BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di era globalisasi

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, permasalahan
lapangan kerja menjadi suatu fenomena yang umum terjadi di Indonesia. Para
mahasiswa yang nantinya akan menjadi sarjana diharapkan telah memiliki arah
tujuannya dalam menjalankan tugas perkembangan pada usianya yaitu bekerja
pada bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan juga kemampuannya.
(Helmi, 2004).
Pada kenyataannya, banyak mahasiswa yang belum mengetahui bidang
pekerjaan yang ingin dicapai dan digeluti kelak (Helmi, 2004). Hasil survey yang
dilakukan oleh Sartika (2001) mengenai permasalahan-permasalahan yang paling
dominan yang dirasakan oleh sarjana baru di Universitas Islam Bandung,
didapatkan hasil bahwa mahasiswa memiliki kekhawatiran menjadi pengangguran
setelah selesai menempuh pendidikan, merasa kurang memiliki pengalaman untuk
suatu pekerjaan, merasa mampu atau tidak bekerja sesuai dengan profesi yang
dijalaninya, mampu berhasil atau tidak dalam menempuh hidup, merasa masih
memerlukan berbagai informasi tentang lapangan kerja, dan perlu membuat
rencana untuk masa depan.
Sejalan dengan hal tersebut, saat ini jumlah lulusan dari Perguruan Tinggi
(PT) sangat melimpah dan tidak sebanding dengan jumlah lowongan pekerjaan.
Hal tersebut membuat PT diharapkan tidak hanya mampu mencetak lulusan
Universitas Sumatera Utara
sarjana setiap tahunnya sesuai dengan perbandingan jumlah mahasiswa yang
masuk, tetapi juga dapat menghasilkan lulusan yang dapat diserap dalam pasar
kerja, dihargai tinggi oleh pasar tenaga kerja, dan disisi lain juga mampu
menciptakan pekerjaan (Helmi, 2004).
Berdasarkan hal tersebut, pemerintah melakukan sebuah upaya untuk
mengurangi permasalahan karir di Indonesia, yaitu dengan memfokuskan para
mahasiswa untuk mengembangkan seluruh kemampuan dan potensinya agar dapat
mendukung mereka dalam mencari kerja dan menciptakan pekerjaan setelah lulus
nanti. Pemerintah memiliki visi untuk menciptakan mahasiswa Indonesia yang
kreatif, cerdas, dan kompetitif (Direktorat Kelembagaan, 2006).
Sesuai dengan tahapan perkembangan karirnya, mahasiswa berada di tahap
eksplorasi (14-24 tahun). Pada tahap ini mahasiswa banyak melakukan pencarian
tentang karir apa yang sesuai dengan dirinya, merencanakan masa depan dengan
menggunakan informasi dari diri sendiri, mulai mengenali diri melalui minat,
kemampuan, dan nilai. Individu pada tahap ini akan mengembangkan pemahaman
diri, mengidentifikasi pilihan pekerjaan yang sesuai, dan menentukan tujuan masa
depan yang sementara tetapi dapat diandalkan kelak. Individu juga akan
menentukan pilihan melalui kemampuan yang dimiliki untuk membuat keputusan
dengan memilih di antara alternatif pekerjaan yang sesuai (Santrock, 2003).
Tahap eksplorasi memiliki tiga sub tahap, yaitu sub tahap tentatif, transisi,
dan trial. Pada mahasiswa yang umumnya berusia 18 hingga 21 tahun, akan
menjalani sub tahap transisi. Tugas individu yang berada pada sub tahap ini
adalah mengembangkan pemahaman yang nyata tentang bakat dan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki, mempersiapkan diri dan memilih pekerjaan. Pada tahap ini individu
akan memilih dan mengikuti organisasi yang sesuai dengan bakat dan potensinya.
Santrock (2003) mengatakan individu mulai menuju pilihan pekerjaan yang
khusus, yaitu dengan mengikuti pelatihan profesional atau bekerja sambilan.
