Sistem Pembangkit Tersebar Tenaga Surya Dengan

advertisement
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
Sistem Pembangkit Tersebar Tenaga Surya
Dengan MPPT Metode Perturb And Observe
Menggunakan DC Converter Tanpa
Transformator
Akbar Faiz, Mochamad Ashari, Heri Suryoatmojo
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: [email protected]
Abstrak—Sistem pembangkit tersebar tenaga surya telah banyak
surya dan angin karena matahari bersinar sepanjang tahun dan
angin juga selalu berhembus.
Photovoltaic digunakan untuk mengkonversi radiasi sinar
matahari menjadi listrik. Listrik yang dihasilkan oleh dari sel
surya memiliki sifat yang tidak menghasilkan noise selama
operasi dan tidak menghasilkan partikel yang beracun pada
pembangkitan listriknya sehingga dapat kita simpulkan bahwa
pembangkit ini merupakan pembangkit yang ramah
lingkungan. Dalam menghubungkan photovoltaic ke jaringan
PLN sebagai bentuk dari pembangkit tesebar dibutuhkan sistem
inverter, karena output dari photovoltaic berupa tegangan DC.
Untuk melakukannya dimanfaatkan penggunaan inverter boost
transformerless agar mendapatkan hasil tegangan dan arus
output yang diinginkan dengan kondisi yang bermacammacam, yaitu perubahan intensitas cahaya dan tegangan
photovoltaic yang berbeda serta mengurangi biaya pemasangan
suatu inverter photovoltaic yang tanpa menggunakan
transformator untuk terhubung dengan jaringan.
Kata Kunci—Inverter Transformerless, Konverter Boost,
MPPT, Photovoltaic.
II. SISTEM PEMBANGKIT TENAGA SURYA
TERHUBUNG JARINGAN
dikembangkan saat ini. Sistem yang digunakan ada 2 macam yaitu
sistem stand-alone dan sistem grid-connected. Pada sistem gridconnected biasanya dibutuhkan alat tambahan yaitu
transformator. Transformator ini berfungsi untuk menyesuaikan
nilai tegangan keluaran inverter dengan jaringan PLN. Namun
hal ini mengakibatkan biaya yang cukup besar untuk pengadaaan
sistem ini. Oleh karena itu dikembangkan sistem yang tidak
memerlukan transformator untuk bisa terhubung dengan
jaringan yaitu sistem inverter boost transformerless. Sistem terdiri
dari konverter boost dan inverter transformerless. Konverter boost
digunakan untuk menaikkan tegangan photovoltaic agar lebih
tinggi dari tegangan jaringan. Inverter transformerless dirancang
agar dapat mengalirkan daya secara maksimum dari pembangkit
tenaga surya. Daya maksimum didapatkan dengan penggunaan
Maximum Power Point Tracking (MPPT). Metode yang digunakan
adalah metode Perturb and Observe. Metode ini mencari nilai daya
maksimum dengan pengaturan nilai indeks modulasi inverter
transformerless. Sistem ini dapat bekerja dalam berbagai kondisi
seperti intensitas cahaya matahari yang berubah dan besar
tegangan PLN yang naik turun.
P
I. PENDAHULUAN
ERSEDIAAN bahan bakar fosil semakin lama semakin
menipis. Dalam beberapa tahun terakhir, hal ini menjadi
salah satu topik pembicaraan dalam suatu pemberitaan.
Pencarian energi alternatif ini dapat berupa energi yang berasal
dari alam yang lain. Pemanfaatan energi alam ini dapat menjadi
alternatif yang menarik sebagai pengganti bahan bakar fosil [1].
Tidak hanya memanfaatkan energi alam saja, melainkan
masyarakat juga harusnya saling berkompetisi mencari
modifikasi-modifikasi alat yang bisa dilakukan agar energi
yang dihasilkan nantinya efisien. Apabila hal ini terlaksana
maka akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap
penggunaan bahan bakar fosil. Banyak sekali energi alam yang
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti fosil.
