BAB IV KESIMPULAN Obamacare tetap menjadi isu yang diperdebatkan dalam politik domestik AS meskipun UU tersebut telah disahkan. Perdebatan seputar Obamacare menjadi representasi dari perdebatan antara pandangan liberalisme dan konservatisme yang terus terjadi dalam politik domestik AS. Hal ini menunjukkan bahwa perdebatan ini tak hanya menyangkut masalah politik, namun juga menyangkut masalah ideologi. Kedua pandangan tersebut memiliki prinsip dasar yang berbeda yang digunakan dalam pembuatan dan evaluasi kebijakan. Kelompok konservatif merupakan kelompok yang sejak awal secara konsisten menentang kebijakan healthcare. Sedangkan kelompok liberal merupakan pendukung kebijakan healthcare. Kelompok konservatif menilai pemberian bantuan seperti healthcare akan meningkatkan pengeluaran negara, memunculkan potensi kecurangan, menimbulkan ketergantungan yang semakin besar, dan membuat masyarakat malas untuk bekerja. Sedangkan kelompok liberal melihat bantuan sosial seperti healthcare sebagai sesuatu yang memang dibutuhkan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Selain itu, mereka menilai bahwa pemberian bantuan dapat membuat angka kemiskinan menurun. Perlawanan kelompok konservatif terhadap penerapan Obamacare didasari oleh dua faktor. Faktor utama yang bersifat ideologis adalah karena penerapan Obamacare dinilai bertentangan dengan prinsip limited government dan kebebasan individu yang dianut oleh kelompok konservatif. Gerakan konservatif di AS didasarkan pada komitmen untuk mempertahankan prinsip-prinsip dasar dan tradisi yang tercantum dalam dokumen-dokumen pendirian bangsa Amerika, yaitu prinsip limited government dan kebebasan individu. Basis konservatisme adalah menginginkan sedikit campur tangan pemerintah serta kebebasan individu yang lebih besar. Bagi kelompok konservatif, penerapan Obamacare bertentangan dengan prinsip limited government yang menekankan bahwa pemerintah seharusnya memiliki peran yang kecil dalam menjamin healthcare. Keterlibatan pemerintah yang begitu besar dalam pemberian jaminan healthcare dinilai dapat berdampak negatif terhadap kehidupan sosial maupun ekonomi masyarakat. Kelompok konservatif menilai bahwa tanggungjawab yang utama bagi masyarakat yang tidak memiliki healthcare ada pada masyarakat itu sendiri. Peran pemerintah perlu dibatasi karena individu seharusnya dibiarkan untuk mengejar kepentingan mereka dengan cara mereka sendiri. 59 Penerapan Obamacare dinilai oleh kelompok konservatif sebagai bentuk pelanggaran terhadap prinsip kebebasan individu. Keterlibatan pemerintah yang terlalu besar menjadi ancaman bagi kebebasan individu untuk memilih apakah mereka akan membeli asuransi kesehatan atau tidak. Mereka beranggapan bahwa masyarakat AS tidak seharusnya dikenai sanksi karena memutuskan untuk tidak membeli asuransi kesehatan meskipun mereka sebenarnya mampu. Peran pemerintah federal dinilai perlu untuk dibatasi karena pemerintah menjadi nampak sangat berpengaruh dalam mengatur pilihan masyarakat. Campur tangan pemerintah yang besar ini dinilai telah melawan prinsip dasar dalam pemerintahan AS, yaitu prinsip kebebasan yang disebutkan dalam Declaration of Independence. Sedangkan faktor pendorong lainnya yang bersifat pragmatis adalah karena penerapan Obamacare dikhawatirkan akan meningkatkan beban pengeluaran negara dan pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Pemberian bantuan sosial seperti healthcare dinilai menjadi ancaman bagi anggaran dan perekonomian negara sehingga mengakibatkan terjadinya defisit. Bertambahnya beban pengeluaran negara dikhawatirkan akan berdampak terhadap peningkatan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara. Bagi kelompok konservatif, menghilangkan pemborosan dan mengontrol pengeluaran negara dalam program entitlement, seperti