BAB II TINJAUAN PUSAKA 2.1 Komunikaasi Massa 2.1.1

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSAKA
2.1 Komunikaasi Massa
2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa
Pada dasarnya Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui
media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangan
saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass
communication (media komunikasi massa). Pengertian komunikasi massa
sebenarnya tidak dapat didefinisikan secara singkat dan sederhan.a, karena
didalam pengertian komunikasi massa meliputi hal-hal seperti isi pesan
(pengolahan, pengiriman, penerimaan). Teknologi, kelompok-kelompok,
macam-macam konteks,bentuk-bentuk audiens (khalayak)dan effect
(pengaruh). Dari sekian banyaknya definisi yang dikemukakan oleh para
ahli, maka untuk membantu memudahkan pemahaman kita tengtang
pengertian komunikasi massa, berikut ini akan diuraikan definisi
komunikasi massa menurut para ahli :
1. Pengertian yang dikemukakan oleh Bittner
Dia
mengatakan
komunikasi
massa
adalah
pesan
yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Dari
definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa. Media komunkasi yang termasuk media
11
12
massa adalah radio siaran dan televisi keduanya dikenal sebagai media
elektronik, surat kabar dan majalah keduanya dikenal sebagai media cetak,
serta media film. Film sebagai media komunikasi massa adalah film
bioskop.1
2. Pengertian yang dikemukakan oleh Josep A. Devito
Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak bearti
bahea khalayak meliputi seluruh atau semua orang yang menonton televisi,
tetapi ini bearti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar
untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi ynag
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual.
Komunikaasi mass barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio siaran, surat kabar,
majalah, film dan buku.2
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan
oleh para ahli komunikasi, tampaknya definisi-definisi tersebut tidak ada
perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu
ama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang
jelas mengenai pengertian komunikasi massa. Bahkan, secara tidak
langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula ciri-ciri
1
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,
hal 3.
2
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, 2007. Hal 12
13
komunikasi massa yang membedakan dari dari bentuk komunikasi
lainnya.
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Setelah sebelumnya dibahas tentang beberapa definisi komunikasi
massa yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi, yang secara
prinsip telah kita ketahui bahwa definisi-definisi komunikasi massa itu
secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu
definisi dengan definisi lainnya dianggap saling melenkapi. Melalui
definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa.
Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersonal dan
komunikasi kelompok perbedaan terdapat dalam komponen-komponen
yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut.
Namun agar karateristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka
pembahasan perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersonal.
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut:
1. Komunikator Terlembaga.
Ciri komunikasi massa yag pertama adalah komunikatornya.
Menurut pendapat wright komunikatornya bergerak dalam organisasi
yang kompleks,
secara kronologis proses penyusunan pesan oleh
komunikator sampai pesan itu diterima oleh komunikan. Apabila pesan
itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah
sbagai berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel,
14
apabila atas keinginan atau atas permintaan media massa yang
bersangkutan.
Selanjutnya,
pesan
tersebut
diperiksa
oleh
penanggungjawab rubrik. Dari penanggung jawab rubrik diserahkan
kepada redaksi untuk diperiksa layak tidaknya pesan itu untuk dimuat
dengan pertimbangan utama tidak menyalahi kebijakan dari lembaga
media massa itu. Ketika suda layak, pesan dibuat setingnya, lalu
diperiksa oleh korektor, disusun oleh lay out man agar komposisinya
bagus, dibuat plate, kemudia masuk mesin cetak. Tahap akhir setelah
disetak merupakan tugas bagian disribusi untuk mendisribusikan surat
kabar yang berisi pesan itu kepada pembacanya. Apabila media
komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan lebih lagi orang
yang terlibat, seperti juru kamera (lebih dari satu), juru lampu,
pengarah acara, bagian make up, floor manager, dan lain-lain. Selain
itu peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan
lebih besar.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi
massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk
sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa
bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa
atau opini. Namun tidak semua fakta dan peristiwa yang terjadi di
sekeliling kita dapat dimuat alam media massa. Pesan komunikasi
massa yang dikemas dalam bentuk apa pun harus memenuhi kriteria
15
penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian
besar komunikan. Misalnya, berita pemilihan lurah di Kelurahan
Sakapada Kotamadya Bandung, dapat dianggap memenuhi kriteria
panting bagi masyarakat setempat, tetapi tidak penting bagi
masyarakat Kotamadya Bandung, apalagi Jawa Barat.
