BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pemasaran Di era globalisasi saat ini, seiring dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi yang semakin canggih, setiap perusahaan dituntut untuk dapat menyuguhkan informasi yang akurat dan sekaligus menarik akan produk-produknya. Oleh karena itu peran komunikasi pemasaran sangat penting dalam mempertahankan posisi merek dan membangun merek produk di mata dan benak konsumen. 2.1.1. Pengertian/Definisi Komunikasi Pemasaran Istilah komunikasi pemasaran merupakan pengembangan dari konsep promosi yang terdapat di dalam bauran pemasaran atau marketing mix. Kegiatan tersebut merupakan salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan program pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. 9 Hubungan antara komunikasi dengan pemasaran sangat erat. William Albight yang dikutip oleh Jhon E Kennedy dan R. Darmawan Soemanegara4, Menyatakan bahwa: Komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful symbols between individuals”. Definisi tersebut menggambarkan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang atau lebih, dimana salah satu mengirimkan simbol atau pesan tertentu kepada orang lain. Komunikasi terjadi bila kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Sehingga apa yang menjadi pesan dapat tersampaikan maksudnya. Adapun pengertian dari Komunikasi Pemasaran menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: Menurut Kotler dan Keller, “Marketing communications are means by which firms attempt to inform, persuade, and remind comsumers – directly or indirectly – about the products and brands they sell”. Artinya, Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. 5 Komunikasi pemasaran adalah: “kegiatan pemasaran dengan menggunakan tehnik-tehnik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan peruahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan” (R.D. Soemanagara).6 Marketing communication juga dapat dinyatakan sebagai kegiatan komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen dengan menggunakan sebagai alat, dengan harapan agar komunikasi dapat menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan perubahan tindakan yang dikehendaki. Adapun jenis media yang dapat digunakan 4 Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Bandung: Alfabeta, 2006, Hal. 2 Kotler, P. & Keller, K. L. Marketing Management 14thEdition. New Jersey: Pearson Education, Inc. 2012, hal 498 6 R.D. Soemanegara. Marketing Communication. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia, 2009, hal5 5 10 adalah folder, poster, banner, flayer, televisi, majalah, surat kabar dan mediamedia lainnya.7 Berdasarkan definisi diatas, dapat dilihat bahwa komunikasi pemasaran memegang peranan yang sangat penting dalam mengkomunikasikan atau menyampaikan pesan dari produsen kepada konsumen. Pada akhirnya komunikasi pemasaran akan dapat memperkuat strategi pemasaran, sehingga dapat membangun merek dan menghasilkan pelanggan yang loyal terhadap produk. Dari penjabaran diatas, peran komunikasi pemasaran di masa sekarang ini menjadi sangat penting, karena dengan komunikasi yang tepat maka informasi mengenai produk yang akan disampaikan oleh produsen ke konsumen akan dapat tercapai. Apabila komunikasi pemasarannya tidak sesuai dengan nilai produk, maka dapat diartikan bahwa komunikasi yang berusaha disampaikan oleh pemilik produk tidak mampu memenuhi apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen atau dengan kata lain pesan tersebut gagal disampaikan kepada konsumen, sehingga brand awareness suatu produk tidak akan tercapai. Bila Brand Awareness tidak dapat diraih maka sangat susah utuk mendapatkan konsumen sebagai pengguna merek yang loyal. Konsumen yang loyal adalah yang sangat diidam-idamkan oleh pemilik produk karena bila Brand Loyalty sudah terbentuk maka susah bagi konsumen untuk beralih ke merek lain. Hal ini yang selalu menjadi incaran para pemilik merek. 7 R.D. Soemanegara, Marketing Communication :Taktik dan strategi. Jakarta : Gramedia, 2006, hal 5 11 2.1.2. Bauran Komunikasi Pemasaran Bauran Komunikasi Pemasaran adalah merupakan penggabungan dari lima model komunikasi dalam pemasaran, yaitu: advertising, sales promotion, public relations, personal selling dan direct selling. Demikian pula halnya dengan event dan exhibitions, keduanya merupakan bagian dari Marketing Communication Mix.8 Komunikasi yang digunakan dalam menunjang kegiatan Bauran Komunikasi Pemasaran biasanya berupa media promosi seperti flyer, banner, poster, dan catalogue atau dapat juga berupa sumber informasi seperti corporate profile. Menurut Kotler, konsep dasar dari strategi Bauran Komunikasi pemasaran adalah:9 1. Periklanan, yaitu semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang dibayar oleh suatu sponsor tertentu. 2. Promosi Penjualan, termasuk di dalamnya berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Hubungan masyarakat dan Publisitas, adalah berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 8 9 Soemanegara, Strategic Marketing Communication :Taktik dan strategi. Bandung : Alfabeta, 2006 hal 1 Kottler, Philip, Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2005, 393 12 4. Penjualan secara pribadi yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. 