang yang memiliki sikap ini
10
Suranto, A.W. Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta, Graha ilmu, 2011 hal 7
Joseph A, Devito. Komunikasi Antar Manusia, Jakarta, Kuliah Dasar Edisi Kelima, Profesonaln
Book, 1997
11
18
lebih banyak meminta informasi tentang suatu hal sehingga merasa
dihargai; 2) Spontanitas, orang yang terbuka dan terus terang tentang
apa yang dipikirkannya; 3) Profesionalisme, orang yang memiliki
sikap berpikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang
berbeda, dan bersedia menerima pendapat orang lai bila pendapatnya
keliru atau salah.
c. Perilaku Positif (Positivenness)
Sikap ini menunjuk 2 aspek yaitu : 1) komunikasi antarpersonal akan
berkembang bila ada pandangan positif terhadap diri sendiri; 2)
mempunyai perasaan positif terhadap orang lain berbagai situasi
komunikasi.
d. Empati (Empathy)
Kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya sendiri pada
peranan atu posisi orang lain.
e. Kesetaraan (Equality)
Kesetaraan ini mencakup dua hal yaitu: 1) kesetaraan bidang
pengalaman di antara para pelaku komunikasi. Artinya, komunikasi
antarpersonal umumnya akan lebih efektif bila para pelakunya
mempunyai nilai, sikap, perilaku dan pengalaman yang sama; 2)
kesetaraan dalam percakapan diantara para pelaku komunikasi.
Artinya, komunikasi antarpersonal harus ada kesetaraan dalam hal
mengirim dan menerima pesan.
19
Sebagai pendukung lima karakteristik kualitas dari teori komunikasi
antarpribadi adalah teori penetrasi social yang dikemukakan oleh Irwin altman
dan Dalams A Taylor, yaitu proses dimana orang saling mengenal satu dengan
yang lainnya teori penetrasi social apabila ingin melakukan pendekatan dengan
orang lain dan melakukan hubungan karena model ini menggambarkan
perkembangan hubungan sebagai suatu proses dimana hubungan adalah sesuatu
yang terus berlangsung dan berubah.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yang efektif dan
berkualitas menjadi keinginan semua orang, dengan komunikasi efektif dan
berkualitas tersebut, pihak-pihak terlibat di dalamnya memperoleh manfaat sesuai
dengan keinginan. Ada beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan
komunikasi antarpribadi apabila dipandang dari sudut komunikator, komunikan
dan pesan. 12
1. Faktor keberhasilan yang efektif dilihat dari sudut pandang komunikator
a. Kredibilitas, ialah kewibawaan seorang komunikator di hadapan
komunikan.
b. Daya tarik, ialah daya tarik fisik maupun non fisik.
c. Kemampuan intelektual, ialah tingkat kecakapan, kecerdasan dan
keahlian seorang komunikator.
d. Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas seharihari.
12
Ibid. 84
20
e. Keterpercayaan antara komunikan dan komunikator, dengan adanya
rasa percaya antara kedua belah pihak maka lebih memudahkan proses
penyampaian pesan, dan mempengaruhi.
f. Kepekaan social, dimana suatu kemampuan komunikator untuk
memahami situasi di lingkungan hidupnya.
g. Kemampuan komunikator untuk mengendalikan emosianya
h. Berorientasi pada kondisi psikologis orang yang diajak bicara atau
komunikan
i.
Komunikator harus bersifat supel, ramah dan tegas.
2. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikan
Komunikan yang cakap dan mudah menerima dan mencerna materi yang
diberikan komunikator, komunikan yang mempunyai pengetahuan yang
luas akan cepat menerima informasi, dan komunikan harus bersikap ramah
serta dapat memahami dengan siapa ia berbicara.
3. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan komunikan
Pesan komunikasi interpersonal perlu dirancang dan disampaikan
sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan,
lambing-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dipergunakan dan
dapat dipahami kedua belah pihak, yaitu komunikan dan komunikator.
21
2.3.1 Tujuan Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communications) merupakan
suatu action oriented, ialah suatu tindakan yang berorientasi pada tujuan tertentu.
Tujuan komunikasi antarpribadi itu bermacam-macam, bebrapa diantaranya
dipaparkan sebagai berikut :13
a. Mengungakapkan perhatian kepada orang lain
Salah satu tujuan komunikasi antarpribadi adalah untuk mengungkapkan
perhatian kepada orang lain. Dalam hal ini seseorang berkomunikasi
dengan cara menyapa, tersenyum bahkan menanyakan kabar partner
komunikasinya.
b. Menemukan diri sendiri
Artinya, seseorang melakukan komunikasi antarpribadi karena ingin
mengetahui dan mengenali karakteristik dari pribadi berdasarkan informasi
orang lain.
c. Menemukan dunia luar
Dengan
komunikasi
antarpribadi
diperoleh
kesempatan
untuk
mendapatkan berbagai informasi dari orang lain, termasuk informasi
penting dan aktual.
d. Membangun dan memlihara hubungan yang harmonis
Sebagai makhluk social, salah satu kebutuhan setiap orang yang paling
besar adalah membentuk dan memlihara hubungan baik dengan seseorang.
e. Mempengaruhi sifat dan tingkah laku
13
Ibid. 19
22
Komunikasi antarpribadi ialah proses penyampaian suatu pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap,
pendapat atau prilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung.
f. Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu
Ada kalanya seseorang melakukan komunikasi antarpribadi sekedar
mencari kesenangan atau hiburan. Seperti, berdiskusi dengan teman
mengenai pesta ulang tahun, serta bertukar cerita lucu.
g. Menghilangkan kerugian akibat salah komunikasi
Komunikasi antarpribadi dapat menghilangkan kerugian salah komunikasi
(miss communication) dan salah interpretasi. Karena dengan adanya
komunikasi antarpribadi dapat dilakukan pendekatan secara langsung,
menjelaskan
berbagai
pesan
yang
rawan
menimbulkan
kesalah
interpretasi.
h. Memberikan bantuan (konseling)
Ahli-ahli kejiawan menggunakan komunikasi antarpribadi dalam kegiatan
professional untuk mengarahkan kliennya.