3. Komunikan Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan
heterogen. Pada komunikasi antarpersonal, komunikasi akan mengenal
komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti nama, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal, bahkan munkin mengenal sikap dan
perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak
mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan
media dan tidak tatap muka. Disamping
anonim, komunikan
komuinkasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai
lapisan
masyarakat
yag
berbeda,yang
dapat
dikelompokkan
berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar
belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.
4. Media massa menimbulkan keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi
lainya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu,
komunikan yang bayak tersebut secara serempak pada waktu yang
16
bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Keserempakan media
massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk
tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah. Contohnya seperti
acara yang ditayangkan di stasiun televisi setiap harinya, acara tersebut
ditonton oleh jutaan pemirsa televisi. Mereka secara serempak pada
waktu yang sama menonton acara tersebut ditelevisi.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Dimensi isi menunjukan muatan atau isi yaitu apa yang
dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara
mengatakannya, yang juga mengisyarakan bagaimana hubungan para
peserta komunikasi itu. Dalam komunikasi antarpesonal yang
diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin mengenal antar pelaku
komunikasi, maka komunikasinya semakin afektif. Sedangkn dalam
konteks komunikasi massa, komunikator tidak harus selalu kenal
dangan komunikannya dan sebaliknya. Yang penting, bagaimana
seorang komunikator menyusun pesan secara sistematis, baik, sesuai
dangan jenis medianya, agar komunikannya bisa memahami issi pesan
tersebut. Itulah sebabnya mengapa perlu ada cara penulisan lead untuk
media cetak, lead untuk media elektronik (radio maupun televisi), cara
menulis artikel yang baik, dan seterusnya. Semua itu menunjukkan
pentingnya unsur isi dalam komunikasi massa.
17
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa
dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi
massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui
media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat
melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak
dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi
antarpersonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu
arah. Misalnya ketika kita mendengarkan radio atau mononton berita
di televisi, kemudian ada bagian yang tidak kita pahami, pasti kita
tidak dapat meminta penyiarnya untuk mengulang membaca bagian
yang tidak kita pahami itu, dengan kata lain, pesan itu harus diterima
apa adanya.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Pada komunikasi antarpersonal yang bersifat tatap muka, maka
seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan,
dapat digunakan secara langsung. Kedua pihak dapat melihat,
mendengar
secara
langsung,
bahkan
munkin
merasa.
Dalam
komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada
radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar,
18
sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra
penglihatan dan pendengar.
8.
Umpan Balik Tertunda (Delayed)
Umpan balik atau feedback merupakan faktor penting dalam
proses
komunikasi
antarpersonal,
komunikasi
kelompok,
dan
komunikasi massa. Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari
feedback yang disampaikan oleh komunikan. Umpan balik sebagai
respons mempunyai volume yang tidak terbatas pada komunikasi
antarpesonal. Contohnya kedipan mata, gerak bibir, posisi tubuh,
intonasi suara, dan gerakan lainnya. Semua symbol tersebut
merupakan umpan balik yang diterima lewat seluruh alat indra. Umpan
balik ini bersifat langsung (direct) atau segera (immediate).
2.1.3 Fungsi-Fungsi Komunikasi Massa
Secara garis besar fungsi komunikasi massa ada dua fungsi,
terhadap masyarakat dan fungsi terhadap individu. Menurut lasswell dan
wright ada empat fungsi sosial, yaitu:
1. Pengawasan Lingkungan
Fungsi
pengawasan
lingkungan
menunjuk
pada
upaya
pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang
terjadi didalam dan diluar lingkungan masyarakat.
19
2. Korelasi Antar Bagian Dalam Masyarakat Terhadap Lingkungannyaa
Fungsi korelasi meliputi interpretasi terhadap informasi dan
deskripsi (memberi petunjuk atau alternatif) untuk mencapai konsensus
dalam upaya mencegah konsekuensi-konsekuensi yang tidak diinginkan
akan terjadi, karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut.
