9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Proses Komunikasi Komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dari komunikator (source) kepada komunikan (receiver) melalui suatu massa (mass media). Komunikasi menurut S. Djuarsa Sendjaja yang diadaptasi dari definisi Berger dan Chaffee: komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenaranya dapat diuji dan digeneralisasikan.6 Lebih singkatnya komunikasi merupakan suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.7 Menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication” (1985), bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.8 6 S. Djuarsa Senjaja.Teori Komunikasi Modul 1-9. Univ. Terbuka. Jakarta November 2002. hal. 1.10 S. Djuarsa Senjaja. Pengantar Komunikasi Modul 1-9. Univ. Terbuka. Jakarta 1999. hal. 8 8 Ibid, hal. 158 7 10 Melalui saluran media massa diharapkan dapat memberikan efek berupa reaksi atau respon khalayak atau isi pesan-pesan yang diterimanya. Reaksi respon khalayak ini kemudian dikirimkan kembali dalam bentuk feedback atau umpan balik. Harold D. Laswell merumuskan komunikasi massa kedalam formula: WHO SAY WHAT IN WHICH CHANNEL TO WHOM WITH WHAT EFFECT Sumber: S. Djuarsa Senjaja. Pengantar Komunikasi. Universitas Terbuka, Hal. 60 Formulasi ini memberikan gambaran bahwa komunikator secara sengaja melakukan upaya mempengaruhi komunikan dan bentuk komunikasi cenderung kearah suatu proses komunikasi persuasif.9 Who : Sumber (komunikator), dalam hal ini adalah biro iklan pihak perusahaan atau pengiklan Say What : Pesan-pesan atau informasi produk atau jasa apa yang akan disampaikan atau ditawarkan oleh pihak pengiklan In Which Channel : Dengan saluran mana atau dengan medium apa untuk menyampaikan pesan atau informasi iklan. Dalam penelitian ini digunakan media audio visual televisi To Whom : Komunikan atau khalayak, sasaran penelitiannya yaitu mahasiswa fakultas ilmu komunikasi universitas mercu buana. 9 Ibid, hal. 60 11 Whit What Effect : diharapkan dapat memberikan efek kepada khalayak berupa tingkat pemahaman tentang produk dari si pengiklan, melalui suatu penelitian survey ke khalayak. Dalam kaitannya dengan iklan, proses iklan umumnya mengandung nilai komunikasi, karena periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.10 Jika dikaitkan dengan penelitian ini, proses komunikasi pesan berupa tayangan iklan esia pada media masa diharapkan adanya suatu makna dan reaksi terhadap rangsangan iklan yang menerpa kepada khalayak. 2.2 Efek Komunikasi Efek komunikasi merupakan setiap perubahan yang terjadi didalam diri penerima, karena menerima pesan-pesan dari suatu sumber. Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan perilaku. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan efek-efek atau perubahan-perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber seperti pengetahuan, sikap dan perilaku atau ketiganya. Perubahan-perubahan dipihak penerima ini diketahui dari tanggapan-tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan balik.11 Ada asumsi yang diingat bahwa efek yang ditimbulkan media massa hanya mampu pada tahap kognitif dan afektif meskipun bisa berkelanjut ketahap konatif 10 Renald Kasali, Manajemen Periklanan; Konsep dan Aplikasinya di Indonesia (Jakarta : PT. Pustaka Grafiti 1993) hal 51 11 Wiryanto, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta:PT. Grasindo), 2003, hal. 39 12 dengan persyaratan memenuhi unsur-unsur tertentu, serta adanya anggapan bahwa sangat sulit untuk mengukur dampak konatif, maka penelitian ini hanya menitik beratkan pada 2 tahap saja yaitu efek kognitif, afektif 1 Efek kognitif adalah efek yang terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsi khalayak. Berhubungan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan dan informasi. 