Dr. Hetty Purnamasari, M.Pd Ninik Mardiana, S.S., M.Pd. TEORI SASTRA WILAYAH KESUSASTRAAN (Mursal Esten) Wilayah Penciptaan Karya Sastra Wilayah Penelitian Karya sastra Wilayah Masyarakat Penikmat Karya Sastra WILAYAH STUDI SASTRA Teori Sastra (adalah studi prinsip , kategori dan kriteria) Kritik Sastra (studi sastra terhadap karya-karya konkret) Sejarah Sastra (berkaitan dengan pendekatan diakronis-membahas tentang asal-usul karya sastra) Ketiganya tidak bisa dipisahkan satu denga yang lain, saling berkaitan dan saling membutuhkan. GENRE SASTRA Prosa (Cerpen, Cermin, Cerbung, Cergam, Novel, Novelet, Roman) Puisi (Pantun, Puisi bebas, Lagu dll) Drama (teater, baik tradisional maupun modern dan Film) KAJIAN SASTRA DILIHAT DARI OTONOMI: Segi Intrinsik: - Segala hal yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra tersebut, yang berhubungan dengan struktur yang memiliki sifat otonom (Berkaitan dengan struktur sebuah karya sastra berdasar genrenya) Segi Ekstrinsik: - Hal-hal yang berada di luar struktur karya-karya sastra namun amat mempengaruhi karya sastra tersebut (bisa diakaitkan dengan Bografi, psikologi, Masyarakat dan pemikiran) BEKAL AWAL SEORANG APRESIATOR Kepekaan Emosi Pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah kehidupan dan kemanusiaan Pemahaman terhadap aspek kebahasaan Pemahaman terhadap unsur intrinsik karya sastra KEGIATAN APRESIASI SASTRA: Kegiatan reseptif (Apresiator langsung berhadapan dengan karya sastra, mengenal karya sastra dari ulasan orang lain) Kegiatan produktif (kegiatan mencipta karya sastra Kegiatan kreatif performansi Kegiatan dokumentatif (kegiatan mendokumentasi karya sastra ) PENDEKATAN DALAM APRESIASI SASTRA (MH. Abrams) Pendekatan objektif (pend struktural/ pendekatan analitis/ pendekatan intrinsik, menitik beratkan pada karya sastra) Pendekatan ekspresif ( pendekatan yang menitikberatkan pada pengarang) Pendekatan Reseptif (pend pragmatis, menitik beratkan pada pembaca/ penikmat) Pendekatan Mimetik (pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan, karya sastra sebagai tiruan alam) Ketegangan dalam KS Antara tradisi dan pembaharuan Keindahan struktur bahasa dan “seni bahasa” Ketegangan yang terkait dalam sistem sastra dan sisteem masyarakat. Ketegangan pengartian makna antara pengarang dan pembaca. (Teeuw, 1983:1) TEORI-TEORI DALAM KAJIAN SASTRA Teori Struktural Teori Resepsi Teori Teori Intertekstual Teori Marxis Teori Hegemoni Teori Aktor Jaringan Teeori Feminis Teori Postkolonial Teori Dekonstruksi STRUKTUR PROSA cerpen, novel, roman Tema dan Amanat (Theme and Message) Alur (Plot) Tokoh dan Penokohan ( Character and characterization) Latar (Setting) Pusat Pengisahan (Point of view) Gaya (Style) TEMA Soediro Satoto: Merupakan suatu gagasan atau ide sentral yang dapat terungkap ke dalam karya sastra baik langsung maupun tidak langsung Robert Stanton Suatu gagasan sentral yang menjadi pangkal tolak penyusunan komposisi sebuah karya/ karangan dan sekaligus menjadi sasaran karangan tersebut TEMA Pokok Pembicaraan (topik) Pokok Persoalan Tujuan yang Hendak Dicapai TEMA Gagasan atau Ide Sentral) Cara efektif mengenali tema Membaca secara keseluruhan. Mengamati dengan teliti setiap