1 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 2 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 3 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 4 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 5 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 Penggunaan Twitter sebagai Media Pemasaran Interaktif (Analisis Akun Twitter @SbuxIndonesia sebagai Media Pemasaran Interaktif pada Brand: Starbucks Indonesia) Safina Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Media pemasaran interaktif dengan menggunakan social media merupakan suatu inovasi untuk memasarkan sebuah produk, juga menjalin interaksi antara brand dengan konsumennya. Banyak perusahaan telah memanfaatkan social media, khususnya Twitter, tidak hanya untuk memasarkan produknya, namun juga untuk membangun engagement dengan para konsumennya, salah satunya Starbucks Indonesia. Melalui artikel ini, penulis berfokus pada bagaimana Starbucks Indonesia menggunakan Twitter @SbuxIndonesia sebagai media pemasaran interaktif untuk membangun customer engagement melalui kampanye #sbuxmakemyDAY dengan meggunakan metode observasi online dengan penyajian data yang bersifat deskriptif. Starbucks Indonesia. Temuan dari analisis ini adalah Starbucks Indonesia dapat mencapai customer engagement karena telah menerapkan konsep-konsep media pemasan interaktif yang berkaitan, seperti e-CRM, Customer Engagement, karakteristik social media menurut Mayfield (2010), dan juga tahapan mencapai customer enagagement menurut Hunt (2009). Kata kunci: Media Pemasaran Interaktif, Social Media, Twitter, Customer Engagement Twitter Usage as Interactive Media Marketing (Twitter Account Analysis @SbuxIndonesia as Interactive Media Marketing: Starbucks Indonesia) Abstract Media interactive marketing using social media is an innovation to market a product, also to establish the interaction between the brand and its consumers. Many companies already used social media, especially Twitter, not only to market their products, but also to build engagement with customers, one of companies that already used Twitter as Interactive Media Marketing is Starbucks Indonesia.. Through this article, the author focuses on how Starbucks Indonesia using Twitter @SbuxIndonesia as interactive media marketing to build customer engagement through #sbuxmakemyDAY campaign by using online observation method with descriptive data presentation. Starbucks. The findings of this analysis is Starbucks Indonesia can achieve customer engagement by implementing the concepts that related to interactive media marketing, such as e-CRM, Customer Engagement, characteristics of social media by Mayfield (2010), and also stages to achieve customer enagagement by Hunt (2009 ). Keyword: Interactive Media Marketing, Social Media, Twitter, Customer Engagement 6 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 PENDAHULUAN Teknologi pada saat ini sudah berkembang pesat, dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia, juga mempengaruhi kegiatan dan aktivitas manusia, pada hakekatnya suatu teknologi ditemukan memang untuk mempermudah kehidupan manusia, menurut Kearsley (1984) Teknologi pada saat ini sudah berkembang pesat, dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia, juga mempengaruhi kegiatan dan aktivitas manusia, pada hakekatnya suatu teknologi ditemukan memang untuk mempermudah kehidupan manusia, menurut Kearsley (1984) “Technology is the practical application of scientific research. It may take the form of either inventions (new device) or innovations (new methodology)”, jadi menurut Kearsley, teknologu adalah suatu praktik pengaplikasian hasil penelitian, dan bisa dalam bentuk sebuah alat, ataupun metode. Salah satu teknologi yang saat ini sangat berpengaruh dalah kehidupan manusia adalah teknologi informasi dan teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi bukan hanya memberi pengaruh pada cara manusia berkomunikasi, tetapi juga mempengaruhi pola komunikasi manusia. Perubahan komunkasi khalayak, dan perilaku khalayak sebagai akibat dari perkembangan teknologi juga merupakan konsep yang ditemukan McLuhan, McLuhan mengatakan bahwa kita memiliki hubungan simbiotik dengan mediasi teknologi. Kita menciptakan suatu teknologi, dan kemudian teknologi tersebut merubah kita (West & Turner, 2007). Berkembangnya teknologi komunikasi yang semakin pesat ini mendukung pola komunikasi manusia, yaitu dengan adanya sebuah interkasi, hal ini biasa disebut dengan komunikasi interaktif. Berbeda dengan model linear yang berjalan secara satu arah dari si pengirim pesan ke penerima pesan, model interaktif memungkinkan adanya suatu feedback atau umpan balik dari proses komunikasi. Feedback merupakan umpan balik yang diberikan oleh komunikan atas pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Feedback tersebut dapat berupa komunikasi verbal, non-verbal atau bisa keduanya. Keunggulan model interaktif dibanding model linear adalah pada model ini terdapat asumsi bahwa komunikator dan komunikan sama-sama dapat berpartisipasi secara aktif dalam proses komunikasi yang mereka lakukan melalui media. Dalam model interaktif setiap partisipan benar-benar terlibat dalam proses komunikasi; komunikan bukan hanya mampu memberikan feedback, namun juga dapat memposisikan diri menjadi komunikator. Dengan kata lain, baik komunikator ataupun komunikan sama-sama menjadi pembicara (speaker) dan pendengar (listener) sekaligus secara simultan, layaknya sebuah transaksi. 