BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal banyak dialami oleh manusia hampir di seluruh dunia dan jumlahnya mencapai 50% dari populasi dewasa. Asia dan Afrika merupakan wilayah dengan prevalensi dan intensitas penyakit periodontal yang lebih tinggi dibandingkan wilayah Eropa, Amerika, dan Australia. Penyakit periodontal yang terjadi di Indonesia masih merupakan masalah yang menempati urutan kedua di masyarakat. (Wahyukundari, 2009) Menurut Laine dkk. (2012), salah satu penyakit periodontal yang cukup sering terjadi adalah periodontitis. Periodontitis merupakan penyakit infeksi kronis yang secara perlahan merusak jaringan pendukung gigi karena terjadinya proses peradangan pada jaringan. Jika peradangan tersebut tidak dirawat, kerusakan akan mencapai tulang alveolar dan menyebabkan gigi kehilangan ligamen periodontal yang mendukung tulang alveolar tersebut. Hal ini mengakibatkan tulang menjadi resorpsi, sehingga gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Menurut Carvalho dkk. (2013), penyakit ini merupakan hasil interaksi yang tidak seimbang antara biofilm mikroba pada gigi dengan respon sel inang. Akhir-akhir ini, dalam bidang kedokteran gigi, ozone telah banyak berperan dalam berbagai tindakan perawatan gigi. Terapi ozone memberikan keuntungan lebih besar bila digunakan untuk perawatan konvensional, seperti, karies gigi, prosedur periodontal, dan perawatan endodontik (Nogales dkk., 2008). Penggunaan 1 2 aplikasi topikal Oleozon, olive oil murni yang mengalami ozonisasi, dapat meningkatkan pembentukan tulang dan menyembuhkan jaringan periodontal yang rusak (Abdelhamid, 2012). Dasar dari tujuan perawatan periodontal tersebut adalah mengeliminasi inflamasi jaringan untuk menghilangkan stimulus yang menjadi penyebab resorpsi tulang. Adanya pembentukan tulang pada respon inflamasi dan penyakit periodontal akan mempengaruhi hasil perawatan (Carranza dkk., 2006). Salah satu indikator penting pada pembentukan tulang adalah jumlah sel osteoblas pada tulang. Osteoblas terbentuk dari sel osteoprogenitor yang berada di sumsum tulang dan lapisan dalam periosteum. Diferensiasi sel osteoprogenitor tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor pertumbuhan, antara lain BMPs (bone morphogenetic proteins), FGF (fibroblastic growth factor), PDGF (platelet-derived growth factor) dan TGF- (transforming growth factor- ) (Agata dkk., 2007). Penelitian yang dilakukan pada tikus dengan injeksi TGFaposisi tulang dan menghambat resorpsi tulang (Kaigler dkk., 2011). Efek terapeutik ozone menunjukkan bahwa aplikasi topikal ozone dapat meningkatkan ekspresi growth factor seperti PDGF, TGFdi kulit (Kim dkk., 2009). Kombinasi IGF-I, TGFmeningkatkan kecepatan pembentukan tulang dan perbaikan tulang, serta berguna pada perawatan dental, khususnya untuk kecepatan penyembuhan tulang dan pertumbuhan tulang setelah perawatan periodontal atau untuk mencegah penyakit periodontal pada perawatan awal poket periodontal (Nancy, 2003). 3 Pada bidang kedokteran gigi diperlukan studi yang membahas penggunaan ozone olive oil dalam regenerasi tulang alveolar, karena keefektifitasannya yang masih belum banyak diketahui. Menurut penelitian yang dilakukan Ozdemir dkk. (2013), untuk mengukur pembentukan tulang dapat dilakukan dengan menghitung jumlah osteoblas yang terbentuk pada area kerusakan tulang. Oleh karena itu, diperlukan penelitian mengenai pengaruh ozone olive oil terhadap jumlah osteoblas tulang alveolar dalam proses penyembuhan periodontitis. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan: Apakah terdapat pengaruh aplikasi topikal ozone olive oil terhadap jumlah osteoblas tulang alveolar dalam proses penyembuhan periodontitis pada Sprague dawley? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai terapi ozone pada penyembuhan kerusakan tulang pernah dilakukan oleh Ozdemir dkk. (2013) dengan judul Efek Terapi Ozone terhadap Penyembuhan Autogenous Bone Graft pada Kerusakan Calvarial: Kajian Histologi dan Histometri pada Tikus. Penelitian tersebut mengkaji tentang kerusakan pada calvarial tikus, dibuat dengan cara pembedahan dan menggunakan autogenous bone graft, sedangkan pada penelitian ini mengkaji tentang kerusakan pada tulang alveolar tikus, dibuat dengan cara induksi periodontitis dan tidak menggunakan autogenous bone graft. Dalam penelitian tersebut, telah diuji hipotesis bahwa terapi ozone meningkatkan aktivitas osteoblastik dan 4 pembentukan tulang baru dengan penggunaan autogenous bone graft pada model tikus calvaria, dan terapi ozone juga meningkatkan regenerasi tulang. Selain itu, penelitian mengenai aplikasi ozone olive oil secara topikal pernah dilakukan oleh Kim dkk. (2009) dengan judul Efek Terapetik Aplikasi Ozone secara Topikal terhadap Penyembuhan Luka Akut pada Kulit. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ozonated oil yang diaplikasikan secara topikal dapat membantu penyembuhan luka kronis di kulit dengan meningkatkan ekspresi growth factor yaitu PDGF, TGFpenelitian ini ozone diaplikasikan secara topikal terhadap kerusakan tulang alveolar tikus dalam proses penyembuhan periodontitis, sepengetahuan penulis penelitian ini belum pernah diteliti. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi ozone olive oil secara topikal terhadap jumlah osteoblas tulang alveolar tikus dalam proses penyembuhan periodontitis pada Sprague dawley. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain : 1. Memberikan informasi dalam bentuk data mengenai pengaruh aplikasi ozone olive oil sebagai penyembuhan tulang pada tikus yang mengalami periodontitis dengan jumlah osteoblas sebagai parameter penyembuhan tulang alveolar. 5 2. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan terkait penggunaan ozone olive oil untuk mempercepat perbaikan tulang, khususnya tulang alveolar. 3. Sebagai dasar penelitian selanjutnya terkait dengan penggunaan ozone olive oil bidang kedokteran gigi, terutama untuk perawatan periodontitis