1. Penggunaan metode CPM dalam penyelesaian proyek 2. Prinsip

advertisement
1.
Penggunaan metode CPM dalam penyelesaian proyek
Manajemen proyek merupakan bagian yang penting dalam pembangunan proyek.
Dengan adanya manajemen proyek yang baik, maka proyek bias terlaksana juga dengan
baik dan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Metode jalur kritis
atau Critical Path Method (CPM) merupakan suatu metode penjadwalan proyek yang
sudah dikenal dan sering digunakan sebagai sarana manajemen dalam pelaksanaan suatu
proyek. Jaringan kerja pada suatu penjadwalan CPM terdiri dari beberapa jenis kegiatan
yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Bila terjadi keterlambatan pada
salah satu kegiatan, sering kali juga menyebabkan keterlambvatan durasi proyek secara
keseluruhan. Untuk mengantisipasi apabila terjadi masalah yang demikian, maka dapat
digunakan analisa “what if” yang diterapkan pada jadwal CPM yang telah disusun
dengan cara percepatan durasi kegiatan. Percepatan durasi dilakukan pada kegiatankegiatan pengikut dengan menambah jumlah pekerja dan jumlah jam kerja pada kegiatan
percepatan. Pada tugas akhir ini dibangun suatu sistem untuk manajemen proyek. Sistem
ini mampu melakukan penjadwalan proyek dan memberikan rekomendasi penambahan
jumlah pekerja dan jam kerja untuk mengantisipasi apabila saat pelaksanaan terjadi
keterlambatan pada kegiatan proyek.
2.
Prinsip pada metode Pert dalam manajemen proyek
PERT (Program Evaluation and Review Technique) / teknik menilai dan meninjau
kembali program. Metode ini bertujuan untuk sebanyak mungkun mengurangi adanya
penundaan (delay), maupun gangguan produksi, serta mengkordinasikan berbagai bagian
suatu pekerjaan secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek.
Pada dasarnya metode ini melakukan pencapaian suatu taraf tertentu dimana waktu
merupakan dasar penting dari PERT dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan bagi suatu
proyek. Sekilas dari pengertiannya metode ini hamper sama dengan CPM, tetapi ada
beberapa perbedaan sebagai berikut :
-
-
PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk penjadwalan dan pengendalian
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan, sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
Pada PERT lebih ditekankan pada ketepatan waktu, karena dengan
penyingkatan waktu, maka biaya proyek pun turut mengecil. Sedangkan pada
CPM lebih menekankan pada ketepatan biaya.
-
-
3.
Pada PERT menggunakan tiga jenis waktu pengerjaan, yaitu yang tercepat,
terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya satu jenis informasi waktu
pengerjaan, yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan
suatu proyek.
Dalam PERT anak panah menunjukan tata urutan (hubungan presidential),
sedangkan pda CPM tanda panah adalah kegiatan.
Mengurangi risiko yang timbul dalam pelaksanaan proyek
Untuk mengurangi risiko pada pelaksanaan proyek dalam hal ini kita mempunyai dua
buah metode pelaksanaan yang sudah di jelaskan pada nomor satu dan dua di atas, yaitu
metode PERT dan CPM, dimana masing masing metode mempunyai fungsi yang hamper
sama namun terdapat beberapa perbedaan yang sudah dijelaskan pada nomor dua di atas.
Tinggal bagaimana kita akan menggunakannya, jika kita ingin menggunakannya untuk
penjadwalan atau perencanaan dan pelaksanaan proyek yang belum pernah dikerjakan,
maka kita dapat menggunakan metode PERT, karena metode ini lebih menekankan pada
ketepatan dan efisiensi waktu, sehingga dengan tepatnya waktu pelaksanaan hingga
selesai maka biaya pelaksaan proyek pun turut mengecil. Begitu pun seballiknya, jika kita
ingin perencanaan dan pengendalian proyek yang mana kita pernah mengerjakan proyek
itu sebelumnya, sebaiknya kita mengunakan metode CPM, karena metode ini lebih
menekankan pada efisiensi dan ketepatan biaya, jadi metode ini dirancang untuk
mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertularan biaya dan waktu
harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal
mungkin.
Download