3. Sosialisasi
Fungsi sosialisasi menunjukan pada upaya
transmisi dan
pendidikan nilai-nilai serta norma-norma dari satu generasi kepada
generasi yang berikutnya atau dari satu kelompok masyarakat terhadap
para anggota kelompoknya yang baru.
4. Hiburan
Fungsi hiburan menunjukan pada upaya-upaya komunikatif yang
bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas.
Sedangkan fungsi terhadap individu ada tujuh yaitu:
1. Pengawasan Terhadap Pencarian Informasi
Dengan mengetahui segala-segala informasi yang ada akan dapat
membantu seseorang dalam berbuat sesuatu, mengambil keputusan, dan
memiliki kepercayaan dalam perilakunya.
20
2. Mengembangkan Konsep Diri
Dengan semakin berkembangnya berbagai media massa, baik media
massa cetak maupun media massa elektronik, setiap orang akan lebih mudah
medapatkan sebuah informasi yang dibutuhkan. Dengan demikian dapat
membandingkan atau mempertanyakan segala informasi yang didapatkan.
Akhirnya akan membantu yang mengambil keputusan dan berbuat secar
professional sesuai dengan pekerjaannya.
3. Fasilitas Dalam Hubungan Sosial
Media massa selalu menyajikan topik-topik yang dapat menjadi bahan
pembicarakan hangat dalam setiap pergaulan.
4. Substitusi Dalam Hubungan Sosial
Dalam hubungan pergaulan kita dengan teman yang lain secara
psikologis mempunyai hubungan yang akrab. Seiring perteman tersebut kita
pernah menyadari telah melakukan kesalahan merasa benar dalam hubungan
tersebut. Aspek-aspek psikologis dalam hubungan sosial ini seiring kita temui
atau kita dapatkan dalam isi pesan media.
5. Membantu Melegakan Emosi
Dari berbagai jenis media massa yang ad seperti Koran, radio, televisi,
dan film umumnya telah membantu kita dalam mencapai suasana
menyenangkan, memberi hiburan, melepaskan emosi, atau membuat kita
tertawadan bergembira.
21
6. Pelarian Dari Ketegangan Dan Keterasingan
Dalam menghadapi pekerjaan dan aktivitas sering kali kita stress
bahkan kita merasa terasing dengan teman-teman atau lingkungan kita.
Dengan membaca Koran, mendengarkan radio, atau menonton televisi kita
akan melupakan segala ketegangan dan keterasingan tersebut.
7. Sebagai bagian dari kehidupan rutin dan ritualisasi
Hadirnya berbagai media massa ini telah menambah ritualisasi dalam
kehidupan kita sehari-hari.
2.2 Televisi
Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara
umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan
berkesinambungan.3
Televisi juga merupakan salah satu perangkat (alat teknis) yang digunakan
dalam komunikasi massa, pesan – pesan yang disampaikan ditunjukkan
untuk khalayak, sehinnga siapa saja bisa menyaksikan apa yang ditayangkan
oleh televisi tersebut. Televisi merupakan suatu sistem komunikasi yang
menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik yang dipancarkan secara,
cepat,berurutan dan diiringi undur radio.
3
Riswandi, Dasar – dasar Penyiaran, hal 1-2 2009.
22
Kehadiran televisi dapat menjadi hiburan di setiap rumah. Sebagai sumber
hiburan, keberadaan televisi sanggup mengambil waktu seseorang untuk
melihat dan mendengarkan acara – acara yang sedang. Bahkan kehadirannya
di tengah – tengah keluarga mampu membuat televisi sebagai anggota baru
dalam suatu keluarga.
Televisi paling berpengaruh pada kehidupan manusia dibandingan dengan
semua media komunikasi yang ada. Sebanyak 99% orang amerika memiliki
televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali hiburan, berita dan
iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam
dalam sehari.
Pengiriman isi pesan melalui televisi harus benar – benar menguasai sifat
– sifat fisik dan massa dari media massa itu sendiri. Dengan memahami sifat
individu yang dipakai maka proses komunikasi akan berjalan dengan efisien
dan efektif, sehingga kemungkinan pesan itu sampai kepada massa pun akan
semakin besar.
