Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Manajemen
Pengertian manajemen menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2005:1)
adalah :
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.
Pengertian manajemen menurut M. Manullang (2004:5) adalah:
“Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan”.
Pengertian manajemen menurut Haiman yang dikemukan didalam buku
M. Manullang (2004:3) adalah :
“Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan
orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai
tujuan bersama”.
2.1.1 Dasar-dasar Manajemen
Dasar-dasar manajemen menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan adalah
sebagai berikut :
1. Adanya kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal.
2. Adanya tujuan bersama serta kepentingan yang sama yang akan dicapai.
7
3. Adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab yang teratur.
4. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik.
5. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.
6. Adanya human organization.
2.1.2
Pentingnya Manajemen
Manajemen hanyalah merupakan alat untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil
guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.
Adapun unsur-unsur manajemen itu terdiri dari: man, money, methode,
machines, materials, dan market, disingkat 6 M.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Timbul
pertanyaan tentang : apa yang diatur, apa tujuannya diatur, mengapa harus diatur,
siapa yang mengatur, dan bagaimana mengaturnya.
1. Yang diatur adalah semua unsur manajemen, yakni 6 M.
2. Tujuannya diatur adalah agar 6M lebih berdaya guna dan berhasil guna
dalam mewujudkan tujuan.
3. Harus diatur supaya 6M itu bermanfaat optimal, terkoordinasi dan
terintegrasi dengan baik dalam menunjang terwujudnya tujuan organisasi.
4. Yang mengatur adalah pimpinan dengan kepemimpinannya yaitu
pimpinan puncak, manajer madya, dan supervise.
5. Mengaturnya adalah dengan melakuakan kegiatan urut-urutan fungsi
manajemen tersebut.
2.2
Pentingnya MSDM
8
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen ini terdiri dari 6 unsur (6 M) yaitu:
men, money, method,materials, machines, dan market.
Unsure men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu
manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia atau disingkat MSDM
yang merupakan terjemahan dari man power management. Manjemen yang
mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen kepegawaian atau
manajemen personalia (personnel management). Persamaan dan perbedaan antara
MSDM dengan manajemen personalia yaitu :
Persamaan MSDM dengan manajemen personalia adalah keduanya
merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar
mendukung terwujudnya tujuan.
Perbedaan MSDM dengan manajemen personalia.
1. MSDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji
secara mikro.
2. MSDM menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan (asset) utama
organisasi, jadi harus di pelihara dengan baik. Manajemen personalia
menganggap bahwa karyawan adalah factor produksi, jadi harus
dimanfaatkan secara produktif.
3. MSDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia
pendekatannya secara klasik.
MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM
adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian,
fokus yang dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan
tenaga kerja manusia saja.
9
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan
organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya
tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan
meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat- alat canggih
yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif
karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks,
karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang
yang heterogen yang dibawa kedalam organisasi. Karyawan tidak dapat di atur
dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal, atau gedung.
MSDM adalah bagian dari manajemen. Oleh karena itu, teori-teori
manajemen umum menjadi pembahasannya. MSDM lebih memfokuskan
pembahasannya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan
yang optimal. Pengaturan ini meliputi masalah perencanaan (human resources
planning),
pengoganisasian,
pengarahan,
pengendalian,
pengadaan,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan
pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat. Jelasnya MSDM mengatur tenaga kerja manusia
sedemikian rupa sehingga terwujud tujuan perusahaan, kepuasan karyawan, dan
masyarakat.
2.2.1
Definisi MSDM
Agar pengertian MSDM ini lebih jelas, di bawah ini dirumuskan dan
dikutip definisi yang dikemukakan oleh para ahli.
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Drs. Malayu S.P.
Hasibuan (2005:10) adalah :
“MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan
tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.
10
Fungsi-fungsi MSDM terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan,
pengendalian,
pengedaan,
pengembangan
kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian. Tujuannya ialah agar
perusahaan mendapatkan rentabilitas laba yang lebih besar dari persentase tingkat
bunga bank. Karyawan bertujuan mendapatkan kepuasan dari pekerjaannya.
Masyarakat bertujuan memperoleh barang atau jasa yang baik dengan harga yang
wajar dan selalu tersedia di pasar, sedang pemerintah selalu berharap
mendapatkan pajak.
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Edwin B. Flippo
yang dikemukan didalam buku Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2005:11) adalah :
“Personnel management is the planning, organizing, directing and
controlling of the procurement, compensation, integration, maintenance,
and separation of human resources to that individual, organization and
societal objectives are accomplished”.
(Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian
karyawan, dengan maksud tertujunya tujuan perusahaan, individu,
karyawan, dan masyarakat).
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Dale Yoder yang
dikemukan didalam buku Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2005:11) adalah :
“Personnel management is the provision of leadership and direction of
people in their working or employment relationship”.
11
(Manajemen
personalia
adalah
penyedia
kepemimpinan
dan
pengarahan para karyawan dalam pekerjaan atau hubungan kerja
mereka).
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Andrew F. Sikula
yang dikemukan didalam buku Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2005:11) adalah :
“Personnel administration is the implementation of human resources
(man power) by and within an enterprise”.
