peran lingkungan keluarga dan sekolah terhadap perilaku hidup

advertisement
PERAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKOLAH TERHADAP
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA
SEKOLAH DASAR NEGERI 06 PETARUKAN DENGAN SEKOLAH
DASAR AL-IRSYAD
DIKABUPATEN PEMALANG
TAHUN 2016
Oleh
Friga Satria Yuga Perdana
Program S1 Kesehatan Masyarakat
ABSTRAK
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.
Tujuan dalam penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh peran orang tua
dan peran sekolah terhadap perilaku hidup sehat dan bersih. Dengan
mengunakan Uji T, analisis Unvariat dan analisis Bivariat. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara
variabel penelitian melalui suatu pengujianhipotesis, Dengan metode cross
sectional yaitu peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu
tertentu.
Dari penelitian yang dilakukan penulis, di dapatkan hasil bahwa ada
pengaruh antara peran lingkungan keluarga dan llingkungan sekolah terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SDN 06 Petarukan dan SD Al- Irsyad
di kota Pemalang. Berdasarkan analisa uji Rank Spearman pada uji pengaruh
peran keluarga terhadap PHBS, didapatkan hasil (p value = 0,019, r = 0,262),
hasil uji tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh peran lingkungan
sekolah terhadap PHBS. Kemudian berdasarkan analisa uji Rank Spearman pada
uji pengaruh peran sekolah terhadap PHBS, didapatkan hasil (p value = 0,000, r
= 0,564), hasil uji tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh peran
lingkungan sekolah terhadap PHBS. Ada hubungan yang bermakna antara peran
keluarga terhadap kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada kedua
sekolah dasar (p-value 0,019), dan ada hubungan yang bermakna antara peran
sekolah terhadap kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada kedua sekolah
dasar ( p-value 0,000).
Diharapkan baik lingkungan sekolah maupun keluarga dapat memberikan motivasi
atau arahan kepada anak agar dapat berprilaku yang sehat dan dapat menjaga
kebersihan lingkungan.
Kata Kunci : Perilaku, PHBS, Kesehatan
PENDAHULUAN
Tumbuh kembangnya beberapa aspek manusia baik fisik atau psikis, sosial
dan spiritual, yang paling menentukan bagi keberhasilan kehidupannya, sangat
ditentukan oleh lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang kondusif
menentukan optimalisasi perkembangan pribadi, penyesuaian diri, kemampuan
bersosialisasi, kecerdasan, kreativitas, moral, juga peningkatan kapasitas diri
menuju batas-batas kebaikan dan kesempurnaan dalam ukuran kemanusiaan.
Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal dikenal dan dekat dengan
anak, hal ini menjadikan peranan keluarga dalam pendidikan dan proses
pembentukan pribadi tampak dominan. Karena pada dasarnya manusia itu
memiliki potensi yang positif untuk berkembang akan tetapi potensi itu bisa
teraktualisasikan atau tidak, sangat ditentukan oleh peran pendidikan dalam
keluarga.(1)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.(2)
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan
PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih
dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta
didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai
hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.(3)
PHBS Di Institusi Pendidikan merupakan Upaya membudayakan perilaku
hidup bersih dan sehat bagi siswa dan guru di institusi pendidikan untuk
mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi,
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri.(2)
Dalam pelaksanaannya, PHBS di lingkungan sekolah seharusnya tidak
berdiri sendiri tetapi berintegrasi dengan masukan pengajaran dari instasi
kesehatan setempat dan peran pengajaran dari lingkungan sekolah masingmasing. Para siswa seharusnya dikenalkan dalam proses pembelajaran dan
penerapan PHBS di lingkungan sekolah, karena sekolah sebagai salah satu
sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian
mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan munculnya
berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6-10 tahun),
misalnya diare, kecacingan dan anemia.(4)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM adalah indeks yang
mengukur pencapaian keseluruhan negara. Pencapaian ini meliputi tiga indikator
yaitu tingkat pendidikan, derajat kesehatan dan kemampuan ekonomi masyarakat.
