14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit yang telah menjadi salah satu penyebab utama kematian di kebanyakan negara. Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme glukosa di dalam tubuh (Beaglenhole et al., 2004; Tjay & Rahardja, 2007). Di seluruh dunia, 3,2 juta kematian disebabkan oleh diabetes setiap tahunnya. Setidaknya, satu dari sepuluh kematian di antara orang dewasa antara 35 sampai 64 tahun disebabkan karena diabetes. Sedikitnya 171 juta orang di seluruh dunia mengidap penyakit diabetes, dan kemungkinan akan meningkat lebih dari dua kali lipat pada 2030. Peningkatan global dalam diabetes akan terjadi karena populasi penuaan dan pertumbuhan, dan karena meningkatnya tren terhadap obesitas, diet tidak sehat dan gaya hidup yang tidak baik (Beaglenhole et al., 2004). Indonesia juga telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India (Burhani, 2011). Diduga terdapat sekitar 5 juta kasus diabetes dan penderita penyakit pankreas di Indonesia (Riyadi, 2008). Diabetes melitus adalah suatu penyakit kronik yang kompleks yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dengan efek lanjutan berkembangnya komplikasi makrovaskuler dan neurologis. Diabetes melitus ditandai dengan adanya gangguan pada toleransi glukosa yaitu peningkatan kadar glukosa dalam darah yang berkaitan dengan penurunan kemampuan individu dalam memberi respon terhadap insulin. Gangguan toleransi glukosa merupakan resiko terjadinya aterosklerosis dan sering berkaitan dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi, serta dislipidemia (Riyadi, 2008). PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) menyatakan bahwa gejala khas DM terdiri dari : poliuria (banyak pipis), polidipsia (banyak minum), polifagia (banyak makan) dan berat badan yang menurun tanpa sebab yang jelas. Universitas Sumatera Utara 15 Meningkatnya prevalensi penyakit diabetes melitus dari tahun ke tahun memerlukan perhatian yang sangat besar dalam pengobatannya. Selain itu, penyakit diabetes melitus memerlukan pengobatan jangka panjang dan biaya yang mahal, sehingga perlu dicari obat antidiabetes yang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat. Sebagai salah satu alternatif adalah dengan melakukan penelitian tentang obat tradisional yang mempunyai efek hipoglikemia. Pada tahun 1980 WHO merekomendasikan agar dilakukan penelitian terhadap tanaman yang memiliki efek menurunkan kadar gula darah karena pemakaian obat modern kurang aman (Kumar et al., 2005). Bahan kimia yang sering digunakan untuk menginduksi diabetes suatu hewan percobaan adalah aloksan. Aloksan diperkenalkan sebagai hidrasi aloksan pada larutan encer (Wakins et al., 2008). Aloksan murni diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Pemberian aloksan adalah hal yang cepat untuk membuat kondisi diabetes (hiperglikemik) pada hewan percobaan. Hal ini disebabkan oleh aloksan dapat merusak secara selektif sel-sel yang terdapat pada pankreas sehingga menyebabkan berkurangnya insulin (Szkudelski, 2001) yang berperan sebagai sentral dalam pengaturan konsentrasi glukosa darah. Dalam penelitian Kodama et al., 2005 menyatakan bahwa tikus memiliki suatu bagian populasi stem sel yang ada di limpa yang apabila dimasukkan ke dalam inang yang sakit dapat bermigrasi ke pankreas dan menjadi pulau-pulau yang fungsional yang dapat memperbaiki kadar gula darah menjadi normal. Akhir-akhir ini, masyarakat banyak yang beralih kepada pengobatan tradisional atau sering diistilahkan dengan kembali ke alam atau back to nature, yaitu dengan mengkonsumsi makanan ataupun obat-obatan yang berasal atau dibuat dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk pengobatan diabetes melitus ialah mahoni (Swietenia mahogani Jack). Bagian yang digunakan dari tumbuhan tersebut adalah bijinya (Nafri, 2007). Pengaruh biji mahoni terhadap gambaran mikrostruktur limpa mencit belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, tertarik untuk mengetahui efek hipoglikemia ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani jack.) terhadap kadar gula darah, berat badan dan gambaran mikrostruktur limpa pada mencit (Mus musculus l.) yang diinduksi diabetes dengan aloksan Universitas Sumatera Utara 16 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini yaitu: a. Apakah ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan berat badan pada mencit (Mus musculus L.) yang telah diinduksi diabetes dengan aloksan. b. Berapakah dosis optimal ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) yang dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan berat badan pada mencit (Mus musculus L.) yang telah diinduksi diabetes dengan aloksan. c. Bagaimanakah pengaruh pemberian ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) terhadap gambaran mikrostruktur limpa pada mencit (Mus musculus L.) yang telah diinduksi diabetes dengan aloksan. 1.3. Hipotesis Dalam penelitian ini diduga bahwa : a. Pemberian ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) dapat menurunkan kadar glukosa darah dan menaikkan berat badan pada mencit ( Mus musculus L.) yang telah diinduksi diabetes dengan aloksan. b. Semakin tinggi dosis ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) yang diberikan, semakin rendah kadar gula darah mencit dan semakin meningkat berat badan pada mencit ( Mus musculus L.) yang telah diinduksi diabetes dengan aloksan. c. Pemberian ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) dapat mempengaruhi gambaran mikrostruktur limpa pada mencit ( Mus musculus L.) yang telah diinduksi diabetes dengan aloksan. 1.4. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) terhadap kadar gula darah dan berat badan pada mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi diabetes dengan aloksan. Universitas Sumatera Utara 17 b. Untuk mengetahui dosis optimal ekstrak biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) terhadap penurunan kadar gula darah dan berat badan pada mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi diabetes dengan aloksan. c. Untuk melihat pengaruh ekstrak biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) terhadap perubahan gambaran mikrostruktur limpa pada mencit (Mus musculus L.) yang diinduksi diabetes dengan aloksan. 1.5. Manfaat Penelitian a. Menjadi bahan informasi kepada masyarakat tentang efek dari ekstrak biji mahoni (Swietenia mahogani Jack.) dalam menurunkan kadar gula darah. b. Mendapatkan dosis dari ekstrak biji mahoni yang dapat menurunkan kadar gula darah optimal. Universitas Sumatera Utara