- IAIN Salatiga

advertisement
KONSEP PENDIDIKAN JASMANI DALAM KITAB ZAADUL
MA’AD KARANGAN IBNU QAYYIM
AL JAUZIYAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S.Pd)
Oleh
Noviana Heni Rahmawati
111-12-091
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2016
i
KONSEP PENDIDIKAN JASMANI DALAM KITAB ZAADUL
MA’AD KARANGAN IBNU QAYYIM
AL JAUZIYAH
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
Mens sana in corpore sano (GIOVENALE, Satire,X,356)
Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat
“Jauh lebih sulit untuk membuat orang sehat daripada
membuat mereka sakit”
(DeForest Clinton Jarvis)
“Saya percaya bahwa apa yang anda rasakan sangat penting
seperti bagaimana anda terlihat cantik dan sehat”
(Victoria Principal)
vii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat Allah yang Maha Kuasa,
penulisan skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1.
Kedua orangtua saya, Bapak Ruhadi, SE dan Ibu Umi Hani, M.PdI , yang
telah mendidik serta membesarkan penulis dan selalu memberikan doa tanpa
henti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari .
2.
Saudara- saudaraku tercinta, Mas Syarif Fanani M.Pd dan Mba Nur Aini
Luthfia, M.PdI , Dek Khoirul Huda, Dek Alfia Nikmatul Fadhila yang selalu
mendoakan dan memberikan motivasi sehingga skripsi ini bisa selesai tepat
waktu.
3.
Ibu Yayuk Sri Rahayu, S.Pd selaku Kepala RA Glory Islamic yang selalu
mendoakan dan memberikan semangat serta dukungan untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4.
Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil. yang selalu membimbing dan memotivasi
penulis.
5.
Sahabat-sahabatku seperjuangan yang selalu saling memberikan dukungan
semangat dan doa: Sayidatul, Ika, Tri, Dedi, Putri, Nia, Hikmah, Afifah dan
masih banyak lagi yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.
6.
Keluarga besar PAI C dan teman-teman PAI 2012.
7.
Keluarga besar UKM SMC IAIN SALATIGA tercinta.
8.
Dan semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya skripsi ini serta
para pembaca yang budiman.
viii
KATA PENGANTAR
Assalammu‟alaikum wr.wb.
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis bisa menjalani
kehidupan ini sesuai dengan ridho-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil analisis ini yang berjudul
“Konsep Pendidikan Jasmani dalam Kitab Zaadul Ma‟ad Karangan Ibnu Qayyim
Al Jauziyah” sesuai dengan rencana.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga
2.
Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3.
Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan
kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4.
Bapak Mufiq, S.Ag, M.Phil selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak M. Ali Zamroni, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
ix
x
ABSTRAK
Rahmawati, Noviana Heni. 2016. Konsep Pendidikan Jasmani Dalam Kitab
Zaadul Ma‟ad Karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Skripsi. Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Mufiq, S.Ag, M.Phil.
Kata Kunci
: Konsep Pendidikan Jasmani, Kitab Zaadul Ma‟ad, Ibnu Qayyim
Al Jauziyah
Penelitian ini membahas tentang konsep pendidikan jasmani menurut Ibnu
Qayyim Al Jauziyah. Fokus penelitian yang akan dikaji adalah: 1. Bagaimana
pendapat Ibnu Qayyim tentang konsep Pendidikan Jasmani? , 2. Bagaimana
relevansi pendidikan jasmani menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam
pendidikan Islam?.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan ( Library research), yaitu
penelitian yang memfokuskan pembahasan pada literatur-literatur baik berupa
buku, jurnal, makalah, maupun tulisan-tulisan lainnya.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) konsep Pendidikan Jasmani
menurut Ibnu Qayyim adalah :Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa islam
mengarahkan manusia agar menjaga selalu kesehatan, menolak berbagai penyakit
fisik maupun jiwa; Menurut Ibnu Qayyim tidak semua permainan dalam olahraga
boleh dilakukan; Ibnu Qayyim berpendapat bahwa, waktu yang paling baik untuk
melakukan olahraga adalah ketika setelah tercernanya makanan secara sempurna;
Menurut Ibnu Qayyim kurikulum pada pendidikan jasmani adalah: Menunggang
kuda, melempar lembing, gulat, lomba lari, memanah dan renang;Menurut Ibnu
Qayyim manfaat olahraga ada tiga, yaitu: menjaga kesehatan, menguatkan
jasmani dan mendapatkan pahala yang berlimpah; Menurut Ibnu Qayyim sarana
yang tepat bagi pendidikan olah raga adalah syiar (bentuk) ta‟abuddiyah
(beribadah) yang telah diperintahkan oleh Allah atas hamba-hamba –Nya, seperti
shalat dan ibadah haji. (2) Relevansi Pendidikan Jasmani menurut Ibnu Qayyim
dalam pendidikan Islam yaitu, dari semua konsep pendidikan jasmani yang
dipaparkan Ibnu Qayyim di dalam kitab Zaadul Ma‟ad hanya sebagian yang di
praktekkan dalam pendidikan islam.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL .........................................................................................................
i
JUDUL ............................................................................................................
ii
LEMBAR BERLOGO ...................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .....................................................
vi
MOTTO ………………………………….............................................. .......
vii
PERSEMBAHAN...........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
ABSTRAK ......................................................................................................
xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................
1
A.
Latar Belakang ...............................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ..........................................................................
6
C.
Tujuan Penelitian ...........................................................................
6
D.
Kegunaan Penelitian.......................................................................
6
E.
Metode Penelitian …………………..............................................
7
1. Jenis Penelitian .........................................................................
7
2. Metode Pengumpulan Data ………………………………….
8
3. Sumber Data ……………………………………………….. ..
8
4. Metode Analisis Data………………………………………. ..
8
xii
F.
Penegasan Istilah ...........................................................................
9
G.
Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................
10
BAB II Biografi Ibnu Qayyim Al Jauziyah ...............................................
12
A.
Nama dan Kelahiran Ibnu Qayyim Al Jauziyah ……………... ....
12
B.
Akhlak dan Ibadah Ibnu Qayyim Al Jauziyah ...............................
12
C.
Keilmuan Ibnu Qayyim Al Jauziyah ………………………….. ...
13
D.
Karangan –Karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah …………….. ....
18
E.
Manhaj dalam karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah …………..... .
23
F.
Guru-guru Ibnu Qayyim Al Jauziyah…………………………. ....
27
G.
Murid-murid Ibnu Qayyim Al Jauziyah ……………………… ....
28
H.
Wafatnya Ibnu Qayyim Al Jauziyah …………………………... ..
28
BAB III
Deskripsi Pemikiran: Konsep Pendidikan Jasmani Menurut
A.
B.
C.
D.
E.
F.
BAB IV
A.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah ..........................................................
29
Menjaga Kesehatan ........................................................................
Macam- Macam Permainan dalam Olahraga ................................
Waktu Yang Tepat Untuk Olahraga ...............................................
Kurikulum Pemdidikan Jasmani ……………………………... ....
Manfaat Olahraga ……………………………………………... ...
Sarana Pendidikan Olahraga ……………… .................................
31
31
32
33
34
36
Analisis
Pendidikan
Jasmani
dan Relevansinya dalam
Pendidikan Islam..........................................................................
38
Tinjauan Jasmani Secara Umum ....................................................
38
a. Hakikat Pendidikan Jasmani.....................................................
38
b. Tujuan Pendidikan Jasmani ………………………………... ..
39
c. Kurikulum Pendidikan Jasmani……………………………. ...
43
xiii
B.
Relevansi Pendidikan Jasmani Menurut Ibnu Qayyim Al
Jauziyah dalam pendidikan islam...................................................
46
a. Menjaga Kesehatan ………………… .....................................
46
b. Macam-macam Permainan dalam Olahraga………………….
47
c. Waktu tepat untuk Olahraga …………………………… ........
47
d. Kurikulum Pendidikan Jasmani ……………….. .....................
48
e. Manfaat Olahraga……………………. ....................................
53
f. Sarana Pendidikan Olahraga …………………........................
56
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
58
A.
Kesimpulan ....................................................................................
58
B.
Saran-saran ....................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika membahas tentang tujuan pendidikan Islam, para pakar
pendidikan sering memulai dengan pembahasan tentang hakikat manusia.
Mengapa perlu mengetahui hakikat manusia? Karena manusia yang menjadi
objek utama kerja pendidikan. Dengan mengetahui hakikat manusia maka
konsep tarbiyah yang benar dapat dirumuskan.
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah (Hasan bin Ali Al Hijazy,
2001:21) hakikat diri manusia merupakan perpaduan beberapa unsur yang
saling berkaitan dan tidak mungkin dipisahkan antara yang satu dengan yang
lainnya. Beberapa unsur yang di maksud adalah: ruh, akal, dan jasmani. Hal
itu tidak berarti bahwa setiap unsur yang ada dalam diri manusia bekerja
sehari-hari dan terpisah dari yang lainnya.
Hakikat manusia bukan hanya terdiri dari unsur badan saja yang tidak
ada kaitannya dengan unsur ruh dan akal. Atau ia hanya terdiri dari ruh
semata yang tidak ada kaitannya dengan akal dan jism (badan). Tetapi hakikat
manusia adalah bangunan dzat yang satu yang terpadu di dalam beberapa
unsur yang saling berkaitan.
Menurut Ahmad Tafsir (2008:37) hakikat wujud manusia adalah
makhluk ciptaan Allah, ia berkembang dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungannya; ia berkecenderungan beragama. Dia juga menjelaskan bahwa
1
manusia adalah makhluk yang utuh yang terdiri atas jasmani, akal dan rohani
sebagai potensi pokok.
Al- Qur‟an menjelaskan bahwa manusia mempunyai aspek jasmani.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Qashash ayat 77, yaitu:
)77 : ‫خ َر َج ََىَا تَ ْىصَ َوصٍِْ َثلَ مِىَاىذُّوٍَْا (اىقصص‬
ِ َ‫ك اىيًُّ اىذَّارَا‬
َ ‫ََتْتَػِ فٍِْمَآاَتَا‬
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi” (Al Qashash: 77, Mushaf Al
Qur‟an Terjemah, Departemen Agama RI, 2005: 395).