Pemeliharaan
kesehatan
masyarakat
akan
memacu
produktifitas
kinerja
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh
karena itu menjadi suatu keharusan bagi semua pihak untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan demi kesejahteraan seluruh masyarakat
Indonesia.(5)
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, salah satunya
ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang
sehat(6). Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
tersebut, pembangunan lebih diarahkan pada perubahan perilaku masyarakat.
Sebagian besar masalah kesehatan, dalam
hal penyakit yang timbul pada
manusia, disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Penyakit menular seperti
TBC dan diare lebih sering terjadi pada perilaku masyarakat kurang menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, sehingga menjadi tempat perkembangbiakan dan
sumber penularan penyakit.(5)
Penyakit menular seperti TBC dan diare adalah penyakit yang ditularkan
melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang
besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan
kematiannya yang relatif tinggi dalam waktu relatif singkat. Penyakit menular
umumnya bersifat akut (mendadak) dan menyerang semualapisan masyarakat.
Penyakit ini diproritaskan mengingat sifat menularnyabisa menyebabkan wabah
dan menimbulkan kerugian besar(5)
Selama ini upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah
penyakit menular, masih banyak berorientasi pada penyembuhan penyakit. Upaya
ini dirasa kurang efektif karena banyak mengeluarkan biaya. Sedangkan upaya
yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kesehatan dengan memelihara dan
meningkatkan kesehatan dengan berperilaku hidup sehat. Namun, hal ini ternyata
belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat.(5)
Menurut Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
tahun 2012, jumlah
Sekolah dasar di Pemalang sebanyak 843 sekolah dasar.(6) Survey awal pada
tanggal 2 Juli 2016 di SDN 06 Petarukan dan SD Al-Irsyad, ditemukan sekitar 68%
siswa belum mengetahui tentang perilaku sehat, misalnya seperti tidak mencuci
tangan dahulu sebelum makan, kuku yang panjang, dan sebagian besar banyak
yang mengkonsumsi makanan yang kurang sehat. Tentunya hal tersebut
berhubungan erat dengan peran lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.
Lingkungan keluarga adalah lingkungan yang paling penting, karena sebagian
besar kehidupan anak-anak ada didalam keluarga, sehingga yang paling banyak
diterima adalah pendidikan anak-anak dari keluarga. Sedangkan pada lngkungan
sekolah dapat dikatakan lingkungan kedua anak dalam memperoleh pendidikan
setelah keluarga.
Sebagai perumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh peran lingkungan keluarga terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat pada siswa Sekolah Dasar ?
2.
Bagaimana pengaruh peran sekolah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat
pada siswa Sekolah Dasar ?
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian explanatory research yaitu menjelaskan
hubungan antara variabel penelitian melalui suatu pengujian hipotesis.(7) Dengan
metode cross sectional yaitu peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu
titik waktu tertentu. Cross sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel
dengan variabel lain pada populasi yang diteliti. (8)
Dalam penelitian ini variabel yang di ukur adalah peran keluarga dan
lingkungan sekolah terhadap perilaku hidup bersih dan sehat cara pengukurannya
dengan menggunakan skalarasio.
Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga, sekolah dan siswa kelas IV
yang berjumlah 50 siswa di SDN 06 Petarukan dan 57 siswa di SD Al-Irsyad
Pemalang. Teknik sampling yang digunakan penulis adalah sampling kuota yaitu
teknik sampel untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri- ciri
tertentu sampai jumlah ( kuota) yang diinginkan.(9) Penulis mengambil jumlah
sampel sesuai dengan teknik sampling yaitu quota sampling, sebanyak 40 anak
pada siswa kelas IV SDN 06 petarukan dan 40 anak pada SD Al-Irsyad . jumlah
ini didasarkan pada jumlah rata- rata siswa kelas IV di sekolah dasar tersebut.
PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara menggunakan kuesioner. Observasi dilakukan untuk memperoleh
data tentang kebiasaan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun,
sedangkan wawancara menggunakan kuesioner dilakukan untuk memperoleh
data tentang nama, umur, jenis kelamin, membuang sampah pada tempatnya,
jajan makanan sehat di sekolah, cuci tangan sebelum makan dengan air mengalir
dan menggunakan sabun, kebersihan WC/Toilet disekolah.
