a. pendahuluan

advertisement
pasca panen jeruk
A. PENDAHULUAN
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh.Sejak ratusan tahun yang lalu,
jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman
jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan
jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali.
Tanaman ini merupakan jenis pohon dengan tinggi 2-8 meter. Tangkai daun
bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak bersayap, panjang 0,5-1,5 cm.
Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang, elliptis atau berbentuk lanset
dengan ujung tumpul, melekuk ke dalam sedikit, tepinya bergerigi beringgit sangat
lemah dengan panjang 3,5-8 cm. Bunganya mempunyai diameter 1,5-2,5 cm,
berkelamin dua daun mahkotanya putih. Buahnya berbentuk bola tertekan dengan
panjang 5-8 cm, tebal kulitnya 0,2-0,3 cm dan daging buahnya berwarna orange.
Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm.
Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan
menghasilkanhibrida antarspesies ('interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang
khas, yang berbeda dari spesies tetuanya.
Klasifikasi buah jeruk dalam sistematika tumbuhan:
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledonae
Ordo
: Rutales
Familia
: Rutaceae
Genus
: Citrus
Spesies
: Citrus reticulata
Nama latin
: Citrus reticulate
Sinonim
: Citrus nobilis, C. deliciosa, C. chrysocarpa
Nama lokal
: Jeruk Keprok, jeruk Jepun, jeruk Maseh
Banyak sekali manfaat dari tanaman jeruk baik untuk rumah tangga maupun industri, antara lain:
(1) Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin
C yang tinggi.
(2) Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin
dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun
wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.
(3)
Buah dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai penyedap atau komponen kue/puding. Aroma yang
khas berasal dari sejumlah flavonoid dan beberapa terpenoid. Daging buah mengandung banyak asam
sitrat atau asam jeruk yang memberikan rasa masam yang tajam tetapi segar.
(4) Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan sebagai obat tradisional penurun panas, pereda
nyeri saluran napas bagian atas dan penyembuh radang mata.
Rendahnya kualitas buah-buahan salah satunya disebabkan oleh penanganan
pasca panen yang belum baik, contohnya pensortasian dan pemutuan yang masih
dilakukan secara manual.Untuk itu diperlukan adanya suatu teknik yang dapat
menggolongkan buah-buahan tersebut dalam berbagai tingkatan mutu sehingga
mendapatkan hasil yang seragam untuk membedakan kualitas tinggi dan kualitas
rendah.Hal yang perlu diamati dalam menghasilkan buah jeruk yang berkualitas
tinggi antara lain:
-
perubahan kimia dan fisik selama pematangan buah jeruk
-
hama dan penyakit tanaman pasca panen
-
indeks kematangan buah
-
cara penanganan pasca panen
B. PEMBAHASAN
1. Perubahan kimia dan fisik selama pematangan
Pemanenan buah yang dilakukan lebih awal ataupun yang agak terlambat
kemungkinan dapat mempengaruhi kualitas buah, seperti warna, tekstur, rasa dan
aroma serta kandungan senyawa-senyawa kimianya khususnya yang dipetik lebih
awal ataupun yang dipetik agak terlambat.Ini berpengaruh terhadap perubahan
kimia dan fisik selama pematangan karena setelah pemetikan buah masih
melakukan reaksi-reaksi metabolisme. Akibatnya buah akan mengalami perubahan
baik fisik maupun kimia selama dalam periode penyimpanan. Perubahan-perubahan
tersebut antara lain meliputi perubahan penampakan, susut bobot dan kandungan
gula serta asam.
Perubahan warna kulit buah jeruk besar selama periode pematangan tidak
mencolok.Selain warna, perubahan kulit terjadi pada penampakan yang makin
mengkilap
seiring
dengan
matangnya
buah.Hal
ini
berkaitan
dengan
berkembangnya kelenjar minyak pada permukaan kulit buah yang mengakibatkan
kulit buah tampak semakin mengkilap.Perubahan fisik lainnya yang tampak pada
buah matang atau lewat matang yaitu pecahnya aksil buah sehingga terjadi rongga
pada bagian dalam (aksil) buah.
