Andriyani_1513100005_B Produksi asam suksinat oleh Actinobacillus succinogenes pada batch fermentation dari gula campuran Asam suksinat merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam dunia industri. Asam suksinat merupakan salah satu produk fermentasi , salah satu hasil fermentasi dari A. Succinogenes. A. Succinogenes adalah mikroorganisme capnophilic, dan memiliki reaksi karboksilasi melalui fosfoenolpiruvat (PEP) yang diubah menjadi oksaloasetat (kunci dalam jalur pembentukan asam suksinat) ,karbonat dibutuhkan untuk reaksi dapat diberikan dengan penambahan garam karbonat atau melalui sparging dengan CO2. Produksi suksinat oleh A. Succinogenes dari monosakarida glukosa, manosa, galaktosa, arabinosa dan xylose, serta dari gula campuran meniru komposisi gula SSL yang diproduksi melalui proses pulping kayu Eucalypus globulus . bahan baku yang kaya pentosa ini sebagai pemanfaatan gula yang mengandung aliran limbah dari industri pulp dan kertas Bahan dan metode yang digunakan pada penelitian ini meliputi: 1. Mikroorganisme yang digunakan yakni Actinobacillus succinogenes 130Z (CCUG43843) 2. Seed culture, Menggunakan medium TSB ( Tryptic Soy Broad) , mikroorganisme yang akan digunakan dikultur dalam 100-150 ml TSB selama 12-16 jam dan diinkubator pada suhu 37o C dan 130 rpm 3. Fermentasi masing-masing jenis gula pada botol duran Fermentasi batch dilakukan di dalam botol duran , masing- masing monosakarida yang di gunakan sebanyak 10 g/l sebagai sumber karbon. 5 g/l yeast extract , 1.16 g/L NaH2PO4·H2O, 0.31 g/L Na2HPO4, 1 g/L NaCl, 0.2 g/L MgCl2·6H2O and 0.2 g/L CaCl2·2H2O. Para fermentasi dilakukan dengan penambahan dari 10 g / L dari MgCO3 pada awal fermentasi. MgCO3 memiliki kelarutan rendah dan bertindak sebagai buffer solid,secara bertahap melarutkan asam organik yang diproduksi dan diberikan Supplay Co2 sebanyak 0,5 vvm. Dan kemudian diinkubasi pada 170 rpm dan 37 0 C 4. Fermentasi menggunakan bioreaktor pada campuran gula Benih inokulum yang digunakan adalah 10 % , medium yang digunakan sama dengan medium pada botol duran namun sumber karbon yang digunakan dicampur dalam 50g/l dengan rasio 6,2 g/l glukosa, 6,,4 g,l galaktosa, 2,6 g/l mannosa, 2 g/l arabinosa, 32,8 g/l xylosa, rasio yang digun akan bersdasarkan konsentrasi aliran SSL yang diproduksi dari kalsium/magnesium sulfite pulping pada Eucalypus globulus. Supplay karbonat diberikan dengan 5 kondisi berbeda yakni: 0,5 vvm CO2, MgCo3(50g/l), kombinasi 0,5 vvm dengan MgCO3 dan 6,20 atau 50 g/l MgCO3 yang ditambahkan. 5. fermentasi Bioreaktor SSL, Menggunakan kondisi dan medium seperti fermentasi campuran gula, gula murni digantikan dengan SSL 6. Analisis Analisis yang dilakukan meliputi: optikal density pada 600 nm, berat kering (berat kering diukur pada eksperimen bioreaktor tanpa MgCO3 dan berkorelasi dengan optikal Andriyani_1513100005_B density, pengukuran fluoresense (menggunakan BioView Sensor ), pengukuran aktifitas enzim (Aktivitas enzim terkait dengan jumlah protein dalam ekstrak sel, yang ditentukan dengan menggunakan Kit Coomassie Ditambah Assay (Thermo Fisher Scientific, Waltham, MA, USA),Pengukuran pada 595 nm), gula dan asam (Analisis dilakukan menggunakan HPLC), karbon dan kalkulasi keseimbangan redoks(keseimbangan karbon dihitung dari hasil produk dinyatakan dalam C-mol / Cmol) Hasil 1. Batch fermerntation pada masing –masing gula Bhh glukosa merupakan jenis gula yang dikonsumsi gula tercepat dengan hasil asam suksinat yakni sebesar 0,56 g/g, hasil ini adalah hasil tertinggi dibandingkan menggunakan sumber karbon yang lain. Hasil suksinat sumber karbon yang lain yakni : xylosa 0,42 