Yang dimaksud “dunia” dalam hal ini adalah hal-hal yang diperlukan
oleh jasmani (Ahmad tafsir, 2008:37)
Setelah memahami hakikat manusia, yaitu terdiri dari unsur yang
berupa ruh, jasmani dan akal maka konsep pendidikan (tarbiyah) yang benar
adalah senantiasa memperhatikan dan memenuhi kebutuhan setiap komponen
yang ada dalam diri manusia tersebut. Semua komponen harus mendapat
haknya untuk mendidik sehingga manusia bisa berkembang dengan seimbang
antara akal, ruh dan jasmani.
Ciri manusia yang sempurna menurut Islam ( Ahmad Tafsir , 2008:46)
adalah jasmani yang sehat kuat dan berketrampilan, cerdas serta pandai (akal)
dan rohani yang berkualitas tinggi. Ketiga ciri-ciri ini dapat dicapai oleh
manusia apabila ruh, akal dan jasmani tersebut mendapat hak pendidikannya
secara seimbang.
Keterangan di atas menunjukkan pentingnya pendidikan jasmani.
Karena jasmani termasuk salah satu dari unsur manusia yang harus
mendapatkan hak pendidikan, sebagaimana ruh dan akal. Sehingga di antara
2
tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang jasmaninya sehat serta
kuat dan berketerampilan.
Islam adalah agama sempurna, yang mengatur seluruh aspek
kehidupan, baik dari unsur yang kecil sampai urusan yang besar. Termasuk
masalah pendidikan, Islam telah mengajarkan pemeluknya bagaimana
mendidik aspek jasmani anak didik. Islam secara tegas memerintahkan para
pemeluknya agar sehat dan kuat jasmaninya. Allah berfirman:
ًِّ‫ه رِّتَاطِ اىْخٍَْوِ ُترٌِْ ُث ُْنَ تِ ًِ عَذََُّاىي‬
ْ ‫ُُجٍ ََّ ِم‬
َّ ‫ِذَْاىٍَُم مَّااضْ َتطَعْتُمْ ِّمهْ ق‬
ُّ ‫ََأَع‬
ْ‫ََعَذََُّمُم‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang
kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang di tambat untuk berperang
( yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah dan
musuhmu” (Al Anfal: 60, Departemen Agama RI, Mushaf Al Qur‟an
Terjemah, 2005: 185).
Dari abu hurairah dia berkata, “ Rasulullah s.a.w bersabda :
ٌ‫ف ََفًِ مُوِّ خَ ٍْر‬
ِ ٍْ ِ‫ه اىضَّع‬
ِ ‫ه اى ُمؤْ ِم‬
َ ‫َة ِإىَى اىيًِّ ِم‬
ُّ ‫ه َا ْى َقُِيُّ خَ ٍْرٌ ََأَح‬
ُ ‫َاىْ ُمؤْ ِم‬
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di cintai Allah dari
pada orang mukmin yang lemah. Dan masing-masing dari mereka
terdapat kebaikan” (HR. Muslim, Imam An Nawawi, Terjemah
Lengkap Riyadush Shalihin, 2010: 139).
Pada kenyataannya sangat disayangkan, kebanyakan pendidikan (baik
orang tua maupun Lembaga Pendidikan Islam) yang tidak memperhatikan
pendidikan jasmani. Mereka lebih cenderung mengutamakan pendidikan akal
(intelektual) dan mengesampingkan pendidikan jasmani. Akibatnya lahirlah
generasi yang bagus intelektualnya namun lemah fisiknya.
3
Beberapa lembaga pendidikan Islam memang memasukkan penjaskes
(Pendidikan Jasmani dan Kesehatan) dalam Kurikulum, namun materi yang
diajarkan tidak sesuai dengan pendidikan jasmani menurut Islam. Mereka
menerapkan pendidikan jasmani sebagaimana sekolah-sekolah umum lainnya,
yaitu dengan menerapkan kurikulum pendidikan jasmani yang ditetapkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional. Padahal kurikulum yang ditetapkan
Departemen Pendidikan Nasional banyak yang tidak sesuai dengan
pendidikan jasmani menurut Islam. Sehingga tidak ada ciri khas keislaman
dalam pendidikan jasmani pada lembaga tersebut. Hal ini bisa kita lihat
kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) dari tingkat SD/MI
sampai SMA/MA , bahkan di pondok pesantren, baik yang salafiyah maupun
yang modern sedikit yang sesuai dengan ajaran Islam.
Berkenaan pendidikan jasmani Atha meriwayatkan:
ُ‫َو اَحَذ‬
َّ ‫فَم‬،ِ‫ه عَمِ ٍْرِاْالَ ْوصَارِيّ ٌَرْمٍَِان‬
َ ‫ َراَ ٌْتُ جَا ِترَ ْت‬:ُ‫عطَاء فَ ٍَ ُقُْه‬
َ ‫ٌَ ْرَِي‬
ًٍَِ‫عي‬
َ ًُ ّ‫ه اىيّ ًِ صَيَّى اىي‬
َ ُْ‫ض‬
ُ َ‫مَطِيتَ؟ ضَمِ ْعتُ ر‬:‫ه ىَ ًُ اْالَخر‬
َ ‫ َفقَا‬،َ‫جَيص‬
َ َ‫ٌُمَ ف‬
ٌٍَُْ‫َسََجَوَّ فَ ٍَُُ ىٌٍَُّْ َأَْ ض‬
َّ ‫ًءٍ ىَ ٍْصَ ِمهْ رِ ْمرِاىيًِّ ع‬
ْ َ‫ مُوُّ ش‬:ُ‫ََضََّيمَ ٌَقُو‬
:ٍ‫خصَاه‬
ِ َ‫إِالَ َأرْتَع‬
ُ‫ ََتَعََّيم‬، ًَُ‫عثَحُ اَ ٌْي‬
َ ‫ال‬
َ ُ‫ ََم‬، ًُ َ‫ ََتَؤْرٌِثًُُ فَرَض‬، ِ‫ه اى َغ َرضٍَه‬
َ ٍْ َ‫ً اىرَّجُوِ ت‬
ُ‫ش‬
ْ َ‫م‬
)‫اىطِّثَاحَحِ ( رَاي تثروى تئضىاد حطه‬
“Aku pernah melihat Jabir bin Abdullah dan Jabir bin Umair Anshari
r.a. keduannya selalu melempar (panah atau tombak). Ketika salah
satu mereka bosan, maka dia hanya duduk. Lalu ditegur, “Apakah
kamu merasa malas?” Aku pernah mendengar Rasulullah saw
4
bersabda: “Setiap perbuatan yang bukan zikrullah (mengingat Allah
swt) adalah lahwu (permainan yang tidak bermanfaat) atau syahwun
(kelengahan), kecuali empat perbuaan yaitu, berjalannya seseorang
di antara dua tanda (berlari),mendidik kudanya (belajar menunggang
kuda), bercumbu dengan istrinya dan mengajarkan berenang”. (HR.
Imam Thabrani dengan Isnad Hasan).
Sudah selayaknya para pendidik anak-anak kaum muslim untuk
kembali kepada pendidikan Islam. Bukan mengekor pendidikan barat atas
nama pendidikan modern. Karena agama Islam telah mengajarkan umatnya
bagaimana mendidik jasmani anak didik. Oleh karena itu diperlukan kajian
mendalam tentang pendidikan jasmani dalam Islam.
Banyak ulama dan pakar pendidikan Islam telah membahas
pendidikan jasmani dalam agama islam. Di antaranya adalah Ibnu Qayim AlJauziah. Beliau adalah seorang ulama‟ yang ahli dalam masalah kesehatan,
baik jasmani maupun rohani. Hal ini dapat dilihat dalam tulisan beliau,
seperti Zaadul Ma‟ad kitab ke empat yang membahas tentang kesehatan.
Selain itu beliau juga seorang ahli pendidikan Islam, karena Ibnu Qayyim
terjun langsung di dunia pendidikan. Beliau mengajar di perguruan AlJauziyah milik ayahnya. Maka, pemikiran pendidikan menurut beliau layak
untuk diteliti, khususnya pendidikan jasmani, karena memang beliau ahli
dalam masalah ini.
Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah (1990: 316) manusia untuk bisa
bertahan hidup memerlukan makanan dan minuman. Makanan tidak
seluruhnya menjadi bagian dari tubuh. Karena setiap proses pencernaan
makanan masih akan menghasilkan ampas. Apabila ampas tersebut terlalu
banyak dalam waktu lama maka akan menumpuk dalam jumlah banyak pula.
5
Dengan kuantitas yang banyak dan kualitas yang banyak dan kualitas yang
berat ampas tersebut akan berbahaya, bisa menyebabkan penyumbatan atau
menyebabkan kegemukan, selain itu juga akan menyebabkan beberapa
penyakit dalam. Olahraga adalah cara terbaik untuk mencegah menumpuknya
ampas makanan tersebut. Karena olahraga dapat memanaskan tubuh,
mencairkan sisa ampas sehingga tidak mendekam terlalu lama.
Masih menurut Ibnu Qayyim, di antara jenis olahraga fisik adalah
menuggang kuda, melempar lembing, gulat dan lomba lari. Semua jenis
olahraga ini dapat menghilangkan penyakit kronis seperti serangan jantung.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
pemikiran Ibnu Al Qayyim Al Jauziyah tentang pendidikan, khususnya
pendidikan jasmani. Oleh karena itu skripsi ini saya beri judul Konsep
Pendidikan Jasmani Dalam Kitab Zaadul Ma’ad Karangan Ibnu Al
Qayyim Al Jauziyah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
masalah penelitian sebagai berikut:
1.
Bagaimana konsep pendidikan jasmani menurut Ibnu Qayyim ?
2.
Bagaimana relevansi pendidikan Jasmani menurut Ibnu Qayyim dalam
pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui:
6
1.
Pendapat Ibnu Qayyim tentang konsep pendidikan jasmani.
2.
