BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Teori Keagenan (agency theory)
Perusahaan yang mempunyai aktivitas bisnis yang semakin luas
dan kompleks pemisahan fungsi pemilik dan fungsi pengelola sudah
menjadi suatu kebutuhan praktis. Sebagian besar perusahaan mempunyai
ratusan ribu pemegang sahamnya, sehingga menyulitkan bagi para
pemegang saham tersebut untuk terlibat dalam pengelolaan perusahaan.
Untuk
memudahkan
jalannya
perusahaan
pemegang
saham
mendelegasikan wewenang dan otoritas pengambilan keputusan kepada
para manajernya.
Dalam teori keagenan Schroder et al (2011) dalam Casanah dan
Kusumaningsih (2015) hubungan manajer dengan pemegang saham
digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal. Prinsip utama
teori ini manajer harus mengambil keputusan terbaik untuk meningkatkan
kekayaan pemegang saham. Keputusan bisnis yang diambil manajer
adalah memaksimalkan sumber daya (utilities) perusahaan.
Adanya konflik manajer dengan pemegang saham adalah dalam hal
pengambilan keputusan pendanaan. Para pemegang saham hanya peduli
pada risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka melakukan
10
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
investasi pada portofolio yang terdiversifikasi dengan bail. Sedangkan
manajer sebaliknya, lebih peduli risiko perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Brigham and Houston, hubungan keagenan muncul kapan
saja ketika satu atau lebih individu disebut prinsipal, menyewa individu
atau organisasi, disebut agen, untuk melakukan beberapa jasa dan
menyerahi otoritas pengambilan keputusan kepada agen tersebut. Dalam
manajemen keuangan, hubungan keagenan utama terjadi antara: (1)
pemegang saham dan manajer dan (2) manajer dan pemilik hutang.
Tim manajemen diberi wewenang untuk mengambil keputusan
terkait dengan operasi dan strategi perusahaan dengan harapan keputusankeputusan yang diambil akan memaksimumkan kemakmuran pemegang
saham. Harapan tim manajemen selalu mengambil keputusan yang sejalan
dengan peningkatan perusahaan sering kali tidak terwujud. Manajer
memiliki kepentingan (interest) pribadi dan sebagian besar bertentangan
dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga muncullah masalah
yang disebut dengan masalah agensi (agency problem). Masalah keagenan
terjadi dalam perusahaan di mana manajer memiliki kurang dari seratus
persen saham perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur agency problem
sangat potensial terjadi karena proporsi kepemilikan perusahaan oleh
manajer relatif kecil.
Biaya keagenan meliputi monitoring cost, bonding cost, dan
residual loss.
11
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
a. Monitoring cost adalah biaya yang dikeluarkan pemegang
saham (principal) untuk mengawasi supaya manajeman (agen)
melaksanakan seluruh kegiatan sesuai kontrak yang disepakati.
Misalnya, biaya audit dan biaya untuk menetapkan rencana
kompensasi manajer, pembatasan anggaran dan aturan-aturan
kompensasi.
b. Bonding cost adalah biaya yang dikeluarkan manajemen untuk
meyakinkan pemegang saham bahwa manajemen melakukan
seluruh kegiatan perusahaan sesuai kontrak atau memenuhi
kepentingan pemegang saham. Misalnya, ketersediaan manajer
untuk menyewa auditor untuk mengaudit laporan keuangan
perusahaannya. Atau untuk menjamin bahwa principal akan
memberi kompensasi jika agen melaksanakan sesuai dengan
kontraknya.
c. Residual loss adalah biaya yang timbul dari kenyataan bahwa
tindakan agen kadangkala berbeda dari tindakan yang
memaksimumkan kepentingan prinsipal.
Mekanisme monitoring masalah agensi juga memiliki peranan
penting yaitu pengawasan oleh kepemilikan institusional. Monitoring
tersebut terkait dengan tindakan investor institusional untuk melindungi
nilai investasi yang mereka tanamkan dalam perusahaan karena outside
equityholders akan selalu mengawasi tindakan manajer untuk memastikan
bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan
12
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
kepentingan pemegang saham. Selanjutnya mekanisme bonding dilakukan
dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen
dengan kepemilikan yang semakin tinggi akan mengurangi konflik antara
pemegang saham dengan manajer, selain itu juga dapat dilakukan dengan
meningkatkan utang, jika hutang tinggi maka perusahaan harus beroperasi
sebaik mungkin karena akan dinilai oleh debtholders sehingga dapat
mengurangi konflik manajer dan pemegang saham.
