stasiun meteorologi klas iii mali - E

advertisement
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI
BMKG
Alamat : Bandar Udara Mali
Kalabahi – Alor (85819)
Telp.
Fax.
: (0386) 2222820
: (0386) 2222820
Email : [email protected]
ANALISA CUACA TERKAIT ANGIN KENCANG DI KECAMATAN KABOLA,
KABUPATEN ALOR
TANGGAL 21 DESEMBER 2016
I.
INFORMASI KEJADIAN
KEJADIAN
LOKASI
TANGGAL
DAMPAK
Telah terjadi kejadian berupa Angin Kencang dengan
kecepatan angin maksimum mencapai 35,4 Knot (65,49
km/jam) yang berhembus dari arah Barat Laut sekitar
pukul 10.55 – 12.10 WITA
Kecamatan Kabola, Kabupaten Alor
21 Desember 2016
- Kerusakan pada sangkar meteorologi dan antenna
parabola TV di Stasiun Meteorologi Mali
- Beberapa pohon di Mali, Wolatang, dan wilayah di
sekitarnya tumbang sehingga menyebabkan kerusakan
jaringan listrik milik PLN.
II.
DATA CURAH HUJAN
Data Pos Hujan
Stamet Mali – Alor
Kalabahi
III.
Curah Hujan Terukur
(mm)
30,3 mm
26,7 mm
Keterangan
Hujan Sedang
Hujan Lebat
ANALISA METEOROLOGI
INDIKATOR
KETERANGAN
1. SST (Sea Surface
Secara umum, suhu muka laut di wilayah perairan sekitar
Temperature)
Indonesia pada tangga 21 Desember 2016 berkisar antara 27 –
30 ºC dengan anomali positif antara 0,5 – 3,0 ºC terhadap
normalnya. Untuk wilayah perairan di sekitar Kepulauan Alor,
suhu muka laut pada kisaran 29 – 30 ºC dengan nilai anomali
positif antara 0,5 – 2 ºC terhadap normalnya. Suhu muka laut
yang hangat (>27,0 ºC) ini menindikasikan kandungan uap air
yang terkandung di udara cukup banyak. Kondisi demikian
menyebabkan potensi pembentukan awan-awan konvektiv
sangat besar dan kondisi cuaca cenderung berawan hingga
hujan di wilayah Kepulauan Alor.
2. ENSO (El Nino –
Indeks osilasi selatan (South Oscillation Index, SOI)
South Osciilation) menunjukkan nilai +2,0 yang berarti ENSO netral, dimana
supply uap air dari Samudera Pasifik Timur ke Pasifik Barat
tidak signifikan yang mengindikasikan aktivitas potensi
pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian Timur
rendah.
3. MJO (Madden –
MJO berada pada kuadran 6 (Western Pacific), sehingga tidak
Julian Oscillation) berkontribusi terhadap pembentukan awan di wilayah
Indonesia.
4. DMI (Dipole Mode Indeks Dipole Mode menunjukkan nilai -0,23, yang
Index)
mengindikasikan supply uap air dari Samudera Hindia tidak
signifikan ke wilayah Indonesia bagian Barat, sehingga
aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian
Barat kurang signifikan pula.
5. Pola Arus Angin
Analisa peta Pola Arus Angin (Streamline), pada tanggal 21
(Streamline)
Desember 2016 sebagai berikut:
- Jam 00.00 UTC (08.00 WITA)
Terdapat daerah pusat tekanan rendah di Samudera Hindia
sebelah Selatan Jawa Timur dan perairan Laut Timor serta
pola sirkulasi angin tertutup di sekitar perairan Utara Papua.
Hal ini mempengaruhi pola cuaca di wilayah Indonesia
yang mengakibatkan terbentuknya daerah belokan,
perlambatan dan pertemuan (konvergensi) angin di sekitar
wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengka
Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi
Utara, Gorontalo, Laut Timor, Maluku Utara dan Papua
Barat bagian Utara
Jam 12.00 UTC (20.00 WITA)
Terdapat daerah pusat tekanan rendah di Samudera Hindia
sebelah Selatan Jawa Timur (yang berkembang menjadi
siklon tropis (Tropical Cyclone) “Yvette”) dan perairan
Laut Timor serta pola sirkulasi angin tertutup di sekitar
perairan Utara Papua. Hal ini mempengaruhi pola cuaca di
wilayah Indonesia yang mengakibatkan terbentuknya
daerah belokan, perlambatan dan pertemuan (konvergensi)
angin di sekitar wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi,
Bengka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara,
Laut Timor, Maluku Utara, Papua, Nusa Tenggara Barat,
Sumba dan Kepulauan Alor.