Dewasa ini energi alam yang mulai banyak dikembangkan
adalah energi surya dengan menggunakan sel surya atau
photovoltaic, energi angin dengan menggunakan kincir angin,
dan fuel cell. Energi yang paling menguntungkan adalah energi
A. Photovoltaic
Photovoltaic atau disebut dengan PV merupakan pembangkit
energi terbarukan yang memanfaatkan cahaya matahari sebagai
sumber energi kemudian diubah ke energi listrik [2]. PV terdiri
dari rangkaian dua atau lebih lapisan semikonduktor. Prinsip
kerja PV berkaitan dengan prinsip photoelectric. Cahaya
matahari mengandung energi dalam bentuk foton. Ketika foton
ini mengenai permukaan PV, elektron berlebih dari
semikonduktor tipe-n akan bergerak menuju hole dari
semikonduktor tipe-p. Akibat dari aliran elektron dan hole ini
maka terbentuk medan listrik.
Modul PV adalah kumpulan dari beberapa sel PV. Modul
yang akan digunakan adalah modul Solarex MSX-60 [3]. Modul
ini terdiri dari 36 sel yang dapat membangkitkan daya
maksimum sebesar 60W dengan kondisi intensitas cahaya
(Iradiance) 1000W/m2 dan suhu 25oC. Karakteristik besarnya daya
yang dapat dibangkitkan terdapat pada besarnya intensitas
cahaya yang mengenai permukaan PV dapat dilihat pada
Gambar 1 serta suhu lingkungan dapat dilihat pada Gambar 2.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
20
1000 W/m2
18
16
Daya (P)
2
DC
800 W/m2
14
RL
G1
C
600 W/m2
12
10
8
6
Gambar 3. Rangkaian Konverter Boost
4
2
0
1
0
2
3
4
5
6
7
Tegangan (V)
G7
DC
G2
C2
LAC
Gambar 1. Kurva P-V Perubahan Iradiance
G4
AC
7
Daya (P)
6
G5
5
G3
4
Gambar 4. Rangkaian Inverter Transformerless
10 °C
3
G7
C3
25 °C
2
1
0
P
40 °C
60 °C
0
10
20
30
40
50
60
Tegangan (V)
XL
70
80
90
Gambar 5. Aliran Daya Dua Sumber
100
Gambar 2. Kurva P-V Perubahan Suhu
Array atau panel PV adalah modul-modul PV yang
pemasangannya saling terhubung baik seri maupun paralel.
Pemasangan seri akan mengakibatkan nilai tegangan yang
keluar akan meningkat sebesar banyak modul yang diseri.
Sedangkan pemasangan paralel mengakibatkan peningkatan
arus yang dikeluarkan.
B. Konverter Boost
Konverter boost merupakan salah satu jenis dari konverter
DC-to-DC yang berfungsi meningkatkan tegangan DC.
Konverter boost mempunyai besaran tegangan keluaran yang
selalu lebih besar daripada besaran tegangan input.
Topologi dari konverter boost pada umumnya terdiri dari
induktor, dioda, dan saklar. Untuk induktor dan dioda pada
konverter boost disusun seri terhadap sumber sedangkan untuk
saklar pada konverter boost dipasang secara paralel. Induktor
berfungsi sebagai sumber arus dan tegangan serta untuk
membatasi riak arus keluaran. Kapasitor pada konverter boost
berfungsi untuk membatasi riak tegangan keluaran. Rangkaian
konverter boost dapat dilihat pada Gambar 3.
Besar nilai keluaran dari konverter boost ditentukan dengan
cara mengatur nilai dutycycle seperti terlihat pada Persamaan
(1). Dutycycle (D) merupakan perbandingan waktu ketika
saklar on dibandingkan dengan periode switching.
Vout 
Vin
1 D
(1)
C. Inverter Transformerless Grid Connected
Inverter adalah suatu rangkaian yang mengubah besaran DC
menjadi AC. Fungsi inverter adalah tegangan input DC diubah
menjadi tegangan keluaran AC yang amplitudo dan frekuensi
tegangan dapat diatur. Tegangan keluaran dapat diperoleh
dengan mevariasi tegangan input DC atau dengan mengubah
cara switching dari inverter. Bentuk ideal tegangan keluaran
inverter berbentuk sinus, tetapi secara praktis tidak sinusoidal
dan mengandung harmonisa.
Inverter transformerless ialah tipe inverter full bridge
dimana inverter ini menghasilkan tegangan sinusoidal penuh.
Inverter ini dirancang dapat langsung terhubung ke jaringan
dengan meninggalkan fungsi transformator sebagai media
penghubung. Akurasi daya dari inverter transformerless yang
dikeluarkan lebih unggul daripada inverter yang masih
menggunakan transformator untuk terhubung dengan jaringan.