2. Signaling Theory
Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan
memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong
untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga
saham perusahaannya meningkat.Hal positif dalam signalling theory
dimana perusahaan yang memberikan informasi yang bagus akan
membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita
bagus” dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka,
sinyal tentang bagusnya kinerja masa depan yang diberikan oleh
perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya tidak bagus tidak akan
dipercaya oleh pasar Manajer pada umumnya termotivasi untuk
menyampaikan informasi yang baik mengenai perusahaannya ke publik
secepat mungkin, misalnya melalui jumpa pers. Namun pihak diluar
perusahaan tidak tahu kebenaran dari informasi yang disampaikan
tersebut. Jika manajer dapat memberi sinyal yang meyakinkan, maka
publik akan terkesan dan hal ini akan terefleksi pada harga sekuritas. Jadi
13
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
dapat disimpulkan karena adanya asymetric information, pemberian sinyal
kepada investor atau publik melalui keputusan-keputusan manajemen
menjadi sangat penting.
3. Kebijakan Hutang
Kebijakan
hutang
merupakan
salah
satu
penentu
arah
pertimbangan dari struktur modal karena struktur modal perusahaan
merupakan perimbangan dari jumlah utang jangka pendek (permanen).
Hutang merupakan kemungkinan pengorbanan masa depan dari manfaat
ekonomi yang timbul dari kewajiban sekarang dari kesatuan tertentu untuk
mentransfer aktiva atau jasa lain ke kesatuan lain di masa depan sebagai
hasil transaksi di masa lalu.
Menurut Baridwan (2007) dalam Hasan (2014) hutang merupakan
pengorbanan manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang mungkin
terjadi akibat kewajiban suatu badan usaha pada masa kini untuk
mentransfer aktiva atau menyediakan jasa pada badan usaha lain dimasa
yang akan datang. sebagai akibat dari transaksi yang dimasa yang lalu.
Adapun menurut Nuraina (2012) kebijakan hutang merupakan salah satu
alternatih pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal.
Sedangkan meurut Irawan, dkk (2016) kebijakan hutang adalah
kebijakan yang diambil oeh pihak manajemen dalam rangka memperoleh
sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk
membiayai aktivitas operasional perusahaan.
14
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Perusahaan dinilai berisiko apabila memiliki porsi hutang yang
besar dalam struktur modal, namun sebaliknya apabila perusahaan
menggunakan hutang yang kecil atau tidak sama sekali maka perusahaan
dinilai tidak dapat memanfaatkan tambahan modal eksternal yang dapat
meningkatkan operasional perusahan (Mamduh, 2004 dalam Rona Mersi
2012 dalam Rifati dan Oemar, 2016).
Semakin rendah DER berarti semakin kecil tingkat hutang yang
dimiliki dan kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi. Ketika
perusahaan menggunakan hutang semakin tinggi maka akan semakin besar
kewajibannya.
Berbagai rasio yang digunakan untuk mengukur kebijakan hutang
adalah sebgai berikut :
a. Menurut Hanafi, (2005) dalam Hasan, (2014)Debt Equity Ratio
(DER) rasio ini menujukkan berapa bagian dari setiap rupiah
modal yang dijadikan jaminan hutang.Debt Equity Ratio
KH =
Keterangan :
Total Hutang : Hutang Jangka panjang + Hutang Jangka
Pendek
b. Menurut Ross dkk (2009) dalam Sheirsavian, Sudjana dan Saifi
(2015) kebijakan hutang perusahaan adalah kebijakan hutang
yang
berkaitan
dengan
seberapa
besar
perusahaan
15
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
menggantungkan diri dari pendanaan hutang dubandingkan
dengan ekuitas. Rumus DTCR yaitu :
DTCR =
(Sumber : Ross, et. Al, 2009:84)
4. Struktur Kepemilikan Manajerial
Menurut Jensen dan Mecking (1976) dalam Purba (2011) istilah
struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukan bahwa variabelvariabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh
hutang dan ekuitas saja tetapi juga ditentukan oleh presentase kepemilikan
saham oleh manajemen dan institusi. Para manajer umumnya cenderung
untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku
opurtinistik. Dan ini akan menyebabkan beban hutang karena risiko
kebangkrutan meningkat, sehingga agency cost of debt meningkat dan
berakibat pada penurunan akan nilai perusahaan.
