MODUL KIMIA KELAS X MIA IKATAN KIMIA SANTA ANGELA TAHUN PELAJARAN 2017-2018 Page | 1 IKATAN KIMIA BAB 3 Unsur-unsur biasanya ditemukan di alam dalam keadaan tidak stabil dan unsur-unsur tersebut cenderung untuk membentuk senyawa yang lebih stabil. Pembentukan senyawa ini terjadi melalui ikatan kimia. Ikatan kimia yang terdapat dalam senyawa dapat berupa ikatan ion atau ikatan kovalen. A. Teori Kestabilan Atom Selain gas mulia, hampir semua unsur yang ada di alam terdapat sebagai senyawa (gabungan dua unsur atau lebih yang terikat secara ikatan kimia). Semua ini menunjukkan bahwa di alam unsur-unsur tidak stabil dalam keadaan unsur bebas. Ketidakstabilan unsur-unsur ini ada hubungannya dengan konfigurasi elektron yang dimilikinya. Konsep ikatan kimia pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta Albrecht Kossel dari Jerman pada tahun 1916. Adapun konsep tersebut sebagai berikut: Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil. Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia, dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron pada kulit terluar dari dua atom yang berikatan akan berubah sedemikian rupa sehingga konfigurasi elektron kedua atom tadi sama dengan konfigurasi elektron gas mulia yaitu mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya. Oleh karena itu pernyataan Kossel-Lewis ini disebut aturan oktet. Page | 1 Aturan oktet ini tidak berlaku untuk hidrogen sebab atom H akan membentuk konfigurasi elektron seperti He yaitu mempunyai 2 elektron pada kulit terluarnya pada saat membentuk ikatan yang disebut aturan duplet. Tabel 3.1 Konfigurasi elektron unsur – unsur gas mulia Gambar 3.1 G. N. Lewis (1875 - 1946) Unsu r He Nomor Atom 2 Konfigurasi Elektron 2 Ne 10 2 8 Ar 18 2 8 8 Kr 36 2 8 18 8 Xe 54 2 8 18 18 8 Rn 86 2 8 18 32 18 8 B. Struktur Lewis Pada saat atom-atom membentuk ikatan, hanya elektron-elektron pada kulit terluar yang berperan yaitu elektron valensi. Struktur yang menggambarkan elektron pada kulit terluar suatu atom disebut struktur Lewis. Kimia X MIA | 2 Tabel 3.2 Struktur Lewis unsur – unsur Struktur Lewis berguna untuk memahami penggunaan elektron bersama pada ikatan kovalen. C. Ikatan Ion Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik – menarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif, ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menerima elektron (non logam). Atom yang melepas elektron berubah menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan tersebut, terjadi tarik-menarik (gaya elektrostatik) yang disebut ikatan ion. Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Perhatikan beberapa contoh pembentukan senyawa ion beikut: Kimia X MIA | 3 1. Pembentukan NaCl Garam dapur (NaCl) merupakan senyawa ionik yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Petani garam memperoleh kristal NaCl secara tradisional yaitu dengan cara menguapkan air laut dengan bantuan sinar matahari. Gambar 3.2 Bentuk kristal NaCl Natrium mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektron terluar daripada klor karena energi ionisasinya lebih rendah dibandingkan dengan klor. Untuk mencapai konfigurasi elektron stabil, natrium melepaskan satu elektron terluarnya sedangkan klor menerima elektron. Pada pembentukan NaCl, satu elektron dari Na akan diterima oleh Cl. Na Cl → Na+ + e → + e Cl- Setelah terjadi perpindahan elektron, atom-atom tidak lagi bersifat netral