JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PETA KONSEP DAN APLIKASI ELEARNING MOODLE: UPAYA MENINGKATKAN KETUNTASAN BELAJAR DAN SIKAP POSITIF TERHADAP MATEMATIKA SISWA SMK SURAKARTA1) Henny Ekana Chrisnawati, Ira Kurniawati, Yemi Kuswardi Abstract This main purpose of this research is developing a mind mapping model of learning with moodle e learning application to increase SMK’s student mathematics achievement and positive attitudes towards of mathematics. In line with the objective of the research, so this research is R and D research model. This research aim to produce a learning devices and research instruments that comply a mind mapping model of learning with moodle e learning application. It used 4D procedur by Thiagarajan that comprised some phase, namely : Define, Design, Develop, and Disseminate The subject of development research is XH class of SMK Warga Surakarta’s students. The collection data methods, we used achievement test of students, validation sheet of all instruments research , and observation sheet of positives attitudes students of towards mathematics, observation sheet of management classroom by the teacher, students response sheet towards devices and the implementation of learning. To analyze the datas, we used quantitative descriptive analyze. The descriptive analyze used to describe achievement of learning outcomes from validator, that consist of mathemetics achievement, positives attitudes towards mathematics and students responses to mind mapping model of learning with moodle e learning application. The result of this research has been developed the devices of learning and implementation of mind mapping model of learning with moodle e learning application. That is (1) the average of positives attitudes towards mathematics reliabilities is 79.2 %. It means the result of observations made both observers was credible and the instruments had a good category (2) the average of reliabilities of teacher’s abilities to manage his classroom is 84.75 %. It means the result of observations made both observers was credible and the instruments had a good category. (3) the result of respons’s students was unknown thal all aspects were above 70%, exception was an aspect that related by classroom condition (3) the achievement tes that was developed from this research were valid instrument, have reliability indeks 0.77 and the average of sensitive indeks was 0.5051. It means that all instrument of learning can be used. Kata Kunci : pembelajaran peta konsep, aplikasi e learning moodle, sikap positif siswa terhadap matematika, hasil belajar peserta didik memiliki kemampuan seperti PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu memahami konsep Matematika, menjelaskan program pembelajaran adaptif pada jenjang keterkaitan pendidikan SMK, selain bahasa Inggris, mengaplikasikan konsep atau algoritma, Fisika, Kimia, Biologi, Komputer dan secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, Kewirausahaan. tujuan dalam pemecahan masalah dan menghargai pembelajaran matematika di SMK dalam kegunaan matematika dalam kehidupan, Peraturan Menteri Nasional yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 dan minat dalam mempelajari matematika, tentang Standar Isi diantaranya adalah agar serta sikap ulet dan percaya diri dalam Disebutkan Pendidikan 60 antar konsep dan JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 pemecahan masalah. Di samping itu bagi guru, karena sikap terhadap matematika memberi kemampuan untuk menerapkan berkaitan dengan sikap suka atau tidak suka Matematika pada setiap program keahlian. untuk ikut dalam kegiatan pemecahan Kenyataan tersebut menunjukkan masalah matematika. bahwa penguasaan materi matematika oleh Belajar matematika pada dasarnya siswa menjadi suatu keharusan yang tidak merupakan proses yang diarahkan pada dapat ditawar lagi. Namun ironisnya, suatu tujuan, yakni kemampuan seseorang matematika salah dalam pelajaran menjadi satu mata memfungsionalkan materi yang banyak dikeluhkan oleh matematika secara praktis maupaun secara sebagian besar siswa SMK. Dari hasil konseptual. Secara konseptual artinya dapat perbincangan dengan guru mata pelajaran mempelajari matematika di SMK Warga Surakarta, sedangkan secara praktis artinya mampu diperoleh informasi tentang rendahnya minat