Rangkaian inverter transformerless dapat dilihat pada Gambar
4.
Proses aliran daya pada sistem yang terhubung dengan
jaringan diperlukan sebuah induktor dalam pentransmisiannya
seperti Gambar 5 [4]. Sebuah sumber tegangan V1 dengan sudut
fasa δ1, terhubung dengan sebuah sumber tegangan lain V2
dengan sudut fasa δ2. Jika kedua sumber tersebut terhubung
melalui sebuah saluran transmisi yang terdapat induktansi XL,
maka akan mengalir arus (I) antar keduanya. Karena terdapat
arus pada saluran tersebut, daya aktif (P) dan daya reaktif (Q)
juga akan mengalir diantara kedua sumber tersebut. Persamaan
(2) untuk mencari nilai daya yang dialirkan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
P
V1  V2  sin 
XL
3
(2)
D. Maximum Power Point Tracker
Metode Perturb and Observe (P&O) merupakan salah satu
macam metode MPPT [5]. Metode P&O mudah untuk
digunakan dan memiliki harga yang paling rendah di antara
metode-metode yang ada. Metode ini memiliki feedback yang
sederhana dan beberapa parameter pengukuran. Metode ini
beroperasi secara bertahap (seperti penambahan atau
pengurangan) ketika terjadi perubahan dutycycle yang
mengatur daya dari array dan membandingkan daya keluaran
dari PV dengan kenaikan pada cycle sebelumnya. Jika
gangguan menunjukkan suatu kenaikan (atau penurunan) dari
daya array, maka gangguan berikutnya akan terbentuk ke arah
yang sama (atau bertolak belakang). Pada kondisi ini, tracker
daya puncak akan mencari kondisi daya puncak secara
kontinyu.
III. DESAIN SISTEM INVERTER BOOST
TRANSFORMERLESS
Panel Surya
Iradiance
Induktor
Jaringan PLN
PI
Controller
PI
Controller
Tegangan
Kapasitor
MPPT
Controller
Daya PV
Gambar 6. Blok Diagram Sistem
Tabel 1. Parameter Modul Photovoltaic
Parameter
Jumlah Modul
Jumlah Sel (Ns)
Daya Maksimum (Pmax)
Tegangan pada Daya Maksimum (Vmp)
Arus pada Daya Maksimum (Imp)
Tegangan Tanpa Beban (Voc)
Arus Hubung Singkat (Isc)
Nilai
12 Modul
432 buah
2160 W
205,2 V
10,5 A
253,2 V
11,4 A
C. Desain Sistem Inverter Boost Transformerless
1.
Parameter Sistem
Tabel 2. Parameter Sistem
A. Konfigurasi Sistem
Komponen utama dalam blok diagram dapat dilihat pada
Gambar 6 yakni modul panel surya (PV), konverter boost,
inverter transformerless, induktor penghubung, kontroler PI.
Secara umum sistem bekerja dari PV yang menerima sinar
matahari dan menghasilkan tegangan. Tegangan PV berupa
besaran DC. Tegangan PV akan masuk dan diproses pada
konverter boost untuk dinaikkan nilai tegangannya. Kerja
konverter akan dikontrol dengan kontroler PI yang referensinya
sudah ditentukan nilainya. Hal ini memungkinkan tegangan PV
yang lebih rendah dari tegangan jaringan tetap dapat terhubung
tanpa menimbulkan overmodulasi pada inverter.
Hasil keluaran konverter akan disimpan pada dua kapasitor
secara bergantian berdasarkan frekuensi dari jaringan. Dua
kapasitor ini berfungsi untuk melepas tegangan menuju
jaringan yang disalurkan melalui inverter agar mendapatkan
besaran AC satu fasa. Inverter akan mengatur besar tegangan
keluaran melalui nilai modulasi inverter yang didapatkan dari
hasil proses MPPT Perturb and Observe (P&O). Tegangan
keluaran inverter memiliki fasa 1o mendahului fasa tegangan
jaringan sehingga daya dapat mengalir menuju jaringan.
Suhu
B. Desain Photovoltaic
Modul PV yang digunakan adalah modul Solarex MSX-60.
Dari modul tersebut disusunlah array yang terdiri dari 12 modul
yang diseri kemudian array tersebut diparalel sebanyak 3 array.
Parameter PV dapat dilihat pada Tabel 1.
