PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan satwa yang tak
ternilai harganya. Menurut Anonim (2003), Indonesia memiliki 515 jenis mamalia
besar (39% endemik), tertinggi di dunia, 511 jenis reptil (29% endemik), 1531
jenis burung (26% endemik), 270 jenis ampibia (37% endemik), 35 jenis primata
(18% endemik), dan 121 jenis kupu-kupu (44% endemik). Kekayaan satwa
Indonesia ini merupakan bagian dari sumber daya nasional yang dapat
memberikan sumbangsih yang besar bagi kesejahtraan masyarakat Indonesia
apabila ini dijaga, dilindungi dan diolah dengan baik.
Salah satu satwa endemis yang termasuk dalam kekayaan alam Indonesia
yang patut dilestarikan dan dilindungi menurut undang-undang Ordonansi dan
Peraturan Perlindungan Binatang Liar tahun 1931 No. 134 dan 266 adalah rusa
Timor (Cervus timorensis). Selain itu perlindungan terhadap rusa juga diatur oleh
Undang-undang no. 5 yang dikeluarkan tahun 1990 mengenai Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan Peraturan Pemerintah tahun 1997 yang
mengtaur tentang perlindungan terhadap semua jenis rusa, dan berdasarkan
kategori IUCN Red List, sejak tahun 2008 rusa Timor termasuk dalam kategori
rentan (vulnerable). Sebelumnya rusa Timor berstatus resiko rendah/kurang
perhatian (lower risk/least concern) sejak tahun 1996. Perubahan status ini
disebabkan total populasi asli rusa Timor di daerah penyebaran aslinya
diperkirakan kurang dari 10.000 individu dewasa, dengan perkiraan penurunan
1
2
sebesar 1000 ekor selama 20 tahun terakhir sebagai akibat degradasi habitat dan
perburuan (IUCN, 2008), namun dalam perkembangannya, penurunan populasi
rusa juga dapat diakibatkan karena kegiatan perburuan liar, hutan sebagai habitat
alami rusa yang mengalami degradasi akibat dari eksploitasi secara besar-besaran
terhadap hasil hutan dan juga penurunan populasi rusa yang dapat disebabkan oleh
penyakit.
Dalam upaya pelestarian dan peningkatan populasi rusa Timor perlu
didukung dengan usaha konservasi yang meliputi data-data morfologi, fisiologi,
dan salah satunya gambaran darah rutin yang terdiri dari eritrosit, hemoglobin,
PCV, MCV, MCH, MCHC, leukosit dan diferensial leukosit (limfosit, neutrofil,
monosit, eosinofil, basofil) serta TPP dan fibrinogen. Gambaran darah rutin ini
dapat dipergunakan untuk mengetahui status kesehatan veteriner ditambah fungsi
darah yaitu sebagai pembawa nutrien yang telah disiapkan oleh saluran
pencernaan dan O2 menuju ke jaringan tubuh, untuk mengangkut hasil
metabolisme, baik itu CO2 dan hasil metabolime lainya ke jaringan eksretorik, dan
juga untuk memelihara keseimbangan asam basa darah serta proses koagulasi
darah (Salasia dan Hariono, 2010).
3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai hematologi rusa Timor
(Cervus timorensis) yang meliputi eritrosit, hemoglobin, PCV, MCV, MCH,
MCHC, leukosit dan diferensial leukosit (limfosit, neutrofil, monosit, eosinofil,
basofil) serta TPP dan fibrinogen serta nilai gambaran darah ini dapat digunakan
untuk menambah data-data pada bagian konservasi kehutanan.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu acuan dan
langkah awal dalam pengembangan ilmu kedokteran hewan yang erat kaitannya
dengan nilai hematologi khususnya pada rusa Timor (Cervus timorensis), serta
gambaran darah ini dapat dijadikan sebagai suatu indikator dan diagnosa adanya
penyakit-penyakit tertentu.
Download