2 Efek Afektif adalah efek yang timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau nilai.12 Cara komunikan mereaksikan dan jenis reaksi yang dihasilkan ditentukan oleh bekerjanya sejumlah faktor. Schramm (1971) menyebutkan empat faktor yang mempengaruhi tanggapan yaitu : pesan, situasi ketika pesan itu diterima dan ditanggapi, keperibadian komunikasi serta kontek kelompok ketika komunikan menjadi anggotannya. Sementara Barelson memformulasikan faktor-faktor tersebut dalam hipotesis sebagai berikut: “Some kinds of communication on some kinds of issues brought to be attention of some kinds of public under kinds of conditions have some kinds of effect.” “berbagai jenis saluran komunikasi bagi berbagai jenis persoalan yang menarik perhatian bagi berbagai jenis orang yang berada dalam berbagai jenis kondisi menimbulkan berbagai jenis efek”13 12 Jalaludin Rachmat, Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Hal 218 13 Ada lima faktor penting dalam formulasi Berelson, yaitu: 1. Jenis saluran komunikasi yang digunakan. Dalam hal ini, efektifitas komunikasi dalam mempengaruhi opini publik berubah-ubah menurut sifat salurannnya a. Semakin pribadi suatu komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik. b. Semakin informal suatu saluran komunikasi, semakin efektif dalam mempengaruhi opini publik c. Semakin khusus suatu saluran komunikasi, semakin kuat pengaruh atas khalayak dibandingkan dengan saluran yang lebih umum d. Isi yang sifatnya reportialnya umumnya lebih efektif daripada isi yang bersifat editorial atau yang bersifat representatif. e. Peristiwa umumnya lebih efektif daripada kata-kata, sebab peristiwa lebih bersifat “fait accopilo” f. Isi yang bersifat emosional lebih efektif dibandingkan dengan isi bersifat rasional. 2. Jenis persoalan a. Persoalan yang baru b. Persoalan yang tidak tegas c. Persoalan tokoh-tokoh yang disegani 3. Jenis orang a. Semakin kuat prediposisi orang semakin sulit untuk diubah. 13 Ibid, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta:PT. Grasindo), 2003, hal. 42 14 b. Semakin sedikit pengetahuan orang tentang sesuatu samakin mudah komunikasi massa mempengaruhi opini mereka. 4. Jenis kondisi a. Kondisi monopoli lebih efektif dibandingkan kondisi persaingan b. Penampilan yang dibuat-buat kurang efektif dibandingkan dengan penampilan yang tidak direncanakan. 5. Jenis Efek a. Efek jangka panjang dan pendek b. Efek yang mengubah dan mempertahankannnya c. Efek yang diharapkan dan yang tidak diharapkan d. Efek langsung dan tidak langsung 14 Menurut Schramm dalam bukunya “How Communication Work”, menggolongkan efek komunikasi massa kedalam efek yang bersifat khusus dan efekefek yang bersifat umum: 1. Efek Umum Efek umum menyangkut efek ‘dasar’ yang diramalkan dapat terjadi akibat pesanpesan yang disiarkan melalui media massa, dan komunikasi massa mempunyai efek yang ‘mengembang’. Sebab dalam banyak hal komunikasi massa telah mengambil alih fungsi komunikasi sosial. Secara umum, komunikasi melalui media massa telah 14 Ibid, hal. 45 15 menciptakan suatu jaringan pengertian, yang tanpa itu tidak mungkin tercipta masyarakat yang besar dan modern 2. Efek Khusus Efek khusus terutama menyangkut ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass audience pada prilaku mereka dalam menerima pesan-pesan media massa. Menurut Schramm “kita tidak bisa dapat meramalkan efek pada mass audience, kita hanya dapat meramalkan efek pada perorarangan”15 2.3 Hierarki Efek Ditinjau dari perspektif komunikasi, iklan dianggap sebagai teknik penyampaian pesan yang efektif dalam penjualan produk. Oleh karenanya dalam aktivitas perpindahan kepada khalayak tentunya harus mengandung daya tarik sehingga mampu menggugah perasaan khalayak.16 Ini berarti informasi tersebut kemudian menjadi seperangkat pengetahuan yang membimbing dan mengarahkan masyarakat pada keputusan untuk membeli. Ada beberapa model yang membahas efek komunikasi. Salah satunya adalah Hierarchy of effect dari Robert J. Lavidge dan Gary A. Stainer. Model ini mewakili proses bekerjanya iklan dan menganggap bahwa ada serangkaian tahap harus dilalui pihak konsumen agar produk tersebut bisa dikenal, diminati, dan dibeli oleh konsumennya. 