Bab III Sistem Organisai dan Manajemen Proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah sistem manajemen yang mampu mengatur semua kegiatan di proyek yang disebut manajemen proyek. Manajemen proyek mempunyai ruang lingkup yang cukup luas, karena mencakup tahapan kegiatan awal pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir pelaksanaan yang berupa hasil pembangunan. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Ruko Blok G & Hotel Amaris, tahapan kegiatan tersebut dibagi menjadi 4, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling). 1. Perencanaan (Planning) Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari bangunan yang akan dibangun, termasuk pembuatan gambar - gambar perencanaan lengkap dengan persyaratan teknis yang diperlukan. Kegiatan perencanaan diaplikasikan dengan menentukan metoda pelaksanaan yang tepat sehingga pekerjaan yang sudah direncanakan dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan dan dianggarkan. III-1 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 2. Pengorganisasian (organizing) Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun organisasi yang akan melaksanakan pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja diantara unsur - unsur organisasi. Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur - unsur pelaksana pembangunan yang terdiri dari : pemberi tugas (owner), konsultan (designer, supervisor) dan pelaksana (contractor), yang masing - masing mempunyai tugas kewajiban, tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan / ketentuan yang telah ditetapkan. 3. Pelaksana (Actuating) Kegiatan pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan dalam rangka mewujudkan bangunan yang akan dibangun. Dalam kegiatan pelaksanaan ini hubungan kerja antara unsur - unsur pelaksana pekerjaan pembangunan perlu diatur sehingga masing - masing unsur dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan selalu tunduk serta taat kepada peraturan dan ketentuan yang telah disepakati bersama. Penyimpangan yang terjadi akibat tindakan dari salah satu unsur akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan. 4. Pengendalian (Controlling) Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan persyaratan biaya dan waktu yang telah ditetapkan. Untuk keperluan ini tugas unsur pengawas (Konsultan Pengawas) sangat penting, terutama dalam membimbing dan III-2 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek mengarahkan pelaksanaan pekerjaan. Hasil akhir dari pelaksanaan pembangunan, pada umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan pengawasan. Kegiatan pengendalian dilakukan dari bahan dasar dan proses olah data output yang diaplikasikan dalam bentuk antara lain : pelaksanaan tes / uji terhadap material untuk menjaga kualitas dari material yang akan digunakan tersebut, pembuatan master schedule, daily / weekly / monthly report untuk pengendalian waktu serta cost control untuk pengendalian biaya. 3.2 Organisasi Proyek Organisasi proyek adalah suatu sistem hubungan kerjasama dari berbagai pihak yang terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai pekerjaan dalam rangka mencapai suatu hasil yang se-efektif dan se-efisien mungkin sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan. Dengan adanya organisasi proyek ini maka kegiatan masing - masing pihak yang terlibat dalam suatu proyek pembangunan jelas tidak berbenturan satu dengan yang lainnya. Ada tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya masing - masing yang harus dipertanggungjawabkan kepada pihak - pihak yang terkait, dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada diatasnya. III-3 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3.2.1 Struktur Organisasi Proyek Struktur organisasi proyek merupakan perwujudan dari suatu sistem organisasi dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan, atau dengan kata lain merupakan suatu kerangka penjabaran dari keseluruhan tugas dan tanggung jawab masing - masing pihak yang terkait, sehingga jelas batasan wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi terdiri dari beberapa unsur yang saling terkait dan berinteraksi satu dengan yang lainnya tanpa bisa terpisahkan rantai hubungan kegiatannya. Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang jelas, maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari pelaksanaan proyek pembangunan tersebut pun dapat tercapai sesuai dengan persyaratan waktu, biaya dan mutu yang lebih disepakati sebelumnya. Tidak terkecuali pada proyek ini, pada proyek ini pun sistem organisasi dan struktur organisasi merupakan suatu keharusan yang tidak bisa ditawar lagi. Kehadirannya merupakan salah satu aspek pendukung dalam pencapaian tujuan yang diharapkan bersama. Hal ini dikarenakan didalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut melibatkan banyak instansi / badan hukum / perorangan yang masing - masing memiliki tugas, tanggung jawab serta wewenang yang berbeda - beda. Diharapkan dengan adanya sistem organisasi dan struktur organisasi yang baik dan juga jelas pada proyek pembangunan tersebut dapat mengakomodasikan seluruh tugas, III-4 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek tanggung jawab dan wewenang masing - masing pihak yang terlibat satu per satu sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan. Adapun unsur - unsur pelaksanaan pembangunan Ruko Blok G & Hotel Amaris antara lain : PT. Pancakarya Griyatama Owner PT. Airmas Asri & AARON Purbo PT. Gistama Intisemesta PT. Metakom Pranata Konsultan Arsitektur Konsultan Struktur Konsultan Mekanika & Elektrikal PT. Indopora PT. PP (Persero) Kontraktor Pondasi (By Owner) Kontraktor Utama PT. Quanta QS Costindo Quality Surveyor Gambar 3.1 Diagram Struktur Organisasi Proyek proyek pembangunan Ruko Blok G & Hotel Amaris III-5 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek STRUKTUR ORGANISASI PROYEK RUKO BLOK G & HOTEL AMARIS - TANGERANG KCB Anton Satyo Hendriatmo PM Caca Sucarsa SHO Sahara Pasaribu QC Rosadi SOM M. Sholeh SEM Riviega Rosihan SAM Edi Kristian GSP Asep Saepul Anwar POP/QS Wawan Setiawan Akutansi Achmad Haryadi SP Gusti Metode/Perencanaan Triswoto Satpam Samudera Seto Surveyor 1 Sugito Logistik Gusrizal Surveyor 2 Defrizal Peralatan Nurasajati Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Pembangunan Perumahan, (Persero) III-6 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3.2.2 Pemberi Tugas (Owner) Pemberi tugas adalah pihak yang mempunyai dana dan ingin mendirikan suatu bangunan dengan menggunakan dana yang dimilikinya tersebut. Adapun pelaksanaan dari tujuan tersebut dapat dilakukan sendiri atau dengan alasan tertentu dapat meminta pihak lain untuk melaksanakannya sesuai dengan yang diinginkan. Pemberi tugas dapat berupa perseorangan, badan / instansi / lembaga baik pemerintah maupun lembaga swasta. Pada proyek pembangunan Ruko Blok G & Hotel Amaris yang bertindak selaku pemberi tugas (owner) adalah PT. Pancakarya Griyatama. Tugas dan wewenang dari pemberi tugas (owner), meliputi : a. Menyediakan dana pembangunan proyek b. Mengadakan pembebasan tanah. c. Mengusahakan izin yang diperlukan untuk pembangunan proyek konstruksi tersebut (IMB). d. Mengadakan pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan sesuai dengan kontrak. e. Melakukan pemilihan konsultan dan kontraktor dengan pelelangan maupun penunjukan langsung serta mengadakan perjanjian dengan mereka (kontrak). f. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan (tambahan / pengurangan pekerjaan). g. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan pekerjaan, waktu dan biaya. III-7 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek h. Menghadiri rapat - rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau perkembangan proyek. 3.2.3 Konsultan Perencana (Struktur, Arsitektur, ME) Konsultan perancana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang sesuai dengan keinginan pemilik. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan atau perseroan yang berbadan hukum. Tugas dan wewenang dari konsultan perencana, meliputi : a. Memberikan konsultasi kepada pemberi tugas (owner) saat perencanaan mengenai desain, masukan dan kekuatan konstruksi, dan scheduling. b. Memberikan usulan mengenai konstruksi pendukung bangunan pondasi terhadap kondisi tanah setempat. c. Membuat revisi atas perencanaan sebelumnya jika ada yang tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas maupun pelaksana proyek tentang pelaksanaan pekerjaan. e. Menghadiri rapat - rapat teknis dan koordinasi agar bila ada perubahan - perubahan bisa cepat diketahui dan diantisipasi. III-8 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3.2.4 Kontraktor Utama Kontraktor adalah pihak yang menerima dan menyelenggarakan pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah disepakati dan melaksanakan sesuai dengan peraturan dan syarat syarat serta gambar - gambar rencana yang telah ditetapkan. Kontraktor berupa perseroan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan bangunan. Dalam pelaksanaan proyek ini, PT. Pembangunan Perumahan, (Persero) diberikan kepercayaan untuk bertindak sebagai kontraktor utama yang bertugas melaksanakan pekerjaan struktur. Tugas dan wewenang dari