Software Defined Network (SDN)

advertisement
Software Defined Network (SDN)
Sebuah Terobosan Luar Biasa di Dunia Jaringan Komputer
Ilham Guntur
11151101882
Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Suska Pekanbaru - Riau
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Software-Defined Network
(SDN)
adalah satu jaringan
komputer yang sangat fleksibel
karena
ia
dikonfigurasi
dan
dikendalikan
melalui
software
terpusat. SDN ini di kembangkan
oleh Stanford University yang
mengeluarkan teknologi OpenFlow.
Dengan pengaplikasian OpenFlow,
pengguna
dapat
menganalisa
kebutuhan gambaran pertumbuhan
jaringan, yang dapat diamati
langsung hanya melalui sebuah
aplikasi!
SDN
memungkinkan
administrator
sistem
untuk
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika kita berbicara mengenai
dunia jaringan komputer maka
seringkali dikaitkan dengan berbagai
vendor penyedia teknologi jaringan
seperti CISCO, Juniper, NEC
ataupun Huawei. Sejak banyaknya
pengguna internet di dunia vendorvendor tersebut memiliki peran
penting
dalam
mendukung
terselenggaranya koneksi internet.
mempercepat koneksi penyediaan
jaringan. SDN juga memungkinkan
administrator
jaringan
untuk
memiliki kontrol pusat di sebuah
program lalu lintas jaringan tanpa
memerlukan akses fisik ke perangkat
keras jaringan.
Melalui SDN kita tidak perlu
bergantung pada vendor atau produk
tertentu di dalam implementasi
jaringan. SDN menciptakan sebuah
jaringan universal. Adanya SDN
dapat membuat aplikasi jaringan
berbasis vendor menghilang.
Kata kunci : OpenFlow, Aplikasi,
Software Defined Network, Jaringan
Teknologinya diimplementasikan di
perkantoran, sekolah, kampus, dan
berbagai tempat lainya. Bahkan lebih
jauh lagi kita dapat menjumpai
berbagai program sertifikasi yang
diselenggarakan oleh vendor-vendor
tersebut
untuk
mendukung
implementasi
produk-produknya.
Contohnya seperti Juniper yang
menyelenggarakan
program
sertifikasi JNCP, dan CISCO
menyelenggarakan sertifikasi CCNA,
CCNP, hingga CCNE.
Dalam arsitektur jaringan yang
belum
modern,
konektivitas
dilakukan
melalui
pemasangan
piranti perangkat keras jaringan
seperti switch dan hub. Model
arsitektur ini segera menjadi kuno
karena :
1. Cara kerja aplikasi modern
telah
berubah.
Jika
sebelumnya
satu
client
mengakses
satu
server,
aplikasi
modern
kini
membutuhkan kemampuan
untuk
bisa
berpindah
melompat ke beberapa server
dan
database
untuk
merespons satu query.
2. Analisis Big Data yang
semakin
banyak
diintegrasikan ke
dalam
proses bisnis perusahaan.
Aktivitas
ini
akan
membutuhkan
bandwidth
besar dan kemampuan untuk
menangani proses ribuan
server secara bersamaan.
3. Network Policy yang tidak
konsisten.
Bayangkan,
arsitektur jaringan perusahaan
skala menengah saja bisa
terdiri dari ratusan peranti
jaringan. Apalagi perusahaan
yang berskala enterprise,
jumlahnya bisa ribuan. Untuk
memberikan akses pada satu
virtual machine baru saja
membutuhkan waktu berjamjam bahkan bisa berhari-hari
untuk melakukan konfigurasi.
4. Ketergantungan pada vendor
peranti jaringan. IT modern
dituntut bisa secepatnya
menyesuaikan diri dengan
perubahan kebutuhan bisnis.
Sebaliknya, vendor peranti
jaringan tidak terlalu peduli
dengan tuntutan tersebut.
Mereka lebih asyik dengan
jadwal product development
mereka sendiri, ketimbang
kebutuhan
bisnis
dari
konsumennya.