Perubahan kimia dapat dilihat pada penyusutan bobot.susut bobot yang terjadi
pada buah tidak dapat dikembalikan lagi karena buah telah kehilangan sumber air
dari tanaman inang. Susut bobot terjadi akibat hilangnya air buah dan menguapnya
gas-gas hasil penguraian glukosa menjadi karbondioksida dalam proses respirasi
dan transpirasi selama penyimpanan.
2. Hama dan penyakit tanaman
Buah jeruk termasuk tanaman yang mudah terserang hama dan penyakit, dari itu
diperlukan pengendalian pada setiap hama dan penyakit buah jeruk. Hama yang
menyerang buah jeruk antara lain:
1) Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala:
tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan insektisida bahan aktif
dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan
endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan
menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
2) Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan
membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan insektisida dengan
bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC,
Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion
(Gisonthion 50 EC).
3) Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau
keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian:
semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin
60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP).
4) Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian
yang
diserang
adalah
tangkai,
daun
dan
buah.
Gejala:
bercak
keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian: semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran),
Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
5) Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian yang diserang adalah buah. Gejala: lubang yang mengeluarkan getah.
Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida
Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang
disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6) Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian yang diserang Helopeltis antonii. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan
pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya
cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan insektisida
Fenitrotionmothion
(Sumicidine
50
EC),
Fenithion
(Lebaycid),
Metamidofos
(Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
7) Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.)
Bagian yang diserang adalah kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes. Gejala:
bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda
gugur sebelum tua. Pengendalian: gunakan insektisida dengan bahan aktif
Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang
bagian yang diserang.
8) Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal,
tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur,
bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis.
Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari
measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan
insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa
bertunas.
9) Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning,
mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan insektisda Methomyl (Lannate
25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion
(Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan
kutu.
10) Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di
bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian:
gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC,
Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
11) Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.)
Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai. Gejala: daun berwarna kuning,
bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan
cabang kering dan kulit retak buah gugur. Pengendalian: gunakan pestisida Diazinon
(Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW),
Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
12) Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.)
Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah.
Gejala: daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Pengendalian: perbaiki
sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida
Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).
Penyakit yang menyerang buah jeruk antara lain:
1)
CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang
diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil,
asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan tanaman sehat dan
bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang
terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
2)
Tristeza
Penyebab: virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian yang diserang jeruk manis,
nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen. Gejala: lekuk batang , daun kaku
pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Pengendalian: perhatikan sanitasi kebun,
memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida
Supracide atau Cascade.
3) Woody gall (Vein Enation)
Penyebab: virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii.
Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange. Gejala:
Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Pengendalian:
gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
4)
Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang.
Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna
kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang
terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2
kali dalam setahun.
5) Embun tepung
Penyebab: jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah daun dan tangkai
muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan
fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
6)
Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah daun, tangkai atau
buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye.
Pengendalian: pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate
/Benomyl (Benlate).
7) Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yang
diserang adalah buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada
permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air
panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
8) Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah akar dan pangkal
batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning. Gejala: tunas tidak segar,
tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada
waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
9) Buah gugur premature
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah
dan bunga Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: Fungisida
Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
10) Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang. Gejala: retakan
melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian
potong cabang yang terinfeksi.
11)
Kanker
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang diserang adalah daun,
tangkai, buah. Gejala: bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka
membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Pengendalian:
Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah
serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm
Streptomycin selama 1 jam.