menerapkan matematika pada bidang-bidang siswa untuk melaksanakan remedial materi lain. matematika lebih lanjut, matematika yang belum tuntas sehingga Belajar lebih dari sekedar mengingat. mereka baru akan melaksanakan remedial Siswa yang benar-benar mengerti dan saat akan kelulusan atau kenaikan kelas. mampu menerapkan pengetahuannya, harus Tidak mengingat berusaha memecahkan berbagai masalah karakteristik kegiatan belajar siswa SMK yang dihadapinya, mencari sesuatu untuk memang untuk mempersiapkan anak pada dirinya sendiri dan bergelut dengan ide- dunia kerja, beban belajar siswa SMK yang idenya. sangat padat, banyaknya kegiatan praktikum menyatakan keahlian yang harus diselesaikan oleh siswa, adalah belajar berkenaan dengan ide-ide, serta adanya anggapan siswa terhadap mata struktur-struktur yang dianut menurut aturan pelajaran adaptif (termasuk Matematika) yang logis. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dirasakan kurang begitu penting bagi seseorang belajar matematika jika pada diri pekerjaan mereka kelak, sedangkan dalam seseorang tersebut terjadi perubahan tingkah standar isi di atas jelas tertuang bahwa salah laku yang berkaitan dengan matematika, satu tujuan pembelajaran matematika adalah misal terjadi perubahan dari tidak tahu siswa menghargai kegunaan matematika. menjadi tahu dan mampu menerapkan dalam Bahkan dalam penelitian Hobri ( 2002), kehidupan nyata. mengherankan, disebutkan bahwa hampir tiap pembelajaran Menurut bahwa Soekahar belajar (1992) matematika Salah satu prinsip penting psikologi matematika, rata-rata 15 % siswa SMK pendidikan sekotatif Jember tidak mengikuti pelajaran. memberi siswa pengetahuan dengan cara Rendahnya sikap positif siswa terhadap penyampaian matematika tentunya juga menjadi masalah namun 61 adalah guru informasi siswalah tidak kepada yang hanya siswa, seharusnya JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 membangun pengetahuan dalam pikiran toward mathematics). Semua itu lazim mereka sendiri dengan teman maupun disebut fasilitas sumber belajar yang diberikan guru. matematika). Dalam proses pembelajaran guru berperan matematika dengan power (daya Sebagai salah satu tujuan pendidikan memberikan dukungan. Sehubungan mathematical pentingnya adalah pembentukan sikap siswa. Oleh karena itu, sudah sepatutnya peranan matematika, maka sudah seharusnya dalam proses pembelajaran segala proses perlu diperhatikan sikap siswa atau peserta pembelajaran matematika ditangani dengan didik terhadap matematika. Menurut Khalik baik, , permasalahan termasuk pada didalamnya dengan dalam Syahrul matematika (2011), memahami karakter dan banyaknya beban pentingnya belajar matematika ( positive attitudes toward siswa. Pendidik perlu sikap menjelaskan mathematics pembelajaran yang terprogram agar peserta matematika, Mathematical attitudes is a didik mencapai ketuntasan belajar yang very diharapkan dan mampu meningkatkan sikap determining positif terhadap matematika siswa. mathematical thinking and problem solving Teachers of National Council pembelajaran affective students’ factor behavior in in because students’ attempts in mathematical Pembelajaran umum matematika, yang oleh important dalam terhadap mempersiapkan suatu model atau fasilitasi dirumuskan ) positif of thinking depend on how interested they are Matematics atau NCTM in problem solving or the lesson. Khalik menggariskan, peserta didik harus menjelaskan bahwa sikap matematika adalah mempelajari matematika melalui faktor afektif yang sangat penting dalam membangun menentukan perilaku siswa dalam pemikiran pengetahuan baru dari pengalaman dan matematika dan pemecahan masalah karena pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. upaya siswa dalam pemikiran matematis Untuk mewujudkan hal itu, dirumuskan lima tergantung pada bagaimana mereka tertarik tujuan umum pembelajaran matematika, dalam pemecahan masalah atau pelajaran. yaitu: pertama, belajar untuk berkomunikasi Bagaimana seorang siswa dapat berhasil (mathematical kedua, dalam mata pelajaran matematika, jika tidak (mathematical menunjukkan sikap berminat, sikap tidak pemahaman belajar untuk reasoning); dan aktif communication); bernalar untuk ingin tahu, tidak ingin ikut terlibat dalam (mathematical kegiatan pemecahan masalah matematika? problem solving); keempat, belajar untuk