Berbagai keterbatasan arsitektur
jaringan tradisional itulah yang
mendorong munculnya SoftwareDefined Network (SDN). Berawal
pada tahun 2004 muncullah gagasan
mengenai ide New Way Managing
Network yang menginginkan suatu
metode baru dalam aplikasi jaringan.
Lalu pada tahun 2008 gagasan awal
tersebut berkembang dan melahirkan
konsep yang dikenal sebagai
Software Defined Network. Secara
sederhana, software defined network
ini dapat dikatakan sebagai suatu
sistem jaringan yang kinerjanya
diatur oleh software tertentu. Namun
sebelumnya telah ada diciptakan
software pengatur jaringan juga,
yaitu NOX. NOX yang merupakan
salah satu perintis SDN ini
dikembangkan menggunakan bahasa
C. Salah satu pengembangan SDN
coba dirintis pengimplementasianya
di Stanford University kedalam
jaringan intra kampus pada tahun
2008. Publikasi jurnal dari hasil
implementasi
ini
mengenalkan
konsep OpenFlow sebagai suatu
bentuk implementasi topologi SDN.
Ide mengenai SDN terus
berkembang hingga tahun 2011
muncul
organisasi
OpenFlow
Network Foundation yang dirintis
oleh berbagai perusahaan di dunia,
antara lain Google, Yahoo, dan
NTT. Sementara sebagai member
ada CISCO, Juniper, IBM, DELL,
HP,
dll.
Alasan
yang
melatarbelakangi
berbagai
perusahaan IT turut bergabung dalam
OpenFlow Network Foundation
dikarenakan melihat potensi besar
mengenai perpindahan luar biasa
menuju era SDN kedepannya.
Perkembangan SDN pada
tahun 2012 semakin mengagumkan.
Dapat dikatakan dalam dalam
beberapa tahun perkembanganya
SDN telah populer dan menjadi isu
global dalam teknologi jaringan.
Salah satu alasanya dikarenakan
SDN platform bersifat universal
tanpa terbatas vendor atau produk
tertentu dalam implementasinya.
Selain itu implementasi SDN dapat
dikatakan terjadi secara besar besaran karena dukungan berbagai
perusahaan IT di dunia.
II. TEORI
Kehoe menjelaskan sedikit
pandangan bagaimana perkembangan
konten aplikasi sekarang ini telah
berkembang secara cepat, sehingga
membuat ledakan data yang harus
diperhatikan bagi para pengguna data
center.
Kehoe mengangkat kegunaan
Software Defined Networking (SDN)
sebagai arsitektur teranyar yang
mampu menganalisis kebutuhan
pemeliharaan jaringan lebih cepat
dan pintar yang mampu membuka
peluang terwujudnya sebuah aplikasi
berlandaskan networking.
III. ISI
Secara tradisional, perangkat lunak
jaringan (firmware) dan router
selama ini di bawah kendali
perusahaan-perusahaan
yang
memproduksi perangkat tersebut
(vendor). Namun kini dengan adanya
generasi awan (Cloud Computing),
software defined networking (SDN)
berusaha untuk mengubah disposisi
ini menggunakan protokol terbuka,
yaitu OpenFlow.
Dengan
menggunakan
SDN,
firmware bisa di switch dengan
diakses dari jarak jauh, setelah
dimodifikasi oleh pihak ketiga,
sehingga perangkat lunak pengguna
bisa menggunakan protokol terbuka
seperti OpenFlow.
Software-Defined Network adalah
satu jaringan komputer yang sangat
fleksibel karena ia dikonfigurasi dan
dikendalikan
melalui
software
terpusat.
Jika definisi ini belum dapat di
pahami, coba bayangkan satu
jaringan dimana semua router &
switch menerima satu konfigurasi &
network policy dari satu sistem
terpusat tanpa setiap router & switch
tadi perlu dikonfigurasi satu-persatu.