tapi menjadi ion yang bermuatan. Atom Na melepaskan satu elektron menjadi ion Na+, sedangkan klor menerima satu elektron menjadi ion Cl –. Ion Na+ dan Cl– akan tarik-menarik dengan gaya elektrostatik sehingga berikatan. Na → Na+ + e Kimia X MIA | 4 Cl + e → ClNa+ + Cl- → NaCl 2. Pembentukan MgCl2 Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil) Cl : 2, 8, 7 (menangkap 1 elektron untuk mencapai konfigurasi elektron stabil) Mg → Mg+2 + 2e Cl + e → Cl- x 2 Mg+2 + 2Cl- → MgCl2 3. Pembentukan MgO Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron) O : 2, 6 (menangkap 2 elektron) Mg → Mg+2 + 2e O2- + 2e → O2Mg+2 + O-2 → MgO Kimia X MIA | 5 Soal Latihan! 1 1. Mengapa unsur-unsur golongan VIIIA (gas mulia) bersifat stabil? 2. Bagaimana cara unsur-unsur selain golongan VIIIA mencapai kestabilan atau mencapai hukum oktet? 3. Apa yang dimaksud dengan ikatan ion? 4. Apakah syarat terjadinya ikatan ion? 5. Tuliskan rumus senyawa ion yang terbentuk dari ikatan antara atom – atom di bawah ini! Tentukan juga proses pembentukan ikatan ion yang terjadi! a. 20Ca dengan 8O b. 13Al dengan 17Cl c. 19K dengan 16S d. 38Sr dengan 53I e. 13Al dengan 8O f. 19K dengan 53I D. Ikatan Kovalen Tunggal Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama oleh dua atom. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom non logam). Cara atom-atom saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan sepotong garis. Ikatan kovalen tunggal adalah ikatan yang terbentuk dari penggunaan bersama sepasang elektron (setiap atom memberikan satu elektron untuk digunakan bersama). Pemakaian bersama pasangan elektron pada ikatan kovalen dapat digambarkan melalui struktur Lewis. Kimia X MIA | 6 Perhatikan contoh berikut: 1. Ikatan kovalen tunggal pada molekul CH4 Atom C memiliki konfigurasi elektron 2 4 , sehingga elektron valensinya 4. Adapun konfigurasi elektron atom H adalah 1 sehingga elektron valensinya adalah 1. Jadi, dapat digambarkan struktur Lewis berikut: Untuk mencapai kestabilannya, atom C cenderung menerima 4 elektron, sedangkan atom H cenderung menerima 1 elektron. Atom C dapat berikatan dengan atom H dengan cara pemakaian elektron bersama sehingga 1 atom. Dan struktur ikatan kovalen tunggal yang terbentuk dapat dituliskan sebagai berikut: 2. Ikatan kovalen tunggal pada molekul H2 Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1. Untuk mencapai kestabilannya, atom H cenderung menerima 1 elektron. Jika 2 atom H saling berikatan, setiap atom H menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 2. 3. Ikatan kovalen tunggal pada molekul HCl Kimia X MIA | 7 E. Ikatan kovalen rangkap Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat memiliki ikatan melalui sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang. Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua (dilambangkan dengan dua garis). Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga (dilambangkan dengan tiga garis). Perhatikan contoh berikut: 1. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul O2 Atom O memiliki konfigurasi elektron 2 6 sehingga elektron valensinya 6. Untuk mencapai kestabilannya, atom O cenderung menerima 2 elektron. Jika 2 atom O saling berikatan, setiap atom O harus menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 4. 