jurusan matematika fakultas matematika dan ilmu

advertisement
JURUSAN MATEMATIKA
Nurlita Wulansari (1210100045)
Dosen Pembimbing:
Drs. M. Setijo Winarko, M.Si
Drs. Lukman Hanafi, M.Sc
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
Home
Pendahuluan
Tinjauan
Pustaka
Metodelogi
Penelitian
Pembahasan
Kesimpulan
Abstrak
Pada Tugas Akhir ini menganalisis tentang model penyebaran penyakit
menular . Model ini mempunyai kelas terisolasi dari kontak sexual yang
bertujuan untuk mengurangi pertumbuhan jumlah populasi terinfeksi dan
jumlah kematian pada populasi terinfeksi. Namun, model penyakit ini tidak
memberi kelas kesembuhan. Pada model ini akan dicari titik setimbang dari
bebas penyakit, titik setimbang endemik dan titik setimbang kepunahan
populasi Susceptible. Selanjutnya akan dilakukan analisa kestabilan pada
setiap titik setimbang tersebut dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
penyebaran suatu penyakit. Selain itu dilakukan penyelesaian numerik
untuk model SIA menggunkan metode Runge- Kutta orde empat. Metode ini
digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial yang menyangkut
nilai awal, dan memudahkan dalam menganalisa sehingga akan diketahui
error selisih antara nilai eksak dengan numerik pada titik setimbang.
Kata kunci — Model Epidemik Transmisi vertikal SIA, Metode RungeKutta orde 4.
Home
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
1.2
Rumusan
Masalah
Bertambahnya
masyarakat pengidap
penyakit yang
disebabkan keturunan
dan dari pasangannya
1.3
Batasan
Masalah
1.4
Tujuan
Model epidemik
Tugas Akhir
Sebelumnya
Transmisi vertikal
SIA
Metode Numerik
Runge-Kutta
HSV
1.5
Manfaat
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Batasan
Masalah
1.4 Tujuan
1.5
Manfaat
1. Bagaimana menentukan kestabilan lokal dari setiap titik
kesetimbangan pada model dengan transmisi vertikal?
2. Bagaimana interpretasi hasil analisis dari model epidemik
transmis ivertikal dengan menggunakan metode Runge-Kutta?
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Batasan
Masalah
1.4 Tujuan
1.5
Manfaat
Permasalahan yang dibahas pada proposal tugas akhir ini akan dibatasi pada
model epidemik tipe SIA dengan
S adalah individu rentan penyakit
(Susceptible)
I adalah individu terinveksi (Infected)
A adalah individu yang terisolasi
(Abstained class).
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Batasan
Masalah
1.4 Tujuan
1.5
Manfaat
1. Mengetahui syarat-syarat terjadinya penyakit endemik didalam
masyarakat.
2. Mengintrepetasikan hasil analisis dari model epidemik transmisi
vertikal dengan menggunakan metode Runge-Kutta.
1,1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Batasan
Masalah
1.4 Tujuan
1.5
Manfaat
1. Mengetahui dinamika penyebaran per laju penyakit dan berusaha
mengurangi penyebaran dengan memperhatikan syarat terjadinya endemik
2. Sebagai referensi bagi pihak medis/ badan pemerintahan yang terkait dalam
menyelesaikan masalah mewabahnya penyakit HSV-2 (Herpes Simpleks
Virus tipe 2)
Home
2.1
Penelitian
Terdahulu
2.2 Bilangan
Reproduksi
dasar (R0)
2.3
Kestabilan
Titik Tetap
2.4 Stabil
Asimtotis
Lokal
2.5 Metode
RungeKutta
Model kestabilan transmisi vertikal sudah pernah dibahas sebelumnya.
Diantaranya oleh :
1. Widiarto, Henry. 2010. membahas tentang model epidemik transmisi
vertikal bertipe SIPA.
2. Inderajati, Setyanti Wibawaning. 2010. membahas tentang model
epidemik transmisi vertikal bertipe SIQS.
3. Pada tugas akhir akan dibahas model epidemik transmisi vertikal
bertipe SIA.
2.1
Penelitian
Terdahulu




2.2 Bilangan
Reproduksi
dasar (R0)
2.3
Kestabilan
Titik Tetap
2.4 Stabil
Asimtotis
Lokal
2.5 Metode
RungeKutta
Bilangan Reproduksi dasar adalah bilangan yang menunjukkan
jumlah individu rentan yang dapat menderita penyakit disebabkan
oleh satu individu infeksi. Kondisi yang akan timbul adalah satu
diantara tiga kemungkinan berikut ( Giesecke, 1994):
Jika Ro<1 , maka penyakit akan menghilang dalam populasi
Jika Ro=1 , maka penyakit akan menetap dalam populasi.
Jika Ro>1, maka penyakit akan meningkat menjadi wabah dalam
populasi.
2.1
Penelitian
Terdahulu

