34 BAB 3 METODE PENELITIAN

advertisement
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Disain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah kausalitas. Menurut Umar (2005,p105) berguna untuk
menganalisis hubungan – hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Metode yang digunakan adalah survey. Penelitian survey adalah penelitian yang
dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono,2007,p7). Pendekatan survey dalam
penelitian ini melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada individu atau konsumen.
Time horizon penelitian ini adalah cross sectional, yaitu sekumpulan data untuk
meneliti suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar,2005,p131).
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan
Jenis & Metode
Unit Analisis
Time Horizon
T-1
Kausalitas- survey
Individu
One Shoot - Cross
sectional
T-2
Kausalitas - survey
Individu
One Shoot - Cross
sectional
T-3
Kausalitas- survey
Individu
One Shoot - Cross
sectional
34
35
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007,p32) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Variabel – variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu:
1) Variabel demografis
Menggambarkan pengelompokkan responden ke dalam kategori – kategori
berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan pendapatan.
2) Variabel periklanan
Informasi mengenai sejauhmana iklan Indomie membuat konsumen tertarik
dan terpengaruh untuk membeli sesuai dengan persepsi konsumen atas iklan
Indomie dengan iklan mie instan lain.
3) Variabel perceived quality
Informasi mengenai ada tidaknya kesenjangan antara persepsi konsumen
terhadap kualitas produk Indomie yang dibeli.
4) Variabel keputusan perpindahan merek (brand switching)
Informasi mengenai tindakan keputusan perpindahan merek pada konsumen
Indomie ke merek mie instant lainnya.
Skala pengukuran data yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala
yang mengurutkan obyek berdasarkan suatu atribut yang memberikan informasi
tentang
interval
antara
satu
obyek
dengan
obyek
lainnya
adalah
sama
(Umar,2005,p134).
Teknik skala yang digunakan adalah skala likert. Menurut Sugiyono
(2007,p86) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert ini
36
berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu,
misalnya
setuju-tidak
setuju,
senang-tidak
senang
dan
baik-tidak
baik
(Umar,2005,p137).
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Konsep Variabel
Sub Variabel
Indikator
Ukuran dan
Skala
Periklanan
Sejauhmana iklan
Indomie dapat
1. Pengenalan
Iklan
- Mengetahui
Interval dan
iklan Indomie
Likert
membuat konsumen
- Mengetahui
tertarik dan
jingle iklan
memberikan
- Mengetahui
pengaruh untuk
slogan iklan
membeli sesuai
dengan persepsi
2. Pengantaran
Pesan
- Mengerti
maksud pesan
konsumen atas iklan
iklan Indomie
Indomie dan iklan
- Informasi
mie instan merek
tentang varian
lain
rasa
3. Media Iklan
- Pengaruh
media
periklanan
4. Frekuensi
- Pengaruh
Iklan
frekuensi iklan
1. Kinerja
- Rasa sesuai
Interval dan
Likert
Perceived
Persepsi konsumen
Quality
terhadap kualitas
dengan selera
produk indomie
- Produk yang
lengkap
- Produk dalam
kondisi baik
37
2. Karakteristik
- Varian rasa
Produk / Fitur
3. Ketahanan
- Umur
ekonomis
produk
4. Kesesuaian
- Produk aman
dengan
dikonsumsi
spesifikasi
- Mudah
didapatkan
5. Keandalan
- Cita rasa yang
khas
- Produk yang
sudah dikenal
6. Desain
- Kemasan yang
menarik
Keputusan
Keputusan
Tindakan
- Tetap
Interval dan
Perpindahan
perpindahan merek
keputusan
mengkonsumsi
Likert
Merek
pada konsumen
perpindahan
Indomie, walau
Indomie
merek pada
ada informasi
konsumen
negatif
Indomie
- Memilih
Indomie
daripada mie
instan merek
lain
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan adalah kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk kata, kalimat atau gambar (Sugiyono,2007,p14).
38
Menurut Umar (2003,p84) data primer merupakan data yang didapat dari sumber
pertama, misalnya dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara dan pengisian
kuesioner.