2. Ikatan kovalen rangkap dua pada molekul CO2 3. Ikatan kovalen rangkap tiga pada molekul N2 Atom N memiliki konfigurasi elektron 2 5 sehingga elektron valensinya 5. Untuk mencapai kestabilannya, atom N cenderung menerima 3 elektron. Jika 2 atom N saling berikatan, setiap atom N harus menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan bersama berjumlah 6. Kimia X MIA | 8 F. Ikatan Kovalen Koordinat Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dari pemakaian pasangan elektron bersama yang berasal dari salah satu atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Contoh senyawa yang memiliki ikatan kovalen koordinasi adalah HNO3, NH4Cl, SO3, dan H2SO4. Ciri dari ikatan kovalen koordinasi adalah pasangan elektron bebas dari salah satu atom yang dipakai secara bersama-sama, seperti pada contoh senyawa HNO3 berikut ini. Tanda panah ( → ) menunjukkan pemakaian elektron dari atom N yang digunakan secara bersama oleh atom N dan O. G. Penyimpangan Aturan Oktet Ikatan kovalen terbentuk antara atom nonlogam dan atom nonlogam lainnya dengan cara pemakaian elektron bersama sehingga setiap atom yang terlibat memenuhi kaidah oktet/duplet. Akan tetapi, aturan itu ternyata banyak dilanggar dan gagal dalam meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur-unsur transisi dan postransisi. Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut: 1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet. Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3. Kimia X MIA | 9 2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. 3. Senyawa yang melampaui aturan oktet. Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampung hingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5. H. Ikatan Kovalen Polar dan Nonpolar Kepolaran atau pengkutuban dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan yang disebabkan distribusi (penyebaran) elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung tertarik pada salah satu atom. Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. 1) Ikatan Kovalen Polar Senyawa kovalen dikatakan polar jika senyawa tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan. Dengan demikian, pada senyawa yang berikatan kovalen terjadi pengutuban muatan. Ikatan kovalen tersebut dinamakan ikatan kovalen polar. Pada ikatan kovalen polar, distribusi elektron pada dua atom yang berikatan tidak merata. Artinya, salah satu atom lebih kuat menarik elektron ke arahnya (atom yang lebih elektronegatif), sehingga pada atom itu terkumpul elektron dan terbentuk kutub negatif, sedangkan atom yang elektronnya tertarik membentuk kutub positif, serta bentuk molekulnya asimetris atau tidak simetris. Kimia X MIA | 10 Contoh: Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan. Perbedaan keelektronegatifan atom H dan atom F cukup besar yaitu sekitar 1,9. Senyawa-senyawa lain yang bersifat kovalen polar dan memiliki perbedaan keelektronegatifan seperti pada tabel berikut. Tabel 3.3 Perbedaan keelektronegatifan senyawa Senyawa Perbedaan keelektronegatifan HF 1,9 HCl 0,9 HBr 0,7 HI 0,4 2) Ikatan Kovalen Nonpolar Pada ikatan kovalen nonpolar, distribusi elektron pada kedua atom yang saling berikatan merata. Artinya, tarikan elektron dari tiap – tiap atom sama besar (harga keelektronegatifan sama), sehingga tidak membentuk polarisasi muatan serta bentuk molekul akan menjadi simetris. Contoh: Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan). Kimia X MIA | 11 Soal Latihan! 2 1. Jelaskan pengertian ikatan kovalen tunggal, rangakap dua, rangkap tiga dan koordinasi! 