Menurut Damayanti (2006) dalam Yusuf (2015) struktur
kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer saham perusahaan
atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham
perusahaan. Dalam kerangka agency theory, hubungan antara manajer dan
pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dan
principal. Agent diberi mandat oleh principal untuk menjalankan bisnis
demi kepentingan principal. Manajer sebagai agent dan pemegang saham
sebagai principal.
16
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Menurut
Sheisarvian,
dkk
(2015)
kepemilikan
manajerial
merupakan kepemilikan saham oleh pihak manajemen yang secara aktif
ikut serta dalam pengambilan keputusan perusahaan. Kepemilikan
manajerial dapat diukur dengan proporsi saham yang dimiliki perusahaan
pada akhir tahun dan dinyatakan dalam presentase. Semakin besar proporsi
kepemilikan manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan
berusaha lebih untuk kepentingan pemegang saham yang notabene adala
mereka sendiri (Trisyanti, 2009).
Struktur kepemilikan manajerial
bepengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang karena semakin besar persentase kepemilikan manajer
dalam suatu perusahaan maka manajer akan turut merasakan dampak dari
pengambilan keputusan yang dibuatnya sebagai salah satu pemegang
saham perusahaan. Hal ini dapat menyelaraskan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham sehingga dapat mengurangi konflik
keagenan. Manajer akan lebih
berhati-hati untuk membuat keputusan
dalam mengelola perushaan termasuk dalam menetapkan kebijakan
hutang. Semakin tinggi struktur kepemilikan manajerial maka akan
semakin kecil penggunaan hutang untuk mendanai kebutuhan dana
perusahaan (Yeniatie dan Destriana, 2010).
Jika struktur kepemilikan oleh manajemen tinggi, maka manajer
akan menjadi risk averse (menghindari resiko). Dalam konteks ini dengan
meningkatkan kepemilikan oleh insider, akan menyebabkan insider
semakin berhati-hati dalam menggunakan hutang dan perilaku opurtunistik
17
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
karena mereka ikut menanggung konsekuensinya, sehingga mereka
cenderung menggunakan hutang yang rendah (Masdupi, 2005 dalam
Indana, 2015).
Berbagai
rasio
yang digunakan untuk
mengukur struktur
kepemilikan manajerial :
a. Struktur kepemilikan manajerial ini diukur dari jumlah presentase
saham yang dimiliki oleh manajemen (dewan komisaris) pada akhir
tahun (Zulhawati, 2004 dalam Sheisarvian, dkk 2015).
Rumus dari proksi struktur kepemilikan manajerial adalah
SKM=
b. Struktur kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang
dikelola Gideon (2005) dalam Indahningrum dan Handayani (2009).
Struktur
kpemilikan
manajerial
diukur
dengan
menggunakan
presentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen perusahaan
yang secara aktif dalam pengambilan keputuan perusahaan (dewan
komisaris dan direksi).
Rumus struktur kepemilikan manajerial sebagai berikut (Masdupi,
2005 dalam Indahningrum dan Handayani, 2009)
=
18
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Keterangan :
= Kepemilikan manajerial i pada tahun t
D&C
= Kepemilikan saham oleh manajer, direksi, dan
dewan komisaris perusahaan pada tahun t
Total
= Jumlah total dari saham biasa perusahaan yang
beredar
c. Struktur kepemilikan manajerial ini diukur dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh komisaris dan direksi dibagi dengan total saham.
KM =
× 100%
5. Struktur Aset
Struktur aset merupakan perbandingan antara aset lancar dan aset
tetap
perusahaan
untuk
menjalankan
kegiatan
operasional
suatu
perusahaan Harianti (2016). Menurut M.Hanafi, (2015:345) dalam
Harianti (2016) perusahaan yang mempunyai aset tetap yang lebih besar
(berusia panjang), apalagi jika digabungkan dengan tingkat permintaan
produk yang stabil, akan menggunakan hutang yang lebih besar.
Sedangkan Menurut Riyanto (2004) dalam Rifai (2015) struktur
aset adalah perimbangan atau perbandingan baik dalam artian absolut
maupun dalam artian relatif antara aset lancar dan aset tetap. Struktur aset
berhubungan dengan kekayaan perusahaan yang dapat dijadikan jaminan
yang lebih fleksibel akan cenderung menggunakan hutang lebih besar
daripada perusahaan yang struktur aktivanya tidak fleksibel.