Parameter
Daya Maksimum PV (PPV)
Tegangan PV (Vin)
Kapasitor DC PV (C1)
Induktor konverter boost (Lb)
Kapasitor DC bus (C2 & C3)
Frekuensi Carrier (fs)
Induktor Penghubung (Lac)
Tegangan Jaringan (Vgrid)
Frekuensi Jaringan (fg)
2.
Nilai
2160 W
0 – 253,2 V
470 µF
2,8 mH
1680 µF
18000 Hz
2,5 mH
220 V
50 Hz
Teknik Pensaklaran
Sistem terdiri dari konverter boost dan inverter
transformerless. Terdapat tujuh saklar pada sistem yaitu
G1, G2, G3, G4, G5, G6 dan G7. Pengoperasian saklar
memiliki waktu penyalaan dan teknik pensaklaran yang
berbeda. Waktu penyalaan saklar dapat dilihat pada
Gambar 7. Teknik pensaklaran dapat dilihat pada Gambar
8.
G1 dioperasikan dengan teknik pensaklaran Pulse Width
Modulation (PWM) analog. PWM analog yaitu sinyal
referensi berupa tegangan DC dan sinyal carrier berupa
tegangan gigi gergaji dengan frekuensi 18kHz. Hal ini untuk
menyimpan dan melepas tegangan sumber PV di induktor
(LDC) yang kemudian dialirkan untuk disimpan di kapasitor
bus (C2 dan C3).
G2, G3, G5, dan G7 dioperasikan dengan teknik
pensaklaran zero crossing detector (ZCD). Teknik PWM
ZCD ialah teknik yang mengketanahkan sinyal carrier-nya
sedangkan sinyal referensi menggunakan tegangan
jaringan. Penyalaan G3 dan G5 sesuai dengan cycle positif
dari tegangan jaringan sedangkan G2 dan G7 sebaliknya
dengan cycle negatif dari tegangan jaringan.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
4
+
Pouterr (t)
-
Vgrid
+
-
K
G1
PPII (t)
PI
Leading 1o
G6
G3
MPPT P&O
G2,G7
-1
G3,G5
-
Pout (t)
G4
+
G2
G4
Gambar 10. Kontroler Inverter Transformerless
G6
Gambar 7. Waktu Penyalaan Saklar
START
+
-1
Ukur PPV
-
G1
-
DC
+
Vcarrier
G4
Vcarrier
G2,G7
Ya
P(t)-P(t-1)=0
+
+
G2,G7
-
AC
-
AC
Tidak
G6
G3,G5
G3,G5
Ya
Vcarrier
P(t)-P(t-1) > 0
Gambar 8. Teknik Pensaklaran Sistem
+
-
VDCRef
VPVerr(t)
Band Stop
Filter
Naikkan Pref
PI
VPIB(t)
+
-
G1
Sinyal
Carrier
Gambar 11. Flowchart MPPT Perturb and Observe
Kontroler pada inverter transformerless mengatur nilai
modulasi pada inverter untuk mengubah-ubah besar
tegangan keluaran inverter. Sinyal error kontroler ini
didapatkan dari pengurangan antara sinyal referensi dan
sinya ukur pada daya keluaran sistem. Sinyal ukur
sebelumnya diperkecil untuk mempermudah melihat
perubahan. Sedangkan sinyal referensi didapatkan dari
hasil proses MPPT. Hasil sinyal error tersebut kemudian
akan menjadi sinyal referensi SPWM untuk pensklaran
pada saklar G4 dan G6.
VDCbus(t)
3.
Kontroler Sistem
Terdapat dua kontroler PI yang digunakan pada sistem
yaitu kontroler pada konverter boost dan pada inverter
transformerless.
Kontroler konverter boost dapat dilihat pada Gambar 9.
Kontroler pada konverter boost mengatur nilai tegangan
yang ada pada kapasitor DC bus (C2 dan C3). Sinyal error
kontroler ini didapatkan dari pengurangan antara sinyal
referensi dan sinya ukur pada kapasitor C2. Sinyal ukur
sebelumnya melewati band stop filter untuk memperhalus
hasil. Sedangkan sinyal referensi berupa sumber tegangan
DC. Hasil sinyal error tersebut menjadi sinyal referensi
PWM analog untuk pensklaran pada saklar G1.
