BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen
yang menjelaskan pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang potensial
untuk dikembangkan sehingga mampu memberikan konstribusi untuk pengembangan
organisasi.Sumber daya manusia adalah salah satu sumber daya yang dimiliki oleh
setiap organisasi yang dimanfaatkan bersama dengan sumber daya lainnya dalam
menjalankan kegiatannya untuk mencapai tujuan organisasi.
Peranan sumber daya manusia sangat strategis dan penting sekali dalam
pencapaian tujuan organisasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.Karena itu
pengelolaan sumber daya manusia ini perlu dilakukan secara efektif. Penempatan
sumber
daya
pengembangan
manusia
diri,
yang
baik
itu
tepat,
berarti
pengembangan
memberikan
sikap
kesempatan
maupun
untuk
pengembangan
keterampilan serta peningkatan melalui pelatihan-pelatihan. Hal ini akan sangat
membantu pegawai/ karyawan untuk mencapai tujuan karirnya.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan topik yang sangat penting,
sebab pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu usaha untuk
meningkatkan produktivitas serta meningkatkan keunggulan bersaing organisasi,
sehingga tidak terjadi keusangan kemampuan, yang berarti pengembangan kemampuan
2
dan keterampilan sumber daya harus terus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
organisasi.
Tinggi rendahnya semangat kerja setiap anggota organisasi akan memberikan
pengaruh sekaligus akan menentukan tingkat pencapaian tujuan organisasi. Pegawai/
karyawan yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan menunjukkan kesediaan
bekerja keras, sungguh-sungguh dan tekun. Sebaliknya pegawai/ karyawan yang
memiliki semangat kerja yang rendah akan menunjukkan bekerja santai dan apa
adanya.
Dalam melakukan manajemen sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh
kondisi
eksternal,
kondisi
internal
dan
karyawan
itu
sendiri.Heidjrachman
Ranupandojo (1996:74) mengatakan meningkatkan kerja karyawan perusahaan/
organisasi hams menjalankan pengembangan karyawannya.
Pengelolaan sumber daya manusia sangat berkaitan dengan pendayagunaan
kemampuan pribadi seseorang serta penggalian potensi individu yang dilakukan
melalui aktualitas kerja. Bentuk aktualitas kerja dan potensi masing-masing individu
diiringi dengan pemberian kepercayaan sehingga dapat menimbulkan rasa senang, rasa
ikhlas untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Untuk memotivasi pegawai/ karyawan agar bekerja lebih produktif perlu
diciptakan suatu iklim yang dapat mendorong perkembangan potensi yang dimiliki. Di
sisi lain tata hubungan antar sesame pegawai/ karyawan maupun hubungan antara
atasan dengan bawahan juga menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap
organisasi.
3
Tata hubungan antar sesame pegawai/ karyawan (employee relations) yang
baik akan menghasilkan prestasi yang baik bagi organisasi. Prestasi kerja merupakan
alat dari manajernen untuk mengontrol prestasi serta merumuskan berbagai kebijakan
personalia.Untuk itu organisasi membutuhkan system penilaian prestasi kerja, yang
berguna untuk mengetahui kekurangan, potensi, tujuan, rencana dan pengembangan
karir karyawan.
Selanjutnya B. Insyandi mengatakan pentingnya pendidikan dan latihan bagi
suatu organisasi yaitu:
a) Kebutuhan akan kenaikan hasil produksi yang memenuhi kualitas maupun kuantitas,
b) Mengurangi kecelakaan kerja pada umumny, c) Mengurangi pengawasan,
d)Meningkatkan stabilitas dan fleksibilitas organisasi, e) Meningkatkan moral pekerja.
Prestasi kerja yang dicapai oleh pegawai maupun pimpinan organisasi di
dalam suatu organisasi dapat menciptakan kemajuan bagi organisasi dan pencapaian
efektivitas organisasi.
