59 BAB IV KESIMPULAN Obamacare tetap menjadi isu

advertisement
BAB IV
KESIMPULAN
Obamacare tetap menjadi isu yang diperdebatkan dalam politik domestik AS
meskipun UU tersebut telah disahkan. Perdebatan seputar Obamacare menjadi representasi
dari perdebatan antara pandangan liberalisme dan konservatisme yang terus terjadi dalam
politik domestik AS. Hal ini menunjukkan bahwa perdebatan ini tak hanya menyangkut
masalah politik, namun juga menyangkut masalah ideologi. Kedua pandangan tersebut
memiliki prinsip dasar yang berbeda yang digunakan dalam pembuatan dan evaluasi
kebijakan. Kelompok konservatif merupakan kelompok yang sejak awal secara konsisten
menentang kebijakan healthcare. Sedangkan kelompok liberal merupakan pendukung
kebijakan healthcare.
Kelompok konservatif menilai pemberian bantuan seperti healthcare akan
meningkatkan pengeluaran negara, memunculkan potensi kecurangan, menimbulkan
ketergantungan yang semakin besar, dan membuat masyarakat malas untuk bekerja.
Sedangkan kelompok liberal melihat bantuan sosial seperti healthcare sebagai sesuatu yang
memang dibutuhkan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Selain itu, mereka
menilai bahwa pemberian bantuan dapat membuat angka kemiskinan menurun.
Perlawanan kelompok konservatif terhadap penerapan Obamacare didasari oleh dua
faktor. Faktor utama yang bersifat ideologis adalah karena penerapan Obamacare dinilai
bertentangan dengan prinsip limited government dan kebebasan individu yang dianut oleh
kelompok konservatif. Gerakan konservatif di AS didasarkan pada komitmen untuk
mempertahankan prinsip-prinsip dasar dan tradisi yang tercantum dalam dokumen-dokumen
pendirian bangsa Amerika, yaitu prinsip limited government dan kebebasan individu. Basis
konservatisme adalah menginginkan sedikit campur tangan pemerintah serta kebebasan
individu yang lebih besar.
Bagi kelompok konservatif, penerapan Obamacare bertentangan dengan prinsip
limited government yang menekankan bahwa pemerintah seharusnya memiliki peran yang
kecil dalam menjamin healthcare. Keterlibatan pemerintah yang begitu besar dalam
pemberian jaminan healthcare dinilai dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial
maupun ekonomi masyarakat. Kelompok konservatif menilai bahwa tanggungjawab yang
utama bagi masyarakat yang tidak memiliki healthcare ada pada masyarakat itu sendiri.
Peran pemerintah perlu dibatasi karena individu seharusnya dibiarkan untuk mengejar
kepentingan mereka dengan cara mereka sendiri.
59
Penerapan Obamacare dinilai oleh kelompok konservatif sebagai bentuk pelanggaran
terhadap prinsip kebebasan individu. Keterlibatan pemerintah yang terlalu besar menjadi
ancaman bagi kebebasan individu untuk memilih apakah mereka akan membeli asuransi
kesehatan atau tidak. Mereka beranggapan bahwa masyarakat AS tidak seharusnya dikenai
sanksi karena memutuskan untuk tidak membeli asuransi kesehatan meskipun mereka
sebenarnya mampu. Peran pemerintah federal dinilai perlu untuk dibatasi karena pemerintah
menjadi nampak sangat berpengaruh dalam mengatur pilihan masyarakat. Campur tangan
pemerintah yang besar ini dinilai telah melawan prinsip dasar dalam pemerintahan AS, yaitu
prinsip kebebasan yang disebutkan dalam Declaration of Independence.
Sedangkan faktor pendorong lainnya yang bersifat pragmatis adalah karena penerapan
Obamacare dikhawatirkan akan meningkatkan beban pengeluaran negara dan pajak yang
harus dibayarkan kepada negara. Pemberian bantuan sosial seperti healthcare dinilai menjadi
ancaman bagi anggaran dan perekonomian negara sehingga mengakibatkan terjadinya defisit.
Bertambahnya beban pengeluaran negara dikhawatirkan akan berdampak terhadap
peningkatan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara.