19
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
kebijakan hutang terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva tetap
dalam jumlah yang besar. Aktiva tetap tersebut dapat dijadikan sebagai
jaminan oleh manajer
kepada kreditor sehingga manajer dapat
memperoleh pinjaman dengan mudah.
Di samping itu perusahaan yang memiliki aktivatetap dalam
jumlah besar dapat menggunakan hutang dalamjumlah besar karena aktiva
tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman Rifai (2015).
Berbagai pengukuran asset sebagai berikut :
a. Struktur aset dengan variabel ini merupakan collateral value of asset (
nilai jaminan aset) yang menggambarkan tasio aset tetap. Aset yang
diukur dengan menggunakan hasil bagi antara aset tetaap terhadap total
aset.
Rumus dari proksi struktur aset adalah
AST =
× 100%
b. Struktur aset merupakan perbandingan antara total aktiva bersih yang
dapat digunakan sebagai jaminan hutang, dengan total aktiva.
Rumus struktur aset adalah :
Strktur Aset =
6. Profitabilitas
Profitabilitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari kegiatan operasinya dan sering digunakan untuk
mengukur
kinerja
perusahaan.
Sedangkan
menurut
Surya
dan
20
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Rahayuningsih
(2012)
dalam
Irawan,
dkk
(2016)
menjelaskan
profitabilitas adalah hubungan antara pendapatan dan biaya yang
dihasilkan dari penggunaan aset total badan usaha dalam aktivitas
produksi. Profitabilitas ikut mempengaruhi kebijakan hutang karena dalam
kondisi profitabilitas tinggi perusahaan akan cenderung mengandalkan
sumber dana internal dan sebaliknya pada kondisi profitabilitas rendah
perusahaan akan mengandalkan sumber dana external.
Menurut Yenieati dan Destriana (2010) profitabilitas merupakan
kemempuan perusahaan memnfaatkan aset yang ada untuk menghasilkan
pendapatan, profitabilitas dalam perusahaan merupakan salah satu cara
untuk menilai secara tepat sejauhmana tingkat pengembalian yang akan
didapat dari aktifitas investasinya.
Di samping itu, menurut Bukhori (2005) dalam Sari (2012),
profitabilitas menunjukkan koefisien positif signiikan terhadap kebijakan
hutang. Hal itu karena dari perspektif kreditur, semakun profitable sebuah
perusahaan akan semakin besar kemungkinan perusahaan mampu
membayar kewajiban serta memenuhi persyaratan hutang. Sehingga
kreditur akan memberi kemudahan atau keringanan dalam persyaratan
hutang.
Berbagai rasio yang digunakan untik mengukur profitabilitas adalah sebgai
berikut :
21
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
a. Return On Asset (ROA)
Menurut Sutrisno (2009:222), “Return on asst juga disebut sebagai
rentabilitas ekonomi merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dengan menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sebelum
bunga dan pajak. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara
leseluruhan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisieni aktiva yang
dilakukan oleh perusahaan. Semakin besar ROA maka semakin besar
tingkat keuntungan dan semakin baik perusahaan dari segi penggunaan
aktiva.
Rumus sebagai berikut :
1) ROA =
× 100%
2) ROA =
(Brigham dan Houston, 2006 : 115)
3) ROA =
(Irham Fahmi, 2011 : 114)
b. Return On Equity (ROE)
Menurut Sutrisno (2009:223), “Return on equity ini serig disebut
dengan rate of return on net worth yaitu kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki,
sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai profitabilitas modal
22
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan mdal pemilik yang
ditanamkan oleh pemilik atau investor untuk menghasilkan laba bersih
yang menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini semakin
tinggi keuntungan investor karena semakin efisien modal yang
ditanamkan. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat perhatian
para investor. Rsio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham,
baik saham biasa maupun saham preferen.”