2.2 Bilangan
Reproduksi
dasar (R0)
2.3 Titik
setimbang
2.4 Stabil
Asimtotis
Lokal
2.5 Metode
RungeKutta
Pandang persamaan diferensial
Sebuah titik
merupakan titik kesetimbangan dari persamaan
(1) jika memenuhi
dan
karena turunan
suatu konstanta sama dengan nol, maka sepasang fungsi konstan.
merupakan penyelesaian kesetimbangan
dari persamaan (1) untuk semua t. ( Thieme HR.1992)
2.1
2.4 Stabil
2.5 Metode
2.2 Bilangan
2.3 Titik
Reproduksi
Penelitian
Asimtotis
RungeSetimbang
dasar (R0)
Terdahulu
Lokal
Kutta
 Kestabilan asimtotis lokal pada titik kesetimbangan ditentukan oleh tanda pada
bagian real dari akar-akar karakteristik sistem. (Thieme HR.1992)
Teorema 1 :
Titik setimbang
dari matriks j=
stabil asimtotis jika dan hanya jika nilai karakteristik
mempunyai tanda negatif pada bagian realnya dan tidak stabil jika
sedikitnya satu dari nilai karakteristik mempunyai tanda positif pada
bagian realnya.
Dari matriks jacobian yang dihitung disekitar titik kesetimbangan didapatkan
akar-akar karakteristik sistem
2.4.1 Akar- Akar Karakteristik
Definisi 2.4.4 ( Finizion, N. 1992)
Jika J adalah matriks yang berukuran n x n maka vektor tak nol dinamakan vektor
karakteristik dari J jika memenuhi
(2)
Skalar
disebut nilai karakteristik dari j dan dikatakan vektor karakteristik yang
bersesuaian dengan .. Untuk mencari nilai karakteristik matrik j yang berkuran n x
n, maka persamaan (2) dapat ditulis
(3)
(3) mempunyai penyelesaian tak nol jika dan hanya jika
(4)
Jika matriks
maka persamaan (4) dapat ditulis
Atau
Lanjutan Akar- Akar Karakteristik
Akar-akar karakteristik
Sifat stabilitas titik setimbang berdasarkan tanda bagian real dibagi menjadi 3 yaitu:
1.Stabil
Titik setimbang dikatakan stabil jika dan hanya jika akar karakteristik mempunyai
bagian real yang bernilai negatif atau mempunyai bagian real tak positif.
2. stabil asimtostis
Titik setimbang dikatakan stabil asimtotis jika dan hanya jika akar karakteristik
mempunyai bagian real negatif .
3.tidak stabil
Titik setimbang dikatakan tidak stabil jika dan hanya jika terdapat sedikitnya satu
akar karakteristik yang mempunyai bagian positif.
2.4.2 Kriteria kestabilan Routh-Hurwitz
Kriteria kestabilan Routh –Hurwitz adalah suatu metode untuk menunjukkkan
kestabilan sistem dengan memperhatikan koefisien dari persamaan karakteristik tanpa
menghitung akar-akar karakteristik secara langsung.
Jika diketahui suatu persamaan karakteristik dengan derajat n sebagai berikut
Kemudian disusun koefisien persamaan karakteristik sehingga menjadi sebuah tabel
sebagai berikut:
Tabel 2.1. tabel koefisien persamaan karakteristik
Lanjutan Kriteria kestabilan Routh-Hurwitz
Dimana nilai
Didefinisikan sebagai berikut:
Tabel (2.1) tersebut dilanjutkan mendatar dan menurun hingga diperoleh nilai nol.
Semua akar tersebut dilanjutkan bernilai negatif pada bagian realnya jika dan hanya
jika elemen-elemen dari kolom pertama tabel (2.1) mempunyai tanda yang sama.
2.1
Penelitian
Terdahulu
2.2 Bilangan
Reproduksi
dasar (R0)
2.3 Titik
Setimbang
2.4 Stabil
Asimtotis
Lokal
2.5 Metode
RungeKutta
Pada metode ini nilai sebelumnya digunakan. Perhitungan dan bergantian
dan
Dengan
Home
III. METODELOGI PENELITIAN
Studi Literatur
Home
Mengkaji model transmisi vertikal SIA
. Mencari titik kesetimbangan dari model
Menganalisis stabilitas titik kesetimbangan
Menginterpretasikan model dengan menggunakan metode runge-kutta
Menarik kesimpulan dan saran serta menyusun laporan tugas akhir.
IV. PEMBAHASAN
4.1 Diagram Kompartemen
4.8 Kestabilan Lokal titik kesetimbangan
kepunahan populasi susceptible
4,2 Model
4.9 Runge- Kutta
4.3 Titik Kesetimbangan Bebas
Penyakit
4.. 10 Simulasi
4.4 Titik Kesetimbangan Endemik
4.5 Titik Kesetimbangan kepunahan
populasi susceptible
4.6 Kestabilan lokal titik
kesetimbangan bebas penyakit
4,7 Kestabilan lokal titik
kesetimbangan Endemik
Home
4.1 Diagram Kompartemen
Gambar 1. Diagram kompartemen model epidemik transmisi vertikal bertipe SIA
dengan
4.2 MODEL

