BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1) Teori Pemasaran Menurut Kotler & Armstrong (2012, p29), pemasaran adalah proses yang dilakukan oleh setiap perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan itu sendiri dan mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai balasannya. Membuat nilai untuk pelanggan dan Membangun hubungan pelanggan Mengerti pangsa pasar dan kebutuhan dan keinginan pelanggan Desain pelanggandidorong strategi pemasaran Membangu n program pemasaran terpadu yang memberika n nilai superior Membangu n hubungan yang menguntung kan dan menciptaka n pelanggan senang Nilai dari pelanggan untuk menciptakan keuntungan dan ekuitas pelanggan A Simple Model of The Marketing Process Sumber: Kotler & Armstrong (2012, p29) Gambar 2.1 Dikutip dari Kotler & Armstrong (2012, p31), pemasaran berarti mengatur pasar untuk membuat hubungan dengan pelanggan agar menguntungkan. Bagaimanapun, membangun hubungan dengan pelanggan 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 akan sangat berdampak. Pada saat ini, teknologi digital, dari Web sites dan online social networks hingga telepon, dapat memberdayakan pelanggan dan membuat 10 pemasaran menjadi lebih interaktif. Seperti yang terlihat di gambar bawah ini yang menggambarkan pemasaran modern saat ini. Marketing Company Supplier Consumers Intermediaries Competitors Major Environmental forces A Modern Marketing System Sumber: Kotler & Armstrong (2012, p32) Gambar 2.2. Dari gambar 2.2 ini terlihat bahwa hubungan pemasaran terjadi saling berkaitan diantaranya supplier to company, supplier to competitiors, selanjutnya dari company dan competitors akan berhubungan dengan marketing intermediaries lalu ke consumers. Serta consumers bisa berhubungan langsung dengan company ataupun supplier to consumers . 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik berupa barang maupun jasa dalam upaya untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 mempertahankan kelangsungan hidup suatu usaha. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen, maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Adapun pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler dan Kevin Lane yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:5). 2. Bauran Pemasaran Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau biasa juga disebut dengan marketing mix, merupakan strategi dasar manajemen pemasaran yang ditetapkan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Bauran pemasaran juga memiliki peranan penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan ke pasar. Definisi bauran pemasaran (marketing mix) menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) : “Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktif terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. “Adapun definisi bauran pemasaran (Marketing Mix) menurut Buchari (2008:205) “Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil paling memuaskan”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62-63) bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “4P” dalam kegiatan bauran pemasaran sebagai berikut : 1. Produk (product) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Harga (price) Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelangganuntuk memperoleh produk. 3. Tempat (place) Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran 4. Promosi (promotion) Promosi adalah aktifitas yangmenyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. 5. Dalam marketing mix terdapat kombinasi antara perusahaan barang dan jasa Untuk perusahaan yang bergerak dibidang barang, marketing mix dikenal dengan istilah 4P (product, price, place, promotion) . Sedangkan untuk perusahaan yang bergerak dibidang jasa, Menurut Morisson dalam Dewi (2010:209) menyatakan bahwa konsep marketing mix dikombinasikan menjadi 8P yaitu dengan tambahan unsur 4P tersebut adalah: 6. Sumber daya manusia (People) Menurut Dewi (2010:79) menyatakan bahwa people merupakan penyedia barang dan jasa yang melayani konsumen.People sedikitnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 memiliki tiga hal yaitu service personnel, the product themselves, dan local resident. Dalam hal ini pelatihan, pengendalian kualitas, standardisasi kualifikasi dan sertifikasi kompetensi menjadi bagian yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu pemasaran. 