B11 gayahidup JUMAT, 2 DESEMBER 2011 FAHMI ALI (TEMPO) SI TUA YANG KAYA PUSAKA Museum Kota Makassar menyimpan benda pusaka dari abad ke-17. angunan tua itu masih berdiri kokoh. Lokasinya berada di kawasan perniagaan dan perkantoran wilayah Kota Makassar, tepatnya di Jalan Balaikota. Dengan arsitektur bergaya Eropa abad ke-17, bangunan dua lantai tersebut kini difungsikan sebagai tempat penyimpanan segala sesuatu terkait dengan sejarah Makassar. Itulah Museum Kota Makassar. Museum ini dibangun pada 1916. Usianya hampir seabad. Meski demikian, bangunannya masih kokoh. Di sana tersimpan 560 koleksi benda bersejarah yang merekam perjalanan Kota Makassar dari zaman ke zaman. Koleksi itu berupa benda arkeologi, seni, pusaka, foto-foto Makassar masa lampau, dan salinan naskah bersejarah. Awalnya museum kota dibangun sebagai kantor wali kota (Raadhuis van de Gemeente) pa- B da zaman kolonial Belanda. “Beberapa bangunan bersejarah difungsikan sebagai tempat aktivitas pemerintah kerajaan. Rotterdam sebagai pusat kerajaan, sedangkan bangunan museum kota digunakan sebagai pusat kantor wali kota,” kata Suriadi Rahman, kurator dan koordinator koleksi benda pusaka museum kota. Baru pada 2002, bangunan ini dialihfungsikan sebagai museum. Di gerbang terdapat relief patung rusa berwarna cokelat menyambut setiap pengunjung. Sebuah meriam tua juga terdapat di depan museum. Meriam ini berumur lebih dari 300 tahun, yang digunakan Belanda dalam Perang Makassar pada abad ke17. Ketika kita elangkahkan kaki ke gedung, suasana kolonial Belanda begitu terasa. Dinding-dindingnya tebal, jendela-jendelanya lebar. Beberapa ornamen di dinding tampak masih terjaga. Pada ruangan utama, pengunjung langsung berhadapan dengan tangga kayu jati bercabang dua yang menghubungkan ke lantai atas museum. Di depan tangga kayu tersebut dipamerkan dua le- mari yang memajang keramik peninggalan bangsa Cina dan Jepang pada masa Dinasti Ming dari abad ke-14 hingga ke-17, yang dibawa para pelaut Makassar dari negeri asalnya. Ada pula koleksi teknologi berupa kamera broadcast tua milik TVRI Sulawesi Selatan, yang ditempatkan teratur di dekat lemari guci tersebut. Guci-guci dan benda teknologi tersebut awalnya memiliki ruangan khusus di selasar kiri. Namun, setelah terjadi kebakaran pada Juni lalu, koleksi itu dipindahkan. Pada sisi kanan dan kiri museum terdapat ruang penyimpanan koleksi. Salah satunya piano Steinway C-211 buatan Hamburg, di bilik kiri museum. Jenis piano pertama di dunia ini diciptakan pada 1878. Koleksi tersebut sering mengundang decak kagum pengunjung karena kelangkaannya. Untuk menjaga benda antik ini, di sekeliling piano dipasang palang tali dari besi dan sebuah larangan untuk menyentuh benda itu. Teks bersejarah juga terpajang rapi di lemari khusus. Sebuah patung karya Martini, seniman asal Jawa, ikut menghiasi ruangan. Di bagian dalam, terdapat tiga medali besar dari perunggu bergambar Ratu Wilhelmina. Di sebelahnya terdapat sejumlah foto, salah satunya potret masjid Melayu yang dibangun Ince Ali Asaadulah pada 1760. Bilik di selasar kanan didominasi benda arkeolog, naskah sejarah, pakaian adat, alat musik tradisional, benda-benda perang, koin mata uang Kerajaan Gowa dan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie), foto-foto bangunan zaman dulu, serta peta udara Kota Makassar dan Benteng Somba Opu. Salah satu koleksi foto yang menarik adalah tentang pelayaran orang Makassar ke Australia untuk mencari teripang pada 18811907. Di lantai dua terdapat sebuah ruangan rapat besar dan galeri khusus yang menyimpan bendabenda milik H M. Patompo, Wali Kota Makassar periode 1970-an. Gedung ini dulunya adalah tempat bekerja Patompo. Pada Mei 2009, di usianya yang ke-93 tahun, Museum Kota Makassar mengalami renovasi. Tapi pengembalian ke bentuk aslinya belum total. Masih ada satu pintu baja yang tidak terbuka di ruangan utama lantai satu. Pintu itu tertutup rapat dengan model anak kunci yang tidak ada tiruannya di Indonesia. Kabarnya, pintu itu merupakan jalur khusus Belanda untuk mengatur strategi melawan armada laut Kerajaan Gowa. Jalur tersebut konon menghubungkan museum dengan Benteng Rotterdam, yang berjarak sekitar 500 meter. Kepala Museum Kota Makassar Nurul Chamisany mengatakan keberadaan museum ini belum dikenal luas, termasuk di kalangan pelajar.“Karena itu, kami sangat mengharapkan setiap pengunjung bisa membantu saling menyebarkan informasi tentang museum ini,”katanya. Dalam revitalisasi gedung, pengelola melakukan pengecatan dan pembuatan story line. “Tata letak benda-benda di museum akan diatur sesuai dengan kurun sejarah yang berjalan agar lebih memudahkan informasi bagi para pengunjung,”kata Nurul. ● ISMIRA SYAHRIR