(Administrasi kepegawaian adalah penempatan orang-orang ke
dalam suatu perusahaan).
Inplementasi tenaga kerja manusia adalah pengadaan, pemeliharaan, penempatan,
indoktrinasi, latihan dan pendidikan sumber daya manusia (human resources atau
man power)
Implementasi sumber daya manusia adalah : recurement, selection, training,
education, placement, indoctrination, dan development.
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut John B. Miner dan
Mary Green Miner yang dikemukan didalam buku Drs. Malayu S.P. Hasibuan
(2005:11) adalah :
“Personnel management may be defined as the process of developing,
applying and evaluating policies, procedures, methods, and programs
relating to the individual in the organization”.
(Manajemen
personalia
didefinisikan
sebagi
suatu
proses
pengembangan, menerapkan, dan menilai kebijakan-kebijakan,
prosedur-prosedur, metode-metode, dan program-program yang
berhubungan dengan individu karyawan dalam organisasi).
Pengertian manajemen sumber daya manusia menurut Michel J. Jucius
yang dikemukan didalam buku Drs. Malayu S.P. Hasibuan (2005:11) adalah :
12
Personnel management is the field of management which has to do with
planning, organizing, and controlling various operative function of
procuring developing, maintaining, and utilizing a labor force, such that
the:
1. Objectives for which the company is established are attained
economically and effectively.
2. Objectives of all levels of personnel are serped to the highest
possible degree.
3. Objectives of the community are duly considered and served.
Manajemen personalia adalah lapangan manajemen yang bertalian
dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian bermacammacam fungsi pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, dan
pemanfaatan tenaga kerja sedemikian rupa sehingga:
1. Tujuan untuk apa perkumpulan didirikan dan dicapai secara
efisien dan efektif.
2. Tujuan semua pegawai dilayani sampai tingkat yang optimal.
3. Tujuan masyarakat diperhatikan dan dilayani dengan baik.
2.2.2
Komponen MSDM
Tenaga kerja manusia pada dasarnya dibedakan atas pengusaha, karyawan,
dan pemimpin.
1. Pengusaha
Pengusaha adalah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk
memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu tergantung
pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
2. Karyawan
13
Karyawan merupakan kekayaan utama suatu perusahaan, karena tanpa
keikutsertaan mereka, aktivitas perusahaan tidak akan terjadi. Karyawan berperan
aktif dalam menetapkan rencara, sistem, proses, dan tujuan yang ingin dicapai.
Lalu siapakah sebenarnya yang disebut karyawan itu?
Karyawan adalah penjual jasa (pikiran dan tenaganya) dan mendapatkan
kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu. Mereka wajib dan
terikat untuk mengerjakan pekerjaan yang diberikan dan berhak memperoleh
kompensasi sesuai dengan perjanjian. Posisi karyawan dalam suatu perusahaan
dibedakan atas karyawan oprasional dan karyawan manajerial (pimpinan)
a. Karyawan Oprasional
Karyawan oprasional adalah setiap orang secara langsung harus
mengerjakan sendiri pekerjaannya sesuai dengan perintah atasan.
b. Karyawan Manajerial
Karyawan manajerial adalah setiap orang yang berhak memerintah
bahwahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dan dikerjakan sesuai
dengan perintah. Mereka mencapai tujuannya melalui kegiatan-kegiatan orang
lain. Karyawan manajerial ini dibedakan atas manajer lini dan manajer staf.
1) Manajer lini
Manajer lini adalah seorang pemimpin yang mempunyai wewenang lini
(line authority), berhak dan bertanggung jawab langsung merealisasi
tujuan perusahaan.
2) Manajer staf
14
Manajer staf adalah pemimpin yang mempunyai wewenang staf (staff
authorirty) yang hannya berhak memberikan sasaran dan pelayanan untuk
memperlancar penyelesaian tugas-tugas manajemen lini.
2.2.3 Peranan MSDM
Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan mewujudkan hasil
tertentu melalui kegiatan orang-orang. Hal ini berarti sumber daya manusia
berperan penting dan dominan dalam manajemen.
MSDM mengatur dan menetapkan program kepegawaian yang mencakup
masalah-masalah sebagai berikut.
1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif
sesuai dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job
specification, job requirement, dan job evaluation.
2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawanberdasarkan
asas the right man in the right place and the right man in the right job.
3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan
pemberhentian.
4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa
yang akan dating.
5. Memperkirakan
keadaan
perekonomian
pada
umumnya
dan
perburuhan
dan
perkembangan perusahaan pada khususnya.
6. Memonitor
dengan
cermat
undang-undang
kebijakansanaan pemberian balaj jasa perusahaan-perusahaan sejenis.
7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.
8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.
9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.
15
10. Mengatur pensiun, pemberhentian, dan pesangonnya.
Peranan MSDM diakui sangat menentukan bagi terwujudnya tujuan, tetapi
untuk memimpin unsure manusia ini sangat sulit dan rumit.
Tenaga kerja selain mampu, cakap, dan terampil, juga tidak kalah
pentingnya kemauan dan kesungguhan mereka untuk bekerja efektif dan efisien.