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data.(10) Dalam penelitian ini instrumen/alat yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah lembar kuisioner, yaitu formulir yang berisi daftar
pertanyaan dimana responden dapat memberikan jawaban tentang mutu
pelayanan keperawatan dan kepuasan pasien. Alat pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah Kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui
hubungan antara peran orang tua dan peran guru terhadap praktik perilaku
hidup bersih dan sehat di SD N 06 Petarukan dan SD Al-Irsyad Pemalang
diukur dengan kuesioner sebanyak 21 item pertanyaan.
Alat uji yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas ringgi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki
validitas yang rendah.
(11)
Sedangkan Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pengukuran
dapat memberikan hasil yang relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali
pada subyek yang sama. Uji Reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan
rumus Alpha Cronbach. Kriteria pengujian yang digunakan untuk menentukan
reliabilitas didasarkan pada hasil koefisien reliabilitas dengan probabilitas 0,5
pada taraf signifikansi 5%. maka instrumen penelitian tidak reliabel.
METODE ANALISIS DATA
Teknik analisis yang digunakan penulis adalah dengan menggunakan Uji
T, analisa Unvariat dan analisa Bivariat. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.(12) Analisa univariat adalah suatu analisa
yang dilakukan secara serentak dimana data yang diamati hanya memiliki satu
variabel dependen pada setiap obyek yang diamati. Data yang telah didapat
kemudian dilakukan pengolahan secara manual kemudian dilanjutkan dengan
pengolahan menggunakan komputerisasi yaitu dengan program SPSS melalui
tahapan editing, coding, scoring, dan tabulating uji statistics. Analisa bivariat yaitu
suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui antara variabel terikat dan
variabel bebas dengan pembuktian hipotesis. Data yang didapat kemudian
dilakukan uji statistiknya menggunakan rankspearman.
HASIL
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, di dapatkan hasil bahwa semua
butir angket yang keseluruhannya berisi 21 soal, telah memenuhi validitas
penyusunan skor penelitian serta menunjukkan hasil yang reliabel. Dari semua
analisis yang telah dlakukan, maka didapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara
peran lingkungan keluarga dan llingkungan sekolah terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat pada siswa SDN 06 Petarukan dan SD Al- Irsyad di kota Pemalang.
Berdasarkan
analisa uji Rank Spearman pada uji pengaruh peran keluarga
terhadap PHBS, didapatkan hasil (p value = 0,019, r = 0,262), hasil uji tersebut
dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh peran lingkungan sekolah terhadap
PHBS. Kemudian berdasarkan analisa uji Rank Spearman pada uji pengaruh
peran sekolah terhadap PHBS, didapatkan hasil (p value = 0,000, r = 0,564), hasil
uji tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh peran lingkungan sekolah
terhadap PHBS. Ada hubungan yang bermakna antara peran keluarga terhadap
kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada kedua sekolah dasar (p-value
0,019), dan ada hubungan yang bermakna antara peran sekolah
terhadap
kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat pada kedua sekolah dasar ( p-value
0,000)
PEMBAHASAN
Dalam pembentukan perilaku anak keluarga merupakan lingkungan
pertama dan faktor utama yang paling berpengaruh terhadap kebiasaankebiasaan yang dilakukan oleh anak. Perhatian keluarga yang maksimal akan
berpengaruh terhadap perilaku baik yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga penerapan perilaku hidup bersih dan sehat akan terlaksana dengan
baik. Sebaliknya jika keluarga kurang memperhatikan kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan anak maka akan berakibat pada perilaku yang kurang baik sehingga
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat pun kurang terlaksana dengan baik.