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tujuan
T-1
T-2
T-3
Data
Jenis Data
Sumber Data
•
Periklanan
•
Kualitatif
•
Primer
•
Keputusan Perpindahan merek
•
Kualitatif
•
Primer
•
Perceived Quality
•
Kualitatif
•
Primer
•
Keputusan Perpindahan merek
•
Kualitatif
•
Primer
•
Periklanan
•
Kualitatif
•
Primer
•
Perceived Quality
•
Kualitatif
•
Primer
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan
studi kepustakaan. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respons
terhadap daftar pertanyaan tersebut (Umar,2003,p92).
Studi kepustakaan yaitu dasar – dasar teori dari perpustakaan sehubungan dengan
judul atau pokok bahasan yang diteliti.
39
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
Cara menentukan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu memilih
orang – orang yang terseleksi berdasarkan ciri – ciri khusus yang dimiliki sampel tersebut.
Adapun ciri – ciri tersebut pada responden yang dalam 1 tahun terakhir melakukan
keputusan pembelian Indomie serta melakukan perpindahan merek.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan, yaitu nonprobability sampling.
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang belum tentu memilikii
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Umar,2005,p159). Yang menjadi
responden adalah orang yang melakukan pembelian baik di toko maupun mini market,
dengan menggunakan convinience sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data
(Sugiyono,2007,p77).
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Menurut Sugiyono (2007,p73) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Secara umum, besarnya konsumen dari suatu merek produk jarang
diketahui dengan pasti. Disamping itu produk dengan persepsi / tanggapan yang kuat
umumnya memiliki populasi konsumen yang besar. Karena ukuran populasi tidak diketahui
maka dalam menentukan beberapa asumsi sebagai berikut : (Ariestonandri,2006, p95)
n
= jumlah sampel
p
= perkiraan proporsi populasi ( jika tidak diketahui, maka diambil p = 0,5 )
q
=(1–p)
e
= errror sampling ( 0,1 )
40
Z α = 1,96 ( pada taraf signifikansi α = 0,05 )
Dengan rumus :
⎛ Zα ⎞
n ≥ p.q.⎜ ⎟
⎝ e ⎠
2
⎛ 1,96 ⎞
n ≥ 0,5.0,5.⎜⎜
⎟⎟
⎝ 0,10 ⎠
n ≥ 96,04 ≈ 97
2
Jumlah minimal responden yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 97 responden.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 125 responden.
3.7 Metode Analisis
Didalam suatu penelitian,data merupakan hal yang terpenting karena menggambarkan
variabel– variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Dimana data
yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan SPSS (statistical program for social
science) versi 13 untuk windows.
Sebelum melakukan penyebaran kuesioner, hal pertama yang harus kita lakukan adalah
menentukan skala yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya akan diuji validitas
dan reliabilitas. Berikut akan dijelaskan pula teknik – teknik analisis yang digunakan dalam
pengolahan data.
3.7.1
Uji Validitas
Uji validitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menunjukkan sejauhmana
alat ukur itu mengukur apa yang
ingin diukur.Jadi dapat dikatakan semakin tinggi
validitas suatu instrumen, maka instrumen tersebut akan semakin mengenai sasarannya
atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
41
Untuk menguji tingkat validitas instrumen dalam penelitian ini akan digunakan teknik
analisis korelasi Pearson Product Moment adalah : (Umar, 2005,p190)
r
n (ΣXY) -(ΣX) (ΣY)
=
√{n. ΣX2 – (ΣX)2} {n. ΣY2 – (ΣY)2}
Dimana:
r
= koefisien korelasi
hitung
X
= skor pernyataan no. 1
Y
= skor total
n
= jumlah responden
Dasar pengambilan keputusan adalah :
-
Jika r
hitung
-
Jika r
hitung
positif, serta r
hitung
>r
tidak positif, serta r
tabel,
hitung
maka butir atau variabel tersebut valid
< r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak
valid
-
Jika r
hitung
> r
tabel,
tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak
valid
3.7.2
Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah
mengukur reliabilitas dari data. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi
dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain kesempatan.
