7 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.2 Teori Legitimasi Teori Legitimasi menyatakan bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat. Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Harsanti (2011) menyatakan perusahaan. Perusahaan dikatakan memiliki legitimasi ketika sistem nilai perusahaan selaras dengan sistem nilai kemasyarakatan, dimana perusahaan merupakan bagian dari masyarakat. Dalam pegertian secara mendasar, legitimasi adalah hubungan sosial tertentu yang dikukuhkan sebagai hal yang benar dan tepat secara moral. Legitimasi adalah status atau kondisi yang terjadi ketika sistem nilai suatu entitas adalah sama dan sebangun dengan masyarakat. Legitimasi adalah proses yang mengarah ke sebuah organisasi yang dipandang sah. Organisasi berusaha untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dalam batas-batas dan norma-norma masyarakat. Ciri organisasi yang dilegitimasi oleh masyarakat adalah sesuai dengan kerangka rasional dan legal dalam masyarakat tersebut. Meskipun perusahaan mempunyai kebijaksanaan operasi dalam batasan institusi, kegagalan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan norma ataupun adat yang diterima oleh masyarakat, akan mengancam legitimasi perusahaan serta sumber daya 8 perusahaan, yang pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Legitimasi dapat dianggap sebagai menyamakan persepsi atau asumsi bahwa tindakan yang dilakukan oleh suatu entitas adalah merupakan tindakan yang diinginkan, pantas ataupun sesuai dengan sistem norma, nilai, kepercayaan dan definisi yang dikembangkan secara sosial. Richardson (1987) dalam Harsanti (2011) mengatakan bahwa akuntansi adalah institusi yang melegitimasi dan memberikan suatu makna dimana nilai-nilai sosial dihubungkan dengan tindakan ekonomi. Dengan melakukan pengungkapan, perusahan merasa keberadaan dan aktifitasnya terlegitimasi. Pengungkapan merupakan media yang dapat menghubungkan perusahaan dengan masyarakat. Adanya pengungkapan secara sukarela oleh manajemen perusahaan akan memberikan pengetahuan dan informasi lebih tentang perusahaan kepada semua pemakai laporan, dalam hal ini termasuk masyarakat. Sehingga masyarakat dapat mengetahui segala aktivitas dan kinerja perusahaan dari pengungkapan tersebut. Dalam hal ini, perusahaan yang sudah mengungkapkan informasi dan telah diketahui masyarakat sesuai dengan nilai dan norma yang ada, maka perusahaan tersebut akan terlegetimasi. Artinya perusahaan tersebut sudah mendapatkan reputasi yang baik dimata masyarakat, sehingga akan menghindarkan dari pemberhentian aktivitas perusahaan. Meskipun masih terdapat pesimisme yang kuat yang dikemukakan oleh banyak peneliti, teori ini telah dapat menawarkan sudut pandang yang nyata mengenai pengakuan sebuah perusahaan secara sukarela oleh masyarakat. 9 2.3 Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi. Menurut Wolk dan Tearney (1997) dalam Marwata (2012) menyatakan pengungkapan mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan, yang berupa laporan keuangan, informasi tentang kejadian setelah tanggal laporan, analisis manajemen atas operasi perusahaan yang akan datang, prakiraan keuangan dan operasi pada tahun yang akan datang, dan laporan keuangan tambahan yang mencakup pengungkapan menurut segmen dan informasi lainnya di luar harga perolehan. Pengungkapan dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan juga tidak menutupi atau menyembunyikan informasi-informasi tersebut. Pengungkapan mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha. Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap,jelas, dan dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan akan dapat diinterpretasikan secara tepat, mudah dipahami, dan tidak menyesatkan pihakpihak pengguna informasi, hanya jika laporan keuangan dilengkapi dengan pengungkapan yang memadai. 10 Menurut Belkaoui (2012) tujuan pengungkapan ada lima, yaitu: 1. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut. 2. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan. 3. Untuk menyediakan informasi bagi investor dan kreditor dalam menentukan resiko dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui. 4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan dan antar tahun. 5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar dimasa mendatang. Semakin lengkap pengungkapan yang dilakukan, maka laporan keuangan perusahaan akan semakin handal (reliabel). Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan tahunan sebagai sarana pertanggungjawaban, terutama kepada pemegang saham. Laporan tahunan (annual report) merupakan laporan yang diterbitkan oleh pihak manajemen perusahaan setiap setahun sekali yang berisi informasi keuangan dan non-keuangan perusahaan yang berguna bagi para pemegang saham untuk menganalisis kondisi perusahaan pada periode 11 tersebut. Laporan keuangan yang diungkapkan dalam laporan tahunan meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Menurut Ghozali dan Chariri (2012), metode-metode pengungkapan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Bentuk dan Susunan Laporan Formal 2. Terminologi dan Penyajian Terperinci 3. Informasi Parentesis (dalam tanda kurung) 4. Catatan kaki (footnotes) 5. Laporan dan Daftar Pelengkap 6. Komentar dalam Laporan Auditor 7. Pernyataan Direktur Utama/Ketua Dewan Komisaris Menurut Naim dan Rakhman (2009) terdapat dua jenis pengungkapan, yaitu: 1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure) Pengungkapan wajib adalah pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi secara sukarela, maka pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. 2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure) Pengungkapan sukarela dilakukan oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Pengungkapan sukarela dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan dan membantu investor dalam memahami strategi 12 bisnis. Setiap perusahaan memiliki kebebasan yang berbedabeda untuk memilih jenis informasi yang akan diungkapkan. Perusahaan membuat pengungkapan sukarela berdasarkan berbagai alasan (Iqbal, 2010), yaitu: a. Mendidik para pengguna laporan keuangan. b. Pembangunan image perusahaan. c. Penghindaran atas potensi peraturan dan pengendalian pemerintah jika terdapat suatu risiko yang timbul dengan tidak adanya pengungkapan. d. Biaya modal yang rendah jika pengungkapan dapat meningkatkan daya saing perusahaan. 2.4 Konsep Pengungkapan Konsep pengungkapan terbagi dalam tiga jenis yaitu: a. Pengungkapan Memadai (adequate disclosure) Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang memadai, yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor. b. Pengungkapan Wajar (fair disclosure) Pengungkapan yang wajar secara tidak langsung menyiratkan suatu etika, yaitu memberikan perlakuan yang sama kepada semuan pemakai laporan keuangan. 13 c. Pengungkapan Berlebihan (full disclosure) Pengungkapan penuh menyangkut penyajian informasi yang relevan. Bagi sebagian orang pengungkapan penuh berarti penyajian infomasi secara berlimpah sehingga tidak tepat. Menurut mereka, terlalu banyak informasi akan membahayakan. Karena penyajian rinci dan yang tidak penting justru akan mengaburkan informasi yang signifikan dan membuat laporan keuangan sulit ditafsir. 2.5 Luas Pengungkapan Salah satu bentuk dari kualitas pengungkapan adalah keluasan pengungkapan. Imhoff (1992) dalam Almilia dan Retrinasari (2009) menyatakan bahwa kualitas sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Dengan kata lain bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi berkaitan dengan tingkat kelengkapan. Kebutuhan terhadap informasi yang perlu diungkapkan tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca laporan keuangan, namun juga harus memenuhi kriteria pengungkapan. Pengungkapan informasi yang signifikan bagi investor serta pihak-pihak lainnya meliputi pengungkapan yang memadai, wajar dan lengkap. Luas pengungkapan antara perusahaan dalam industri yang satu berbeda dengan industri yang lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan resiko dan karakteristik masing-masing industri. Pengungkapan laporan keuangan perusahaan juga mempertimbangkan faktor biaya dan manfaat (Rahmawati et al., 2009). Apabila manfaat yang didapatkan lebih besar 14 dari pada biaya yang dikeluarkan maka perusahaan akan mengungkapkan informasi tersebut kepada publik. 2.5.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan asset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut (Brigham dan Houston; 2012, hal.84). Pengertian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 1 (2012: 1,3) adalah: Suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusa ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Disamping keterangan diatas, Winwin (2007:51) mengemukakan bahwa yang dimaksud laporan keuangan adalah: Informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari suatu usaha yang merupakan salah satu alat pertanggung jawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. 15 Menurut Kieso et.al (2011:5) menjelaskan definisi laporan keuangan: “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. The statement provide the company’s history quantified in money terms”. Dari beberapa pengertian mengenai laporan keuangan diatas, dapat disimpaulkan bahwa laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir daari proses akuntansi yang dijadikan sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggung jawaban atau accountabilitiy dan juga indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam pencapaian. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan keuangan informasi mengenai entitas yang meliputi : 1. Aset 2. Liabilitis 3 Ekuitas 3. Pendapatan dan beban termasuk keutungan dan kerugian 4. Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan 5. Arus kas Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya arus kas dan setara kas 16 Laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini : 1. Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode 2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode 4. Laporan arus kas selama periode 5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkisan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijikan akuntansi secara retrosproktif atau membuat penyajian kembali pos-pos dalam laporan keuangannya. Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan (Soemarsono; 2009, hal. 34). Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan. 2.5.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK Revisi 2012 yaitu sebagai berikut: 17 A. Dapat Dipahami Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pengguna. Dalam hal ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis. B. Relevan Informasi memiliki kualitas relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu. C. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. D. Dapat Dibandingkan Para pemakai laporan keuangan harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan dan kinerja perusahaan. Selain itu, pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. 18 2.5.3 Pemakai dan Kegunaan Laporan Keuangan Pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK 2012, pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah: 1. Investor Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 19 3. Pemberi Pinjaman Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 20 7. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2.5.4 TUJUAN LAPORAN KEUANGAN Tujuan laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK N0. 1 ( 2012:3) adalah: “Menyajikan informasi yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi : asset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian), serta arus kas. Informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan khususnya dalam waktu kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 21 Pembahasan mengenai tujuan laporan keuangan, umumnya menganggap bahwa laporan keuangan dipersiapkan untuk para pemakai yang tidak kenal atau calon pemegang saham. Jadi tujuan laporan keuangan, umumnya menyajikan informasi mengenai transaksi dan sumber-sumber dari perusahaan yang relevan. Misalnya data-data yang konkrit, juga kondisi perusahaan yang sebenarnya. Guna bahan pengambilan keputusan ekonomis oleh berbagai pihak yang berkepentingan. Meskipun banyak konsep tujuan laporan keuangan yang lainnya, namun pada prinsipnya memberikan gambaran yang sama. 2.5.5 KARAKTERISTIK PERUSAHAAN Safitri (2009) karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat dalam suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi, diantaranya sebagaimana disebutkan dibawah ini. 1. Likuiditas Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendeknya (Dwi Prastowo dan Rifka Juliati, 2010: 107). Kreditur ini lebih tertarik pada aliran kas dan manajemen modal kerja dibanding dengan besar laba akuntansi yang dilaporkan perusahaan. Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio lancar untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Dwi Prastowo dan Rifka Juliati, 2010: 107 22 2. Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau profit pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas. Ada tiga macam rasio yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas, yaitu rasio profit margin, return on asset (ROA), dan return on equity (ROE). Profit margin merupakan rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dalam tingkat penjualan tertentu. Return on asset (ROA) mengukur keefektivitasan perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan sejumlah keuntungan. Return on equity (ROE) mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Dalam penelitian ini penulis menggunakan ROA untuk menghitung tingkat profitabilitas perushaaan. (Harjito dan Martono, 2011:55) 3. Leverage Rasio leverage menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio leverage merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas pemegang saham. Dengan kata lain, rasio leverage mengukur perbandingan antara dana yang disediakan oleh pemilik perusahaan dengan dana yang berasal dari kreditur perusahaan. 23 Leverage berkaitan dengan pendanaan perusahaan, lebih banyak didanai dengan menggunakan utang atau modal yang berasal dari pemegang saham (Mahmud, 2011). Rasio leverage digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat diketahui tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang (Almilia dan Retrinasari, 2009). Penulis menggunakan debt equity ratio (DER) untuk mengukur tingkat leverage pada perusahaan. (Almilia dan Retrinasari, 2009). 4. Kepemilikan Saham Publik Kepemilikan saham publik merupakan saham dari suatu perusahaan yang dimiliki oleh pihak yang berada diluar lingkup perusahaan. Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki publik menunjukan perusahaan terssebut memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat dalam memberikab imbalan (deviden) yang layak dan dianggap mampu beroperasi terus menerus (going concern). Kepemilikan saham publik dalam penelitian ini diukur dengan membandingkan antara jumlah saham yang dimiliki publik dengan total saham perusahaan yang beredar. (Ahmad 2010:75) 24 2.6 Penelitian Terdahulu 1. Ni Made Arie (2012), meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013. Karakteristik perusahaan yang digunakan antara lain likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik sebagai variabel independen dan kelengkapan pengungkapan laporan tahunan sebagai variabel dependen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas, leverage, profitabilitas dan kepemilikan saham publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan consumer goods. Sedangkan variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan consumer goods. Secara simultan, variabel likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan kepemilikan saham publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan consumer goods. 2. Novalita Laraswati dan Emmy Indrayani (2009), meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan sektor property dan real estate yang terdaftar di BEI. Peneltian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan. Hasil dari penelitian 25 ini adalah karakteristik yang diwakili oleh profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. 3. Eza Amelinda (2011), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta porsi kepemilikan saham publik terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini adalah berdasarkan analisis berganda dengan menggunakan uji F maka dapat diketahui bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2010) bertujuan mengkaji apakah terdapat perbedaan yang signifikan dan bersifat matematis dalam hal keluasan pengungkapan wajib dan sukarela perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Dengan menggunakan analisis Regresi Berganda, penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang sistematik mengenai tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahun 1999 di antara perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks kelengkapan pengungkapan wajib adalah size perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin, dan ukuran Kantor Akuntan Publik. Sedangkan tingkat pengungkapan 26 sukarela dipengaruhi variabel di atas kecuali jenis perusahaan. Tingkat likuiditas dan leverage tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela. 5. Naim dan Rakhman (2009) menguji hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal perusahaan dan tipe kepemilikan perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rasio ungkitan secara signifikan dan positif berkaitan dengan kelengkapan ungkapan laporan keuangan perusahaan. Tipe kepemilikan saham secara lemah berkaitan dengan kelengkapan ungkapan laporan keuangan. Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu : No Penelitian 1. Ni Made Arie (2012) 2 Novalita Laraswati dan Emmy Indrayani ( 2009 ) Judul Penelitian Variabel Independen Hasil Penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di BEI. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Sektor Property dan Real Estate. Kelengkapan Pengungkapan LaporanTahunan, Likuiditas,Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Publik. Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Kepemilikan Saham Publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh. Kelengkapan Pengungkapan, Solvabilitas, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan. Karakteristik yang diwakili oleh profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan, sedangkan solvabilitas dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 27 3 Eza Amelinda (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Kelengkapan Pengungkapan, Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Saham Publik. 4 Fitriani (2009) Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan Sukarela pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia size perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin, dan ukuran Kantor Akuntan Publik 5 Naim dan Rakhman (2010) Analisis Hubungan antara Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal Perusahaan dan Tipe Kepemilikan perusahaan rasio ungkitan dan tipe kepemilikan saham perusahaan Berdasarkan analisis berganda dengan menggunakan Uji F maka dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan perbankan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. size perusahaan, status perusahaan, jenis perusahaan, net profit margin, dan ukuran KAP mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib; sedangkan tingkat pengungkapan sukarela dipengaruhi variabel tersebut kecuali jenis perusahaan; tingkat likuiditas dan leverage tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela. rasio ungkitan secara signifikan dan positif berkaitan dengan kelengkapan