2. Jelaskan perbedaan ikatan kovalen polar dan nonpolar! 3. Gambarkan struktur Lewis dan tentukan jenis ikatan kovalen yang terbentuk pada senyawa – senyawa berikut: Kimia X MIA | 12 a. H2S b. CS2 c. SiO2 d. C2H6 e. C2H4 f. C2H2 g. PCl3 h. NH3 i. C2H5OH j. H2CO3 4. Buktikan melalui struktur Lewis bahwa senyawa di bawah ini memiliki ikatan kovalen koordinasi: a. SO2 b. SO3 c. HNO2 d. O3 e. H2SO4 5. Urutkan tingkat kepolaran dari molekul-molekul berikut: a. HBr c. N2 b. FBr d. HF I. Ikatan Logam Gambar 3.3 Struktur kisi logam Ikatan logam merupakan ikatan kimia antara atom-atom logam, bukan merupakan ikatan ion maupun ikatan kovalen. Dalam suatu logam terdapat atom-atom sesamanya yang berikatan satu sama lain sehingga suatu logam akan bersifat kuat, keras, dan dapat ditempa. Kimia X MIA | 13 Elektron-elektron valensi dari atom-atom logam bergerak dengan cepat (membentuk lautan elektron) mengelilingi inti atom (neutron dan proton). Ikatan yang terbentuk sangat kuat sehingga menyebabkan ikatan antaratom logam sukar dilepaskan. Unsur-unsur logam pada umumnya merupakan zat padat pada suhu kamar dan kebanyakan logam adalah penghantar listrik yang baik. J. Perbedaan Sifat Fisika Senyawa Ion dan Kovalen Berikut merupakan tabel perbedaan senyawa ion dan senyawa kovalen. Tabel 3.4 Sifat – sifat fisika senyawa ion dan kovalen No Sifat – sifat Fisika Senyawa Ion Senyawa Kovalen 1 Tinggi Rendah 2 Titik didih dan titik leleh Konduktivitas listrik Konduktor hanya dalam bentuk larutan 3 Kelarutan dalam air Konduktor dalam bentuk lelehan dan larutan Umumnya larut 4 Kelarutan dalam pelarut nonpolar Tidak larut Nonpolar umumnya larut Polar umumnya larut Kimia X MIA | 14 K. Bentuk Molekul Sebelumnya telah dipelajari jenis ikatan kimia, yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen. Ikatan ion merupakan ikatan yang terbentuk akibat serah terima elektron membentuk senyawa ion, sedangkan ikatan kovalen terbentuk karena pemakaian elektron bersama antar atom-atom dalam suatu molekul. Antara molekul yang satu dengan molekul lainnya, terdapat suatu interaksi atau gaya tarik-menarik yang mempengaruhi sifat fisis zat tersebut. Gaya tarik-menarik antar molekul yang satu dengan molekul yang lainnya disebut gaya antarmolekul. Gaya antarmolekul tesebut dipengaruhi oleh geometri/ bentuk molekul yang terlibat di dalamnya. 1. Geometri/Bentuk Molekul Geometri/ bentuk molekul berkaitan dengan susunan ruang atom-atom dalam molekul. Berikut ini merupakan geometri molekul dari beberapa molekul: Geometri molekul dapat ditentukan melalui percobaan, tetapi geometri molekul sederhana dapat diramal berdasarkan struktur elektron dalam molekul, yaitu teori tolak-menolak elektron-elektron kulit terluar atom pusatnya, yang disebut teori domain elektron. Kimia X MIA | 15 Bentuk molekul (geometri molekul) dari suatu molekul adalah cara atom-atom tersusun dalam ruang tiga dimensi. Hal ini penting untuk diketahui oleh para ahli kimia, sebab hal ini sering menjelaskan mengapa reaksi-reaksi tertentu dapat terjadi, sedangkan yang lain tidak. Sebagai contoh, dalam ilmu farmasi, geometri molekul dari suatu obat dapat mengakibatkan reaksi-reaksi samping. Selain itu, geometri molekul juga menjelaskan mengapa air mempunyai dwikutub (ujung positif pada atom H dan ujung negatif pada atom O), sementara karbondioksida tidak. Teori VSEPR (Valence Shell Electron-Pair