Dalam penyampaian isi pesan, media televisi memiliki sifat – sifat yaitu
publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas. Isi pesan media massa
televisi berasal dari sumber tentang suatu isu yang terjadi dalam masyarakat.
Pendapat sumber resmi ini, apabila ditayangkan akan menimbulkan pendapat
umum.
23
1.2.1 Karateristik Televisi
Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien
dalam menyajikan pemberitaan memiliki karateristik, yaitu:
a.) Audiovisual : Televisi memiliki kelebihan dapat didengar (audio) dan
dilihat (visual). Karena sifat audiovisual ini, selain kata – kata televisi
juga menampilkan informasi – informasi yang disertai gambar, baik
gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni
rekaman peristiwa.
b.) Berpikir dalam gambar : Ada 2 tahap yang dilakukan dalam proses ini,
Pertama ; visualisasi, yaitu menterjemahkan kata – kata yang
mengandung gagasan yang menjadi gambar – gambar.
Kedua ; pengambaran
(picturization), yakni kegiatan merangkai
gambar –gambar individual sedemikian rupa sehinnga kontinuitasnya
mengandung makna tertentu.
c.) Pengoperasian/cara kerja yang kompleks: Dibandingkan dengan media
radio,
pengoperasian
televisi
lebih
kompleks
karena
banyak
melibatkan orang.4
1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Sama halnya dengan media lainnya, televisi juga memiliki
keunggulan dan kekurangannya sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat
4
Ibib, hal 5 - 6
24
darinya sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat darinya sendiri.
Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi progamtis dan teknologi.5
Kenggulan dari sisi progmatis adalah:
1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu
membedakan fakta dan fiksi, realitas dan tidak realitas.
2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian
sepenuhnya, dan intim
3. Memiliki tokoh berwatsk (riil mauun rekayasa), sementara media lain film
hanya memiliki bintang yang direkayasa.
Keungulan televisi dari sisi teknologi adalah:
1. Kemampuan televisi dalam menjankau wilayah yang sangat luas dalam
waktu yang bersamaan. Sehingga televisi dapat mengantar secara langsung
suatu peristiwa di suatu tempat lain yang berjarak sangat jauh.
2. Televisi juga mampu menciptakan suasana yang bersamaan diberbagai
wilayah jangkauannya.
3. Mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara
langsung.
Kelemahan televisi adalah:
5
Fahmi Alatas. Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa. Jakarta: YPKMD. 1997. Hal 30-32
25
1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khayalak sebagai objek yang
pasif sebagai penerima pesan. Namun, saat ini dalam program acara
tertentu, masyarakat juga dapat menjadi aktif apabila acara tersebut
bersifat interaktif.
2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi
tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan
peradaban yang ada di wilayah jangkauannya.
3. Sifat sangat terbuka dan menjadikan sulit untuk dikontrol dampak
negatifnya.
4. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului
perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada
gilirannya melahirkan pro-kontra tentang implikasi kultural dari televisi.
5. Kencederungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi dan lebih berorientasi pada pertimbangan komersial/
bisnis, sehingga mengenyampinkan faktor pendidikan.
2.3 Program TV
2.3.1 Pengertian Program TV
Kata “program” berasal dari bahasa inggris programme atau program
yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak
menggunakan 4 kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah
“siaran” yang didefinikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan
26
dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam
dunia penyiaran di acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasium
penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program
memiliki pengertian yang sangat luas.6
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu
radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk
atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain,
dalam hal ini audien pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah
produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya.
Dengan hal ini terdapat sutu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program
yang baik akan mendapatkan pendengar penonton yang lebih besar, sedangkan
acara buruk tidak mendapatkan pendegar yang buruk tidak akan mendapatkan
pengdengar atau penonton.