Pada intinya SDN “melepaskan”
jaringan virtual dari jaringan
fisiknya, sama seperti virtualisasi
pada server. Dengan demikian,
jaringan fisik menjadi fabric, pool
dari sumber daya kapasitas IP
(Internet Protocol).
SDN adalah software yang mengatur
dan menghantarkan jaringan virtual
serta layanan jaringan di atas fabric
tersebut. Jadi apa pun merek dan
model peranti jaringannya, semua
bisa dikumpulkan menjadi resource
pool sesuai dengan prasyarat Cloud.
Konsep ini sebenarnya sudah mulai
diadopsi oleh vendor Wireless LAN
yang menawarkan pengendalian
access point Wifi terpusat dari
sebuah controller, dimana semua
access point Wifi tadi menerima
konfigurasi (SSID, channel, security
setting) dari controller tadi.
Teknologi
SDN
ini
mulai
dikembangkan
oleh
Stanford
University
yang
mengeluarkan
teknologi OpenFlow. Kunci dari
SDN adalah keberadaan OpenFlow
ini, yakni standar antarmuka
komunikasi antara control layer dan
forwarding layer. . OpenFlow
memberikan akses langsung ke
forwarding plane dari peranti
jaringan seperti switch dan router
baik secara fisik maupun virtual.
Ketiadaan antarmuka yang bersifat
terbuka ke forwarding plane inilah
yang memberikan sifat monolitik dan
tertutup pada arsitektur jaringan yang
dulu. Sifat ini mirip dengan
mainframe arsitektur yang bertolak
belakang dari Cloud. Standar
OpenFlow
dikelola
oleh
OpenNetworking Foundation (ONF).
Teknologi OpenFlow ini memiliki
dua komponen, yaitu OpenFlow
Controller dan OpenFlow Switch.
OpenFlow
Controller
akan
mengirimkan konfigurasi policy
yang diinginkan kepada OpenFlow
Switch. OpenFlow Switch menerima
konfigurasi untuk melewatkan flow
paket tertentu. Flow paket yang
dilewatkan ini sangat fleksibel, mulai
dari konfigurasi layer 2 (VLAN ID,
MAC address), layer 3 (IP address),
bahkan sampai layer 4 (TCP/UDP
port). OpenFlow switch akan
menerima
instruksi
untuk
meneruskan tipe flow paket ini ke
port interface nya.
Di Kutip dari situs resmi mereka
(http://www.openflow.org)
OpenFLow adalah : standar terbuka
yang memungkinkan peneliti untuk
menjalankan protokol eksperimental
dalam jaringan yang kita gunakan
setiap hari. OpenFlow ditambahkan
sebagai fitur untuk switch Ethernet
komersial, router dan jalur akses
nirkabel - dan menyediakan hook
standar
untuk
memungkinkan
peneliti
untuk
menjalankan
percobaan, tanpa memerlukan vendor
untuk mengekspos kerja internal
perangkat jaringan mereka. Open
Flow juga disebut standar terbuka
untuk menyebarkan protokol inovatif
dalam jaringan produksi.
Dengan
OpenFlow,
OpenFlow
memungkinkan kita untuk dengan
mudah
menyebarkan
protokol
inovatif routing dan switching dalam
jaringan kita. Hal ini digunakan
untuk aplikasi seperti mobilitas
mesin
virtual
(Machine
VirtualMobile) dan ip generasi
berikutnya di jaringan berbasis
mobile.
Ada banyak keuntungan teknis
operasional dari SDN berbasis
OpenFlow. Dalam perspektif bisnis,
SDN mampu membuat infrastruktur
jaringan menjadi diferensiator bagi
perusahaan, bukan lagi cost-center
yang tidak bisa dihindari. Selain itu,
SDN akan membuat infrastruktur
jaringan menjadi lebih lincah dan
sigap mengantisipasi perubahan
kebutuhan bisnis.
Secara teknis SDN dapat dijelaskan
melalui gambar berikut.