2.3.2 Efektifitas Komunikasi Antarpribadi
Pada dasarnya, setiap orang memerlkan komunikasi antarpribadi sebagai
salah satu alat bantu dalam kelancaran kerja sama dengan orang lain dalam bidang
apapun. Komunikasi antarpribadi merupakan aktivitas yang dilakukan dalam
kehiudupan sehari-hari, dan merupakan cara untuk menyampaikan dan menerima
pikiran-pikiran, informasi, gagasan, perasaan, dan bahkan emosi seseorang,
23
sampai pada titik tercapainya pengertian yang sama antara komunikator dan
komunikan.
Perbedaan keberhasilan komunikasi itu, ditentukan oleh factor-faktor yang
dapat diklassifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu : yang berpusat pada personal
( person-centered perspective) dan yang berpusat pada situasi ( situation-centred
perspective).Faktor yang terpusat pada personal misalnya, kecakapan, komunikasi
yang dimiliki oleh seseorang, sedangkan yang berpusat pada situasi misalnya,
karekteristik media, dan karakteristik social budaya masyarakat sekitar.
2.8 Motivasi
Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan daya
penggerak yang ada didalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada tiga elemen atau ciri pokok dalam
motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai
dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.
Menurut Mc. Donald motivasi adalah “Perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan.14
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan
dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai.
Motivasi timbul balik di dalam diri siswa maupun akibat pengaruh dari luar
14
Sadirman, A.M, 2003, Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar, Pt. Grafindo, Jakarta
24
dirinya.Adapun macam teori motivasi menurut Sardiman AM, ada dua dasar
utama motivasi yakni motivasi intrinsik dan ekstrinsik. 15
a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan melakukan sesuatu. Sebagai
contoh seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin
mendapat pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah
lakunya menjadi lebih berkembang. Kemudian kalau dilihat dari segi
tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya kegiatan belajar), maka yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin adalah ingin mencapai
tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif berfungsinya karena
adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh siswa itu belajar, karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga
akan dipuji oleh teman dan orangtuanya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik
maupun eksterinsik sangat diperlukan. Memberikan motivasi kepada seorang
siswa berarti menggerakan siswa untuk melaksanakan sesuatu atau ingin
15
ibid
25
melakukan sesuatu. Bukan hanya kedua motivasi itu saja, tetapi siswa juga
memiliki tujuan seperti :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir, pemikiran pengetahuan dan
kemampuan berfikir tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain tidak dapat
mengembangkan kemampuan berfikir tanpa ada pengetahuan, sebaliknya
kemampuan berfikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang
memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya didalam kegiatan
belajar.
b. Penanaman konsep dan ketrampilan
Penanaman konsep
atau
merumuskan konsep,
juga
memerlukan
suatuketrampilan. Ketrampilan disini dapat bersifat jasmani dan rohani.
Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat,
diamati, sehingga akan menitikberatkan pada ketrampilan gerak atau
penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Sedangkan
ketrampilana rohani lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan
penghayatan
dan
ketrampilan
berfikir
serta
kreativitas
untuk
menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
c. Penentuan sikap
Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi sisawa, guru
harus bijak dan hati-hati dalam pendekatannnya. Dalam interaksi belajar
26
mengajar guru senantiasa dilihat, ditiru perilakunya oleh para siswanya.
Untuk itu dibutuhkan mengarahkan motivasi dan berfikir dengan tidak
lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
Dari penjelasan di atas mengenai dua dasar motivasi saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain, karena pengaruh faktor-faktor diatas muncul siswasiswa yang high achievers (berprestasi tinggi) dan under achievers (berprestasi
rendah) atau bahkan dapat dikatakan gagal sekali.
2.9
Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus di uji
kebenarannya. Arikunto, mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan
yang belum final, masih harus dibuktikan kebenaranya atau hipotesis adalah
jawaban sementara. Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara
suatu hubungan variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya sehingga
hipotesis dapat dikatakan sebagai suatu prediksi yang melekat pada variabel yang
bersangkutan. Meskipun demikian, taraf ketepatan prediksi sangat tergantung
pada taraf kebenaran dan ketepatan landasan teoritis.16
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan
mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh
dari sampel penelitian. Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang
melekat pada populasi yang bersangkutan.Berdasarkan variabel yang ada dalam
penelitian ini, maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut :
16
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
2006, Hal 71
27
1. Hipotesi nol (Ho) adalah pernyataan yang menunjukan tidak ada
perubahan.
•
Ho : tidak terdapat pengaruh kualitas komunikasi antarpribadi guru
dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa di SMK Media
Informatika Jakarta.
2. Hipotesis penelitian / Hipotesis alternative adalah pernyataan dari apa
yang diharapkan akan terjadi dan bukan dari apa yang diharapkan tidak
terjadi apa-apa.
•
Ha: Ada pengaruh positif kualitas komunikasi antarpribadi guru
dengan siswa terhadap motivasi belajar siswa di SMK Media
Informatika Jakarta.
Download