healthcare,harus dilakukan. Pengeluaran yang berlebihan dalam program entitlement dinilai akan menjadi pendorong terbesar bagi hutang AS di masa depan. Penerapan Obamacare juga dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan pajak. Semua kenaikan pajak dinilai oleh kelompok konservatif akan memiliki dampak negatif secara ekonomi. Pajak yang lebih tinggi dinilai akan mengurangi dorongan bagi para individu dan pengusaha untuk terlibat dalam kegiatan dan upaya untuk mengembangkan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan. Kelompok konservatif melakukan berbagai upaya untuk mengagalkan penerapan Obamacare. Upaya-upaya tersebut meliputi lobi dan kampanye. Melakukan lobi berarti melakukan hubungan langsung dengan para pembuat kebijakan. Tujuan utama para pelobi adalah untuk meyakinkan para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan yang sesuai dengan kepentingan kelompok yang mereka wakili. Kelompok konservatif berusaha melobi para anggota Partai Republik di Kongres untuk mencabut dan tidak mendanai Obamacare. Mereka melobi para anggota Kongres untuk menggunakan kewenangan dalam mendanai program pemerintah, yaitu the power of purse, sehingga tidak ada pendanaan yang diberikan untuk Obamacare. Hingga Maret 2014, Partai Republik yang berada di HoR telah melakukan voting untuk mengubah Obamacare sebanyak 54 kali. Namun upaya-upaya tersebut belum berhasil karena terus ditentang oleh Partai Demokrat. 60 Penerapan strategi GS merupakan bentuk keberhasilan lobi kelompok konservatif. Mereka berhasil melobi beberapa anggota Partai Republik di Kongres untuk menerapkan strategi tersebut meskipun banyak anggota Partai Republik yang tidak menyetujuinya. Penggunaan strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa Obamacare akan dihapuskan apabila Presiden Obama dan para pendukung Obamacare di Kongres dihadapkan pada pilihan yang sulit, yaitu antara menutup sementara pemerintahan atau tetap menjalankan ketentuan dalam Obamacare. Pada akhirnya strategi GS gagal karena tidak ada perubahan berarti dalam Obamacare. Kampanye dilakukan untuk memengaruhi opini publik yang mungkin berdampak pada munculnya tekanan kepada para pembuat kebijakan. Tekanan ini dapat berbentuk surat, petisi, atau panggilan telepon kepada para anggota Kongres. Kelompok-kelompok konservatif seperti American Enterprise Institute, Senate Conservatives Fund,Heritage Foundation, FreedomWorks, Club for Growth, The Conservative Caucus, dan Tea Party berusaha membuat kampanye untuk melawan penerapan Obamacare. Mereka menyampaikan kampanye melalui penyiaran, iklan online, kampanye melalui e-mail, web site, dan organisasi akar rumput. Publisitas sebagai bagian dari kampanye juga dilakukan untuk menunjukkan terdapatnya permasalahan yang signifikan yang membutuhkan perhatian dan solusi dari pemerintah. Kelompok kepentingan menyatakan pandangannya melalui media massa untuk menyampaikan pemikiran mereka kepada publik. Mereka berharap publik akan mendukung pandangan mereka dan akan memberikan tekanan kepada pemerintah untuk mengambil kebijakan yang menguntungkan mereka. Beberapa think tank konservatif seperti seperti American Enterprise Institute dan Heritage Foundation memiliki publikasi yang luas. American Enterprise Institute berfokus pada penerbitan analisis kebijakan dan menyebarkan hasil riset mereka kepada para pembuat kebijakan dan masyarakat. Sementara Heritage Foundation mempublikasikan berbagai essay, artikel, dan buku untuk menyampaikan pandangannya tentang Obamacare. Sedikitnya terdapat tiga pelajaran yang bisa dipetik dari perlawanan kelompok konservatif terhadap penerapan Obamacare. Pertama, perdebatan antara kelompok konservatif dan liberal cenderung akan terus terjadi dalam berbagai kebijakan penting karena kedua pandangan ini