Kemampuan dan kecakapan kurang berarti jika tidak diikuti moral kerja dan
kedisiplinan karyawan dalam mewujudkan tujuan.
2.2.4
Perkembangan MSDM
Perkembangan MSDM didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing produksi barang dan jasa yang
dihasilkan.
MSDM sudah ada sejak adanya kerja sama dan pembagian kerja di antara
dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan tertentu. MSDM ini pada mulanya
terpadu dalam manajemen atau belum menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Para ahli pada abad ke-20 mengembangan MSDM menjadi suatu bidang
studi yang khusus mempelajari peranan dan hubungan manusia dalam mencapai
tujuan organisasi. Perkembangan MSDM didorong oleh masalah-masalah
ekonomi, politis, dan sosial.
Masalah-masalah ekonomis meliputi hal-hal berikut
1. Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi menuntut agar sumber daya
manusia dapat berkerja lebih efektif dan efisien.
2. Semakin disadari bahwa sumber daya manusia paling berperan dalam
mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
16
3. Karyawan akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi
kerjanya jika kepuasan diperolehnya dari pekerjaannya.
4. Terjadinya persaingan yang tajam untuk mentapatkan tenaga kerja yang
berkualitas di antara perusahaan.
5. Para karyawan semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa
depan.
Masalah-masalah politis meliputi hal-hal berikut
1. Hak manusia semakin mendapat perhatian dan kerja paksa tidak
diperkenakan lagi.
2. Organisasi buruh semakin banyak dan semakin kuat mengharuskan
perhatian yang lebih baik terhadap sumber daya manusia.
3. Campur tangan pemerintah dalam mengatur perburuhan semakin banyak.
4. Adanya persamaan hak dan keadilan dalam memperoleh kesempatan kerja.
5. Emansipasi wanita yang menuntut kesamaan hak dalam memperoleh
pekerjaan.
Masalah-masalah sosial meliputi hal-hal berikut
1. Timbulnya pergeseran nilai di dalam masyarakat akibat pendidikan dan
kemajuan teknologi. Misalnya, anggapan anak akan memberikan jaminan
hidup di masa tua berubah menjadi uang pensiun yang akan menjamin
masa tuanya.
2. Berkurangnya rasa kebanggaan terhadap hasil pekerjaan, akibat adanya
spesialisasi pekerjaan yang mendetail. Misalnya, dahulu mendesain,
mengerjakan hingga selesai dikerjakan sendiri dan hasil akhirnya dapat
dilihat, sekarang hanya mengerjakan satu suku cadang saja dan hasil
akhirnya tidak diketahui.
17
3. Semakin banyak pekerja wanita yang karena kodratnya perlu mendapat
pengaturan dengan perundang-undangan.
4. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam, material dan nonmaterial yang
harus dipenuhi oleh perusahaan. Misalnya, masalah setatus social dan
kesehatan.
Manajemen sumber daya manusia ini akan terus berkembang sesuai
dengan kemajuan peradaban, teknologi, dan perundang-undangan Negara-negara
di dunia.
Persaingan yang ketat di antara perusahaan dan semakin besarnya
perhatian tentang hak asasi manusia akan mendorong timbulnya pendekatanpendekatan yang lebih modern dan manusiawi dalam perburuhan. Pemerintahpun
akan semakin besar campur tangannya dalam mengatur pemanfaatan sumber daya
manusia untuk melindungi kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar
tidak diperlakukan sewenang-wenang oleh pemilik perusahaan.
2.2.5 Fungsi MSDM
Fungsi
manajemen
pengorganisasian,
sumber
pengarahan,
daya
manusia
pengendalian,
meliputi
pengadaan,
perencanaan,
pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian.
1. Perencanaan
Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga
kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan
menetapkan
program
kepegawaian.
Program
kepegawaian
meliputi
pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan,
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian
kaeyawan. Program kepegawaian yang akan membantu tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
18
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi, dan koordinasi dalam bagan (organization chart). Organisasi hanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dengan organisasi yang baik akan
membantu tewujudnya tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan,
agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Pengarahan
dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua
tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua
karyawan, agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai
dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan
perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan, dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan.
6. Pengembangan
19
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan
teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada karyawan sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah
adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerja, layak diartikan
dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsitensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama
yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba,
karyawan
dapat
memenuhi
kebutuhan
dari
hasil
pekerjaannya.
Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena
mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap
mau bekerja sampai pension. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan
serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
20
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang
maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma social.
11. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang
dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan
karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun, dan sebabsebab lainnya.
2.3
Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja
Pada umumnnya kelangsunagn ikatan kerja bersama antara perusahaan
dengan tenaga kerja terjalin apabila kedua belah pihak masih saling membutuhkan
dan saling patuh dan taat akan perjanjian yang telah disepakatinya pada saat
mereka mulai menjalin kerjasama. Dengan adanya keterikatan kerja bersama
antara perusahaan (manajemen perusahaan), khususnya manajer tenaga kerja
dengan para tenaga kerja, berarti masing-masing pihak memiliki hak dan
kewajiban. Demikian pula sebaliknya, apabila terjadi pemutusan hubungan kerja
berarti manajer tenaga kerja dituntut untuk memenuhu hak dan kewajiban
terhadap tenaga kerja sesuai dengan kondisi pada saat terjadi kontrak kerja.