Rumus dari proksi profitabilitas (ROE) yaitu :
Return on Equity =
c. Profit Margin (Profit margin on sales)
Profit Margin on Sales atau Ratio Profit atau margin laba atas
penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur
profitabilitas dengan cara membagi margin laba atau penjualan. Cara
pengukuran rasio omo adalah dengan penjualan bersih setelah pajak
dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit
margin. Rumus untuk mengukur profit margin adalah sebagai berikut :
Profit Margin =
× 100%
d. Return On Investment (ROI)
Hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama
Return on Investment (ROI) atau Return om Total Asset merupakan
rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan ukuran tentang
23
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
efektivitas manajemen dalam mengelola investasiya. Di samping itu,
hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh
dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efekivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
Rumus untuk mengukur Return on Investment adalah sebagai
berikut :
ROI =
× 100%
7. Ukuran Perusahaan
Menurut Gitman dan Zutter (2012) dalam Suryani dan Khafid
(2015) ukuran perusahaan adalah besarnya aset perusahaan yang
memungkinkan tingkat leverage perusahaan besar akan lebih besar dari
perusahaan yang belih kecil. Sedangkan menurut Hebdrikson, Eldon
(2000) mendefinisikan size adalah ukuran perusahaan merupakan
keseluruhan dan aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang dapat
dilihat dari sisi kiri neraca. Jadi ukuran perusahaan juga dapat diartikan
sebagai keseluruhan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan baik dalam
bentuk aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Ukuran prusahaan merupakan suatu skala atau nilai dimana
perusahaan dapat diklasifikasikam besar kecilnya berdasarkan total aktiva,
log size, nilai saham dan lain sebagainya Hormati (2009) dalam .dalam
penelitian ini ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan Logaritma
24
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
natural (Ln) dari total asset. Hal ini karena besarnya total asset masing –
masing berbeda bahkan mempunyaii selisih yang besar, sehingga dapat
menyebabkan nilai ekstrim. Untuk menghindari data yang tidak normal
tersebut maka harus di Ln kan Collin dan Khotari (1989) dalam Silyanti
(2011).
Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan
besar akan berdampak lebih besar tehadap kepentingan publik
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Perusahaan-perusahaan dengan ukuran besar cenderung lebih
mudah untuk memperoleh pinjaman dari pihak ketiga, karena kemampuan
mengakses kepada pihak lain atau jaminan yang dimiliki berupa aset
bernilai besar dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang
memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki asar modal sehingga
dengan kesempatan ini perusahaan membayar dividen besar kepada
pemegang saham (Syadeli, 2013)
Rumus dari proksi ukuran perusahaan adalah
UK = Ln (Total Aset Perusahaan)
Keterangan :
UK
: Ukuran Perusahaan
Ln
: Logaritma natural
25
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai kebijakan hutang pada perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu.
Berikut adalah uraian mengenai beberapa penelitian sebelumnya yang
membahas kebijakan hutang.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No
1
Nama
Peneliti
dan Tahun
Indana
(2015)
Judul Penelitian
Metode
Analisis
Hasil Penelitian
Pengaruh Kepemilikan
Manajeial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan
Dividen dan Struktur
Aset terhadp Kebijakan
Hutang
pada
Perusahaan Manufaktir
Yang Masuk Dalam
Daftar Efek Syari’ah
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Kepemikijan
berpengaruh
terhadap
hutang
Kepemilikan
Institusional
berpengaruh
terhadap
hutang
Manjaeria
positif
kebijakan
tidak
negatif
kebijakan
Kebijakan dividen tidak
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan
hutang
Struktur
berpengaruh
terhadap
hutang
2
Sheiservia Pengaruh Kepemilikan
n
dkk Manajerial, Kebijakan
(2015)
Dividen,
dan
Profitabilitas terhadap
Kebijakan
Hutang
(studi pada perusahaan
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
aset
positif
kebijakan
Kepemilikan Manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang
Kebijakan
dividen
26
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
manufaktur
yang
terdaftar di BEI 20102012)
3
4
Hasan
(2014)
Sari
(2012)
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Free Cash
Flow
dan
Ukuran
Perusahaan
terhadap
Kebijakan
Hutang
(studi pada perusahaan
– perusahaan industri
dasar dan kimia yang
terdaftar di BEI)
Pengaruh Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, Kebijakan
Dividen,
Ukuran
Perusahaan,
Struktur
Aktiva
dan
Profitabilitas
terhadp
Kebijakan Hutang pada
Perusahaan Properti dan
Real Estate 2005-2010
berpengaruh
terhadap
hutang
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
negatif
kebijakan
Profitabilitas
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang.
Kepemilikan manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang.
Free
cash
flow
berpengarih
positif
terhadap
kebijakan
hutang.