7 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 Selain berubahnya pola komunikasi, pola konsumsi media juga ikut berubah. Di Indonesia, perilaku dan pola konsumsi khalayak sudah berubah, seperti dari data lembaga survey Nielsen Media yang dicantumkan dalam artikel di kompas.com menyebutkan bahwa pembaca surat kabar di Indonesia pada tahun 2005 yang sebesar 28% turun menjadi 19% pada kuartal kedua tahun 2009. Sedangkan kondisi yang berbeda jauh terjadi pada media internet, dimana audience media internet di Indonesia pada tahun 2009 sebesar 17%, jauh melonjak bila dibandingkan dengan tahun 2005 yang hanya sebesar 8% (kompas.com, 2012). Dan menurut Nielsen yang dikutip dari dailysocial.net menunjukan bahwa 48% pengguna internet di Indoensia mengakses internet, melalui telepon seluler, dan 13% mengakses menggunakan perangkat genggam lainnya (Dailysocial.net). Pengguna internet di Indonesia saat ini berjumlah 40-50 juta dan dalam waktu dua tahun dapat bertambah hingga berjumlah 80 juta. Berdasarkan Survei Data Global Web Index tahun 2014, statistik perkembangan internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873 pengguna internet dari total populasi kita 251,160,124. Sedangkan, pengguna internet dengan menggunakan mobile/smartphone mencapai 14% dari populasi. Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengguna internet melalui mobile atau smartphone di Indonesia sekitar 2 jam 30 menit setiap harinya. Dari paparan data diatas, dapat disimpulkan bahwa terjadi sebuah pergeseran perilaku konsumsi media pada khalayak di Indonesia. Khalayak Indonesia saat ini mulai berpindah ke media digital dibandingkan media konvensional. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi melalui internet ini juga mendukung adanya media interaktif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media interaktif adalah alat perantara atau penghubung berkaitan dengan komputer yang bersifat saling melakukan aksi antar-hubungan dan saling aktif .Media interaktif dapat disimpulkan sebagai sebuah alat perantara yang dirancang dengan pemanfaatan komputer menggunakan unsur seperti suara (audio), gambar (visual) atau teks untuk menyampaikan suatu pesan. Seiring dengan berkembangnya teknologi pada media massa dan berubahnya komunikasi khalayak, maka pola komunikasi pemasaran pun ikut berubah. Teknonologi informasi saat ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih cepat dan tetap sasaran antara sebuah brand dengan khalayak yang spesifik sesuai dengan target khalayak yang ingin dicapai sebuah brand, sehingga kegiatan pemasaran berpusat pada pola komunikasi dua arah antara brand dengan customer. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Schultz (Peltier et al, 2003) bahwa IMC (Integrated Marketing Communication) adalah akibat sebuah evolusi natural dari penggunaan mass-market advertising menjadi strategi pesan yang lebih spesifik. Jadi disinilah hadir peran dari teknologi media interaktif, untuk menunjang penyampaian 8 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 pesan dan proses komunikasi pemasaran. Menurut Peltier, Schibrowsky, dan Schultz media komunikasi interaktif memiliki empat elemen yang penting bagi strategi komunikasi, yaitu untuk mendukung adanya two-way communication system, kontrol proses komunikasi dari setiap partisipan, personalisasi hubungan komunikasi, dan penggunaan serta keterlibatan database technology (Peltier et al, 2003). Salah satu teknologi informasi media interaktif yang saat ini mula digunakan sebagai media komunikasi pemasaran interaktif adalah Social Media. Social media merupakan media online dimana para penggunanya dapat dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan konten meliputi blog, social network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual, yang merupakan bentuk social media paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Jejaring sosial sendiri merupakan situs dimana setiap orang dapat membuat webpage pribadi, yang kemudian langsung terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Social media mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta berbagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Menurut Brian Solis (2010), social media adalah sebuah demokratisasi informasi yang mentransformasi pola pikir masyarakat, dari content readers menjadi publisher, yang selalu menyiarkan berita, dan perubahan mekanisme penyiaran berita, dari pola one-to-many menjadi many-to-many yang berada dalam sebuah interaksi antar pengguna social media. Berdasarkan data statistik indikator pengguna sosial media di Indonesia, untuk persentase jumlah pengguna sosial media di Indonesia 15% dari total populasi, rata-rata waktu yang dibutuhkan user untuk mengakses sosial media di Indonesia sekitar 2 jam 54 menit setiap harinya. Sedangkan persentase user yang mengakses sosial media melalui mobile atau smarphonenya 74%. Melihat hal ini, kini, hampir segala bentuk organisasi, mulai dari bisnis, non-profit, pemerintahan, menggunakan social media dalam melakukan berbagai kegiatan komunikasi pemasarannya, mulai dari memasarkan produk, komunikasi publik, atau kegiatan antar departemen dalam perusahaan yang terhubung langsung dengan para konsumen atau stakeholders. Dengan kata lain, organisasi tersebut mencari atau menciptakan sebuah interaksi atau “engagement” dengan public yang bersangkutan (Evans & McKey, 2010). Menurut Chaffey (2009) dalam bukunya yang berjudul Internet Marketing, social media telah mentransformasi bentuk komunikasi pemasaran, baik untuk konsumen maupun untuk perusahaan. Para pemasar telah sadar bahwa produk mereka yang dipasarkan melalui social media merupakan hal yang dapat menarik para konsumennya. Konsumen pun saat ini juga lebih tertarik jika mereka lebih dilibatkan kepada sebuah interaksi yang dibangun langsung oleh suatu brand, dan mendapatkan pengalaman 9 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 yang baru melalui interaksi tersebut. Media pemasaran interaktif dengan menggunakan social media merupakan suatu inovasi dan cara untuk memudahkan pemasar dalam memasarkan suatu produk barang dan jasa untuk melancarkan tujuan bisnisnya melalui media komunikasi baik, yaitu secara online maupun offline. Menggunakan social media sebagai media pemasaran interaktif juga memiliki kelebihan tersendiri, diantaranya, social media bisa dimanfaatkan untuk menjalin hubungan baik dengan konsumen dan menjadikan para konsumen tetap berhubungan dengan produk atau brand tersebut. Melalui social media, sebuah brand dan konsumen bisa saling berbagi informasi yang bermanfaat untuk kedua belah