Kontrak kerja antara manajer tenaga kerja dapat secara tertulis maupun tidak
tertulis. Dapat pula ditentukan dalam jangka waktu tertentu maupun tidak
ditertentukan berapa lama tenaga kerja tersebut harus bekerja pada perusahaan.
Untuk lebih jelas mengenai definisi pemutusan hubungan kerja, berikut ini
akan dikemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian pemutusan hubungan
kerja, antara lain:
Pengertian pemutusan hubungan kerja Menurut Dr. B. Siswanto
Sastrohadiwiryo (2003:305) adalah :
21
“Pemutusan
hubungan
kerja
adalah
suatu
proses
pelepasan
keterkaitan kerja sama antara perusahaan dengan tenaga kerja, baik
atas permintaan tenaga kerja yang bersangkutan maupun atas
kebijakan perusahaan yang karenanya tenaga kerja tersebut
dipandang sudah tidak mampu memberikan produktivitas kerja lagi
atau karena kondisi perusahaan yang tak memungkinkan”.
Berdasarkan Peraturan Mentri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
PER-150/Men/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan
Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, dan Ganti Kerugian di
Perusahaan Swasta bahwa:
“Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran hubungan kerja
antara pengusaha dengan pekerja berdasarkan izin panitia daerah
atau panitia pusat”.
Pengertian pemutusan hubungan kerja menurut Dr. Mutiara S.
Panggabean, M.E. (2004:121) adalah :
“Pemutusan hubungan kerja merupakan fungsi terakhir manajer
sumber daya manusia yang dapat didefinisikan sebagai pengakhiran
hubungan kerja antara pekerja dan pengusaha yang dapat
disebabkan oleh berbagai macam alasan, sehingga berakhir pula hak
dan kewajiban di antara mereka”.
Pengertian pemutusan hubungan kerja menurut Drs. H. Malayu S.P.
Hasibuan (2005:209) adalah :
“Pemberhentian
karyawan
adalah
dengan
pemutusan hubungan kerja seseorang
suatu
organisasi
perusahaan.
Dengan
pemberhentian, berarti berakhirnya keterkaitan kerja karyawan
terhadap perusahaan”.
22
Pengertian pemutusan hubungan kerja menurut Herman Sofyandi dan
Iwa Garniwa (2005:178) adalah :
“Pemberhentian merupakan proses pemutusan hubungan kerja
seseorang karyawan dengan suatu organisasi/perusahaan. Dengan
pemberhentian ini berarti berakhirnya keterikatan kerja antara
karyawan tersebut dengan pihak perusahaan”.
2.3.1 Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemutusan Hubungan Kerja
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pemutusan Hubungan Kerja
menurut Dr. B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:306). Dalam setiap pemutusan
hubungan kerja di perusahaan harus mendapatkan izin dari panitia daerah untuk
pemutusan hubungan kerja perorangan dan dari panitia pusat untuk pemutusan
hubungan kerja masal. Namun, hal ini dapat disamaratakan untuk seluruh pekerja
karena suatu perusahaan dapat melakukan pemutusan hubungan kerja tanpa izin
kepada panitia daerah dan panitia pusat dalam kondisi sebagai berikut :
1. Pekerja dalam masa percobaan. Masa percobaan ini dinyatakan secara
tertulis dan diberitahukan kepada pekerja yang bersangkutan. Lamanya
masa percobaan ini paling lama 3 (tiga) bulan dan hanya boleh
diadakan untuk satu kali percobaan.
2. Pekerja mengajukan permintaan mengundurkan diri secara tertulis atas
kemauan sendiri tanpa mengajukan syarat.
3. Pekerja telah mencapai usia pensiun yang ditetapkan dalam perjanjian
kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.
4. Pekerja yang hubungan kerjanya berdasarkan kesepakatan kerja waktu
tertentu karena masa berlakunya telah berakhir atau karena pekerjaan
yang diperjanjikan telah selesai.
Permohonan izin pemutusan hubungankerja tidak dapat diberikan apabila
pemutusan hubungan kerja berdasarkan atas hal-hal berikut :
23
1. Hal-hal yang berhubungan dengan kepengurusan dan keanggotaan
serikat pekerja yang terdaftar di Departemen/Dinas Tenaga Kerja atau
dalam rangka di luar jam kerja atau di dalam jam kerja atas izin tertulis
pengusaha yang diatur dalam kesepakatan kerja bersama.
2. Pengaduan pekerja kepada yang berwajib mengenai perilaku
pengusaha yang terbukti melanggar peraturan Negara.
3. Paham, agama, aliran, suku, golongan, atau jenis kelamin.
Pemutusan kerja tidak dapat dilakukan apabila dalam kondisi sebagai
berikut :
1. Selama pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena
keadaan sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak
melampaui 12 (dua belas) dulan terus-menerus.