Repulsion) atau Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi memungkinkan para ahli kimia untuk meramalkan geometri molekul dari molekul-molekul. Teori ini mengasumsikan bahwa pasangan elektron di sekitar atom, baik itu bonding pair (Pasangan Elektron Ikatan/ PEI) maupun lone pair/nonbonding pair (Pasangan Elektron Bebas/PEB), akan berada dalam jarak sejauh mungkin untuk meminimalkan gaya tolakan di antara elektron tersebut. Geometri pasangan elektron (domain elektron) adalah susunan pasangan elektron, baik PEI maupun PEB di sekitar atom pusat. Berdasarkan jumlah domain elektron, kita dapat meramalkan bentuk molekul. Untuk menentukan geometri molekul atau bentuk molekul dengan menggunakan teori VSEPR, kita dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tentukan struktur Lewis molekul tersebut 2. Tentukan jumlah keseluruhan pasangan elektron total (domain elektron) yang berada di sekitar atom pusat (ikatan rangkap dua dan rangkap tiga masing-masing dianggap satu domain) 3. Dengan menggunakan tabel di bawah ini, tentukanlah geometri pasangan elektron (domain elektron) Tipe Molekul AX2 AX3 AX2E1 Geometri Elektron Linear Segitiga Planar Segitiga Planar PEI PEB 2 3 0 0 2 1 Bentuk Molekul Linear Segitiga Planar Bengkok Kimia X MIA | 16 AX4 AX3E1 Tetrahedral 4 Tetrahedral 3 0 1 (SO2, O3) Tetrahedral Segitiga Piramida/Trigonal Piramida (NH3) AX2E2 AX5 AX4E1 Tetrahedral 2 Trigonal Bipiramida Trigonal Bipiramida 2 5 0 4 1 Bengkok/ Bent (H2O) Trigonal Bipiramida JungkatJungkit/see-saw (SF4) Kimia X MIA | 17 AX3E2 Trigonal Bipiramida 3 2 Bentuk Shape (ClF3) AX2E3 AX6 AX5E1 Trigonal Bipiramida Oktahedral Oktahedral 2 6 5 T/ T- 3 0 1 Linear (XeF2) Oktahedral Segiempat Piramida AX4E2 Oktahedral 4 2 Segiempat datar/ segiempat planar Kimia X MIA | 18 AX3E3 AX2E4 Oktahedral Oktahedral 3 2 3 4 Bentuk T Linear L. Gaya Antar Molekul Suatu atom yang telah berikatan dengan atom lainnya akan membentuk molekul. Antar satu molekul dan molekul lainnya akan menimbulkan interaksi. Interaksi inilah yang disebut gaya antar molekul. Gaya antar molekul adalah gaya yang menyebabkan antar molekul menjadi terikat dalam satu kelompok atau merupakan interaksi antara molekul-molekul dalam suatu zat (unsur atau senyawa) melalui gaya elektrostatis. Gaya antar molekul ini sangat dipengaruhi oleh kepolaran dari masing-masing molekul. Secara garis besar, berikut ini adalah gaya antar molekul yang kita ketahui : 1. Gaya van Der Waals a. Gaya dipol – dipol (Gaya Orientasi) b. Gaya dipol – nondipol (Gaya c. Gaya nondipol – nondipol (Gaya London) 2. Ikatan Hidrogen Uji Kompetensi Bab 3 1. Unsur-unsur gas mulia bersifat stabil disebabkan oleh . . . . a. energi ionisasinya rendah d. wujudnya berupa gas monoatom b. afinitas elektronnya tinggi e. jari-jari atomnya kecil c. elektron valensinya maksimal 2. Suatu unsur dikatakan stabil jika . . . . a. di alam berwujud gas d. dapat menyumbangkan elektron b. dapat bersenyawa dengan unsur valensinya lain e. memiliki kemampuan untuk c. memiliki energi paling rendah bereaksi Kimia X MIA | 19 3. Susunan elektron valensi gas mulia di bawah ini adalah oktet, kecuali . . . a. Xe b. Ne c. Kr d. He e. Ar 4. Di antara ion-ion berikut, yang tidak mirip dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat adalah . . . . a. N3– b. Al3+ c. F– d. Mg2+ e. S2– 5. Ion berikut yang tidak memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan ion