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan
hutang.
Kepemilikan manajerial
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang.
Kepemilikan institusional
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang.
Kebijakan
dividen
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang.
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang.
Struktur
aktiva
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang.
27
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
5
6
7
8
Yeniatie
dan
Destriana
(2010)
Irawan,
Arifti dan
Oemar
(2016)
Faktor – Faktor yang Analisis
Mempengaruhi
Regresi
Kebijakan Hutang Pada Linier
Perusahan
Berganda
Nonkeuangan
yang
terdaftar di BEI
Pengaruh
Aset
Berwujud,
Ukuran
Perusahaan,
Pertumbuhan
Perusahaan,
dam
Profitabilitas terhadap
Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar Di BEI
Tahun 2010-014
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Pengaruh Risiko Bisnis,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Ukuran
Perusahan, dan Struktur
Aktiva
terhadap
Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan
Property
dan
Real
Estate
Terdaftar di BEI
Hardining Determianan Kebijaka
sih
dan Hutang (Dalam Agency
Oltavani
Theory dan Pecking
(2012)
Order Theory
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Rifai
(2015)
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
profitabilitas
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang.
Kepemilikan
Institusional,
Struktur
Aset, Profitabilitas dan
Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh
terhadap
kebijakan hutang
Kepemilikan
mnajaherial, Kebijakan
Dividen dan Free cash
flow tidak berpengaruh
terhadap
kebijakan
hutang.
Aset Berwujud , Ukuran
Perusahaan
dan
Pertumbuhan perusahaan
berpengaruh
positif
terhadap
kebijakan
hutang
Profitabilitas
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang.
Risiko
Bisnis,
Pertumbuhan
Perusahaan,
Ukuran
Perusahan, dan Struktur
Aktiva
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan hutang.
Free
Cash
Flow
berpengaruh
negtif
terhadap
kebijakan
hutang
Laba
berpengaruh
terhadap
ditahan
negatif
kebijakan
28
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
hutang
Profitabilitas
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
kebijakan hutang
Pertumbuhan Perusahaan
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan
hutang
Struktur
berpengaruh
terhadap
hutang.
Aktiva
positif
kebijakan
C. Kerangka Pemikiran
Kebijakan
hutang
merupakan
kebijakan
perusahaan
untuk
memanfaatkan fasilitas pendanaan dari luar, kebijakan hutang dapat
dipengaruhi oleh karakteristik khusus perusahaan yang mempengaruhi kurva
penawaran hutang pada perusahaan atau permintaan perusahaan atas utang.
Semakin rendah DER berarti semakin kecil tingkat hutang yang dimiliki dan
kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi. Ketika perusahaan
menggunakan hutang semakin tinggi maka akan semakin besar kewajibannya.
Struktur
kepemilikan
manajerial
berpengaruh
negatif
terhadap
kebijakan hutang. Manajer akan lebih berhati-hati untuk membuat keputusan
dalam mengelola perushaan termasuk dalam menetapkan kebijakan hutang.
Semakin tinggi struktur kepemilikan manajerial maka akan semakin kecil
penggunaan hutang untuk mendanai kebutuhan dana perusahaan (Yeniatie dan
Destriana, 2010).
29
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang, dapat
ditinjau perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat
menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aktiva tersebut dapat
digunakan sebagai jaminan pinjaman Rifai (2015).
Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
Menurut Bukhori (2005) dalam Sari (2012) variabel profit menunjukkan
koefisien positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Karena semakin
profitable sebuah perusahaan akan semakin besar kemungkinan perusahaan
mampu untuk membayar hutang.
Ukuran perusahaan juga berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang
dimana dengan semakin besar ukuran perusahaan, maka penggunaan hutang
cenderung akan semakin meningkat.
Berdasarkan kerangka pemiliran diatas maka dapat digambarkan model
penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Struktur Kepemilikan
Manajerial (X1)
H1 (-)
Struktur Asset (X2)
H2 (+)
H3 (+)
Profitabilitas (X3)
Kebijakan Hutang
(Y)
H4 (+)
Ukuran Perusahaan (X4)
30
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
D. Hipotesis
1. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Kebijakan Hutang
Menurut Jensen dan Mecking (1976) dalam Purba (2011) istilah
struktur kepemilikan digunakan untuk menunjukan bahwa variabelvariabel yang penting dalam struktur modal tidak hanya ditentukan oleh
hutang dan ekuitas saja tetapi juga ditentukan oleh presentase kepemilikan
saham oleh manajemen dan institusi.