Salah satu media untuk mengembangkan seluruh potensi mahasiswa di PT
adalah dengan membentuk Organisasi Intra. Hal ini didasarkan oleh keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 155/U/1998
tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, pada
Pasal 3 (1) dijelaskan bahwa di setiap PT terdapat satu organisasi kemahasiswaan
intra perguruan tinggi yang menaungi semua aktivitas kemahasiswaan. Organisasi
kemahasiswaan intra ini dibentuk pada tingkat perguruan tinggi, fakultas, dan
jurusan. Selanjutnya, pada pasal 5 dijelaskan bahwa salah satu fungsi organisasi
kemahasiswaan intra perguruan tinggi sebagai sarana dan wadah adalah untuk
pengembangan potensi jatidiri mahasiswa.
Program
yang
Kelembagaan, 2006)
dicanangkan
Dirjen
Dikti
Depdiknas
(Direktorat
sesuai dengan tujuan bahwa setiap PT adalah untuk
mempersiapkan lulusan yang berkualitas. Universitas Sumatera Utara melakukan
program yang merupakan sarana untuk mendukung peningkatan kualitas dan
kreatifitas mahasiswa di bidang penalaran dan keilmuan, bakat, minat dan
kemampuan, kesejahteraan, kepedulian sosial dan kegiatan penunjang. Bidang
Kemahasiswaan Universitas Sumatera Utara mengembangkan berbagai program
yang dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan baik dalam bentuk
pembinaan, pengembangan kegiatan kemahasiswaan maupun pelayanan kepada
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa yang dapat diberikan secara langsung seperti beasiswa, bantuan dana
kegiatan, keperluan administrasi, dan lainnya melalui wadah-wadah yang
dibentuk yang dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
UKM mencakup bidang keorganisasian, seni, olahraga dan keagamaan.
Saat ini, UKM yang berada dibawah binaan BKK USU adalah Suara USU
(Kegiatan Pers/ Jurnalistik Mahasiswa), Kompas (Korp Pecinta Alam), Pramuka,
Menwa (Resimen Mahasiswa), PEMA (Pemerintahan Mahasiswa), yang mana
termasuk dalam UKM bidang keorganisasian; Fotografi, Teater "O", Paduan
Suara, yang termasuk dalam UKM bidang seni; Fitnes, Tekwondo, Boxing Camp,
Tenis Lapangan, Futsal, Bulutangkis, Sepak Bola, Bola Volly, Bola Basket, yang
termasuk dalam UKM bidang olahraga; dan KMK, UKMI AD DAKWAH yang
termasuk dalam UKM bidang keagamaan (Biro Kemahasiswaan & Kealumnian
Universitas Sumatera Utara).
Kepala Biro Kemahasiswaan dan Kealumnian, Sunyoto (komunikasi
personal, 16 Desember 2011), menyatakan bahwa terbentuknya UKM ini
didasarkan pada Pola Pengembangan Kemahasiswaan (POLBANGWA) yang
dikeluarkan oleh DIKTI tahun 2006, hal ini tampak pada kutipan wawancara
berikut :
“Kebijakan ini dilakukan atas dasar masalah umum yang terjadi pada
kegiatan kemahasiswaan. Secara kuantitatif, masih sangat sedikit
mahasiswa yang berminat pada program pengembangan penalaran dan
keilmuan; bakat, minat, dan kemampuan; kesejahteraan; kepedulian
sosial; dan kegiatan penunjang. Keadaan ini dilatarbelakangi oleh
tingginya biaya perkuliahan yang mengakibatkan mereka ingin cepat
selesai dan segera mencari pekerjaan untuk mendapatkan penghasilan.