Turunkan Pref
KEMBALI
Gambar 9. Kontroler Konverter Boost
G4 dan G6 dioperasikan dengan teknik pensaklaran
sinusoidal PWM (SPWM). Teknik ini menggunakan sinyal
referensi sinusoidal dengan frekuensi 50Hz sedangkan
sinyal carrier dari tegangan gigi gergaji 18kHz. Rugi-rugi
akibat proses pensaklaran berkurang karena hanya dua
saklar yang beroperasi.
Tidak
4.
Maximum Power Point Tracker
Metode MPPT yang digunakan adalah Perturb and
observe. Desain MPPT yang digunakan memiliki input
berupa daya PV (Ppv). Kemudian Ppv akan diturunkan
melalui proses dPpv/dt. Apabila hasil yang diperoleh tidak
nol, maka berarti daya yang dialirkan PV belum maksimal.
Hasil penurunan tersebut akan menaikkan atau menurunkan
tegangan referensi PV yang selanjutnya diproses oleh
sebuah rangkaian kontrol untuk menghasilkan sinyal
referensi PPVref menggantikan PPVref pada kontroler inverter.
Bila hasil dPPV/dt bernilai positif maka PPVref dinaikkan dan
sebaliknya bila hasil dPPV/dt bernilai negatif maka PPVref
diturunkan. Hal ini akan menghasilkan nilai PPVref yang
membuat indeks modulasi dapat mengeluarkan daya
maksimum.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
Daya (Watt)
Arus (Ampere)
5
Waktu (second)
Waktu (second)
Gambar 14. Arus Sistem Kondisi Normal
Daya (Watt)
Tegangan (Volt)
Gambar 12. Daya Sistem Kondisi Normal
Waktu (second)
Gambar 13. Tegangan Sistem Kondisi Normal
IV. HASIL SIMULASI SISTEM
Dalam simulasi ini sistem inverter boost transformerless
akan disimulasikan dengan input dari sumber PV yang sudah
dirangkai dan memiliki parameter seperti pada Tabel 2.
Intensitas cahaya yang mengenai permukaan PV diatur pada
kondisi maksimal yaitu 1000W/m2. Tegangan jaringan yang
akan dihubungkan dengan PV diatur pada kondisi normal yaitu
220V 50Hz.
Pada Gambar 12 daya keluaran sistem memiliki tingkat
akurasi dari daya maksimum PV sebesar 98,39%. Hal ini
menunjukkan bahwa kontroler MPPT P&O cukup berhasil
dalam penggunaannya mencari nilai daya maksimum. Metode
P&O mencari nilai daya maksimum berdasarkan perubahan
pada daya keluaran PV dengan waktu perubahan yang sangat
cepat. Hal ini mengakibatkan terjadi perubahan terus menerus
pada hasil MPPT.
Pada Gambar 13 tegangan keluaran sistem memiliki fasa
yang bergeser mendahului tegangan jaringan. Hal ini berguna
agar sistem dapat mengalirkan daya ke jaringan sesuai dengan
Persamaan (2). Pergeseran fasanya sebesar 1o mendahului fasa
jaringan. Namun pada proses pensaklarannya disesuaikan
dengan fasa dari jaringan sehingga terlihat seperti terpotong
awal tegangannya.
Pada Gambar 14 arus keluaran sistem berbentuk mendekati
sinusoidal danmemiliki frekuensi 50Hz seperti frekuensi dari
jaringan.
Waktu (second)
Gambar 15. Daya Sistem Perubahan Intensitas Cahaya
A. Perubahan Intensitas Cahaya
Dalam simulasi ini sistem inverter boost transformerless
akan disimulasikan dengan variasi Iradiance dimulai dari
1000W/m2 hingga 600W/m2 dan tegangan jaringan dibuat tetap
sebesar 220V. Perubahan Iradiance akan mempengaruhi daya
maksimum PV yang dapat dialirkan. Hal ini mengakibatkan
perubahan juga pada daya maksimum keluaran sistem. Oleh
karena itu diperlukan MPPT yang mampu mencari daya secara
maksimum dari sistem yang dapat dialirkan ke jaringan.
Perubahana Iradiance juga mempengaruhi nilai tegangan PV dan
arus PV yang dapat dialirkan.
Pada Gambar 15 perubahan daya ketika intensitas cahaya
menurun cukup signifikan dengan akurasi daya sebesar
86,23%. Metode MPPT yang diterapkan dapat berfungsi
dengan baik. Dapat dilihat juga bahwa perbedaan daya keluaran
PV dan daya keluaran sistem atau efesiensi sistem tidak besar.