Pendapat Ibnu Qayyim tentang relevansi pendidikan jasmani dalam
pendidikan Islam.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan
di bidang pendidikan Islam.
Bagi kalangan akademik yang ingin meneliti masalah pendidikan
dalam Islam, penelitian ini dapat dijadikan referensi dan pedoman berupa
sumbangan teoritis.
2. Praktis
a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi para
pendidik atau lembaga pendidikan Islam serta pihak lain yang
berkepentingan untuk menambah khazanah pengetahuan tentang
pendidikan.
b.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran serta
wawasan kepada kaum muslimin, para pendidik atau lembaga
pendidikan islam tentang pendidikan jasmani menurut Islam, dengan
harapan pendidikan jasmani yang dilaksanakan sesuai dengan ajaran
Islam.
c.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam bidang pendidikan Islam.
7
E. Metode Penelitian
1.
Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan ( Library
research), yaitu penelitian yang memfokuskan pembahasan pada
literatur-literatur baik berupa buku, jurnal, makalah, maupun tulisantulisan lainnya. Penelusuran pustaka lebih dari pada sekedar melayani
fungsi-fungsi yang disebutkan untuk memperoleh data penelitiannya.
Tegasnya riset pustaka membatasi kegiatannya hanya pada bahan-bahan
koleksi perpustakaan saja tanpa memerlukan riset lapangan (Zed, 2008:
1-2).
2.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya
(Suharsimi Arikunto, 2006:231. Namun dalam penelitian ini dilakukan
dengan mencari data mengenai hal-hal yang berupa buku saja.
3.
Sumber Data
Sumber data dalam penulisan ini terdiri dari sumber data primer
dan sekunder.
a.
Data primer
Berupa Mukhtashar Zadul Ma‟ad karangan Ibnu Qayyim AlJauziyah yang telah diringkas oleh Muhammad bin Abdul Wahhab
At-Tamimi yang diterbitkan oleh Darul-Fikr pada tahun 1990 dan
8
diterjemahkan dalam versi bahasa Indonesia oleh Kathur Suhardi
dan diterbitkan oleh Pustaka Azzam pada tahun 2000.
b.
Data sekunder
Sumber data sekunder dari buku-buku yang berkaitan, seperti
buku tentang pendidikan jasmani, buku karya Ibnu Qayyim AlJauziyah, kurikulum Penjas Orkes MTs dan MAN serta buku-buku,
ebook, PDF, dan jurnal lain yang berhubungan dengan penelitian
serta website tentang pendidikan jasmani.
F. Penegasan Istilah
Penegasan dimaksudkan untuk menghindari kekurang jelasan atau
pemahaman yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilahistilah yang terdapat dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi
penegasan adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep
pokok yang terdapat di dalam skripsi. Kriteria bahwa suatu istilah
mengandung konsep pokok adalah jika istilah tersebut terkait erat dengan
masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi istilah disampaikan
secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya.Beberapa istilah
yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut:
1. Konsep yaitu gambaran mental suatu objek, proses, atau apapun yang
berada diluar bahasan dan yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami masalah-masalah lainnya, atau dengan kata lain, ide atau
pendapat yang diabsatrakkan melalui peristiwa nyata. (Kamus Bahasa
Indonesia Kontemporer : 764). Dalam wilayah filsafat ilmu, konsep
9
dalam bahasa Inggris adalah concept (bhs latin concepere, conceptum,)
yaitu kesan mental, sebuah pikiran, pernyataan gagasan dari sebarang
tingkat kenyataan atau abstraksi yang digunakan dalam berpikir abstrak.
(Kamus Filsafat: 56)
2.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.( Kamus Besar Bahasa Indonesia,2007: 263)
3.
Jasmani adalah tubuh, badan.(Kamus Besar Bahasa Indonesia,2007: 461)
Pengertian judul secara keseluruhan adalah Konsep Pendidikan Jasmani
Dalam Kitab Zadul Ma‟ad Karangan Ibnu Qayyim Al jauziyah, maksudnya
adalah konsep pemikiran Ibnu Qayyim Al Jauziyah mengenai pendidikan jasmani
dalam kitab Zaadul Ma‟ad filsafat pendidikan dan relevansinya dalam bidang
pendidikan Islam, dalam hal teori atau konsep maupun praktik pendidikan .
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika di sini yang penulis maksud adalah sistematika
penyusunan karya ilmiah dari bab ke bab. Sehingga karya ilmiah ini menjadi
satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat di pisah-pisahkan. Hal ini bertujuan
agar tidak ada pemahaman yang menyimpang dari maksud penulis terhadap
skripsi ini. Adapun sistematika penulisan karya ilmiah ini sebagai berikut:
Bab I, Pendahuluan berisi : Latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan, kegunaan penelitian, metode penelitian, penegasan istilah dan
sistematika penulisan skripsi.
10
Bab II, Biografi Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, berisi: Nama dan
kelahiran, Akhlak dan ibadah, Keilmuan, Karangan-karangan, manhaj, Guruguru, Murid-murid dan wafatnya Ibnu Qayyim.
Bab III, Deskripsi Pemikiran Pendidikan jasmani menurut Ibnu
Qayyim Al-Jauziyah, berisi: Menjaga Kesehatan, Macam-macam Permainan ,
Waktu yang tepat untuk Olahraga, Kurikulum Pendidikan Jasmani, Manfaat
Olahraga, Sarana Pendidikan Jasmani.
Bab IV, Analisis Pendidikan Jasmani dan Relevansinya dalam
Pendidikan Islam, berisi: Tinjauan Pendidikan Jasmani secara Umum dan
Relevansi Pendidikan Jasmani Menurut Ibnu Qayyim dalam Pendidikan
Islam.
Bab V, Penutup berisi kesimpulan dan saran-saran.
11
BAB II
BIOGRAFI IBNU QAYYIM AL JAUZIYAH
A. Nama dan Kelahiran Ibnu Qayyim Aljauziyah
Nama lengkapnya Muhammad bin Abi Bakar bin Ayub bin Sa‟ad Zur‟I
Ad-Damsyiq yang biasa dipanggil Abu Abdullah dengan gelar Syamsudin
(Muhammad Sa‟id Musri,2007:366). Ayahnya seorang tokoh di perguruan
Al-Jauziyah yang terletak di pasar Al- Bazzuriyah di kota Damaskus. Dan itu
sebabnya beliau dipanggil dengan nama Ibnu Qayyim Al Jauziyah. Beliau
dilahirkan pada tahun 591 H (1292 M) di Damaskus, tepatnya setahun setelah
kemenangan kaum Salib ( Muhammad Suwaid Al Qadhi, 2001:13).
B. Akhlak dan Ibadah Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang yang alim pasti memiliki
murid dan pengikut yang mencintainya, demikian juga dengan Ibnu Qayyim.
Mari kita dengar pengakuan sebagian murid beliau tentang akhlak dan ibadah
Ibnu Qayyim (Al Hijazi,2001: 11) :
Ibnu Katsir mengatakan, “Beliau adalah orang yang selalu sibuk siang
dan malam, beliau sangat banyak shalat dan membaca Al-Qur‟an. Baik
akhlaknya, luas kasih sayangnya serta tidak pernah dengki dan hasud.”
Ibnu Rajab berkata, “Beliau banyak beribadah dan selalu melaksanakan
tahajjud, panjang shalatnya, tekun berdzikir, banyak mahabbahnya, Inabah,
istighfar, iftiqar kepada Allah, dan khusyu‟ dalam beribadah. Saya tidak
mengetahui oran yang luas ilmunya kecuali beliau dan tidak ada orang yang
12
mengetahui makna AlQur‟an dan Sunnah selain beliau, dan saya tidak
mengetahui orang yang mengetahui tentang hakikat ilmu kecuali beliau.
Beliau bukanlah orang yang maksum, tetapi saya tidak pernah melihat
kesalahan pada dirinya.”
Ibnu Hajar menatakan, “Beliau adalah seorang pemberani, luas
ilmunya, banyak tahu tentang perselisihan pendapat di antara para ulama dan
madzab kaum salaf. Beliau sangat mencintai Ibnu Taimiyah, sehingga tak
satupun pendapatnya yang menentang dari pendapat Ibnu Taimiyah. Beliau
pernah dipenjara bersama Ibnu Taimiyah, beliau selalu membela pendapat
Ibnu Taimiyah, bahkan beliaulah yang meneruskan dan menyebarkan
ajarannya.”
Imam Asy-Syaukani mengatakan, Beliau selalu berpegang kepada dalildalil yang shahih, bangga dengan mengamalkan dalil yang shahih tersebut,
tidak bersikeras memenangkan pendapatnya, berpegang pada kebenaran dan
pemberani.
C. Keilmuan Ibnu Qayyim Al jauziyah
Disebutkan dalam kitab-kitab biografi, bahwa beliau mendengar hadis,
belajar ilmu hingga menguasai beberapa disiplin ilmu terutama ilmu tafsir,
hadis, akidah dan fiqh. Ketika gurunya, Tauqiuddin Ibnu Taimiyah, pulang
dari Mesir pada tahun 712 H, Ibnu Qayyim senantiasa menyertainya
(mulazamah) hingga beliau (Ibnu Taimiyah) wafat. Ibnu Qayyim banyak
mengambil ilmu dari Ibnu Taimiyah. Maka jadilah beliau ulama yang piawai
13
dalam ilmunya. Kendatipun demikian, beliau tetap mencari ilmu siang dan
malam. Beliau adalah ulama yang mahir dan ahli dalam ilmu qira‟ah.
Salah seorang muridnya menuturkan, “Beliau adalah ahli fiqh, ahli
ushul, ahli tafsir dan ahli nahwu.” Dalam Fiqh, beliau bermadzhab Hanbali.
Di antara bukti ketinggian ilmunya adalah ( Al Hijazy, 2001: 1-3) :
1.
Bantahannya terhadap para penganut paham dan pemikiran yang
menyimpang yang hanya dibangun di atas sangkaan dan khayalan,
sebagaimana bantahannya terhadap paranormal. Beliau menyebutkan
bantahan-bantahannya ini dalam beberapa kitab karangannya hingga
mencapai seratus karangan bahkan mungkin lebih.