2.3.2. Jenis-jenis Program TV
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program
yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada
dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi
selam program itu menarik dan disukai audien, dan selama tidak
bertentangan
6
dengan
kesusilaan,
hukum,
dan
peraturan
Morrisan, M.A. Media penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi, hal 199-200
yang
27
berlaku.berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:
1. Program Informasi
Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk
memberikan tambahan pengetahuan informasi kepada khalayak audien.7
Informasi dibagi lagi menjadi 2(dua) jenis,yaitu:
A. Hard News yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan.
Hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien
secepatnya. Dalam hal ini berita keras (hard news) dapat dibagi
kedalam beberapa bentuk berita yaitu:
a)
Straight New
Straight news berarti berita “langsung” (straight), maksudnya suatu
berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi saja
yang mencakup 5W+1H (who, what, where, when, why, dan how)
terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
7
Ibib Morissan M.A Hal 208
28
b)
Feature
Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik
disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman,
dan sebagainya.
c)
Infotaiment
Infotaiment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai
kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dan karena
sebagian besar mereka bekerja pada industri hiburan, seperti pemain film
atau sinetron, penyanyi dan sebagainya, maka berita mengenai mereka
disebut juga dengan infotaiment.
B. Soft News yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini.
Softnews adalah segala informasi yang penting dan menarik yang
disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera
ditayangkan. Program yang masuk kedalam kategori softnews adalah
sebagai berikut:
a) Current Affair
Current Affair adalah program yang menyajikan informasikan yang
terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat
secara lengkap dan mendalam
b) Magazine
29
Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun
mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang
lebih panjang.
a) Dokumenter
Dokumenter
adalah
program
informasi
yang
bertujuan
untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
d)
Talk Show
Program talk show adalah program yang menampilkan satu atau
beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang
pembawa acara.
1. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita, dan permainan.8
Program hiburan terbagi atas 3(tiga) kelompok besar, yaitu:
a). Musik
Program musik dalam dua format yaitu klip dan konser. Program musik
televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens, tidak
hanya dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana penampilannya agar
menjadi lebih menarik.
8
Ibib, Morissan M.A Hal 213
30
b). Drama
Program drama merupakan pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai
kehidupannya, karakter yang diperankan oleh pemain atau artis yang melibatkan
konflik dan emosi.
c). Pertunjukkan
Pertunjukkan adalah siaran yang menampilkan satu atau banyaak pemain
yang berada diatas panggung yang menunjukkan kemampuannya kepada sejumlah
orang atau hanya kepada audien televisi dapat berupa pertunjukkan lawak, sulap
dan juga pertunjukkan seperti Srimulat, Ketoprak, Wayang Golek, Wayang orang
dan lain sebagainya.
Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula
pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau
fiktif. Program faktual antara lain melihat meliputi program berita, dokumenter,
atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program
drama atau komedi.
2.4 Program Komedi
Program komedi termasuk dengan jenis program pertunjukkan karena
menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik
didalam studio ataupun bisa diluar studio, di dalam ruangan (indoor) ataupun
diluar ruangan (outdoor). Jika mereka yang tampil adalah para komedian, maka
petunjukkan itu menjadi pertunjukan komedi atau jika yang tampil para musisi,
31
maka pertunjukkan itu menjadi pertunjukan musik, begitu pula dengan
pertujukkan sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainya. Dapat
dikatakan program pertunjukan adalah jenis program yang paling banyak di
produksi sendiri oleh stasiun televisi.
Program komedi dapat disajikan dengan berbagai macam format, format cerita
atau kejadian, talk show lawak, lawak dengan musik, parodi atau lawak sindiran
dan masih banyak bentuk lainya lagi. Maraknya grup pelawak, comedian dan
acara audisi pentas lawak Indonesia adalah bukti bahwa tayangan humor merajai
sebagian besar acara televisi. Ada banyak sekali jenis tayangan humor, namun
secara garis besar terbagi menjadi 2, yaitu:
a) Humor program Non drama : Komedi Sketsa, Reality Show komedi,
Stage Comedy (lenong, ludruk, ketoprak humor, pentas musik
komedi), biasanya menggunakan panggung yang dibuat dalam sebuah
studio.
b) Humor Program Drama : Situasi Komedi, Sinetron berbumbu komedi. 9
Sebagian besar acara komedi di televisi lebih mudah dibuat dengan
menggunakan pendekatan stage comedy. Cirinya adalah sebuah set atau panggung
besar yang menjadi lokasi utama.