Keberhasilan pembangunan tidak terlepas dari kerja sama yang saling dapat
memahami antara pemerintah, masyarakat dan swasta, ketiga factor inilah dapat
dijadikan suatu landasan dalam menganalisa keberhasilan program pembangunan.
Untuk itu, dalam era globalisasi ini tentunya aparat pemerintah dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sesuai dengan tuntutan masyarakat.
4
Pentingnya pembinaan dan pengarahan kepada aparatur pemerintah dijelaskan
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 yang telah diubah dengan Undangundang Nomor 43 Tahun 1999 tentang pokok-pokok Kepegawaian.
Semakin kompleksnya tugas yang dipikul oleh pegawai negeri, tentunya
memerlukan adanya usaha peningkatan kualitas kerja dari setiap pegawai negeri agar
mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan harapan peningkatan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi seorang pegawai negeri dilakukan melaui program
pembinaan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan.
Dalam pelaksanaan tugas pegawai negeri sebagai abdi Negara dan abdi
masyarakat harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat sebaik-baiknya,
sehingga masyarakat tersebut benar-benar merasakan adanya kepuasaan dan pelayanan
yang diberikan setiap pegawai negeri.Peningkatan keterampilan dalam rangka
pemuasan pelayanan pemerintah pada masyarat dilakukan melalui pengembangan
sumber daya manusia pegawai itu sendiri.
Selanjutnya Siagian (1991:178) “menjelaskan dalam pengembangan sumber
daya manusia setiap organisasi harus melakukan usaha-usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan pegawai, guna mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas
organisasi.”
Selanjutnya dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 yang telah di ubah
dengan undang-undang Nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok Kepegawaian
dijelaskan bahwa tujuan untuk mengembangkan potensi pegawai negeri sedemikan
rupa sehingga faktor manusia selaku aparatur pemerintah benar-benar dapat
5
dimanfaatkan dan diarahkan untuk pencapaian program nasional. Pengembangan
potensi pegawai ngeri salah satunya melalui kegiatan pendidikan dan latihan.
Dijelaskan Saksono (1998:76) bahwa “Pendidikan dan latihan yang diberikan
kepada setiap pegawai bertujuan untuk meningkatkan keahlian, kemampuan dan
keterampilan agar dapat diperolah produktifitas dan efisiensi.”
Dari pengertian tersebut, jelas bahwa peningkatan prestasi kerja dan
produktifitas suatu organisasi dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan pendidikan dan
latihan yang diberikan kepada pegawai.
Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2002 Badan
Administrasi dan Pendidikan Latihan Pegawai Kabupaten Kampar mempunyai visi dan
misi sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM)
b. Aparatur Negara (Pegawai Negeri Sipil/PNS)
c. Meningkatkan mutu dan jumlah sarana dan prasarana kebutuhan Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
d. Menyusun pedoman pembinaan dan pengembangan Aparatur Negara Pegawai
Negeri Sipil (PNS) melalui Pendidikan dan Latihan.
e. Melaksanakan Prosedur Administrasi kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil
(PNS)
Adapun gejala-gejala yang penulis temukan di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat pegawai yang belum menunjukan kemampuan dalam
menjalankan pekerjaan.
6
2. Adanya pegawai yang tidak memiliki kesesuaian basis pendidikan atau
pendidikan dengan jenis pekerjaan.
3. Masih kurangnya perhatian pemimpin terhadap hasil kerja yang dicapai oleh
pegawainya.
4. Masih ditemukan pegawai yang belum mengikuti pendidikan dan latihan.
5. Terjadi ketidak-pedulian pegawai terhadap kewajiban dan tanggung jawab
pekerjaannya.
Tanpa pemanfaatan hasil pendidikan dan latihan yang dimiliki pegawai,
berarti menghambat prestasi kerja pegawai dan pengembangan karier pegawai yang
pada gilirannya dapat mempengaruhi kinerja organisasi pemerintah daerah tersebut.