pihak. Selain itu, keberadaan sebuah produk atau jasa di social media bisa menjadi sarana yang mudah bagi konsumen untuk menyampaikan saran dan keluhannya, sehingga sebuah brand dapat merespon dengan cepat dan personal. Brand tersebut juga harus memikirkan bagaimana melayani konsumen melalui social media dengan baik dan tetap memantau berbagai respon dari para konsumen untuk kemudian meresponnya dengan cepat, bahkan akan lebih baik lagi jika perusahaan memberi respon sebelum para konsumen melaporkannya secara resmi. Yang terakhir, social media dapat menjadi cara baru dalam memasarkan produk atau jasa dari mulut ke mulut (mouth-to-mouth). Singkatnya penggunaan social media sebagai sebuah media pemasaran interaktif dapat dilakukan untuk berjualan, mempromosikan barang atau produk, dan yang terpenting adalah dapat dijadikan sebagai alat untuk membangun interaksi dengan para konsumennya. Sebagai salah satu social media yang terbesar di dunia, Twitter menawarkan sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan media terdahulu yaitu dengan tujuan utama bertukar informasi dalam hitungan menit, bahkan detik (bersifat realtime) melalui status yang dibentuk tidak lebih dari 140 karakter huruf. Penggunaan Twitter sedikit berbeda dengan media sosial lainnya. Dengan fitur follow, pengguna dapat dengan mudah mengetahui kegiatan orang lain yang telah menjalin hubungan pertemanan dengannya. Selain itu terdapat istilah retweet, dimana pengguna dapat menyebarkan ulang atau merekomendasikan tweet (informasi yang di share) dengan pengguna lainnya. Selain itu, pada penggunaan Twitter sering pula digunakan istilah #hashtag, digunakan untuk menandai kata kunci atau topik dalam sebuah tweet. Diciptakan secara organis oleh pengguna Twitter sebagai cara untuk mengkategorikan pesan yang di tweet. Twitter sendiri merupakan jejaring sosial yang mudah diakses dan sangat banyak digunakan oleh pengguna internet di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian PeerReach, Indonesia tercatat sebagai sumber pengguna Twitter terbanyak ketiga di dunia, dengan jumlah 6,5 persen. Data yang dirilis situs A World of Tweets Dot Com menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga terbanyak di dunia dalam menulis tweet (kicauan), yakni 10 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 sebesar 11,39%. Riset yang dilakukan majalah SWA bersama dengan Sistem Teks Teknologi Indonesia (STTI) dengan OMG Consultant pada tahun 2010 tentang pemanfaatan social media yang melibatkan berbagai perusahaan sebagai responden. Dalam riset ini yang dilakukan 45 perusahaan tentang jenis social media yang digunakan, dan hasilnya menunjukan bahwa; sebanyak 97.8% memanfaatkan Twitter, dan 84,4% memanfaatkan Facebook. Dengan demikian dapat dilihat bahwa Twitter dapat menjadi media sosial yang akan paling sering digunakan pada hari-hari berikutnya, mengalahkan Facebook bila dilihat dari jumlah pengguna Twitter yang saat ini mencapai 255 juta pengguna aktif pada bulan April lalu tahun 2014 (www.semiocast.com). Di Indonesia pun tercatat lebih dari 19,5 juta orang merupakan pengguna aktif Twitter. Angka ini merupakan petunjuk bahwa adanya peluang besar dalam meraih target pasar yang luas melalui Twitter. Banyak perusahaan dari berbagai industri telah memanfaatkan Twitter untuk berlomba-lomba melakukan kegiatan pemasaran dan memanbangun interaksi dengan konsumennya, mulai dari Fashion Industry, Technology, hingga Food & Beverages Industry. Salah satunya Starbucks Indonesia. Di Indonesia sendiri, Starbucks merupakan salah satu market leader pada industri Food & Beverages di bidang coffee. Di Indonesia, hak waralaba Starbucks dimiliki oleh Mitra Adi Perkasa.Dan kini, Starbucks Indonesia cukup digemari oleh para pecinta kopi. Saat ini, Starbucks sudah tersebar di beberapa kota besar di Indonesia. Di Jakarta, hampir di setiap mall besar Starbucks telah hadir untuk para pecinta kopi. Harga setiap minuman dan makanan yang disajikan Starbucks berkisar Rp 15.000 – Rp 49.000. Starbucks yang memposisikan dirinya sebagai tempat dimana pengunjungnya dapat bergaul, belajar, bahkan menulis makalah dan bertemu orang-orang ini memiliki target konsumen di rentang umur 18-35 tahun. Pasar Starbucks di Indonesia tumbuh dua digit, berkisar 10-20 persen dalam 3 tahun. Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia di mana pertumbuhan pasar Starbucks dua digit secara konsisten. Jika dilihat secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan mencapai lebih dari 30 persen. Pertumbuhan penjualan Starbucks Indonesia yang secara konsisten berada diangka tinggi ini disebabkan karena selain memasarkan produknya secara offline, Starbucks Indonesia juga memanfaatkan social media Twitter dengan akun @SbuxIndonesia dalam melakukan kegiatan pemasaran dengan cara membangun komunikasi yang interaktif dengan para konsumennya, seperti menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Maka dengan berbagai penjabaran diatas, peneliti memilih menggunakan brand Starbucks Indonesia sebagai studi kasus yang kemudian akan dianalisis lebih lanjut mengenai bagaimana Starbucks Indonesia menggunakan Twitter @SbuxIndonesia sebagai media pemasaran interaktif untuk membangun customer engagement. 11 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 TINJAUAN TEORITIS Seiring dengan berkembangnya teknologi pada media massa dan berubahnya komunikasi khalayak, maka pola komunikasi pemasaran pun ikut berubah. Teknologi informasi saat ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang lebih cepat dan tetap sasaran antara sebuah brand dengan khalayak yang spesifik sesuai dengan target khalayak yang ingin dicapai sebuah brand, sehingga kegiatan pemasaran berpusat pada pola komunikasi dua arah antara brand dengan customer. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Schultz (Peltier et al, 2003) bahwa IMC (Integrated Marketing Communication) adalah akibat sebuah evolusi natural dari penggunaan mass-market advertising menjadi strategi pesan yang lebih spesifik. Jadi disinilah hadir peran dari teknologi media interaktif, untuk menunjang penyampaian pesan dan proses komunikasi pemasaran. Menurut Peltier, Schibrowsky, dan Schultz media komunikasi interaktif memiliki empat elemen yang penting bagi strategi komunikasi, yaitu untuk mendukung adanya two-way communication system, kontrol proses komunikasi dari setiap partisipan, personalisasi hubungan komunikasi, dan penggunaan serta keterlibatan database technology (Peltier et al, 2003). Melalui media pemasaran interkatif, dapat terbangun sebuah relationship marketing. Menurut Cram (1994) pada bukunya yang berjudul The Power of Relationship Marketing: Keeping Customers For Life, relationship marketing merupakan konsistensi dalam pembaharuan informasi dan pengetahuan dari masing-masng konsumen mengenai suatu produk dan desain pelayanan yang dikomunikasikan secara interaktif untuk mengembangkan hubungan yang berkelanjutan dan berjangka panjang yang akan menghasilkan keuntungan. Customer Relationship Marketing (CRM) merupakan konsep yang muncul pada pemasaran dalam beberapa dekade terakhir (Christoper, 1991). CRM menjadi bagian dari bentuk pemasaran dimana perusahan memiliki target dan membuat pemasaran komunikasi yang tepat. Proses dalam customer relationship diantaranya menciptakan informasi pelanggan, menghitung keuntungan dari pelanggan, mengatur pelanggan, dan juga mengatur nilai manfaat sosial. Perkembangan teknologi internet membuat perusahaan harus menggunakan konsep elektronik Customer Relationship Management, yang disebut e-CRM. Menurut Chaffey, e-CRM saat ini dapat digunakan dengan memanfaatkan media sosial yang sering digunakan oleh konsumen untuk mencapai sebuah customer engagament sebagai sebuah bentuk return on investment dari kegiatan publisitas yang dilakukan perusahaan (Chaffey, 2009). Bielski mengatakan, sebuah brand akan membangun hubungan dengan konsumennya untuk mengarahkan tingkah laku dan kebiasaan mereka agar menjadi loyal. Jika konsumen telah loyal secara emosional, secara 12 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 tidak langsung mereka akan menjadi 'pengiklan' dari brand tersebut. Dengan begitu, nantinya customer relationship dapat diperlukan menjadi customer engagement (Bielski, 2008). Dalam social media khususnya Twitter, customer engagement merupakan sebuah pengukuran baru kegiatan pemasaran yang berkembang pesat seiring dengan perkembangan online media (Forrester, 2007). Dalam konteks dunia online, customer engagement berarti kemampuan jangka panjang sebuah brand untuk mendapatkan perhatian atau atensi konsumen, baik melalui website, third-party social networks, ataupun email. Lebih jauh lagi, Ricard Sedley mendefinisikan customer engagement sebagai interaksi sebagai interaksi berulang yang memperkuat hubungan emosional, psikologi, ataupun investasi fisik yang dimiliki oleh seorang konsumen kepada sebuah brand (Sedley, 2007). Dari definisi-defisini konseptual mengenai customer engagement, peneliti mengidentifikasikan yang dimaksud degan customer engagement adalah sebuah proses yang ditujukan untuk menciptakan hubungan jangka panjang yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, yang dapat membangun hubungan emosional, psikologi dan dapat menciptakan dialog yang interaktif dengan customer. Secara umum, terdapat dua tipe engagement, yaitu vertical engagement dan lateral engagement. Vertical engagement merupakan hubungan yang dibangun langsung antara sebuah brand dengan konsumennya. Dalam hal ini, hubungan yang dibangun oleh brand tidak bersifat satu arah, melainkan two-way conversation. Vertical engagement ini ditujukan untuk memberikan experience kepada konsumen dan juga membangun loyalitas konsumen. Sedangkan yang dimaksud dengan lateral engagement adalah komunikasi yang lebih menekankan hubungan antar konsumen. Namun pada studi kasus ini, peneliti lebih memfokuskan pada vertical engagement, dimana pada proses ini akan dilihat bentuk interaksi pada customer (Blanchard, 2011). Twitter merupakan social media yang kini banyak digunakan tidak hanya oleh konsumen, tetapi juga brand. Bisnis menggunakan Twitter untuk menyebarkan informasi dengan cepat kepada orang-orang yang tertarik dengan produk dan jasa mereka, mengumpulkan timbal balik atau feedback yang sifatnya realtime, dan membangun hubungan dengan konsumen. Mulai dari pengenalan sebuah brand, customer relationship management, hingga direct selling dapat dilakukan menggunakan Twitter untuk mencapai customer engagement. Menurut Mayfield (2010), dalam bukunya yang berjudul Me and My Web Shadow; How To Manage Your Reputation Online mangatakan bahwa terdapat lima karateristik untuk social media, yaitu Participation, dimana social media mendorong adanya kontribusi dan umpan balik atau feedback dari semua orang yang tertarik. Hal ini menciptakan jarak atau batas antara media dan audience. Yang kedua adalah Openness, dalam 13 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 karakteristik ini sebagian layanan social media mencari feedback dan partisipasi. Mereka mendorong adanya voting, berbagi komentar dan juga sharing information. Audiens dapat mengakses dan menciptakan konten untuk dipublikasikan melalui media sosial. Karakteristik yang selanjutnya adalah Conversation, disini bila media tradisional melakukan broadcast (konten disampaikan kepada audiens secara satu arah, dalam media sosial dilakukan komunikasi yang lebih baik lagi, yaitu two-way conversation. Dalam karakteristik Community, social media memungkinkan terciptanya komunitas dengan cepat dan melakukan komunikasi dengan efektif. Anggota komunitas memiliki minat atau hobi yang sama, misalnya komunitas gadget, fotografi atau isu politik. Dan karakteristik yang terakhir adalah Connectedness, dalam tahap ini social media menciptakan keterhubungan antara objek yang satu dengan yang lainnya. Yaitu dengan memanfaatkan link yang mengarahkan untuk berpindah ke sumber website yang lain. Salah satu tujuan utama sebuah perusahaan menggunakan social media adalah agar dapat menciptakan interaksi dan hubungan khusus dengan