Setelah kita melakukan pengujian validitas kuesioner, maka kuesioner tersebut kita
uji reliabilitasnya. Sebagaimana dikemukakan di muka, reliabilitas adalah ukuran yang
menunjukkan kestabilan dalam mengukur. Kestabilan disini berarti kuesioner tersebut
konsisten jika digunakan untuk mengukur konsep atau konstruk dari suatu kondisi ke
42
kondisi yang lain. Salah satu cara mengukur reliabilitas adalah dengan metode one shot.
Pada teknik ini pengukuran dilakukan hanya pada satu waktu, kemudian dilakukan
perbandingan dengan pertanyaan yang lain atau dengan pengukuran korelasi
antarjawaban. Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach
Alpha, di mana suatu kuesioner dianggap reliable apabila Cronbach Alpha > 0.6
(Santoso, 2005, p251).
3.7.3
Statistik Deskriptif
Menurut Indrianto dan Supomo (2002,p170) statistik deskripitif dalam penelitian
pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam tabulasi sehingga
mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan, dan
penyusunan data dalam bentuk numerik dan grafik.
Deskriptif atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan
dengan dua bagian, antara lain:
•
Deskripsi dalam bentuk tulisan atau teks
Terdiri atas bagian – bagian penting yang menggambarkan isi data secara
keseluruhan, seperti rata – rata, standar deviasi, varian,dan sebagainya.
•
Deskripsi dalam bentuk gambaran atau grafik
Grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa
teks, agar data tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya.
3.7.4
Korelasi Sederhana
Analisis korelasi berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan
bagaimana
kuat
hubungan
suatu
variabel
dengan
variabel
lain.
Jadi,
tidak
mempersoalkan apakah suatu variabel tertentu bergantung kepada variabel lain
43
(Umar,2005,p314). Menurut Sugiyono (2007,p182) korelasi dapat dihitung sebagai
berikut:
r=
n(ΣXiYi) -(ΣXi) (ΣYi)
√{n. ΣXi2 – (ΣXi)2} {n. ΣYi2 – (ΣYi)2}
Dimana: n = koefisien korelasi
Xi = variabel X
Yi = variabel Y
Jika harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1%
maka dapat disimpulkan hubungan positif antara kedua variabel rumus koefisien determinasi
adalah r2. Angka dari koefisien determinasi ( r2 ) menunjukkan besarnya pengaruh variabel x
terhadap variabel y untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar/kecil, maka dapat
berpedoman terhadap ketentuan sebagai
berikut (Sugiyono,2007,p183):
Tabel 3.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
44
3.7.5
Regresi Sederhana
Sugiyono (2007,p204) menyatakan
regresi sederhana didasarkan hubungan
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:
Y = a + bX
Dimana :
Y = subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a = harga Y bila X = 0 ( harga konstanta )
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b ( + ) maka naik dan bila b ( - ) maka terjadi penurunan.
X = subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
3.7.6
Regresi Ganda
Menurut Sugiyono (2007,p210–211) analisis regresi ganda digunakan untuk
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua
atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal 2.
Digunakannya regresi berganda ini bertujuan untuk:
•
Memprediksikan (Prediction)
•
Menjelaskan (Explanation)
•
Menspesifikasi hubungan statistik
•
Menentukan variabel-variabel bebas dan tak bebas
45
Setelah menganalisis ketiga variabel, maka jawaban responden untuk variabel-variabel
dalam kelompok faktor dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Selanjutnya nilai rata-rata
tersebut akan dijadikan data-data untuk variabel-variabel bebas dan variabel tidak bebas,
untuk pengolahan regresi linear.
Persamaan Regresinya :
Y = a + b1X1 + b2X2 + ........... + bnXn
3.7.7
Uji Asumsi Klasik Multikolinearitas
Salah satu pengujian untuk analisis regresi adalah uji multikolinearitas. Uji ini
merupakan bentuk pengujian untuk asumsi dalam analisis regresi berganda. Asumsi
multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala
multikolinearitas.
Gejala
multikolinearitas
adalah
gejala
korelasi
antar
variabel
independen (Santosa dan Ashari,2005,p238-240).