5. Pemasaran langsung, adalah penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Istilah komunikasi pemasaran merupakan pengembangan dari konsep promosi yang terdapat di dalam bauran pemasaran atau marketing mix. Kegiatan tersebut merupakan salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan program pemasaran. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Bentuk promosi itu sendiri dapat beragam dan salah satunya adalah apa yang akan diteliti yaitu Brand Activation. 2.2 Pemasaran Pemasaran atau sering disebut sebagai marketing pada dasarnya lebih dari sekedar mendistribusikan atau menyalurkan suatu produk dari produsen ke konsumen yang menggunakannya. Pemasaran sejatinya meliputi semua tahapan mulai dari penciptaan produk hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi penjualan itu berlangsung. 10 10 Frank Jefkins, Periklanan. Jakarta: Erlangga, 2005, 1-2 13 Para produsen bebas menentukan dengan cara dan dengan media apa produknya akan dipasarkan karena perkembangan dunia marketing pada saat ini sangat pesat, dimana produsen dihadapkan pada penyusunan strategi pemasaran yang efektif dan efisien untuk dapat menjangkau pasar sasaran. Komunikasi selalu menjadi salah satu aktivitas yang signifikan bagi keberhasilan organisasi pemasar, terutama saat melakukan dialog dengan konsumen. Upaya untuk melakukan dialog dengan konsumen adalah cara strategis untuk mendapatkan keunggulan dalam melakukan penetrasi di pasar yang sama. Dalam proses ini para pelaku pemasaran berinteraksi dengan konsumennya masing-masing melalui upaya keterpaduan pesan, satu tampilan, satu nada dengan memastikan arah, kejelasan, konsistensi, dan dalam waktu yang tepat di dalam pasar yang mereka tuju. 11 Pemilihan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dapat menghasilkan aktivitas pemasaran yang efektif dan efisien, dimana saat ini perusahaan tidak hanya dihadapkan pada masalah mempertahankan strategi positioning saja, namun dituntut untuk bagaimana posisi merek dibenak konsumen sehingga konsumen dapat tetap menjadi konsumen yang loyal. 2.2.1 Pengertian/Definisi Pemasaran Untuk dapat memahai arti dari Pemasaran, di bawah ini diberikan beberapa definisi pemasaran dari para ahli yang dikutip dari buku Manajemen Pemasaran International: Sebuah Pendekatan Strategi. 11 Rudy Harjanto, Integrated Marketing Communications. Jakarta: Gramedia, 2012 14 Philip Kotler dan Amstrong, pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. William J.Stanton, Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial”. Paul Smith, Chris Berry, dan Alan Rufold, Pemasaran adalah suatu hubungan sistematis antara sebuah bisnis dan pasarnya, dimensi pelaku pasar memasang beberapa ide-ide yang luas, desain-desain, pesan-pesan, media, potonganpotongan, bentuk dan warna-warna, keduanya untuk mengkomunikasikan ide-ide dan untuk merangsang persepsi khusus tentang produk dan layanan-layanan oleh individual masyarakat yang telah dikumpulkan atau disatukan dalam sebuah target pasar. Swasta, Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi”. Sutisna, Pemasaran adalah merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah apa yang disebut sebagai bauran promosi. Muntaha, Pemasaran adalah Proses pengolahan, produksi dan penyampaian informasi atau pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada khalayak sasaran secara berkesinambungan serta bersifat dua arah dengan tujuan menunjang dan efisiensi pemasaran suatu produk. 12 Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah merupakan suatu proses yang dilakukan mulai dari perencanaan hingga pendistribusian suatu produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen termasuk kegiatan promosi di dalamnya untuk mencapai tujuan perusahaan agar produknya dipilih oleh khalayak. 12 Pemasaran sangat penting untuk dilakukan agar perusahaan dapat Jajat Kristanto, Manajemen Pemasaran International: Sebuah Pendekatan Strategi. Jakarta: Erlangga, 2010, 7-9 15 melangsungkan keberadaannya dengan beredarnya produknya di pasaran sebagai pillihan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. 2.2.2. Bauran Pemasaran Strategi pemasaran yang bersaing, berkaitan dengan elemen bauran pemasaran (marketing mix) yaitu sekumpulan peralatan pemasaran yang bekerja bersama untuk mempengaruhi pasar. Elememen-elemen di atas tersebut dikenal dengan sebutan “Marketing Mix” atau “4 P” yang terdiri dari: 13 a. Produk (Product) berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar sasaran. b. Harga (Price) adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk. c. Distribusi (Place) mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran. d. Promosi (Promotion) yaitu segala aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. 13 Kotler & Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran, Jiild I, Jakarta: PT Indeks, 2003, hal. 79. 