8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ada di mana-mana. Secara Formal dan informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah aktivitas yang dapat kita sebut pemasaran. Levitt perbedaan dalam Usmara (2008) mengemukakan bahwa antara pemasaran dan penjualan lebih dari sekedar perbedaan arti kata. Penjualan berfokus pada kebutuhan penjualan, sedangkan pemasaran lebih berfokus pada kebutuhan para pembeli. Penjualan terikat pada konsentrasi terhadap kebutuhan penjual untuk mengubah produknya menjadi uang tunai, sedangkan pemasaran berkonsentrasi pada gagasan untuk memuaskan seluruh kebutuhan konsumen dengan produk yang ditawarkan dan semua hal dalam aspek pemasaran ini berhubungan erat dengan upaya menciptakan, memberikan, dan akhirnya mengkonsumsi produk baik barang maupun jasa. Pemasaran yang baik merupakan bukan suatu bentuk kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan yang cermat dan terstruktur. Dalam prakteknya pemasaran dilakukan secara terus menerus untuk ditingkatkan dan selalu diperbaharui di semua jenis dunia bisnis untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Pemasaran yang baik semakin menjadi unsur yang 9 vital bagi keberhasilan bisnis, karena itu pemasaran sangat mempengaruhi hidup setiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Kotler pemasaran dan Levy dalam Usmara (2008) berhubungan dengan mengidentifikasi mengungkapkan, dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Pemasaran modern mempunyai dua pengertian yang berbeda dalam benak orang-orang yang menggunakan istilah tersebut. Pertama, pemasaran adalah upaya untuk menjual, mempengaruhi dan membujuk pelanggan atau calon pembeli, disini pemasaran dipandang sebagai sesuatu yang mendorong orang untuk membeli. Kedua, pemasaran adalah konsep melayani dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan manusia sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Konsep pemasaran ini menganggap bahwa persoalan semua perusahaan yang melakukan bisnis pada era dimana perusahaan semakin banyak dan berkembang pesat adalah mengembangkan loyalitas dan kepuasan pelanggan atau konsumen. Berikut beberapa definisi pemasaran: American Marketing Association (AMA) sebagaimana dikutip Kotler dan Keller (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. 10 Menurut Kotler dan Keller (2007), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk-produk yang bernilai dengan yang lainnya. Sedangkan manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.( Kotler dan Keller, 2007 ) Kotler dan Keller (2007) menguraikan tugas dari manajemen pemasaran diantaranya sebagai berikut : a. Mengembangkan strategi dan rencana pemasaran. b. Merebut pencerahan pemasaran. c. Berhubungan dengan pelanggan. d. Membangun merek yang kuat. e. Membentuk tawaran pasar. f. Menyerahkan nilai dari barang atau jasa yang ditawarkan. g. Mengkomunikasikan nilai. h. Menciptakan pertumbuhan jangka panjang. 11 2.2 Bauran Pemasaran ( Marketing Mix ) Tugas dari seorang pemasar adalah merencanakan kegiatan pemasaran dan menarik progam pemasaran yang terstruktur untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Program pemasaran terdiri dari sejumlah keputusan tentang kegiatan pemasaran yang diklasifikasikan berdasarkan bauran pemasaran. Bauran pemasaran itu sendiri adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Komponen bauran pemasaran terdiri dari empat kelompok besar yang disebut empat P tentang pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Dalam mencapai pasar sasaran komponen bauran pemasaran tersebut terdiri dari beberapa sub-sub komponen seperti yang digambarkan di bawah ini: Bauran pemasaran Produk: Keragaman produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama merek, kemasan, ukuran, garansi, dll Harga : Daftar harga, rabat/diskon , potongan harga khusus, periode pembayaran , kredit, dll