Faktor afektif untuk menghargai pentingnya mengaitkan ide (mathematical connections); belajar dan kelima, pembentukan sikap positif belajar dan kegiatan memecahkan masalah memecahkan terhadap ketiga, belajar masalah matematika (positive attitudes 62 matematika, ketertarikan dalam JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Kutipan di atas merupakan ucapan prestasi belajar siswa. Martin Dougiamas sang pencipta Moodle. Salah satu pertimbangan peneliti untuk Martin Dougiamas sendiri merupakan mengurangi beban belajar siswa dalam hal seorang doktor di bidang pendidikan dengan waktu belajar , sulitnya belajar di luar jam latar belakang ilmu komputer yang baik. tatap muka dengan guru karena terkendala Melalui sumber belajar, adalah dengan mencoba Pedagogy , Martin mencoba menciptakan mengaplikasikan moodle filosofi dalam matematika. Moodle Management System yang berbasis open merupakan akronim dari Modular Object source. Ada 4 hal utama yang terkandung Oriented Dynamic Learning Environment . dalam Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah pedagogy yang dikemukakan oleh Martin, program aplikasi yang dapat merubah yaitu: sebuah media pembelajaran ke dalam bentuk 1) filososofi salah Constructionist moodle pembelajaran sebagai Social satu social Constructivism. Learning constructionist Pandangan ini web. Dengan konsep ini sistim belajar berpendapat bahwa manusia secara aktif mengajar akan tidak terbatas ruang dan membangun (construct) pengetahuan baru waktu. Siswa dapat belajar saat berinteraksi dengan lingkungannya. dalam ruang belajar digital, dimana siswa dapat belajar 2) Constructionism. Constructionism dari mana saja, dapat mengakses materi menyatakan bahwa belajar sangat efektif kapan saja. Dengan menggunakan moodle dilakukan pada saat menjelaskan suatu dapat membangun sistem dengan konsep e- konsep/hal bagi orang lain dalam rangka learning ataupun pembelajaran jarak jauh. membangun pengalaman (experience). Dengan fasilitas yang tersedia pada moodle 3) Social Constructivism. Social seorang pengajar bisa melengkapi materi Constructivism akan memperluas ide-ide di bahan ajarnya dengan menambahkan forum atas ke dalam sebuah kelompok (social dikusi group), online, memungkinkan chatting tes pembelajaran yang bisa secara kolaboratif menciptakan budaya kecil dalam membagi artifacts dilaksanakan secara menarik dan interaktif . dengan membagi meanings. Menurut Martin Dougiamaa, dalam 4) Connected and Separate. Ide ini Isma Nita di edukasi.kompasiana.com, melihat lebih dalam berbagai motivasi dari “I’m committed to continuing my work on Moodle and on keeping it Open and Free. I have a deeply-held belief in the importance of unrestricted education and empowered teaching, and Moodle is the main way I can contribute to the realisation of these ideals.” – Martin Dougiamas. individu dalam sebuah diskusi. Perilaku yang terpisah (separated behaviour) ketika seseorang cenderung untuk mempertahankan ide masing-masing menggunakan logika untuk menemukan celah pada ide yang berseberangan 63 dengannya. Perilaku JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 terhubung (connected behaviour) merupakan adalah hubungan di antara konsep seperti pendekatan yang lebih empatik dalam rute perjalanan antar tempat. menerima subjektivitas, mencoba untuk konsep menurut Morarie dalam Kartika Budi mendengarkan dan bertanya sesuatu sebagai (1990), adalah peta (jaringan, diagram) yang upaya untuk memahami sudut pandang yang memuat konsep-konsep dan hubungannya berbeda. dan menyatakan hubungan hierarkis antara Dan peta Karakteristik pada moodle inilah yang konsep yang satu dengan konsep yang lain. dapat membuat siswa dapat difasilitasi oleh Peta konsep merupakan ilustrasi grafis guru dapat konkret yang mengindikasikan bagaimana menyelesaikan tugas-tugasnya dari fasilitas sebuah konsep tunggal dihubungkan ke moodle bersama teman. Terbentuknya sikap konsep-konsep lain pada kategori yang social contructivism, dapat membuat siswa sama. lebih nyaman dalam belajar. gambaran nyata keterkaitan konsep untuk untuk “ belajar”. Siswa Pada penelitian ini, peneliti juga akan menggunakan peta konsep pada Dalam peta konsep diberikan membantu saat informasi siswa sebelum mengorganisasikan informasi tersebut pembelajaran di kelas, karena penggunaan dipelajari. Pendayagunaan