BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Provinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat dua yang berstatus kota di samping empat daerah tingkat dua lainnya yang berstatus Kabupaten. Kota Yogyakara yang merupakan kota pariwisata banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal setiap tahunnya. Disamping itu, kota Yogyakarta juga merupakan pusat pendidikan di Indonesia. Setiap tahun banyak pelajar dari luar Kota Yogyakarta datang melanjutkan pendidikannya di Kota Pelajar ini. Hal inilah yang mendorong masyarakat luar kota untuk bermukim atau menetap di Yogyakarta dengan alasan untuk merubah nasib atau hanya sekedar merasa nyaman. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai 4 Kabupaten dan 1 Kota dengan luas total mencapai 3.185,80 km2. Berikut merupakan luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta: Tabel 1. 1 Luas Wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta per Kabupaten/Kota Kulon Progo Bantul Gunung Kidul Sleman Kota Yogyakarta TOTAL Luas (km2) 586,28 506,85 1.485,35 574,82 32,50 3.185,80 Presentase (%) 18,40 15,91 46,62 18,04 1,02 100 Sumber: Provinsi DIY dalam angka Badan Pusat Statistik, 2016 Berdasarkan Tabel 1. luas wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta, luas keseluruhan Provinsi D.I. Yogyakarta mencapai 3.185,80 m2. Kabupaten Kulon 1 Progo luas wilayahnya seluas 586,28 m2 dengan presentase 18,40 persen. Kabupaten Bantul memiliki luas wilayah seluas 506,85 m2 dengan presentase 15,91 persen. Kabupaten Gunung Kidul luas wilayahnya mencapai 1.485,35 m2 dengan presentase sebesar 46,62 persen, sedangkan untuk wilayah Kabupaten Sleman luas wilayahnya sebesar 574,82 dengan presentase 18,04 persen dan Kota Yogyakarta luas wilayahnya seluas 32,50 m2 dengan presentase sebesar 1,02 persen. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jumlah penduduk yang selalu meningkat tiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. 2 Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta Berdasarkan Kecamatan (dalam ribu jiwa) Kabupaten/Kota Kulonprogo Bantul Gunung Kidul Sleman Yogyakarta D.I. Yogyakarta 2007 2008 2009 2010 2011 2012*) 384.326 385.937 387.493 388.869 390.207 393.221 872.866 886.061 899.312 911.503 921.263 927.958 675.359 675.471 675.474 675.382 677.998 684.740 1.035.032 1.054.751 1.074.673 1.093.110 1.107.304 1.114.833 392.821 390.780 389.685 388.627 390.553 394.012 3.359.404 3.393.003 3.426.673 3.457.491 3.487.325 3.514.762 Sumber: Badan Pusat Statistik Yogyakarta dalam Estimasi Penduduk Berdasarkan SP 2010 Ket.: *) angka sementara Berdasarkan tabel di atas, jumlah penduduk Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2007, jumlah penduduk propinsi ini sebanyak 3.359.404 ribu jiwa, lalu pada tahun 2008 meningkat menjadi 3.393.003, kemudian pada tahun 2009 kembali mengalami peningkatan hingga ke angka 3.426.673 ribu jiwa, sedangkan pada tahun 2010 jumlah ini kembali meningkat hingga sebanyak 3.457.491 ribu jiwa, pada tahun 2 2011 3.87.325 ribu jiwa dan di tahun 2012 sebanyak 3.514.762 ribu jiwa. Jumlah tersebut jika dikalkulasikan, selama 5 (tahun) rata-rata jumlah penduduk Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat sebesar 31.072 ribu jiwa per tahunnya. Kota Yogyakarta memiliki jumlah penduduk paling banyak ketiga setelah Kabupaten Sleman dan Gunung Kidul. Berdasarkan data terbitan Badan Pusat Statistik yang menyebutkan bahwa luasan Kota Yogyakarta ini hanya 32,5 Km² yang berarti 1,025 persen dari luas wilayah Propinsi DIY ini terbilang sangat padat. Sementara itu, jika data yang ada hanya menyebutkan hingga tahun 2012 saja, maka dibawah ini ialah proyeksi jumlah penduduk provinsi D.I. Yogyakarta dari tahun 2012 hingga tahun 2021 berdasarkan usia. Tingkat perpindahan pendudukan Kota Yogyakarta semakin meningkat, banyak masyarakat memutuskan untuk berpindah ke kota ini. Hal ini disebabkan oleh adanya persediaan sumber daya alam, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi, daya tarik lokal kota berupa pariwisata, kesenian, serta pendidikan. Adanya perpindahan penduduk ini berpengaruh pada meningkatnya angka kemiskinan, pengangguran serta ketersediaan tempat tinggal. Ketersediaan tanah atau lahan, permintaan akan tanah semakin bertambah, seiring pertumbuhan jumlah penduduk. Tanah selaian digunakan untuk tempat tinggal, juga digunakan untuk tujuan invenstasi masa depan serta tempat usaha. Beberapa daerah yang memiliki lokasi strategis, memiliki tingkat harga properti sederhana jenis tanah dan bangunan yang terbilang sangat tinggi. Tingginya harga tersebut di dasarkan pada berbagai aspek yang berpengaruh. Aspek yang menjadi penentu dari harga properti tersebut yaitu lokasi. Semakin 3 strategis lokasi, maka harga yang dihasilkan juga semakin mahal. Namun, penentuan harga tanah terkadang masih kurang tepat dilakukan oleh beberapa masyarakat yang ingin menjual tanah dan bangunan rumah tinggal. Harga yang ditawarkan terkdang terlalu tinggi bahkan terlalu rendah. Jika harga yang ditawarkan terlalu tinggi, bisa jadi tanah tersebut akan sulit terjual karena dirasa terlalu mahal bagi calon pembeli. Jika harga terlalu yang ditawarkan terlalu rendah, maka akan merugikan pihak penjualnya sendiri. Hal-hal seperti itu dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan sebagian masyarakat tentang penentuan harga pasar dari properti berupa tanah dan bangunan tersebut. Berdasarkan latar belakang diatas, maka Tugas Akhir ini mengambil judul “Penilaian Rumah Tinggal di Jalan Sisingamangaraja Nomor XX Brontokusuman Yogyakarta”. 1.1. Rumusan Masalah Belum dilakukannya penilaian rumah tinggal di Jalan Sisingamangaraja Nomor XX Brontokusuman Yogyakarta untuk tujuan Jual beli. 1.2 Tujuan Penuliasn Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada di atas, tujuan dari penulisan ini yaitu menentukan Indikasi Nilai Pasar rumah tinggal yang berada di Jalan Sisingamangaraja Nomor XX Brontokusuman Yogyakarta untuk tujuan jual beli tahun 2016. 4 1.3 Manfaat Penelitian Dalam penulisan ini penulis mengharapkan adanya manfaat yang dapat diperoleh antara lain: 1. Memberikan sumbangan pemikiran pengembangan ilmu penilaian khususnya mengenai Penilaian Properti untuk tujuan jual beli pemilikan rumah. 2. Bagi civitas pendidikan, sebagai bahan pedoman untuk penelitian selanjutnya. 5 1.5. Kerangka Penulisan Sumber : Data Primer, diolah Gambar 1. 1 Kerangka Penulisan Tugas Akhir 6