3. Indeks kematangan buah.
Indeks kematangan dapat dilihat dari ukuran dan bentuk buah, warna
keseluruhan buah, warna dasar dari kulit buah, warna daging buah, kekerasan
(firmness) daging buah, kandungan gula terlarut (soluble solid content), kandungan
starch, keasaman (acidity), dan konsentrasi etilen.Buah jeruk termasuk non
klimaterik, sebaiknya panen dilakukan sebelum akhir fase kemasakan buah agar
daya simpannya lebih lama. Adanya respirasi menyebabkan buah menjadi masak
dan tua yang ditandai dengan proses perubahan fisik, kimia, dan biologi antara lain
proses pematangan, perubahan warna, pembentukan aroma dan kemanisan,
pengurangan keasaman, pelunakan daging buah dan pengurangan bobot.
4. Cara penanganan pasca panen
Aktivitas panen dan penanganan seperti teknik pemanenan yang kurang tepat,
sortasi yang tidak baik, pengemasan dan pengepakan, pengangkutan dan
penyimpanan yang kurang diperhatikan serta adanya serangan hama dan penyakit
dapat menyebabkan kerusakan buah jeruk hingga sekitar 25%. Untuk menghasilkan
jeruk bermutu tinggi, alur penanganan panen hingga pemasaran yang perlu
diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Panen
Umur buah/tingkat kematangan buah yang dipanen, kondisi saat panen, dan cara
panen merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi mutu jeruk. Umur buah
yang optimum untuk dipanen adalah sekitar 8 bulan dari saat bunga mekar. Ciri-ciri
buah yang siap dipanen: jika dipijit tidak terlalu keras; bagian bawah buah jika dipijit
terasa lunak dan jika dijentik dengan jari tidak berbunyi nyaring, warnanya menarik
(muncul warna kuning untuk jeruk siam), dan kadar gula (PTT) minimal 10%. Kadar
gula dapat ditentukan dengan alat hand refraktometer di kebun. Dalam satu pohon,
buah
jeruk
tidak
semuanya
dapat
dipanen
sekaligus,
tergantung
pada
kematangannya. Jeruk termasuk buah yang kandungan patinya rendah sehingga
bila dipanen masih muda tidak akan menjadi masak seperti mangga. Jika panen
dilakukan setelah melampaui tingkat kematangan optimum atau buah dibiarkan
terlalu lama pada pohon, sari buah akan berkurang dan akan banyak energi yang
dikuras dari pohon sehingga mengganggu kesehatan tanaman dan produksi musim
berikutnya. Panen yang tepat adalah pada saat buah telah masak dan belum
memasuki fase akhir pemasakan buah. Dalam penyimpanan, rasa asam akan
berkurang karena terjadi penguraian persenyawaan asam lebih cepat dari pada
peruraian gula.
Kerusakan mekanis selama panen bisa menjadi masalah yang serius, karena
kerusakan tersebut menentukan kecepatan produk untuk membusuk, meningkatnya
kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang
berakibat pada cepatnya kemunduran produk.Panen dapat dilakukang dengan
tangan maupun gunting. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam panen jeruk:
- Jangan melakukan panen sebelum embun pagi lenyap
- Tangkai buah yang terlalu panjang akan melukai buah jeruk yang lain sehingga
harus di potong di sisakan sekitar 2 mm dari buah
- Panen buah di pohon yang tinggi harus menggunakan tangga, agar cabang dan
ranting tidak rusak
- Jangan memanen buah dengan cara memanjat pohon, karena kaki kotor dapat
menyebarkan penyakit pada pohon
-
Pemanen buah dilengkapi dengan keranjang yang dilapisi karung plastik atau
kantong yang dapat digantungkan pada leher
- Wadah penampung buah terbuat dari bahan yang lunak, bersih, dan buah diletakkan
secara perlahan. Krat walau biaya awalnya mahal, bisa ditumpuk, bertahan lama,
dapat dipakai berulang-ulang dan mudah dibersihkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jeruk yang cara pengambilanya berhati-hati
dan disimpan pada temperatur kamar 23-31oC selama 3 minggu, yang busuk
mencapai 7 %; buah yang dijatuhkan diatas lantai yang busuk sebanyak 12 %; buah
yang dipetik basah yang busuk sebesar 21 %; buah yang dipetik terlalu masak yang
busuk sebanyak 29 %; buah yang terkena sinar matahari selama satu hari yang
busuk sebanyak 38 %.
