BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Secara etimologis paradigma berarti model teori ilmu pengetahuan atau kerangka berpikir. Sedangkan secara terminologis paradigma berarti pandangan mendasar para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok kepersoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma ilmu pengetahuan adalah model atau kerangka berpikir beberapa komunitas ilmuan tentang gejala-gejala dengan pendekatan fragmentarisme yang cenderung terspesialisasi berdasarkan langkah-langkah ilmiah menurut bidangnya masing-masing. Paradigma penelitian kualitatif adalah pendekatan sistematis dan subjektif dalam menjelaskan pengalaman hidup berdasarkan kenyataan lapangan (Empiris). Pendekatan kualitatif bukan suatu pendekatan baru dalam dunia penelitian ilmiah, bahkan terus berkembang di dunia bidang sosial dan pendidikan. Proses penelitian ini dijalankan melalui pemahaman tentang pengalaman manusia dalam aneka bentuk.35 Paradigma terkait dengan penelitian ini masuk ke dalam paradigma Kritis. Aliran ini sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu paradigm, akan tetapi lebih tepat disebut ideologically oriented inquiry, yaitu suatu wacana atas realitas dengan 35 Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Gaung Persada, Jakarta: 2009, hal. 35 46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 muatan orientasi ideology tertentu, yakni meliputi neo-marxisme, materialism, feminisme, freireisme, participatory inquiry, dan paham-paham yang setara.36 Teori kritis mentakrifkan ilmu sosial sebagai proses kritis mengungkapkan “the real structure” di balik ilusi dan kebutuhan palsu yang ditampakkan dunia materi, guna mengembangkan kesadaran sosial untuk memperbaiki kondisi kehidupan subjek penelitian37. Sebagai paham keilmuan, teori kritis dikembangkan dari konsepsi kritis terhadap berbagai pemikiran dan pandangan yang sebelumnya. Sedikitnya ada dua konsepsi perihal ‘kritis’ yang perlu diklarifikasi. Pertama ‘kritis internal’ terhadap analisis argument dan metode yang digunakan dalamberbagai penelitian. Kritik ini difokuskan pada alasan teoretis dan prosedur dalam memilih, mengumpulkan, dan menilai data empiris. Dengan demikian aliran ini amat mementingkan pada alasan, prosedur dan bahasa yang digunakan dalam mengungkapkan kebenaran. Oleh karena itu penilaian silang secara kontinyu dan pengamatan data secara intensif merupakan merek dagang dari paradigm ini. Kedua, makna ‘kritis’ dalam reformulasi masalah logika. Logika bukan semata-mata pengaturan formal dan kriteria internal dalam pengamatan, tetapi juga melibatkan bentuk-bentuk khusus pemikiran yang difokuskan pada skeptisisme – dalam pengertian rasa ingin tau – terhadap institusi sosial dan konsepsi tentang realitas yang berkaitan dengan ide , pemikiran dan bahasa 36 37 Agus Salim, Teori & Paradigma, Tiara Wacana, Yogyakarta: 2006, hal. 70 Ibid, hal.72 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 48 melalui kondisi sosial historis. Dalam hal ini konsep ‘kritis’ berkaitan dengan kondisi pengaturan sosial, distribusi sumber daya yang tidak merata, dan kekuasaan.38 3.2 Tipe Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan menggunakan analisa wacana. Penelitian deskriptif menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian yang pada umumnya seorang peneliti dapat menemukan data penelitian dalam bentuk katakata, gambar, data. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi secara actual terperinci, mengidentifikasi masalah, mambuat perbandingan dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif, pendekatan kualitatif adalah penelitian ini dengan menganalisis data yang tidak berbentuk angka. Tetapi berbentuk dengan memaparkan gambaran suatu hal yang tidak berbentuk angka,. Pengumpulan data penelitian kualitatif, dapat dilakukan dengan cara mendalam focus group discussion atau observasi.39 Peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan cara observasi dari dua media online yang akan diteliti, dengan tujuan untuk mengkritik dan transformasi hubungan sosial, mengungkapkan realitas media dalam penyampaian sebuah berita melalui teks wacana. 