Biologi dan Kisaran Inang Lalat Puru Cecidochares

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lalat puru Cecidochares connexa
(Macquart) (Diptera: Tephritidae)
adalah lalat pembentuk puru batang (stem gallers) pada tanaman inang gulma
kirinyuh
atau Chromolaena odorata (L.) King & Robinson (Asteraceae)
(McFadyen et al. 2003). Lalat puru meletakkan telur pada permukaan pucuk
terminal maupun lateral yang daunnya belum membuka. Telur menetas menjadi
larva, kemudian larva masuk ke dalam jaringan batang. Puru mulai terlihat
secara visual dua minggu setelah oviposisi. Adanya larva dalam puru batang
dapat menghambat pertumbuhan batang, produksi biji, dan mengurangi
karbohidrat dalam penyimpanan untuk cadangan makanan (Erasmus et al.
1992). Jika terdapat dalam jumlah banyak, puru dapat mematikan tanaman
inang (Ehler et al. 1984 dalam McFadyen et al. 2003).
Muniappan dan Bamba (2002) menyebutkan bahwa ada 13 spesies dari
genus Cecidochares dan semua berasal dari daerah tropis di Amerika. Semua
spesies dari genus ini diketahui membentuk puru batang atau puru bunga atau
memakan bunga pada tanaman inang Asteraceae.
Sebagian besar spesies
pembentuk puru adalah sangat spesifik inang dan kadang-kadang hanya
menyerang satu jenis tanaman.
Oleh karena itu, lalat puru ini sangat
menguntungkan untuk digunakan sebagai agens hayati gulma kirinyuh.
Di Indonesia, lalat puru diintroduksi dari Colombia pada tahun 1993 oleh
Balai Penelitian Kelapa Sawit (BPKS) Marihat, Sumatera Utara untuk
mengatasi masalah gulma kirinyuh. Kirinyuh adalah tumbuhan eksotik yang
berasal dari Amerika Selatan. Di daerah asalnya, tumbuhan ini tidak menjadi
masalah karena diserang oleh lebih dari 200 spesies serangga musuh alaminya
(Waterhouse 1994). Di Indonesia tumbuhan ini cepat menyebar karena tidak
ada musuh alami yang menyerangnya (Tjitrosoedirdjo 1989).
Selain itu,
kemampuan adaptasi dan kompetisinya yang kuat (Tjitrosoedirdjo 1989)
menjadikan kirinyuh sebagai gulma eksotik invasif pada tanaman perkebunan
2
seperti karet, kelapa, kelapa sawit, kakao, tebu, kapas, dan sengon (SEAWIC
1991) serta dapat menurunkan hasil panen (Setiadi 1989; Syamsudin et al.
1993; Tjitrosemito 1998).
Kirinyuh juga mendominasi suatu habitat dan
mendesak padang penggembalaan, seperti di hutan lindung Pananjung Jawa
Barat, dan Taman Nasional Baluran Jawa Timur, sehingga satwa yang
dilindungi kekurangan hijauan (Tjitrosemito 1998).
Pelepasan lalat puru C. connexa telah dilakukan pada tahun 1995 di
Parung Panjang, Jawa Barat, dan kemudian di beberapa daerah lainnya.
Walaupun telah tersebar dan mapan, khususnya di Jawa Barat (Chenon et
al. 2002),
namun C. connexa belum mampu menekan populasi kirinyuh.
Evaluasi terhadap biologi lalat puru di lapangan sesudah pelepasan termasuk
penelitian perkembangan dan jumlah instar larva C. connexa belum banyak
dilakukan. Salah satu kendala untuk mengamati perkembangan dan jumlah
instar adalah karena sepanjang stadia larva sampai pupa lalat C. connexa hidup
di dalam puru batang sehingga sulit diamati pergantian kulit dan perkembangan
instarnya.
Masalah inang alternatif bagi lalat puru C. connexa juga perlu diteliti lebih
lanjut. Hal ini penting bagi kelangsungan hidup lalat puru di lapangan karena
pada musim kemarau kirinyuh mengering dan mati sehingga populasi lalat puru
C. connexa menurun. Pada musim hujan, kirinyuh akan tumbuh dengan cepat
dan lalat puru C. connexa tidak dapat mengejar pertumbuhan kirinyuh. Hal ini
dapat diatasi apabila lalat puru C. connexa mempunyai inang alternatif untuk
bertahan hidup pada saat tidak ada gulma kirinyuh.
Berdasarkan permasalahan di atas dan pentingnya lalat puru C. connexa
sebagai agens hayati gulma kirinyuh, maka perlu dilakukan penelitian biologi
lalat puru C. connexa di lapangan termasuk pendugaan instar larva dan kisaran
inangnya. Hal ini penting untuk mengetahui potensi perkembangan populasi
sesungguhnya
di
pertumbuhannya.
lapangan
dan
kendala-kendala
yang
menghambat
3
Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mempelajari biologi dan
kisaran inang C. connexa di lapangan sesudah pelepasan.
Secara khusus
penelitian ini bertujuan: 1) mempelajari biologi dan siklus hidup lalat puru
C. connexa di lapangan, 2) mempelajari perkembangan dan jumlah instar larva
C. connexa, dan 3) mempelajari kisaran inang lalat puru C. connexa pada tiga
tanaman famili Asteraceae yang berpotensi sebagai inang alternatif.
Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
perkembangan instar larva, kemampuan hidup lalat puru C. connexa
sesungguhnya di lapangan,
dan potensi untuk
dasar
yang
memperluas inang serta
kemampuan hidup pada inang alternatif. Kemampuan hidup di lapangan dan
adanya inang alternatif merupakan landasan penting dalam usaha konservasi
C. connexa sebagai agens hayati gulma kirinyuh.
Download