16 Gambar 3 - Marketing Mix/Bauran Promosi14 4P ini kemudian dijabarkan kembali menjadi beberapa konsep dasar dari strategi promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas serta pemasaran langsung.15 2.3 Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication) Dalam lingkungan pasar yang sangat bersaing saat ini, kegiatan konumikasi yang dilakukan oleh pemilik merek haruslah direncanakan secara lebih terarah dan diharapkan berdampak langsung terhadap tujuan pemasaran, yaitu membuat konsumen melihat, memilih dan pada akhirnya menjadi pengguna setia produk yang ditawarkan. 14 Ibid. 15 Kottler, Philip, Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2005, 393 17 Dengan adanya saluran komunikasi yang berlimpah dewasa ini menyebabkan pemilik merek harus memilih saluran yang tepat yang harus digunakan dalam mengkomunikasikan mereknya. Tidak jarang beberapa saluran komunikasi digunakan sekaligus demi menunjang keberhasilan penyampaian pesan akan informasi mereknya. Karena hal tersebut di atas maka Komunikasi Pemasaran yang terpadu atau disebut juga Integrated Marketing Communications dibutuhkan agar sasaran jangkauan dapat diraih secara efisien dan efektif. 2.3.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communications) Dalam teori-teori komunikasi pemasaran maupun korporasi, telah dikenal konsep-konsep komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication/IMC) dan pemasaran humas (marketing public relations/MPR). Komunikasi pemasaran terpadu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai koordinasi dan integrasi berbagai alat-alat pemasaran untuk memaksimalkan dampak pada konsumen dan pengguna akhir lainnya dengan biaya seminim mungkin. Sementara pemasaran humas dapat didefinisikan sebagai strategi dan implementasi yang menyatukan konsep-konsep pemasaran dan humas dalam rangka 18 memaksimalkan hasil upaya organisasi dalam relasinya baik dengan konsumen maupun pihak-pihak lain yang terkait (stakeholders).16 Don E. Schultz & Heidi F Schultz. IMC mengatakan bahwa suatu proses strategi bisnis yang digunakan untuk merencanakan, mengembangkan, mengevaluasi dan mengeksekusi secara terkoordinasi, terukur dan merupakan program komunikasi persuasi merk dalam jangka panjang yang ditujukan pada konsumen, pelanggan, pada pembeli, dan sasaran lain yang juga baik sebagai khalayak internal maupun eksternal. Sangat jelas tercantum di atas bahwa suatu kegiatan IMC atau komunikasi pemasaran terpadu sangat bergantung dari koordinasi yang baik, mulai dari perencanaan hingga mengevaluasi hasil agar dapat mencapai hasil akhir yang diharapkan. Menurut Don E. Schultz: IMC merupakan suatu pendekatan ‘perspektif yang luas’ untuk perencanaan suatu program pemasaran dan promosi, serta koordinasi dari berbagai fungsi-fungsi komunikasi. Semua terintegrasi dalam ‘citra tunggal’ (unified image) dalam ‘theme’ dan ‘positioning’ 17 Sedangkan Tom Duncan menuturkan bahwa IMC adalah suatu proses pengelolaan hubungan dengan konsumen dalam menciptakan brand value. 18 Dari pernyataan ketiga tokoh di atas, koordinasi yang baik dan proses yang terintegrasi masih merupakan faktor penting untuk mencapai komunikasi pemasaran yang terpadu. Komunikasi pemasaran terpadu yang meliputi seluruh proses mulai dari perencanaan hingga proses evaluasi akhir. IMC merupakan proses lintas fungsi untuk menciptakan dan memelihara hubungan saling menguntungkan dengan pelanggan dan stakeholders lainnya melalui 16 Dorien Kartikawang (2011), Corporate and Marketing Communication. Jakarta: Penerbit Puskombis Aspikom Univ. Mercu Buana Jakarta, 2011, 82 17 18 Duncan, Tom, Advertising & IMC, 2nd Ed., McGraw-Hill, 2005, Hal. 135 Ibid. 19 pengontrolan dan penyebaran pesan yang disampaikan pada kelompok tersebut dan menggerakannya melalui data konsumen yang bertujuan menciptakan dialog. IMC adalah sesuatu yang terfokus pada konsumen, yang menggunakan data base untuk menggerakan dan berkomunikasi dengan konsumen. Dapat disimpulkan bahwa IMC diartikan sebagai bentuk manajemen yang mampu mengorganisasikan seluruh kegiatan komunikasi dalam membangaun hubungan positif antara perusahaan dengan konsumen dan stakeholders lain yang ditekankan pada kegiatan pemasaran melalui pemahaman atas kebutuhan motivasi, sikap dan perilaku konsumen sebagai sasaran individual.19 Tujuan utama IMC adalah menciptakan brand relationship dalam jangka panjang melalui elemen komunikasi yang ada pada level manajemen pemasaran yang akhirnya akan menciptakan penjualan dan keuntungan bagi perusahaan. Adapun ciri-ciri dari Integrated Marketing Communication adalah seperti tercantum dalam poin-poin di bawah ini:20 1. Tujuan Komunikasi pemasaran dirumuskan secara jelas dan konsisten dengan tujuan organisasi. 2. Pendekatan yang terencana yang meliputi rangkaian aktivitas komunikasi pemasaran yang lengkap. 3. Khalayak sasaran yang jelas dan terukur (spesifik) 19 20 Dorien Kartikawang, op.cit, 82 Ibid. 20 4. Pengelolaan segala bentuk kontak dengan konsumen yang didasarkan pada aktivitas komunikasi pemasaran. 5. Pengelolaan segala bentuk promosional yang efektif dan tepadu serta semua orang dilibatkan. 