2. Selama bekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena
memenuhi kewajiban terhadap Negara yang ditetapkan oleh undangundang atau pemerintah atau menjalankan ibadah yang diperintahkan
agamanya dan yang disetujui pemerintah.
3. Karena alasan menikah, hamil, atau melahirkan bagi pekerja wanita.
2.3.2
Sifat Pemutusan Hubungan Kerja
Dalam pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dengan tenaga kerja,
sebenarnya tidak mutlak berada pada tangan manajer perusahaan, tetapi harus pula
mengikuti dan perpedoman pada kebijakan pemerintah, baik berupa peraturan
pemerintah, instruksi presiden, undang-undang, dan sejenisnya serta badan-badan
yang berwenang. Jadi, pemutusan hubungan kerja harus ada persetujuan antara
manajer perusahaan dengan pemerintah atau organisasi yang berwenang.
24
Sebenarnya proses pemutusan hubungan kerja sangat bergantung pada
sifat pemutusan hubungan kerja. Menurut sifatnya, pemutusan hubungan kerja
dapat dibedakan menjadi pemutusan hubungan kerja secara hormat, pemutusan
hubungan kerja sementara, serta pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat.
1. Pemutusan Hubungan Kerja Secara Hormat
Pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dengan tenaga kerja terjadi
karena beberapa hal berikut :
a. Keinginan tenaga kerja yang bersangkutan (voluntary turnover).
b. Telah mencapai batas waktu kontrak kerja yang telah disepakati antara
perusahaan dengan tenaga kerja yang bersangkutan (lay off).
c. Akibat ekonomi, hasil produksi sulit dipasarkan sehingga terjadi
penurunan hasil produksi yang ditargetkan. Untuk itu perlu
pengurangan jumlah tenagakerja dengan jalan menempuh pemutusan
hubungan kerja antara perusahaan dengan tenaga kerja.
d. Perkembangan teknologi dan komputerisasi seringkali menuntut
tenaga kerja cakap dan memiliki bekal pendidikan formal sebelumnya
tentang teknologi dan komputerisasi. Tenaga kerja lama tidak mampu
memanfaatkannya, dan apabila dididik terlebih dahulu tidak seimbang
dengan keterampilan yang dikuasainya karena factor usia dan
sebagainya. Salah satu jalan yang diambil adalah merekrut tenaga kerja
baru dan memberhentikan secara hormat tenaga kerja lama yang
kurang produktif.
e. Kondisi fisik-psikologis tenaga kerja yang bersangkutan sudah tidak
cakap lagi sehingga mereka tidak mampu melaksanakan pekerjaan
sebagaimana mestinya.
f. Tenaga kerja yang bersangkutan meninggal dunia.
25
2. Pemutusan hubungan kerja sementara
Pemutusan hubungan kerja sementara antara perusahaan dengan tenaga
kerja terjadi manakala tenaga kerja yang bersangkutan dikenakan tahanan
sementaraoleh yang berwenang karena diduga melakukan sesuatu tindak pidana
kejahatan, baik secara langsung maupun tidak langsung merugikan individu,
kelompok, perusahaan, organisasi maupun pemerintah. Dengan demikian,
berjalannya proses penyelidikan kebenaran atas dugaan tersebut, hubungan kerja
tenaga kerja yang bersangkutan diputuskan sementara. Apabila ternyata dugaan
tersebut tidak benar, mungkin saja tenaga kerja yang bersangkutan mengikat kerja
sama lagi dengan perusahaan. Akan tetapi, kalau ternyata bahwa dugaan tersebut
benar, dilakukan pemutusan hubungan kerja antara perusahaan dengan tenaga
kerja secara tidak hormat.
3. Pemutusan Hubungan Kerja dengan Tidak Hormat
Pemutusan hubungan kerja dengan hormat dapat juga dikatakan
pemutusan hubungan kerja melalui kompromi. Sebaliknya, pemutusan hubungan
kerja dengan tidak hormat dikatakan pemutusan hubungan kerja tanpa kompromi.
Pemutusan hubungan kerja dengan tidak hormat secara terpaksa harus dilakukan
oleh manajemen, karena hal-hal berikut:
a. Tenaga kerja yang bersangkutan melanggar kontrak kerja serta janji
yang telah disepakati pada saat mengadakan ikatan kerja bersama.
b. Bertindak dan berprilaku yang merugikan perusahaan baik dalam
kuantum besar maupun kecil secara langsung maupun tidak langsung
dan merupakan alternative terbaik atas pengambilan yang dilakukan
manajer.
c. Tenaga kerja yang bersangkutan karena dinyatakan melakukan
tindakan pidana sehingga mengakibatkan yang bersangkutan dihukum
26
penjara, berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah memiliki
kekuatan hukum yang pasti.
d. Kemangkiran yang terus-menerus dan telah diperingatkan beberapa
kali oleh manajemen, akan tetapi demikian, bahkan yang bersangkutan
berusaha mempengaruhi tenaga kerja lain untuk melakukan hal yang
serupa.