konflik dalam karya sastra. Menggunakan sarana-sarana sastra simbolisme, ironi, gaya, karakter utamadll. Judul karya sastra. JENIS-JENIS TEMA T. jasmaniah Menurut pokok pembicaraan T. Organik / moral T. Sosial TEMA T. Egoik Menurut ketradisiannya T. tradisional T. Ketuhanan T. Nontradisional T. pokok/ mayor Menurut cakupannya T. tambahan/ minor ALUR Rangkaian Jenis Alur peristiwa-peristiwa dalam sebuah linear cerita. Peristiwa-peristiwa Sorot balik yang terhubung secara kausal. campuran Dalam cerita berbingkai, ada subplot. ALUR (Pyramid Freytag) -Climaks -Complication -Exposition -Resolition - Conclution TOKOH DAN PENOKOHAN Tokoh: Sosok yang diberi watak dan melakukan kegiatan sesuai wataknya. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan. Penokohan: Teknik pengarang memberikan watak pada tokohnya Cara mengenali tokoh Melalui dialog antartokoh Tanggapan tokoh lain terhadap seorang tokoh, Pikiran-pikiran para tokoh. Penggolongan Tokoh T. utama Fungsi T. antagonis T. bawahan/ pembantu Watak hitam-putih T. protagonis TOKOH T. sederhana Kompleksitas masalah Perkembangan watak T. kompleks. T. statis T. dinamis Penokohan/ perwatakan Penokohan Yaitu cara pengarang menentukan dan memilih tokoh-tokohnya serta memberi nama. Perwatakan cara pengarang menentukan watak / karakter pada tokoh-tokoh imajinya. Cara Memahami Watak Tokoh Tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya. Gambaran yang diberikan pengarang melalui gambaran kehidupan, cara berpakaian, nama dll segala latar belakang tokoh. 3. Menunjukkan bagaimana perilakunya. 4. Melihat bagaimana tokoh itu berbicara tentang dirinya sendiri. 5. Memahami bagaimana jalan pikirannya. 6. Melihat bagaimana tokoh lain berbicara dengannya. 7. Meliahat bagaimana tokoh lain berbicara tentangnya. 8. Melihat tokoh lain memberi reaksi terhadapnya. 9. Melihat bagaimana tokoh tersebut mereaksi tokoh lain. (Aminuddin, 1984:87-88) 1. 2. Pencitraan Upaya pengarang memberi citra pada tokoh- tokohnya. Fakta: antara pengarang laki-laki dan perempuan dalam memandang sosok perempuan menunjukkan perbedaan. Teknik Pengarang Menampilkan Tokoh 1. Teknik Ekspositori 2. Teknik dramatik a. b. c. d. e. f. g. h. i. Teknik cakapan Teknik tingkah laku Teknik Pikiran dan perasaan Teknik arus kesadaran Teknik Reaksi Tokoh Teknik reaksi tokoh lain Teknik pelukisan latar Teknik pelukisan fisik. Teknik identifikasi tokoh . LATAR / SETTING Adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Berfungsi membuat cerita menjadi logis, mampu menuansakan makna tertentu, mampu menggerakkan emosi kejiwaan pembaca. LATAR Latar: - - Tempat/ruang (gambaran tempat atau lokasi - terjadinya peristiwa dalam cerita), - - waktu (waktu cerita/ fable time—waktu yang - tercantuk di dalam cerita, narrative time— lamanya - waktu yang digunakan untuk menceritakan) dan - - suasana (suasana dalam / luar tokoh)…. …………..terjadinya peristiwa penting Latar netral dan tipikal Latar netral tidak mendeskripsikan sifat khas tertentu yang menonjol. Misal: desa, hutan, pasar, kota dll. Latar tipikal memiliki dan menonjolkan sifat yang khas latar tertentu. Misal: kota Surabaya, desa Gunung Kidul, Jakarta. PUSAT PENGISAHAN Sumber kisah yang berpusat