model belajar aplikasi Moodle tanpa siswa tahu keterkaitan peta konsep gagasan Novak dalam Ratna dan kegunaan belajar maka siswa akan tetap Wilis Dahar (1989) ini bertujuan untuk memiliki anggapan yang terpisah-pisah akan membimbing anak didik belajar tentang konsep matematika, apalagi jika mata bagaimana cara belajar bermakna. Bahwa pelajaran tersebut diampu oleh guru yang belajar bermakna akan terjadi bilamana berbeda-beda. Dengan demikian mengetahui konsep-konsep baru yang dipelajari siswa hubungan matematika, dikaitkan dengan konsep-konsep yang sudah keterkaitan antar konsep sehingga siswa ada di dalam struktur kognitifnya. Lebih mampu memahami konsep di pembelajaran jauh, dapat diartikan pula bahwa belajar matematika secara bermakna akan dapat berlangsung terus bila menimbulkan sikap dari konsep utuh positif sehingga yang baik di dalam struktur kognitif itu semua konsep terhadap matematika. diupayakan saling berkaitan satu sama lain. Peta konsep atau peta pembelajaran Dari kajian di atas, dapat disimpulkan adalah cara dinamik untuk menangkap butir- pemetaan konsep adalah cara penyajian butir pokok informasi. Menurut Novak, J.D konsep dalam bentuk kaitan atau hubungan & Grown D.B dalam Ratna Wilis Dahar antar konsep sehingga seseorang dapat (1989) , memberikan gambaran peta konsep melihat keterpaduan antar konsep tersebut, seperti diharapkan dengan membuat peta konsep, peta jalan. Konsep digambarkan sebagai nama tempat sedang hubungan pembelajaran digambarkan khususnya materi matematika, karena siswa sebagai jalan, maksudnya 64 menjadi lebih bermakna, JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 telah mampu membuat kaitan dari konsep Define baru ataupun konsep yang telah dimilikinya (Perencanaan), Develop (Pengembangan), secara terstruktur dan Disseminate (Pendesiminasian). Gambar Dari kajian di atas, peneliti akan mengembangkan model dan 1 perangkat (Pendefinisian), menunjukkan pengembangan Design rincian perangkat Proses pembelajaran pembelajaran yang menerapkan peta konsep yang meliputi empat tahap, yaitu tahap dan aplikasi e learning moodle dalam upaya Define, Design, Develop, dan Disseminate. meningkatkan ketuntasan hasil belajar) terhadap matematika belajar dan siswa sikap ( Subyek positif yang pengembangan ( positive attitudes digunakan perangkat untuk pembelajaran adalah siswa SMK Warga Surakarta kelas toward mathematics ) siswa SMK Surakarta. XH yang terdiri atas 43 siswa. Untuk memperoleh data yang diperlukan digunakan METODE PENELITIAN Penelitian ini teknik tes, lembar pengamatan sikap positif merupakan suatu siswa penelitian pengembangan. Karena penelitian pengamatan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran dan Thiagarajan, yang yang dikembangkan meliputi matematika, kemampuan guru lembar dalam mengelola kelas dan lembar respon siswa instrumen terhadap pembelajaran dan perangkatnya. penelitian maka prosedur pengembangan perangkat terhadap oleh tahap-tahap 65 JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 Analisis Awal-Akhir Analisis Siswa Analisis Tugas TAHAP PENDEFINISIAN Analisis Materi Penyusunan Tes Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemilihan Media TAHAP PERANCANGAN Pemilihan Format Merancang Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian (DRAFT I) Validasi Ahli Revisi 1(DRAFT II) Ujicoba TAHAP PENGEMBANGAN Analisis Hasil Ujicoba Revisi DRAFT III Keterangan: Urutan Kegiatan Kemungkinan siklus Diamond berpendapat (dalam Mudoffir, 1987) bahwa kegiatan pembelajaran dapat dilihat dari keefektifan respon siswa terhadap pembelajaran yang pembelajaran juga dapat diukur dengan berlangsung. Dalam penelitian ini indikator melihat minat siswa terhadap kegiatan pada aspek respon siswa adalah: (1) senang pembelajaran. tidaknya Minat siswa terhadap 66 siswa terhadap komponen JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 pembelajaran siswa mengelola (3 ) interval 2,50 – 4,00 dengan syarat hasil mengikuti pengamatan pada kegiatan inti untuk setiap pembelajaran dengan model pembelajaran aspek yang diamati mencapai kategori peta konsep dengan aplikasi moodle (4) minimal baik. terhadap (2) modul Ketertarikan Ketertarikan yang diberikan siswa untuk pembelajaran berada pada Jelas tidaknya bimbingan yang diberikan guru (5) Senang tidaknya siswa terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN kegiatan-kegiatan selama pembelajaran. Sedangkan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah beracuan (1) silabus, (2) RPP, (3) Modul dan lembar patokan (PAP).. Pertimbangan dasar dalam kegiatan, (4) soal tes hasi belajar siswa menilai materi persamaan dan pertidaksamaan linear penulis susun tes hasil tergolong penguasaan belajar Perangkat pembelajaran yang telah tes materi pada tes beracuan patokan adalah sejauh mana butir mapun kuadrat. soal dapat mengukur efek pembelajaran, 1. sehingga dalam analisis butir soal ini penulis a. Analisis Awal-Akhir memfokuskan kualitas butir soal pada Tahap define Berdasarkan teori belajar tersebut, tingkat sensitivitas soal, validitas soal dan bahwa belajar matematika pada dasarnya reliabilitas. merupakan proses yang diarahkan pada Sedangkan suatu tujuan, yakni kemampuan seseorang tingkat reliabilitas dari dalam instrumen observasi sikap positif terhadap matematika siswa konseptual. Secara konseptual artinya dapat mempelajari Begitupun untuk data kemampuan guru statistik Selanjutnya digunakan percentage nilai of rata-rata matematika lebih lanjut, sedangkan secara praktis artinya mampu dalam pengelolaan kelas, untuk menghitung reliabilitas materi matematika secara praktis maupaun secara dihitung menggunakan analisis statistik percentage of agreement. tingkat memfungsionalkan menerapkan matematika pada bidang-bidang analisis lain. Pengertian yang terkandung dari teori agreement. tersebut adalah perlunya kebermaknaan tersebut matematika bagi siswa. Namun demikian, dikonversikan dengan kategori pembelajaran perlu kiranya guru juga memahami waktu peta konsep dengan aplikasi moodle dengan menggunakan kriteria: tidak bik (1,00 – efektif belajar siswa SMK yang sangat 1,49), kurang baik (1,50 – 2,49), baik (2,50 padat. Untuk itu perlu kiranya dipikirkan – 3,49), dan sangat baik (3,50 – 4,00) bagaimana agar siswa dapat belajar di luar jam sekolah. Sehinga dengan memanfaatkan (Adopsi Alhadad, 2002). e learning Moodle dalam kegiatan belajar Kemampuan guru dalam mengelola mengajar dapat memfasilitasi siswa untuk pembelajaran dikatakan efektif apabila rata- belajar di luar kelas dan di luar jam sekolah. rata nilai setiap aspek yang diamati dalam 67 JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 b. Analisis Siswa Siswa yang dianalisis dalam penelitian Prasyarat : Operasi hitung aljabar, sistem bilangan real ini adalah siswa SMK Warga Surakarta d. Analisis Tugas kelas XH semester 1. Berdasarkan informasi dari pihak sekolah, memiliki input Analisis tugas yang telah dilakukan siswa kelas tersebut rataan nilai pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan UAN Linear maupun Kuadrat adalah matematika yang lebih rendah dibanding mampu kelas lain. Dalam analisis kemampuan berkaitan dengan sistem persamaan dan matematika siswa, bahwasanya siswa sudah pertidaksamaan linier dan kuadrat pernah 2. Tahap Perencanaan (Design) mendapatkan penunjang yang materi-materi diperlukan untuk memecahkan masalah siswa yang Setelah dilakukan analisis materi dan mempelajari materi tersebut, seperti operasi perumusan bilangan bulat maupun bilangan real, operasi perangkat pembelajaran (modul, silabus, hitung aljabar serta persamaan linear satu rencana pelaksanaan pembelajaran/RPP) dan variabel. tes hasil belajar yang hasilnya disebut draft Berdasar hal tersebut maka indikator, maka disusunlah 1. pembelajaran dengan model pembelajaran a. Penyusunan Tes Hasil Belajar peta konsep dengan menggunakan e learning Dasar penyusunan tes adalah analisis Moodle cocok untuk diberikan pada siswa materi, SMK indikator. Tes yang dimaksud adalah tes Warga Surakarta, karena analisis hasil pertidaksamaan Linier Satu Variabel, Sistem Pertidaksamaan Linear dan Persamaan serta Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat. Pengembangan tes Persamaan serta Pertidaksamaan Kuadrat hasil belajar didahului dengan membuat kisi- sudah kisi dan acuan penskoran butir soal. dimiliki Dua siswa Variabel sehingga dalam penyusunan peta konsep mampu dilakukan maka dan Format dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi modul, silabus, c. Analisis Materi pembelajaran, Persamaan b. Pemilihan Format untuk keterkaitannya. Berdasarkan materi perumusan dasar/prasyarat untuk materi Persamaan dan Linier belajar tugas, dan analisis materi dan rencana pelaksanaan ditetapkan hal-hal (RPP). Sedangkan untuk mengungkapkan sebagi berikut: proses Materi : ( 1) Persamaan Linier Satu instrumen pengamatan sikap positif terhadap Variabel (2) Pertidaksamaan Linier Satu matematika siswa, instrumen pengamatan variabel (3) Sistem Persamaan Linier kemampuan mengelola pembelajaran, dan Dua Variabel (4) Persamaan Kuadrat angket respon siswa terhadap kegiatan dan (5) Pertidaksamaan Kuadrat pembelajaran dan perangkatnya. 