Dari analisa yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa siswa/siswi SD N
06 Petarukan mendapatkan perhatian yang lebih dari keluarga, hal ini dikarenakan
keluarga mereka mempunyai waktu yang lebih banyak untuk memperhatikan
kebiasaan yang baik di lingkungan rumah, sehingga peran dari keluarga terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat pun lebih maksimal. Kemudian pada SD Al-Irsyad
Pemalang siswa/siswi kurang mendapat perhatian dari keluarga, dikarenakan
keluarga mereka kurang mempunyai banyak waktu untuk memperhatikan
kebiasaan mereka di lingkungan rumah, selain itu siswa/siswi SD Al-Irsyad lebih
banyak menghabiskan waktu mereka di sekolah, hal ini terkait peraturan SD AlIryad bahwa setelah jam pulang siswa/siswi diwajibkan mengikuti pelajaran
mengaji di sekolah, selanjutnya peraturan lain menyebutkan bahwa siswa/siswi
SD Al-Irsyad tidak diperbolehkan pulang sebelum orang tua/keluarga mereka
menjemput, jika tidak ada yang menjemput sampai batas jam yang telah
ditentukan maka mereka akan pulang dengan menggunakan bus antar jemput
dari sekolah. Sehingga peran keluarga terhadap perilaku hidup sehat pun kurang
maksimal.
Hasil penelitian terdahulu yang berjudul hubungan faktor individu dan pola
asuh keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sekolah dasar
di dua SD kelurahan Kukusan kecamatan Beji, Depok menyebutkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara faktor individu dan pola asuh keluarga.
(13)
Dari hasil analisa dapat di ketahui bahwa siswa/siswi SD Al-Irsyad
Pemalang mendapat perhatian yang lebih dari sekolah. Hal ini dikarenakan pihak
sekolah lebih memperhatikan kebiasaan/perilaku dari siswa/siswi dengan
menyediakan fasilitas yang sangat mendukung untuk pembentukan kebiasaan
perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya
bahwa
siswa/siswi
SD
Al-Irsyad
Pemalang
lebih
banyak
menghabiskan waktu mereka di sekolah, sehingga mereka lebih punya banyak
waktu belajar dan menanamkan kebiasaan-kebiasan yang sangat berpengaruh
terhadap perilaku mereka di lingkungan sekolah. Sedangkan pada SD N 06
Petarukan siswa/siswi tidak terlalu banyak mendapat perhatian khusus dari
sekolah, dikarenakan sekolah mereka merupakan sekolah yang sistemnya sama
seperti Sekolah Dasar pada umumnya. Pihak sekolah pun dalam memperhatikan
kebiasaan-kebiasaan siswa/siswinya hanya sekedarnya saja dan tidak begitu
intens. Sehingga terbentuknya perilaku hidup bersih dan sehat yang baik dari
siswa/siswi pun kurang maksimal di lingkungan sekolah.
Dari hasil akhir kesimpulan yang didapat maka diketahui bahwa SD AlIrsyad Pemalang penerapan perilaku hidup bersih lebih baik dibanding SD N 06
Petarukan yaitu (30,33>28,85). Hal ini dikarenakan bahwa SD Al-Irsyad dalam
lingkungan sekolah, mereka mendapat perhatian yang lebih besar sehingga lebih
mudah menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat.
Pendidikan keluarga dapat diartikan sebagai tindakan dan upaya yang
dilakukan oleh orang tua sebagai pendidik utama dalam bentuk bantuan,
bimbingan, penyuluhan dan pengajaran kepada dirinya sendiri, anggota keluarga
lain dan kepada anak-anaknya, sesuai dengan potensi mereka masing-masing,
dengan jalan memberikan pengaruh baik melalui pergaulan antar mereka.
(10)
Berdasarkan analisa uji Rank Spearman didapatkan hasil (p value = 0,019, r =
0,262), hasil uji tersebut dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh peran
lingkungan keluarga terhadap PHBS.
PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan
PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Sekolah adalah
lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dengan segala aktivitasnya
direncanakan dengan sengaja disusun yang disebut kurikulum. PHBS di institusi
pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat ditatanan institusi pendidikan.
Indikator PHBS di institusi pendidikan / sekolah meliputi:(3)
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
Perilaku cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun mencegah
penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit
kulit, hepatitis A, ISPA, flu burung, dan lainsebagainya. WHO menyarankan
cuci tangan dengan air mengalirdan sabun karena dapat meluruhkan semua
kotoran dan lemak yang mengandung kuman. Cuci tangan ini dapat dilakukan
pada saat sebelum makan, setelah beraktivitas diluar sekolah, bersalaman
dengan orang lain, setelah bersin atau batuk, setelah menyentuh hewan, dan
sehabis dari toilet.
