PERENCANAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA PADANG Muhammad Irfan, Nasril Sikumbang, Desy Aryanti Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta E- Mail : [email protected], [email protected], [email protected] Abstrak Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau LAPAS) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara. Lapas dikota Padang pada saat ini tidak layak lagi untuk digunakan,karena ada beberapa masalah yang muncul,dari segi letak maupun muatan Lapas. Lapas dikota Padang berada dizona merah,zona yang dimana sangat berbahaya dari ancaman tsunami,dimana pada saat ini isu bencana ini sangat kuat beredar dimasyarakat,karena itu Lapas dikota Padang harus segera di relokasi ketempat yang lebih aman sesuai dengan RT/RW Kota Padang. Kata Kunci: Lembaga Pemasyarakatan, Penjara, Pembinaan, Narapidana 1 Planning of Correctional Institutions Class IIA Padang Muhammad Irfan, Nasril Sikumbang, Desy Aryanti Department of Architecture, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University E- Mail : [email protected], [email protected], [email protected] Abstract Correctional Institutions (abbreviated CI or Prison) are a place to conduct guidance for convicted criminal and penitentiary students in Indonesia. Before known as prison in Indonesia, the place is called the jail. Prison in the city of Padang at this time no longer fit for use because there are some problems that arise in terms of layout and load of Prison. Prison in the city of Padang is in the red zone, very dangerous zones where tsunami threat the current is very strong disaster issues circulating in the community. Therefore Prison in the city of Padang must be in a safer place of relocation in accordance with the neighborhoods in Padang. Keywords: Penitentiary, Prison, Coaching, Convict 2 1.Pendahuluan dalam pembangunan Lapas baru,karena 1.1 Latar Belakang berada dekat pemukiman penduduk dan juga sudah tidak layak tampung lagi,karena sudah Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) atau dalam bahas masyarakat awam disebut dengan penjara,merupakan bagi orang-orang yang bermasalah dengan hukum. Ketika seseorang dimasukan ke dalam Lapas, berarti ia telah melanggar hukum dan hak kebebasannya sebagi warga masyrakat akan melebihi kapasitas. Karena itu lah Lapas Yang baru ini akan dibangun didaerah yang cukup aman dari tsunami,karena meraka narapidanapun masih punya Hak asasi manusia (HAM) untuk mendapatkan hal yang layak. dicabut. Ia tidak bisa lagi bergerak sebebas 1.3 Rumusan Masalah masyrakat diluar Lapas. Orang-orang yang Berdasarkan masuk ke Lapas ini memang rang-orang yang disampaikan di awal, maka dapat diangkat kurang beruntung, karena harus kehilangan rumusan masalah adalah sebagai berikut : kebebasan sekaligus dicap sebagai “’sampah a. Bagaimana mengwujudkan Lapas yang masyarakat” oleh lingkungannnya (1Atmowiloto 1996). Dalam perkembangan, sistem kepenjaraan atau Lapas ini terus latar belakang yang telah lebih manusiawi? b. Bagaimana cara penerapan sistem pendidikan yang lebih baik pada Lapas? mengalami perubahan dan perbaikan. Fungsi Lapas saat ini tidak lagi sekadar menjadi 1.3.1 Tujuan tempat untuk menghukum orang-orang yang melanggar hukum. Lebih dari itu, saat ini 1. Meningkatkan keaman di lapas Lapas 2. Membantu juga berfungsi sebagai tempat pembinaan narapidana (institusi_koreksf) padang yang baru,beralasan karena lapas kota Padang yang berada di bibir pantai. Padang yang cukup rawan terhadap tsunamai beberapa tahun agar lapas yang sangat berkompoten dalam pendidikan Perancangan pembangunan Lapas dikota yang narapidana hidup mereka jauh lebih baik kedepan 3. Menciptakan 1.2 Isu Perencanaan akar ini cukup 4. Merancang lapas yang memberi efek jera pada narapidana 5. Menghilakan sitgma ke masyarakat bawah