konsumennya. Walaupun tujuan utamanya adalah untuk peningkatan penjualan, namun engagement menjadi peranan penting dalam mencapai tujuan utama tersebut. Proses engagement melibatkan beberapa aktivitas didalamnya, seperti interaksi, dialog, konektivitas, kepercayaan dan keterbukaan (Hunt, 2009). Proses engagement membawa para konsumen dan partisipan lain terhubung dengan merk, produk atau jasa melalui sebuah conversation diluar aktivitas konsumsi untuk berkolaborasi dan menghasilkan sebuah pengalaman bau bagi masing-masing partisipan (Hunt, 2009). Dalam mencapai sebuah proses interaksi dalam customer engagement, sebuah brand harus mencapai empat tahapan utama yang biasa disebut dengan istilah 4C, yaitu Consumption, Curation, Creation dan Collaboration. Tahap Consumption merupakan tahapan dasar dari menciptakan sebuah engagement terhadap konsumen melalui media sosial adalah consumption. Dalam tahap ini yang dikonsumsi social media berarti membaca, mengunduh atau melihat sebuah konten digital. Konten digital disini dapat berarti macam-macam, promosi produk dari perusahaan atau brand, maupun informasi atau pengalaman terhadap produk tersebut dari customer lain. Tahapan ini memegang peranan yang penting dalam menciptakan aktivitas secara online. Hal ini dapat memungkinkan konsumen untuk dapat saling sharing tentang pengalamannya dengan brand tersebut. Sebuah perusahaan atau brand juga dapat mem-posting hal-hal yang mampu memotivasi costumer menjadi seorang publisher, seperti dengan menciptakan sebuah tweets yang berhubungan dengan brand tersebut, update-update menarik, maupun kontenkonten lain seperti foto, video, kuis atau memanfaatkan fitur hashtag yang dapat dilakukan 14 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 untuk memotivasi terjadinya consumption. Tahapan yang selanjutnya adalah Curation, dimana tahapan ini merupakan aktivitas menyaring, memilih, atau memberi tanggapan terhadap konten yang ada. Proses ini dapat bermanfaat untuk menjadi pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian. Hal ini akan menghasilkan konsumen yang memiliki informasi yang lebih baik akan sebuah produk dan dapat dengan baaik memilih produk yang dapat meningkatkan kepuasan mereka. Dengan tahapan ini, perusahaan dapat membuat konsumen menjadi sebuah anggota yang aktif dalam forum dan berpartisipasi pada tahap selanjutnya, yaitu Creation dan Collaboration. Tahapan yang ketiga adalah Creation, tahap ini dikenal dengan content creation atau penciptaan konten dengan sendirinya, dengan arti konsumen mengiklankan sendiri apa yang mereka ciptakan, misalnya dengan mendorong konsumen lain untuk mengunjungi website perusahaan untuk melihat info atau promo terbaru, atau mem-posting tweet dengan hashtag tertentu yang dapat dilihat oleh konsumen lain, sehingga dapat memotivasi mereka untuk mencari informasi mengenai hashtag tersebut. Proses creation pada implementasinya adalah dimana konsumen dengan senang hati membagi pengalamannya atau apa yang mereka lakukan, membicarakan sebuah produk dengan harapan kontribusi yang mereka lakukan dapat dilihat oleh audiens lain dan memotivasi mereka untuk mencari informasi, atau bahkan melakukan pembelian terhadap produk tersebut. Dalam hal ini, keterlibatan konsumen untuk melakukan ini sangat bergantung pada konten yang diciptakan oleh suatu brand. Keterlibatan yang dialami konsumen dalam hal ini dapat menciptakan perasaan tertentu bagi mereka, seperti rasa empati, puas, percaya atau bahkan merasa aman. Dan tahapan yang terakhir adalah Collaboration, dimana tahapan terakhir dalam proses engagement ini merupakan perpaduan dari consumption, curation, dan collaboration yang dapat menciptakan sebuah aktivitas baru. Misalnya seseorang menonton video, menilai video tersebut dan menciptakan video baru untuk dikonsumsi oleh orang lain. Aktivitas seperti ini tentunya akan meningkatkan traffic juga membangun keterlibatan konsumen yang lebih besar. METODOLOGI Artikel ini berfokus pada strategi pemasaran interaktif online yang dilakukan oleh Starbucks Indonesia melalui media sosial Twitter. Penulis juga mengamati hal-hal apa saja yang membuat Starbucks Indonesia berhasil membentuk customer engagement melalui pemasaran interaktifnya, berdasarkan aspek-aspek yang menjadi kunci utama dalam mencapai customer engagement di dunia online, seperti yang telah dijelaskan pada bagian tinjauan 15 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 teoritis. Data yang diperlukan untuk keperluan tulisan ini dikumpulkan melalui observasi online. Analisis dilakukan melalui analisis konten dengan mengamati bentuk interaksi melalui social media Twitter, dan bagaimana Starbucks Indonesia melibatkan konsumennya, serta mengamati bagaimana respon dari konsumen tersebut kepada Starbucks Indonesia. Penyajian data bersifat deskriptif dan ditujukan untuk memperoleh keterangan informasi dan data mengenai kasus yang dipilih. Analisis ditujukan untuk mengetahui aspekaspek yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran interaktif Starbucks Indonesia, sebagaimana diarahkan oleh konsep-konsep yang dijabarkan sebelumnya. Diantara aspek tersebut adalah karakteristik media sosial menurut Antony Mayfield (2008) dan tahapan yang harus dilakukan sebagai proses interaksi dalam mencapai customer engagement, menurut Tara Hunt (2009). PEMBAHASAN Kasus Pemasaran Interaktif Starbucks Indonesia melalui Twitter Starbucks merupakan pelopor coffee shop di Indonesia yang telah menjadi top of mind diantara competitor coffee shop yang ada di Indonesia. Meski begitu, Starbucks yang memposisikan dirinya sebagai coffee shop terbesar di Indonesia dengan kualitas kopi yang baik, juga inovatif dalam produk-produknya, dan inspiratif dalam pesan-pesannya ini harus tetap bersaing dengan competitor lainnya seperti Coffee Bean dan J.CO Donuts & Coffee. Hal ini dikarenakan banyaknya pesaing yang bermuculan di berbagai tempat untuk berbagai kalangan sehingga mampu memunculkan swing customer, yaitu pelanggan yang berpindahpindah tempat dalam memilih coffee shop. Maka sebagai