Oleh karena itu untuk dapat lebih banyak lagi melibatkan mahasiswa,
maka kegiatan kemahasiswaan selain ditujukan untuk mengembangkan
kepribadian mahasiswa, sebaiknya juga ditujukan untuk pengembangan
Universitas Sumatera Utara
keahlian/ ketrampilan yang mendukung mereka untuk memudahkan dalam
mencari kerja dan menciptakan lapangan kerja setelah lulus nanti.”
Azwar (dalam Helmi, 2004) mengatakan bahwa belum semua mahasiswa
menyadari arti pentingnya sebuah organisasi kemahasiswaan yang merupakan
sarana pengembangan diri dan meningkatkan daya saing sehingga masih
diperlukan upaya-upaya peningkatan kualitas mahasiswa dan lulusan dalam
program ko-kurikuler yang disusun sistematis. Pada saat kemampuan penalaran
seperti analisa, sintesa, dan berfikir abstrak dikembangkan dalam proses
pembelajaran (dalam arti penguasaan ilmu atau hardskills) yang berkembang
secara optimal dan menyentuh persoalan kehidupan nyata, maka secara
berkelanjutan akan mengasah softskills mahasiswa. Kecerdasan dalam penguasaan
ilmu juga memberikan dampak bagi pengembangan belajar tentang kehidupan.
Itulah esensi dari proses belajar, belajar tentang ilmu dan belajar tentang
kehidupan (life skills). Inti dari „proses pengembangan diri‟ yaitu „diri‟ yang
belajar berkembang (Helmi, 2004).
Helmi (2004) juga menambahkan bahwa proses pengembangan diri
menjadi titik pondasi sentral dalam pengembangan karir selanjutnya. Dalam
proses pengembangan karir diperlukan kematangan karir, yaitu suatu situasi
kesiapan dari seseorang untuk mengetahui dan memahami tentang arah minat dan
potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan dengan pemahamannya tersebut
maka ia dapat menentukan bidang pekerjaan yang diinginkannya dan lebih jauh
lagi akan memudahkannya untuk dapat fokus pada bidang pekerjaan dan sejahtera
dalam menjalankannya (Lunberg, dalam Kerka 1998).
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dari El, H. A.; Hinduan, Z. & Sulastiana, M. (2006) pada
mahasiswa tingkat akhir di fakultas Psikologi UNPAD, menyatakan bahwa para
mahasiswa belum memiliki kematangan karir dikarenakan mereka belum cukup
memiliki pengetahuan yang memadai tentang pekerjaan guna menunjang bagi
perencanaan karirnya. Mahasiswa belum mampu memanfaatkan sumber informasi
secara maksimal untuk melakukan eksplorasi mengenai pekerjaan dan karir.
Super (dalam Levinson, dkk, 2001) menyatakan bahwa terdapat empat
dimensi dari kematangan karir, yaitu Planfulness, Decision Making, dan
Exploration, Information Gathering. Pada dimensi Planfulness, individu memiliki
kepercayaan diri, kemampuan untuk dapat belajar dari pengalaman, menyadari
bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan, serta
mempersiapkan diri untuk membuat pilihan tersebut. Mahasiswa yang mengikuti
UKM akan bereksplorasi dan mendapatkan informasi tentang pekerjaan berkaitan
dengan minat dan bakat yang ingin ia geluti kelak. Howard (dalam Rubin,
Bommer, dan Baldwin, 2002) menemukan terdapat hubungan yang signifikan
antara keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan pencapaian beberapa
variabel kinerja karir. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan ketua
UKM fotografi dan salah satu anggotanya berikut:
“kegiatan kami itu ada workshop fotografi, hunting foto, pameran foto.