7. Kemasan (Packaging) Menurut Morrison (2010) menyatakan bahwa Packaging berarti pengelompokan dua elemen atau lebih dari product experience ke dalam suatu produk. Packaging adalah kombinasi dari jasa dan daya tarik produk yang saling berkaitan dalam satu paket penawaran harga. Serangkaian produk yang dikemas dan dijual dengan menarik akan membentuk pengalamanyang menarik pula. 8. Programming Menurut Morrison (2010) menyatakan bahwa Programming adalah suatu teknik yang berkaitan dengan packaging, yaitu pengembangan aktivitas tertentu, acara, atau program untuk menarik dan meningkatkan pembelanjaan, atau memberikan nilai tambah pada paket atau produk. Packaging memiliki kaitan dengan packaging yang melibatkan event special aktivitas atau program suatu produk untuk membuatnya lebih beraneka ragam dan menarik. 9. Partnership Suatu hubungan yang dijalin dengan usaha yang sejenis maupun usaha tidak sejenis yang menciptakan benefit dari pihak-pihak tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 2) Teori E-commerce Pengertian e-commerce menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya yang berjudul Marketing Management (2012; p.460) adalah penggunaan website untuk bertransaksi atau memfasilitasi penjualan produk dan jasa secara online. Berdasarkan jurnal yang berjudul Strategic Decision-Making In the Emerging Field Of E-commerce ( 2010; p.19-26). E-commerce didefinisikan sebagai membeli dan menjual produk atau jasa melalui internet dan penggunaan sistem komputer untuk meningkatkan efisiensi perusahaan secara keseluruhan. Biasanya terdiri dari perdagangan yang terjadi melalui pembeli mengunjungi website penjual dan transaksi online. Menurut E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2012,p38), Perdagangan elektronik (electronic commerce disingkat EC, atau E- commerce) mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. Beberapa orang menganggap E-commerce ini sebagai situs jual beli online atau biasa disebut perdagangan online, yang mana hanya untuk menjelaskan transaksi yang dapat dilakukan untuk antar mitra bisnis. Sebuah e-commerce Jepang, Rakuten, mengatakan “78% pengguna Internet di Indonesia sering kali membagikan dan merekomendasikan barang yang telah dibeli, di media sosial. Angka persentase tersebut mengalahkan angka persentase di negara-negara maju, seperti Jepang, U.K, U.S yang masih di bawah 70%.”. Dapat dilihat di sini, bahwa ternyata begitu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 pentingnya pengaruh social media bagi bisnis online (e-commerce) dalam membangun “brand awareness”. (Trustklik, March 25, 2015) Menurut Leonita (Associate Consultant ,Marketing Consultation Division, Frontier Consulting Group ) Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika sebuah brand ingin memasuki e-commerce : 1. Dapat dilihat dari segi karakteristik produk, mengingat e-commerce terkadang hanya efektif untuk repeat buying. Pada saat melakukan pembelian pertama, konsumen tetap harus melihat dan meraba fisik produk, melihat secara langsung kemasan, mencium aroma, dan sebagainya. 2. Dilihat dari tujuan suatu brand ingin memasuki e-commerce. Apakah tujuannya ingin menciptakan awareness produk atau sebagai perluasan dari saluran distribusi yang sudah ada. Perilaku saat ini, internet menjadi sumber informasi mengenai suatu produk sehingga barrier to entry ke ecommerce sangatlah kecil, hanya sebatas mesin pencarian Google. Jadi ketika konsumen mencari informasi mengenai brand/produk di internet, sebuah brand perusahaan haruslah ada atau minimal berada di jangkauan awareness konsumen di internet. Tentunya untuk memperoleh awareness cukup besar di masyarakat dibutuhkan aktivitas marketing yang sangat gencar. 3. Hal ketiga yang menjadi pertimbangan adalah mendirikan e-commerce sendiri atau masuk ke perusahaan e-commerce yang sudah ada. Mendirikan e-commerce sendiri tentunya http://digilib.mercubuana.ac.id/ membutuhkan kesiapan 18 infrastruktur IT serta jalur distribusi. Ketika marketer memutuskan untuk membangun website e-commerce sendiri, faktor yang penting adalah infrastruktur IT serta kesiapan internal tim. Infrastruktur IT dimaksud di sini adalah bagaimana membangun jaringan antara warehouse untuk ketersediaan stock, tim marketing, bagian distribusi, serta bagian customer service. Proses bisnis pun perlu dibangun agar tidak ada tumpang tindih antara bagian. Service level agreement (SLA) antar bagian pun perlu di-set up sehingga produk bisa sampai di tangan konsumen sesuai dengan yang dijanjikan. Menurut Brenda Kienan dikutip dari bukunya yang berujudul “Small Business Solution E-Commerce”. Dalam setting online, branding melalui E-commerce mencakup : 1. Mengidentifikasi sasaran usaha e-commerce anda dan memastikan bahwa identitas yang anda buat itu memperlanacar laju sasaran tanpa mengaburkan citranya. 2. Memilih nama domain yang memadai dan mudah di ingat serta membuat URL situs anda mudah ditemukan. 