Model dapat dituliskan sebagai berikut
dengan
4.3 Titik Kesetimbangan Bebas Penyakit

Titik Kesetimbangan Bebas Penyakit
titik kesetimbangan model didapatkan dengan
Dari persamaan (1), (2) dan (3) ketika
Titik kesetimbangan bebas penyakit adalah
dengan
4.4 Titik Kesetimbangan Endemik

Titik Kesetimbangan Endemik
Dari persamaan (1), (2), dan (3) ketika
Titik kesetimbangan endemik adalah

Dengan
(4)
Dan
(5)
Ketika
dan
didapatkan
endemik ada jika memenuhi
(6) sehingga titik kesetimbangan
4.5 Titik Kesetimbangan Kepunahan Populasi Susceptible

Titik kesetimbangan kepunahan populasi susceptible
Dari persamaan (1), (2), dan (3) ketika
Titik kesetimbangann kepunahan populasi susceptible adalah
dengan
dan
dimana
(7)
(8)
4.6 Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit

Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit
Analisis kestabilan dilakukan untuk mengetahui tingkat penyebaran suatu penyakit.
Model epidemik transmisi vertikal SIA merupakan model persamaan yang tak
linier, sehingga perlu dilakukan pelinieran dengan menggunakan ekspansi deret
taylor pada persamaan (1) sampai (3).
Matriks Jacobian persamaan (1) sampai (3) adalah
dengan
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit 1

Teorema 1
Jika
maka titik kesetimbangan kepunahan populasi susceptible,
infected, dan abstained class stabil asimtotik lokal
Jika
penyakit
dan
stabil asimstotik lokal.
maka titik kesetimbangan bebas
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit 2

Bukti
matriks Jacobian kepunahan populasi susceptible, infected, abstained class sebagai
berikut
Selanjutnya akan dicari persamaan karakteristik dari matriks Jacobian tersebut dengan
menggunakan
Sehingga menjadi
atau
atau
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit 3
Berdasarkan Teorema 1 jika
dan
maka titik kesetimbangan kepunahan populasi
susceptible, infected, dan abstained class stabil asimtotik lokal.
Dengan diberikan
dan
,
Sehingga
Sedangkan untuk titik kesetimbangan bebas penyakit pada
Jika
maka
Matriks Jacobian dari titik kesetimbangan bebas penyakit adalah
dengan
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit 4
Selanjutnya akan dicari akar- akar karakteristiknya menggunakan
Sehingga menjadi
dengan
Didapatkan
Akar karakteristiknya adalah
(9)
Dan akar- akar karakteristik yang lain dapat ditulis dalam bentuk matriks
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan bebas penyakit 5
Maka didapatkan
dan
Sehingga nilai dari M mempunyai bagian real negatif.
Jika nilai eigen
(9)
Maka stabil asimtotik lokal untuk bebas penyakit dan ekuivalen dengan
jadi titik kesetimbangan bebas penyakit stabil asimtotik lokal
4.7 Kestabilan lokal titik kesetimbangan Endemik
Seperti kestabilan lokal titik bebas penyakit dilakukan pelinieran terlebih dahulu
sebelum melakukan analisis kestabilan. Pada persamaan (1) sampai (3) dengan
Teorema 2
Jika salah satu
dan
Terpenuhi maka titik kesetimbangan endemik
Jika
ada dan stabil asimtotik lokal.
Maka titik kesetimbangan kepunahan populasi susceptible
asimtotik lokal
ada dan stabil
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan Endemik 1
Bukti :
Matriks Jacobian dari titik setimbang endemik adalah
Selanjutnya akan dicari akar- akar karakteristiknya
didapatkan
dengan
(10)
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan Endemik 2
Untuk menentukan nilai dari akar- akar karakteristik
dapat digunakan rumus Ruth- Hurrwitz.
pada persamaan (10)
Didapatkan
karena
. Elemen pada kolom pertama pada
Tabel 1 memiliki tanda yang sama yaitu positif maka titik kesetimbangan endemik
stabil asimtotik lokal
Dari persamaan (4) dan (5) didapatkan
(11)
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan Endemik 3
Dan dari persamaan (9) substitusi ke persamaan (6) didapatkan
(12)
Pertama akan ditentukan bahwa sisi sebelah kiri positif
.
Dan juga ekuivalen dengan kuadrat dari sisi sebelah kiri pada persamaan (12)
Untuk pertidaksamaan sebelah kanan pada persamaan (12) didapatkan
Dan kuadrat dari sisi sebelah kanan pada persamaan (12) didapatkan
.
Sehingga kesetimbangan endemik ada dan stabil asimtotik lokal karena kondisi pada
teorema 2 terpenuhi.
4.8 Kestabilan lokal titik kesetimbangan kepunahan populasi
susceptible