Promosi : Promosi penjualan, periklanan, tenaga penjual, Public relation,pemas aran langsung. MLM Tempat : Saluran pemasaran, cakupan pasar, pengelompok an pasar, lokasi, persediaan, transaksi Pasar sasaran Gambar 2.1 : Empat komponen P dalam pemasaran (kotler dan Keller, 2007:23) 12 Komponen bauran pemasaran yang terdiri dari empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pembeli, setiap alat pemasaran dirancang untuk menyerahkan manfaat pelanggan. Jadi empat P penjual berhubungan dengan empat C pelanggan. Empat P : Produk (product) Harga (price) Tempat (place) Promosi (promotion) Empat C : Customer needs and want (kebutuhan dan keinginan) Cost to the customer (biaya pelanggan) Convenience (kemudahan) Communication (komunikasi) Gambar 2.2 : Hubungan Empat P dengan Empat C menurut McCarthy (Kotler dan Keller, 2007) 2.3 Pengertian Diferensiasi Produk Pengertian diferensiasi produk secara sederhana, dapat diartikan sebagai pembedaan suatu produk dengan produk lainnya. Pengertian lain juga tentang diferensiasi produk adalah pembedaan suatu produk dalam suatu perusahaan, agar pihak konsumen dapat memilih produk yang mana, yang mereka inginkan. Diferensiasi produk atau pembedaan produk merupakan suatu strategi perusahaan untuk mempromosikan produk yang diproduksinya dengan produk perusahaan pesaingnya. Strategi ini didayagunakan sehingga perusahaan dapat menghindari persaingan harga. Perusahaan meletakkan perbedaan dalam desain produk, merek, kemasan, ukuran dan rasa. 13 a. Desain Produk Desain produk adalah salah satu aspek pembentuk citra produk seperti warna, kualitas jaminan dan pertanggung jawaban. b. Merek Merek merupakan nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur yang direncanakan untuk mengidentifikasi barang dan jasa. c. Kemasan Sebagai seluruh kegunaan merancang, memproduksi bungkus atas kemasan suatu produk. d. Ukuran dan rasa Menunjukan kualitas produk suatu barang jika perusahaan dapat melakukan diferensiasi produknya secara efektif, maka perusahaan dapat menetapkan harga, diatas harga sebenarnya. Diferensiasi memungkinkan perusahaan memperoleh keuntungan berdasarkan nilai tambah yang dirasakan dan diberikan kepada pelanggan. Untuk dapat menciptakan diferensiasi yang kokoh, anda harus berkonsentrasi pada tiga dimensi diferensiasi; konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (enabler). 1. Konten adalah dimensi diferensiasi yang menunjuk pada “apa” value yang Anda tawarkan kepada pelanggan. Jadi, disini Anda membedakan diri dengan pesaing Anda berdasarkan “apa” yang Anda tawarkan kepada pelanggan. Ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi. 14 Konten biasanya merupakan offering utama produk dan perusahaan Anda kepada pelanggan. 2. Konteks merupakan dimensi yang menunjuk pada “cara” Anda menawarkan value kepada pelanggan Anda. Disini, Anda membedakan diri dari pesaing berdasarkan pada bagaimana cara Anda menawarkan value kepada pelanggan. Ini merupakan bagian intangible dari diferensiasi. Jadi, kalau konten berbicara mengenai what to offer, konteks berbicara mengenai how to offer. 3. Infrastruktur adalah faktor-faktor pemungkin (enabler) terealisasikannya diferensiasi konten maupun konteks di atas. Dimensi terakhir ini menunjuk pada pembedaan terhadap pesaing berdasarkan kemampuan teknologi (technology), kapabilitas SDM (people), dan kepemilikan fasilitas (facility) untuk mendukung penciptaan diferensiasi konten dan konteks di atas. Kotler (2005:347) menyatakan diferensiasi produk adalah sebagai proses menambahkan serangkaian perbedaan yang penting dan bernilai, guna membedakan tawaran perusahaan itu dari tawaran pesaing. Menurut Kotler & Keller (2005: 350) suatu produk dapat di diferensiasi melalui sembilan cara yaitu : a. Bentuk, banyak produk dapat di diferensiasi berdasarkan bentuk, ukuran, model, atau struktur fisik