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
Di Sekolah siswa dan guru membeli atau konsumsi makanan/jajanan yang
bersih dan tertutup di warung sekolah sehat. Makanan yang sehat
mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Makanan yang
seimbang akan menjamin tubuh menjadi sehat. Makanan yang ada di kantin
sekolah harus makanan yang bersih, tidak mengandung bahan berbahaya,
serta penggunaan air matang untuk kebutuhan minum.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Jamban yang sehat adalah yang tidak mencemari sumber air minum, tidak
berbau kotoran, tidak dijamah oleh hewan, tidak mencemari tanah di
sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan.
4. Olahraga yang teratur dan terukur
Aktivitas fisik adalah salah satu wujud dari perilaku hidup sehat terkait dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan olah raga di sekolah
bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental anak agar tidak
mudah sakit. Dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani, perlu dilakukan
latihan fisik yang benar dan teratur agar tubuh tetap sehat dan segar.
5. Memberantas jentik nyamuk
Kegiatan
ini
dilakukan
dilakukan
untuk
memberantas
penyakit
yang
disebabkan oleh penularan nyamuk seperti penyakit demam berdarah.
6. Membuang sampah pada tempatnya
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar lingkungan selalu terjaga
dari sampah.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.(3) PHBS
adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang yang
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.(7)
Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis di dapatkan hasil bahwa ada
pengaruh antara peran lingkungan keluarga dan llingkungan sekolah terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa SDN 06 Petarukan dan SD Al- Irsyad
di kota Pemalang. Berdasarkan analisa uji Rank Spearman didapatkan hasil (p
value = 0,000, r = 0,564), hasil uji tersebut dapat diartikan bahwa terdapat
pengaruh peran lingkungan sekolah terhadap PHBS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lestari, Sri. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflk
dalam Keluarga. Prenada Media Group. Jakarta. 2012
2. Suparyanto.
Konsep
Perilaku
Hidup
Bersih
dan
Sehat.
http://dr-
suparyanto.blogspot.co.id/2010/07/konsep-phbs-perilaku-hidup-bersihdan.html. 2010. diaksestanggal 18 November 2015.
3. Departemen Kesehatan RI. Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat. 2007
4. Sari, Dian Dkk. Pembelajaran Dan Penerapan PHBS Di Sekolah Melalui
Media Lagu Dolanan Jawa. Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.
Sukoharjo. 2013
5. Nur, Muhammad. Hubungan tingkat pengetahuan dengan PHBS dalam
penyajian makanan pada pedagang makanan di Jl. Suromenggolodan Jl.
Juanda
Ponorogo.
http://digilib.umpo.ac.id/download.php?id=191.2012.
Diakses tanggal 19 November 2015
6. Dinkes
Provinsi
Jawa
Tengah.
Profil
Kesehatan
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil2006/bab4.htm, Dinkes
Jawa Tengah. 2006. diakses pada tanggal 6 November 2015.
7. Irmawati,
Marsi
dan
Jusriani.
Metode
Penelitian
“Jenis
Penelitian”.
googleweblight.com/?lite_url=http://diar13midyuin08.blogspot.com/2010/12/me
todologi-penelitian-jenis-penelitian.html?m.2010.diakses
September 2016
tangggal
1
8. Nurdini, Alis. Cross sectional Vs Longitudinal : Pilihan Rancangan Waktu
Dalam
Penelitian
Perumahan
Permukiman.
petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/download/.../16449. 2006.
Puslit2.
diakses
tanggal 1 September 2016
9. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta.
Bandung. 2014
10. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Jakarta. 2010
11. Suharsini, Arianto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan edisi revisi. Bumi Aksara.
Jakarta. 2009
12. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19
edisi 5. Universitas Diponegoro. Semarang. 2011
13. Ningrum,S. Hubungan Faktor Individu dan Pola Asuh Keluarga dengan
Perilaku Hidup Bersih dan sehat pada Anak Sekolah Dasar Kelurahan
Kukusan Kecamatan Beji Depok.
Download