Terdapat kelompok dengan kemampuan intelektual tinggi, dalam hal ini
seperti format parody Republik Mimpi dari Metro TV. Komidi berbeda dengan
9
Sony set, menjadi perancang program televisi professional, CV ANDI OFISET, Jakarta2004.
Hal 109
32
lawakan biasa. Apa yang lucu dalam komedi, bukan lelucon yang dibuat-buat
melainkan sebuah konflik logika atau kontras karakter. Sementara pelawak
kebanyakan biasanya hanya bermain kata atau melakukan sesuatu yang anehaneh.
Program hiburan lawak yang lebih bervariatif dan melibatkan pemain
komedi, penyanyi, dan selebritis adalah seperti Extravaganza, Pesbukers, dan
Opera van java. Program ini melibatkan banyak pemain dan banyak variasi sajian.
Manusia pada dasarnya tertarik pada hal-hal yang lucu dan menyenakan.
Oleh karena itu, bentuk-bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor atau
komedi lazimnya disenangi khalayak. Unsur-unsur komedi ini antara lain meliputi
ketidakwajaran, ketololan, kondisi yang bersifat memalukan, dan lain-lain.10
2.5 Teori Uses and Gratification
Teori Uses and Gratification (penggunaan dan kepuasan) ini
menyatakan (mengasumsikan) bahwa orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan
dan keinginan-keinginan yang akan dipenuhi dengan (salah satu caranya)
menggunakan (berlangganan, membaca, menonton, atau mendengarkan media
massa. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut orang lain
memilih, media apa yang hendak digunakan, kemudian memilih pesan apa
(acara, rubik, berita) yang hendak “dinikmati”.
Menurut Herbert Blumer dan Elihu Katz dalam bukunya The Uses on
Mass Communication: current Perspectives on Gratification Research. Teori
10
Riswandi, ilmu komuniksi, Graha Ilmu, Yogyakarta2009. Hal 110
33
Uses and Gratification milik Blumer dan Katz ini mengatakan bahwa
pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan
media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif
dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber
media yang paling baik didalam usaha memenuhi kebutuhan. Artinya, teori
uses and gratification mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan
alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.11
Teori uses and gratification lebih menekankan pada pendekatanpendekatan manusiawi dalam melihat media massa. Artinya manusia itu
mempunyai otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan
Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk
menggunakn media. Sebaliknya mereka percaya bahwa ada banyak alasan
khalayak untuk mendapatkan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen
media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media
massa) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan
berdampak pada dirinya. Teori ini juga menyatakan bahwa media dapat
mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan. Penggunaan teori ini bisa dilihat
dalam kasus selektivitas music personal. Kita menyeleksi music tidak hanya
karena cocok dengan lagunya, tetapi juga untuk motif - motif yang lain,
misalnya untuk gensi diri, kepuasan batin,atau sekedar hiburan.
Denis McQuail (1981) menyebutkan adanya dua hal dibalik
kebangkitan pendekatan use dan gratification. Pertama adalah adanya oposisi
11
Opcit, Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, Raja Grafindo Persada, 2007. Hal 192
34
terhadap asumsi yang deterministic mengenai efek media, yang merupakan
bagian dari dominannya peran individu yang kita kenal dalam model
komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari perdebatan
yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang hanya
didasarkan atas selera individu. 12 Artinya, pendekatan use and gratification
memberikan suatu alternatif untuk memandang hubungan antara isi media dan
audiens, serta pengkategori isi media menurut fungsinya daripada sekedar
tingkat selera individu.