produk. b. Fitur, sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan fitur (feature) yang berbeda-beda yang melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk 15 menjadi yang pertama dalam memperkenalkan fitur baru yang dianggap berharga merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk bersaing. c. Mutu kinerja, sebagian besar produk dibangun menurut salah satu dari empat level kinerja; rendah, rata-rata, tinggi, dan unggul. Mutu kinerja adalah level berlakunya karakteristik dasar produk. d. Mutu kesesuaian, pembeli mengharapkan produk memiliki mutu kesesuaian dengan standar atau spesifikasi (conformance quality) yang tinggi. Mutu kesesuaian adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan. e. Daya tahan (durability), ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya produk dalam kondisi normal dan /atau berat, merupakan atribut yang berharga untuk produk-produk tertentu. f. Keandalan, pembeli umumnya akan membayar lebih untuk mendapatkan produk yang lebih andal. Keandalan (realibility) adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu. g. Mudah diperbaiki, pembeli membeli produk yang mudah diperbaiki. Kemudahan diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika produk itu rusak atau gagal. h. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk itu bagi pembeli. Gaya memiliki keunggulan 16 karena menciptakan kekhasan yang sulit ditiru. Sisi negatifnya, gaya yang kuat tidak selalu berarti kinerjanya tinggi. i. Rancangan, kekuatan pemaduan, dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan menjadi salah satu potensi cara yang paling ampuh untuk mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Dalam pasar yang cepat berubah mengikuti jaman, harga dan teknologi tidaklah cukup. Rancangan merupakan faktor yang akan sering menjadi keunggulan perusahaan. Rancangan adalah totalitas fitur yang mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu menurut yang disyaratkan oleh pelanggan. Diferensiasi produk dilakukan berdasar sistem informasi pemasaran perusahaan yang mengacu kepada kebutuhan, keinginan dan permintaan serta kemampuan produksi, sehingga diferensiasi produk yang dilakukan diharapkan dapat menguntungkan kedua belah pihak. Artinya bagi konsumen produk tersebut harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, sedangkan bagi perusahaan dilihat dari biaya yang dikeluarkan harus menghasilkan keuntungan yang maksimal. 2.3.1 Syarat Diferensiasi Setelah dibahas diatas, diferensiasi adalah upaya untuk menciptakan perbedaan baik dari sisi konten, konteks, maupun infrastruktur. Tentu saja perbedaan itu bukan asal perbedaan, melainkan perbedaan yang mampu menghasilkan diferensiasi yang kokoh dan 17 sustainable. Berikut ini Hermawan Kartajaya (2005;148), mengemukakan tiga syarat sebagai acuan penentuan diferensiasi, yaitu : 1. Sebuah diferensiasi haruslah mampu mendatangkan excellent value ke konsumen. Produk yang diciptakan boleh berbeda, tapi tentu tidak boleh asal beda. konsumen. Perbedaan tersebut harus punya makna dimata Semakin perbedaan tersebut mendatangkan value yang tinggi, semakin kokoh pula diferensiasi yang dilakukan perusahaan tersebut. 2. Diferensiasi perusahaan haruslah merupakan keunggulan dibanding pesaing. Sebuah diferensiasi akan kokoh jika dapat menciptakan perbedaan dengan pesaing, dan perbedaan tersebut mencerminkan keunggulan dari produk yang dikeluarkan. 3. Agar diferensiasi menjadi kokoh dan sustainable, maka perusahaan harus memiliki uniqeness sehingga tidak dapat dicopy pesaing. 2.3.2 Tahap-tahap Membangun Diferensiasi Berikut ini Hermawan Kartajaya (2005;156), mengemukakan tahap-tahap didalam membangun suatu diferensiasi yaitu : 1. Melakukan segmentasi-targetting yang kemudian diikuti perumusan positioning produk, merek dan perusahaan. 2. Menganalisa sumber-sumber diferensiasi yang memungkinkan , baik yang telah ada saat ini maupun yang memiliki potensi untuk menjadi basis diferensiasi di masa yang akan datang. 