15 16 Ibid, hal. 47 Liliweri. Alo.1992 Dasar-dasar Komunikasi periklanan. Bandung Citra Aditya Bakti, hal.23 16 Tahap-tahap tersebut antara lain: 1. Tahap Kesadaran (Awareness) Jika sebagian besar dari audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator pemasaran adalah membangun kesadaran. Yang mungkin hanya pengenalan nama produk saja. Yang dapat dicapai dengan menggunakan pesan-pesan sederhana dengan berulang. 2. Tahap Pengetahuan (Knowledge) Audiens sasaran mungkin telah memiliki kesadaran tentang produk, tetapi tidak mengetahui lebih banyak lagi. Jadi tugas dari komunikator adalah memberikan lebih banyak lagi informasi untuk dilemparkan kepada masyarakat. 3. Tahap Menyukai (Liking) Jika audience mengetahui jasa tersebut, perlu ditanyakan bagaimana perasaan mereka terhadap jasa tersebut. Apakah mereka menyukainya atau tidak. Apabila sikap mereka negatif maka komunikator harus mengembangkan sebuah kampanye komunikasi untuk mendorong perasaan suka. 4. Tahap Memilih (Preference) Dalam arti lebih suka terhadap produk atau jasa tertentu daripada terhadap orang lain. Audiens mungkin menyukai jasa tersebut tetapi tidak memilihnya dibandingkan produk lain. Maka komunikator harus berupaya membangun sikap konsumennya agar lebih menyukai produk atau jasa tersebut. Dalam tahapan ini konsumen mengevaluasi, membentuk preferensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan. 17 Konsumen mungkin juga membentuk suatu maksud pembelian untuk membeli merek yang paling disukai. 5. Tahap Keyakinan (Conviction) Apabila audiens sasaran mungkin suka terhadap suatu produk tertentu tetapi tidak menimbulkan keyakinan untuk membelinya. Maka tugas komunikator adalah membangun keyakinan audiens untuk membelinya. Disini dapat dilihat bahwa konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Karena konsumen memandang setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan kebutuhan tersebut. 6. Tahap Pembelian (Purchase) akhirnya setelah merasa yakin dengan produk maka komunikator mengarahkan sasaran untuk melakukan pembelian. 17 17 Don E. Schultz and Stanley I. Tannenbaum, Integrated marketing communications, (Illinos, NTC Bussiness Book, 1994), hal 109 18 Bagan 2.1 Tabel Hierarchy of Effect Ralated behavioral Dimensions Movement forward Example of types of Promotions or advertising relevant to various steps Conative: The realm of movies. Ads stimulate of Direct desires Purchase point-of-purchase Retail store ads deals “last changce act” Offers price appeals testimonials Affective: Conviction competitive ads argumentative copy Preference The realm of emotions. Ads change attitudes and felling Cognative: The realm of thoughts Ads provides informations and facts. Liking Knowledge Awarness announcements descriptive copy classified ads slogans, jingles, sky writing, teaser campaigns Source: Don E. Schultz and Stanley I. Tannenbaum, Integrated marketing communications, (Illinos, NTC Bussiness Book, 1994), hal 61 Dalam proses penyebaran pesan dikenal juga metode pendekatan DAGMAR yang merupakan suatu proses komunikasi yang terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki yaitu berupa tindakan yang diambil oleh konsumen. 