Dari pengertian diatas jelas bahwa prestasi kerja berkaitan dengan
kesungguhan dan keterampilan yang diperoleh melalui program pendidikan dan latihan
yang dilaksanakan oleh Badan Administrasi dan Pendidikan Latihan Pegawai.Dari
pengamatan di lapangan masih banyak jumlah pegawai belum mengikuti kegiatan
pendidikan dan latihan sehingga pegawai belum dapat melaksanakan tugasnya dengan
baik.
Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Hubungan Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kampar.”
7
1.2. Perumusan Masalah
Prestasi kerja merupakan isu sentral yang selalu diperhatikan setiap organisasi
baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Begitu juga dengan BKD
Kabupaten Kampar memperhatikan prestasi kerja pegawainya yang pada gilirannya
akan mempengaruhi kinerja lembaga pemerintah daerah itu sendiri.
Pendidikan dan latihan merupakan salah satu upaya untuk membantu agar
pegawai bekerja lebih terampil dan berprestasi lebih baik.Para pegawai dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Kampar telah diberikan program pendidikan dan latihan
diharapkan dapat bekerja sesuai dengan harapan pimpinan terutama yang menganakut
dengan pelayanan.
Dapat disadari dalam pelaksanaan tugas pokok para pegawai dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Kampar yang cukup menggembirakan, namun patut diakui
masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu disempurnakan kepada peraturan
yang berlaku.Bahkan banyak masyarakat kurang simpati oleh perilaku oknum pegawai
pemerintah daerah yang belum benar-benar melaksanakan pengabdian pada
masyarakat terutama dalam memberikan pelayanan sehingga menimbulkan ketidak
puasan dari sebagian masyarakat.
Dari berbagai fakta di lapangan yang dikemukakan sebelumnya, penulis
merumuskan suatu pernyataan masalah bahwa peningkatan prestasi kerja pegawai
dapat dipengaruhi oleh beberapa variable diantaranya adalah pelaksanaan pendidikan
Jan latihan yang terprogram.Dari pernyataan masalah diatas, penulis merumuskan
8
mengidentidikasikan permasalah dalam bentuk pernyataan sebagai berikut: Bagaimana
pengaruh pengembangan SDM terhadap prestasi kerja pegawai.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui pengembangan sumber daya manusia pada Badan kepegawaian
Daerah Kabupaten Kampar.
2. Mengetahui prestasi kerja pegawai dilingkungan badan kepegawaian Daerah
Kabupaten Kampar.
3. Mengetahui hubungan pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap
Prestasi Kerja Pegawai.
1.4
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai informasi bagi tempat penelitian yaitu Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Kampar dalam pengembangan sumber daya manusia.
2. Sebagai bahan pengembangan disiplin ilmu khususnya ilmu administrasi
kepegawaian.
3. Sebagai informasi bagi peneliti lainnya yang akan melanjutkan penelitian
dengan objek permasalahan yang sama.
9
1.5
Tinjauan Pustaka
Pengembangan pegawai melalui kegiatan pendidikan dan latihan ditujukan
untuk meningkatkan kemampuan setiap pegawai agar mereka dapat menyelesaikan
tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan.Pendidikan dan
latihan ditujukan dalam rangka pengembangan pegawai, yang pelaksanaannya
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan objektif seperti senioritas, prestrasi kerja
dan pendidkan yang diperoleh.Hasil pendidikan dan latihan yang diperoleh benar-benar
dapat dimanfaatkan baik oleh pegawai dan organisasi.
Alasan perlunya diadakan pendidikan dan latihan dijelaskan
Thoha
(1984:23) sebagai berikut:
a. Di
bidang
administrasi
untuk
dapat
mengulangi
dan
mendukung
perkembangan sosial dan ekonomi.
b. Perluasan atau bertambahnya fungsi-fungsi pemerintahan yang harus
dilaksanakan.
c. Merupakan kenyataan masih langkanya tenaga kepegawaian yang cukup
ahli.