g/g; mannosa : 0,38g/g; arabinosa : 0,44 g/g pentosa memberi hasil asetat yang lebih tinggi dari gula heksosa , hasil biomasa pada hexosa ( glukosa dan manosa ) lebih tinggi dari gula pentosa 2. Batch Fermentation pada campuran gula 1. Serapan gula Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa serapan gula dan produksi suksinat terus berlanjut hingga sebagian besar gula diserap. Xylosa belum dapat terserap secara keseluruhan pada 72 jam, namun konsentrasi residu hanya 1-2 g/l. Glukosa yang jumlahnya lebih rendah dari pada xylose habis setelah 30 jam. Glukosa dan xylosa dikonsumsi secara co-consumsi, konsumsi glukosa lebih rendah dari pada xylose. Manosa dan arabinosa akan dikonsumsi jika sebagian besar glukosa telah dikonsumsi sedangkan galaktosa tidak dikonsumsi sama sekali 2. Produksi asam Pada fase inisiasi pertumbuhan konsentrasi asam asetat sebanding dengan konsentrasi asam suksinat pada 12 sampai 20 jam 3. Profil pertumbuhan biomasa konsentrasi biomassa maksimum dicapai dalam 12-20 jam setelah penurunan bertahap Pada saat penurunan OD, agregasi sel diamati di permukaan cairan di reaktor dan terbentuk busa. Jumlah sel agregat mengalami peningkatan mulai pengamatan pertama sampai akhir percobaan. Andriyani_1513100005_B 4. Produk hasil, Karbon, Keseimbangan redox Nilai negatif pada hasil karbon dioksida dikalkulasikan berdasarkan rumus menunjukkan fiksasi bersih dari karbon dioksida yang terjadi menyebabkan produk suksinat tinggi sesuai yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan keseimbangan karbon terjadi antara 84-104% 5. Aktifitas enzim Aktifitas enzim mengindikasikan jalur metabolisme mana yang aktif. Aktifitas G6PDH diuji untuk mengetahui keterlibatan jalur oxidatif pentosa fosfat. Aktifitas G6PDH tertinggi pada seed kultur (95±12 mU/mg).Sedangkan aktifitas FDH sangat terbatas pada semua sampel. Hasil menunjukakan ekspresi enzim FDH tidak diaktifkan selama peralihan dari aerobik ke anaerobik 6. Supplay karbonat Satu C-mol CO2 diperlukan untuk setiap tiga C-mol monosakarida yang diubah menjadi suksinat. Kebutuhan karbonat dapat disuplai dengan gas CO2, baik penuh maupun sebagian. Fermentasi dilakukan dengan 5 kondisi asupan karbonat yang berbeda Satu-satunya produk yang menunjukkan hasil perbedaan signifikan secara statistik kondisi pasokan karbonat adalah biomassa hasil (F (4,9) = 5,47, p = 0,0163). Namun, ada tidak ada kecenderungan secara sistematis dalam biomassa hasil dengan pasokan karbonat. Perbedaan ini kemungkinan karena pembentukan biofilm. 7. Fermentasi SSL glukosa akan dikonsumsi setelah konsumsi xylosa mencapai 76%, arabinosa 52%, mannosa 39% . biomasa pada fermentasi SSL tidak dapat diukur baik menggunakan densitas maupun berat kering sel Keterangan : A .suksinat (segitiga hitam), asam asetat (black diamond), asam format (segitiga putih), asam laktat (persegi putih). B. Xylose (segitiga putih) , galaktosa (segitiga hitam), glukosa (lingkaran putih), mannose (diamond putih) dan arabinosa (hitam persegi). Andriyani_1513100005_B Diskusi 1. Hasil Suksinat Hasil suksinat yang diperoleh dari A. succinogenes bervariasi tidak hanya karena sumber karbon A. succinogenes, seperti Pasteurellaceae spp menunjukkan auxotrophy untuk beberapa nutrisi, misalnya, amino asam glutamat, sistein dan metionin. senyawa ini biasanya ditemukan pada rumen ,namun dalam penelitian fermentasi, penambahan suksinat dalam medium diperlukan untuk mendukung pertumbuhan. Hasil suksinat dengan glukosa sebagai sumber karbon utama berkisar 0,50-0,94 g suksinat per g glukosa . A. succinogenes memiliki beberapa tentative glucose uptake systems, baik phosphotransferase