2. Sortasi dan Pencucian
Sortasi atau seleksi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah panen
yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun dengan tujuan
memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan (busuk, terserang
penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-lain). Sortasi juga dilakukan untuk
memenuhi persyaratan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah atau pasar. Setelah
sortasi, buah jeruk dicuci untuk membersihkan kotoran dan pestisida yang masih
menempel pada permukaan kulit buah. Buah direndam dalam air yang dicampur
deterjen
atau
cairan
pembersih
0,5-1
%,
kemudian
digosok
pelan-pelan
menggunakan lap halus atau sikat lunak jangan sampai merusak kulit. Selanjutnya
buah dibilas dengan air bersih, dikeringkan menggunakan lap lunak dan bersih atau
ditiriskan.
3. Pemutuan
Pemutuan atau grading dilakukan setelah sortasi dan pencucian untuk
mengelompokan buah berdasarkan mutu yaitu, ukuran, berat, warna, bentuk,
tekstur, dan kebebasan buah dari kotoran atau bahan asing.Peranan penerintah
tidak hanya terbatas pada bidang pemasaran saja.Tetapi yang paling penting ialah
penetapan standarisasi buah, yang mencakup kualitas buah.Sehubumgan dengan
standarisasi buah tersebut, Standar Nasional Indonesia (SNI) menggolongkan buah
jeruk kedalam 4 kelas berdasarkan bobot atau diameter buah (Tabel 1).
Tabel 1. Kriteria Jeruk Keprok, termasuk Jeruk Siam (SNI 01-3165-1992)
4. Pelilinan
Kelas
Bobot (g)
Diameter
(cm)
A
≥ 151
≥ 71
B
101 – 150
61 -70
C
51 – 100
51 -60
D
≤ 50
40 – 50
Beberapaa jenis buah secara alami dilapisi oleh lilin yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap serangan fisik, mekanik, dan mikrobiologis.Pelapisan lilin pada
buah-buahan sebenarnya adalah menggantikan dan menambah lapisan lilin alami
yang terdapat pada buah yang sebagian besar hilang selama penanganan karena
lapisan lilin yang menutupi pori-pori buah dapat menekan respirasi dan transpirasi
sehingga daya simpan buah lebih lama dan nilai jualnya lebih baik. Manfaat lainnya
adalah meningkatkan kilau dan menutupi luka atau goresan pada permukaan kulit
buah sehingga penampilannya menjadi lebih baik. Pelilinan terhadap buah jeruk
segar pertama kali dikenal sejak abad 12-13 oleh bangsa Cina, tetapi pada saat itu
tanpa memperhatikan adanya efek-efek respirasi dan tranpirasi sehingga lapisan lilin
yang terbentuk terlalu tebal, mengakibatkan respirasi anaerob (fermentasi) dan
menghasilkan jeruk yang masam dan busuk. Oleh karena itu, pelilinan harus
diupayakan agar pori-pori kulit buah tidak tertutupi sama sekali agar tidak terjadi
kondisi anaerob di dalam buah. Sebaliknya, jika lapisan lilin terlalu tipis hasilnya
kurang efektif mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Dibandingkan dengan
pendinginan.aplikasi lilin kurang efektif dalam menurunkan laju respirasi sehingga
pelilinan banyak dilakukan untuk melengkapi penyipanan dalam suhu dingin.