Bagi kelompok konservatif, menghilangkan pemborosan dan mengontrol pengeluaran
negara dalam program entitlement, seperti healthcare,harus dilakukan. Pengeluaran yang
berlebihan dalam program entitlement dinilai akan menjadi pendorong terbesar bagi hutang
AS di masa depan. Penerapan Obamacare juga dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan
pajak. Semua kenaikan pajak dinilai oleh kelompok konservatif akan memiliki dampak
negatif secara ekonomi. Pajak yang lebih tinggi dinilai akan mengurangi dorongan bagi para
individu dan pengusaha untuk terlibat dalam kegiatan dan upaya untuk mengembangkan
ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Kelompok konservatif melakukan berbagai upaya untuk mengagalkan penerapan
Obamacare. Upaya-upaya tersebut meliputi lobi dan kampanye. Melakukan lobi berarti
melakukan hubungan langsung dengan para pembuat kebijakan. Tujuan utama para pelobi
adalah untuk meyakinkan para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan yang sesuai
dengan kepentingan kelompok yang mereka wakili. Kelompok konservatif berusaha melobi
para anggota Partai Republik di Kongres untuk mencabut dan tidak mendanai Obamacare.
Mereka melobi para anggota Kongres untuk menggunakan kewenangan dalam mendanai
program pemerintah, yaitu the power of purse, sehingga tidak ada pendanaan yang diberikan
untuk Obamacare. Hingga Maret 2014, Partai Republik yang berada di HoR telah melakukan
voting untuk mengubah Obamacare sebanyak 54 kali. Namun upaya-upaya tersebut belum
berhasil karena terus ditentang oleh Partai Demokrat.
60
Penerapan strategi GS merupakan bentuk keberhasilan lobi kelompok konservatif.
Mereka berhasil melobi beberapa anggota Partai Republik di Kongres untuk menerapkan
strategi tersebut meskipun banyak anggota Partai Republik yang tidak menyetujuinya.
Penggunaan strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa Obamacare akan dihapuskan
apabila Presiden Obama dan para pendukung Obamacare di Kongres dihadapkan pada pilihan
yang sulit, yaitu antara menutup sementara pemerintahan atau tetap menjalankan ketentuan
dalam Obamacare. Pada akhirnya strategi GS gagal karena tidak ada perubahan berarti dalam
Obamacare.
Kampanye dilakukan untuk memengaruhi opini publik yang mungkin berdampak
pada munculnya tekanan kepada para pembuat kebijakan. Tekanan ini dapat berbentuk surat,
petisi, atau panggilan telepon kepada para anggota Kongres. Kelompok-kelompok
konservatif seperti American Enterprise Institute, Senate Conservatives Fund,Heritage
Foundation, FreedomWorks, Club for Growth, The Conservative Caucus, dan Tea Party
berusaha membuat kampanye untuk melawan penerapan Obamacare. Mereka menyampaikan
kampanye melalui penyiaran, iklan online, kampanye melalui e-mail, web site, dan organisasi
akar rumput.
Publisitas sebagai bagian dari kampanye juga dilakukan untuk menunjukkan
terdapatnya permasalahan yang signifikan yang membutuhkan perhatian dan solusi dari
pemerintah. Kelompok kepentingan menyatakan pandangannya melalui media massa untuk
menyampaikan pemikiran mereka kepada publik. Mereka berharap publik akan mendukung
pandangan mereka dan akan memberikan tekanan kepada pemerintah untuk mengambil
kebijakan yang menguntungkan mereka. Beberapa think tank konservatif seperti seperti
American Enterprise Institute dan Heritage Foundation memiliki publikasi yang luas.
American Enterprise Institute berfokus pada penerbitan analisis kebijakan dan menyebarkan
hasil riset mereka kepada para pembuat kebijakan dan masyarakat. Sementara Heritage
Foundation mempublikasikan berbagai essay, artikel, dan buku untuk menyampaikan
pandangannya tentang Obamacare.