Control program merupakan fitur
pengontrol
yang
memberikan
kesempatan user untuk menentukan
algoritma dari sistem jaringan.
Control program dapat di desain
menggunakan
high
level
programming language seperti Java,
maupun low level programming
language.
Selanjutnya
bagian
virtualization
layer
bertugas
mengubah informasi dari control
program kedalam bahasa yang lebih
universal seperti assembly. Program
yang
telah
divirtualisasikan
dijalankan oleh Network Operating
System (NOS). NOS-lah yang
memiliki peran penghubung antara
software dan hardware (dalam hal ini
switch).
Melalui SDN kita tidak perlu
bergantung pada vendor atau produk
tertentu di dalam implementasi
jaringan.
SDN
menciptakan
independensi
jaringan,
sebuah
jaringan universal.
SDN ini bukan saja akan merevolusi
arsitektur jaringan, tetapi juga bisa
mengubah konsep di industri peranti
jaringan yang selama ini dikuasai
vendor peranti keras jaringan.
Bayangkan, dengan SDN kita bisa
memberdayakan peranti jaringan
existing sehingga siap mendukung
Cloud. Kita tidak perlu membeli
solusi jaringan berkapasitas besar
yang mahal, kita cukup dengan
memvirtualisasikannya.
Sejauh ini, sejumlah vendor peranti
jaringan seperti Cisco, Force10,
Brocade
dan
Juniper
telah
mengumumkan
niatnya
untuk
mendukung OpenFlow. Namun
sejauh ini, solusi untuk menerapkan
OpenFlow dan SDN ini justru datang
dari vendor-vendor startup, seperti
Nicira -yang belum lama ini dibeli
VMware dengan harga U$1,26
miliar!
SDN ini adalah komponen terakhir
dari Cloud Computing dan akan
menjadi pemercepat bagi adopsi
Cloud Computing. Memang, tidak
hanya di Indonesia, penerapan Cloud
Computing saat ini masih lebih
banyak berkutat di lapisan server dan
storage, platform lalu aplikasi. Hanya
masalah waktu saja sampai kita harus
memperbesar skalanya dan Pada saat
itulah, implementasi Cloud akan
menyentuh hingga ke lapisan
infrastruktur jaringan.
Di Kutip dari chip.co.id . Pada
Tanggal 20 Februari 2013 lalu, (hari
pertama konferensi NetEvents),
Konferensi teknologi yang rutin
diselenggarakan sejak tahun 1996
ini, telah mengajak beragam software
comanies,
telecoms
operators,
datacenter/hosting
companies,
system integrators, IT channel
partners, analis, dan pers menelaah
pasar telekomunikasi dunia.
Bertempat di JW Mariott Hotel Phuket, konferensi NetEvents dibuka
oleh Rick Bauer, Managing Director,
Technology,
Open
Networking
Foundation SDN - Insider Insights -
yang mengajak peserta konferensi
untuk lebih mengenal tentang solusi
SDN.
"Software
Defined
Networking
(SDN)
adalah
pendekatan
pembangunan jaringan teknologi
terbaru yang memisahkan unsurunsur abstrak dalam telekomunikasi
dalam sebuah infrastruktur yang
terukur," ungkap Bauer.
Dengan menggunakan SDN, maka
administrator memiliki sistem yang
memudahkan mereka mengatur
tsunami data yang bergerak sangat
besar dan pesat.
"Sejak
tahun
2010
silam,
peningkatan pemakaian data telah
mengubah
pola
telekomunikasi
masyarakat
dunia.
Dengan
berkembangnya
teknologi
smartphone,
masyarakat
lebih
memilih
menggunakan
device
mereka
untuk
kegiatan
yang
memakan banyak paket data untuk
social media atau browsing. Ini
adalah salah satu serangan tsunami
data
yang
merubah
industri
telekomunikasi
untuk
memiliki
perangkat yang mendukung jaringan
data tersebut terdistribusi secara
lancar," jelas Bauer.