2.3.3
Prosedur Pemberhentian Hubungan Kerja
Jika pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindari, maka cara yang
ditempuh diatur dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 1964. Pengsaha yang ingin
memutuskan hubungan kerja dengan pekerjanya harus mendapatkan izin terlebih
dahulu dari P4D untuk pemutusan hubungan terhadap Sembilan karyawan atau
kurang, dan izin dari P4P untuk pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja yang
jumlahnya sepuluh orang keatas. Selama izin belum diberikan pemutusan
hubungan kerja belum sah maka kedua belah pihak harus menjalankan
kewajibannya.
Bagi pemutus hubungan kerja yang bersifat masal yang disebabkan
keadaan perusahaan, maka sebelum melakukan pemutusan hubungan kerja
pengusaha harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi. Upaya peningkatan
efisiensi yang biasa digunakan adalah dengan :
a. Mengurangi shift kerja,
b. Menghapuskan kerja lembur,
c. Mengurangi jam kerja,
d. Mempercepat pensiun,
e. Meliburkan atau merumahkan karyawan secara bergilir untuk
sementara.
27
2.3.4
Mengapa PHK Dilakukan
Tindakan ini terpaksa dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat
melakukan hal-hal berikut ini.
1. Mengurangi biaya tenaga kerja.
2. Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari manajemen
adalah
mengidentifikasi
kinerja
yang
buruk
dan
membantu
meningkatkan kinerjanya.
3. Meningkatkan inovasi.
PHK meningkatkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yaitu :
a. Pemberian penghargaan melalui promosi atas kinerja individual yang
tinggi,
b. Menciptakan kesempatan untuk level posisi yang baru masuk,
c. Tenaga kerja dipromosikan untuk mengisi lowongan kerja sebagai
sumber daya yang dapat memberikan inovasi/manawarkan pandangan
baru.
4. Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar.
Meningkatkan kesempatan untuk memperkerjakan karyawannya dari
latar belakan yang berbeda-beda dan mendistribusikan ulang komposisi
dudaya dan jenis kelamin tenaga kerja.
2.3.5 Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja di Tingkat Perusahaan dan
di Tingkat Pemerantaraan
Pengusaha dengan segala upaya harus mengusahaakan agar jangan terjadi
pemutusan hubungan kerja dengan memberikan pembinaan terhadap pekerja dan
melakukan
lankkah-langkah
efisiensi
untuk
menyelamatkan
perusahaan.
28
Pembinaan terhadap pekerja dapat dilakukan pengusaha dengan cara memberikan
peringatan kepada pekerja baik lisan maupun tertulis sebelum melakaukan
pemutusan hubungan kerja. Surat peringatan tertulis yang diberikan kepada
pekerja dapat berupa surat peringatan tertulis pertama, kedua, dan ketiga, kecuali
dalam hal pekerja melakukan kesalahan-kesalahan sebagai berikut :
1. Setelah 3 (tiga) kali berturut-turut pekerja tetap menolak untuk menaati
perintah atau penugasan yang layak sebagaimana tercantum dalam
perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja
bersama.
2. Dengan sengaja atau karena lalai mengakibatkan dirinya dalam
keadaan tidak dapat melakukan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3. Tidak cukup melakukan pekerjaan meskipun sudah dicoba di bidang
tugas yang ada.
4. Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam perjanjian kerja atau
peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama yang dapat
dikenakan peringatan terakhir.
Setelah mendapat surat peringatan terakhir pekerja masih tetap melakukan
pelanggaran maka pengusaha dapat mengajukan izin pemutusan hubungan kerja
perorangan atau panitia pusat untuk pemutusan hubungan kerja missal.
Masa berlaku masing-masing surat peringatan tersebut selama 6 (enam)
bulan, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan
atau kesepakatan kerja bersama.
Jika pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan, pengusaha,
pekerja, dan serikat pekerja terdaftar di Departemen/Dinas Tenaga Kerja tempat
pekerja menjadi anggotanya, memusyawarahkan untuk mencapai kesepakatan
penyelesaian mengenai pemutusan hubungan kerja tersebut. Selanjutnya serikat
pekerja dalam merundingkan penyelesaian pemutusan hubungan kerja terhadap
pekerja yang bukan anggotanya harus mendapat kuasa secara tertulis dari pekerja
29
yang bersangkutan. Setiap perundingan dilakukan sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
kali dalam jangka waktu paling lama 30 (tga puluh) hari takwim dan setiap
perundingan dibuat risalah yang ditandatangani oleh para pihak.
Risalah perundingan yang dibuat memuat antara lain :
1. Nama dan alamat pekerja.
2. Nama dan alamat serikat pekerja atau organisasi pekerja lainnya yang
terdaftar di Departemen/Dinas tenaga kerja.