2.
Beliau memiliki pendapat bahwa penanggalan dengan bulan itu lebih
baik dari pada penanggalan dengan matahari, karena penanggalan dengan
bulan selamat dari kesalahan dan kesimpangsiuran. Yang demikian itu
berdasarkan firman Allah tentang bulan,
)٥: ‫(ٌُوص‬
‫ب‬
َ ‫ه ََآىْحِطَا‬
َ ٍْ ِ‫ه ىِتَ ْعيَمُُْا عَذَ َد آىطِّى‬
َ ِ‫ مَىَاز‬،ُ‫َذ َري‬
َّ ‫ََق‬
“Dan ditetapkannya manzilah- manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengerti bilangan tahun dan
perhitungan waktu.”(yunus: 5)
Beliau berkata, “Ayat ini adalah bukti bahwa penanggalan berdasarkan
rembulan itu lebih baik dari pada berdasarkan matahari karena Allah
telah berfirman mengenai penanggalan dengan bulan dan tidak dengan
matahari.
14
3. Penjelasan beliau mengenai madu dan manfaatnya. Beliau menjelaskan
manfaat madu. Madu menurut beliau adalah obat yang paling
bermanfaat, melebihi manfaat gula, ia sangat bergua bagi pencernaan dan
kesehatan dan kesehatan tubuh.
4. Penjelasannya mengenai alam, bahwa alam ini berjalan sesuai dengan
kehendak, kekuasaan dan pengaturan Allah Ta‟ala. Dalam hal ini beliau
membantah ahli biologiyang mengatakan bahwa alam ini tercipta dan
berjalan dengan sendirinya (secara kebetulan).
5. Penjelasannya mengenai magnet, bahwa kelebihannya adalah menarik
setiap sesuatu yang dekat dengannya. Beliau berkata, “Mahasuci Dzat
yang telah mengkhususkan rahmat dan kemuliaan kepada siapa saja yang
dikehendaki- Nya dari gunung-gunung dan lainnya. Dengan rahmat-Nya
Dia menjadikan gunung-gunung sebagai magnet hati, hingga seakanakan hati itu memiliki magnet, yang akan meluncur kepadannya jika ia
menyebutnya.”
6. Penjelasannya mengenai udara dan kebutuhan makhluk hidup kepadanya.
Beliau mejelaskan bahwa manfaat udara adalah mengantarkan suara.
Udara adalah kehidupan bagi badan, ia yang mengikat sesuatu yang
dihirup darinya kedalam tubuh, dan mengambil dari luar apa-apa yang
dirasakan oleh rohnya. Dari udara badan ini mengambil gizinya, baik
yang zhahir maupun yang batin, dan dari udara semua suara bersumber,
15
ia yang membawanya kemudian menyampaikannya kepada yang dekat
maupun yang jauh, sebagai tukang pos dan utusan, yang tugasnya
menyampaikan berita dan surat pemberitaan. Maha Mulia Dzat yang
dengan kebijaksanaan-Nya telah menjadikan udara ini sebagai kertas
yang lembut, memuat berita dan pemberitaan sesuai dengan kebutuhan
yang di inginkan penerimanya, kemudian dengan izin Rabbnya ia
menghapus berita dan pemberitaan itu, kemudian kembali lagi menjadi
bersih dan putih tiada tertulis di dalamnya sesuatupun tentang yang siapa
menghantarkannya dan menuliskan segala sesuatu yang setiap waktu.
7. Penjelasan tentang teori mengapung, dia berkata, “suatu bisa mengapung
karena di dalamnya ada udara, dan udara itu menghalangi sesuatu untuk
tenggelam kedalam air.”
8. Beliau juga menjelaskan tetang perputaran bintang- bintang sebagai
permisalan dan bukti bagi hakikat perputaran sesuatu. Bahwa semua
planet ini berputar dengan dua utaran yang berbeda, yaitu perputaran
umum, di mana setiap planet berputar pada orbitnya dan perputaran
khusus, yaitu setiap berputar pada porosnya. Hal ini sebagaimana halnya
semut yang berputar dari arah kiri dalam gilingan, sedang gilingan itu
berputar dari arah kanan, maka semut itu memiliki dua gerakan yang
berbeda menuju dua arah yang berbeda. Pertama gerakan dan arah yang
di tuju oleh dirinya sendiri, dan satu arah lagi mengikuti gerakan gilingan
yang hal itu tidak sesuai dengan tujuannya yang asli.
16
9. Penjelasannya mengenai grafitasi bumi, yang oleh beliau disebut sebagai
“kekuatan memegang”. Beliau bekata, “Perhatikanlah apa yang diberikan
oleh api berupa gerakan meninggi, yang memang tabiat api itu bergerak
meninggi.
Kalau
bukan
adanya
kekuatan
unsur
yang
mampu
“memegang” sesuatu (grafitasi bumi), maka api itu akan terbang
meninggi. Hal ini bagaikan badan yang memiliki bobot, kalau tidak ada
unsur yang menahannya, maka ia akan roboh dan turun. Siapakah yang
memberi kekuatan ini yang bisa menarik sesuatu yang meninggi hingga
tetap berada di tempatnya dan bisa menarik sesuatu ke bawah kemudian
menempatkannya di tempatnya, semua itu tidak lain adalah berkat
kekuasaan Dzat yang Mahamulia dan Maha Mengetahui.”
10. Begitu juga penjelasan beliau mengenai batasan waktu siang dan malam
yang berjumlah dua puluh empat jam, tentang nama angin rahmat dan
angin adzab. Angin rahmat disebut Mubassyirat (kabar gembira), Nasyr
(penebar rahmat), Dzariyat (penumbuh), Ar-Raha‟, Al-Mursalat (utusan)
dan Al-La-Waqih (pembiakan) sedang angin adzab, kalau di laut disebut:
Al-Ashif dan Al-Qashif (badai), sedang kalau di darat disebut Al-Aqiem
dan Shar-shar (angin kencang). Beliau juga berbicara mengenai hujan
dan manfaatnya dalam menumbuhkan tumbuh- tumbuhan (denga
pembicaraan itu seakan-akan beliau adalah ulama di idang tumbuhtumbuhan). Beliau jega berbicaa mengenai lautan yang keberadaannya
lebih luas dari daratan. Beliau juga berbicara mengenai gerhana, baik
gerhana bulan maupun gerhana matahari. Semua itu beliau sebutkan
17
dengan terperinci dalam kitabnya yang berjudul Miftahu Dar Sa‟adah wa
Mansuru wilayati Ahli ilmi wa Iradah. Dan semuanya itu cukup sebagai
bukti atas luasnya ilmu dan banyaknya belajar.
D. Karangan- karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Tulisan Ibnu Qayyim sangat bagus sehingga beliau menulis karyanya
dengan tangannya sendiri kemudian dicetak (Muhammad Sa‟id Musri, 2007:
366) . Di antara kitab-kitab karangannya yaitu (Al Hijazy, 2001: 3-6). :
1.
Kitab At-Tahbir Lima Yuhilu wa Yuhramu min Libasit Tahrir
2.
Kitab MiftahuDar Sa‟adah wa Mansur Wilayati Ahli Ilmu wa Iradah
3.
Kitab Tahdzib Sunan Abi Daud
4.
Kitab Aimanul Qur‟an
5.
Kitab Ijtimaul Juyus Al-Islamiyah Ala Harbi Mu‟attilah wa Jahmiyah
6.
Kitab Ma‟rifatur Ruh wa Nafs, kitab ini bukan kitab Ar-Ruh yang sudah
dicetak.
7.
Kitab At-Ta‟liq Ala Ahkam
8.
Kitab Tuhfatuk Nazilin Bijiwari Rabbil Alamin
9.
Kitab Al-Ijtihad wa Taklid
10. Kitab Fi Ahkami Ahli Milal
Yang disebutkan oleh muridnya, yaitu Ibnu Rajab.
11. Kitab Safaru Hijratain wa Babu Sa‟adataini
18
12. Kitab Marahili Sairin Baina Manazili (nama lain dari kitab Madarijus
Salikin) “Iyyaa kana‟budu wa iyyaaka Nasta‟in”, Kitab ini adalah syarah
dari kitab Manazili Sairin karangan Syaikhul Islam Al-Anshari
13. Kitab Akdu Muhtamil Ahibba‟ Baina Kalimi Tayyib wa Amal Shalih
Almarfu‟ ila Rabbis Sama‟.