ditambah sistem (PTS) dan sistem permease. faktor utama tingginya hasil suksinat pada glukosa adalah penyerapan PTS-independent pada glukosa . hasil suksinat yang diperoleh pada xylose (0.42 g / g) dan arabinosa (0.44 g / g) secara signifikan lebih rendah dari pada glukosa. Produk xylosa dan arabinosa memberikan hasil yang lebih rendah dari pada glukosa, pada sistem transport xylosa dan arabinosa sperti memiliki perbedaan dengan sistem transport pada glukosa. Terdapat dugaan tingginya hasil suksinat pada glukosa disebabkan karena rendahnya afinitas pada proton symporter D-xylosa dan tingginya afinitas ATP- dependent transporter ada xylosa dan arabinosa. 2. Produktifitas Hasil produktifitas berkisar antara 0,32 dan 0,53 g / (Lh) Percobaan dengan gula yang berbeda menunjukkan produktivitas asam suksinat lebih rendah untuk xylose, mannose dan arabinosa dibandingkan dengan glukosa . sistem transportasi untuk beberapa gula yang berbeda menyebabkan produktivitas yang berbeda. Penelitian sebelumnya pada substrat glukosa menunjukkan penurunan laju pertumbuhan dan produktivitas asam suksinat ketika lebih dari 30 g / L glukosa. Dalam percobaan pada fermentasi gula campuran, total konsentrasi gula (50 g / L) memberikan hasil yang jauh lebih tinggi. Jika mekanisme penghambatan adalah sama untuk semua gula dan efeknya aditif, cara fed-batch dapat meningkatkan produktifitas. Selama pertumbuhan pada glukosa, pembentukan biomassa berhenti ketika jumlah dari produk mencapai 20 g / L, setelah yang produksi asam suksinat itu dipisahkan dari pertumbuhan. 3. By‑product formation and carbon balance hasil suksinat hilang dari perubahan karbon menjadi biomasa atau diekskresikan oleh produk.Terdapat hasil lain yakni asetat dan format serta sebagian kecil laktat. .pada jalur metabolik A. succinigenes, gula dimetabolisme pada jalur embden-meyerhofparnas dan jalur pentosa fosfat (PPP) keduanya berakhir di fosfoenol pirufat (PEP) Andriyani_1513100005_B dimana metabolisme terbagi menjadi dua cabangy yaitu C3 dan C4. cabang C4 dari PEP ke suksinat terdapat empat jalur enzim ,enzim yang pertama yaitu fosfoenolpiruvat carboxykinase (PEPCK) yang mengkatalisis konversi PEP ke oksaloasetat (OAA) melalui fiksasi CO2. hasil suksinat yang tinggi diperoleh dengan meminimalkan produk yang terbentuk pada jalur C3 dengan menyediakan cukup karbonat untuk karboksilasi . dengan demikian banyak aliran metabolik yang menuju jalur C4. ketika karboksilasi terlalu rendah etanol dapat dibentuk, bukan suksinat, namun dalam penelitian ini tidak ditemukan etanol selama fermentasi, cabang C3 dimulai dengan piruvat kinetase yang mengkonversi PEP ke piruvat, kemudian lanjut dilanjut ke metabolisme C3, C2 dan C1. gen encoding untuk laktat dehidrogenase (LDH) telah ditemukan dalam genom namun produksi laktat sangat rendah . Produk yang ditemukan melimpah selain suksinat adalah asetat , asetat dibentuk melalui jalur PFL yang seharusnya menghasilkan jumlah molar yang sama dengan fomat namun dalam percobaan ini jumlah molar asetat kurang dari jumlah molar format, perbedaan jumlah format dan asetat dapat dihitung melalui 2 reaksi yang berbeda yakni 1. beberapa asetat yang diproduksi oleh PDH lebih menghasilkan CO2 dari pada format ,2. ada juga format yang kemudian dioksidasi menjadi CO2 oleh formate dehydrogenase (FDH) uji aktifitas enzim menunjukkan adanya aktifitas PDH namun tidak ada aktifitas FDH , ini menujukkan bahwa asetat yang melebihi jumlah format diproduksi melalui jalur PDH dalam fermentasi oleh A. succinogenes, CO2 merupakan substrat dan produk, yang dapat difiksasi oleh PEPCK dan di lepaskan oleh dekarboksilasi melalui