68 pembelajaran, pembelajaran maka diperlukan JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 kegiatan, dan tes hasil belajar) dibuat, c. Pemilihan Media Berdasarkan analisis materi pada materi Pertidaksamaan dilanjutkan ke tahap pengembangan yaitu Persamaan dan Linear penyempurnaan draft I. langkah-langkah maupun Kuadrat dan berdasar pada yang dilakukan adalah sebagai berikut: karakteristik siswa yang telah berada pada penilaian (validasi) draft I oleh para ahli tahap perkembangan operasional formal pendidikan matematika, hasil revisi draft I maka media ini akan menghasilkan draft II. Draft II yang pembelajaran, lembar kegiatan siswa dalam dihasilkan kemudian diujicobakan secara moodle. terbatas. Hasil dari uji coba terbatas d. Desain Awal kemudian dianalisis. Berdasar analisis hasil didesain Hasil modul rancangan sebagai perangkat ujicoba, draft II kemudian direvisi. Hasil pembelajaran pada tahap ini adalah modul, revisi draft II ini akan menghasilkan naskah RPP dan silabus. Modul digunakan siswa final (draft III). sebagai a. Tes Hasil Belajar panduan merupakan awal dalam belajar. rencana RPP pelaksanaan Untuk mendapatkan draft II dari tes pembelajaran yang didalamnya memuat hasil belajar yang akan digunakan untuk uji kompetensi coba dasar, indikator, materi terbatas, maka saran para ahli pembelajaran untuk pertemuan 1 sampai 8 pendidikan matematika (validator) sangat model pembelajaran, sumber belajar, dan diperlukan sebagai bahan pertimbangan langkah-langkah pada untuk merevisi tes hasil belajar. Dalam pertemuan 1 hingga 8. Lembar kegiatan melakukan validasi ini terdapat 4 orang berisi kegiatan- validator. Hasil penilaian para validator butir kegiatan yang harus diselesaikan mahasiswa 1 2, 3 dan 4 layak dapat digunakan dengan baik secara individu. Lembar kegiatan sedikit perbaikan. Perbaikan yang dilakukan tersebut terdapat pada moodle, dengan adalah pertimbangan siswa dapat belajar dengan penyesuaian waktu yang digunakan untuk ringkasan-ringkasan mengerjakan. pembelajaran ringkasan materi dan materi yang ada sebelum siswa masuk ke lembar soal untuk bahasa, materi dan b. Modul, RPP, dan Lembar Kegiatan menyelesaikan tugas-tugasnya. 3. Deskripsi terhadap Bebarapa masukan dari validator tentang draft I modul, RPP dan LKdapat Tahap Pengembangan dilihat (Develop) pada Tabel 1. Setelah draf I (modul, RPP, lembar Tabel.1. Sebelum Revisi Sesudah Revisi/Perbaikan Kesesuaian gambar yang kurang sesuai Gambar sudah disesuaikan dengan keadaan dengan bentuk nyatanya “nyatanya” Alokasi waktu untuk masing-masing Sudah dirinci alokasi waktunya kegiatan pembelajaran di RPP 69 JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 Bahan apersepsi perlu diperjelas Tujuan afektif di RPP perlu disesuaikan dengan sikap positif siswa terhadap matematika Masalah bahasa/ tata tulis Variansi soal perlu diperhatikan 4. Instrumen Pengamatan Penelitian Sikap Positif (Lembar Sudah diberikan bahan untuk apersepsi Tujuan afektif pembelajaran sudah disesuaikan Sudah dilakukan revisi atas bahas/ tata tulis di modul/LK Memberikan soal yang lebih variatif sikap positif terhadap matematika siswa selama kegiatan pembelajaran dengan model Terhadap pembelajaran peta konsep dengan aplikasi e Matematika Siswa, Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Learning Moodle, kemampuan guru dalam Mengelola mengelola Pembelajaran, dan angket Respon Siswa) Untuk pengembangan penelitian, peneliti masukan pertimbangan validator penyusunan respon siswa terhadap pembelajaran, dan hasil belajar perangkat siswa juga mendapatkan dari pembelajaran, selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Tujuan dari analisis data hasil sebagai uji coba ini untuk melihat kelemahan dan instrumen kebaikan penelitian. Terdapat beberapa masukan dari perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang diujicobakan. validator. Salah satunya adalah merevisi Kelemahan perangkat pembelajaran dan lembar pengamatan sikap positif siswa instrumen terhadap matematika. penelitian yang diperoleh, diperlukan sebagai bahan masukan untuk a. Analisis dan Interpretasi Data Hasil Uji merevisi draft II. Berikut ini hasil analisis Coba dan interpretasi data hasil uji coba. Analisis deskriptif data dilakukan untuk menganalisa data aktivitas untuk melihat Tabel 2. Hasil Pengamatan Sikap Positif Siswa terhadap Matematika INDIKATOR SIKAP POSITIF TERHADAP MATEMATIKA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 36 43 76 19 8 27 38 22 19 34 44 87 19 14 23 32 12 22 33 49 82 30 7 19 34 22 11 39 41 98 13 16 25 24 22 10 31 29 98 22 32 18 36 12 10 32 29 84 15 35 24 37 17 15 205 235 525 118 112 136 201 107 87 11,9% 13,6% 30,4% 6,8% 6,5% 7,9% 11,6% 6,2% 5,0% Pada Tabel 2 nampak bahwa aktivitas siswa sikap positif mengerjakan yang diberikan adalah 79.6% %, artinya hasil pengamatan paling banyak yang dilakukan kedua pengamat dapat siswa (30,4 %). Sedangkan dipercaya dan instrumen yang digunakan adalah worksheet aktivitas dilakukan yang perhitungan rata-rata reliabilitas instrumen siswa terhadap matematika berkategori baik. 60 JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 Dari hasil pengamatan penelitian, rata- kegiatan pembelajaran yang akan rata setiap aspek yang diamati dalam dilaksanakan karena guru sudah membuat mengelola pembelajaran selama delapan pengaturan atas setting kelasnya. Dengan kali pertemuan berkisar antara 2,7 – 3,1 menggunakan sehingga kemampuan guru dalam mengelola agrrement diperoleh reliabilitas instrumen pembelajaran termasuk dalam kategori baik. pengamatan Hanya pada kategori menjelaskan aktivitas mengelola yang akan dilakukan siswa pada saat akan masing berlangsungnya pembelajaran Tabel 3. Sedangkan Ringkasan hasil respon dalam kategori cukup. Ini dikarenakan guru siswa untuk masing-masing aspek dapat sering dilihat pada Tabel 4. lupa kegiatan menyampaikannya dan rumus percentage kemampuan pembelajaran pertemuan guru pada adalah of dalam masing- sebagaimana menganggap siswa sudah terbiasa mengikuti Tabel 3. Instrumen Pengamatan Kemampuan 1 2 Guru dalam Mengelola Pembelajaran Reliabilitas 81 81 Rataan reliabilitas 84.375 % No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3 88 Pertemuan 4 5 88 81 6 7 8 81 81 94 Tabel 4. Ringkasan hasil respon siswa untuk masing-masing aspek. Keterangan Rata-Rata(%) Respon Respon terhadap komponen kegiatan mengajar 86.3 Senang Respon terhadap kegiatan belajar 76.7 Tidak kesulitan Respon untuk melakukan diskusi kelas 60.47 Tidak kesulitan Respon akan kemanfaatan bagi kemajuan siswa 83.72 Ada kemajuan Ketertarikan dan kemanfaatan model model 74.42 Tertarik & pembelajaran peta konsep dengan aplikasi e Learning manfaat Moodle Respon terhadap bahan ajar yang ada di e learning 97.47 Senang Bahasa di lembar kegiatan 74.4 Mengerti Kejelasan urutan kerja lembar kegiatan 76.7 Jelas Variasi dan tingkat kesulitan soal pada LK/modul 60.4 Baik Interaksi siswa dengan e learning moodle 4,74 Baik Pada tabel 4 dapat disimpulkan bahwa Pertidaksamaan Linear maupun respon Berarti dapat dikatakan berhasil, karena banyaknya dapat siswa yang mencapai nilai di atas 60 sebesar siswa instrumen adalah angkat positif. respon siswa Kuadrat digunakan untuk penelitian selanjutnya. 33 anak dari 43 anak atau 76.74 %. Hasil ini Hasil Tes Belajar Siswa juga tampak dari peningkatan sikap positif Dari hasil tes, tampak bahwa penerapan siswa terhadap matematika baik saat model pembelajaran dengan peta konsep dan kegiatan pembelajaran di kelas maupun aplikasi untuk interaksinya di elearning moodle serta dan jumlah kehadiran tatap muka siswa dalam e mengajarkan learning Moodle materi Persamaan 71 JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 pembelajaran yang baik. Dari hasil analisis butir soal, diperoleh sensitivitas tiap butir soal. Tabel 5. Nomor Soal Sensitivitas Klasifikasi 1 0.35 Peka 2 0.56 Peka 3 0.60 Peka 4 0.50 Peka Tabel 5, ditunjukkan silabus, modul, lembar kegiatan, dan rencana Berdasarkan bahwa semua belajar pelaksanaan pembelajaran serta dihasilkan sensitivitasnya 0.30 maka semua butir tes instrumen penelitian yang berupa tes hasil hasil belajar, lembar pengamatan sikap positif belajar butir tes hasil