14. Kitab Syahru Asmai Kitabil Aziz
15. Kitab Zadul Musafirin ila Manazili Su‟ada Fi Hadyi Khatamil anbiya‟
16. Kitab Zadul Ma‟ad fi Hadfi Khoiril Ibad
17. Kitab Jalaul Afham fi Dzikri Shalati wasalam Ala Khairil Anam wa
Bayanu Ahaditsiha wa Ilaalihaa
18. Kitab Bayanu Dalil Ala Istighnai musabaqah Anit Tahlil
19. Kitab Nakdul Manku wa Muhki Mumayyiz Bainal Mardudu wa Makbul
20. Kitab „Ilamul Muwaqiin An Rabbil Alamin
21. Kitab Badaiul Fawaid
22. Kitab As-Syafiyatus Kafiyah lill Intishari lil Firqah An-Naziyah
23. Kitab Ash-Shawaiq Al-Munazzalah Alal Jahmiyah wa Muatthilah
24. Kitab Arwah ila Biladil Arab
25. Kitab Nuhzatul Mustaqim wa Raudhatul Muhibbin
26. Kitab Ad-Da‟wad Dawa‟
27. Kitab Tuhfatul Maudud Fi Ahkamil Maulud
28. Kitab Mashayidus Syaithan
29. Kitab At-Turuq Al-Hukmiyah
30. Kitab Raf‟ul Yadain fis Shalat
19
31. Kitab Nikahul Muhrim
32. Kitab Tafdhilul Makkah Alal Madinah
33. Kitab Fadlul Ulama
34. Kitab Uddatus Shabrin
35. Kitab Al-Kabair
36. Kitab Hukmu Tariki Shalat
37. Kitab Nurul Mukmin wa Hayatuhu
38. Kitab Ighmami Hilali Ramadhan
39. Kitab Jawabat Abidi Shalban wa anna Ma hamma Alaihi Dienus
Syaithan
40. Kitab Butlanul Kimiyai Min Arbaina Wajhan
41. Kitab Al- Farqu Baina Khullah wa Mahabbah wa Munadhiratul Khalil
Lil Qaumihi
42. Kitab Kalimatul Thayyib wa Amal Shalih
43. Kitab Al-Fathul Qudsy
44. Kitab At-Tuhfatul Makkiyah
45. Kitab Asmaul Qur‟an
46. Kitab Syarhu Asmaul Husna
47. Kitab Masailul At-Tharabilisiyah
48. Kitab Ash-Shiratul Mustaqiem fi Ahkamil Ahlil Jahiem
49. Kitab Kitabut Tha‟un (yang disebutkan oleh As-Shafadi yang wafat
tahun 764 H)
20
50. Kitab Ar-Risalah Al-Halabiyah Fit Thariqah Al-Muhammadiyah
51. Kitab Al-Furusiyah Al-Muhammadiyah
52. Kitab Tafsir Al-Fatihah
53. Kitab Iqtidhau Dzikir bi Hushuli Khair wa Daf‟I Syar‟i
54. Kitab Kasyful Ghitha „An Hukmi Simail Ghina
55. Kitab Ar-Risalah As-Syafiyah fi Asraril Muawwidzataini
56. Kitab Maaniyul Adawat wa Huruf (Yang disebutkan oleh Bakr bin
Abdillah Abu Zaid)
57. Kitab Asmaul Mullafati Ibnu Taimiyah
58. Kitab Ushulut Tafsir
59. Kitab Al-Alam bit Tisait Turuqil Ahkam
60. Kitab Ighasatul lahfan fi Hukmi Thalaqil Ghadban
61. Kitab Al-Ijaz
62. Kitab Tadribu Riasah fil Qawaid Al-Hukmiyah Bid Dzakai Al-Fatihah
63. Kitab Al-Jami Baina Sunnah wa Atsar
64. Kitab Al-Jawabus Syafii liman Sa‟ala Ani Tsamratil Du‟ai Idza kana ma
Qad Quddira Waqiun
65. Kitab Al-Hamil Hal Tahidhu Am La?
66. Kitab Al-Hawi
67. Kitab Hukmu Tafdhil Ba‟dil Aulad Ala-Ba‟di fi Athiyah
68. Kitab Dawaul Qulub
69. Kitab Rabiul Abrar fis Shalati Alan Nabiyi Mukhtar
21
70. Kitab Risalati Ibnu Qayyim Ila Ahadi Ihkwani
71. Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyah
72. Kitab Raf‟ul Tanzil
73. Kitab Ar-Ruh
74. Kitab As-Sunnah wal Bid‟ah
75. Kitab Syifaul „Alil fi Masail Qadha wa Qadar wal Hikma wat Ta‟lil
76. Kitab Ash-Shabr was Sakan
77. Kitab Tibul Qulub
78. Kitab At-Tibbun Nabawi
79. Kitab Tariqatul Bashair ila Hadiqati Sarair fi Nudzumil Kabair
80. Kitab Thalaqul Haid
81. Kitab Al-Fatawa
82. Kitab Al-Fathu Makkiy
83. Kitab Al-Furusiyah
84. Kitab Al-Furusiyah Asy-Syar‟iyah
85. Kitab Fadlul Ilmi Wa Ahluhu
86. Kitab Fawaidun fi Kalam Ala Hadits Ghumamah wa Haditsi Ghuzalah
Wadh-Dhabbi wa Ghairihi
87. Kitab Al-Fawaid
88. Kitab Qurratu „Uyunil Muhibbin wa Raudhatul Qulubil „Arifin
89. Kitab Kafiyatus Syafiyatun fi Nahwi
90. Kitab Al-Lamhah fi Raddi Ala Ibnu Thalhah
22
91. Kitab Al-Manarul Munif fi Shahih wa Dhaif
92. Kitab Muqtadha Siyasah fi Syarhi Nikatil Hamasah
93. Kitab Al-Mauridus Shafi wa Dhilli wafie
94. Kitab Maulidun Nabi Shallallahu „Alaihi wa Sallam
95. Kitab Al-Mahd
96. Kitab Al-Muhaddzab
97. Kitab Hidayatul Hayari fi Ajwabati Yahudi wa Nashara
Dan masih banyak lagi karangan-karangan beliau yang berbentuk
makalah dan lembaran-lembaran (Al Hijazy, 2001: 3-6).
E. Manhaj dalam karangan Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Manhaj merupakan metode atau cara tentang seluk beluk pemikiran
seseorang. Dalam hal ini akan disebutkan manhaj Ibnu Qayyim dalam
mengarang kitab-kitabnya di antaranya adalah (Al Hijazy, 2001: 6-10) :
1.
Beliau selalu bersandar kepada dasar-dasar madzab imam Ahmad bin
Hanbal Rahimahullah yang tidak pernah mendahului Al-Qur‟an dan
Hadis Shahih. Jika didapatkan hadis shahih dalam hal apapun, maka
beliau tidak mendahuluinya (mengedepankan pendapatnya atas hadis).
Jika tidak mendapatkannya kecuali hadis yang dhaif, tetapi tidak ada
yang menentangnya, maka beliau mengamalkan hadis tersebut, tetapi jika
menentangnya dan ia lebih kuat, maka beliau tinggalkan hadis dhaif
tersebut jika dalam suatu masalah beliau mendapatkan hadis dhaif dan
23
qiyas, maka yang didahulukan adalah hadis dhaif. Jika dalam suatu
masalah tidak didapatkan satupun hadis pun, beliau mengambil
aqwal(pendapat)
shahabah.
Jika
pendapat-pendapat
itu
saling
bertentangan, beliau memilihyang lebih rajih (kuat) dan tidak sedikit pun
keluar dari pendapat mereka. Jika dalam suatu masalah terdapat dua
riwayat (pendapat) atau lebih, maka beliau mengikuti ushul madzab
Hanbali, dan beliau sangat memuji imam madzabnya, katanya, “Imam
Ahmad adalah orang yang mauquf.” Akan tetapi hal itu tidak
membuatnya ta‟ashub (fanatik) kepada pendapat madzabnya, dan tidak
pula berpegang kepada pendapatnya jika pendapat lain lebih shahih dan
lebih benar. Beliau berkata, “Jika ada perbedaan antara pendapat Imam
Ahmad dengan ahli hadist lainnya mengenai sebuah hadis, maka dalillah
yang menghukumi dan memutuskannya dan pendapat Imam Ahmad
sama sekali tidak menjadi bantahan atas mereka.
2.
Sikap Ibnu Qayyim terhadap madzab Hanbali yang seperti itu
menunjukkan kuatnya sikap beliau dalam berpegang kepada Al-Qur‟an
dan As-Sunnah. Bukti lain dalam hal ini adalah, jika beliau menemukan
ijtihad atau pendapat sebagian shahabat dalam beberapa hadis, sementara
ijtihad itu adalah marjuh (lemah), beliau tidak mengambil pendapat
tersebut, bahkan beliau menjelaskan bahwa pendapat tersebut marjuh.
3.
Berdasarkan kepada nash-nash Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta ijma,
sebagai contoh adalah ketika beliau menjelaskan tentang hukum nikah
yang tidak disebutkan maharnya sewaktu akad, beliau berkata, “Telah
24
tetap dalam Al-Qur‟an, Sunnah dan Ijma, bahwa akad nikah dianggap
sah walaupun padanya tidak disebutkan maharnya, tetapi hal itu wajib
dengan memberikan mahar mitsal (mahar yang disamakan dengan mahar
saudara perempuannya).
4.
Al-Qur‟an dan As-Sunnah dijadikan sebagai timbangan terhadap
pendapat seseorang, apa saja yang sesuai dengan keduanya beliau ambil,
dan apa yang menyalahi keduanya beliau tolak dan sama sekalitidak
diterima dari mana pun datangnya. Beliau melarang sikap taklid dan
ta‟ashub kepada pendapat dan pemikiran ulama. Beliau berkata, “Kita
berpaling dari ta‟ashub kepada ulama, kita memilih pendapat mereka
yang sesuai dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah. Dengan
keduannya kita menerima pendapat mereka dan bukan karena salah
seorang dari mereka, siapapun dia. Kita tidak mengakatakan benar dan
salah terhadap pendapat seseorang kecuali berdasarkan Kitabullah dan
Sunnah Rasulullah, kemudian kita mengikuti semua pendapatnya tanpa
sedikit pun bimbang dengan keduanya. Kemudian kita mengharamkan
mengikuti selainnya dalam hal-hal yang menyalahi Al-Qur‟an dan
Sunnah. Demikianlah para imam yang shahih berwasiat kepada kita dan
dengan ini mereka berjanji untuk taat kepada-Nya. Maka dengan hal
itulah kita bermanhaj, dan di atas jalan dan petunjuk-Nya pula kita
berjalan. Pernyataan ini bermanfaat bagi setiap pencari ilmu, agar mereka
senantiasa menghiasi diri dengan amalam Ilahiyah dan menjaui sikap
ta‟ashub kepada pendapat seseorang, dan membebaskan diri dari
25
kurungan hawa nafsu, dan agar senantiasa mencari hikmah (keadilan dan
kebijakan) karena ia adalah mutiara yang hilang dari diri orang Mukmin.
Dan hendaklah kita memisahkan antara pemikiran dan tokohnya, tidak
terikat dan bergantung kepada seorang tokoh tertentu serta tidak ta‟ashub
terhadap pendapat merekan. Pemikiran yang benar dan kalimat yang
lurus harus diambil meskipun keluar dari mulut dan akal musuh
bebuyutan, sementara pemikiran dan kalimat yang salah harus ditolak
meskipun keluar dari teman karib.
5.
Beliau bersandar pada akal yang sehat dan fitrah yang selamat, di
samping berpegang kepada Kitabullah dan Sunnah Rasullah, karena
antara akal sehat dan fitrah yang selamat tidak akan bertentangan dengan
nash(nakl) yang shahih. Beliau melihat bahwa setiap perkara yang
bertentangan dengan akal sehat, fitrah yang selamat dan dalil yang shahih
tidak boleh diperhitungkan dan wajib ditolak.
