120 BAB IV KESIMPULAN Melalui tokoh Cher dapat

advertisement
120
BAB IV
KESIMPULAN
Melalui tokoh Cher dapat dilihat mekanisme pelarian diri yang digunakan
oleh Thia. Ketiga mekanisme memang tampak di karya tersebut, tetapi
kehadirannya didasarkan pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Ketiga
mekanisme memiliki hubungan antara satu dengan lainnya. Mekanisme
konformitas merupakan goal yang ingin diraih Thia melalui kehadiran tokoh Cher.
konformitas dapat dicapai hanya setelah adanya ikatan terbentuk. Ketika usaha
untuk menyatu dengan orang lain mendapat halangan, maka tidak menutup
kemungkinan untuk seseorang melakukan tindakan kompulsif dan irrasional yang
dalam kasus ini direpresentasikan dengan perilaku destruktif.
Pola yang tampak tetap diterapkan oleh Thia merupakan pola bebas.
Kehadiran pola tidak bebas berkaitan dengan masuknya Thia ke les balet tidak
melalui inisiatifnya sendiri seperti pada karya-karyanya yang lain. Selain itu masa
peralihan dari kanak-kanak akhir menuju remaja awal menjadi penyebab
pengubahan sudut pandang tersebut.
Hal baru yang ditemukan dalam penelitian ini adalah hubungan antara
pemenuhan kebutuhan manusia dengan mekanisme pelarian diri, tetapi rupanya
antara keduanya dapat dilihat benang merah yang menautkan keduanya. Melalui
pemenuhan kebutuhan manusia, seseorang memperlihatkan bahwa dirinya ingin
bersatu atau terikat dengan orang lain atau lingkungan. Melalui pemenuhan
121
kebutuhan manusia pulalah dapat terlihat mekanisme pelarian diri yang digunakan
oleh seseorang. Hubungan antara keduanya seperti sebuah hubungan sebab-akibat.
Selain itu tidak munculnya konfrontasi antara anak dan ibu selama masa
individuasi seperti yang dikatakan oleh Fromm menjadi temuan lain dalam
penelitian ini. Hal ini terjadi disebabkan oleh perbedaan budaya tempat teori ini
muncul. Di Indonesia sendiri, seorang anak tetaplah dianggap sebagai anak oleh
orang tuanya sementara anak tidak pernah bisa lepas dari orang tua, bahkan
setelah mereka menikah. Hubungan orang tua dan anak masih terjaga dengan
baik. Disebabkan oleh ketakutan rusaknya hubungan dengan orang tua, anak
seminim mungkin menciptakan konfrontasi dengan orang tua. Sementara itu di
Eropa, memasuki usia 18 tahun ke atas anak-anak sudah menunjukkan
kemandirian mereka dengan keluar dari rumah orang tuanya.
Hal terakhir yang ditemukan adalah munculnya dua kepribadian yang
bertolak belakang dengan jarak waktu yang berdekatan. Hal ini terjadi karena
kepribadian-kepribadian telah berada di tempatnya masing-masing. Dari
penelitian McCrae dan Costa terlihat bahwa pada dasarnya setiap manusia
memiliki semua jenis kepribadian akan tetapi kepribadian yang dominan muncul
yang dianggap sebagai kepribadian seseorang. Kepribadian yang muncul tersebut
sebagai bentuk adaptasi seseorang terhadap lingkungannya. Mereka menyebutnya
sebagai karateristik adaptasi yang berarti seseorang mendapatkan kepribadian
tersebut melalui proses belajar, sikap, kebiasaan, dan hubungan yang dihasilkan
dari interaksi dengan lingkungannya.
122
Teori Fromm merupakan teori yang digunakan untuk mengkaji masyarakat.
Fromm berasumsi bahwa individu-individu bersatu dan membentuk kelompok
sehingga apa yang ditemukan tengah berlangsung dalam kelompok juga terjadi
dalam individu sehingga individu merepresentasikan kelompok tempat individu
tersebut hidup. Mempelajari psikologi individual dapat menjadi dasar dalam
mempelajari perilaku sosial. Dengan demikian hal-hal yang berkaitan antara
dengan individu dengan sosialnya adalah (1) menulis catatan harian adalah suatu
kebiasaan yang dilakukan oleh perempuan, (2) anak-anak Indonesia masih
bergantung pada orang tua, bahkan hingga mereka beranjak remaja dan dewasa,
(3) wanita harus memiliki sifat feminin, (4) dalam sistem sosial masyarakat kita
mengenal anak harus patuh pada orang tua, dengan kata lain menjadi pribadi yang
submisif pada orang tua, (5) munculnya pola senioritas dan junioritas di lembagalembaga pendidikan, dan (6) daerah perkotaan lebih rentan terhadap perilaku
Bullying di sekolah. Hal-hal yang dilakukan atau ditemui dalam novel ini rupanya
masih berkaitan dengan lingkungan hidup Thia itu sendiri, sehingga terlihat
lingkungan hidup penulis memperlihatkan adanya efek bagi peristiwa-peristiwa
dalam novel.
Meski demikian, melalui teori Fromm tersebut kita dapat mengkritisi
keadaan masyarakat modern yang menyebut diri mereka sebagai manusia yang
bebas. Melalui teori Fromm dapat dipastikan bahwa manusia modern masih
terikat pada aturan-aturan yang ada. Bahkan menjadi sebuah ironi ketika manusia
modern menyebut diri mereka bebas tetapi mereka sendiri yang mengikatkan diri
dengan lingkungan hingga akhirnya terjebak pada aturan-aturan.
Download