Untuk mengantisipasi
serangan
tsunami
data
tersebut,
SDN
menawarkan
sebuah
solusi
teranyarnya yang diberi nama
OpenFlow. Solusi yang telah dipakai
lebih dari 91 perusahaan IT dunia,
seperti; Facebook, Yahoo!, Google,
Fujitsu, HP, dan Hitachi - membantu
perusahaan-perusahaan
ini
mengontrol operasi data center
mereka
untuk
mendapatkan
pemakaian data yang sempurna.
"Dengan solusi terbaru ini, SDN
mampu
memperluas
jaringan
berbasis Internet Protocol (IP) yang
dibangun berdasarkan Autonomous
Systems (AS). Gagasan ini juga
memungkinkan jaringan berskala
agar
konketivitas
data
tetap
terdistribusi
secara
maksimal,"
tambah Beur. "Sebagai solusi
lengkap arsitektur cloud computing,
SDN mengoprasikan kebutuhan
perusahaan mengkonfigurasikan data
mereka dengan teknologi yang tepat
guna."
Dalam salah satu konfigurasi SDN,
kontrol perangkat keras jaringan
dapat dipisahkan secara fisik dari
harware data plane, yaitu jaringan
switch dalam server yang terpisah.
Alasan utama yang membuat SDN
spesial
yaitu, kami
memiliki
arsitektur data yang lengkap, mulai
dari solusi "open" yang digunakan
untuk multi-vendor interoperability;
"modular"
untuk
membuat
kebutuhan data terukur dan operator
mampu menganalisa kebutuhan
monetized mereka; "programmable"
yang
memudahkan
kecepatan
layanan baru; "abstraction layer"
baik untuk decouple hardware atau
software.
"Dengan solusi yang ditawarkan oleh
SDN, para pembisnis data akan
mendapatkan investasi terbaik bagi
keuntungan bisnis mereka dalam
mengontrol komunikasi," tutup Beur.
Seperti yang telah diterangkan
sebelumnya di dalam konferensi
NetEvents 2013 tentang kemampuan
SDN
mengubah
teknologi
telekomunikasi dunia, kali ini Dustin
Kehoe, Associate Research Director
Telecomunication ANZ - IDC
menjadi moderator diskusi panel
kedua, yang mengangkat tema
"Fertile Ground for a Network Apps
Store?".
Kehoe
menjelaskan
sedikit
pandangan bagaimana perkembangan
konten aplikasi sekarang ini telah
berkembang secara cepat, sehingga
membuat ledakan data yang harus
diperhatikan bagi para pengguna data
center.
Mengajak tiga orang pinalis yang
terdiri dari; Ed Chapman, VP
Business Development and Alliances
Arista Networks; Kash Shaikh,
Senior Director Product & Technical
Marketing HP; dan Rick Bauer,
Managing Director, Technology,
Open Networking Foundation Kehoe
mengangkat
kegunaan
Software Defined Networking (SDN)
sebagai arsitektur teranyar yang
mampu menganalisis kebutuhan
pemeliharaan jaringan lebih cepat
dan pintar yang mampu membuka
peluang terwujudnya sebuah aplikasi
berlandaskan networking.
"Pengelolaan data center yang
berjumlah ribuan, adalah tantangan
yang sangat berat bagi para insinyur.
Mereka harus mengawasi ribuan data
dari ratusan rak. Jika ada kesalahan
di salah satu titik, apabila
menggunakan solusi konvensional,
mereka harus menggamati satu
persatu rak tersebut dan ini sangat
memakan waktu. Tetapi sekarang
dengan kegunaan SDN, para insinyur
tidak perlu pusing lagi memelihara
data center, karena kami memiliki
simplifikasi solusi pintar yang
menghantarkan
pengamatan
kerusakan data lebih cepat," ungkap
Bauer.