6.
Dalam istidlal (mengambil dalil), beliau bersandar kepada hadis yang
shahih, kemudian yang hasan. Namun tidak menutup kemungkinan untuk
mengambil hadits dhaif, jika hanya sebatas sebagai syahid(penguat) dan
tabiin (mengikuti).
7.
Bersandar kepada dalil akal dalam mematahkan syubuhat para munharrif
(yang menyimpang) dan Muaththil (yang menafikan arti).
8.
Terkadang beliau menukil hadis yang tidak jelas kedudukannya menurut
pandangannya, kemudian beliau berkata, “Saya tidak tahu kedudukan
hadis ini”, atau menukil atsar dan berkata seperti itu, bahkan adakalanya
26
menukil atsar israilliyat tetapi dengan menjelaskan kedudukan dan
hakikatnya.
9.
Jika dalam sebuah masalah terdapat banyak pendapat yang berlawanan
dan kontraindikasi, beliau menyebutkan semua pendapat tersebut,
kemudian menjelaskan pendapat yang benar, yang sesuai dengan
kebenaran menurut pendapatnya.
10. Dalam menulis, adakalanya beliau menggunakan cara iqtibas (menukil)
dari ayat Al-Qur‟an.
11. Beliau menggunakan uslub (metode) cerita dalam karangannya. Seperti
yang dilakukannya ketika berbicara tentang keutamaan ilmu dan ahlinya,
beliau bercerita, “Diceritakan dari ulama, konon ada seorang alim yang
sedang naik perahu bersama seorang pedagang. Tiba-tiba perahu yang
ditumpanginya pecah, akhirnya mereka jatuh miskin karena kekayaannya
tenggelam dalam laut, ketika seorang alim itu tiba di suatu daerah, ia
dihormati dan dimuliakan bahkan diberi beberapa hadiah dan
penghormatan, dan ketika para pedagang itu hendak kembali ke
daerahnya, mereka berkata, “Wahai guru, apakah paduka hendak
mengirim surat atau pesan untuk kaum- mu ? Seorang alim berkata, “Ya,
sampaikan kepada mereka , jika kalian menginginkan harta, yang
walaupun perahu yang ditumpangi pecah, tetapi hartanya itu tidak akan
ikut tenggelam, maka jadikanlah ilmu sebagai perniagaannya.”
12. Ibnu Qayyim terkenal dengan panjangnya susunan kalimat yang
ditulisnya. Dan hal itu tidak aib. Sesungguhnya panjangnya tulisan itu
27
terjadi karena dalamnya tsaqafah dan luasnya cakrawala serta derasnya
ilmu seseorang. Dan juga terjadi karena keyakinan penulis bahwa
memperpanjang tulisan(kalimat) itu diperlukan dalam sebagian hal yang
penting.
F. Guru-guru Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Ibnu Qayyim menjadikan sang ayah sebagai guru nya. Ia pun menjalani
pendidikan dasar sebagai murid sang ayah. Selain itu, ia juga berguru pada
Ibnu Syirazi dan Ahmad Ibnu Taimiyah, seorang ulama besar. Ibnu Qayyim
juga pernah berguru pada Ibnu Abi al-Fatah al-Ba‟bi, sang ahli gramatika
Arab. Selain itu guru yang lainnya adalah: Syaikh Majduddin at-Tunisi,
syaikh Shafiyudin al-Hindi dan Syaikh Isma‟il bin Muhammad al-Harani
(Wahyu Murtiningsih, 2008:184-185).
G. Murid-murid Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Ibnu qayyim adalah seorang murabbi yang mulia, telah bekerja di
medan tarbiyah dengan seluruh tenaga dan ilmunya. Maka tak heran jika
murid-muridnya tersebar di mana-mana. Dan muridnya yang paling terkenal
adalah Ibnu Katsir (pengarang kitab Al-Bidayah wan Nihayah), kemudian
Ibnu Rajah (pengarang Kitab Ad-Dhail Al-Madzahibil Hanabilah), kemudian
Ibnu Abdul Hadi dan anaknya yang bernama Abdullah. Juga termasuk murid
beliau adalah Syamsudin Muhammad bin Abdullah bin Abdul Qadir AnNabilisy (pengarang kitab Mukhtasar Thabaqat Hanabilah) (Al Hijazy, 2001:
11).
28
H. Wafatnya Ibnu Qayyim Al Jauziyah
Ibnu Qayyim meninggal dunia pada malam kamis (di akhir malam) di
Damaskus pada tanggal 23 bulan Rajab tahun 751 H. Dishalatkan di Masjid
Jami‟ setelah shalat zhuhur dan Dimakamkan di kuburan Al- Babus Saghir
(Al Hijazy, 2001: 12).
29
BAB III
DESKRIPSI PEMIKIRAN:
PENDIDIKAN JASMANI MENURUT IBNU QAYYIM AL JAUZIYAH
Beban hidup itu sangat berat, cita-cita dan pendidikan tidak akan pernah
berhenti, sehingga untuk mengurangi bahtera kehidupan diperlukan jiwa yang
kuat, disertai fisik yang sehat. Seperti yang sering terdengar ungkapannya dalam
bahasa Latin yang berbunyi “Mens sana in corpore sano”, yang artinya Akal
yang sehat terletak dalam badan yang sehat. Jiwa yang lemah tidak akan dapat
menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, dan pasti tidak sabar menghadapi
musibah dan ujian. Demikian pula fisik yang lemah tidak akan dapat berbuat
banyak dalam melaksanakan tugas atau kewajiban hidup di dunia ini.
Karena itulah, Islam tidak hanya memperhatikan faktor-faktor kesehatan
rohani, tetapi juga kesehatan fisik. Olahraga (yang diperkenankan dan
diperintahkan dalam Islam) sangat efektif untuk kesehatan jasmani manusia yang
kuat fisik, kuat mentalnya, mulia akhlaknya, dan banyak karyanya. Hal itu di
isyaratkan Rasulullah saw. Melalui hadisnya,
ٌ‫ف ََفًِ مُوِّ خَ ٍْر‬
ِ ٍْ ِ‫ه اىضَّع‬
ِ ‫ه اى ُمؤْ ِم‬
َ ‫َة ِإىَى اىيًِّ ِم‬
ُّ ‫ه َا ْى َقُِيُّ خَ ٍْرٌ ََأَح‬
ُ ‫َاىْ ُمؤْ ِم‬
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di cintai Allah dari
pada orang mukmin yang lemah. Dan masing-masing dari mereka
terdapat kebaikan” (HR. Muslim, Imam An Nawawi, Terjemah
Lengkap Riyadush Shalihin, 2010: 139).
Islam (dalam menetapkan hukumnya) selalu memperhatikan dan
memperhitungkan kesehatan umatnya. Islam juga tidak membebani manusia
kecuali yang sesuai dengan kesehatan dan kemampuan fisiknya, sehingga Islam
30
membolehkan seseorang untuk melaksanakan shalat dengan cara duduk jika dia
tidak mampu berdiri tegak. Demikian pula orang yang sedang sakit dibolehkan
Islam menunda puasa pada bulan Ramadhan lalu kemudian dia menggantinya
pada bulan lain, setelah dia sehat kembali.
Beberapa ibadah dalam Islam juga mengandung unsur olah tubuh, shalat
misalnya, sejak gerakan-gerakan ketika membasuh atau mengusap anggota wudhu
dan mandi, ketika ruku‟ dan sujud, ketika berdiri dan duduk, dan gerakan-gerakan
lainnya. Demikian pula pelaksanaan ibadah haji, ada perjalanan sa‟i (lari-lari
kecil), bertawaf, dan berusaha melemparkan jumrah dengan tepat, dan lain-lain.
Banyak pula ajaran Islam, khususnya yang berkaitan dengan masalah
hubungan manusia dengan lingkungan sosialnya, yang ditentukan oleh gerak
badan dan memerlukan tubuh yang sehat. Misalnya, mencari rezeki,
mempersiapkan umat untuk menghadapi musuh (seperti yang diperintahkan AlQur‟an), banyak melangkah ke masjid (untuk beribadah), banyak bepergian ke
tiga masjid yang sangat mulia (Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid AlAqsha di Palestina), menjenguk orang sakit, mengurus jenazah (memandikan,
menshalatkan, mengkafani dan menguburkannya). Semua itu menunjukkan,
bahwa ibadah yang diperintakan Islam mengandung unsur kesehatan baik untuk
jasmani maupun untuk mental spiritual (Al Basyuni, 1994:327). Dari penjelasan
di atas tentang Islam dan olahraga, penulis akan memfokuskan penelitian tentang
pendidikan jasmani menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah.
31
A.
Menjaga Kesehatan
Islam diturunkan Allah swt. untuk memperbaiki jiwa dan batin manusia
dengan keyakinan, ibadah dan mu‟amalah. Kedatangannya juga untuk
memperbaiki fisik manusia supaya selalu bersih dan sehat. Ibnu Qayyim
berkata (Zadul Ma‟ad :310 ),:
“ Kesehatan dan afiat merupakan nikmat Allah yang paling agung,
yang diberikan-Nya kepada Hamba, karunia yang paling besar dan
pemberian yang paling mulia. Maka sudah selayaknya jika orang
yang diberi karunia ini untuk menjaga dan memperhatikannya serta
memeliharanya dari hal-hal yang berlawanan dengannya.
Dalam pendapat tersebut Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa kesehatan dan
afiat merupakan nikmat Allah yang paling besar dan mulia yang diberikan
kepada hamba-Nya. Maka sudah selayaknya jika orang yang diberi nikmat
dan karunia berupa kesehatan, untuk menjaga dan memperhatikan serta
mempelihara dari hal-hal yang berlawanan yaitu menolak berbagai penyakit
dan penyebabnya.