Sedikitnya terdapat tiga pelajaran yang bisa dipetik dari perlawanan kelompok
konservatif terhadap penerapan Obamacare. Pertama, perdebatan antara kelompok
konservatif dan liberal cenderung akan terus terjadi dalam berbagai kebijakan penting karena
kedua pandangan ini telah mendominasi pembuatan dan evaluasi kebijakan di AS. Kedua,
kelompok konservatif memiliki pengaruh yang besar dalam pembuatan kebijakan di Partai
Republik. Penerapan strategi GS menjadi gambaran bagaimana besarnya pengaruh kelompok
konservatif dalam menentukan tindakan para pembuat kebijakan. Ketiga, kelompok
61
kepentingan memiliki pengaruh yang besar dalam pembuatan dan evaluasi kebijakan di AS.
Hal ini mempertegas peran penting kelompok kepentingan dalam politik dan pemerintahan
AS.
Terdapat beberapa kontribusi yang diberikan oleh kajian ini bagi studi Hubungan
Internasional. Pertama, kajian ini diharapkan dapat membantu untuk memahami perdebatan
antara pandangan konservatisme dan liberalisme dalam politik dan pemerintahan AS. Kedua
cara pandang ini tak hanya bersaing dalam pembuatan dan penerapan kebijakan domestik
namun juga dalam kebijakan luar negeri AS. Dengan memahami perdebatan antara kedua
cara pandang ini diharapkan dapat mempermudah riset-riset selanjutnya yang juga membahas
tentang perdebatan antara pandangan liberalisme dan konservatisme, baik dalam kebijakan
domestik maupun kebijakan luar negeri.
Kedua, kajian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi riset-riset selanjutnya
yang akan memfokuskan pembahasannya pada kelompok konservatif di AS. Dengan
memahami prinsip-prinsip dasar konservatisme seperti limited government, kebebasan
individu, kebebasan ekonomi, serta pertahanan nasional yang kuat; hal ini diharapkan dapat
membantu kita untuk memahami mengapa kelompok konservatif cenderung mendukung atau
menentang suatu kebijakan. Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar konservatisme ini juga
diharapkan dapat membantu kajian tentang kelompok konservatif di negara-negara lainnya
seperti Perancis dan Inggris.
Ketiga, kajian ini diharapkan dapat mempertegas peran penting kelompok
kepentingan dalam memengaruhi pembuatan dan penerapan kebijakan domestik AS. Kajian
ini mempertegas riset-riset sebelumnya yang menyatakan bahwa kelompok kepentingan
memiliki peran yang signifikan dalam politik dan pemerintahan AS. Kelompok konservatif
sebagai salah satu kelompok kepentingan di AS memiliki peran yang besar dalam
memengaruhi pembuatan dan penerapan kebijakan domestik karena ditunjang oleh sumber
daya yang mereka miliki seperti pendanaan dan keahlian. Kedekatan hubungan mereka
dengan para pembuat kebijakan dan peran aktif mereka dalam memengaruhi jalannya
pemerintahan merupakan kekuatan utama kelompok ini.
Kritik terhadap kajian ini adalah kurangnya pengetahuan baru yang dihasilkan. Kajian
ini mempertegas riset-riset sebelumnya yang menyatakan besarnya peran kelompok
kepentingan dalam memengaruhi pembuatan dan penerapan kebijakan domestik AS. Kajian
ini memfokuskan pada perlawanan kelompok konservatif terhadap penerapan Obamacare.
Perlawanan kelompok konservatif salah satunya ditunjukkan dengan mendorong para
anggota Kongres untuk tidak mendanai Obamacare sehingga berdampak pada penerapan
62
kebijakan GS pada tahun 2013. Penerapan GS menjadi bukti keberhasilan lobi yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan beraliran konservatif dengan para pembuat
kebijakan.
Kekurangan dari riset ini dapat menjadi basis bagi riset selanjutnya untuk menemukan
pengetahuan baru terkait pengaruh kelompok kepentingan dalam pembuatan dan penerapan
kebijakan domestik maupun luar negeri. Riset selanjutnya dapat lebih memfokuskan
kajiannya pada bagaimana pengaruh kelompok kepentingan dalam pembuatan dan penerapan
kebijakan, khususnya kebijakan luar negeri AS. Pertanyaan tentang apakah kelompok
kepentingan juga memiliki pengaruh yang besar dalam pembuatan dan penerapan kebijakan
luar negeri di AS seperti halnya pengaruh yang mereka miliki di tingkat domestik menarik
untuk dikaji lebih lanjut.
63
Download