Lilin yang digunakan dapat berasal dari berbagai sumber seperti tanaman,
hewan, mineral maupun sintetis.Kebanyakan formula lilin dipersiapkan dengan satu
atau lebih bahan seprti beeswax, parafin wax, carnauba wax (secara alami didapat
dari carnauba palm) dan shellac (lilin dari insekta). Syarat lilin yang digunakan:
-
tidak mempengaruhi bau dan rasa buah
-
cepat kering
-
tidak lengket
-
tidak mudah pecah
-
mengkilap dan licin
-
tipis
-
tidak mengandung racun
-
harga murah dan mudah diperoleh
Syarat komoditi yang dilapisi adalah segar (baru dipanen) dan bersih, sehat
(tidak terserang hama/penyakit), dan ketuaan cukup. Lilin yang banyak digunakan
adalah lilin lebah yang diemulsikan dengan konsentrasi 4 – 12%.Air yang digunakan
tidak boleh menggunakan air sadah karena garam-garam yang terkandung dalam air
tersebut dapat merusak emulsi lilin.
Aplkasinya dapat dilakukan dengan,
penyemprotan, pencelupan, atau pengolesan.
Untuk membuat emulsi lilin standar 12 % diperlukan lilin lebah 120 g, asam oleat
20 g, triethanol amin (TEA) 40 g dan air panas 820 cc. Lilin dipanaskan dalam panci
sampai mencair, kemudian dimasukkan dalam blender. Selanjutnya dituang sedikit
demi sedikit asam oleat, TEA dan air panas, larutan diblender 2-5 menit agar
tercampur dengan sempurna kemudian emulsi lilin didinginkan. Emulsi lilin dapat
digunakan setelah proses pendinginan selesai dilaksanakan.
Sebenarnya pelilinan buah-buahan itu tidak mengandung racun karena
menggunakan lilin lebah dan konsentrasinya pelilinannya sedikit sekali.Yang paling
dikuatirkan buah-buahan itu rawan kandungan pestisida kemudian terlapisi lilin
sehingga pestisidanya masih menempel pada buah.Kandungan pestisida inilah yang
sangat berbahaya bila sampai termakan, bisa menyebabkan banyak penyakit
diantaranya kanker, leukimia, tumor, neoplasma indung telur dll.
5. Labeling dan Pengemasan
Pengemasan buah bertujuan melindungi buah dari luka, memudahkan
pengelolaan (penyimpanann, pengangkutan, distribusi), mempertahankan mutu,
mempermudah perlakuan khusus, dan memberikan estetika yang menarik
konsumen. Kemasan dan lebel jeruk perlu di desain sebaik mungkin baik warna dan
dekorasinya karena kemasan yang bagus dapat menjadi daya daya tarik bagi
konsumen.
Bila jeruk akan dikirim keluar kota, buah jeruk yang diangkut dengan peti akan
lebih aman dari pada dengan keranjang bambu atau karung karena keranjang atau
karung tidak dapat meredam goncangan selama penggangkutan.
Peti jeruk harus di paku kuat-kuat, bagian ujung dan tengah-tengahnya diikat tali
kawat atau bahan pengikat kain yang kuat.Bahan peti dipilih yang ringan dan murah
misalnya kayu senggon laut (albazia falcata) atau kayu pinus. Bentuk peti
disesuaikan dengan bak angkutan, disarankan persegi panjang (60 x 30 x 30 cm)
atau bujur sanggkar (30 x 30 x 30 cm), tebal papan 0,5 cm, lebar 8 cm, jarak antar
1,5 cm agar udara di dalam peti tidak lembab tetapi juga tidak terlalu panas. Bobot
maksimal setiap peti sebaiknya tidak melebihi 30 kg. Buah jeruk lebih baik jika
dibungkus dengan kertas tissue (potongan/sobekan kertas) kemudian peti diberi
tanda diantaranya yaitu nama barang, jumlah buah setiap peti, berat peti dan jeruk,
kualitas, tanda merek dagang, daerah/negara asal.
6. Penyimpanan
Penyimpanan buah jeruk bertujuan: memperpanjang kegunaan, menampung
hasil panen yang melimpah, menyediakan buah jeruk sepanjang tahun, membantu
pengaturan pemasaran, meningkatkan keuntungan financial,
mempertahankan
kualitas jeruk yang disimpan. Prinsip dari perlakuan penyimpanan: mengendalikan
laju respirasi dan transpirasi, mengendalikan atau mencegah penyakit dan
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh konsumen.