6. Pemanfaatan seperangkat alat-alat promosi (semua elemen bauran promosi termasuk komunikasi personal dan non personal) Dari tujuan dan cirri-ciri Integrated Marketing Communication di atas maka manfaat yang dapat diperoleh dari Komunikasi Pemasaran Terpadu atau IMC adalah sebagai berikut: Integritas kreatif Pesan yang konsisten Rekomendasi pemasaran yang jelas Pemanfaatan media yang lebih baik Ketepatan upaya pemasaran yang lebih baik Efisiensi operasional Hemat biaya Pelayanan yang konsisten dan lebih baik Hubungan baik lebih mudah diperoleh Akuntabilitas yang lebih baik karena terpadu Dari segala manfaat yang disebutkan di atas, IMC juga memiliki kelemahankelemahan yang tercantum di bawah ini, akan tetapi semua kelemahan di bawah ini dapat diminimalisasi dengan adanya koordinasi dan proses yang jelas mulai dari perencanaan, 21 pelaksanaan atau eksekusi hingga proses akhir yaitu pengevaluasian. Adapun kelemahan yang ditimbulkan dari IMC adalah sebagai berikut: 21 Keterpaduan merupakan proses yang tak terbatas dan tanpa ujung Pekerjaan multi fungsi Seluruh unsur yang terkait harus ditangani merata Perlu masukan dari berbagai pihak Seluruh ‘titik kontak’ komunikasi harus dikelola. Elemen promosi yang digunakan terbagi atas soft sell dan hard sell. Soft sell berupa advertising, public relation, CSR, interactive marketing yang bertujuan untuk memengaruhi konsumen ke tingkat kognisi dan affeksi. Sedangkan, hardsell berupa personal selling, direct marketing, sales promotion untuk memengaruhi konsumen ke tingkat konasi. Termasuk dalam komunikasi pemasaran terpadu dapat diperinci dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 22 Advertising (Periklanan) Consumer Sales Promosi (Promosi Penjualan) Trade Promotion and Co-marketing (Promosi dagang dan marketing korporasi) Packaging, Point of Purchase (kemasan dan penyajian) Personal Selling (Penjualan langsung) Public Relations (Humas) Brand Publicity (Pengenalan Merek) Corporate Advertising (Periklanan Korporasi) Internet Direct Marketing (Pemasaran langsung) Brand Activation (Aktivasi Merek) Experiential Events (seperti events, sponsorship) Customer Service Word of Mouth (Gethuk tular) 21 Ibid. Richard J. Semenik, Promotion and Integrated Marketing Communications, South-Western,5101 Madison Road, Ohio, 2002. Hal. 198 22 22 Berikut bagan dari IMC sebagai referensi dalam memberikan informasi akan apa yang dimaksud dengan Komunikasi Pemasaran terpadu: Gambar 4 - IMC Plan23 Gambar diatas menjelaskan bahwa di dalam konsep komunikasi pemasaran terpadu digunakan beberapa media yang saling mendukung dalam penyampaian pesan kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan dapat menjangkau konsumen melalui segala kegiatan tersebut mulai dari mass media, direct mail, telephone, personal contact, electronic dan others (Public Relations). Secara jelas terlihat pula di gambar di bawah ini bahwa komuniksi pemasaran terpadu yang terencana dengan baik akan dapat berhasil menyampaikan informasi kepada konsumen bahkan dapat mengimbangi apa yang telah dilakukan pesaing di pasar yang sama. 23 Ibid. 23 Gambar 5 - IMC Concept24 Menurut Slamet Mulyana: IMC (Integrated Marketing Communication) adalah sebuah konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi—misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR dengan mengkombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan, konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal. 25 24 Ibid 25 Ibid. 24 2.4 Merek Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan industri, memudahkan perusahaan pesaing meniru suatu produk yang sudah ada dan terbukti berhasil. Untuk itu keunikan suatu merek merupakan suatu keunggulan agar produk dapat bertahan di pasar. Artinya Brand Management tetap merupakan kajian penting dalam usaha untuk memajukan dan membangun merek. Menurut Burnet dan Moriarty, (1998,48) brand adalah nama, desain maupun simbol atau karakteristik lainnya yang dapat mengidentifikasikan produk. Sedangkan brand name adalah bagian dari brand yang dapat dikomunikasikan, seperti kata-kata, tulisan, atau angka-angka tertentu yang mengidentifikasikan suatu produk. Brand mark juga merupakan bagian dari brand yang dapat dikomunikasikan, seperti simbol, gambar, design, maupun color combination. Lebih lanjut menurut Duncan, (2002:13), Merek merupakan persepsi yang ada di benak pelanggan berdasarkan bagian dari merek itu sendiri, seperti asosiasi merek, pengalaman terhadap merek atau pesan merek yang telah dirasakan. 26 Semua Kampanye Komunikasi Pemasaran apapun bentuknya selalu dimulai dengan cara yang sama yaitu penelitian dan perencanaan. Untuk memberikan yang terbaik kepada customer, produsen harus sangat memahami apa yang diinginkan oleh customer, apa yang dapat ditawarkan oleh produknya dalam hal ini diwakili merek dan keberadaan kompetitor yang ada di pasaran. Sangat penting untuk mengingat bahwa semua Komunikasi Pemasaran dibuat untuk mempromosikan suatu produk dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh suatu produk baik sebagai informasi, peremajaan produk maupun menegaskan identifikasi dari suatu produk itu sendiri. 