Denis McQuil dan kawan-kawan menyarankan sebuah kerangka
kepuasan individu yaitu:
1. Informasi
a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan
dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b) Mencari bimbingan menyankut berbagai masalah praktis, pendapat
dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
d) Belajar, pendidikan diri sendiri
e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan
2. Identitas pribadi
12
Opcit, H. Syaiful Rohim. Teori Komunikaisi: perpektif, ragam dan aplikasi, Rineka Cipta,
Jakarta2009. Hal 188
35
a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b) Menemukan model perilaku
c) Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain ( dalam media)
d) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Integrasi dan interaksi sosial
a) Memperoleh pengetahuan keadaan orang lain; empati sosial
b) Mengindentifikasi diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa
memiliki
c) Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
d) Memperoleh teman selain dari manusia
e) Membantu menjalankan peran sosial
f) Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungkan sanakkeluarga, teman, dan masyarakat
4. Hiburan
a) Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b) Bersantai
c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d) Mengisi waktu
36
e) Penyaluran emosi
f) Membangkitkan gairah seks13
Melaui norma--norma sosial kita membentuk “harapan” tentang
bagaimana orang lain perlu bertindak secara nonverbal dan verbal ketika
kita saling berinteraksi dengan mereka. Harapan merujuk pada pola-pola
komunikasi yang diantisipasi oleh individu berdasarkan pijakan normative
masing-masing individu-individu atau pijakan kelompok.14 Sebagai contoh
kita akan bereaksi jika orang yang penting dengan kita berdiri sangat jauh
sekali dari kita pada suatu pesta. Dengan kata lain kita meiliki harapan
terhadap tingkah laku nonverbal apa yang pantas dilakukan orang lain
terhadap diri kita. Jika perilaku nonverbal seseorang ketika berkomunikasi
dengan kita, sesuai kurang lebih sama dengan pengharapan kita, maka
akan merasa nyaman baik secara fisik maupun psikologis. Persoalannya
adalah tidak selamanya tingkah laku orang lain sama dengan apa yang kita
harapkan. Bila hal ini terjadi, maka akan terjadi ganguan psikologi dalam
diri kita baik negatif maupun positif.
Teori Harapan (expectancy theory) memiliki 3 asumsi pokok:
13
Denis McQuail. Teori Komunukasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga. Jakarta1987. Hal 72
H. Syaiful Rohim. Teori Komunikaisi: perpektif, ragam dan aplikasi, Rineka Cipta,
Jakarta2009. Hal 79
14
37
1. Setiap individu percaya bahwa ia berperilaku dengan cara tertentu akan
memperoleh hal tertentu. Ini disebut
sebuah harapan (outcome
expectancy).
2. Setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi orang tertentu, ini
disebut sebagai valensi.
3. Setiap hasil tersebut dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit
mencapai hasil tersebut. Hal ini disebut harapan usaha (effort
ecpectancy).15
Expectancy atau harapan adalah apa yang diprediksi akan terjadi dan
bukan semata-mata apa yang diharapkan. Expectancy didasarkan pada
konteks, hubungan, dan karakter komunikator. Kontesk terkait dengan normanorma budaya. Termasuk didalamnya adalah jarak personal yang berbedabeda di setiap budaya. Konteks juga mencakup setting dari sebuah
percakapan, seperti di sebuah ruang kelas atau pembicaraan pribadi.16
Faktor hubungan mencakup kesamaan, kekeluargaan, rasa suka, dan
status. Status seorang seringkali membuat orang tersebut menjaga jarak dari
orang lain yang dianggap memiliki status berbeda, tetapi kesamaan,
kekeluargaan, dan rasa suka cenderung mendekatkan orang satu sama lain.
Faktor ketiga adalah karater komunikator. Mencakup semua aspek
demografis, seperti usia, jenis kelamin, tempat lahir. Termasuk dalam unsur
15
16
Ibib, hal 67
Edi santoso, Mite Setiansah. Teori Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta2010. Hal 31
38
ini juga adalah semua penampilan seseorang yang mungkin mempengaruhi
ekspektasi, misalnya penampilan fisik, kepribadian, dan gaya komunikasi.
John Fiske (2005) menyatakan bahwa teori use and gratification secara
tak langsung menyatakan bahwa kepuasan adalah apa yang dibutuhkan oleh
khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya, pendekatan
atau use and gratification adalah suatu teori yang menyatakan bahwa anggota
khalayak memiliki kebutuhan atau dorongan tertentu yang bisa dipenuhi
dengan menggunakan sumber-sumber media dan nonmedia atau berpendapat
bahwa khalayak berpaling ke media untuk kepuasan tertentu, menggunakan
media massa daripada digunakan oleh media massa atau suatu studi tentang
motif-motif penggunaan media dan ganjaran yang dicari. 17
Fiske (2005) meringkas asumsi-asumsi teori use and gratification sebagai
berikut:
1. Khalayak itu aktif, bukanlah penerima yang pasif atas apapun yang media
siakan. Khalayak memilih dan menggunakan isi program.