kontraktor meliputi : a. Menyiapkan sumber daya manusia dari tenaga ahli sampai dengan mandor - mandor dan pekerja - pekerja dalam berbagai bidang pekerjaan. b. Mempelajari gambar kerja dengan seksama dan melaporkan kepada pengawas setiap ada perubahan. c. Menyediakan alat - alat yang dipergunakan, memperbaikinya apabila rusak dan jika pekerjaan telah selesai wajib menyingkirkan alat - alat tersebut dan membersihkan bekas bekasnya. d. Menyusun dan memperhitungkan keperluan dana untuk membiayai pelaksanaan pekerjaan - pekerjaan. III-9 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek e. Memperhitungkan syarat dan ketentuan dalam kontrak tentang bentuk, volume, mutu, dimensi dan lain - lainya dari bagian bagian pekerjaan. f. Memilih dan menetapkan Metode Pelaksanaan Konstruksi yang akan dipakai. g. Menyiapkan cash flow untuk pembiayaan pelaksanaan pekerjaan dan rencana - rencana pendanaan (funding plan) serta sistem pengendalian internal, baik bagi aspek keuangan maupun bagi operasional pengendalian waktu dan mutu. h. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan. 3.2.5 Sub Kontraktor Tugas dan wewenang subkontraktor : a. Wajib mengikuti jadwal waktu pelaksanaan yang dibuat oleh kontraktor utama b. Menyediakan bahan, alat, dan tenaga kerja sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan kontrak. c. Membuat laporan kemajuan pekerjaan yang disetujui oleh kontraktor utama. d. Wajib mentaati peraturan yang dibuat oleh kontraktor utama selama pelaksanaan pekerjaan. III-10 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3.2.6 Quality Control Staff Quality Control mempunyai tugas mengawasi seluruh metode pelaksanaan lapangan yang dikeluarkan oleh Production Project Manager dan mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan. QC berdiri secara independen dan didalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan konsultan pengawas. QC bertanggung jawab kepada Project Manager yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Quality Control 1. Menyusun rencana inspeksi dan tes untuk material datang serta rencana inspeksi dan tes proses pekerjaan di lapangan. b. Mengatur kegiatan operasional Quality Control 1. Melakukan koordinasi dengan Project Manager,terkait dengan kualitas hasil pekerjaan. 2. Melakukan koordinasi dengan Site Manager ,terkait dengan persiapan lahan kerja dan hasil pekerjaan. 3. Melakukan koordinasi dengan Supervisor, terkait dengan pelaksanaan pekerjaan 4. Melakukan koordinasi dengan Owner/ Konsultan,terkait dengan chek list. 5. Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer,terkait dengan metode kerja dan spesifikasi teknis. 6. Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan K3. c. Melaksanakan kegiatan operasional Quality Control 1. Mendukung kegiatan audit dibidang QC III-11 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 2. Memastikan bahwa aset yang ada di bagian Quality Control terpelihara dengan baik. 3. Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan. 4. Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan apakah sudah sesuai spek. 5. Melakukan pengecekan terhadap kualitas material yang datang dan melakukan pengujian sesuai dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan dalam RMP (bila diperlukan) 6. Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium. 7. Melakukan analisa terhadap laporan kalibrasi peralatan pengujian (kecuali alat-alat survey) 8. Membuat laporan ketidaksesuaian khususnya untuk material dan hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku, menganalisa, mengajukan proposal perbaikan, tindakan koreksi dan pencegahan agar tidak terulang lagi kepada Project Manager. 9. Melakukan monitoring hasil pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen sistem kualitas atau format dari pemberi tugas. 10. Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya. 11. Membuat laporan pengecoran 12. Melakukan verifikasi hasil pekerjaan. III-12 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 13. Membuat, merekap, menyimpan, dan mendistribusikan dokumen hasil pekerjaan (hasil check-list) kepada bagian terkait. 14. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung/lebih tinggi. 15. Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja. d. Mengontrol pelaksanaan operasional Quality Control 1. Mengontrol tindak lanjut hasil uji/tes terkait dengan Quality Control 2. Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan standart kualitas yang telah ditentukan. 3. Mengontrol akurasi dan validasi dokumen hasil pekerjaan 4. Mengontrol kualitas material dan ketersediaan peralatan kerja. 