Menurut Sunyoto (2007,p89-90) dikatakan terjadi multikolinearitas, jika koefisien
korelasi antara variabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak terjadi
multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan
0,60 ( r ≤ 0,60 ) atau dalam menentukan ada tidaknya multikolinearitas dapat digunakan
cara lain yaitu dengan : variabel bebas mengalami multikolinearitas jika α hitung < α dan
VIF hitung > VIF dan tidak mengalami multikolinearitas jika α hitung > α dan VIF hitung
< VIF.
Ada berbagai cara mengatasi multikolinearitas yaitu : menghilangkan salah satu atau
lebih variabel bebas yang mempunyai koefisien korelasi tinggi atau menyebabkan
mulitikolinearitas, jika tidak dihilangkan maka hanya digunakan untuk memprediksi dan
tidak untuk diinterpretasikan.
46
3.7.8 Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Dalam persamaaan regresi berganda perlu juga diuji mengenai sama atau tidak
varians dari residual observasi yang satu dengan yang lain. Jika residualnya mempunyai
varians yang sama disebut terjadi homokedastisitas dan jika variansnya tidak
sama/berbeda disebut terjadi heteroskedastisitas.
Analisis uji asumsi heteroskedastisitas hasil output SPSS melalui grafik scatterplot
antara Z prediction ( ZPRED ) yang merupakan variabel bebas ( sumbu X = Y hasil
prediksi ) dan nilai residualnya ( SRESID ) merupakan variabel terikat ( sumbu Y = Y
prediksi – Y riil).
Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik – titik hasil pengolahan data
antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0)
pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada
scatterplot titik – titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar
maupun bergelombang – bergelombang.
3.7.9 Uji Asumsi Klasik Normalitas
Menurut Sunyoto (2007,p95-96) uji asumsi klasik normalitas akan menguji data
variabel bebas ( X ) dan data variabel terikat ( Y ) pada persamaan regresi yang
dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi
dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali. Uji asumsi klasik normalitas dapat diketahui
dengan cara melihat hasil normal probability plot, suatu data dikatakan berdistribusi
normal jika garis (titik – titik) data riil mengikuti garis diagonal.
3.7.10 Uji Asumsi Klasik Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika
terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik /tidak layak dipakai
47
prediksi. Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antara kesalahan
pengganggu
periode
t
(berada)
dengan
kesalahan
pengganggu
periode
t-1
(sebelumnya).
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji
Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut : (Sunyoto,2007,p104-105)
1.
Terjadi autokorelasi positif, jika nilai DW dibawah -2 ( DW <-2 )
2.
Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW
≤ +2
3.
Terjadi autokorelasi negatif, jika nilai DW diatas +2 ( DW > +2 )
3.8 Rancangan Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono (2007,p51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun
dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Pengujian hipotesis:
•
Langkah – langkah dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien korelasi (uji r)
adalah sebagai berikut:
1.
Formulasi Hipotesa
Ho: b = 0, tidak terdapat pengaruh hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y
Ho: b ≠ 0, terdapat pengaruh hubungan antara X1 dan X2 terhadap Y
2.
Menentukan nilai tingkat nyata ( α ):
T
3.
α/2
:(n–2)
Menentukan uji statistika
Dalam menggunakan uji statistika digunakan cara perhitungan SPSS 13.0.
4.
Asumsi
Y = nilai variabel dependen (perpindahan merek)
48
X1 = variabel independen satu yang digunakan untuk memprediksi nilai
variabel dependen (periklanan)
X2 = variabel independen dua yang digunakan untuk memprediksi nilai
variabel dependen (perceived quality)
Untuk mengetahui koefisien determinasi, maka nilai koefisien korelasi ( r )
dikuadratkan akan mendapatkan hasil ” koefisien penentu ” ( r2 ) yaitu seberapa
kontribusi periklanan dan perceived quality dapat mempengaruhi perpindahan merek .
Koefisien penentu ditulis KP, maka untuk menghitung KP adalah sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
Pada akhirnya perhitungan yang akan digunakan adalah dengan menggunakan cara
SPSS yang akan menghasilkan persamaan dimana dari hasil SPSS akan diketahui
apakah perhitungan signifikan / tidak serta akan menjelaskan hubungan antara 3
variabel tersebut.