produk yang sifatnya Product Life Cycle, loyalitas pelanggan adalah hal yang penting dan perlu dijadikan prioritas oleh Starbucks Indonesia. Salah satu cara Starbucks Indonesia dalam mempertahankan loyalitas pelanggannya adalah dengan melakukan pemasaran interaktif untuk mencapai customer engagement dengan membentuk interaksi dengan para konsumennya melalui akun Twitter @SbuxIndonesia. Pemasaran interaktif yang dilakukan Starbucks Indonesia baru-baru ini dilakukan dalam rangka menyambut liburan natal dan tahun baru. Starbucks Indonesia membuat sebuah rangkaian kampanye dengan nama #sbuxholiday, yang ditujukan untuk mempromosikan Seasonal Beverage, Starbucks Card & Merchandise, juga untuk membangun interaksi dan 16 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 engagement dengan para konsumennya dengan nuansa yang dekat dengan mereka, yaitu natal dan tahun baru. Kampanye #sbuxholiday sendiri merupakan rangkaian kampanye dari beberapa promosi dan kegiatan online, yang pertama Snowman Card. Disini konsumen bisa mendapatkan Starbucks Card dengan nuansa natal yang bergambar Snowman apabila melakukan pembelian dengan minimum transaski sebesar IDR 200K. Rangkaian kampane selanjutnya adalah Treat A Friend, dalam promo ini konsumen bisa mendapatkan promosi Buy 1 Get 1 jika membeli Holiday Beverage menggunakan Starbucks Card. Promo ini berlaku dari tanggal 6-19 November, 2014. Program promo selanjutnya yang masih merupakan bagian dari rangkaian #sbuxholiday adalah Starbucks Planner is Back!. Dalam promo ini konsumen bisa mendapatkan, untuk mendapatkan Starbucks 2015 Planner, konsumen harus mengumpulkan 25 planner stars menggunakan Starbucks Card yang telah terdaftar. Masih dalam rangkaian kampanye #sbuxholday, Starbucks Indonesia mengadakan Holiday Activity yang beranama #sbuxmakemyDAY. Dalam #sbuxmakemyDAY, Starbucks ingin membawa suasana natal yang hangat dengan membuat sebuah aktivitas yang menghubungkan para konsumennya. Dalam aktivitas ini, konsumen diminta untuk memberikan sebuah hadiah kepada teman atau keluarganya, berupa tweet yang berisikan harapan agar orang tersebut memiliki hari yang indah. Setiap konsumen dapat berpartisipasi dengan cara login Twitter dan follow @SbuxIndonesia, lalu mengirim tweet dengan mention teman, keluarga atau bahkan orang yang belum pernah dikenal sebelumnya. Isi dari tweet tersebut harus berupa harapan yang baik bagi orang yang mereka mention, dan menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Dalam seminggu sekali, Starbucks Indonesia akan mengirimkan hadiah spesial bagi orang yang telah di mention dengan hashtag #sbuxmakemyDAY. Selanjutnya, program terakhir yang masih dalam rangkaian kampanye #sbuxholiday adalah #SbuxontheGO Photo Contest. Starbucks mengadakan sebuah photo contest, dimana konsumen ditantang untuk mengirimkan hasil fotonya dengan produk terbaru Starbucks, yaitu Starbucks VIA Caramel Latte, dengan menggunakan judul foto yang kreatif dan menarik serta hashtag #SbuxontheGO. Namun dalam keseluruhan rangkaian kampanye #sbuxholiday ini, penulis akan memfokuskan pembahasan pada kegiatan #sbuxmakemyDAY. Karena dalam kegiatan kampanye ini, sangat terlihat bahwa Starbucks Indonesia mengaplikasikan pemasaran interaktif, dimana mereka menciptakan sebuah interaksi dan melibatkan para konsumennya melalui social media Twitter. Kegiatan online yang diciptakan Starbucks Indonesia melalui twitter, yaitu #sbuxmakemyDAY, dilaksanakan pada tanggal 6 November – 31 Desember 2014.Selama berlangsungnya kegiatan kampanye ini, terjadi interaksi yang dibangun antara 17 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 Starbucks Indonesia ke konsumennya, dan konsumen Starbucks ke konsumen lainnya. Penulis akan mengamati bentuk interaksi antara Starbucks Indonesia dengan konsumennya melalui Twitter dalam kampanye #sbuxmakemyDAY, selama satu minggu, mulai dari tanggal 5– 12 November, 2014. Gambar 1. @SbuxIndonesia memulai kampanye #sbuxmakemyDAY pada tanggal 5 November 2014 Melalui akun Twitternya (@SbuxIndonesia), Starbucks Indonesia memulai kegiatan #sbuxmakemyDAY yang merupakan bagian dari rangkaian kampanye #sbuxholiday pada tanggal 5 November 2014. Dalam hitungan beberapa menit dari dirilisnya tweet tersebut, akun Twitter @SbuxIndonesia dipenuhi dengan tweet dari konsumen yang dengan aktifnya ikut berpartisipasi dalam kegiatan kampanye #sbuxmakemyDAY. Berikut adalah respon para followers @SbuxIndonesia yang ikut berpartisipasi dalam kampanye #sbuxmakemyDAY selama satu minggu, 5-12 November 2014. 18 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 Gambar 2. Respon tweet dalam kampanye #sbuxmakemyDAY pada tanggal 5-12 November 2014 Gambar 3. @SbuxIndonesia mengumumkan pemenang #sbuxmakemyDAY di minggu pertama, 13 November 2014 19 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 Pada minggu pertama dimulainya kampanye sbuxmakemyDAY ini, akun twitter @SbuxIndonesia dipenuhi dengan tweet dari para follower yang berpartisipasi pada kampanye ini. Mereka ikut berpartisipasi pada kampanye ini dengan mengirimkan tweet berisikan harapan baik bagi orang-orang yang mereka mention dengan menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Tidak hanya itu, dengan hashtag #sbuxmakemyDAY pun para followers menceritakan pemgalaman berkunjungnya di Starbucks, yang akhirnya menarik perhatian para followers lainnya. Selain itu, Starbucks Indonesia melalui akun Twitternya (@SbuxIndonesia), memanfaatkan fitur retweet, dimana tweet para followers dengan hastag #sbuxmakemyDAY di post ulang, sehingga followers Starbucks lainnya dapat melihat dan terpicu untuk melakukan hal yang sama. Melalui bentuk kampanye #sbuxmakemyDAY, sangat terlihat bagaimana Starbucks Indonesia memanfaatkan social media Twitter sebagai media pemasaran interaktif, untuk membangun interaksi dengan para konsumernya demi tercapainya customer engagement. Elaborasi Konsep dengan Kasus Media Pemasaran Interaktif Starbucks Indonesia Melalui Twitter Jika dilihat pada strategi komunikasinya, Starbucks Indonesia menjadikan rangkaian kampanye #sbuxholiday sebagai sebuah cara untuk meningkatkan penjualan pada produknya, layanan Starbucks Card, juga Merchandise. Namun lebih dari itu, kampanye ini juga bertujuan untuk menjalin interaksi yang khusus dengan para konsumennya, melalui kegiatan #sbuxmakemyDAY yang dijalani melalui social media Twitter. Hal ini sesuai dengan konsep Customer Relationship Marketing (CRM), dimana desain pelayanan yang dikomunikasikan secara interaktif untuk mengembangkan hubungan yang berkelanjutan dan berjangka panjang dengan customer. Kegiatan kampanye #sbuxmakemyDAY sesuai dengan konsep CRM karena salah satu tujuan Starbucks dalam membuat kampanye ini adalah untuk meningkatkan customer relationship melalui media pemasaran yang interaktif. #SbuxmakemyDAY merupakan bentuk promosi yang interaktif, dimana setiap harinya konsumen mengirimkan tweet yang berisikan harapan baik bagi seseorang yang spesial baginya, menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Hal inilah yang dapat membangun hubungan emosional antara Starbucks dengan konsumennya, juga konsumen dengan kosumen lainnya, sehingga dapat mengembangkan hubungan yg berkelanjutan dan berjangka panjang, juga mencapai customer engagement. Kegiatan yang dilakukan #sbuxmakemyDAY menjadi lebih sesuai lagi dengan konsep e-CRM, karena customer engagement dicapai melalui pemanfaatan social media, 20 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 yaitu Twitter. #SbuxmakemyDAY yang dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan social media ini dapat dikaitkan dengan 4 dari 5 karakteristik social media menurut Mayfield (2010), diantaranya Participation, Openness, Conversation dan Collaboration. Dalam Participation, kampanye #sbuxmakemyDAY mendorong adanya kontribusi atau umpan balik dari para audience-nya, dimana para followers dari @SbuxIndonesia ikut berpartisipasi dengan mengirimkan tweet kepada orang spesialnya dengan menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Kampanye yang dijalankan Starbucks Indonesia melalui #sbuxmakemyDAY melalui Twitter juga dapat dikatikan dengan karakteristik Openness, dimana jika dilihat dari respon tweet yang didapat dari kegiatan #sbuxmakemyDAY cukup bermacam-macam. Ada yang mengikuti petunjuk kegiatan untuk mengirimkan harapan baik kepada orang spesialnya, ada yang menceritakan pengalamannya dengan Starbucks menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY, ada pula yang berbagi pengalaman pribadinya yang juga menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Hal ini sesuai dengan karakteristik Openness, karena audience dapat mengakses dan menciptakan konten sendiri untuk dipublikasikan melalui media sosial. Karakteristik selanjutnya yang sesuai dengan kasus temuan kampanye #sbuxmakemyDAY adalah Conversation. Dalam kegiatan kampanye #sbuxmakmyDAY, bentuk komunikasi yang dilakukan adalah two-way conversation. Hal ini terjadi karena Starbucks menjalin sebuah interaksi yang mendapat sambutan baik dari para konsumennya melalui partisipasinya menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY, yang akhirnya menciptakan conversation diantara Starbucks dengan para konsumennya, dan juga conversation antara konsumen Starbucks dengan konsumen lainnya. Terakhir, karakteristik social media Mayfield yang sesuai dengan kampanye #sbuxmakemyDAY adalah Connecetedness.Melalui kampanye #sbuxmakemyDAY yang dilakukan di Twitter, setiap audience dapat me-mention orang spesialnya mengirim pesan harapan baik menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY. Dengan begitu, konsumen tidak hanya menjalin hubungan dengan Starbucks, namun juga degan konsumen lainnya. Hal ini sesuai dengan karakteristik Connectedness karena social media menciptakan keterhubungan antara objek yang satu dengan yang lainnya. Sebagai berikut, contoh karakteristik Conversation dan Connectedness yang terjadi pada kampanye #sbuxmakemyDAY: 21 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 Gambar 4. Contoh tweet dengan karateristik Conversation dan Connectedness pada #sbuxmakemyDAY Melalui kampanye #sbuxmakemyDAY, bentuk interaksi yang dijalin antara Starbucks dengan para konsumennya dapat mencapai sebuah customer engagement. Karena Starbucks menggunakan proses engagement yang melibatkan beberapa aktivitas didalamnya, seperti interaksi, dialog, konektivitas, kepercayaan dan keterbukaan (Hunt, 2009). Dalam mencapai sebuah proses interaksi dalam customer engagement, sebuah brand harus mencapai empat tahapan utama yang biasa disebut dengan istilah 4C. Dalam hal ini, tercapainya customer engagement Starbucks Indonesia melalui kampanye #sbuxmakemyDAY dapat dikaitkan dengan 3 dari 4 tahapan utama 4C, diantaranya Consumption, Curation dan Collaboration. Dalam tahap Consumption, Starbucks Indonesia melalui akun Twitternya menggunakan konten #sbuxmakemyDAY sebagai konten dan informasi tentang promosi #sbuxholiday. Hal ini sesuai dengan Consumption karena dalam tahap ini yang dilihat adalah bagaimana konsumen mengkonsumsi konten dan informasi dari sebuah brand tersebut. Dengan adanya konten yang diciptakan akun Twitter @SbuxIndonesia melalui kampanye #sbuxmakemyDAY, hal ini memungkinkan konsumen untuk dapat saling sharing tentang pengalamannya dengan brand Starbucks itu sendiri. Starbucks juga mem-posting hal-hal yang mampu memotivasi costumer menjadi seorang publisher, seperti dengan menciptakan sebuah tweets yang berhubungan dengan memanfaatkan fitur hashtag yang dapat dilakukan untuk memotivasi terjadinya consumption. Tahap selanjutnya yang dapat dikaitkan dengan kampanye #sbuxmakemyDAY adalah Curation. Tahapan ini merupakan aktivitas menyaring, memilih, 22 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 atau memberi tanggapan terhadap konten yang ada. Dalam #sbuxmakemyDAY, proses terjadinya aktivitas menyaring, memilih dan memberi tanggapan terhadap konten yang ada adalah ketika akun Twitter @SbuxIndonesia memilih tweet dari followers untuk di retweet oleh akunnya. Akun Twitter @SbuxIndonesia memilih konten-konten tweet yang relevan dan sesuai dengan