3. Nama dan alamat pengusaha atau yang mewakilinya.
4. Tanggal dan tempat perundingan.
5. Pokok masalah atau alasan pemutusan hubungan kerja.
6. Pendirian para pihak.
7. Kesimpulan perundingan.
8. Tanggal dan tanda tangan pihak-pihak yang melakukan perundingan.
Apabila
perundingan
sebagaimana
dikemukakan
diatas
mencapai
kesepakatan penyelesaian maka dibuat persetujuan bersama secara tertulis yang
ditandatangani
oleh
para
pihak
dan disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Persetujuan bersama yang dibuat ini disertai bukti-bukti yang
harus disampaikan oleh pengusaha kepada panitia daerah untuk permohonan izin
pemutusan hubungan kerjaperorangan atau kepada panitia pusat untuk
permohonan izin pemutusan hubungan kerja masal melalui Departemen/Dinas
Tenaga Kerja. Sebaliknya, apabila perundingan tidak mencapai kesepakatan
penyesuaian maka sebelum pengusaha mengajukan permohonan izin kepada
panitia pusat untuk pemutusan hubungan kerja missal, kedua belah pihak atau
salah satu pihak mengajukan permintaan untuk diperantarai oleh pegawai
perantara sesuai dengan tingkat kewenangannya.
30
Pegawai perantara harus menerima setiap permintaan pemerantaraan dan
dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya permohonan
pemerantaraan harus sudah mengadakan pemerantaraan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Mamun demikian, jika ternyata belum ada
perundingan oleh kedua belah pihak, pegawai perantara harus mengupayakan
untuk diadakan perundingan terlebih dahulu. Dalam melaksanakan pemerantaraan
penyelesaian pemutusan hubungan kerja, pegawai perantara harus mengupayakan
penyelesaian melalui perundingan secara musyawarah untuk mufakat.
Jiak ternyata dalam hal pemerantaraan tidak tercapai kesepakatan
penyelesaian, pegawai perantara harus membuat anjuran secara tertulis yang
memuat usul penyelesaian dengan menyebutkan dasar pertimbangannya dan
menyampaikan kepada para pihak serta mengupayakan tanggapan para pihak
dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterimanya anjuran
tersebut. Apabila salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak memberikan
tanggapan dalam waktu 7 (tujuh) hari maka dianggap menolak anjuran. Dengan
kejadian ini pegawai perantara harus membuat laporan pemerantaraan secara
lengkap sehingga memberikan ikhtisar yang jelas mengenai penyelesaian
pemutusan hubungan kerja. Namun, apabila ternyata pemerantaraan tercapai
kesepakatan maka dibuat persetujuan bersama secara tertulis yang ditandatangani
oleh para pihak dan diketahui oleh pegawai perantara.
Jika dalam pelaksanaan pemerantaraan terdapat tuntutan yang bersifat
normative, antara lain upah lembur dan tunjangan kecelakaan, pegawai perantara
meminta bantuan kepada pegawai pengawas ketenagakerjaan pada kantor
Departemen/Dinas Tenaga Kerja setempat untuk menetapkan dan menghitung hak
pekerja yang bersangkutan. Terhadap tercapai atau tidaknya dalam kesepakatan
penyelesaian, pegawai perantara harus menyampaikan berkas penyelesaian
pemerantaraan kepada panitia daerah untuk pemutusan hubungan kerja
perorangan atau kepada panitia pusat untuk pemutusan hubungan kerja missal
disertai data-data secara lengkap dengan tembusan kepada Kantor Wilayah
Departemen Tenaga Kerja setempat. Penyelesaian di tingkat pemerantaraan harus
31
sudah selesai dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya permintaan pemerantaraan.
2.3.6
Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja di Tingkat Panitia Daerah
dan Panitia Pusat
Setiap permohonan izin pemutusan hubungan kerja dibuat di atas kertas
bermaterai cukup sesui dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Permohonan izin pemutusan
hubungan kerja yang akan diajukan
minimum
harus memuat hal-hal berikut :
1. Nama dan tempat kedudukan perusahaan.
2. Nama orang yang bertanggung jawab di perusahaan.
3. Nama, jabatan, dan alamat pekerja yang dimintakan pemutusan hubungan
kerja.
4. Umur dan jumlah keluarga dari pekerja.
5. Masa kerja dan tanggal mulai bekerja.
6. Tempat pekerja pertama kali diterima bekerja.
7. Rincian penghasilan terakhir berupa uang dan nilai catu yang diberikan
dengan Cuma-Cuma.
8. Upah terakhir yang diterima pekerja.
9. Alasan pengusaha untuk melakukan pemutusan hubungan kerja secara
rinci.
10. Bulti telah diadakan perundingan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1964, yaitu apabila setelah diadakan
segala usaha pemutusan hubungan kerja tidak dapat dihindarkan,
pengusaha harus merundingkan maksudnya untuk memutuskan hubungan
32
kerja dengan organisasi buruh yang bersangkutan atau dengan buruh
sendiri jika tidak menjadi anggota dari salah satu organisasi buruh.
11. Tanggal terhitung mulai berlakunya pemutusan hubungan kerja diajukan.
12. Tempat dan tanggal permohonan izin pemutusan hubungan kerja diajukan.
13. Hal-hal lain yang dianggap perlu.
2.3.7 Konsekuensi Pemutusan Hubungan Kerja
Biaya yang dapat dikategorikan sebagai kerugian dari PHK, menurut
Balkin, Mejia, dan Cardy (1995:231) terdiri atas hal-hal berikut ini.
