BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Beberapa prosedur yang harus diperhatikan untuk pengisian missing data curah hujan antara lain : a. Menggunakan metode analisis regresi - Stasiun yang digunakan untuk pengisian missing data curah hujan harus mempunyai pola curah hujan yang sama, memenuhi asumsi kehomogenan, kerandoman, dan mempunyai korelasi cukup tinggi. - Dengan metode Ordinary Least Square (OLS), parameter β0 dan β1 bermakna, akan tetapi tidak menjadi masalah apabila hanya parameter β1 yang bermakna karena parameter β0 hanya merupakan koefisien penyesuai. Selain itu residual yang dihasilkan dengan metode OLS harus memenuhi asumsi identik, independen, dan distribusi normal (0, σ2). - Apabila kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka dilakukan deteksi outlier dan jika terdeteksi adanya outlier, maka model yang dihasilkan dengan metode OLS tidak dapat digunakan untuk pengisian data missing. Metode yang dapat digunakan apabila terdapat pengamatan outlier adalah regresi robust, yang bertujuan untuk mendapatkan model yang lebih resisten terhadap outlier. - Apabila dengan metode regresi robust, parameter β0 dan β1 tidak bermakna dan residual tidak memenuhi asumsi IIDN (0, σ2), penyelesaiannya adalah analisis regresi dengan metode lain sampai diperoleh hasil bahwa kedua asumsi tersebut terpenuhi. Pada penelitian ini, residual 83 84 yang tidak memenuhi asumsi identik diselesaikan dengan transformasi variabel. b. Menggunakan metode EM algorithm - Stasiun yang digunakan untuk pengisian missing data curah hujan harus mempunyai pola curah hujan yang sama, memenuhi asumsi kehomogenan, kerandoman, dan mempunyai korelasi cukup tinggi, serta memenuhi asumsi normal multivariat. 2. Karakteristik data untuk pengisian missing data curah hujan dengan analisis regresi dan EM algorithm adalah antar stasiun mempunyai pola curah hujan sama, memenuhi asumsi kehomogenan, kerandoman, dan mempunyai korelasi cukup tinggi. Khusus untuk penggunaan EM algorithm maka data harus berdistribusi normal multivariat. Penggunaan metode transformasi dan regresi robust (Mestimation Huber), jika asumsi-asumsi metode OLS terlanggar. Metode transformasi digunakan jika uji asumsi identik tidak memenuhi, sedangkan regresi robust digunakan jika terdapat data yang outlier. 3. Kehandalan metode analisis regresi dan EM algorithm dalam menangani missing data curah hujan di setiap lokasi berbeda-beda. Metode terbaik untuk pengisian data missing di Kabupaten Subang adalah EM algorithm, sedangkan di Kabupaten Indramayu dan Karawang adalah regresi robust M-estimation Huber. Namun secara umum analisis regresi robust (M-estimation Huber) merupakan metode terbaik dibandingkan dengan EM algorithm. Keunggulan lain metode regresi robust M-estimation Huber adalah menghasilkan nilai residual yang relatif konstan meskipun jumlah data missing banyak. Sebaliknya metode EM algorithm, semakin banyak data missing, maka semakin besar nilai residualnya. Oleh karena itu EM algorithm kurang sesuai jika diterapkan pada data yang mengandung banyak missing. 85 5.2 Saran Untuk mendapatkan kekonsistensian metode terbaik maka jumlah pengamatan dan lokasi penelitian perlu ditambah. Karena dengan banyaknya lokasi penelitian maka karakteristik data untuk periode ketika data pada kedua stasiun tersedia semakin beragam.