Kondisi-kondisi ini sangat mendukung dalam proses
pembentukan awan-awan konvektiv (Cumulus Congestus dan
Cumulonimbus) sehingga menyebabkan keadaan cuaca di
Kepulauan Alor, umumnya cenderung berawan dan potensi
terjadinya hujan sangat tinggi
Berdasarkan data kelembaban relatif (Sumber: Diseminasi WRF BMKG) pada lapisan 850mb di sekitar wilayah kejadian
(kepulauan Alor) bernilai 80 - 90% dan untuk lapisan 700mb
bernilai 70 - 80%. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat kejadian
angin kencang kondisi udara basah sehingga sangat berpotensi
untuk perbentukan awan-awan konvektiv di sekitar wilayah
tersebut.
Berdasarkan citra satelit dapat dianalisia bahwa awan
Cumulonimbus (CB) yang pada awalnya (Jam 01.20 UTC /
09.20 WITA) terbentuk di sebelah Barat Laut Kepulauan Alor
(di sekitar Laut Flores) kemudian bertumbuh dan bergerak
hingga tiba di Kepulauan Alor sekitar jam 03.00 UTC (11.00
WITA). Pada jam 03.50 UTC (11.50 WITA), awan dengan
suhu puncak mencapai < -69°C tersebut terus membesar di atas
wilayah kecamatan Kabola, Kab. Alor, yang besar
kemungkinan merupakan penyebab terjadinya angin kencang di
wilayah ini.
-
6. Kelembaban
Relatif
7. Citra Satelit
IV.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa angin kencang yang terjadi di
wilayah Kecamatan Kabola dan sekitarnya diakibatkan karena kondisi SST yang hangat,
serta adanya daerah pusat tekanan rendah di sebelah Selatan Jawa Timur (yang akhirnya
berkembang menjadi siklon tropis Yvette) dan di Laut Timor yang menyebabkan wilayah
Kepulauan Alor (termasuk Kecamatan Kabola) menjadi wilayah konvergensi
(pumpunan) massa udara, sehingga pertumbuhan awan Cumulonimbus menjadi sangat
aktif. Hal ini juga didukung pula dengan kelembaban udara (RH) yang basah hingga
lapisan 700 mb.
V.
PROSPEK KEDEPAN
Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Kepulauan Alor masih berpotensi terjadinya hujan
dengan intensitas ringan hingga sedang disertai badai petir dan angina kencang.
VI.
PERINGATAN DINI
- Peringatan Dini Cuaca Bima tgl 21 Desember 2016 jam 05.00 WITA.
Waspada potensi terjadi hujan disertai badai petir dan angin kencang pada pukul
05.00 – 07.00 WITA di wilayah Kalabahi dan sekitarnya.
-
#Prakirawan BMKG Alor
Update Peringatan Dini Cuaca tgl 21 Desember 2016 jam 06.00 WITA
Pada jam 06.00 WITA, hujan masih terjadi dengan intensitas sedang hingga lebat
disertai Badai Petir di hamper seluruh wilayah kab. Alor. Kecepatan angin rata-rata
11 knot (20,35 km/jam) dan kecepatan angin maksimum mencapai 21 knot (38,85
km/jam) yang berhembus dari arah Barat Daya dan Barat. Kondisi ini diprakirakan
akan terus berlangsung hingga jam 09.00 WITA. (Note: rata2 kecepatan angin dalam
10 menit.
#Prakirawan BMKG Alor
LAMPIRAN
Gambar 1. Suhu Muka Laut dan Anomali Tanggal 21 Desember 2016
(Sumber : http://polar.ncep.noaa.gov)
Gambar 2. Analisa Arus Angin Jam 00.00 dan 12.00 UTC Tanggal 21 Desember 2016
(Sumber : www.bom.gov.au)
Gambar 3. Citra Satelit Himawari 8 – EH dan Contour Suhu Jam 01.20, 03.00, 03.50, dan 04.00
UTC Tanggal 21 Desember 2016
Gambar 4. Citra Jenis Awan jam 03.00 dan 04.00 UTC Tanggal 21 Desember 2016
Gambar 5. Prediksi Kelembaban Udara Lapisan 850 dan 700 mb pada Jam 00 dan 12 UTC
Tanggal 21 Desember 2016
Download