1. Biaya recruitment, meliputi:
a.
Mengiklankan lowongan pekerjaan,
b.
Menggunakan karyawan recruitment yang professional untuk
mencari di berbagai lokasi (termasuk di kampus-kampus) sehingga
banyak yang melamar untuk bekerja,
c.
Untuk mengisi jabatan eksekutif yang tinggi secara teknologi
diperlukan perusahaan pencari yang umumnya mengenakan biaya
jasa yang cukup tinggi yaitu sekitar 30% dari gaji tahunan
karyawan.
2. Biaya seleksi, meliputi:
a.
Biaya interview dengan pelamar pekerjaan,
b.
Biaya testing/psikotes,
c.
Biaya untuk memeriksa ulang referensi,
d.
Biaya penempatan.
3. Biaya pelatihan, meliputi:
33
a.
Orientasi terhadap nilai dan budaya perusahaan,
b.
Biaya training secara langsung, seperti instruksi, diktat, material
untuk kursus training,
c.
Waktu untuk member training,
d.
Kehilangan produktivitas pada saat training.
4. Biaya pemutusan hubungan kerja, meliputi:
a. Pembayaran
untuk
PHK/pesangon
untuk
karyawan
yang
diberhentikan sementara tanpa kesalahan dari pihak karyawan itu
sendiri,
b. Karyawan
mendapatkan
tetap
menerima
pekerjaan
baru
tunjangan
kesehatan
(tergantung
dari
sampai
kebijakan
perusahaan),
c. Biaya asuransi bagi karyawan yang di PHK, namun belum bekerja
lagi (tergantung dari kebijakan perusahaan),
d. Wawancara pemberhentian, merupakan wawancara terakhir yang
harus dilalui karyawan dalam proses PHK, tujuannya untuk mencari
alasan mengapa tenaga kerja meninggalkan perusahaan (jika PHK
dilakukan secara sukarela) atau menyediakan bimbingan atau
bantuan untuk menemukan pekerjaan baru,
e. Bantuan penempatan merupakan program di mana perusahaan
membantu karyawan mendapatkan pekerjaan baru lebih cepat
dengan memberikan training (keahlian) pekerjaan,
f. Posisi yang kosong akan mengurangi keluaran atau kualitas jasa
klien perusahaan atau pelanggan.
34
2.3.8
Ketentuan-ketentuan
yang
Berkaitan
Dengan
Pemberhentian
Karyawan
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pemberhentian karyawan
menurut Herman Sofyandi dan Iwa Garniwa (2005:180) adalah sebagai
berikut :
bagi karyawan yang diberhentikan dengan cara tidak hormat, secara
otomatis karyawan tersebut tidak akan mendapat uang pesangon. Bagi karyawan
yang diberhentikan secara hormat oleh perusahaan. Maka konsekuensinya adalah
perusahaan harus memberikan uang pesangon yang aturannya sesuai dengan yang
diberlakukan dalam undang-undang.
kriteria besarnya uang pesangon bagi karyawan yang diberhentikan antara
lain sebagai berikut :
•
masa kerja sampai 1 (satu) tahun, maka diberikan pesangon sebesar
1 bulan upah bruto.
•
Masa kerja1-2 tahun, diberikan pesangon sebesar 2 bulan upah
bruto.
•
Masa kerja 2 s/d. 3 tahun kerja, diberikan pesangon sebesar 3 bulan
upah bruto.
•
Masa kerja 4 tahun dan seterusnya, diberikan pesangon sebesar 4
bulan upah bruto.
Sedangkan besarnya uang yang harus diberikan selain uang pesangon
adalah sebagai berikut :
•
Masa kerja 5 s/d. 10 tahun, adalah sebesar 1 bulan upah bruto.
•
Masa kerja 10 s/d. 15 tahun, adalah sebesar 2 bulan upah bruto.
•
Masa kerja 15 s/d. 20 tahun, adalah sebesar 3 bulan upah bruto.
35
•
Masa kerja 20 s/d 25 tahun, adalah sebesar 4 buan upah bruto.
•
Masa kerja 25 tahun ke atas, adalah sebesar 5 bulan upah bruto.
Namun demikian, besarnya uang pesangon bagi beberapa perusahaan di
tetapkan dalam peraturan-peraturan perusahaan tersebut, tetapi tidak boleh kurang
dari besarnya yang ditetapkan dalam undang-undang.
BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam laporan tugas akhir ini penulis memilih objek penelitian pada PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero). PT. INTI merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa penyedia jaringan telekomunikasi dan berlokasi
di Jl. Moch Toha No. 77 Bandung.
3.1.1 Sejarah Perkembangan PT. INTI
PT. INTI (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
berada di bawah Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang bergerak dalam
bidang jasa pengadaan peralatan telekomunikasi. Untuk lebih jelas mengenai
sejarah perkembangan dan beberapa aktivitas perusahaan akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Periode sebelum tahun 1945
a. Tahun 1926 didirikan sebuah laboratorium PTT di daerah Tegalega
yang kini menjadi kantor PT. INTI di Jl. Moch. Toha No. 77
Bandung.
Download