Al-Bukhari meriwayatkan di dalam Shahih-nya dari hadis Ibnu Abbas,
dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
.ُ‫ش اىصِّحَّ ُح ََا ْى َفرَاغ‬
ِ ‫ه اىىَّا‬
َ ‫وِعْمَتَانِ مَغْثُُنٌ فٍٍِِمَا مَثٍِرٌ ِم‬
“Dua nikmat yang karenanya banyak yang tertipu: kesehatan dan
waktu kosong”
B. Macam-macam Permainan dalam Olahraga
Islam tidak melarang umatnya bermain olahraga, tetapi membuka
pintu seluas-luasnya dalam bermain. Ibnu Qayyim mengatakan bahwa
permainan itu terbagi kepada tiga, yaitu (Al-Hijazi: 246) :
32
a.
Pertama, Permainan yang dicintai dan diridhai Allah dan Rasul-Nya,
seperti pacuan kuda dan memanah.
b.
Kedua, Permainan yang dibenci dan dimurkai Allah dan Rasul-Nya,
seperti semua bentuk permainan yang akan menimbulkan permusuhan
dan kebencian di antara para pemain bahkan merembet kepada orang
disekitarnya. Contoh permainan yang dibenci adalah Matador (manusia
melawan banteng) .
c.
Ketiga, bentuk permainan yang tidak dicintai dan tidak dibenci Allah
serta dibolehkan melakukannya karena tidak ada bahaya yang
terkandung di dalamnya seperti lomba lari, renang dan gulat.
C. Waktu yang tepat untuk Olah Raga
Dalam pandangan Ibnu Qayyim (Zadul Ma‟ad :316):
“Waktu yang tepat untuk berolahraga ialah setelah leramnya
makanan dan pencernakannya. Olahraga yang seimbang bisa
memerahkan kulit dan menumbuhkan badan. Tidak perlu olahraga
yang terlalu memeras keringat. Apapun anggota tubuh yang banyak
berolahraga akan menjadi kuat.
Maksud dari kalimat diatas adalah waktu yang tepat untuk olahraga ialah
setelah tercernanya makanan secara sempurna. Sesungguhnya olahraga yang
dilakukan sebelum makanan dicerna dengan sempurna akan berbahaya bagi
kesehatan. Olahraga yang dilakukan tidaklah harus yang berat / memeras
keringat secara berlebihan. Beliau memandang bahwa melakukan olahraga
dengan teratur akan membuat anggota tubuh menjadi kuat.
33
D. Kurikulum Pendidikan Jasmani
Kurikulum atau materi pendidikan jasmani yang harus diterapkan
menurut Ibnu Qayyim adalah sebagai berikut :
Menurut Ibnu Qayyim (Zadul Ma‟ad :316):
“Olahraga naik kuda, melempar lembing, gulat dan lomba lari
merupakan jenis olahraga yang menggerakkan semua anggota tubuh
sehingga bisa menghindarkan penyakit kronis.”
Selain olahraga tersebut, materi pendidikan jasmani menurut Ibnu Qayyim
yang lain adalah (Al Hijazi: 246):
“Bentuk permainan yang dicintai dan diridhai Allah dan Rasul-Nya,
seperti pacuan kuda dan memanah. Bentuk permainan yang tidak
dicintai dan tidak dibenci Allah sera dibolehkan melakukannya
karena tidak berbahaya yang terkandung didalamnya seperti lomba
lari,renang dan gulat.
Dari
sumber-sumber
yang
dikumpulkan
penulis
menemukan
kurikulum atau materi pendidikan jasmani menurut Ibnu Qayyim sebagai
berikut:
Diantara olah raga yang dapat dilakukan agar tubuh bisa bergerak secara
menyeluruh adalah:
1.
Olah raga naik kuda
2.
Melempar lembing
3.
Gulat
4.
Dan lomba lari
Olah raga tersebut bisa menghindarkan penyakit kronis seperti jantung dan
lain-lain. Selain itu olah raga yang bermanfaat lainnya yang beliau anjurkan
yaitu:
34
5.
Memanah
6.
Dan renang
E. Manfaat Olahraga
Di antara banyaknya manfaat olah raga, di penelitian ini penulis hanya
menyebutkan manfaat olah raga yang disebutkan oleh Ibnu Qayyim. Di
antaranya adalah:
a.
Menjaga Kesehatan
Badan membutuhkan makanan dan minuman untuk menjaga
kelangsungannya. Makanan tidak berubah seketika secara keseluruhan
lalu menjadi bagian dari tubuh, tapi tentu ada yang tersisa dari proses
pencernaannya. Jika sisa ini semakin banyak dan berjalan sekian lama,
maka ia akan menumpuk menjadi jumlah yang banyak, hingga bisa
menjadi penghambat dan memberati badan, dan akhirnya menimbulkan
berbagai macam penyakit.
Menurut Ibnu Qayyim (1990:316):
“Gerakan merupakan sebab yang paling dominan untuk mencegah
terjadinya penumpukan sisa-sisa pencernakan itu. Karena gerakan
ini mampu menghangatkan seluruh anggota tubuh, mengalirkan
sisa-sisa tersebut dan tidak menimbulkan penumpukan, lalu
membuat tubuh menjadi ringan dan bergairah, layak diisi makanan
lagi, menguatkan sendi-sendi dan otot serta melindungi dari
berbagai macam penyakit.”
Dari pemaparan tersebut salah satu manfaat dari gerakan atau
olahraga ialah mencegah terjadinya penumpukan sisa-sisa makanan
dalam pencernaan. Karena dengan melakukan olahraga seluruh tubuh
akan menjadi hangat, mengalirkan sisa-sisa makanan dan menghindari
35
menumpuknya sisa-sisa pencernaan. Dan setelah itu membuat tubuh
menjadi ringan, bertenaga dan bisa makan kembali, menguatkan otot
serta melindungi dari berbagai penyakit atau secara singkatnya adalah
menjadikan tubuh sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang
berbahaya. Di antara jenis olah raga yang dianjurkan seperti naik kuda,
melempar lembing, gulat dan lomba lari dapat menggerakkan semua
anggota tubuh, sehingga bisa menghindarkan penyakit kronis, seperti
jantung dan lain-lain.
b.
Menguatkan jasmani
Menurut Ibnu Qayyim (1990:316):
“Tidak perlu olahraga yang terlalu memeras keringat. Apapun
anggota tubuh yang banyak berolahraga akan menjadi kuat.”
Dari pemaparan tersebut dapat dijelaskan bahwa selain membuat tubuh
menjadi sehat, manfaat olahraga ialah dapat menguatkan anggota tubuh
atau jasmani. Olah raga dapat menguatkan sendi-sendi dan otot-otot.
Namun olahraga menurut Ibnu Qayyim jangan dilakukan secara
berlebihan karena hanya akan berdampak buruk bagi kesehatan. Adapun
jenis olahraga yang disarankan adalah naik kuda, melempar lembing,
gulat dan lomba lari karena pada olah raga tersebut dapat menggerakkan
semua anggota tubuh.
c. Mendapatkan pahala yang melimpah
“Tidur Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah tidur yang
paling baik dan bermanfaat bagi tubuh dan kekuatannya, begitu
pula bangun beliau. Setelah bangun beliau bersiwak, wudhu,
shalat seperti yang telah ditetapkan Allah. Dengan begitu setiap
organ tubuh dan kekuatannya bisa mengambil manfaat dari tidur
36
dan istirahatnya serta manfaat dari olahraga, yang disertai pahala
yang melimpah. Yang demikian itu tentu akan mendatangkan
kebaikan bagi hati dan badan, di dunia dan di akhirat.”
(Ibnu Qayyim, 1990: 314)
Dari pemaparan Ibnu Qayyim di atas tentang rutinitas Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam tidur, bangun tidur dan setelah
bangun tidur. Di situ dapat diambil kesimpulan bahwasannya salah satu
manfaat dari olahraga selain menjaga kesehatan dan menguatkan otot
adalah mendapatkan pahala yang melimpah. Karena nabi melakukan
olahraga yang secara bersamaan dengan ibadah kepada Allah yaitu
bersiwak, wudlu dan shalat. Dan semua kegiatan tersebut adalah beliau
lakukan karena ibadah kepada Allah swt.
F. Sarana Pendidikan Jasmani
Menurut Ibnu Qayyim sarana yang tepat bagi pendidikan jasmani
adalah syiar (bentuk) ta‟abuddiyah (beribadah) yang telah diperintahkan oleh
Allah atas hamba-hamba -Nya, seperti shalat, puasa dan haji. Jika ini
dikerjakan dengan ikhlas karena Allah maka semua itu akan bermanfaat bagi
ruh dan badan (Al Hijazi, 2001:246).
Shalat misalnya, ia bisa mendatangkan rizki, menjaga kesehatan,
menolak penyakit, mengusir gangguan, menguatkan hati, mencerahkan
wajah, menyenangkan jiwa, menghilangkan kemalasan, membangkitkan
semangat dan kekuatan, melapangkan dada, menjadi santapan rohani,
melapangkan
hati,
memelihara
nikmat,
menyingkirkan
penderitaan,
mendatangkan barakah, menjauhkan syetan dan mendekatkan kepada Allah.
37
Secara umum shalat mendatangkan pengaruh yang menakjubkan untuk
menjaga kesehatan hati dan badan serta kekuatan keduanya, menolak unsurunsur yang buruk (Ibnu Qayyim,1990:338).
Shalat mempunyai pengaruh yang menakjubkan untuk mendatangkan
kesenangan dunia, terlebih lagi jika dilaksanakan secara sempurna, lahir dan
batin. Gerakan-gerakan shalat seperti ruku‟, sujud dan duduk tahiyat akan
menggerakkan sendi-sendi manusia, melancarkan peredaran darah dan
pencernaan serta akan menanggulangi tumpukan sisa-sisa makanan dalam
tubuh.
Demikian juga dengan Shaum atau puasa merupakan penawar untuk
berbagai penyakit roh, hati, dan badan, manfaatnya tak terhitung dan
mempunyai pengaruh yang dari hal-hal yang berbahaya, apalagi jika
dilakukan dengan cara yang benar menurut syariat. Puasa menunjang
kekuatan tubuh, menguatkan hati untuk jangka panjang maupun jangka
pendek, sangat baik untuk orang yang memiliki karakter dingin dan lembab
(Ibnu Qayyim, 1990: 339)
38
BAB IV
ANALISIS PENDIDIKAN JASMANI DAN RELEVANSINYA DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
A. Tinjauan Pendidikan Jasmani secara umum.
a. Hakikat Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan pada umumnya yang mempengaruhi potensi peserta didik
dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui aktifitas jasmani.