38 39 Ibid, hal.85 Jalaludin Rahmat. Metode Penelitian komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung: 2007, hal 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 49 3.3 Metode Penelitian Peneliti menentukan metode yang digunakan adalah Metode Analisis Wacana, teori wacana digunakan untuk memahami fenomena sosial sebagai pengonstruksian kewacanaan karena pada prinsipnya semua fenomena sosial bisa dianalisis menggunakan piranti analisis wacana. Pertama, kami menyajikan pendekatan analisis wacana bahasa dan kemudian memperluas analisis wacana dengan mencakup bidang sosial secara keseluruhan. Karena fokusnya yang luas ini, teori wacana cocok digunakan sebagai dasar teoritis untuk pendekatan-pendekatan teori konstruksionis yang berbeda pada analysis wacana.40 Menurut Eriyanto ( analisis wacana pengantar teks media ), analisis wacana yang dapat dideteksi secara sistematis suatu ide, opini, konsep dan pandangan hidup dibentuk dalam suatu konteks tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir dan bertindak tertentu.41 Analisis wacana juga termasuk dalam pendekatan konstruksionisme. Fokus dari pendekatan ini adalah bagaimana pesan politik dibuat/diciptakan oleh komunikator dan bagaimana pesan itu secara aktif ditafsirkan oleh individu sebagai penerima. Pendekatan konstruksionis memusatkan perhatian kepada bagaimana seseorang membuat gambaran mengenai sebuah peristiwa politik (Eriyanto 2000, 21-22).42 40 Marianne W Jorgensen, Analisis Wacana, Pustaka pelajar, Yogyakarta: 2007, hal.45 Eriyanto, analisis wacana pengantar analisis, Teks media, LKis Yokyakarta 2001, hal. 65 42 Burhan Bungin, Analisis data penelitian Kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2003, hal. 155 41 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 50 3.4 Subjek penelitian Penelitian ini bukan merupakan penelitian ilmiah melainkan penelitian yang secara subjektif menurut pengamatan peneliti sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti media 2 media online yaitu detik.com dan kompas.com, dalam memberitakan kasus Dana Siluman 12,1 triliun yang diperdebatkan oleh Gubernur DKI dan DPRD DKI. Bagaimana gubernur DKI berbicara soal dana siluman tersebut, bagaimana DPRD DKI berargumen soal dana siluman tersebut. Sehingga media mengemasnya dalam bentuk yang bermacam-macam. Pemberitaan Pada akhir bulan februari hingga pertengahan bulan maret 2015 yang dipilih, karena pada bulan tersebut media sedang marak memberitakan kasus dana siluman tersebut dan membahas lebih dalam terkait kasusnya. 3.5 Teknik pengumpulan data a. Data primer Data primer merupakan data yang utama dari sumber objek penelitian. Observasi didalam media online terhadap dokumentasi dan data-data yang dibuat atau disusun oleh media itu sendiri. Membandingkan mengenai pandangan sendiri tanpa adanya wawancara atau diskusi dua buah media dalam sebuah pemberitaan yang sama antara media online “Kompas.com” dan “Detik.com”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 51 b. Data sekunder Data yang digunakan peneliti untuk melengkapi data primer, yaitu diperoleh melalui studi kepustakaan baik dengan mengumpulkan bahan bacaan seperti buku, artikel, jurnal yang berkaitan dengan fokus penelitian yang dilakukan, dan untuk menemukan ketepatan dalam menganalisa analisis wacana terkait. 3.6 Teknik analisis data Proses penelitian yang digunakan peneliti adalah dengan observasi terhadap objek yang akan diteliti yaitu analisis wacana pada dua media online yaitu Detik.com dan Kompas.com membandingkan dua pengkonstruksian media dalam penyampaian berita dalam bentuk teks. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis wacana kritis dari Theo Van Leeuwen. http://digilib.mercubuana.ac.id/