3. Membuat look dan feel yang menarik bagi audiensi target anda, mudah dikenali, berbeda dari pesaing, dan sekali lagi, melancarkan sasaran anda. 4. Menyediakan mutu pengalaman yang tepat bagi pelanggan dengan kata lain, mereka mendapatkan pengalaman positif ketika mereka memasuki tempat bisnis anda (Situs web anda). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 5. Menyampaikan pesan berkelanjutan bahwa produk anda baik, anda baik dan perusahaan anda selalu memikirkan pelanggan. 1) Jenis E-commerce Menurut E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2012,pp42-43), E-commerce dapat dilakukan berbagai pihak, Jenis umum dari transaksi E-commerce dijelaskan di bawah ini. 1. Bisnis ke bisnis (Bussines-to-Bussines-B2B) Dalam transaksi B2B, baik penjual maupun pembeli adalah organisasi bisnis. Kebanyakan dari EC adalah jenis ini. 2. Perdagangan kolaborasi (Collaborative E-commerce) Dalam E-commerce para mitra bisnis berkolaborasi (alih-alih membeli atau menjual) secara elektronik. Kolaborasi semacam ini seringkali terjadi antara dan dalam mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan. 3. Bisnis ke konsumen (Bussines to Consumer B2C) Dalam B2C, penjual adalah perusahaan dan pembeli adalah perorangan. B2C disebut juga e-tailing. 4. Konsumen ke konsumen (Consumer to consumer C2C) Dalam C2C, seorang menjual produk ke orang lain. (Anda juga) dapat melihat C2C digunakan sebagai “customer-to-customer” (pelanggan ke pelanggan). Kedua istilah ini dapat dianggap sama, dan keduanya akan digunakan untuk menjelaskan orang – orang yang menjual produk dan jasa ke satu sama lain. 1. Konsumen ke bisnis (Consumer to Bussines-C2B) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen. 2. Perdagangan intrabisnis (intraorganisasional) Dalam situasi ini perusahaan menggunakan EC secara internal untuk memperbaiki operasinya, Kondisi khusus dalam hal ini disebut juga sebagai EC B2E (Business to its employees) 3. Pemerintah ke warga (Government tocitizen G2C) Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para warganya melalui teknologi EC. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). 4. Perdagangan mobile (Mobile E-commerce) Ketika E-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti dengan menggunakan telepon seluler untuk mengakses internet dan berbelanja, maka hal ini disebut m-commerce. 2) Dimensi E-commerce Dikutip dari jurnal berjudul Analysis of Effect application of e- commerce and Quality Services to Customer Satisfaction (2012). Ecommerce dibagi menjadi 6 dimensi, yaitu: Authentication, Authorization, Auditing, Confidentially, Integrity, dan Nonrepudition. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Dikutip dari jurnal berjudul Barriers to E-commerce in developing countries (2010; pp 23-35) dan jurnal berjudul Empirical Research of The Security of The Payment in E-commerce in Developing Countries (2012;p.8). E-commerce dapat dibagi dari empat dimensi, yaitu aspek teknologi, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek regulasi . 1) Aspek teknologi Aspek ini mencakup sistem ekspansi, efisiensi dan keamanan dalam menangani setiap transaksi dan sistem pembayaran lainnya serta kemampuan untuk beradaptasi dengan konsumen. kegiatan keuangan dan Bisnis memerlukan pemasukan dan penarikan uang yang aman ke dan dari rekening bank, keamanan data, program aplikasi dan database,transaksi dan pembayaran yang aman, dan pemeliharaan fasilitas yang aman serta manajemen jaringan. Semua persyaratan harus diperhatikan dalam melakukan E-commerce: 1. Authenticity Hal ini sangat penting untuk memverifikasi identitas semua pihak terlibat dalam transaksi dalam bertujuan untuk mencegah salah tafsir dari berbahaya, menyabotase informasi, melakukan transaksi tidak sah. 2. Privacy Tujuannya adalah untuk melindungi hal yang tidak sah dari pembeli dalam bertransaksi, dan untuk mencegah personil yang tidak sah atau bahkan mencegah karyawan untuk mengakses informasi yang berkaitan dengan transaksi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 3. Integrity Hal ini dilakukan untuk mencegah gangguan dengan data dalam proses transaksi. Mengirim lebih atau kurang dari informasi yang aktual yang terlibat dalam transaksi serta untuk mencegah kesalahan transmisi. 4. Non repudiation Tujuan untuk mencegah konsumen dan pedagang dari menyangkal komitmen yang mereka buat dalam suatu transaksi atau dari pemotongan informasi dalam transaksi. 5. Auditing Proses mengumpullkan informasi mengenai percobaan untuk mengakses sumber daya tertentu, menggunakan hak tertentu, atau mengerjakan aksi kemanan yang lain. 2) Aspek ekonomi Setiap sistem pembayaran elektronik harus memiliki aspek ekonomis sehubungan dengan desain, bangunan, pemeliharanya, dan peningkatan. Kebutuhan ekonomi sebagai berikut: 1. Cost of transactions Biaya ini mengacu pada biaya yang terjadi oleh penjual dan pembeli dalam transaksi. Mencakup baik biaya langsung dan biaya tidak langsung. 