Matriks Jacobian dari persamaan (1) sampai (3) dengan
setimbang kepunahan populasi susceptible adalah

Selanjutnya akan dicari akar- akar karakteristik dari matriks Jacobian kepunahan
populasi susceptible
Sehingga akar karakteristiknya adalah
ketika
pada titik
Lanjutan Kestabilan lokal titik kesetimbangan kepunahan
populasi susceptible 1
Dan ekuivalen dengan
Dan akar- akar karakteristik yang lain dapat ditulis dalam bentuk matriks
Didapatkan
Dari persamaan (7) dan (8) didapatkan
Jadi titik kesetimbangan kepunahan populasi susceptible stabil asimtotik lokal dengan
memenuhi teorema 2.
4.9 Runge- Kutta

dengan
Lanjutan Runge- Kutta 1

dengan
Lanjutan Runge- Kutta 1

Dan h adalah langkah waktu
Tabel Parameter 1

Berikut ini adalah tabel parameter untuk Bebas penyakit, Endemik, dan
Kepunahan populasi susceptible pada penyakit HSV, yaitu
Tabel Parameter 2
GUI
Simulasi model SIA bebas penyakit
Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa populasi susceptible menuju ke titik setimbang
S = 86, 1325 yang berarti 86 juta jiwa mulai dari hari ke 4.998. Populasi Infected
menuju titik setimbang I = 0 mulai dari hari ke 27 dan populasi Abstained class
menuju titik setimbang A= 13,87 yang berarti 14 juta jiwa mulai dari hari ke 4.902.
sehingga menunjukkan tidak terjadinya penyebaran penyakit.
Simulasi model SIA bebas penyakit
Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa populasi susceptible menuju ke titik setimbang
S = 86, 130 yang berarti 86 juta jiwa mulai dari hari ke 4.242. Populasi Infected
menuju titik setimbang I = 0 mulai dari hari ke 23 dan populasi Abstained class
menuju titik setimbang A= 13,8696 yang berarti 14 juta jiwa mulai dari hari ke 4.021.
sehingga menunjukkan tidak terjadinya penyebaran penyakit.
Simulasi model SIA bebas penyakit
Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa populasi susceptible menuju ke titik setimbang
S = 86, 130 yang berarti 86 juta jiwa mulai dari hari ke 4.242. Populasi Infected
menuju titik setimbang I = 0 mulai dari hari ke 23 dan populasi Abstained class
menuju titik setimbang A= 13,8696 yang berarti 14 juta jiwa mulai dari hari ke 4.021.
sehingga menunjukkan tidak terjadinya penyebaran penyakit.
Simulasi model SIA bebas penyakit

Pada Gambar 4 tidak menunjukkan kestabilan pada populasi karena h yang begitu
besar.
PERILAKU SISTEM BERDASARKAN
NILAI h PADA MODEL SIA BEBAS
PENYAKIT

Sehingga didapatkan perilaku sistem berdasarkan nilai h sebagai berikut:

Grafik akan stabil jika nilai h kurang dari 159
Simulasi model SIA Endemik
Pada Gambar 5 menunjukkan bahwa populasi susceptible menuju ke titik
setimbang S = 73, 4732 yang berarti 74 juta jiwa mulai dari hari ke 14. 998.
Populasi Infected menuju titik setimbang I = 5, 2637 yang berarti 5 juta jiwa mulai
dari hari ke 14. 983 dan populasi Abstained class menuju titik setimbang A=
15,7299 yang berarti 16 juta jiwa mulai dari hari ke 14. 994. sehingga terjadinya
penyebaran penyakit.
Simulasi model SIA Endemik
Pada Gambar 6 menunjukkan bahwa populasi susceptible menuju ke titik setimbang
S = 73, 4734 yang berarti 74 juta jiwa mulai dari hari ke 11. 143. Populasi Infected
menuju titik setimbang I = 5,2637 yang berarti 5 juta jiwa mulai dari hari ke 11.301
dan populasi Abstained class menuju titik setimbang A= 15,7299 yang berarti 16 juta
jiwa mulai dari hari ke 10.257. sehingga terjadinya penyebaran penyakit.
Simulasi model SIA Endemik
Pada Gambar 7 tidak menunjukkan kestabilan pada populasi karena h yang begitu
besar
Perilaku sistem berdasarkan nilai h pada model
SIA Endemik
Sehingga didapatkan perilaku sistem berdasarkan nilai h sebagai berikut:
Grafik akan stabil jika nilai h kurang dari 140
Simulasi model SIA Kepunahan Populasi Susceptible
Pada Gambar 8 menunjukkan bahwa populasi susceptible menuju ke titik setimbang
S = 0 mulai dari hari ke 16. Populasi Infected menuju titik setimbang I = 934,9515
yang berarti 935 juta jiwa mulai dari hari ke 1.049 dan populasi Abstained class
menuju titik setimbang A= 1.165 yang berarti 1.165 juta jiwa mulai dari hari ke 488.
sehingga terjadi kepunahan pada populasi susceptible maka sebaliknya populasi
infected dan Abstained class meningkat.
Simulasi model SIA Kepunahan Populasi Susceptible
Pada Gambar 9. tidak menunjukkan kestabilan pada populasi karena h yang
begitu besar
Perilaku sistem berdasarkan nilai h pada model
SIA Kepunahan Populasi Susceptible
Sehingga didapatkan perilaku sistem berdasarkan nilai h sebagai berikut
Grafik akan stabil jika nilai h kurang dari 50
KESIMPULAN
1. Titik Setimbang dan analisis kestabilan dari model epidemik bertipe SIA dengan
transmisi vertikal.
a. Titik setimbang bebas penyakit
adalah
Stabil asimtotik lokal jika
b. Titik setimbang endemik
stabil asimtotik lokal jika
dan
adalah
LANJUTAN KESIMPULAN 1

Dan
c. Titik setimbang kepunahan populasi susceptible
adalah
stabil asimtotik jika
2. Simulasi model epidemik bertipe SIA dengan menggunakan metode numerik
Runge- Kutta langkah waktu (h) mempengaruhi waktu yang dibutuhkan untuk
mendekati titik setimbang, semakin besar langkah waktu (h) yang digunakan
maka semakin pendek pula waktu yang dibutuhkan untuk mendekati titik
setimbang.
3. Error antara nilai eksak dan nilai numerik dengan menggunakan metode
Runge- Kutta pada titik kesetimbngan sangat kecil
 .
[1] Guihua Li, dkk. 2005. ”Global Stability of SEIR Epidemic Model with Infectious
Force to Latent, Infected and Immune Period”. Chaos, Solitions and Fractals.
hal.1177-1184.
[2] Daniel Maxin, TIM Olson, Adam Shull. 2011. ”Vertical Transmission in Epidemic
Models of Sexually Transmitted Diseases with Isolation from Reproduction”
[3] Didit BN. 2009. Diktat kuliah. Program Studi
Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.
Matematika Fakultas Sains dan
[4] Widiarto, Henry. 2010. ”Analisa Stabilitas Dari Model Epidemik AIDS Dengan
Transmisi Vertikal”. Tugas Akhir. Matematika ITS
[5]. Inderajati, Setyanti Wibawaning. 2010. “ Pengaruh Karantina Terhadap Penyebaran
Penyakit Menular dalam Model Epidemik Tipe SIQS”. Tugas Akhir. Matematika ITS.
[6] Maxin, Daniel. 2007. “The Effect of Nonreproductive Groups on Persistent
Sexually Transmitted Diseases”. Mathematical Biosciences and Enginering
[7] Anonim. 2012. “ Penyakit Infeksi dan Menular”.
(http://mhs.blog.ui.ac.id/putu01/2012/01/09/penyakit-infeksi-dan-menular/,
diakses pada tangal 27 Agustus 2013 pukul 12.02)
[8] Sun, Changjun, Hsieh, Ying-Hen. 2010.”Global Analysis of an SEIR Model with
Varying Population Size and Vaccination”. Applied Mathematical Modelling
Download