Penyimpanan di ruang dingin dapat mengurangi aktivitas respirasi dan
metabolisme, pelunakan, kehilangan air dan pelayuan, kerusakan karena aktivitas
mikroba (bakteri, kapang/cendawan).Jeruk yang disimpan hendaknya bebas dari
lecet kulit, memar, busuk dan kerusakan lainnya.Untuk mendapatkan hasil yang
baik, suhu ruang penyimpanan dijaga agar stabil.Suhu optimum untuk penyimpanan
buah jeruk adalah 5 – 10oC.Jika suhu terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan
buah (chiling injury).
Jika kelembaban rendah akan terjadi pelayuan atau
pengkeriputan dan jika terlalu tinggi akan merangsang proses pembusukan,
terutama apabila ada variasi suhu dalam ruangan. Kelembaban nisbi antara 85-90%
diperlukan untuk menghindari pelayuan dan pelunakan pada beberapa jenis
sayuran.Beberapa produk bahkan memerlukan kelembaban sekitar 90-95%.
Kelembaban udara dalam ruangan pendinginan dapat dipertinggi antara lain dengan
cara menyemprot lantai dengan air. Kelembaban yang tepat akan menjamin tingkat
keamanan bahan yang disimpan terhadap pertumbuhan mikroba. Sirkulasi udara
diperlukan secukupnya untuk membuang panas yang berasal dari hasil respirasi
atau panas yang masuk dari luar.
C. KESIMPULAN
Secara umum jeruk yang dihasilkan di dalam negeri mutunya terutama
penampilan buah masih kalah bersaing dengan jeruk impor sehingga harga jualnya
juga relatif lebih rendah.Masalah mendasar dari rendahnya mutu buah jeruk pasca
panen adalah memar, lewat masak saat panen, perubahan komposisi, dan
pembusukan. Penyebab utamanya adalah kegiatan panen dan penangann pasca
panennya belum memadai.Kondisi ini ini diperparah oleh minimnya penanganan
pasca panen yang dilakukan oleh petani maupun pedagang buah sehingga mutu
buah (penampilan, kesehatan, kandungan gizi) sangat beragam dan cenderung
kurang memuaskan konsumen.Dari itu perlu pengawasan mutu diharapkan
dilakukan oleh pemerintah, distributor dan konsumen agar produk yang dihasilkan
dan dikonsumsi mempunyai kualitas tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pengamatan Tingkat Pengaruh Kematangan Terhadap Kekerasan Buahbuahan. http://fisiologipascapanen.blogspot.com/diakses pada 24 April 2011.
Anonim.http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tan
aman-anti-
kanker/j/jeruk-keprok/ diakses pada 24 April 2011.
Gusmahardika.2009. Perubahan Kualitas Buah Jeruk Selama Periode Pematangan
dan Penyimpanan.http://gusmahardika.wordpress. Com /2009/03/10/erubahankualitas-buah-jeruk-besar-citrusgrandis-l-osb
eck-%e2%80%98bali-
merah%e2%80%99-selama-periode-pematangan-dan-penyimpanan/diakses
pada 24 April 2011.
Revialdy,
Destian.
2011.
Penanganan
Pasca
Panen
Jeruk.
http://jerukstp.
wordpress.com/2011/02/24/penanganan-pasca-panen-jeruk/diakses pada 24 April
2011.
Sutopo.2011.
Penanganan
Panen
dan
Pasca
Panen
Buah
Jeruk.http://jerukstp.wordpress.com/2011/02/20/penanganan-panen-dan-pascapanenjeruk/diakses pada 24 April 2011.
Tomi. 2009. Cara Budidaya Jeruk. http://jerukmedan.blogspot.com/2009/03/ carabudidaya-jeruk.htmldiakses pada 24 April 2011.
Wikipedia.http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk diakses pada 24 April 2011.
http://bloggerlibra-library.blogspot.com/2011/10/pasca-panen-jeruk.html
Download