Jadi pas di workshop itu kami diajarin teori fotografi itu sendiri, lalu
prakteknya dengan hunting foto, setelah itu hasil dari hunting foto kami
pamerkan di pameran foto” (wawancara personal, 5 Desember 2011)
“udah tau gimana caranya foto studio, foto panggung, ada modal lah buat
buka usaha nanti” (wawancara personal, 5 Desember 2011)
Universitas Sumatera Utara
Pada dimensi Decision Making, Individu memiliki kemandirian, membuat
pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Kemampuan untuk
menggunakan metode dan prinsip pengambilan keputusan untuk menyelesaikan
masalah termasuk memilih pendidikan dan pekerjaan. Hasil penelitian dari Rubin,
Bommer, dan Baldwin (2002) terhadap 618 mahasiswa Universitas Midwestern di
kota San Diego yang sudah memiliki bisnis sendiri, ditemukan bahwa partisipasi
dalam kegiatan ekstrakurikuler membuat pengambilan keputusan atau decision
making menjadi lebih matang. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara dengan
alumni UKM SUARA USU yang telah bekerja, sebagai berikut:
“di Suara USU kami udah terbiasa kerja tanpa digaji, dan sebelum jadi
anggota kami wajib magang selama 6 bulan dulu, udah terbiasa dengan
deadline, capek sih tapi jujur sekarang aku ngerasa berguna kali apa yang
udah aku dapatkan di Suara USU karena aku juga kerja kan sekarang di
bidang jurnalistik juga”(wawancara personal, 12 Desember 2011)
Selanjutnya, pada
dimensi
Exploration
individu
berusaha
untuk
memperoleh informasi mengenai dunia kerja serta menggunakan kesempatan dan
sumber informasi yang berpotensial. Pada mahasiswa yang mengikuti UKM,
mereka mendapatkan kesempatan untuk dapat mengekplorasi mengenai bidang
karir yang diminatinya sesuai dengan bakatnya. Penelitian dari Rubin, Bommer,
dan Baldwin (2002) terhadap 618 mahasiswa Universitas Midwestern di kota San
Diego yang sudah memiliki bisnis sendiri, ditemukan bahwa pengalaman
ekstrakurikuler akan menghasilkan perkembangan keterampilan pada bidang yang
digeluti menjadi lebih baik, salah satunya dalam hal mencari informasi. Hal ini
juga didukung dari hasil wawancara berikut:
Universitas Sumatera Utara
“Setelah masuk ukm fotografi itu aku jadi tau gimana teknik-teknik
fotografi, trus jadi tau gimana sih fotografi dan kerja jadi fotografer itu
gimana”(wawancara dengan salah satu anggota UKM Forografi USU, 22
Desember 2011)
Dimensi yang terakhir adalah Information Gathering, dimana Mahasiswa
berusaha mendapatkan berbagai informasi mengenai bidang karir yang
diminatinya. Pada dimensi ini, individu mendapatkan pengetahuan tentang jenisjenis pekerjaan, cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peranperan dalam dunia pekerjaan yang ingin digelutinya. Penelitian Luzzo (dalam
Patton dan Lokan, 2001) terhadap 305 mahasiswa menemukan bahwa mahasiswa
yang melakukan pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan minatnya akan lebih
matang keputusan karirnya. Hal ini juga didukung dari hasil wawancara sebagai
berikut:
“wah..aku baru tau capeknya kerjaan di bidang jurnalistik ya di SUARA
USU, dikejar-kejar deadline teruslah ”(wawancara dengan salah satu
anggota UKM SUARA USU, 22 Desember 2011)
Hasil penelitian Singg (2005) terhadap 162 mahasiswa Universitas
Southwestern di kota San Angelo, Texas, juga menyatakan bahwa mahasiswa
yang kuliah sambil bekerja memiliki kematangan karir dan tanggung jawab yang
tinggi. Dari wawancara dengan Ketua UKM fotografi diketahui bahwa 70%
anggota yang telah menjadi alumni, memilih pekerjaan di bidang fotografi.