pengungkapan; tipe kepemilikan saham berkaitan secara lemah 2.7 Kerangka Pemikiran Berdasarkan uraian mengenai variabel dependen dan independen sebelumnya, maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran. Dalam penelitian ini, variabel independennya adalah karakteristik perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan diwakili oleh rasio likuiditas (current ratio), rasio profitabilitas (return on asset), rasio leverage (debt to equity ratio), 28 dan proporsi kepemilikan saham publik. Sedangkan variabel yang menjadi fokus penelitian yaitu kelengkapan pengungkapan sukarela. Pengaruh karakteristik perusahaan tersebut terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut. Variabel Independen Likuiditas Profitabilitas Leverage Variabel Dependen Ha 1 Ha 2 Ha 3 Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Ha 4 (Y) Kepemilikan saham Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran 29 2.8 Hipotesis a.Pengaruh Likuiditas terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan. Perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan tingginya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, hal tersebut mengimplikasikan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang sehat. Ni Made Arie , (2012) Menyatakan bahwa variable likuiditas, leverage, profitabilitas dan kepemilikan saham publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan.dan sering kali Likuiditas juga dapat dipandang sebagai indikator kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan, perusahaan yang memiliki likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen (Wallace et al., 1994 dalam Fitriani, 2009). Berdasarkan teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh likuiditas terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan. b.Pengaruh Profitabilitas terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan. Perusahaan dengan profit margin yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Novalita Laraswati dan Emmy Indrayani (2009) menyatakan bahwa 30 karakteristik yang diwakili oleh profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan, sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh. Rahmawati et al.,(2009) menyatakan bahwa luasnya informasi yang diungkapkan oleh manajemen perusahaan dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas yang tinggi akan mendorong manajemen untuk mengungkapkan informasi secara lebih luas kepada publik. Pengungkapan tersebut sebagai upaya untukmeyakinkan para investor melalui informasi yang terperinci mengenai tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba (Kartika, 2009). Berdasarkan teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H2 : Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan. c.Pengaruh Leverage terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Jensen dan Meckling (1976) dalam Nugroho (2011) menyatakan bahwa tingkat leverage yang tinggi akan menimbulkan biaya pengawasan yang tinggi terhadap perusahaan tersebut. Jika menyediakan informasi secara lebih komprehensif akanmembutuhkan biaya lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage yanglebih tinggi akan menyediakan informasi secara lebih lengkap. 31 Rahmawati et al., (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi cenderung akan mengungkapkan informasi secara lebih komprehensif. Subiyantoro (1996) dalam Mahmud (2011) menyatakan bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang, sehinggaperusahaan akan menyediakan informasi secara lebih lengkap. Kartika (2009) berpendapat bahwa pada tingkat ekonomi yang baik, tingkat leverage yang tinggi dapat memberikan kesempatan laba yang lebih banyak sehingga pengungkapan yang dilakukan perusahaan akan lebih luas. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H3 : Terdapat pengaruh leverage terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan. d.Pengaruh Kepemilikan Saham Publik terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Mahmud (2011) mengungkapkan bahwa dalam rangka menciptakan pasar modal yang efisien, perusahaan go public dituntut untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi mengenai kondisi perusahaannya. Perusahaan dengan kepemilikan saham publik yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus menurut penilaian publik. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kepercayaan publik, perusahaan dituntut untuk mengungkapkan informasi perusahaan secara lebih luas. 32 Ainun dan Fuad (2010) dalam Simanjuntak dan Widiastuti (2010) mengemukakan bahwa perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Semakin banyak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, maka akan menuntut perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara lebih luas. Berdasarkan teori tersebut, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H4 : Terdapat pengaruh kepemilikan saham publik terhadap kelengkapan pengungkapan laporan tahunan perusahaan.