termasuk dalam kategori peka/sensitive, sehingga dapat disimpulkan siswa bahwa semua butir tes hasil belajar dapat pengamatan pengelolaan pembelajaran, dan digunakan untuk mengukur penguasaan angket respon siswa. siswa terhadap materi Persamaan maupun kriteria keefektifan yang telah disampaikan Pertidaksamaan Linier ataupun Kuadrat. pada Sedangkan reliabilitas pembelajaran dengan peta konsep dan α 0.77 , maka aplikasi e learning moodle efektif untuk untuk koefisien instrumen tes diperoleh terhadap Bab III, matematika, lembar (2) Merujuk pada disimpulkan dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar mengajarkan memiliki reliabilitas tinggi. Hal ini berarti persamaan tes hasil belajar dapat digunakan untuk maupun kuadrat. (3) Hasil analisis sikap mengukur penguasaan siswa terhadap materi positif siswa terhadap matematika, bahwa persamaan linear antusias siswa mengerjakan lembar kerja maupun kuadrat. Jadi. dapat disimpulkan yang diberikan adalah aktivitas yang paling bahwa tes hasil belajar yang dikembangkan banyak dilakukan siswa, begitupun respon merupakan instrumen yang valid, reliabel saat pembelajaran matematika dimulai atau dan sensitif maka instrumen ini dapat saat guru melakukan kegiatan pendahuluan, digunakan untuk penelitian selanjutnya pemanasan berpikir, apersepsi juga tinggi dan pertidaksamaan matematika bahwa dan pada materi pertidaksamaan linear dan kegiatan/usaha untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang dimengerti. (4) Hasil SIMPULAN DAN SARAN analisis kemampuan guru dalam pengelolaan Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan sebagai menggunakan berikut metoode (1) kelas, rata-rata setiap aspek yang diamati Dengan dalam pengembangan mengelola pembelajaran selama perangkat dari model Thiagarajan dihasilkan delapan kali pertemuan berkisar antara 2,7 – perangkat 3,1 pembelajaran yang meliputi 60 sehingga kemampuan guru dalam JMEE Volume II Nomor 2, Desember 2012 mengelola pembelajaran termasuk dalam DAFTAR PUSTAKA kategori baik (5) Hasil analisis tes hasil Alhadad, Syarifah F. 2002. Model Pembelajaran Interaktif dalam Pembelajaran Perbandingan di SLTP Khatijah Surabaya. Tesis. PPs Universitas Negeri Surabaya. belajar siswa, bahwa dengan penerapan model pembelajaran dengan peta konsep dan aplikasi e mengajarkan learning Moodle materi Persamaan Pertidaksamaan Linear maupun untuk dan Depdiknas (2006). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas. Kuadrat, 76.74 % siswa mencapai nilai di atas 60. (6) Respon siswa terhadap perangkat Endang Mulyatiningsih. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Alfabeta, CV Hobri. 2002. Efektifitas Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda di SMK SeKotatit Jember. Jember: FKIP Universitas Jember pembelajaran dan pembelajaran dengan pembelajaran dengan peta konsep dan aplikasi e learning moodle dan perangkat pembelajaran adalah positif karena persentase terbesar dari rata-rata persentase Isma Nita. 2011. Moodle [ on line] dalam http:// edukasi.kompasiana.com. diambil 20 Oktober 2012 setiap indikator dari angket respon siswa berada dalam kategori senang, berminat, tidak kesulitan, tertarik, paham, baik, dan Kartika Budi.1990. Peta dan Pemetaan Konsep Serta Peranannya dalam Kegiatan Belajar IPA ( Sains). Yogyakarta : Widya Darma jelas. Berdasarkan hasil penelitian in, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut perangkat pembelajaran Mudhofir. 1987. Teknologi Instruksional. Bandung : Remaja Rosdakarya pembelajaran matematika dengan peta Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga konsep dan aplikasi e learning moodle dan perangkat pembelajaran dan instrumen Syahrul. 2011. Sikap Matematika ( Mathematics Attitudes) dalam http://sokratesfilsafatilmu.blogspot.com/2011/01/sika p-matematika. html penelitian yang dihasilkan valid dan reliabel sehingga maupun baik perangkat intrumen pembelajaran penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran untuk penelitian Thiagarajan, S & Semmel, D. S & Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Training Teacher of Expentional Children. Bloomington: Indiana University. lain pada topik ataupun situasi kelas yang berbeda dan adalah penting bagi guru untuk mempertimbangkan sikap positif siswa terhadap matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 73