narapidana iu di cap jahat kuat isunya,dan ada juga bebrapa alasan lain 1 Atmowiloto 1996 3 1.3.2 Sasaran Arsitektur 1.4 Kajian Pustaka a. Upaya upaya untuk mencapai tujuan Lembaga Pemasyarakatan (disingkat LP atau ini diharapakan nantinya dari hasil LAPAS) adalah tempat untuk melakukan perancangana ini dapat memberikan pembinaan terhadap narapidana dan anak sesuatu bentuk krgiatan dan fasilitas didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum yang disedikan di dalam lapas, selain dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat itu dihasilkan tersebut di sebut dengan istilah penjara. perancangan yang dilakukan sesuai Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit dengan kebutuhan lapas kota Padang Pelaksana yang Jenderal nantinya akan selanjutnya akan dijadikan Teknis di bawah Direktorat PemasyarakatanKementerian konsep perancangan. Hukum dan Hak Asasi Manusia (dahulu Adapun sasaran yang ingin di capai Departemen yaitu Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana 1. Menjadikan lapas yang bermutu (napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan dalam segi pendidikan Kehakiman). Penghuni agar (WBP) bisa juga yang statusnya masih mereka yang kelaur dari lapas tahanan, maksudnya orang tersebut masih akan menglami hidup yang lebih berada dalam proses peradilan dan belum baik ditentukan bersalah atau tidak oleh hakim. 2. Menciptakan lapas yang membangun karakter manusia 3. Menciptakan hal yang membuat narapidana jera untuk Pegawai negeri sipil yang menangangi pembinaan narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan di sebut dengan tidak Petugas Pemasyarakatan, atau dahulu lebih di mengulangi kesalah yang sama di kenal dengan istilah sipirpenjara. Konsep masa akan datang pemasyarakatan pertama kali digagas oleh 4. Terpenuhnya kebutuahan dalam lapas Menteri Kehakiman Sahardjo pada tahun 1962, dimana jawatan b. Orientasi sasaran agar disebutkan kepenjaraan bahwa bukan tugas hanya dapat melaksanakan hukuman, namun tugas yang menjalankan secara rinci dan hal yng jauh lebih berat adalah mengembalikan di inginkan tercapai oleh tujuan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam umum maupun khusus masyarakat. Pada tahun 2005, jumlah penghuni LP di Indonesia mencapai 97.671 orang, lebih besar dari kapasitas hunian yang 4 hanya untuk 68.141 orang. Maraknya d. Alisa penggunaan ruang dan peredaran narkoba di Indonesia juga salah perbandingan ruang dengan studi satu penyebab terjadinya over kapasitas pada banding dengan pengolahan secara tingkat hunian LAPAS. deskriptif dan skematik untuk menghasilkan kebutuhan ruang. 2.Metodologi e. Pemahaman permasalahan dengan Uraian rincian tentang cara atau teknik data yang ada, data Science Park mendapatkan sebahagian data,cara atau teknik menganalisa didapat dari situs Website. 1. Studi literatur f. Memperhitungkan Dilakukan dengan pemilihan data dengan data lietratur yang berkaitan dengan pendekatan menuju maslah yang ada dipratutarn daerah perencanaan dan ataupun Padang Science Park. kebijaka ke bijakan pemerintah data keterkaitan yang ada untuk konsep perancangan 2.2 Perumusan Konsep 2. Studi Banding Melakukan Pada tahap menguraikan pemikiran terhadap perbandingan dengan pemecahan masalah yang akan di aplikasikan bangunan yang jauh lebih baik,dari dalam perancangan. Peroses tahapan-tahapan segi bentuk,fungsi dan kebutuahan akhir yaitu tahapan pembuatan rancangan yang ada. desain. 3. Observasi dan wawancara Metode teknik yang dilakukan wawancara kolerasi dengan sangat fungsional,dimana kita bisa mendapat hal yang nyata pada saat ini. outputnya antar sintesa komponen digunakan dari hasil pembahasan sebagai pedoman penentuan desain.. 