26 Helpris Estaswara, Brand Management dan IMC. Jakarta: Penerbit Puskombis Aspikom Univ. Mercu Buana Jakarta, 2011, 20 25 Bahkan merek yang sudah ternamapun masih memerlukan Komunikasi Pemasaran untuk mempertahankan eksistensinya dan menghadapi pesaing serta mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Pada hakikatnya merek merupakan identifier (dalam konstruksi apapun yang dipilih pemiliknya, misalnya logo, symbol, nama, karakter dan seterusnya) yang terdiri atas dua elemen: a. Produk atau market offering yang dipresentasikannya. b. Komunikasi tawaran dan janji merek bersangkutan.27 Manajemen kedua elemen di atas secara efektif sangat krusial dalam mendukung keberhasilan relasi antara merek bersangkutan dengan pasar secara keseluruhan. Sebuah merek lebih dari sekedar produk. Produk adalah sesuatu yang diproduksi di pabrik, sedangkan merek adalah sesuatu yang dibeli konsumen (Seetharam, et. al., 2001). Menurut Keller (2003), merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang secara unik membedakannya dari produk-produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa. Perbedaan tersebut bisa bersifat rasional dan tangible (terkait dengan kinerja produk dari merek bersangkutan) maupun simbolik, emosional dan intangible (berkenaan dengan representasi merek). Dengan kata lain merek mencerminkan keseluruhan persepsi dan perasaan konsumen mengenai atribut dan kinerja produk, nama merek dan maknanya, dan perusahaan yang diasosiasikan dengan merek bersangkutan. Konsumen biasanya tidak menjalin relasi dengan barang atau jasa tertentu namun sebaliknya membina hubungan yang kuat 27 Fandy Tjiptono, Brand Management & Strategy, Yogyakarta: Andi, 2005, Hal. 19. 26 dengan merek spesifik (Fournier, 1998; Fournier & Yao, 1997). Pendek kata merek merupakan salah satu aset terpenting perusahaan (Aaker, 1991, 1995: Davis, 2002: Seetharaman, et. al., 2001), bahkan Whitwell, et. al. (2003) menegaskan bahwa merek adalah intangible asset organisasi yang paling penting. 28 2.5 Brand Activation Perkembangan dunia komunikasi menuntut para pemilik produk untuk lebih kreatif dalam mengkomunikasikan merek produknya atau bagaimana caranya agar keunggulan dan informasi tentang produk dapat sampai ke tangan konsumen tanpa konsumen harus merasa dipaksa menerima informasi tersebut. Beberapa bentuk komunikasi pemasaran diciptakan untuk dapat mempengaruhi konsumen sehingga konsumen dapat merasakan efek komunikasi yang jauh lebih besar. Bentuk komunikasi tersebut meliputi iklan, direct marketing, sales promotion, public relation, personal selling dan bentuk komunikasi pemasaran lainnya yang semakin terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu. Untuk membangun merek tidak cukup hanya bertumpu pada periklanan. Pemasar dapat menggabung dan mengkombinasikan elemen komunikasi pemasaran yang ada, salah satunya dengan mempergunakan trend baru dengan mengaktivasi brand sebuah perusahaan. Salah satu metodenya disebut dengan brand activation. Brand activation dapat didefinisikan sebagai bagian dari proses 28 Ibid. 27 pemasaran dari sebuah merek dengan tujuan untuk mendekatkan brand terhadap konsumen dengan menciptakan brand experience. 29 Definisi lain dari Brand Activation adalah aktivitas aktif-interaktif antara perusahaan dan pelanggan dengan tujuan meningkatkan keeratan hubungan antar keduanya atau suatu metode memperkenalkan atau mendongkrak kepada konsumen atau pembeli dengan mengenalkan produknya secara langsung kepada target pasar yang dituju. Dengan metode ini konsumen bisa merasakan langsung manfaat langsung suatu produk. Program Brand Activation juga bisa memberikan manfaat lebih suatu produk selain membangun loyalitas pelanggan terhadap merek. 30 Perkembangan yang terjadi dalam dunia pemasaran adalah konsumen yang semakin selektif terhadap merek dan produk yang akan memunculkan strategi baru dari pemasar untuk mengaktivasikan sebuah merek, sehingga terciptanya hubungan antara pelanggan dan pemasar. Adanya bentuk komunikasi pemasaran terutama periklanan telah mengalami pergeseran dan tidak begitu efektif untuk dapat menarik pelanggan, terlihat ketika iklan muncul disaat commercial break, dengan spontan penonton akan memindahkan channel TV. Untuk mendongkrak penjualan suatu produk atau jasa, sebagian perusahaan masih mengandalkan iklan sebagai salah satu alat atau sarana promosi. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat sekarang dunia periklanan sedang mengalami pergeseran dan menuntut adanya inovasi tinggi. Banyak orang akan memindahkan saluran televisi pada saat iklan ditayangkan dan lebih mengabaikan iklan-iklan yang ada kecuali iklan yang dapat 29 http://mix.co.id/brand-activation/brand-activation-1-effective-brand-activation/, diunduh pada 15 Juni 2013, Jam 19.55 30 Ismanthono, Henricus W, Kamus Istilah Ekonomi dan Bisnis,(Jakarta: Kompas Media Nusantara, 2010, Hal. 35 28 menarik perhatian seseorang. Tetapi hal tersebut tidak menjadikan referensi bagi konsumen untuk membuat keputusan pembelian dan dapat dikatakan tingkat rejection khalayak terhadap iklan sangat tinggi. Dalam perkembangannya, pemasar mulai menggunakan strategi komunikasi pemasaran yang lebih menekankan kepada kedekatan dan pengalaman konsumen terhadap produk dan merek. Pemasar berusaha menempatkan diri sebagai konsumen sehingga dapat melakukan komunikasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Consumer insight sebagai pengetahuan yang dapat memudahkan pemasar. 