19 Pada model proses komunikasi DAGMAR tersebut menggambarkan bahwa proses komunikasi terdiri dari langkah-langkah yang harus dilalui suatu produk untuk sampai pada tujuan yang dikehendaki, yaitu berupa tindakan yang harus diambil oleh konsumen. Langkah-langkah itu terdiri : 1. Ketidak sadaran (Unawareness) Adanya ketidaksadaran calon konsumen akan kehadiran produk dipasaran. Karena produk tersebut belum diiklankan sehingga hanya sebagian masyarakat yang mengetahui keberadaan produk tersebut dan kegunaannya. 2. Kesadaran ( Awarness) Dengan diiklankannya suatu produk, maka tugas periklanan disini adalah meraih kesadaran calon konsumen sebagai langkah awal sehingga masyarakat akan menjadi kenal, tahu, akan keberadaan suatu produk. 3. Pemahaman dan Citra (Comprehension And Image) Langkah pemahaman dibutuhkan sebagai suatu proses sebelum orang mengatakan suka atau tidak suka terhadap suatu produk yakni proses belajar dalam bidang kognitif. calon konsumen akan mempelajari hal seperti karakter spesifik produk tersebut, perbedaan dengan merek lain, serta apakah akan memberikan keuntungan jika dibeli. 4. Sikap (Atitude) Berikutnya adalah langkah kepastian yakni memastikan sikap calon konsumennya dari tahap sebelumnya yang hanya memiliki bayangan akan suatu produk pada tahap 20 pembayangan, kepada tingkat final. calon konsumen mempunyai sikap untuk memilih produk atau jasa tertentu, sesuai dengan keinginan dan dapat memberikan manfaat. 5. Tindakan (Action) Setelah menetapkan pilihan, calon konsumen melakukan tindakan membeli produk atau jasa yang ditawarkan tersebut. pada tindakan ini, para produsen mengharapkan agar calon konsumen mengambil tindakan pembelian dan menciptakan sikap loyal bagi konsumennya terhadap produk.18 2.4 Televisi Sebagai Media Periklanan Sarana komunikasi massa elektronik berupa televisi menjadi alat penyebar pesan yang jauh lebih baik dan lebih efektif dibandingkan dengan sarana komunikasi massa lainnya. Pemirsa tidak memerlukan adanya prantara yang bertindak sebagai pembaca atau penerjemah untuk pesan-pesan yang dapat mereka lihat dan dengar pada layar televisi. Hal ini tidak memiliki oleh media lain seperti radio yang hanya memiliki sifat audio atau hanya dapat didengar, begitu pula dengan media cetak yang memerlukan kemampuan membaca. Selain itu pada tahap komunikasi, pengiklan atau komunikator sebagai pemasang iklan harus memperhatikan faktor atau isi pesannya dan faktor-faktor dari komunikan yang menjadi sasaran. Faktor-faktor yang dimaksud disini adalah latar belakang komunikan, atau segmen yang ingin dijadikan sasaran oleh pengiklan. 18 Russel H. Colley. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia.Op.Cit Hal. 52 21 Latar belakang pendidikan, sosial dan ekonomi berpengaruh besar dalam menentukan iklan seperti apa yang cocok untuk komunikan .Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan iklan yang dibuat akan lebih baik cocok dan tepat mengenai sasaran atau komunikan. Untuk itu kegiatan pemasangan iklan sebaiknya disertai pula dengan sesuatu kegaitan yang disebut dengan “audience Research” atau riset pemirsa yang oleh Ton Kertapati dikatakan sebagai berikut. “suatu usaha untuk menyelediki sampai dimana pesan-pesan yang telah disampaikan itu ada efeknya pada sasaran-sasaran yang dituju, mengenai acara-acara yang digemari, cerita-cerita/artikel-artikel yang banyak dibaca maupun yang tidak diperhatikan dan sebagainya”. 19 Seperti media massa lainnya dalam pemasaran iklan televisi juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan iklan ditelevisi yang berlaku secara umum: 1. Efisien Biaya Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efetif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulananya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur . televisi menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainya, tetapi juga khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan masal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala. 19 Ton Kertapati, Dasar-dasar Publistik, Bina Aksara, Jakarta. 