Pengertian antara pendidikan dan latihan dapat dibedakan sebagaimana
dikatakan Flippo (1992:215) yaitu:
“Pelatihan adalah kegiatan untuk meningkatkan keterampilan dalam
pelaksanaan pekerjaan tertentu, sedangkan pendidikan adalah kegiatan
dalam meningkatkan pengetahuan umum dan pemahaman atas keseluruhan
lingkungan.”
10
Selanjutnya Siagian (1997:180) mengatakan bahwa latihan adalah “Latihan
dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja
seseorang atau sekelompok orang agar tujuan organisasi akan meningkatkan
efisien, efektif dan produktifitas tenaga kerja dapat tercapai. Sedangkan
pendidikan merupakan keseluruhan proses tehnik dan metode belajar
mengajar dalam rangka mengalihkan pengetahuan kepada orang lain.”
Pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur Negara, sebagai abdi negara dan
abdi masyarakat untuk dapat meningkatkan efektifitas kerja pemerintahan dan
pembangunan dituntut untuk dapat bekerja secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tjokroamidjojo (1981) mengemukakan tentang tujuan utama pembinaan
kepegawaian sebagai berikut:
1. Keterampilan dan kemampuan dapat meningkatkan kemampuan professional
dan manajerial.
2. Motivasi
dan
dedikasi,
dorongan
untuk
berkarya
dan
mengabdi,
menyelesaikan tugas dan amanah bagi bangsa dan negara.
3. Sikap mental, etos kerja yang berorientasi pada tujuan dan cita-cita bangsa
negara.
Pengertian tersebut memberikan isyarat bahwa dalam pembinaan pegawai itu
seharusnya diarahkan pada peningkatan kemampuan professional yang tujuan akhirnya
adalah efesiensi dan efektivitas.Pembinaandiarahkan pada hasil kerja dan pengabdian
dalam menyelesaikan tugas pekerjaan, maka ukurannya dapat dilihat dari
11
produktivitas pegawai sebagai pelaksana pemerintahan dan pembangunan.Pembinaan
pegawai juga berarti sikap mental dalam menyelesaikan tugas pekerjaan.
Menurut Hasibuan (2001) bahwa sumber daya manusia adalah kemampuan
terpadu dari daya piker dan daya fisik yang dimiliki oleh individu.Untuk mewujudkan
sumber daya manusia yang berkemampuan perlu dilakukan pengembangan sumber
daya manusia. Ditambahkan bahwa perencanaan sumber daya manusia adalah proses
merencanakan agar tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusan serta efektif dan
efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi.
Sedarmayanti (2000:120) mengemukakan banyaknya perhatian terhadap
pentingnya pengembangan sumber daya manusia, yakni dilator belakangi oleh empat
(4) faktor:
a. Melalui upaya pembangunan potensi sumber daya nasional
diarahkan
menjadi kekuatan dibidang ekonomi, politik, pertahanan keamanan yang
didukung
oleh
sumber
daya
berkualitas,
berkemampuan
dan
mengembangkan serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kemampuan manajemen.
b. Sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat menentukan
dalam pembangunan nasional, terutama dinegara sedang berkembang. Hal
ini berkaitan dengan negara industru baru yang menunjukkan bahwa
pertumbuhan bersumber dari pertumbuhan masyarakat (efesiensi) yang
didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas.
12
c. Adanya anggapan bahwa sumber daya manusia lebih penting dari sumber
daya alam. Menurut pendapat ini, negara yang miskin sumber daya alamnya
tetapi tingkat koalitas sumber daya manusianya tinggi dapat lebih maju dari
pada negara yang sebaliknya.
d. Pada pembangunan jangka panjang I pembangunan lebih dititik beratkan
pada pemanfaatan sumber daya alam sedangkan pada pembangunan jangka
panjang
tahap
kedua,
pembangunan lebih dititik beratkan pada
pembangunan sumber daya manusia untuk menghasilkan pertumbuhan
ekonomi yang maksimal.
