PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEMAMPUAN BERINTERAKSI SISWA KELAS XI IPA MAN 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nurul Hidayah 11500066 Pembimbing : Dra.Ismoyowati, S. Pd, M. Pd Prodi Bimbingan Dan Konseling ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kemampuan berinteraksi siswa kelas XI IPA MAN 2 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini di laksanakan di MAN 2 Surakarta tahun Ajaran 2014/2015. Metode pengumpulan data yang di gunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Obsrvasi bertujuan untuk mengetahui secara langsung kegiatan atau tingkah laku yang di lalakukan klien baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Wawancara di lakukan untuk mengetahui latarbelakang yang mempengaruhi klien kurang dalam kemampuan berinteraksinya. Sedangkan dokumentasi di lakukan untuk memperoleh data yang di miliki sekolahan atau guru BK yang di jadikan acuan dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat di ketahui bahwa siswa tersebut sangat kurang dalam kemampuan berinteraksinya dan pasif dalam pelajaran walaupun dalam prestasinya selalu mendapatkan nilai-nilai yang bagus. Siswa tersebut juga mengalami batasan yang berlebih dari orang tuanya sehingga siswa kurang dalam bersosialisasi dengan orang lain, di karenakan oleh pola asuh yang telah di terapkan oleh orang tuanya yang sangat mengkhawatirkan anak-anaknya yang berlebih, sehingga anak lebih menutup diri terhadap orang lain. Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua, Kemampuan Berinteraksi Siswa 1 2 Perbedaan pola asuh yang di terapkan orang tua terhadap anaknya juga berperan atau berpengaruh terhadap kemampuan anak dalam berinterkasi terhadap orang lain. Dari berbagai pola asuh yang telah di terapkan pada anak, anak akan menerima efek atau dampak yang telah di berikan orang tua yang tercermin dari pola asuhan yang telah di terapkan orang tua tersebut. Ada beberapa anak yang kemampuan berinteraksinya dengan orang lain kurang, walaupun sebenarnya anak tersebut memiliki prestasi yang bagus namun ada juga anak yang cepat atau mudah untuk berinterkasi dengan orang lain dan juga di dukung dengan prestasi yang bagus. Hal ini bisa di sebabkan karenakan pola asuh yang di gunakan berbeda-beda dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berinteraksi anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kemampuan Berinteraksi Siawa Kelas XI IPA MAN 2 Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015”, sehingga siswa mampu berinteraksi dengan baik dengan lingkungan dan teman-temannya serta tidak kaku dalam berhubungan baik dalam komunikasi maupun bersikap dengan orang lain termasuk terhadap orang yang baru saja di kenal. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa a. Siswa dapat berinteraksi dengan dengan baik b. Dapat memahami Pola Asuh yang di terapkan orang tua dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut. 2. Bagi Guru Dari hasil penelitian ini guru juga dapat memperhatikan anak-anak yang mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan teman-temannya. 3. Bagi Orang Tua Hasil penelitian ini orang tua dapat lebih memperhatikan segala hal yang berhubungan dengan anak-anaknya dan perlu juga mengetahui hubungan anaknya dengan teman-temannya. 3 Menurut Agus Wibowo (2007) dalam Agus Wibowo (2012:112), saat ini sebagian besar orang tua memliki pola asuh yang unik, di mana mereka berkecenderungan agar anaknya menjadi “be special” dari pada “be averange or normal.” Mereka merasa malu jika anaknya hanya memiliki kecerdasan yang pas-pasan. Menurut Kathryn dan David (2011:79) Keluarga dapat di definisikan berdasarkan fungsi primer, sebagai berikut: 1) Sebuah sistem sosial untuk memenuhi kebutuhan para anggotannya. 2) Suatu lingkungan yang cocok untuk reproduksida pengasuhan anak. 3) Suati media interaksi dengan komunitas yang lebih luas, menuju perwujudan kesejahteraan sosial secara umum. Sebagai suatu sistem sosial, kelompok keluarga memenuhi kebutuhan para anggotanya dengan memberikan: 1) Keamanan dan keselamatan 2) Kesejahteraan ekonomi dan materi 3) Kesejahteraan psikologi, fisik dan emosional 4) Kebutuhan-kebutuhan spiritual Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pola asuh orang tua adalah bagaimana cara orang tua dalam memperlakukan atau mendidik anaknya menuju kedewasaan yang sempurna setelah di dukung dari segala bentuk aspek yang telah di berikandari orang tua. Menurut Melly Latifah 2008 dalam Agus Wibowo (2012:116), ada tiga tipe pola asuh yang di lakukan orang tua yaitu: 1) Pola asuh authoritarian 2) Pola asuh authoritative 3) Pola asuh permissive 4 Tiga jenis pola asuh Baumrind ini hampir sama dengan jenis pola asuh Hurlock, Hardy & Heyes yaitu : 1) Pola asuh otoriter 2) Pola asuh demokratis 3) Pola asuh permisif Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Pada Pembentukan Kepribadian Anak a. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Dengan yang Tidak Bekerja b. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua yang Berpendidikan TinggiDengan Yang Berpendidikan rendah c. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Dengan Tingkat Ekonomi Menengah Ke Atas Dan menengah Ke Bawah. Manusia di kenal sebagai makhluk sosial selain sebagai seorang individu, dan manusia juga tidak dapat hidup sendiri tanpa berinteraksi maupun bersosialisasi dengan orang lain dan untuk menjalin interaksi yang baik maka haruslah di bangun hubungan yang baik pula dengan orang lain sehingga dapat tercipta komunikasi yang baik tanpa adanya kesalahfahaman. Menurut Thibaut dan Kelley dalam Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2014: 87) interaksi adalah “sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain, atau berkomunikasi satu sama lain”. Menurut Sardiman (2004:250) suatu cara untuk menumbuhkan interaksi ini adalah dengan mengajukan pertanyaaan atau permasalahan kepada siswa. Suatu hal yang lebih penting ialah kemampuan guru dalam menyediakan kondisi yang memungkinkan terciptanya hal tersebut seperti : 1) Menghargai siswa sebagai insan pribadi dan insan sosial yang memilki hakikat dan harga diri sebagai manusia 2) Menciptakan iklim hubungan yang intim dan erat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. 