1981, hal 98 22 2. Dampak yang Kuat Keunggulan lainnya adalah kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera: penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjapekerajaan kreatif dengan mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. 3. Pengaruh yang kuat Akhirnya, televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya di muka televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya ditelevisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah cerminan bonafiditas pengiklan. Sedangkan beberapa kelemahan penayangan iklan pada media televisi meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Biaya yang besar Kelemahan yang paling serius dalam beriklan ditelevisi adalah biaya absolut yang sangat ekstrem untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. Sekalipun biaya untuk menjangkau setiap kepala adalah rendah, biaya absolut dapat membatasi niat pengiklan, biaya produksi, termasuk biaya pembuatan film dan hororarium artis yang terlibat, bisa menghabiskan jutaan, rupiah, belum lagi penyiarannya yang harus diulang-ulang pada jam-jam siaran utama. 23 2. Khalayak yang selektif Sekalipun berbagai teknologi telah diperkenalkan untuk menjangkau sasaran yang lebih selektif, televisi tetapi sebuah media yang tidak selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah. Jadi, iklan-iklan yang disiarkan ditelevisi memiliki kemungkinan menjangkau pasar tidak tepat. 3. Kesulitan Teknis 4. Media ini juga tidak luwes dalam pengaturan teknis. Iklan-iklan yang telah dibuat tidak dapat diubah begitu saja jadwalnya, apalagi menjelang jam-jam penyiarannya. 20 Dengan demikian dapat diketahui bahwa media massa elektronik disamping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan-kelemahan sehingga mempengaruhi kemapuan-kemampuan dalam mencapai sasaran khalayak yang dituju. 2.4.1 Unsur-unsur Iklan TV Dalam pembuatan iklan diperlukan unsur-unsur yang mendukung kegiatan periklanan di media televisi, unsur-unsur itu adalah: 1. Story Boards Visualisasi untuk iklan televisi merupakan serangkaian gambar kartun yang dibuat dalam bentuk layar televisi atau persegi panjang yang menampilkan alur cerita iklan yang diusul. 20 Ibid. hal 112 24 Ada 3 macam pada story board: a. Gambar yang menampilkan adegan atau gerak film tersebut. b. Deskriptif tertulis yang menerangkan tentang apa yang akan nampak (visual) c. Apa yang akan di dengarkan oleh khalayak. (audio) 2. Musik atau Jingle Jingle dalam suatu iklan televisi adalah mencakup musik, suara, dan sound effec (efek suara). Semua itu dapat berupa suatu pembicaraan, suara angin, dan sebagainya tergantung dari kesan yang ingin ditimbulkan. 3. Alur cerita / Script Scipt adalah susunan suatu kalimat yang membentuk headline atau pesan pada sebuah iklan. 4. Endoser Endoser berasal dari kata endose yang berarti menguasakan atau mendukung. endoser berarti orang yang mendukung pada iklan dalam artian lain tokoh yang dapat digunakan sebagai pemeran iklan. 5. Signature Slogan Slogan adalah baris kalimat penutup (the pat of line) yang dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan citra produk atau perusahaan dan dapat ditampilkan dalam bentuk audio saja, visual saja, atau bahkan keduannya. 25 6. Logo Logo adalah simbol atau identifikasi suatu kelompok atau perusahaan. Logo digunakan agar khalayak mudah mengetahui dan mengenali dengan mudah terhadap suatu produk atau perusahaan. 21 21 Moriarty, Sandra E, Creative Advertising – Theory and Practice, Prentice Hall, New Jersey 1986, hal 261