2. Atomic exchange Sistem pembayaran elektronik harus melibatkan pelanggan membayar uang dalam bentuk apa pun dalam transaksi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 1. User reach Hal ini mengacu pada jangkauan pengguna kepada siapa pembayaran elektronik dapat diakses. Sebagai contoh adalah penduduk dari segala usia. 2. Value mobility Sistem pembayaran elektronik hanya dapat diakses oleh komunitas resmi oleh perusahaan penerbit. 5. Financial risk Konsumen khawatir tentang tingkat keamanan dalam transaksi online. Kerusakan potensial atau kerugian keuangan mungkin dikenakan. 3) Aspek sosial Selain produk memuaskan kebutuhan konsumen, dan dihubungkan dengan aspek teknis dan ekonomi, sistem pembayaran elektronik perlu untuk memenuhi kebutuhan sosial untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan dan penerimaan. Ini meliputi: 1. Anonymity Hal ini mengacu untuk melindungi privasi konsumen dan mencegah perusahaan atau perusahaan keuangan dari pelacakan pengguna. 2. User friendliness Sistem pembayaran elektronik harus sederhana dan mudah digunakan. 1. Mobility http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Pengguna tidak selalu menggunakan pc atau laptop untuk mengakses internet untuk membuat transaksi online. Oleh karena itu, akan tidak nyaman jika sistem pembayaran digabungkan dengan perangkat keras PC. Jadi, sistem pembayaran elektronik harus menyediakan mobilitas, yaitu dapat digunakan di mana saja. 4) Aspek regulasi Sistem pembayaran harus mengikuti semua peraturan pemerintah sehubungan dengan transaksi on-line bisnis. Peraturan meliputi: tanda tangan digital, transfer dana digital, kontrak perdagangan elektronik, standar teknis, adat dan perpajakan, dll Karena setiap bangsa memiliki kebijakan dan peraturan, sistem pembayaran elektronik harus sesuai dengan peraturan masing-masing negara-negara di mana ia berencana untuk beroperasi. 3) Indikator E-Commerce 1) Aspek ekonomi 2) Aspek teknologi 3) Aspek sosial 4) Perdagangan Konvensional dan Perdagangan Elektronik http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Menurut Sholekan (2009;14) perdagangan tradisional pada dasarnya adalah tindakan perusahaan-perusahaan menjual barang dan/atau jasa untuk menghasilkan pendapatan dalam bentuk uang, yang pada gilirannya menghasilkan laba bersih dari selisih pendapatan dikurangi harga pasar plus biaya-biaya operasional Perdagangan elektronik melakukan hal yang sama dengan perdagangan tradisional, tetapi perdegangan elektronik ini memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan fleksibelnya perdagangan elektronik dapat memangkas biaya pemasaran dengan mudah dan canggih dalam menyampaikan informasi-informasi tentang barang dan jasa langsung ke konsumen dimanapun mereka berada yang mana hal ini tentunya akan membangun sebuah branding online. 3) Teori Social Media Pengertian media sosial menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing Management (2012; p.568), media sosial merupakan sarana bagi konsumen untuk berbagi teks, gambar, audio, dan informasi video dengan satu sama lain dan dengan perusahaan dan sebaliknya. Menurut Zarella (2010), Social Media adalah paradigma media baru dalam konteks industri pemasaran. Sedangkan O’Reilly (2005) berpendapat Social Media adalah platform yang mampu memfasilitasi berbagai kegiatan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 seperti mengintegrasikan situs web, interaksi sosial, dan pembuatan konten berbasis komunitas. Selain itu, (Solis, 2007) dan (Malita, 2010) juga menyebutkan : “Media sosial dianggap sebagai fenomena yang berkembang, pergeseran dalam cara orang menemukan, membaca, dan berbagi berita dan informasi dan konten. Ini adalah perpaduan dari sosiologi dan teknologi, yang mengubah monolog (satu untuk banyak) ke dalam dialog (banyak ke banyak). Dikutip dari jurnal yang berjudul Social Network Sites: Definition, History, and Scholarship (2007; p.2). Media sosial adalah situs jaringan sosial seperti layanan berbasis web yang memungkinkan individu untuk membangun profil publik atau semi-publik dalam sistem terbatasi, daftar pengguna lain dengan siapa mereka terhubung, dan melihat dan menjelajahi daftar koneksi mereka yang dibuat oleh orang lain dengan suatu sistem. Menurut (Malita 2010) Ronjones mendefinisikan “social media essentially is a category of online media where people are talking, participacing, sharing, networking, and bookmarking online. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa social media merupakan layanan yang dapat mendorong orang untuk mengobrol, partisipasi, berbagi/diskusi, jaringan, dan halaman online Dan dikutip dari situs (HarianTI.com, 2013) Sosial media saat ini bisa memiliki peran penting untuk branding dan mendekatkan brand atau toko kepada calon konsumen. Sifatnya yang mudah menyebar dan fleksibel dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 memungkinkan terjadinya percakapan, sosial media mampu membuat brand lebih terkesan manusiawi dan personal. Banyak brand yang sudah mendapatkan manfaat dari aktivitasnya di social media. Bahkan ada yang besar namanya dari sosial media. Menjalin komunikasi yang tepat di Twitter, Facebook dll adalah sarana branding yang low cost tapi high impact. 1) Definisi Social Media Jejaring sosial adalah layanan berbasis web yang memungkinkan setiap individu untuk membangun hubungan sosial melalui dunia maya seperti membangun suatu profil tentang dirinya sendiri, menunjukkan koneksi seseorang dan memperlihatkan hubungan apa saja yang ada antara satu anggota dengan anggota lainnya dalam sistem yang disediakan. Beberapa contoh jejaring social diantaranya MySpace, Facebook, twiter and Blog. Fungsi dari penerapan jejaring sosial berfokus pada koneksi yang akan dibangun oleh satu orang dengan orang lainnya, dimana dapat berupa hubungan sahabat, keluarga, peristiwa atau kegiatan, profesi, hingga bisnis dan pekerjaan (Boyd dan Ellison, 2007). Media social memungkingkan pelanggan dan calon pelanggan yang prospek untuk berkomunikasi langsung berkaitan dengan produk yang dijual secara online dengan rekan-rekan nya yang lain sehingga produk tersebut semakin dikenal oleh banyak orang (Simona Vinerean, dkk, 2013). The University of Maryland " School of Business melihat hubungan antara media sosial dan small business dan menemukan bahwa tingkat adopsi teknologi di http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Amerika Serikat telah meningkat dua kali lipat dalam satu tahun terakhir dari 12% menjadi 24% (Smith, 2010). Data lain yang berasal dari survey terhadap 500 pemilik usaha kecil menyimpulkan bahwa hampir satu dari lima pemilik usaha kecil mengintegrasikan media sosial ke dalam proses bisnis mereka, Facebook dan LinkedIn merupakan situs yang paling popular (Grove, 2010). Hal yang paling penting bagaimana memanfaatkan media sosial dalam bisnis adalah memilih media social yang sesuai dengan tujuan bisnis. Kunci keberhasilan penerapan media sosial sepenuhnya merupakan partisipasi sebagai kebutuhan bisnis dan strategi pemasaran membutuhakan sebuah aturan main (regulasi), rutinitas otomatisasi dan dedikasi setiap hari (J. Jantsch, 2011). Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa jaringan sosial mungkin digunakan untuk membangun hubungan jangka panjang dan jaringan pelanggan, bukan untuk langsung menciptakan pendapatan. Artinya media social harus digunakan sebagai kegiatan pendukung pemasaran untuk memenuhi target pelanggan (W. V. Siricharoen, 2012). Pada dasarnya media sosial merupakan perkembangan mutakhir dari teknologi-teknologi web baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi dan membentuk sebuah jaringan secara online, sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri. Post di blog, tweet, atau video YouTube dapat direproduksi dan dapat dilihat secara langsung oleh jutaan orang secara gratis (Zarella, 2010: 2-3). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 2) Bentuk Media Sosial Media sosial mempunyai banyak bentuk, diantaranya yang paling populer yaitu microblogging (Twitter), facebook, dan blog. 1. Twitter adalah suatu situs web yang merupakan layanan dari microblog, yaitu suatu bentuk blog yang membatasi ukuran setiap post-nya, yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk dapat menuliskan pesan dalam twitter update hanya berisi 140 karakter. Twitter merupakan salah satu jejaring sosial yang paling mudah digunakan, karena hanya memerlukan waktu yang singkat tetapi informasi yang disampaikan dapat langsung menyebar secara luas (Zarella, 2010: 31) Ciri-ciri dari sebuah microblogging atau twitter, yaitu memiliki update Status yang biasa disebut dengan tweet berjumlah 140 karakter lebih singkat dari media lainnya; Dapat mengomentari tweet yang dibuat oleh following dengan menggunakan reply, selanjutnya dapat ditulis dengan menggunakan fungsi RT@username; Memiliki cara sendiri untuk berbagi foto dan video yang biasa disebut dengan tweetpic (Madcoms, 2010: 144159) 2. Facebook, salah satu jenis jejaring sosial, sudah menjadi tren mutakhir di Indonesia dan menjadi situs jejaring sosial yang paling populer di Indonesia. Pengguna Facebook di Indonesia berada pada peringkat keempat di dunia. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Ciri-ciri dari sebuah akun facebook, yaitu memiliki pages dan groups; Dapat melakukan update status lebih dari 140 karakter sesuai dengan kebutuhan ; Dapat langsung memberi komentar atau memberikan apresiasi dari 7 update status orang-orang yang sudah menjadi teman di facebook; Memiliki fasilitas chatting yang memungkinkan pemilik facebook untuk dapat melakukan chat secara langsung dengan orang-orang yang sudah berteman di facebook; Dapat berbagi foto dengan cara tagging; Dapat membuat album foto yang berisikan nama album, lokasi tempat pengambilan foto, dan jika diperlukan dapat berisikan penjelasan singkat mengenai foto tersebut; Dapat membuat album video yang berdurasi maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 MB (Madcoms, 2010: 20-60). 3. Blog menjadi sangat populer karena pembuatan sebuah blog tidak sesulit dibandingkan membuat sebuah Web. Blog tidak hanya berguna untuk tujuan sosial saja namun dapat dimanfaatkan sebagai sebuah media promosi dalam bisnis (Scoot, 2007). Blog merupakan singkatan dari web + log, yaitu sejenis website pribadi yang dapat digunakan untuk menuliskan suatu pesan atau informasi secara terus menerus dan mempublikasikannya. Blog dapat berupa berita atau artikel yang nantinya akan terus diperbaharui. Dalam satu blog dapat berisi bermacam-macam artikel yang dikelompokkan dalam suatu kategori atau hanya terdiri atas satu jenis kategori saja (Heni, 2008: 3). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Ciri-ciri dari sebuah blog yaitu konten utama berisi artikel (post) yang dipublikasikan secara kronologis; Para pengunjung blog dapat secara langsung mengomentari artikel yang ditulis oleh pemilik blog; Arsip dari artikel-artikel lama bisa per hari, per minggu, maupun per tahun; Daftar link terhadap web yang terkait biasa disebut blogroll ; Memiliki fasilitas feed yang memungkinkan isi dari suatu blog dapat dilihat tanpa harus membuka halaman web (Heni, 2008: 4). Media sosial memungkinkan pemasar untuk membentuk suara publik dan kehadiran di web dan memperkuat kegiatan komunikasi lainnya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Keller dalam bukunya Marketing Management (2012; p.568-570), Ada tiga platform utama untuk media sosial: 1. Online Communities And Forums Komunitas online Forum datang dalam segala bentuk dan ukuran. banyak yang dibuat oleh pelanggan atau kelompok pelanggan tanpa bunga komersial atau afiliasi perusahaan. Sebagian disponsori oleh perusahaan yang anggotanya berkomunikasi dengan perusahaan dan dengan satu sama lain melalui posting, instant messaging, dan chatting diskusi tentang minat khusus yang berhubungan dengan produk perusahaan dan merek. 2. Blogs Secara teratur memperbaharui jurnal online atau buku harian, telah menjadi outlet penting bagi E-WOM (ElectronicWord Of Mouth). Ada tiga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 juta pengguna blog dan mereka sangat bervariasi, beberapa pribadi untuk teman-teman dekat dan keluarga, lainnya dirancang untuk menjangkau dan mempengaruhi khalayak luas 3. Social Networks Jaringan sosial telah menjadi kekuatan penting baik dalam bisnis ke konsumen (B2C) dan pemasaran bisnis ke bisnis (B2B). Salah satunya Facebook, Twitter Blackberry Messanger, dll. Jaringan yang berbeda menawarkan manfaat yang berbeda untuk perusahaan. 3) Jenis Social Media Menurut Kaplan dan Haenlein, 2010. Ada enam jenis media sosial: 1. Proyek Kolaborasi Website mengizinkan usernya untuk dapat mengubah, menambah, ataupun me-remove konten – konten yang ada di website ini. 2. Blog dan microblog User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr, Path dan lain-lain. 3. Konten Para user dari pengguna website ini saling meng-share konten – konten media, baik seperti video, ebook, gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube. 4. Situs jejaring sosial aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh Facebook, Path, Instagram . 5. Virtual game world, Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D, di mana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar yang diinginkan serta berinteraksi dengan orang lain selayaknya di dunia nyata, contohnya game online. 6. Virtual social world. Dunia virtual yang di mana penggunanya merasa hidup di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi. 4) Indikator Social Media Menurut (Malita 2010) Ronjones menyatakan bahwa ada beberapa indicator : 1) Talking, pengguna social media melakukan obrolan di berbagai media diantaranya facebook, twitter, instagram, dll. 2) Participing,dimana pengguna social media melakukan berbagai partisipasi seperti menjadi partisipasi dalam kuis di facebook, twitter, instagram, dll. 3) Sharing, pengguna social media melakukan berbagi teks, foto, maupun informasi lainnya melalui facebook, twitter, instagram, dll. 4) Networking, pengguna social media dapat mengembangkan jaringan yang lebih luas melalui facebook,twitter, instagram, dll 5) Bookmarking online, pengguna social media dapa membuat fanpage melalui facebook, twitter, instagram, dll. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 4) Teori Brand Awareness (Kesadaran Merek) Definisi merek menurut Keller (2008; p.5) adalah: Sebuah merek merupakan lebih dari sekedar produk, karena mempunyai sebuah dimensi yang menjadi diferensiasi dengan produk lain yang sejenis. Diferensiasi tersebut harus rasional dan terlihat secara nyata dengan performa suatu produk dari sebuah merek atau lebih simbolis, emosional, dan tidak kasat mata yang mewakili sebuah merek. Aaker dalam Handayani, dkk (2010: 62), mendefinisikan kesadaran merek adalah kemampuan dari konsumen potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk ke dalam kategori produk tertentu. Penelitian yang dilakukan Haryanto (2009) menemukan bahwa semakin sebuah produk dikenal dan di ingat oleh seseorang (Top of mind) maka semakin besar kemungkinannya untuk di pilih dan dibeli oleh konsumen. Brand Awareness sangat berkaitan erat dengan frekuensi sebuah informasi diterima dan diolah oleh seorang konsumen. Semakin sering akun Social Media memberikan informasi kepada khalalak, maka akan semakin timbul kesadaran merek. Kesadaran merek merupakan elemen ekuitas yang sangat penting bagi perusahaan karena kesadaran merek dapat berpengaruh secara langsung terhadap Brand Awareness. Apabila kesadaran konsumen terhadap merek rendah, maka dapat dipastikan bahwa Brand Awarenessnya juga akan rendah. Kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat merek suatu produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 berbeda tergantung tingkat komnikasi merek atau persepsi konsumen terhadap merek produk yang ditawarkan. Berikut adalah tingkatan Brand Awareness yang dikemukakan oleh Handayani, dkk (2010: 65) 1) Unware of brand, pada tahapan ini konsumen merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum. Tingkatan ini yang harus dihindarkan oleh perusahaan. 2) Brand recognition, pada tahapan ini konsumen mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan. 3) Brand recall, pada tahapan ini konsumen mampu mengingat merek tanpa diberikan stimulus. 4) Top of mind, pada tahapan ini konsumen mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu. Kesadaran brand dapat sedikitnya menciptakan 4 nilai, nilai tersebut dibentuk dengan empat cara, yaitu : 1) Anchor to which other association can be attached Suatu brand dengan suatu tingkat kesadaran dapat mempengaruhi asosiasi-asosiasi lain yang berhubungan dengan brand tersebut. Dengan demikian, brand dengan tingkat kesadaran yang tinggi di pikiran konsumen akan membantu asosiasi lainnya di pikiran konsumen atas brand tersebut. 2) Familiarity-Liking http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Suatu tingkat kesadaran yang tinggi dengan ditandai dengan akrabnya suatu brand di pikiran konsumen, lama-kelamaan akan menimbulkan rasa suka terhadap brand tersebut. 3) Substance/Commitment Kesadaran akan suatu brand dapat menandakan komitmen, keberadaan yang merupakan hal penting bagi suatu perusahaan. Suatu brand dapat dikenal dengan berbagai alasan seperti iklan secara luas, brand dikelola dengan baik, eksistensi yang sudah teruji dalam industry, dan lain-lain. 4) Brand to Consider Langkah awal dalam suatu proses pembelian adalah dengan menyeleksi suatu kelompok brand yang dikenal untuk dipertimbangkan lagi lebih dalam brand mana yang akan dibeli. Brand dengan tingkatan kesadaran Top of Mind akan mempunyai pertimbangan yang tinggi di pikiran konsumen. Jika suatu brand tidak tersimpan di dalam ingatan konsumen, brand tersebut tidak akan menjadi pertimbangan pembelian oleh konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 5) Penelitian Terdahulu Table 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti dan Tahun Judul penelitian 1. Orcatti (2012) Pengaruh Peran Media Sosial Twitter Terhadap Brand Awareness Produk Buffalo 2. I Gusti Ngurah Aditya Lesmana, (2012) Analisis Pengaruh Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Brand Attachment (PT. XL AXIATA) 3. Achmad Rifqi Husni (2010) Analisis Pengaruh Brand Awareness Terhadap Brand Attitude Handphone merek Nokia 4. Iyas, (2011) Implementasi Sistem Penjualan http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Riset Terdapat korelasi antara peran PR media sosial Twitter dengan kesadaran brand Buffalo pada pengguna media sosial. serta terdapat pengaruh peran public relations melalui media sosial yang dilakukan oleh divisi komunikasi pemasaran terhadap kesadaran brand produk Buffalo Berdasarkan hasil riset, media social twitter memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembentukan brand attachment Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa diantara variabel ketertarikan pesan iklan, Brand Awareness,dan brand attitude memiliki pengaruh positif Proses bisnis implementasi Sistem 38 Online Berbasis Ecommerce pada usaha rumah griya unik wanita 5. 