pada pengarang Sumber cerita bisa terlibat langsung ke dalam cerita atau di luar inti cerita Sumber cerita biasa menyebut dirinya aku atau saya (teknik akuan); Sumber cerita menyebut dirinya dia (teknik diaan) Tipe sudut pandang dari sisi tujuan Orang pertama –utama. Contoh: Aku memerhatikan lelaki itu diam-diam … Orang pertama – sampingan. Contoh: Aku pura-pura menulis, tetapi aku mengamati dia. Orang ketiga – terbatas. Contoh: Ia mondarmandir, berusaha menemukan solusi. Orang ketiga – tidak terbatas. Contoh: Titi terhenyak di kursi taman. GAYA - Gaya Penceritaan, - Gaya Bahasa (dibahas dalam kebahasaan/linguistik) Gaya Penceritaan dipengaruhi oleh: - usia - gender - intelektual - latar belakang STRUKTUR DRAMA Tema dan amanat Penokohan Alur Latar Tikaian (Konflik) Cakapan (prolog, dialog, monolog, epilog, aside, solilokui) Gerak (disampaikan melalui petunjuk pemanggungan dan improvisasi) UNSUR-UNSUR YANG MEMBANGUN TEATER Naskah lakon (teks yang ditulis oleh pengarang, baik dengan tujuan untuk dipentaskan atau sekedar drama baca) Produser (Pihak yang membiayai jalannya pementasan) Sutradara (Orang yang mengatur jalannya pementasan) Pemain (Orang yang menjadi tokoh dalam sebuah pementasan) Kerabat Panggung (pihak-pihak yang yang turut membantu jalannya pementasan Penonton (orang yang menyaksikan jalannya pementasan--- ada drama tanpa penonton??? Bhs Yunani poeima = membuat Tipografi : membentuk ukiran atau lukisan bentuk. Alur irama (pembentuk efek estetik dan artistik) puisi Riffaterre:”pui si itu menyatakan sesuatu secara tak langsung” KEPADATAN: konsentratif, aksentuatif, sublimatif Terdapat “kekerasan” pada “bahasa” STRUKTUR PUISI Lapis Suara (Sound Stratum) - Bunyi dan irama - Diksi - Baris - Enjambemen - Bait - Tipograf i Lapis Makna (The Unit of Meaning) - Subject Matter - Feeling - Tone - Total of meaning - Theme LAPIS BUNYI Pola-pola Bunyi (pengulangan bunyi yang bersifat sama) Bunyi-bunyi Ekspresif (peniru bunyi) - peniruan bunyi yang sesungguhnya (buzz, tut-tut, tik-tik) - penggabaran bunyi ysng tidak berifat onomatope (kokok ayam, jengkerik mengerik—bukan krikkrik) - metafora bunyi (suara musik horor, menyedihkan, gembira dll) LAPIS MAKNA Makna puisi dilihat dari unsur-unsur yang membangunnya. Makna tidak bisa disamakan dengan arti Ketaklangsungan Puisi (Rifatterre) Displacing Pergantian makna distorting Penyimpangan arti Creating of meaning Penciptaan arti KODE BAHASA KODE SASTRA KODE SASTRA KODE BUDAYA MEMAHAMI JUDUL MEMAHAMI MAJAS MEMAHAMI LATAR MEMAHAM I PUISI MEMAHAMI BARIS DAN BAIT MEMAHAMI KATA GANTI MEMAHAMI TIPOGRAFI DAN ENJAMBEMEN MEMAHAMI MAKNA DAN AMANAT PENDEKATAN PARAFRASIS PENDEKATAN SOSILOGIS PENDEKATAN PSIKOLOGIS PENDEKATAN EMOTIF PENDEKATAN DALAM MENAFSIRKAN PUISI PENDEKATAN DIDAKTIS PENDEKATAN HISTORIS PENDEKATAN ANALITIS FILOSOFI semiotika HEGEMONI INTERAKSI SIMBOLIK FEMINISME UNSUR EKSTRINSIK KARYATRA SASTRA PAHAM DUNIA: MARXIS DAN KAPITALIS Sosiologi Sastra Local Wisdom Resepsi Pmbaca Psikologi Sastra Filosofi dan Sastra Fenomenologi EksistensialismeS Husserl, Hiedeger Rene Descartes, Nietsze, Soren A Kiekeergard, Frederick Nietzce, Karl Jasper, Martin Hidegard, Jeans Paul Sartre. Apa itu realitas/ ada