18 3. Menguji diferensiasi perusahaan, apakah sustainable atau tidak. Beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk melihat sejauh mana diferensiasi tergolong sustainable atau tidak, adalah : a. Pertama adalah apabila diferensiasi perusahaan sulit ditiru. Kalau pesaing dengan gampang meniru diferensiasi suatu perusahaan, bukankah nantinya akan menjadi komoditas. Biarpun suatu perusahaan memiliki sesuatu yang berbeda, tetapi dengan gampang ditiru, maka diferensiasi yang dilakukanpun menjadi tiada arti. b. Kedua adalah apabila produk dan merek perusahaan mempunyai keunikan. Diferensiasi suatu perusahaan akan dapat terus bertahan jika memiliki keunikan yang akhirnya tidak dapat disamakan dengan pesaing. 4. Mengkomunikasikan diferensiasi yang dimiliki. Produk yang baik tidak berarti akan menjadi pemenang, yang paling penting adalah persepsi yang lebih baik. Untuk itu, perusahaan harus dapat mengkomunikasikan diferensiasinya dengan baik. Setiap aspek dari program komunikasi yang perusahaan lakukan haruslah menunjukan diferensiasi yang dimiliki. Berikut ini adalah beberapa kriteria untuk mengkomunikasikan diferensiasi : a. Simple, komunikasikanlah diferensiasi yang perusahaan tawarkan dalam bahasa yang sederhana serta kata-kata yang singkat. 19 b. Meaningful, tetapi perusahaan harus hati-hati, jangan terlalu simple dan miskin kata-kata, yang nantinya malah kehilangan makna. Atau dengan kata lain, pilihlah kata-kata yang singkat tapi bermakna. c. Focus, boleh saja simple dan penuh makna, tetapi jangan terlalu banyak makna yang dikomunikasikan, konsumen bisa bingung. Komunikasi yang disampaikan harus benar-benar menuju pada satu titik, dimana suatu perusahaan tampil beda dan meninggalkan pesaing. Tujuan dari strategi diferensiasi adalah mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang ingin dituju. Jika pasar melihat perbedaan produk anda dengan produk pesaing, anda akan lebih mudah mengembangkan marketing mix untuk produk tersebut. Diferensiasi produk yang berhasil adalah diferensiasi yang mampu mengalihkan bisnis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promosi lainnya. Kelemahan dari diferensiasi adalah perlunya biaya produksi tambahan dan iklan besar-besaran. 2.4 Pengertian Keputusan Pembelian Teori AIDA (Tjetjep Djatnika, 2007) mendalilkan bahwa pengambilan keputusan pembelian adalah suatu proses psikologis yang dilalui oleh konsumen atau pembeli, prosesnya yang diawali dengan tahap 20 menaruh perhatian (attention) terhadap barang atau jasa yang kemudian jika berkesan dia akan melangkah ke tahap ketertarikan (interest) untuk mengetahui lebih jauh tentang keistimewaan produk atau jasa tersebut yang jika intensitas ketertarikannya kuat berlanjut ke tahap berhasrat/berminat (desire) karena barang atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya. Jika hasrat dan minatnya begitu kuat baik karena dorongan dari dalam atau rangsangan persuasif dari luar maka konsumen atau pembeli tersebut akan mengambil keputusan membeli (action to buy) barang atau jasa yang di tawarkan. Menurut Kotler & Armstrong (2008 : 179-181) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu: a. Pengenalan kebutuhan b. Pencarian informasi c. Evaluasi alternatif d. Keputusan pembelian e. Tingkah laku pasca pembelian Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Pengenalan masalah Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli 21 merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. b. Pencarian informasi Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Pengaruh relatif dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli. c. Evaluasi alternatif Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Pertama, kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek. Keempat, harapan 22 kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. d. Keputusan membeli Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. e. Tingkah laku pasca pembelian Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. 