telah mendominasi pembuatan dan evaluasi kebijakan di AS. Kedua, kelompok konservatif memiliki pengaruh yang besar dalam pembuatan kebijakan di Partai Republik. Penerapan strategi GS menjadi gambaran bagaimana besarnya pengaruh kelompok konservatif dalam menentukan tindakan para pembuat kebijakan. Ketiga, kelompok 61 kepentingan memiliki pengaruh yang besar dalam pembuatan dan evaluasi kebijakan di AS. Hal ini mempertegas peran penting kelompok kepentingan dalam politik dan pemerintahan AS. Terdapat beberapa kontribusi yang diberikan oleh kajian ini bagi studi Hubungan Internasional. Pertama, kajian ini diharapkan dapat membantu untuk memahami perdebatan antara pandangan konservatisme dan liberalisme dalam politik dan pemerintahan AS. Kedua cara pandang ini tak hanya bersaing dalam pembuatan dan penerapan kebijakan domestik namun juga dalam kebijakan luar negeri AS. Dengan memahami perdebatan antara kedua cara pandang ini diharapkan dapat mempermudah riset-riset selanjutnya yang juga membahas tentang perdebatan antara pandangan liberalisme dan konservatisme, baik dalam kebijakan domestik maupun kebijakan luar negeri. Kedua, kajian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi riset-riset selanjutnya yang akan memfokuskan pembahasannya pada kelompok konservatif di AS. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar konservatisme seperti limited government, kebebasan individu, kebebasan ekonomi, serta pertahanan nasional yang kuat; hal ini diharapkan dapat membantu kita untuk memahami mengapa kelompok konservatif cenderung mendukung atau menentang suatu kebijakan. Pemahaman tentang prinsip-prinsip dasar konservatisme ini juga diharapkan dapat membantu kajian tentang kelompok konservatif di negara-negara lainnya seperti Perancis dan Inggris. Ketiga, kajian ini diharapkan dapat mempertegas peran penting kelompok kepentingan dalam memengaruhi pembuatan dan penerapan kebijakan domestik AS. Kajian ini mempertegas riset-riset sebelumnya yang menyatakan bahwa kelompok kepentingan memiliki peran yang signifikan dalam politik dan pemerintahan AS. Kelompok konservatif sebagai salah satu kelompok kepentingan di AS memiliki peran yang besar dalam memengaruhi pembuatan dan penerapan kebijakan domestik karena ditunjang oleh sumber daya yang mereka miliki seperti pendanaan dan keahlian. Kedekatan hubungan mereka dengan para pembuat kebijakan dan peran aktif mereka dalam memengaruhi jalannya pemerintahan merupakan kekuatan utama kelompok ini. Kritik terhadap kajian ini adalah kurangnya pengetahuan baru yang dihasilkan. Kajian ini mempertegas riset-riset sebelumnya yang menyatakan besarnya peran kelompok kepentingan dalam memengaruhi pembuatan dan penerapan kebijakan domestik AS. Kajian ini memfokuskan pada perlawanan kelompok konservatif terhadap penerapan Obamacare. Perlawanan kelompok konservatif salah satunya ditunjukkan dengan mendorong para anggota Kongres untuk tidak mendanai Obamacare sehingga berdampak pada penerapan 62 kebijakan GS pada tahun 2013. Penerapan GS menjadi bukti keberhasilan lobi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kepentingan beraliran konservatif dengan para pembuat kebijakan. Kekurangan dari riset ini dapat menjadi basis bagi riset selanjutnya untuk menemukan pengetahuan baru terkait pengaruh kelompok kepentingan dalam pembuatan dan penerapan kebijakan domestik maupun luar negeri. Riset selanjutnya dapat lebih memfokuskan kajiannya pada bagaimana pengaruh kelompok kepentingan dalam pembuatan dan penerapan kebijakan, khususnya kebijakan luar negeri AS. Pertanyaan tentang apakah kelompok kepentingan juga memiliki pengaruh yang besar dalam pembuatan dan penerapan kebijakan luar negeri di AS seperti halnya pengaruh yang mereka miliki di tingkat domestik menarik untuk dikaji lebih lanjut. 63