3) Menumbuhkan gairah dan kegembiraaan belajar dikalangan siswa, dan 5 4) Kesediaaan dalam membantu siswa. Menurut Mac Kenchie yang dikutip oleh Masnur (2003) dalam Wahyono (2012:18), yaitu: pertama, interaksi satu arah, dalam interaksi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Kedua, interaksi dua arah yaitu guru dan siswa dapat berperan sama (yaitu pemberi dan penerima aksi), keduanya dapat saling memberi dan menerima. Ketiga, interaksi tiga arah/lebih (interaksi optimal), yaitu interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa dengan siswa lainnya. Proses belajar mengajar bentuk interaksi seperti ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya Interaksi a. Faktor imitasi b. orang yang lain. c. Faktor sugesti d. Faktor Identifikasi e. Faktor Simpati. Sugiyono(2009:15) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme di gunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami, (sebagai lawannya adalah esperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data di lakukan secara purposiv dan snowbaal, teknik pengumpulan data trianggulasi( gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Sumber data ini di bagi menjadi dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa yang telah di teliti, yaitu siswa yang mengalami kesulitan dalam kemampuannya dalam berinteraksi. Sedangkan sumber data sekunder adalah guru, teman, orang tua, dan dokumen sekolah yang medukung penelitian. Jadi peneliti menggunakan kedua sumberdata tersebut karena keduanya saling mendukung satu sama lain. 6 1. Teknik Wawancara Menurut Trianto(2011: 277) dalam melakukan interviu, peneliti harus memperhatikan sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang di terima oleh peneliti. 2. Teknik Observasi Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2009:203) observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis dua di antaranya yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. 3. Teknik Dokumentasi Menurut Trianto (2011:278) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger dan agenda. Moleong (2007: 330) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Trianggulasi di bagi menjadi empat yaitu: “trianggulasi sumber, metode, penyidik, dan teori”. Menurut Sugiyono (2013:335) analisis data merupakan proses pencarian dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh diri sendiri dan orang lain. Identitas Siswa Nama : RL Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 17 tahun 7 Anak : 1 dari 2 bersaudara Agama : Islam Alamat : Sukoharjo Hasil Observasi a. Pelaksanaan Observasi Siswa tidak menunjukkan perilaku menyimpangan seperti penyimpanganpenyimpangan yang terlihat atau di lakukan oleh siswa-siswa lain yang lebih mencolok lagi, sehingga siswa tersebut di rasa tidak memiliki permasalahan yang berarti dan siswa tersebut juga belum teridentifikasi sebagai anak yang mengalami masalah dalam sosialisasinya. Namun siswa tidak melaksanakan interaksi baik verbal maupun non verbal terhadap teman-temannya, Siswa jarang menyampaikan pendapatnya dalam diskusi , siswa juga merasakan malu yang berlebih sehingga dia menarik diri dari lingkungannya. b. Hasil wawancara Siswa mengalami pengekangan dari pihak orang tua karena adanya larangan dari orang tuanya untuk anak meninggalkan rumah dan dari anaknya pun tidak melakukan penolakan akan perintah yang telah di lakukan oleh orang tuanya. Klien juga merasa malu dan bingung jika akan menyampaikan suatu hal atau berpendapat, dia merasa bingung dengan apa yang harus di sampaikan dengan orang maka dia merasa lebil baik diam dari pada salah dalam mengutarakan pendapatnya atau bahkan orang tidak dapat menerimanya. Dari hasil wawancara tersebut juga diketahui adanya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua bersifat otoriter sehingga mengakibatkan rasa kekhawatiran yang berlebihanpadasiswa. Hal ini mengakibatkan pengembangkan diri siswa termasuk di dalamnya ketika berinteraksi dengan siswa atau orang lain menjadi terhambat. Saran 1. Kepada Guru BK 8 a. Lebih peka dan perhatian lagi terhadap siswa-siwanya b. Lebih kretif lagi dalam menghadapi permasalah yang muncul c. Melakukan bimbingan atau pencegahan sebelum terjadinya pelanggaran yang lebih banyak 2. Kepada orang tua a. Lebih memperhatikan dan memahami apa kemauan anak tanpa melanggar aturan yang telah di buat b. Lebih memiliki waktu luang untuk mendengarkan keluh kesah anak 3. Kepada peserta didik Lebih terbuka lagi dengan orang tua dan dapat menyampaikan keluh kesah dengan orang tua akan lebih membuat hati menjadi tenang dan mendapatkan. 9 DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo.2012. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadapan.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kathryn Geldard dan David Geldard.2011. Konseling Keluarga Menbangun Relasi Untuk Saling Memandirikan Antar Anggota Keluarga.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Moleong,LJ.2007. Metodologi Penelitian kualitatif.Bandung:Remaja Rosdakarya Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Aifabeta .2013. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&B).Bandung:Alfabeta Mohammad Ali dan Mohammad Asrori . 2014. Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: Bumu Aksara Trianto, 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan.Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Wahyono.2012. Pengaruh Pemanfaatan Waktu Luang, Intensitas Interaksi Guru Dan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMK Negeri 2 Surakarta. Tesis