Hal ini disebabkan metode MPPT yang digunakan berdasarkan
perubahan daya keluaran PV seperti terlihat pada Gambar 11.
Pada Gambar 16 tegangan keluaran sistem mengalami
penurunan sesuai dengan daya yang dialirkan mengalami
penurunan juga. Hal itu dibuktikan pada Persamaan (2).
Pada Gambar 17 arus keluaran sistem mengalami distorsi
yang semakin besar. Hal ini berbanding terbalik dengan
penurunan daya yang dapat dialirkan. Arus keluaran PV
semakin kecil karena intensitas cahaya yang mengenai
permukaan PV mengalami penurunan.
6
Daya (Watt)
Tegangan (Volt)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
Waktu (second)
Gambar 18. Daya Sistem Ketika Tegangan Jaringan Naik
Arus (Ampere)
Daya (Watt)
Gambar 16. Tegangan Sistem Perubahan Intensitas Cahaya
Waktu (second)
Waktu (second)
Gambar 17. Arus Sistem Perubahan Intensitas Cahaya
B. Perubahan Tegangan Jaringan
Simulasi ini mengamati sistem inverter boost
transformerless variasi perubahan besar tegangan jaringan
dengan kenaikan sekitar 5% yaitu 230V dan penurunan sekitar
10% yaitu 200V, namun Iradiance tetap 1000W/m2.
Perubahan nilai tegangan jaringan akan mempengaruhi nilai
indeks modulasi inverter yang berfungsi untuk menentukan
besar tegangan keluaran inverter. Daya maksimum PV yang
keluar tetap tak terpengaruh namun akan mempengaruhi pada
aliran daya ke jaringan.
Pada Gambar 18 ketika tegangan jaringan mengalami
kenaikan sebesar 5% daya yang dialirkan mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan daya yang mampu dialirkan
melebihi kapsistas dari daya maksmum PV sesuai dengan
Persamaan (2). Sehingga daya yang mengalir mengalami
penurunan. Akurasi daya yang dialirkan sebesar 97,36%.
Pada Gambar 19 ketika tegangan jaringan mengalami
penurunan sebesar 10% daya yang dialirkan mengalami
penurunan pula. Hal ini sesuai dengan Persamaan (2). Akurasi
daya yang dialirkan sebesar 88,01%.
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1) Inverter transformerless dapat terhubung langsung dengan
jaringan dan dapat mengalirkan daya secara maksimum.
Waktu (second)
Gambar 19. Daya Sistem Ketika Tegangan Jaringan Turun
2) Kontroler MPPT mampu mencari daya keluaran
maksimum dengan berbagai kondisi seperti perubahan
intensitas cahaya dan perubahan besar tegangan jaringan
3) Akurasi daya yang dapat dialirkan ke jaringan cukup besar
dengan rata-rata 90,98% ketika terjadi perubahan intensitas
cahaya dan rata-rata sebesar 94,59% ketika terjadi
perubahan tegangan jaringan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Jia-Min Shen, Hurng-Liahng Jou, and Jinn-Chang Wu, "Novel
transformerless grid-connected power converter with negative grounding
for photovoltaic generation system", IEEE Trans. Power Electron., vol.
27, no. 4, Apr. 2012.
Rashid, Muhammad H. "Power Electronics: Circuits, Devices, and
Applications", Pearson Prentice Hall. 2009.
Solarex."MSX-60 and MSX-64 Photovoltaic Modules", USA, 1998.
Safi’i, A.Y., “Desain dan simulasi konverter full bridge untuk mengatur
tegangan DC link pada sistem pembangkit tersebar menggunakan sel
bahan bakar”, Teknik Elektro ITS, Surabaya, Juli, 2011.
Widodo, Rusminto T., Rugianto, Asmuniv, Sejati, Purnomo, "Maximum
Power Point Tracker Sel Surya Menggunakan Algoritma Perturb And
Observe", Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS, Surabaya,
Indonesia.
Schimpf, F., Norum, L.E., “Grid connected converters for photovoltaic,
state of the art, ideas for improvement of transformerless inverters”,
Norwegian University of Science and Technology.
Riawan D.C., “Grid-Connected Buck-Boost Inverter for Variable Speed
WECS Applications”, Chapter 5, Curtin University of Technology, Perth,
Western Australia, 2010.
Download