Struktur kepemilikan manajerial
bepengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang karena semakin besar persentase kepemilikan manajer
dalam suatu perusahaan maka manajer akan turut merasakan dampak dari
pengambilan keputusan yang dibuatnya sebagai salah satu pemegang
saham perusahaan. Hal ini dapat menyelaraskan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham sehingga dapat mengurangi konflik
keagenan. Manajer akan lebih
berhati-hati untuk membuat keputusan
dalam mengelola perushaan termasuk dalam menetapkan kebijakan
hutang. Semakin tinggi struktur kepemilikan manajerial maka akan
semakin kecil penggunaan hutang untuk mendanai kebutuhan dana
perusahaan (Yeniatie dan Destriana, 2010).
Dalam penelitian Sheisarvian, dkk (2015) menyatakan kepemilikan
manajerial berpengaruhnegatif terhadap kebijakan hutang. Penelitian
Hasan (2014) menyatakan baahwa struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Selain itu, Yeniatie dan
31
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Destriana
(2010)
menunjukkan
striktir
kepemilikan
manajerial
berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya, rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
= Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang
2. Pengaruh Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang
Struktur aset merupakan perbandingan antara aset lancar dan aset
tetap perusahaan untuk menjalan kegiatan operasional suatu perusahaan
Harianti (2016). Struktur aset perusahaan memiliki pengaruh positif
terhadap kebijakan hutang terutama bagi perusahaan yang memiliki aktiva
tetap dalam jumlah yang besar. Menutrut M. Hanafi (2015:345)
perusahaan yang mempunyai aset tetap yang lebih besar (berusia panjang),
apalagi jika digabungkan dengan tingkat permintaan produk yang stabil,
akan menggunakan hutang yang lebih sedikit.
Indana (2015) menyatakan struktur aset berpengaruhpositif
terhadap kebijakan hutang. Dalam penelitian Sari (2012) menyatakan
bahwa struktur aset berpengaruh posutuf terhadap kebijakan hutang.
Selain itu, menurut penelitian Hardiningsih dan Oktavian (2012)
menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan hutang.
32
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya, rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
= Struktur aset berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang
3. Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang
Profit yang diperoleh perusahaan bisa merupakan dana yang
tersedia untuk melakukan investasi ataupun dibagi kepada pemegang
saham. Berdasarkan agency theory seharusnya perusahaan yang memiliki
profitabilitas yang tinggi memanfaatkan hutang untuk mengurani
penyalahgunaan pemakaian dana oleh manajer yang tidak memperhatikan
kepentingan pemegang saham.
Menurut Bukhori (2005) dalam Sari (2012), profitabilitas
menunjukkan koefisien positif signiikan terhadap kebijakan hutang. Hal
itu karena dari perspektif kreditur, semakin profitable sebuah perusahaan
akan semakin besar kemungkinan perusahaan mampu membayar
kewajiban serta memenuhi persyaratan hutang. Sehingga kreditur akan
memberi kemudahan atau keringanan dalam persyaratan hutang.
Dalam penelitian Hadiningsih dan Oktaviani (2012) profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Menurut dan
Sari (2012) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif
signifikan terhadap kebijakan hutang. Selain itu, Julita (2014) bahwa
profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang
33
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya, rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
= Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang.
4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala atau nilai dimana
perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya total aktuva, log size,
nilai saham dan lain sebagainya (Hormati 2009 dalam Sari 2012).Menurut
Gitman dan Zutter (2012) dalam Suryani dan Khafid (2015) ukuran
perusahaan adalah besarnya aset perusahaan yang memungkinkan tingkat
leverage perusahaan besar akan lebih besar dari perusahaan yang lebih
kecil.
Berdasarkan
penelitian
hasan
(2014)
ukuran
perusahaan
berpengaruh positif terhaap ukuran perusahaan. Dalam penelitian
Andrianto (2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap kebijakan hutang. Selain itu, penelitian Irawan, Arifati dan
Oemar (20146) bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
kebijakan hutang.
Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya, rumusan
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
= Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan hutang
34
Pengaruh Struktur Kepemilikan..., Weni Maharani Ulfa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMP, 2017
Download