•
Uji t
Uji hipotesis dengan t-test digunakan untuk mengetahui variabel bebas memiliki
hubungan signifikan/tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap
variabel. Uji t yang dilakukan adalah uji 2 arah maka dibaca t ½ ( 0,05 ) atau t =
0,025.
Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut :
Ho : b = 0 (variabel X1 dan X2 tidak punya hubungan dengan variabel Y)
Ho : b ≠ 0 (variabel X1 dan X2 punya hubungan dengan variabel Y)
a. Jika t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan
H1 diterima
b. t tabel dilihat dengan derajat bebas bebas = n – k
n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel yang digunakan
49
•
Uji F
Uji hipotesis dengan f test digunakan untuk menguji hubungan 2 variabel bebas
secara bersama – sama dengan variabel terikat. Adapun pengujian hipoteisnya
sebagai berikut :
Ho : b1 = b2 = 0 (tidak terdapat pengaruh dari variabel X1 dan X2 terhadap Y)
Ho : b1 = b2 ≠ 0 (terdapat pengaruh dari X1 dan X2 terhadap Y)
Keputusan diambil dengan membandingkan f hitung dengan f tabel
a. Jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
b. Jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
c.
f tabel dilihat pada α = 0,05
Dengan derajat bebas pembilang = ( k -1 )
Dengan penyebut = ( n – k )
n = jumlah sampel dan k = jumlah variabel yang digunakan
Kriteria lain jika nilai p atau prob ( F- statistic ) < 0.05 maka Ho ditolak.
Hipotesa Penelitian 1 :
Ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie
Ho
= tidak ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan perpindahan
merek pada konsumen Indomie
H1
= ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan perpindahan merek
pada kosumen Indomie
50
Hipotesa Penelitian 2 :
Ada pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie
Ho
= tidak ada pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie
H1
= ada pengaruh antara perceived quality terhadap keputusan perpindahan
merek pada konsumen Indomie
Hipotesa Penelitian 3 :
Ada
pengaruh
dari
periklanan
dan perceived
quality
terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen
Indomie
Ho
= tidak ada pengaruh dari periklanan dan perceived quality terhadap
keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie
H1
= ada pengaruh dari periklanan dan perceived quality terhadap keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie
3.9 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Di dalam penelitian ini akan dibahas beberapa masalah yaitu melihat pengaruh dari
periklanan terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie dan melihat
pengaruh dari perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek pada konsumen
Indomie, serta melihat pengaruh dari periklanan dan perceived quality terhadap keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie.
Pada analisis pengaruh periklanan terhadap keputusan perpindahan merek pada
konsumen
Indomie
dengan
menggunakan korelasi
dan
regresi
sederhana
yang
51
menjelaskan seberapa kuat hubungan iklan terhadap keputusan perpindahan merek pada
konsumen Indomie dan besarnya pengaruh dari periklanan terhadap keputusan
perpindahan merek sehingga perusahaan dapat mengetahui apakah periklanan yang
dilakukan sudah tepat dan mencapai sasaran atau belum.
Pada analisis pengaruh perceived quality terhadap keputusan perpindahan merek
pada konsumen Indomie dengan menggunakan korelasi dan regresi sederhana yang
menjelaskan seberapa kuat hubungan perceived quality yang mempengaruhi keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie dan besarnya pengaruh dari perceived quality
yang dirasakan konsumen terhadap keputusan perpindahan merek sehingga perusahaan
dapat mengetahui apakah produknya sudah cukup baik di mata konsumennya atau belum.
Pada analisis pengaruh periklanan dan perceived quality terhadap keputusan
perpindahan merek pada konsumen Indomie dengan menggunakan regresi berganda untuk
mengetahui seberapa kuat hubungan antara keduanya terhadap keputusan perpindahan
merek pada konsumen Indomie dan besarnya pengaruh dari kedua hal tersebut terhadap
keputusan perpindahan merek pada konsumen Indomie. Dari hasil analisis tersebut
diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan langkah - langkah untuk
mempertahankan konsumennya dan menghindari terjadinya perpindahan ke merek lain dari
konsumennya tersebut.
Download