enzim lain. jumlah karbon yang ditemukan sebagai produk akhir fermentasi melebihi jumlah karbon yang disediakan sebagai gula diawal, sejalan dengan fiksasi CO2 oleh PEPCK selama suksinat diproduksi. salah satu alasan fiksasi / evolusi CO2 tidak hanya dapat diestimasi pada jalur metabolisme untuk pengukuran produk akhir. evolusi CO2 dari jalur lain seperti jalur pentosa phospate (OPPP) tidak menunjukkan pengukuran produk akhir dapat masuk pada estimasi CO2. aktifitas enxim G6PDH , pada OPPP mengindikasikan bahwa OPPP aktif dalam proses fermentasi. 4. suplay karbonat produksi satu mol suksinat dari monosakarida menghasilkan satu mol NADH, memerlukan regenerasi untuk memepertahankan keseimbangan redoks.Asetat dihasilkan dari glukosa melalui jalur PFL menghasilkan satu NADH per mol asetat. Dengan demikian, equimolar produksi suksinat, asetat dan format akan memenuhi keseimbangan NADH. selama fase pertumbuhan terbentuk asetat dan suksinat di dekat rasio ekuimolar tetapi produksi ini sedikit berkurang pada tahap dua dimana format tidak lagi dibentuk dan rasio asetat untuk produksi suksinat menurun. hal ini menunjukkan jalur PFL hanya aktif pada fase pertumbuhan, namun PDH tetap aktif selama proses fermentasi. Meskipun asetat dibentuk oleh PDH menghasilkan 2 mol NADH per mol asetat, keseimbangan redoks selama non-pertumbuhan suksinat menghasilkan fase tidak puas karena sebagian besar jumlah suksinat terbentuk pada fase ini. untuk menjaga keseimbangan NADH diperlukan penambahan jalur pada regenerasi NADH. produktivitas suksinat pada glukosa yang berbeda lebih tinggi dari pada campuran gula. Sebuah produktivitas maksimum 0,86 g / L h dicapai ketika diletakkan pada 100 g / glukosa L dan 40 g / L MgCO3 dengan 0,1 vvm CO2 sparging Karena produktivitas gula yang dicampur dalam penelitian ini memiliki pasokan karbonat lebih rendah 0,32 0,53 g / L jam, mungkin tidak menjadi faktor pembatas. Karena kedua CO2 dan MgCO3 dapat digunakan sebagai pasokan karbonat, Pasokan garam karbonat dapat dibuat sebagai tambahan ke reaktor bersama-sama dengan komponen media Andriyani_1513100005_B lainnya di awal fermentasi atau dipompa ke dalam reaktor sebagai solusi. Selain garam karbonat yang lebih ekonomis menggunakan metode yang sederhana sedangkan Penambahan CO2 gas membutuhkan peralatan sparging dan energi untuk menggerakkan kompresor gas . hal lain yang dapat meningkatkan produktifitas suksinat adalah P dengan integrasi dengan tanaman bioetanol. integrasi melibatkan pemanfaatan gula dari biomassa yang dihidrolisis, di mana etanol yang diproduksi yeast mengkonsumsi heksosa dan setelah penghapusan etanol dengan distilasi, A. succinogenes bisa memfermentasi pentosa menjadi suksinat. yeast dapat sebagai .sumber nitrogen dan CO2 dari fermentasi etanol sebagai sumber karbonat. Dengan cara ini, fraksi karbohidrat biomassa sepenuhnya dimanfaatkan. 5. SSL SSL ditambahkan dalam produksi asam yang sesuai. konsumsi gula dalam percobaan ini mengikuti tren yang sama seperti di fermentasi gula campuran. Glukosa lebih disukai sebagai substrat . Perbedaan utama dibandingkan dengan fermentasi gula campuran adalah bahwa galaktosa dikonsumsi selama fermentasi SSL meskipun hanya dalam jumlah yang kecil. Sangat mungkin bahwa galaktosa dikonsumsi di tingkat rendah bahwa konsumsi itu hanya terdeteksi di fermentasi SSL karena waktu fermentasi diperpanjang . salah satu penelitian menemukan bahwa konsumsi galaktosa adalah lebih lambat dari konsumsi glukosa, xilosa dan arabinosa .tidak ada perubahan distribusi produk sebagai konsekuensi menigkatnya permintaan pemeliharaan karena penghambatan senyawa yang ditemukan dalam SSL