31 Selama informasi dan pengetahuan seperti tersebut di atas dimiliki pembuat kegiatan Brand Activation sebagai dasar konsep penyelenggaraaan kegiatan maka fungsi lain dari brand activation atau marketing event yang digunakan perusahaan, dapat memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut yaitu:32 Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek Untuk menarik pelanggan pesaing Menunjukan kelebihan dibanding kompetitor Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan Brand Activation merupakan bagian dari aktivitas komunikasi pemasaran terpadu dan seing kali pada saat yang bersamaan dalam sebuah kegiatan Brand Activation juga dilakukan beberapa aktivitas komunikasi pemasaran terpadu lainnya seperti penjualan langsung (direct selling) dan Promosi Penjualan (Consumer Sales 31 Ibid. Soemanagara, Strategic Marketing Communication-Konsep Strategis dan Terapan, Bandung: Alfabeta CV, 2006. Hal. 143. 32 29 Promosi) dan kegiatan humas atau Public Relations yang berupa adanya konsultasi langsung antara pengguna produk dan pakar nutrisi serta perwakilan dari customer service perusahaan. Sebagai marketing event, brand activation memang selalu terkait dengan proyek, tentang bagaimana dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, harus bisa digelar sebuah acara untuk sebuah tujuan tertentu.33 Dalam kajian sales promotion maka event management merupakan aktivitas yang dibutuhkan untuk menjangkau langsung kepada konsumen. Peranan event organizer sangat membantu perusahaan dalam menyusun kegiatan promosi.34 Events/Sponsorship atau Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi-organisasi non-profit menggunakan events dengan beberapa alasan, yaitu: untuk melibatkan sasaran khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitas, gaya hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran khalayak yang sulit dijangkau, untuk meningkatkan brand awareness dan untuk menyediakan platform yang baik bagi brand publicity. Sementara Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan. Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek. Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam memilih sponsorship: target 33 http://darkwin98.wordpress.com/2013/10/07/manajemen-event-sebuah-pengantar/, diunduh 15 Juni 2013, Jam 19.15 34 Soemanagara, Strategic Marketing Communication, Bandung: Alfabeta, 2006, hal. 143. 30 khalayak, penguatan citra merek, dapat diperpanjang, keterlibatan merek, biaya yang efektif dan sponsor lainnya. Paling tidak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggarap event management seperti brand activation. Pertama adalah perencanaan yang matang, perencanaan di sini termasuk pembuatan konsep, pengaturan waktu, pembuatan desain acara, penentuan timeline acara, serta kegiatan lainnya yang berhubungan dengan perencanaan kegiatan. Dalam membuat event peluncuran produk baru misalnya, kita harus bisa membuat desain acara semenarik mungkin yang menonjolkan keunggulan produk baru, dan tentunya melibatkan banyak aspek, mulai perencanaan lokasi, media yang diundang, pengunjung acara yang akan dihadirkan, pengisi acara, hingga konsep acara. Kedua adalah pembiayaan yang terukur, arus pengeluaran dan pemasukan kas, pembiayaan event juga hams dikontrol dengan jelas, sehingga tidak menjadikan penyelenggara event rugi karena tidak bisa mengelola arus kas. Ketiga adalah tim yang andal, kita tidak akan bisa melakukan semua pekerjaan mulai dari perencanaan hingga eksekusi event sendirian. Tentunya dibutuhkan tim dan manajemen pengelolaannya, setiap anggota tim sebaiknya memiliki tugas dan tanggung jawab yang diembannya. Keempat adalah time management. Bicara event manajemen akan selalu terkait dengan dateline, karena waktu seakan berjalan dengan cepatnya, dan jika tanpa disiplin atas time management yang telah disepakati, maka event bisa berantakan. Kelima, adalah eksekusi event yang berkesan. Pastikan pasca event, 31 pengunjung atau peserta mempunyai kesan atas acara yang terselenggara, dan pastikan itu kesan positif.35 Selain proses perencanaan yang matang dan eksekusi yang baik seperti dipaparkan di atas, untuk membuat suatu brand activation yang terarah haruslah melewati proses yang benar dan tidak tergesa-gesa. Proses tersebut melalui tahaptahap sebagai berikut: 36 1. Client Brief. Brand Activation digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan adanya suatu produk melalui informasi yang dicoba disampaikan melalui kegiatan atau aktivitas interaksi. Dalam kegiatan ini haruslah jelas apa latar belakang diadakannya kegiatan brand activation tersebut, khalayak sasaran yang akan dituju, siapa saja kompetitor yang ada saat ini serta ditunjang oleh berapa banyak dana yang disiapkan dan juga media apa saja yang akan dilibatkan dalam kegiatan brand activation ini. 2. Creative Brief. Berdasarkan apa yang akan dikomunikasikan oleh perusahaan pemilik produk, maka dibuatlah konsep melalui ide utama yang akan disampaikan kepada konsumennya seperti keunggulan produk dan informasi tambahan lainnya tentang produk yang harus diketahui oleh konsumen agar mau mencoba produknya. 