O2– adalah . . . . a N3– b Al3+ c F– d Mg2+ e S2– 6. Pasangan ion berikut yang memiliki jumlah elektron valensi tidak sama adalah . . . . a. Mg2+ dan Na+ c. Ne+ dan O– e. O– dan Na+ b. O2– dan Mg2+ d. N– dan F+ 7. Senyawa yang terbentuk akibat ikatan ion adalah . . . . a. H2O dan NaCl c. MgCl2 dan KF e. CaF2 dan HCl b. KCl dan CH4 d. NaBr dan SO2 8. Jika unsur 19X bereaksi dengan 17Y akan terbentuk . . . . a. senyawa kovalen dengan rumus XY b. senyawa kovalen dengan rumus XY2 c. senyawa ion dengan rumus XY d. senyawa ion dengan rumus XY2 e. senyawa ion dengan rumus X2Y 9. Pasangan senyawa yang mempunyai ikatan kovalen adalah . . . . a. CH4 dan H2O c. NH3 dan KI e. H2O dan NaCl b. CH4 dan NaCl d. KCl dan CCl4 10. Berikut ini adalah diagram elektron valensi pada molekul YZ2. Unsur Y dan Z adalah . . . . a. argon dan krypton b. kalsium dan klor c. belerang dan klor d. oksigen dan hidrogen e. karbon dan oksigen 11. Ikatan rangkap dapat terjadi pada senyawa kovalen berikut kecuali pada . . Kimia X MIA | 20 a. O2 b. CO2 c. C2H2 d. CH4 e. N2 12. Senyawa yang mengandung ikatan kovalen polar adalah . . . . a. BCl3 b. CH4 c. H2O d. CCl4 e. CO2 13. Hidrogen dapat membentuk senyawa kovalen polar dengan unsur golongan halogen. Berikut ini yang paling polar adalah . . . . a. HF b. HCl c. HBr d. HI e. HAt 14. Atom X memiliki nomor atom 20 dan atom Y memiliki nomor atom 9, senyawa yang terbentuk antara X dan Y adalah . . . . a. X2Y b. XY2 c. X2Y3 d. XY e. X2Y2 15. Unsur A terdapat dalam golongan nitrogen dan unsur B memiliki nomor atom 12 maka senyawa yang akan terbentuk dari kedua unsur tersebut adalah . . . . a. AB b. A2B c. A2B3 d. A3B2 e. A3B 16. Suatu atom X memiliki konfigurasi elektron 2 8 8 3. ika unsur X berikatan maka senyawa yang mungkin terbentuk adalah . . . . a. X2(SO4)3 b. BaX c. X3Br d. HX3 e. HX4 17. Atom 6C dapat berikatan dengan atom 17Cl menurut aturan Lewis. Senyawa tersebut adalah . . . . a. CCl3 b. CCl2 c. CCl4 d. C2Cl3 e. C3Cl5 18. Suatu unsur dengan nomor atom 35 paling mudah membentuk ikatan ionik dengan unsur yang memiliki nomor atom . . . . a. 19 b. 16 c. 17 d. 20 e. 28 19. Pasangan berikut ini merupakan senyawa kovalen adalah . . . . a. NaBr dan MgBr2 c. HCl dan H2O e. P2O5 dan Al2O3 b. NaCl dan HF d. CaCl2 dan MgO 20. Gas karbon dioksida yang dibutuhkan tumbuhan hijau untuk berfotosintesis terdiri atas satu atom karbon dan 2 atom oksigen. Keduanya berikatan secara .... a. ionik c. kovalen rangkap e. hidrogen b. kovalen tunggal d. kovalen koordinasi 21. Jika keelektronegatifan Br, H, dan F masing-masing adalah 2,8; 2,1; dan 4,0. Manakah deret senyawa di bawah ini yang tersusun dengan urutan kepolaran semakin besar . . . . Kimia X MIA | 21 22. 23. 24. 25. 26. 27. a. BrF, HBr, HF c. HF, BrF, HBr e. HF, HBr, BrF b. HBr, BrF, HF d. HBr, HF, BrF Unsur A (nonlogam) memiliki keelektronegatifan tinggi dan unsur B (nonlogam) memiliki satu elektron di kulit terluar. Ikatan antara A dan B adalah ikatan . . . . a. ionik d. kovalen rangkap tiga b. kovalen nonpolar e. kovalen polar c. kovalen rangkap dua Unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2, jika akan mengikat unsur lain untuk membentuk senyawa, maka langkah terbaik dengan . . . . a. pelepasan 1 elektron, sehingga bermuatan 1+ b. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+ c. penangkapan 1 elektron, sehingga bermuatan 1– d. penangkapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2– e. memasangkan 2 elektron dengan 2 elektron lainnya Suatu unsur dengan konfigurasi elektron: 2, 6. Kecenderungan unsur tersebut bila akan berikatan dengan unsur lain adalah . . . . a. pelepasan 2 elektron, sehingga bermuatan 2+ b. pelepasan 4 elektron, sehingga bermuatan 4+ c. penyerapan 2 elektron, sehingga bermuatan 2– d. penyerapan 4 elektron, sehingga bermuatan 4– e. memasangkan 6 elektron Unsur-unsur berikut membentuk ion positif, kecuali . . . . a. 11Na b. 19K c. 20Ca d. 35Br e. 37Rb Diketahui data suatu senyawa adalah: (i) berikatan ion (ii) rumus ikatan XY2 (iii) jika dilarutkan dalam air menghantarkan listrik Dari data tersebut, X adalah unsur golongan . . . . a. IA b. VIA c. IIA d. VIIA e. IIIA Di antara unsur-unsur golongan IVA yang memiliki sifat istimewa karena dapat membentuk rantai ikatan adalah unsur . . . . a. silikon b. antimon c. arsen d. bismuth e. karbon Kimia X MIA | 22 28. Kecenderungan atom bermuatan positif adalah . . . . a. afinitas elektronnya besar d. energi ionisasinya besar b. energi ionisasinya kecil e. keelektronegatifannya sedang c. keelektronegatifannya besar 29. Unsur berikut ini yang cenderung menangkap elektron adalah . . . . a. 11Na b. 16S c. 12Mg d. 18Ar e. 13Al 30. Unsur 19X bereaksi dengan 16Y membentuk senyawa dengan ikatan … dan rumus kimia . . . . a. ion; XY c. ion; X2Y e. kovalen; X2Y b. ion; XY2 d. kovalen; XY 31. Unsur X dengan konfigurasi: 2, 8, 8, 2, akan berikatan dengan unsur Y dengan konfigurasi: 2, 8, 18, 7. Rumus kimia dan jenis ikatan yang terjadi adalah . . . . a. XY, ion c. XY2, ion e. X2Y, ion b. XY, kovalen d. XY2, kovalen 32. Diketahui beberapa unsur dengan nomor atom sebagai berikut. 9X, 11Y, 16Z, 19A, dan 20B. Pasangan unsur yang dapat membentuk ikatan ion adalah . . . a. A dan X c. A dan Y e. A dan B b. X dan Z d. B dan Y 33. Kelompok senyawa berikut ini yang seluruhnya berikatan ion adalah . . . . a. CaCl2, CaO, H2O, dan N2O d. BaCl2, CaCl2, CaO, dan SF6 b. KCl, NaCl, SrCl2, dan PCl5 e. KCl, CaO, NaCl, dan MgCl2 c. MgCl2, SrO, NO2, dan SO2 34. 17. Pasangan senyawa berikut ini mempunyai ikatan kovalen, kecuali . . . . a. H2SO4 dan NH3 c. H2O dan HCl e. CH4 dan KCl b. HNO3 dan CO2 d. SO3 dan PCl5 35. Diketahui unsur-unsur: 8A, 12B, 13C, 16D, dan 17E. Pasangan berikut yang mempunyai ikatan kovalen adalah . . . . a. A dan D c. B dan C e. B dan D b. C dan D d. C dan E 36. Kelompok senyawa di bawah ini yang semuanya berikatan kovalen adalah a. Cl2O7, CO2, HCl, dan NaCl c. SO2, SO3, CH4, dan CaCl2 b. H2O, HCl, SF6, dan CCl4 d. NH3, NO2, CO, dan MgO Kimia X MIA | 23 e. Ag2O, N2O3, C2H2, dan CO2 37. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap dua adalah .... a. H2 (nomor atom H = 1) d. Cl2 (nomor atom Cl = 17) b. F2 (nomor atom F = 9) e. N2 (nomor atom N = 7) c. O2 (nomor atom O = 8) 38. Molekul unsur berikut yang mempunyai ikatan kovalen rangkap tiga adalah .... a. H2 (nomor atom H = 1) d. Cl2 (nomor atom Cl = 17) b. F2 (nomor atom F = 9) e. N2 (nomor atom N = 7) c. O2 (nomor atom O = 8) 39. Senyawa berikut mempunyai ikatan kovalen tunggal, kecuali . . . . a. H2O (nomor atom H = 1 dan O = 8 ) b. HCl (nomor atom H = 1 dan Cl = 17) c. NH3 (nomor atom N = 7 dan H = 1) d. CH4 (nomor atom C = 6 dan H = 1) e. CO2 (nomor atom C = 6 dan O = 8) 40. Senyawa berikut ini bersifat polar, kecuali . . . . a. CO b. CO2 c. H2O d. SO3 e. BF Kimia X MIA | 24 Kimia X MIA | 25