SDN memungkinkan jaringan untuk
menjadi sebuah program yang
fleksibel. Dengan pengaplikasian
OpenFlow,
pengguna
dapat
menganalisa kebutuhan gambaran
pertumbuhan jaringan, yang dapat
diamati langsung melalui sebuah
aplikasi.
"Di tahun 2011 lalu, Google mulai
menggunakan aplikasi SDN di dalam
penjalanan data center mereka.
Hanya dalam jangka waktu yang
singkat, perusahaan yang berasal dari
California ini merasakan manfaatnya.
Mereka berencana di bulan April ini
untuk memperluas kebutuhan data
center menjadi dua kali lipat lebih
besar dari sebelumnya, ini adalah
tantangan besar bagi mereka. Karena,
dengan penggunaan data center yang
besar, mereka harus memiliki
standarisasi
keamanan
dan
kemudahan memperoleh data dengan
optimal. Dengan SDN, mereka
mampu menemukan solusi ini
menjadi lebih mudah tanpa perlu
khawatir," jelas Bauer.
"Peningkatan pasar aplikasi yang ada
di
Google,
telah
membuat
perusahaan ini membutuhkan sebuah
sistem yang menjanjikan untuk
membawa kontainer besar data
mereka ke konsumer."
"Penggunaan
smartphone
dan
aplikasi adalah peluang baru bagi
penyedia solusi data center. Hal ini
dapat merevolusi perkembangan
telekomunikasi lebih beragam dan
memungkinkan
pengembangan
kemitraan baru berlandaskan SDN,"
tambah Chapman.
Bruce
Bateman,
Networking
Evangelist APJ dari Dell Force10
mengatakan, ia melihat cara pandang
masyarakat kini telah berubah,
sehingga diperlukan transisi sebagai
cara untuk beradaptasi dengan
masyarakat.
“Masyarakat kini telah berubah.
Pelanggan meminta lebih banyak
keterbukaan, mereka minta standar
yang lebih terbuka, mereka meminta
kemampuan
untuk
berinteraksi
dengan produk lain,” ujar Bateman.
http://affanzbasalamah.wordpress.co
m/
IV. Kesimpulan
Dengan Software Defined Network
(SDN) ,Maka Tdk Perlu Lagi Di
Perlukan Vendor – vendor Penyedia
teknologi Jaringan, Karena SDN
platform bersifat universal tanpa
terbatas vendor atau produk tertentu
dalam implementasinya.Dgan SDN
ini Juga, semua pergerakan Jaringan
akan dapat di Pantau hanya dengan
software. Selain itu implementasi
SDN dapat dikatakan terjadi secara
Meluas karena dukungan berbagai
perusahaan IT di dunia,
Stanford University juga mengajak
berbagai institusi, seperti universitas
di AS dan di luar AS (Jepang, Hong
Kong, Korea) serta beberapa vendor
perangkat
jaringan
untuk
mengembangkan teknologi ini.
Melalui adanya virtualisasi dalam
SDN topologi jaringan tidak begitu
dipentingkan lagi. Sebab melalui
virtualisasi topologi dan konektivitas
antar node pada jaringan cukup
direpresentasikan secara virtual tanpa
perlu adanya device secara fisik.
Sebagaimana diungkapkan oleh Prof.
Scott Shenker “Topology is not
important anymore, because we just
need algorithm”.
V. REFERENSI
http://www.openflow.org
http://alfan.presekal.com/softwaredefined-network-sdn-paradigmabaru-dunia-jaringan/
http://www.wikipedia.org/
http://www.chip.co.id/news/corporat
etelecommunication/5339/netevents_k
egunaan_sdn_untuk_telekomunikasi
http://www.chip.co.id/news/corporat
e-telecommunicationapps/5343/netevents_sdn_mengubah
_pertumbuhan_aplikasi_data_center
http://teknologi.kompasiana.com/tera
pan/2012/10/25/software-definednetwork-katalis-cloud-computing498508.html
http://telsetnews.com/temabaru/sdnsebagai-solusi-masa-depan-jaringan/
Download