kampanye #sbuxmakemyDAY. Tahapan terakhir untuk mencapai customer engagement yang dilakukan oleh Starbucks Indonesia melalui kampanye Twitternya #sbuxmakemyDAY adalah Creation. Tahap Creation ini dapat sangat dikaitkan dengan kampanye #sbuxmakemyDAY, karena para konsumen yang berpartisipasi dalam kampanye ini juga menciptakan konten dengan sendirinya, dengan arti konsumen mengiklankan sendiri apa yang mereka ciptakan, seperti mem-posting tweet dengan hashtag #sbuxmakemyDAY yang dapat dilihat oleh konsumen lain, yang akhirnya dapat memotivasi audience lain untuk mencari informasi mengenai hashtag #sbuxmakemyDAY. Sebagai contoh tweet berikut memperlihatkan bahwa para followers @SbuxIndonesia tetap menggunakan hashtag #sbuxmakemyDAY dengan membuat konten tweet sendiri: Gambar 5. Contoh tweet pada tahap Creation dalam #sbuxmakemyDAY Dapat disimpulkan bahwa Starbucks Indonesia menggunakan twitter @SbuxIndonesia sebagai media pemasaran interaktif, yaitu untuk memasarkan produknya, juga membangun hubungan yang baik dengan customer secara interaktif. Penggunaan Twitter yang dilakukan Starbucks Indoensia melalui kampanye #sbuxmakemyDAY, yaitu kegiatan online dalam rangka menyambut liburan natal dan tahun baru dalam rangkaian kampanye #sbuxholiday, memiliki respon yang baik dari para konsumennya, dan dapat dikatakan telah mencapai customer engagement, karena dalam penerapannya, Starbucks Indonesia telah 23 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 mengaplikasikan konsep-konsep yang terkait dengan media pemasaran interaktif, seperti eCRM, Customer Engagement, karakteristik social media menurut Mayfield (2010), dan juga tahapan mencapai customer enagagement menurut Hunt (2009) dalam melakukan kegiatan kampanye #sbuxmakemyDAY. KESIMPULAN Seiring dengan berkembangnya teknologi pada media massa dan berubahnya komunikasi khalayak, maka pola komunikasi pemasaran pun ikut berubah. Teknologi informasi saat ini memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif antara sebuah brand dengan konsumennya. Maka dari itu, banyak perusahaan yang saat ini mulai berlomba-lomba melakukan kegiatan pemasaran dengan menggunakan media pemasaran interaktif. Dalam menggunakan media pemasaran interaktif, memanfaatkan social media merupakan strategi komunikasi pemasaran yang dapat dikatakan efektif, melihat persentase jumlah pengguna sosial media di Indonesia 15% dari total populasi. Penggunanaan social media, khususnya Twitter sering dimanfaatkan berbagai perusahaan sebagai media pemasaran interaktif, karena melalui Twitter, sebuah brand dapat menciptakan interaksi langsung dengan para konsumenya dalam memasarkan produknya, misalnya melaui sebuah kampanye online. Kampanye yang dilakukan melalui Twitter dapat menciptakan respon langsung atau feedback, melalui fiturfiturnya seperti Retweet dan juga #hashtag. Selain dapat menciptakan sebuah interaksi, pemanfataan fitur-fitur ini juga dapat memotivasi customer menjadi seorang publisher. Interkasi yang terjadi antara brand dengan customer dengan meggunakan media pemasaran interaktif melalui Twitter inilah yang dapat mencapai customer engagement. 24 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 SARAN Analisis selanjutnya terhadap topik media pemasaran interaktif melalui Twitter sebaiknya membahas dampak lebih lanjut dari tercapainya customer engagement, seperti misalnya loyaltas konsumen. Temuan ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi para pemasar dari brand lain untuk lebih cermat menggunakan social media, khususnya Twitter sebagai media pemasaran interaktif untuk mencapai customer engagement. Selain itu, penulis juga menyarankan analisis lebih lanjut mengenai media lain yang dapat digunakan sebagai media pemasaran interaktif untuk mencapai customer engagement. Melihat perkembangan teknologi yang semakin pesat, dan semakin menjamurnya social networks yang dapat diutilisasikan sebagai media pemasaran interaktif, seperti Facebook, Instagram, Path, dan yang lainnya. Temuan juga dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pemasar untuk mengoptimalisasikan bentuk pemasaran interaktif melalui media yang sesuai dengan targetnya. 25 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014 KEPUSTAKAAN Chaffey, Chadwick, Mayer. 2009. Internet Marketing : Strategy, Implementation, and Practice. Prentice Hall Christopher, Martin. 2009. Relationship Marketing for Comptetitive Advantage; Winning and Keeping Customers. Prentice Hall Cram, Tonny. 1994. The Power of Relationship Marketing. Pitman Publishing Evans, Dave. 2008. Social Media Marketing : An Hour A Day. Canada : Wiley Publishing Evans, Mckee. 2010. Social Media Marketing : The Next Generations of Business Engagement. Canada : Wiley Publishing Hunt, Tara. 2009. The Whuffie Factor : Using the Power oF Social Networks to Build Your Business. Crown Business Kearsley, G. 1984.Training and Technology: A Handbook for HRD Professionals. Great Britain: Addison-Wesley. Keitzman, J. H. et.al (2010). Social Media? Get Serious! Understanding The Functional Building Blocks of Social Media. Business Horizon, pp. 241-251 Mayfields, Antony. 2010. Me and My Web Shadow : How To Manage Your Reputation Online. London : A&C Black Publisher Ltd McLuhan, M. 1994.The Understanding Media.London: Routledge. Sedley, Richard. 2007. Customer Engagement. US : McGaw Hill Solis, Brian. 2010. Engage. Canada : John Wiley and Son Inc. West, R., & Turner, L.H. 2007.Introducing Communication Theory (3rd ed.). New York: McGraw Hill. LAMAN TERKAIT http://www.tempo.co/read/news/2013/08/11/093503605/Wawancara-Bos-StarbucksIndonesiaTak-Cukup-di-Mal di akses pada 13 Agustus, 2014 www.semiocast.com. World Wide Twitter User 2009.Diakses pada 23 November, 2014 www.swa.co.id.2012. Menjaring loyalitas konsumen lewat media sosial.Diakses pada 24 November, 2014 http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/16/16015757/survei.nielsen.pembaca.media.cetak. makin.turun. Survei Nielsen: Pembaca Media Cetak Makin Turun 26 Penggunaan Twitter..., Safina, FISIP UI, 2014