3.2.7 Safety Supervisor Safety Supervisor adalah orang yang ditunjuk oleh project manager untuk melaksanakan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di suatu proyek. Safety supervisor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Membuat surat kebijakan K3. b. Membuar struktur organisasi K3. III-13 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek c. Menyiapkan peraturan safety, spanduk, poster, kotak obat, sarana safety,Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Perlindungan Diri (APD), prosedur erection, dll. d. Melaksanakan kegiatan safety seperti safety morning. e. Membuat laporan safety seperti laporan kecelakaan, laporan investigasi dan penilaian K3 subkontraktor. 3.2.8 Cashier Tugas dan wewenang Cashier adalah : e. Mengatur kas keluar masuk proyek f. Merencanakan biaya yang diperlukan dalam satu periode kegiatan proyek 3.2.9 Site Manager Site Manager bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol dan berkoordinasi arah secara keseluruhan, pelaksanaan, pengendalian pelaksanaan dan penyelesaian proyek-proyek tertentu serta memastikan konsistensi dengan komitmen strategi dan tujuan perusahaan , meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia sebagaimana telah ditunjuk oleh atasan untuk mewakili perusahaan dalam pelaksanaan proyek – proyek atau kontak-kontrak yang akan dilaksanakan dan bertanggung jawab pada Direktur Utama. Tugas dan wewenang site manager : g. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek III-14 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 1. Bersama dengan Project Manager menyusun bahan /materi Rencana Mutu Proyek sesuai bagiannya 2. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek 3. Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master schedulekontrak kerja 4. Meencanakan kebutuhan SDM dan teknologi 5. Merencanakan penggunaan material dan peralatan 6. Merencanakan metode kerja /sisem pelaksanaan bersama dengan Engineering, bagian M & E dan NSC 7. Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan dan pelatihan h. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek 1. Memimpin / mengarahkan secara langsung para Subkon, Mandor, dan Pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya, mutu, waktu, dan safety yang telah disepakati 2. Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk kelancaran pelaksanaan proyek 3. Melakukan koordinasi dengan GA terkait dengan urusan umum 4. Melakukan koordinasi dengan MR terkait dengan audit 5. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan optimalisasi keuntungan proyek 6. Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3 III-15 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 7. Melakukan koordinasi dengan Owner/Konsultan terkait dengan pelaksanaan proyek 8. Melakukan koordinasi dengan Suplier/Subkon terkait dengan kelancaran pelaksanaan proyek 9. Melakukan koordinasi dengan Lofistik dan Mekanik terkait dengan material dan peralatan 10. Melakukan koordinasi dengan QC terkait dengan mutu pekerjaan i. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek 1. Memproses detail Berita Acara tagihan 2. Menyusun detail /materi progress clsim untuk disetujuioleh Project Manager dan Pemberi Tugas 3. Mendistribusikan shopdrawing ke setiap Supervisor 4. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari dilapangan sesuai jadual yang dibuat 5. Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai target biaya, mutu, waktu, dan safety 6. Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan oleh Chief Supervisor / Supervisor 7. Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek 8. Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (pemilik proyek/konsultan) III-16 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 9. Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan mengendalikan penerapan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek 10. Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik termasuk memastikan alat ukur yang dipkai telah dikalibrasi , ditera, dan diverifikasi 11. Memfasilitasi kegiatan audit proyek 12. Membuat laporan kegiatan proyek 13. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager 14. Memotivasi, mengarahkan, dan membina bawahan untuk mencapai sasaran 15. Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan disisplin kerja bawahan 16. Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi, promosi, sanksi, dan demosi) sejauh wewenang yang dimiliki 17. Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh atasan 18. Melaksanakan Prosedur sesuai SMM ISO 9001:2008 & OHSAS 19. Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja selama pelaksanaan j. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek III-17 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 1. Memastikan tersediannya tenaga kerja ,material dan alat yang memadai 2. Memastikan tersediannya dana pembayaran upah /opname mandor 3. Memastikan tersediannya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh Mandor / Sub Kontraktor 4. Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK yang berlaku 5. Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek 6. Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat kesesuaian antara rencana dan realisasinya 7. Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan surveyor 8. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Sub Kontraktor/NSC 9. Bersama PM mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil kerja di lapangan untuk masukan kepada Dept. Logistic 10. Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan 11. Mengontrol personil /SDM proyek serta disiplin kerja bawahan 3.2.10 Chief Engineer a. Mengkoordinir pembuatan master schedule dan breakdown aktivitas bulanan dan mingguan. b. Mengkoordinir penentuan schedule material dan persetujuan material dari owner. c. Mengkoordinir pembuatan shop drawing. III-18 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek d. Memaksimalkan kemungkinan pemanfaatan value engineering (VE). e. Mengkoordinir pembuatan laporan progres pelaksanaan proyek secara periodik. 3.2.11 Engineer a. Membuat rencana berkala pelaksanaan pemeriksaan dan pengetesan sesuai RMP, b. Melaksanakan pemeriksaan dan/atau pengetesan barang serat memberikan tanda status pada pekerjaan barang yang telah diperiksa/dites, c. Melakukan final inspection atau memastikan bahwa seluruh kegiatan pemeriksaan dan pengetesan telah dilaksanakan semuanya serta melakukan tes terhadap material yang masuk khususnya yang dominan untuk mutu, d. Mengkoordinir pelaksanaan lapangan terhadap tindakan koreksi dan pencegahannya e. Memonitor pelaksanaan pekerjaan di lapangan. 3.2.12 Quantity Surveyor Quantity Surveyor bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari perencanaan dan bertugas dalam pembuatan dokumen lelang, dokumen kontrak dan bills of Quantities dan mencatat progress kemajuan konstruksi. III-19 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek k. Membuat perencanaan kegiatan operasional Quantity Surveyor 1. Merencanakan program kerja (tagihan,progress proyek,pekerjaan tambah/kurang, evaluasi anggaran, opname Mandor/Subkon, volume pekerjaan, final account ke Owner / Subkon). l. Mengatur kegiatan operasional Quantity Surveyor 1. Melakukan koordinasi dengan Site Manager/ Project Manager terkait dengan kebutuhan material dan biaya dengan persetujuan atasan 2. Melakukan koordinasi dengan Project Manager terkait dengan proses claim proyek dengan persetujuan atasan 3. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan evaluasi proyek berjalan dengan persetujuan atasan. 4. Melakukan koordinasi dengan sub kontraktor terkait volume dan progress pekerjaannya dengan persetujuan atasan m. Melaksanakan kegiatan operasional Quantity Surveyor 1. Menghitung volume pekerjaan pada awal proyek untuk pembuatan RAP 2. Membuat progres proyek 3. Menyiapkan SPK untuk mandor berdasarkan quality yang sudah dihitung dari approved shop drawing dan BBS 4. Memberikan informasi upah mandor kepada PM/ SM berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku, dalam pembuatan SPK dan opname Mandor III-20 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 5. Menghitung prestasi volume kerja Subkont dan mandor dari pencapaian progress pelaksanaan dilapangan 6. Menghitung pekerjaan tambah dan kurang / variation order dilapangan sebelum disetujui oleh Project Manager dan diajukan ke pemberian tugas 7. Membuat progres pekerjaan yang akan ditagihkan Owner dan membuat laporan kepada Project Manager 8. Menjabarkan master schelude menjadi schedule kurva S 9. Menghitung volume material yang dibutuhkan 10. Membuat final account proyek 11. Membuat evaluasi subkon, supplier dan item pekerjaan yang akan dikerjakan sendiri 12. Mendukung kegiatan audit 13. Melaksanakan peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek 14. Memelihara aset yang ada dibagiannya dengan baik 15. Membuat laporan kegiatan 16. Mengerjakan tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung 17. Melakasanakan K3 dan memelihara kebersihan dan kerapian area kerja. n. Mengontrol pelakasanaan operasional Quantity Surveyor 1. Mengontrol progress proyek (sub kontraktor, mandor, progress clsim, dll) 2. Mengontrol permintaan dan pemakaian material III-21 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3. Memonitor pekerjaan tambah kurang / variation order di lapangan 4. Mengontrol dokumen terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya. 3.2.13 Surveyor Pelaksana Survey bertanggung jawab kepada Chief Surveyor yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : o. Memebuat perencanaan kegiatan proposal kegiatan operasional survey 1. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. p. Melakukan kegiatan operasional survey 1. Melakukan koordinasi dengan bagian lain terkait survey q. Melaksanakan kegiatan operasional survey 1. Melakukan kegiatan survey 2. Melaksanakan peraturan tata tertib,sistem dan prosedurproyek 3. Memastikan bahwa aset yang ada dibagiannya terpelihara dengan baik 4. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung / lebih tinggi. 5. Memastikan K3 ,kebersihan lingkungan kerja selama pelaksanaan proyek dengan memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja. III-22 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek r. Mengontrol pelaksanaan operasional survey 1. (Memonitor kalibrasi peralatan survey) 3.2.14 Supervisor Struktur Supervisor Struktur mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : s. Membuat perencanaan kegiatan konstruksi struktur 1. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (material,alat dan tenaga kerja) t. Mengatur kegiatan konstruksi struktur 1. Mengkoordinasikan penempatan material maupun tempat fabrikasi serta kebersihan lapangan 2. Mengarahkan Ass. Supervisor/Mandor/Subkon 3. Melakukan koordinasi dengan GA proyek terkait dengan urusan umum 4. Melakukan koordinasi dengan QC terkait kualitas pekerjaan 5. Melakukan koordinasi dengan Safety terkait K3 6. Melakukan koordinasi dengan Storekeeper terkait dengan material 7. Melakukan koordinasi dengan mekanik terkait dengan peralatan u. Melaksanakan kegiatan konstruksi struktur 1. Menjalankan tugas lapangan sesuai schedule harian yang dibuat oleh Chief Supervisor 2. Memastikan terlaksananya pekerjaan Subkon/Mandor sesuia persyaratan mutu dan waktu yang telah ditentukan. III-23 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3. Membuat progress prestasi pekerjaan mandor untuk dimasukan ke QS pada setiap Opname 4. Melaksanakan pekerjaan sesuai RMP,instruksi kerja, Metode, dan prosedur yang di kehendaki. 5. Mengikuti meeting mingguan dengan Subkon/Mandor guna mencapai target yang dikehendaki 6. Mengintruksikan pekerjaan ke Subkon, Mandor berdasarkan SPK yang diterbitkan 7. Melakukan perbaikan sesuai dengan metode yang disetujui 8. Memastikan mutu setiap item pekerjaan dilapangan sesuai ketentuan 9. Melakukan pembinaan bawahan dan peningkatan disiplin kerja 10. Memfasilitasi audit 11. Menerapkan peraturan dan memastikan ditaatinya ketentuan tata tertib kerja dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku bagi karyawan maupun semua pihak yang terkait 12. Mengelola Sumber Daya Manusia, material dan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan 13. Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik 14. Tertib administrasi sesuai peraturan perusahaan yang berlaku dalam membuat laporan dan memonitor pekerjaan dilapangan sesuai format yang disepakati III-24 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 15. Melaksanakan check-list internal terkait kualitas pekerjaan untuk diverifikasi QC 16. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek dibidangnnya yang diberikan oleh atasan langsung/lebih tinggi 17. Memastikan K3, kebersihan lingkungan kerja selama pelaksanaan proyek dengan memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja v. Mengontrol pelaksanaan konstruksi struktur 1. Menganalisa kesesuaian hasil kegiatan pelaksanaan proyek antara rencana dan realisasinya untuk (terhadap biaya,mutu,waktu dan safety) 2. Mengontrol pelaksanaan safety 3. Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkon/Mandor 4. Memonitor schedule kebutuhan : - Alat - Tenaga - Bahan Dari Mandor dan Subkon termasuk memverifikasi alat ukur (meteran, theodolite dll teah diteraatau diverifikasi dengan master alat 3.2.15 Mechanic Mechanic bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan proyek dan mengawasi pengadaan alat yang dibutuhkan di proyek III-25 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3.2.16 Project Administrasi Staff Tugas dan tanggung jawab project Administratin staff adalah sebagai berikut : w. Mengatur keuangan harian x. Perwakilan dari HRD pusat y. Bertanggung jawab kepada chasier z. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen 3.2.17 Security Tugas dan tanggung jawab Security adalah sebagai berikut : a. Sebagai pembantu Manajer Proyek dalam hal keamanan proyek. b. Mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan proyek yang berhubungan dengan keselamatan dan keamanan kerja. c. Ikut menjaga pengaruh kegiatan proyek terhadap keamanan lingkungan. d. Melaporkan kegiatan keamanan proyek secara periodik. III-26 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 3.3 Tinjauan Kontrak Dalam pelaksanaan proyek pembangunan Ruko Blok G & Hotel Amaris, owner terlebih dahulu melakukan pemilihan terhadap pihak -pihak yang terlibat dan saling bekerjasama satu dengan yang lainnya dalam rangka pelaksanaan pembangunan proyek. Sistem pemilihan tersebut dilakukan dengan cara pelelangan. Pada umumnya, proses pelelangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain : 1. Pelelangan umum Pelelangan umum merupakan jenis pelelangan yang sifatnya terbuka untuk seluruh pihak dalam mengakukan panawaran sesuai ketentuan yang berlaku. Sistem pelelangan ini bisanya diumumkan melalui media cetak atau media elektronika. 2. Pelelangan Terbatas Pelelangan terbatas merupakan jenis pelelangan yang hanya memberikan kesempatan pada pihak - pihak tertentu yang berkualitas dan bonafit, dalam arti telah terpilih untuk memasukkan penawaran. 3. Penunjukan langsung Merupakan pelelangan dengan sistem penunjukan langsung oleh rekana owner, dimana penunjukan ini hanya berlaku pada satu pihak yang memenuhi klasifikasi dan prestasi sebagai pihak yang akan melaksanakan suatu proyek yang ditawarkan. Pada pelaksanaan proyek ini, pelelangan dilakukan dengan cara pelelangan umum. Hal ini ditandai dengan banyak pihak yang terlibat III-27 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek didalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, yang dimana masing masing pihak memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenangnya masing masing. 3.3.1 Tahap Kontrak Kontrak adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner) dengan kontraktor. Kontrak ini dibuat setelah pemberi tugas (owner) menetapkan / menunjuk pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilaksanakan dengan cara mengeluarkan surat pelulusan pekerjaan / surat perintah kerja (gunning). Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam dokumen kontrak beserta dan bersifat menyeluruh / lump sump. Perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Adapun dokumen kontrak tersebut terdiri atas : a. Surat perjanjian (kontrak) b. Surat keputusan penunjukan pemenang lelang c. Surat keputusan penetapan pemenang lelang d. Surat penawaran e. Daftar kuantitas RAB harga penawaran yang disetujui f. Spesifikasi teknis dan gambar - gambar III-28 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek g. Berita acara hasil lelang h. Berita acara pembukaan penawaran i. Berita acara penjelasan j. Syarat - syarat umum kontrak k. Syarat - syarat khusus kontrak l. Jaminan pelaksanaan dan lain - lain yang dipersyaratkan Pada saat ini kebutuhan proyek - proyek konstruksi terdapat beberapa jenis sistem kontrak, antara lain : 1. Kontrak Unit Price Yaitu semua jenis kontrak yang harga satuan pekerjaannya sudah ditentukan. Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas pekerjaan yang telah dikerjakan. 2. Kontrak Lump Sum Fixed Semua pekerjaan tercantum dalam dokumen kontrak dan dilaksanakan oleh Kontraktor dengan jumlah imbalan tetap. Tetapi jika pemilih yang menyebabkan perubahan maka dipertimbangkan dalam pekerjaan tambah kurang. 3. Kontrak Biaya Tambah Upah yang Dinegosiasikan (Negotiated Cost Plus and Fee Contract) Kontraktor menyetujui untuk melaksanakan pekerjaan dengan mendapatkan upah yang tetap ataupun bervariasi yang telah mengandung laba dan biaya - biaya umum perkantorannya dengan mendapatkan penggantian terhadap semua biaya lapangan sesuai dengan biaya nyata. III-29 Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek 4. Kontrak Owner Builder Merupakan jenis kontrak yang pemiliknya sekaligus sebagai Kontraktor, sehingga dapat mengerjakan proyeknya dengan kekuatan sendiri atau dengan mensubkan pekerjaan tertentu pada subkontraktor. 5. Kontrak Design and Build Pada kontrak jenis ini owner hanya menyampaikan gagasan spesifikasi dan luas lahan. Setelah itu Kontraktor merancang dan mengerjakannya. Pada sistem ini perusahaan bertanggung jawab penuh baik desain ataupun konstruksinya. Pembayarannya dilakukan pada saat proyek sudah selesai dan owner hanya tinggal menggunakannya. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Ruko Blok G & Hotel Amris, sistem kontrak yang digunakan adalah Lump Sump Fixed Price. III-30