Berikut kutipan wawancaranya :
“alumni kami banyak yang jadi fotografer sekarang, 70% lah..merekamereka itu la biasanya yang jadi pembicara kalo kami bikin workshop,
jadi gratis” (wawancara personal, 22 Desember 2011)
Universitas Sumatera Utara
Begitu juga penuturan dari salah satu mantan pengurus UKM SUARA
USU, dikatakan bahwa alumni dari UKM SUARA USU rata-rata bekerja pada
bagian jurnalistik. Berikut kutipan wawancaranya:
“kami banyak kali la kak yang kerjanya di jurnalistik sekarang, biasanya
jadi reporter atau penulis di koran lokal maupun nasional, kerja di
percetakan juga banyak” (wawancara personal, 22 Desember 2011)
Dari kutipan-kutipan wawancara yang telah dipaparkan di atas, diketahui
bahwa UKM secara tidak langsung memenuhi dimensi-dimensi yang dapat
membentuk kematangan karir. Penelitian oleh Mathewson (1963) juga
menemukan bahwa ada hubungan antara kematangan karir dengan sejumlah
aktivitas ekstra kulikuler. Di Prancis, yang jarang memiliki pekerjaan paruh waktu
bagi anak muda yang sedang sekolah atau kuliah, sangat mengutamakan
hubungan personal dalam hal karir dan bisnis, oleh karena itu sekolah atau
universitas memberikan kegiatan ekstra kulikuler untuk dapat melatih team work
pada anak dan mahasiswa (Gikopoulou, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana gambaran kematangan karir dari para mahasiswa yang mengikuti
UKM di Universitas Sumatera Utara.
B. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran
kematangan karir pada mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa di
Universitas Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran
kematangan karir pada mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa di
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini juga melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi kematangan karir yaitu jenis kelamin, status ekonomi sosial, dan
suku.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu:
manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat teoritis
Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah hasanah ilmu
pengetahuan di khususnya di bidang Psikologi Pendidikan dan Psikologi Industri
dan Organisasi mengenai kematangan karir mahasiswa yang mengikuti UKM di
universitas. Penelitian ini diharapkan akan berperan dalam pengembangan ilmu
pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh
mahasiswa dan institusi dalam mengarahkan minat dan bakat mahasiswa
untuk mencapai kematangan karir, memberikan informasi dan masukan
bagi para mahasiswa yang mengikuti UKM mengenai kematangan karir
sehingga dapat menerapkan langkah-langkah yang dapat meningkatkan
kematangan karirnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Memberikan informasi dan masukan bagi mahasiswa mengenai dimensidimensi yang membentuk kematangan karir sehingga mahasiswa dapat
mengetahui dan memilih karir yang sesuai dengan kemampuan, minat, dan
bakatnya.
c. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data untuk melihat
gambaran kematangan karir pada para mahasiswa yang mengikuti Unit
Kegiatan Mahasiswa di Universitas Sumatera Utara untuk kemudian dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut oleh peneliti berikutnya.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V.
Adapun sistematika penulisan proposal penelitian ini adalah :
BAB I
Merupakan bab pendahuluan yang terdiri atas :
Latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
Merupakan landasan teori yang terdiri atas :
Pengertian kematangan karir, dimensi kematangan karir, faktor
yang mempengaruhi kematangan karir, tahap perkembangan karir,
pengertian mahasiswa, dan organisasi mahasiswa. Bab ini juga
menjelaskan bagaimana gambaran kematangan karir mahasiswa
yang mengikuti UKM di USU.
BAB III
Merupakan metodologi penelitian, yang terdiri atas:
Identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel,
populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, metode
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan data, validitas, uji daya beda, reliabilitas alat ukur,
prosedur pelaksanaan penelitian, tahap pengolahan data, dan
metode analisis data.
BAB IV
Analisa dan Interpretasi Data, yang terdiri atas:
Gambaran subjek penelitian, hasil penelitian utama, hasil tambahan
penelitian, dan pembahasan.
BAB V
Kesimpulan, Diskusi, dan Saran
Berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran penyempurnaan
penelitian berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Download