Situasi masalah yang mungkin memerlukan pelatihan dikemukakan Cushman
(Moekijat) 1991:79) antara lain:
1. Kurang minat pegawai dalam bekerja.
2. Biaya pemiliharaan terlalu tinggi.
3. Banyaknya kecelakaan pegawai.
4. Banyaknya kebijakan organisasi yang belum dipahami oleh pegawai.
5. Adanya perubahan prosedur kerja.
6. Kurangnya kerja sama antara pegawai.
7. Adanya tumpang tindih tanggung jawab.
8. Kurangnya pengetahuan teknis yang dimiliki pegawai.
9. Tanggung jawab kurang dapat dimengerti.
Selanjutnya dijelaskan oleh Moekijat (1991:83) bahwa dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan harus diperhatikan beberapa hal yaitu:
13
a. Persyaratan pendidikan dan latihan.
b. Material pendidikan dan latihan.
c. Tenaga pengajar / instruktur.
d. Pelaksanaan evaluasi.
Timbulnya prestasi kerja dapat disebabkan adanya program pendidikan dan
latihan sehingga dengan peningkatan prestasi kerja maka tingkat produktifitas kerja
pegawai dalam suatu organisasi akan membaik. Selanjutnya Siswanto (1987:195)
mengatakan bahwa:
“Pada umumnya prestasi kerja seseorang tenaga kerja antara lain
dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan dan pengalaman kerja serta
kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan.”
Prestasi
kepentingan
kerja
pegawai
pegawai dianggap sangat penting, bukan saja untuk
tetapi
juga diperlukan dalam proses penilaian untuk
menentukan jabatan setiap pegawai.
Selanjutnya prestasi kerja seorang pegawai dapat diketahui melalui penilaian
prestasi
kerja
dalam
hal
ini
dilakukan
oleh
atasan
dari
pegawai
yang
bersangkutan.Secara umum penilaian prestasi kerja dapat dipriodikan dan sistematis
tentang prestasi kerja pegawai termasuk pengembangannya.
Menurut Bejo Siswanto (1997:195) prestasi kerja adalah basil pekerjaan
yang telah dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan
yang
diebankan
kepadanya.
Selanjutnya
Nainggolan
(2000:123)
menyebutkan bahwa prestasi kerja merupakan basil kerja yang dicapai oleh pegawai
14
dalam
melaksanakan tugasnya, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penting,
yakni:
1. Kecakapan
2. Keterampilan
3. Pengalaman
4. Kesungguhan
SP. Siagian menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja sangat baik untuk
berbagi kepentingan organisasi, yakni:
a. Mendorong peningkatan prestasi kerja.
b. Sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan dalam memberi imbalan
kerja.
c. Untuk kepentingan mutasi dan promosi pegawai.
d. Menyusun program pendidikan dan latihan pegawai.
e. Membantu pegawai dalam menentukan rancangan karirnya.
Steer (1985:147) mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja seseorang dapat
dilihat dari:
a. Kemampuan melakukan pekerjaan / kecakapan
b. Tingkat motivasi kerja
c. Hasil kerja / Keterampilan
d. Minat melakukan pekerjaan
15
1.6
Hipotesis Penilaian
Dari berbagai konsep teori yang telah di kemukakan diatas dapat ditarik
suatu pemahaman bahwa apabila pengembangan sumber daya manusia dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di yakini akan dapat meningkatkan prestasi kerja
pegawai sudah barang tentu tujuan organisasi dapat dicapai.
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
Apabila pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan baik maka
prestasi kerja akan menigkat.