2. Para anggota khalayak secara bebas menyeleksi media dan programprogram yang terbaik yang isa mereka gunakan untuk memuaskan
kebutuhkannya. Produser media mungkin tak menyadari penggunaa oleh
khalayak yang menjadi sasaran program, dan anggota khalayak yang
berbeda mungkin manfaatkan program yang sama untuk memuaskan
kebutuhan yang berbeda.
17
Opcit, Edi santoso, Mite Setiansah, Hal 109
39
3. Media bukan satu-satunya sumber pemuasan. Pergi berlibur, olahraga,
menari dan lain-lainya digunakan sebagaimana media yang digunakan.
4. Orang bisa,tau dibuat, menyadari kepentingan dan motifnya dalam kasuskasus tertentu. (Bagi pengritik metode ini, ini adalah asumsi yang
terlemah. Kritik seperti menyatakan bahwa motif yang bisa diartikulasikan
dengan isi program hanya lewat mata rantai kebutuhan-kebutuhan yang
rasional dan pemuasan adalah “pemaknaan” terbatas yang tak bisa
diterima).
5. Pertimbangan nilai tentang signifikansi kultutral dari media massa harus
dicegah.18
The use and gratification merupakan salah satu teori yang paling
terkenal pada bidang komunikasi massa. Teori ini menunjukan bahwa
permasalahan utama bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap
dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi
kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Sehingga sasaran khalayak yang
aktif, yang memang menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.
Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan komunikasi massa
ini, berlandaskan keyakinan bahwa khalayak memiliki sekumpulan
kebutuhan yang dicari pemuasannya melaui media massa. Sehingga
pengguna memepunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.
18
Ibid, Edi santoso, Mite Setiansah, Hal 111-112
40
Alasan peneliti memilih teori use and gratification dalam
penelitian ini dikarenakan teori ini lebih menekankan pada pendekatan
manusiawi didalam melihat media. Artinya manusia itu punya otonomi
dan
wewenang
dalam
memperlakukan
media.
Karena
khalayak
mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu,
konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka
menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak pada
dirinya. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi
khalayak untuk menggunakan madia.
Teori ini juga meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan
sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumbersumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan atau
keterlibatan pada kegiatan lain dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan
dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan.
2.6 Khalayak
Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca,
pendengar, pemirsa, audience, decoder atau komunikan.19 Menurut Ardianto
khalayak adalah masyarakat yang menggunakan media massa sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan bermedianya20. Kemudian Ardianto menjelasankan lagi
bahwa:
19
20
Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Rajawali Pers, Jakarta2009. Hal 157
Opcit, Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, Hal 167
41
Komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar khalayak karena
banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonym dan heterogen, maka
sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak serta sifatnya yang
anonym dan heterogean, maka sangat pentung bagi media untuk memperhatikan
khalayak.21
Adanya pesan-pesan media massa yang diminati seuruh khalayak, ada pula
yang hanya diminati oleh sekelompok tertentu. Kelompok usia anak-anak, remaja,
dewasa, kelompok agama, kelompok etnis dan sebagainya. Dengan demikian
harus ditentukan strategi komunikasi dalam menyusun suatu acara atau rubik
tertentu untuk mencapai sasaran khalayak atau target audiens atau sasaran
kelompok atau target groups.
Dalam strategi komunikasi massa, diperlukan analisis yang seksama karena
banyaknya dan kompleksnya khalayak yang diuji. Televisi dikategorikan kedalam
kelompok-kelompk kecil, usia antara 6-10 tahun, kelompok ibu rumah tangga,
usia 25-40 tahun atau usia remaja antara 13-18 tahun.22
Perkembangan ini oleh para akademis dinamakan demasifikasi, sedangkan
oleh kalangan industry diberi nama segmentasi khalayak (Wiliams, 1989 dalam
Josep A. Devito hal.509). melalui demasifikasi, pengiklan dapat mengarahkan
himbauan merekan kepada kelompok tertantu yang menjadi sasaran.
21
22
Ibid, Hal 40
Ibid, Hal 41
Download