3. Creative Process. Dalam proses kreatif ini biasanya dilakukan melalui tahapan immersion – digestion – incubation – illumination – reality or 35 36 Ibid Syarief, L Kusumawardhani, Proses Kreatif Dalam Komunikasi Pemasaran Terpadu, 2012, 76-77 32 verivication. Yaitu proses mulai dari mengumpulkan data-data dan informasi yang menjadi latar belakang diadakannya aktivitas brand activation kemudian mengambil informasi sebagai upaya untuk mencerna masalah yang ada, dilanjutkan dengan menempatkan masalah diluar alam sadar dan mengubahnya ke dalam alam bawah sadar untuk melakukan pekerjaan. Tahap selanjutnya yaitu iluminasi dimana merupakan kelahiran ide dan dilanjutkan dengan tahap realitas atau verifikasi, yaitu mempelajari suatu ide dan melihat apakah ide tersebut masih bagus dan dapat memecahkan masalah, kemudian membentuk ide tersebut untuk dapat digunakan. 4. Creative Execution, adalah proses eksekusi atau pelaksanaan dari idea tau konsep yang telah dimatangkan di awal dan menjadi panduan bagi pelaksanaan penyelenggaraan kegiatan brand activation. Adapun seperti banyaknya media yang ada pada saat ini baik yang berupa media cetak seperti surat kabar, majalah dan media elektronik seperti televisi, radio juga melalui media sosial seperti internet, maka brand activation juga mempunyai beragam bentuk mulai dari event pertandingan olahraga, hiburan, kebudayaan, sosial, atau aktivitas publik untuk menarik perhatian konsumen. Aktivitas-aktivitas tersebut diyakini dapat membangun hubungan yang kuat antara merek dan konsumennya. Selain itu, brand activataion juga terbagi dalam bentuk on line dan off line. 37 Brand activation off line adalah seperti yang sering diadakan oleh pemilik produk seperti ajang kegiatan interaksi sedangkan brand activation on line adalah adanya ajang yang 37 http://rmagz.blogspot.com/online-offline-brand activation/, diunduh 24 Februari 2013, Jam 15.15 33 diadakan dengan mengkomunikasikan produk melalui on line seperti twitter, dan melalui komunitas yang banyak berkembang belakangan ini. On line brand activation juga dianggap efektif karena benar-benar menyasar khalayak yang tertarik akan informasi suatu produk dan dibuat agar dapat berinteraksi dengan produsen produk. Penulis tidak banyak membahas on line brand activation karena pokok bahasan adalah brand activation Nutriland di Mal Taman Anggrek yang dilakukan secara off line. 2.5.1 Membangun Merek Menurut Shay Sayre, (1998,40-66) terdapat 10 (sepuluh) langkah untuk membangun Integrated Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran yang Terpadu) untuk membangun merek: 38 Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Conduct the Situation Analysis/Membuat Analisa Situasi Yang dimaksud dengan membuat analisa situasi adalah mengumpulkan semua data yang relevan akan Komunikasi Pemasaran yang akan dibuat dari berbagai faktor. Termasuk dalam hal ini adalah menentukan faktor ekonomi, sosial, politik dan teknologi yang dapat mempengaruhi strategi atau rencana yang akan diambil. Faktorfaktor seperti ini tidak dapat ditentukan karena bersifat terus berkembang dan berubah, 38 Shay Sayre, Campaign Planner for Integrated Brand Communications. 2005, 40 – 66 34 sama seperti pangsa pasar yang terus berkembang. Faktor ini sangat membantu dalam menentukan lingkungan dimana Komunikasi Pemasaran akan dilaksanakan. 2. Profile the Consumer Segment (Menentukan Segmentasi) Beberapa faktor di bawah ini merupakan faktor segementasi yang biasa diambil sebagai faktor penentuan konsumen yang akan dijadikan fokus Komunikasi Pemasaran: Demographics (usia, status ekonomi) Geographics (lokasi atau wilayah) Psychographics (gaya hidup/lifestyle) Loyalty (pemakai merek yang/loyal brand user, konsumen yang beralih/brand switcher, dan pengguna produk baru/new user) Usage Levels/Tingkat Pemakaian Pengguna Produk (heavy user/sering, light user/jarang) Benefit Segments/Segmentasi Keuntungan (Harga/Price, Penampilan/Performance, Kesehatan/Health) 3. Analyze the Competition (Analisa Pesaing) Suatu hal yang tidak kalah penting adalah menganalisa pesaing atau competitor yang ada di pasaran. Melalui analisa ini manajemen dapat menentukan positioning atau posisi suatu produk di pasar. Dengan positioning yang tepat maka suatu produk akan dapat berkembang di pasar dan dapat bersaing dengan produk competitor/pesaing yang sejenis. 35 4. Allocate the Budget (Alokasi Dana) Budget untuk Komunikasi Pemasaran dapat dialokasikan dengan berbagai cara, Cara yang paling umum adalah dengan menentukan prosentase dari penjualan yang akan diraih di tahun depan (periode budget diimplementasikan). Dengan menentukan budget yang akan tersedia untuk menjalankan Komunikasi Pemasaran yang terpadu akan memudahkan untuk menentukan apa yang akan dijalankan dengan budget yang tersedia. 