Apa itu ada TEORI MARXIS Karya sastra seolah-olah ditentukan oleh infra struktur materialnya yaitu masyarakatnya. Dikembangkan oleh Karl Marx Fungsi konsep Marxis dalam kajian sastra: menunjukkan relevansi posisi karya sastra terhadap masyarakatnya. Pembicaraan Marx dan Engels mengenai sastra pada umumnya dikaitkan dengan faktor ekonomi dan peranan kelas-kelas sosial Contoh: Para priyayi (Umar Kayam) TEORI HEGEMONI Hegemoni dari kata hegeisthai (Yunani) artinya memimpin, kepemimpinan, kekuasaan yang melebihi kekuasaan yang lain Dikembangkan oleh filsuf Antonio Gramsci (Italia) Menurut Gramsci, determinisme mekanis cenderung menimbulkan sikap pasif sebab kaum buruh akan menunggu perubahan dalam bidang ekonomi, dan sikap ini jelas memperlemah timbulnya inisiatifinisiatif baru Dalam teori hegemoni kelas dominan menguasai kelas tertindas dengan cara kekerasan dan persuasi Hubungan Sastra dan Hegemoni (Gramsci) Sastra harus dikaitkan dengan sejarah manusia dan relasi-relasi sosial yang konkret. Maka sastra harus bersifat praktis. Sastra harus mempunyai otonomi dan politik. Karya sastra harus memfasilitasi kekuatan revolusioner yang progresif. CIRI-CIRI TEORI INTERAKSI SIMBOLIK Berbeda dengan binatang, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir Kemampuan berpikir terbentuk melalui proses interaksi sosial Dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan makna simbol-simbol yang dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya Atas dasar penafsiran dan kondisi yang dihadapi manusia mengubah arti dan makna simbol-simbol Pola-pola tindakan dan interaksi yang saling berhubungan inilah yang membentuk kelompok dan masyarakat TEORI FEMINIS Gerakan ini diawali oleh Susan B Anthony dan Elizabeth Cady Stanton, Virginia Woolf Dari kata femme, berarti perempuan Bermakna, kebudayaan menyebabkan perempuan dianggap sebagai memiliki kedudukan yang lebih rendah dibanding laki-laki, bukan semata-mata kondisi biologis. Menurut Ritzer, feminis termasuk teori sosial kritis yang melibatkan diri dalam persoalan pokok dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan sejarah yang sedang dihadapi oleh kelompok-kelompok yang berada dalam kondisi tertindas. TEORI AKTOR JARINGAN Disebut juga ANT (actor-network-theory) Menurut Wellman: Teori aktor jaringan mempelajari bagaimana individu atau kolektivitas berperilaku, bukan bagaimana seharusnya berperilaku Actans (pelaku tindakan) adalah peran-peran yang abstrak yang dapat dimainkan oleh seorang atau beberapa pelaku. Aktor merupakan manifestasi dari actans “Pengarang telah mati” RESEPSI PEMBACA Setiap pembaca memiliki “horison harapan pembaca” Adanya ruangruang kosong yang dapat diisi oleh pembaca TEORI RESEPSI (PERSEPSI PEMBACA) Diperkenalkan oleh Hans Robert Jauzz Pembaca adalah mediator, tanpa pembaca karya sastra seolah-olah tidak memiliki arti, aspek kultural seolah-olah kehilangan makna Konkretisasi: realisasi secara bebas ruang-ruang kosong dalam karya sastra (Wolfgang Iser) Kompetensi pembaca: perangkat konvensi dalam diri pembaca dalam rangka memahami karya sastra Horison harapan: kerangka pemahaman pembaca terhadap sesuatu karya atau dasar pembacaan terdahulu (Riffaterre) Lanjutan