6. 7. 8. penjualan online berbasis E-commerce dapat dilakukan secara mudah dengan aplikasi ini. Tito Siswanto (2013) Optimalisasi Social Social Media sebagai Media sebagai IMC mampu media pemasaran memberikan usaha kecil keunggulan kompetitif menengah bagi UKM Citra Puspa Dewi (2012) Hasil penelitian ini Analisis Pengaruh Sosial Media dapat diketahui bahwa Terhadap Variabel tersebut Pembentukan Word memiliki pengaruh of Mouth dan Brand terhadap Wom dan Brand Awareness. Awareness dalam menarik pengunjung media online Ghiboo.com Bija Monica (2014) Social Media Tujuan dari penelitian Marketing to ini adalah untuk Increase Brand menyajikan konsep Awareness (Sosial dan karakteristik media sosial dan media untuk meningkatkan bagaimana hal itu pengenalan merek) dapat digunakan untuk meningkatkan brand awareness. Rheza Dwi Dharmara Rahardi Pengaruh Sosial Hasil dari penelitian Putra , Bayu Gelael Gusnadi Media dan Eini menunjukan bahwa (2013) commerce terhadap variabel Sosial media , Brand E-commerce, Brand Communication Communication, dan dan Dampaknya Repuchased terdapat pengaruh yang kuat terhadap Repurchased pelanggan PT. Yobana Vindo Perkasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 6) Hubungan antar Variabel 1) Hubungan variabel E-commerce terhadap Brand Awareness Menurut E. Turban, David K, J. Lee, T. Liang, D. Turban (2012,p38), Perdagangan elektronik (electronic commerce disingkat EC, atau Ecommerce) mencangkup proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk internet. Hal ini menyatakan bahwa informasi mengenai suatu brand dapat didapatkan melalui E-commerce. 2) Hubungan variabel Social Media terhadap Brand Awareness Begitu juga dengan penerapan media sosial memungkinkan pelanggan dan calon pelanggan yang prospek untuk berkomunikasi langsung berkaitan dengan produk yang dijual secara online dengan rekan-rekan nya yang lain sehingga produk tersebut semakin dikenal oleh banyak orang (Simona Vinerean, dkk, 2013) 3) Hubungan E-commerce, Social Media dengan Brand Awareness Sebuah e-commerce Jepang, Rakuten, mengatakan “78% pengguna Internet di Indonesia sering kali membagikan dan merekomendasikan barang yang telah dibeli, di media sosial. Angka persentase tersebut mengalahkan angka persentase di negara-negara maju, seperti Jepang, U.K, U.S yang masih di bawah 70%.”. Dapat dilihat di sini, bahwa ternyata begitu pentingnya pengaruh social media bagi bisnis online (ecommerce) dalam membangun “brand awareness”. (Trustklik, March 25, 2015). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan tujuan, kajian teori/pustaka dan penelitian terdahulu yang menjelaskan hubungan atau pengaruh antar variabel independent E-commerce (X1), Social Media (X2) serta variabel dependent Brand Awareness (Y), maka rerangka pemikiran skripsi ini adalah sebagai berikut : E-COMMERCE 1. 2. 3. 4. Aspek Teknologi Aspek Ekonomi Aspek Sosial Aspek Regulasi BRAND AWARENESS H2 Unware of Brands Barriers to ecommerce in developing countries (2010) Brand Recall Brand Recognition H2 Top of Mind H1 SOSIAL Menurut E. MEDIA Handayani, dkk (2010: 65) Talking, Participing, Sharing, Networking, Bookmarking online. H3 Ronjones(Malita 2010) Gambar 2.3. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 C. HIPOTESIS Hipotesis merupakan pemikiran jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha1 : Diduga terdapat pengaruh Simultan E-commerce dan Social Media terhadap Brand Awareness Ha2 : Diduga terdapat pengaruh E-commerce terhadap Brand Awareness Ha3 : Diduga terdapat pengaruh Social Media terhadap Brand Awareness Oleh karena, berdasarkan penelitian terdahulu (Bija Monica,2014) yaitu mengenai Social Marketing to Increase Brand Awareness (Sosial media untuk meningkatkan pengenalan merek). Tujuan dari penelitiannya adalah untuk menyajikan konsep dan karakteristik media sosial dan bagaimana hal itu dapat digunakan untuk meningkatkan brand awareness. Begitu juga pernyataan (Orcatti,2012) hasil penelitiannya mengenai Social Media yaitu “Terdapat korelasi antara peran PR media sosial Twitter dengan kesadaran brand Buffalo pada pengguna media sosial. serta terdapat pengaruh peran public relations melalui media sosial yang dilakukan oleh divisi komunikasi pemasaran terhadap kesadaran brand produk Buffalo.” http://digilib.mercubuana.ac.id/