5. Establish a Brand Positioning Strategy (Menciptakan Strategi Posisi Merek) Posisi Merek adalah tempat dimana suatu Merek berada di hati dan pikiran konsumen diantara banyaknya Merek sejenis di pasar dalam suatu kategori produk yang sama. Sebagai contoh adalah posisi merek sebagai merek pesaing, merek yang unik, merek yang dianggap kompetitor terbesar di kategori merek sejenis dan pemimpin di kategori pasar untuk merek sejenis. 6. Determine the Communication Objectives and Advertising Message (Menentukan Tujuan Komunikasi Pemasaran dan Pesan Iklan) Komunikasi Pemasaran ditentukan dengan berbagai tujuan. Tujuan dari Marketing Pemasaran adalah berdasarkan penjualan, keuntungan dan market share dengan pola ukur berupa value (uang) atau rasio persentase, sementara Kampanye promosi pemasaran mempunyai tolak ukur seberapa besar pesan dapat tersampaikan bukan berupa hasil penjualan atau uang. Kampanye dapat dianggap berhasil apabila tujuan 36 komunikasi berhasil diterima dengan baik dan informasi yang ingin disampaikan mendapatkan tempat di hati dan pikiran konsumen. Keberhasilan tersebut dapat diukur melalui beberapa cara sebagai berikut: 39 Category Need, pengukuran berdasarkan jumlah kategori yang menggunakan produk sebelum dan sesudah kampanye. Metode Pre dan Post Survey. Awareness – Recognition, Pengukuran jumlah orang yang mengetahui adanya merek yang disampaikan sebelum dan sesudah program dijalankan. Metode Pre dan Post Survey. Awareness – Recall, Pengukuran jumlah orang yang dapat menyebutkan Merek kita secara spontan tanpa harus bersusah payah mengingat-ingat sebelum dan sesudah program dijalankan. Metode Pre dan Post Survey. Attitude, Pengukuran berdasarkan sikap konsumen terhadap Merek kita. Metode Pre dan Post Survey terhadap persepsi konsumen yang telah menggunakan. Untuk membangun sebuah merek memang banyak strategi yang harus dilakukan. Selain harus mampu mempertahankan pelanggan yang sudah ada, sebuah produk juga harus mampu menarik pelanggan baru. Untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada, misalnya dengan membangun kemunitas diantara pelanggan melalui Club Nutrilon. Dengan adanya komunitas tersebut, diharapkan pelanggan dengan sendirinya menjadi pelaku yang mempromosikan produk tersebut secara tidak langsung kepada orang lain. 39 Ibid. 37 Sedangkan untuk menarik pelanggan baru dapat dilakukan dengan cara meningkatkan brand awareness, memperjelas identitas merek dan memberikan keyakinan kepada calon pelanggan bahwa produk yang dipasarkan benar-benar unggul, bermutu dan memiliki nilai yang tinggi. Jika hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka diharapkan produk yang kita miliki akan memiliki nilai kepercayaan atau trustworthiness yang tinggi di benak konsumen sehingga menghasilkan konsumen yang loyal. Ikatan merek (brand bonding) terjadi apabila pelanggan mengalami bahwa perusahaan tersebut menepati manfaat yang dijanjikannya. Faktanya adalah bahwa merek tidak dibangun oleh iklan melainkan oleh pengalaman merek. Semua hubungan pelanggan dengan karyawan perusahaan dan komunikasi perusahaan harus berlangsung positif.40 Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk membangun merek harus terjadi pengalaman dengan merek itu sendiri. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk membangun merek dan langsung melibatkan pengalaman konsumen adalah Brand Activation. Di bawah ini adalah upaya untuk membagun merek menurut Heidi dan Don Scultz. Dikatakan bahwa model Barang Kemasan Konsumen (Consumer Packaged Goods) untuk membangun merek sudah makin tidak tepat. Paradigma yang berbeda harus mulai dipertimbangkan seperti di bawah ini: a. Perusahaan seharusnya menjelaskan nilai-nilai dasar perusahaan dan merek korporatnya sehingga dapat menciptakan citra mutu dan nilai. b. Lebih baik menggunakan manajer merek untuk menjalankan tugas taktis tersebut tetapi keberhasilan tertinggi merek tersebut tergantung pada setiap 40 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Jilid 2 – Edisi Kesebelas, Jakarta: PT Indeks, 2005, Hal. 84. 38 orang di perusahaan itu yang menerima dan menghayati proposisi nilai merek tadi. c. Perusahaan perlu mengembangkan rencana pembangunan merek yang lebih komprehensif untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang positif pada setiap pertemuan, acara-acara, seminar, berita, telepon, e-mail, dan kontak langsung. d. Perusahaan perlu mendefinisikan esensi dasar merek untuk diserahkan setiap kali produk tersebut dijual. e. Perusahaan harus menggunakan proposisi nilai merek tersebut sebagai penggerak utama strategi, operasi, layanan, dan pengembangan produk perusahaan tersebut. f. Perusahaan harus mengukur efektivitas pembangunan mereknya bukan dengan menggunakan ukuran kesadaran, pengakuan dan ikatan yang lama, melainkan dengan beberapa ukuran yang lebih komprehensif, termasuk persepsi nilai pelanggan, kepuasan pelanggan, alokasi dana pelanggan upaya mempertahankan pelanggan dan advokasi pelanggan. 41 41 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Jilid 2 – Edisi Kesebelas, Jakarta : PT. Indeks, 2005, Hal. 85. 39