Adapun hipotesa terdiri dan 2 variabel:
1. Variabel bebas yaitu pengembangan sumber daya manusia dengan indicator
-
Pendidikan dan Latihan
-
Promosi Jabatan
-
Mutasi Jabatan
2. Variabel terikat yaitu prestasi kerja dengan indicator
-
Kemampuan melakukan pekerjaan
-
Tingkat motivasi
-
Hasil kerja
-
Minat melakukan pekerjaan
Hipotesis tersebut digambarkan sebagai pemikiran dan analisa sebagai berikut:
16
Gambar :
Kerangka Pemikiran dan Model
Hipotesis
- Pendidikan dan Latihan
-
- Promosi
- Tingkat Motivasi
- Mutasi
- Hasil Kerja
Kemampuan melakukan pekerjaan
- Minat melakukan pekerjaan
Variabel Bebas
Variabel Terikat
1.7
Konsep Operasional
Pengembangan Sumber Daya Manusia merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan pegawai agar dapat memberikan kerja yang lebih
baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Menurut Suekidjo Noto Admodjo pengembangan sumber daya manusia
bermanfaat bagi pegawai antar lain melalui:
1. Pendidikan dan latihan yakni proses pengembangan kemampuan pegawai ke arah
yang diinginkan oleh organisasi yang sifatnya lebih menekankan terhadap
penguasaan teoritis dan praktis.
17
Adapun
pengukuran
dilakukan
berdasarkan indikator dari sub variable
yakni:
1. Pemahaman materi pendidikan dan latihan yang disampaikan
2. Merode pendidikan dan latihan dapat dipahami dengan baik dan rnudah.
3. Pendidikan dan latihan dapat meningkatkan kinerja dan penguasaan dalam
melaksanakan tugas.
Skala pengukuran:
Baik
: Apabila dalam pendidikan dan latihan ketiga indikator
terpenuhi
Cukup Baik
: Apabila dalam pendidikan dan latihan hanya dua indikator
terpenuhi
Tidak Baik
: Apabila dalam pendidikan dan latihan hanya satu indikator
terpenuhi
2. Promosi, yakni perubahan kedudukan pegawai dalam rangkaian kepangkatan atau
jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya, biak yang ditinjau dari segi tanggung
jawab, syarat-syarat jabatan dan penghasilan.
Keberhasilan promosi tersebut dapat diukur dari:
1. Promosi dapat meningkatkan karts dan motivasi pegawai.
2. Promosi tersebut dapat meningkatkan disiplin dan kinerja pegawai.
3. Promosi diperoleh sesuai dengan syarat yang diperlukan.
Skala Pengukuran adalah :
Baik
: Apabila dalam program pelatihan 3 indikator terpenuhi
18
Cukup Baik
: Apabila dalam program pelatihan 2 indikator terpenuhi
Tidak Baik
: Apabila dalam program pelatihan hanya 1 indikator
terpenuhi
3. Mutasi, yakni perpindahan pegawai dari tempat kerja yang lama ke tempat kerja
yang baru yang disertai oleh perubahan pekerjaan dan penghasilan. Diukur dari:
1. Pelaksanaan mutasi sesuai dengan keahlian dan karier pegawai.
2. Pelaksanaan mutasi dapat memotivasi pegawai untuk lebih giat lagi bekerja.
3. Pelaksanaan mutasi dapat lebih meningkatkan kinerja dan posisi pegawai
dalam jabatan kepangkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Variabel prestasi kerja diukur berdasarkan indikator dalam sub variable
sebagai berikut:
1. Kemampuan melakukan pekerjaan dengan baik, yang diukur berdasarkan:
1. Keterampilan dalam melakukan pekerjaan
2. Kecakapan dalam melakukan pekerjaan
3. Pengalaman kerja / kesungguhan dalam melakukan pekerjaan
Skala Pengukuran :
Baik
: Apabila ke tiga indikator tersebut terpenuhi
Cukup Baik
: Apabila dua indikator terpenuhi
Tidak Baik
: Apabila satu indikator tersebut terpenuhi
2. Hasil Kerja, dapat diukur berdasarkan indikator dibawah ini:
19
1. Melakukan
pekerjaan
dengan
waktu
yang tepat dan sesuai beban
pekerjaan.