resepsi sastra Contoh: cerita Malin Kundang, Siti Nurbaya, TEORI POSTKOLONIAL Secara teoritis postkolonial bermakna, bentukbentuk kolonial dengan berbagai variannya, bahkan dengan berbagai akibat yang ditinggalkannya harus dihilangkan. Teori Postkolonial adalah implikasi yang ditimbulkan oleh narsi besar para penjajah. Postkolonialisme adalah kesadaran bahwa sesudah sekian lama terjadinya perjalanan waktu, ada masalah-masalah yang perlu dipertimbangkan, yang sebelumnya belum disadari. TEORI SEMIOTIKA CHARLES S. PIERCE IKON, INDEKS, SIMBOL RIFATERE: DISPLACING, UMBERTO ECO: TEORI DEKONSTRUKSI * Tokohnya adalah Derrida * Artinya, pengurangan atau penurunan intensitas bentuk yang sudah tersusun sebagai bentuk yang sudah baku • Mendekonstruksi strukturalisme adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus, mengurangi intensitas oposisi biner, sehingga unsur-unsur yang dominan tidak selalu mendominasi unsur-unsur yang lain. Sebaliknya unsur-unsur yang tergradasi, termarginalkandiberikan perhatian yang memadai bahkan secara seimbang dan proporsional. • Dalam dekonstruksi terjadi pembongkaran untuk menyusun kembali dalam tatanan dan tataran yang lebih signifikan sesuai dengan hakikat objek, sehingga aspekaspek yang dianalisis dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin TEORI INTERTEKSTUAL Berarti hubungan atau jaringan antara teks yang satu dengan teks yang lain. Recuperation, prinsip penemuan kembali Naturalisation, prinsip untuk membuat yang semula asing menjadi biasa Motivation, prinsip penyesuaian bahwa teks tidak arbitrer Vraisemblation, prinsip integrasi antara satu teks dengan teks atau sesuatu yang lain Menurut RiffatereDalam Intertekstual terdapat istilah Hypogram ( kata-kata tiruan, kutipan, kompleks tematik) TEORI INTERAKSI SIMBOLIK Dikemukakan oleh George Herbert Mead, Charles Horton Cooley, William I Thomas, Herbert Blumer, Erving goffman. Interaksi simbolik berarti: interaksi melalui simbol, sebab hanya interaksi simbolik yang memungkinkan terbentuknya suatu masyarakat. Empat tahapan dalam teori interaksi simbolik: 1. Tahapan impuls (gerak hati yang menampilkan rangsangan spontan dan kebutuhan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan rangsangan) 2. Tahapan persepsi (tindakan memahami objek rangsangan sebagai akibat kemampuan aktor dalam memilih dan menolak rangsangan) 3. Tahapan manipulasi (tindakan jeda berkenaan dengan objek yang diterima) 4. Tahapan konsumasi (pelaksanaan untuk mengambil tindakan yang dapat memuaskan dorongan hati) CIRI-CIRI TEORI INTERAKSI SIMBOLIK Berbeda dengan binatang, manusia memiliki kemampuan untuk berpikir Kemampuan berpikir terbentuk melalui proses interaksi sosial Dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan makna simbol-simbol yang dapat meningkatkan kemampuan berpikirnya Atas dasar penafsiran dan kondisi yang dihadapi manusia mengubah arti dan makna simbol-simbol Pola-pola tindakan dan interaksi yang saling berhubungan inilah yang membentuk kelompok dan masyarakat Psikologi dan Sastra Freud: id, ego , super ego TUGAS UAS Pilih salah satu teori sastra yang saudara kuasai, aplikasikan untuk mengupas salah satu karya (cerpen yang telah dipublikasikan)