23 2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian terdahulu Judul Penelitian Analisis pengaruh Peneliti Tony Niagara, Hasil Dari penelitian yang dilakukan dapat diferensiasi produk 2012, disimpulkan bahwa kunci dalam terhadap kepuasan Universitas mencapai keberhasilan bengkel pelanggan (Studi Mercubuana speed motor daan mogot harus Kasus Bengkel menerapkan konsep diferensiasi Speed Motor Daan produk yang dapat meningkatkan Mogot) kepuasan pelanggan dan terus menjadi perusahaan yang sukses dan dapat memenangkan persaingan. Hubungan Heru Wibowo, Pelaksanaan strategi diferensiasi diferensiasi produk 2011, produk yang dilakukan PT. Melia dengan kepuasan Universitas Nature Indonesia telah dilaksanakan konsumen (Studi Mercubuana dengan optimal, dan kepuasan Kasus Konsumen konsumen terhadap produk PT. Melia Nature Melia Nature Indonesia secara Indonesia di Tebet keseluruhan cukup tinggi, maka Jakarta Selatan) dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara diferensiasi produk dengan kepuasan konsumen pada konsumen pengguna produk Melia Nature di wilayah Tebet Jakarta Selatan 24 Tabel 2.2 Penelitian terdahulu ( lanjutan 1 ) Judul Penelitian Pengaruh Peneliti Lesri Siregar, Hasil Hasil dari penelitian dapat diketahui Diferensiasi Produk 2009, bahwa korelasi antara Pengaruh Terhadap Universitas Diferensiasi Produk Helm INK Keputusan Komputer Indonesia dengan keputusan pembelian Pembelian konsumen adalah Kuat dan dan Konsumen Dalam memiliki hubungan yang positif. Membeli Helm Besarnya pengaruh Diferensiasi INK (Survey Pada Produk Helm INK terhadap Konsumen Di CV. keputusan pembelian konsumen SPAS Jln. Terusan sebesar 98,4 %. Buah Batu no.36 Bandung). Pngaruh Irma Renata Hasil yang didapat dari penelitian ini Diferensiasi Produk Ginting, menunjukan bahwa diferensiasi Terhadap Brand 2012, produk (X) berpengaruh positif dan Image sikat gigi Universitas signifikan terhadap brand image (Y) Oral-B pada Sumatera Utara sikat gigi Oral-B pada mahasiswa mahasiswa fakultas Fakultas Kedokteran Gigi kedokteran gigi Universitas Sumatera Utara. Nilai Universitas Adjusted R = 0,200, berarti 20% Sumatera Utara faktor-faktor brand image dapat dijelaskan oleh variabel bebas ( difrensiasi produk ) sedangkan sisanya 80 % dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 25 Tabel 2.3 Penelitian terdahulu ( lanjutan 2 ) Judul Penelitian Pengaruh Peneliti Jahizatus sa’adah, Hasil Hasil penelitian terdapat hubungan Diferensiasi Produk 2008, antara diferensiasi produk (bentuk, Terhadap Universitas Negeri kualitas, kemasan, jenis, ukuran, Keputusan Malang warna) terhadap keputusan Pembelian Produk pembelian produk Sariayu Martha Sariayu Martha Tilaar Pada Mahasiswi Universitas Tilaar (Studi Pada Negeri Malang, dengan nilai Mahasiswi koefisien korelasi sebesar 0,588. Hal Universitas Negeri ini dapat diartikan bahwa semakin Malang di besar diferensiasi produk yang Kelurahan ditawarkan oleh Sariayu Martha Gadingkasri Tilaar, maka akan semakin besar Kecamatan pula keputusan pembelian yang akan Lowokwaru Kota dilakukan oleh konsumen. Malang). 2.6 Model Penelitian Untuk memperjelas pelaksanaan penelitian dan sekaligus untuk mempermudah dalam pemahaman, maka perlu di jelaskan suatu model penelitian sebagai landasan dalam pemahaman. Adapun model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : Diferensiasi Produk (X) Keputusan Pembelian (Y) Gambar 2.3 : Model Penelitian 26 Penjelasan : 1. Variabel dependent, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y). 2. Variabel independent, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independent dalam penelitian ini adalah diferensiasi produk (X).