2. Menunjukkan hasil kerja yang produktif dan memuaskan.
3. Mampu melakukan tugas dengan frekuensi dan kuantitas yang lebih tinggi.
Skala pengukuran, yakni :
Baik
: Apabila ke tiga indikator tersebut terpenuhi
Cukup Baik
: Apabila dua indikator terpenuhi
Tidak Baik
: Apabila satu indikator tersebut terpenuhi
3. Minat melakukan pekerjaan, diukur berdasarkan indikator dibawah ini:
1. Melakukan pekerjaan tanpa menunggu
perintah dari atasan alasan /
inisiatif yang tinggi.
2. Menyukai pekerjaan berdasarkan kemampuan / basic keterampilan yang
ada.
3. Variasi dalam melakukan pekerjaan semakin kreatif .
Skala pengukuran, yakni:
Baik
: Apabila ke tiga indikator tersebut terpenuhi
Cukup Baik
: Apabila dua indikator terpenuhi
Tidak Baik
: Apabila satu indikator tersebut terpenuhi
4. Tingkat motivasi melakukan pekerjaan dapat diukur berdasarkan:
1. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan berdasarkan kesadaran akan jabatan dan
pertimbangan karir.
20
2. Motivasi melakukan pekerjaan semakin kuat untuk meraih prestasi kerja.
3. Kerja sama dalam tim semakin kuat dan rasa memiliki yang semakin
terbangun.
Skala pengukuran, yakni :
1.8
Baik
: Apabila ke tiga indikator tersebut terpenuhi
Cukup Baik
: Apabila dua indikator terpenuhi
Tidak Baik
: Apabila satu indikator tersebut terpenuhi
Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada Kantor Badan kepegawaian daerah Kabupaten
Kampar.
2. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai dilingkungan
pemerintah Kabupaten Kampar yang berjumlah 50 orang.
Pengambilan sampel untuk tingkat pimpinan diambil dengan menggunakan
teknik
sensus
(100%) sedangkan untuk seluruh pegawai dijadikan
responden mengingat jumlah pegawai yang tidak begitu besar dengan
teknik sensus hal ini dilakukan mengingat waktu dan tenaga terbatas, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
21
Tabel 1
Keadaan Pegawai pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Kampar
No
1
2
3
4
5
6
Unit Kerja
Populasi
Responden
Kepala BKD
1
1
Seketaris
1
1
Sub Bagian
3
5
Bidang
4
4
Sub Bidang
8
8
Pegawai
33
33
Total
50
50
Sumber Kantor Badan Kepegawai Daerah Kabupaten Kampar, 2012
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Pengajuan daftar pertanyaan secara langsung kepada responden pegawai
lingkungan pemerintah Badan Kepegawai Daerah Kabupaten Kampar
untuk mengetahui mengenai pelaksanaan pendidikan dan latihan serta
prestasi kerja pegawai.
b. Observasi
Pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
data mengenai pelaksanaan pendidikan dan latihan serta prestasi kerja.
c. Angket / Kuisioner
Pemberian
daftar
pertanyaan
kepada responden di lingkungan
pemerintah Kabupaten Kampar untuk mendapatkan data tentang
pendidikan dan latihan serta prestasi kerja pegawai.
d. Analisis data
22
Data-data yang dihasilkan dari wawancara, observasi dan penyebaran
angket
diklasifikasikan
dan
kemudian dibuat dalam suatu tabel
tanggapan responden lalu dianalisis sesuai dengan konsep pengukuran
yang dibuat. Untuk mengetahui atau membuktikan hipotesa dilakukan
dengan cara analisa tabulasi silang.
Download