3.HASIL PEMBAHASAN 3.1 Site dan Tapak 2.1 Analisa Data a. Mengidentifikasi Merumuskan permasalahan dengan studi literatur dan observasi b. Analisa terhadap lingkungan site c. Analisa terhadap kebijakan sosial, : Site yang diambil terletak di jalan jln lubuk minturun, Padang. Dan sekarang masih dihuni oleh rumah penduduk dan persawahan. budaya dan ekonomi sesuai dengan peraturan yang ditetapkan RUTRK, RTRW, RTRK dan BWK 5 a. Lokasi site: Jln Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Padang b. Luas site : ± 20Ha ( Gambar 1) Transformasi bentuk Mengkombinasikan tiga bentuk bangunan agar banguan memiliki identitas dan sangat 3.2 Bentuk Bangunan mudah untuk dikenal. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan Mengkombinasikan tiga bentuk bangunan bentuk dasar bangunan yaitu: klasik,moderen dan budaya a.Aplikasi bentuk mencerminkan pada bangunan fungsi bangunan tersebut agar mudah dikenali. b. Mengkombinasikan beberapa bentuk c.Bentuk site yang menjadi lahan perencanaan d. Faktor kondisi cuaca lingkungan seperti hujan,pergerakan matahari, arah angin, dan beberapa kebisingan dari lingkungan site sekitar e.Tema desain arsitektur yang digunakan sesuai fungsi. 6 ` ( Gambar 2) Site Plan 7 ( Gambar 3) Denah Kantor LP ( Gambar 3)Tampak depan kantor LP 8 ( Gambar 4) Denah Gedung Tahanan ( Gambar 4) Tamapak Depan Gedung Tahanan 9 ( Gambar 5) Interior Gedung Tahanan 10 4. KESIMPULAN 5. UCAPAN TERIMAKASIH 1 Kesimpulan Penulis mengucapkan terima kasih kepada Setelah dilakukan evaluasi baik itu evaluasi konsep atau desain yang dikaitkan dengan yang terhormat : 1. Bapak Prof. Dr. Niki Lukviarman, skripsi dan gambar pra rencana, maka dapat S.E., ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut : Universitas Bung Hatta. 1. Perlu disediakan ruangan ataupun fasilitas yang dapat menjadi fasilitas pendidikan yang baik untuk para napi 2. Dengan memisahkan bangunan sesuai masa dengan ada dalam bangunan tersebut terorganisir MBA selaku rektor 2. Bapak Ir. Hendri Warman, MSCE, sebagai Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta. 3. Ibuk. Ir. Elfida Agus, M.T., sebagai fungsinya maka kegiatan yang dapat Akt., dengan baik. Ketua penataan dari ruang ruang yang sesuai dengan fungsi dan hubungannya dengan ruang Arsitektur, Universitas Bung Hatta. 4. Bapak Dr. Ir. Eko Alvares Z, MSA sebagai Koordinator Jurusan Studio Teknik Tugas Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta. 5. Bapak Ir. Nasril Sikumbang, M.T., IAI selaku dosen pembimbing I yang sudah lain. Teknik Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Akhir 3. Bentuk denah didapat dari Jurusan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Penerapan ke 6. Ibuk Desy Aryanti, S.T., M.A selaku ramah dosen pembimbing II yang selalu lingkungan diterapkan pada memberikan motivasi dan bimbingan pemanfaatan cahaya alami dan didalam penyelesaikan tugas akhir ini juga menjadi keamanan dalam dan juga mengarahkan penulis didalam sel penyelesaian tugas akhir ini. pendekatan karena yang lebih disain tidak perlunya lampu ditiap sel tahanan. 7. Kedua Orang mendo’akan Tua penulis yang selalu supaya dimudahkan dalam segala urusan. 11 8. Rekan-rekan seperjuangan selama studio tugas akhir dan juga temanteman yang sudah banyak membantu hingga terselesaikan tugas akhir ini. 6. DAFTAR PUSTAKA Asimon, Josias. Budaya Penjara dalam pemaha dan implementasi Darwis, Harmaini, Ir Msc. 1985. Laporan Perancangan Proyek Akhir Ujian Sarjana Lengkap Negara Jurusan Arsitektur F. Teknik Univ.Bung Hatta : Padang White, Edward.T, 1985 Elemen Perancangan Arsitektur Ching, Francis dk, 1991, Arsitektur : Bentuk, Ruang dan susunannya, Terjemahan Paulus Hanoto Adjie, Penerbit Erlangga, Jakarta. Newfert Emst. 1991. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2 Jakarta : Erlangga S. Jawana, Jimmy. 2002. Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga Data Arsitektur Website Internet : www.google.com 12