Melalui aktivitas jasmani anak akan memperoleh berbagai macam
pengalaman berharga untuk kehidupan seperti kecerdasan, emosi,
perhatian, kerjasama, keterampilan, dan lain sebagainya (Bandi Utama :
2). Beberapa pengetian tentang pendidikan jasmani di antaranya yaitu:
Undang-Undang no. 4 Tahun 1950 tentang Dasar Pendidikan dan
Pengajaran Bab IV pasal 9 tertulis pendidikan jasmani menuju kepada
keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan
merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia yang sehat dan
kuat lahir batin diberikan kepada segala jenis sekolah.
UNESCO memberikan pengertian pendidikan jasmani adalah suatu
proses pendidikan manusia sebagai undividu atau anggota masyarakat
dilakukan secara sadar dan sistematis melalui bebagai kegiatan jasmani
untuk memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani,
pertumbuhan, kecerdasan dan pembangunan watak.
39
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian
integral
dari
mengembangkan
pendidikan
aspek
secara
kebugaran
keseluruhan,
jasmani,
bertujuan
untuk
keterampilan
gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional (Permendiknas No.22, 2006: 648)
Dari berbagai pengertian tadi jelaslah bahwa pendidikan jasmani
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan pada umumnya
melalui aktivitas jasmani yang dapat dilakukan oleh berbagai jenjang
sekolah. Melalui aktivitas jasmani ini peserta didik memperoleh beragam
pengalaman kehidupan yang nyata sehingga benar-benar membawa anak
ke arah sikap dan tindakan yang baik.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Berdasarkan pemahaman mengenai hakikat pendidikan jasmani
maka tujuan pendidikan jasmani sama dengan tujuan pendidikan pada
umumnya, karena pendidikan jasmani merupakan bagian yang integral
(tidak terpisahkan) dari pendidikan pada umumnya melalui aktivitas
jasmani. Aktivitas jasmani yang meliputi berbagai aktivitas jasmani dan
olah raga hanya sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan pendidikan
pada umumnya. Secara umum tujuan pendidikan digolongkan menjadi tiga
ranah, yaitu (Bandi Utama: 4) :
40
1.
Ranah kognitif
Mencakup
tujuan
berkenaan
dengan
kecerdasan,
pegetahuan,
pemahaman, konsep, keterampilan berfikir, analisis, dan evaluasi.
Dengan mengikuti pembelajaran Pendidikan Jasmani diharapkan
pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran bertambah, selain
pengetahuan tentang materi yang sering diartikan materi secara
teoritis, lebih dari sekedar pengetahuan yang bersifat teoritis, selama
melaksanakan pembelajaran praktik sebenarnya banyak yang bersifat
kognitif yang bisa dikembangkan, yaitu memikirkan apa yang akan
dilakukan dan bagaimana caranya, setelah itu yaitu kemampuan untuk
membuat keputusan.
2.
Ranah Afektif
Mencakup tujuan berkenaan dengan aspek sikap. Sikap dalam
pembelajaran bisa dikaitkan dengan nilai-nilai yang dikembangakan
dalam pembelajaran, seperti kejujuran, sportifitas, percaya diri,
karakter, dan lain-lain. Diharapkan dalam pembelajaran, dengan
mengikuti berbagai macam materi pembelajaran Pendidikan Jasmani
siswa bisa berkembang aspek afektifnya, sebagai contoh, dengan
mengikuti
materi
permainan
sepakbola
diharapkan
bisa
mengembangkan nilai-nilai yang ada dalam permainan sepakbola,
selain itu setelah mengikuti permainan sepakbola nilai-nilai tersebut
bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
41
3.
Ranah psikomotor
Mencakup tujuan berkenaan dengan keterampilan gerak, sikap tubuh,
kebugaran jasmani, dan kondisi fisik. Aspek psikomotor bisa
dikatakan salah satu unsur pokok dari pendidikan jasmani, karena
dalam pendidikan jasmani, media utama dalam siswa belajar adalah
aktivitas jasmani itu sendiri. Psikomotor ini menyoroti tentang
pentingnya penguasaan keterampilan jika seorang anak mengikuti
suatu materi pembelajaran. Dalam hal ini fisik sangat berkaitan
dengan pengembangan unsur kebugaran jasmani. Dengan melakukan
aktifitas fisik selama pembelajaran diharapkan komponen fisik yang
banyak digunakan dalam beraktivitas tersebut akan berkembang.
Secara rinci tujuan pendidikan di Indonesia terdapat dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dalam Bab II pasal 3 bahwa tujuan pendidikan
nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedang dalam UU no 4 Tahun 1954 Bab VI pasal 9 tujuan
pendidikan jasmani jangka panjang adalah untuk menuju keselarasan
antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan merupakan suatu
42
usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan
sehat lahir dan batin. Dalam jangka pendek tujuan pendidikan jasmani
adalah untuk :
1.
Memberi rangsang pertumbuhan badan,
2.
Memperbaiki dan membentuk gerak dan sikap tubuh,
3.
Memperbesar daya prestasi,
4.
Mengembangkan kebiasaan hidup sehat,
5.
Memajukan semangat kerja sama,
6.
Menangkal pengaruh buruk kehidupan dari luar,
7.
Membentuk dan mempertahankan kegemaran bergerak.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran
Penjas tahun 2006, tujuan pendidikan jasmani dan olahraga yaitu agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1.
Mengembangkan
keterampilan
pengelolaan
diri
dalam
upaya
pengembanga dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olah raga yang dipilih.
2.
Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang
lebih baik.
3.
Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4.
Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan
43
5.
Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis
6.
Mengembangkan keterampilan untuk mejaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
7.
Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta memiliki
sikap yang positif.
c. Kurikulum Pendidikan Jasmani
Materi pendidikan jasmani yang tercantum dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan tertera dalam Standar Kompetensi
Pendidikan Jasmani (Dinas Pendidikan Nasional : 2003) dari tingkat
pendidikan dasar sampai sekolah menengah tingkat atas terdiri dari tujuh
komponen atau bidang, yaitu:
1.
Permainan dan Olahraga
Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor, dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bolavoli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta
aktivitas lainnya. Permainan dan olahraga berisi tentang berbagai
permainan dan olahraga baik terstruktur maupun tidak yang dilakukan
44
secara perseorangan, berpasangan maupun beregu. Dalam aktifitas ini
termasuk juga pengembangan aspek pengetahuan / konsep yang
relevan serta sistem nilai yang terkandung di dalamnya seperti:
kerjasama, sportifitas, jujur, berfikir kritis dan patuh pada peraturan
yang berlaku.
2.
Aktivitas Pengembangan
Meliputi mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan
bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan
berisi tentang kegiatan yang berfungsi untuk membentuk postur tubuh
yang ideal dan pengembangan kebugaran jasmani, seperti: kekuatan
daya tahan, keseimbangan dan kelenturan tubuh. Latihan yang
dilakukan misalnya: pull-up, sit-up, push-up, squat-jump dan lain-lain.
Dalam aktivitas ini termasuk juga pengembangan aspek pengetahuan
konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
3.
Aktivitas senam
Meliputi ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan
dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Aktivitas senam
berisi tentang kegiatan yang berhubungan dengan ketangkasan seperti
senam lantai, senam lantai, senam alat, dan aktivitas fisik lainnya yang
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak. Di samping
melatih keberanian, kapasitas diri, pengembangan aspek pengetahuan
konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.
Aktivitas Ritmik
45
Adalah pengembangan keterampilan irama gerak dan seni gerak
berirama serta pemngembangan aspek pengetahuan konsep yang
relevan serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Aktivitas ritmik
meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta
aktivitas lainnya.
5.
Akuatik (aktivitas air)
Akuatik berisi tentang kegiatan di air seperti: permainan air, gayagaya renang, keselamatan diri di air , serta pengembangan aspek
pengetahuan konsep yang relevan serta nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
6.
Pendidikan luar kelas
Aktivitas luar kelas berisi tentang aktivitas luar sekolah / kelas dan
alam bebas lainnya, seperti bermain di lingkungan sekolah, taman
perkampungan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat petualangan,
serta pengembangan aspek pengetahuan konsep yang relevan serta
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
7.
Kesehatan
Meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari,
khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang
sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.
46
B. Relevansi Pendidikan Jasmani menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam
pendidikan islam.
a. Menjaga kesehatan
Ibnu Qayyim memberikan perhatian perhatian lebih dalam pendidikan
jasmani. Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa kesehatan dan afiat merupakan
nikmat Allah yang paling besar dan mulia yang diberikan kepada hambaNya. Maka sudah selayaknya jika orang yang diberi nikmat dan karunia
berupa kesehatan, untuk menjaga dan memperhatikan serta mempelihara
dari hal-hal yang berlawanan yaitu menolak berbagai penyakit dan
penyebabnya. Karena syariat islam secara terperinci adalah buah
pemikiran dari akal pemikiran yang sehat melalui ijtihad seperti dalam
masalah-masalah fiqh Furu‟iyah (cabang). Selain akal yang sehat badan
juga
membutuhkan
makanan
dan
minuman
untuk
menjaga
kelangsungannya. Namun makanan tidak akan berubah seketika secara
keseluruhan lalu menjadi bagian dari tubuh, tapi tentu ada yang tersisa dari
proses pencernaannya. Jika sisa ini semakin banyak maka akan terjadi
penumpukan sisa makanan yang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Gerakan merupakan sebab yang paling dominan untuk mencegah
terjadinya penumpukan sisa-sisa pencernaan itu. Karena gerakan ini
mampu menghangatkan seluruh anggota tubuh, mengalirkan sisa-sisa
tersebut dan tidak menimbulkan penumpukan, lalu membuat tubuh
menjadi ringan dan bergairah, menguatkan sendi-sendi dan otot serta
melindungi dari berbagai macam penyakit. Di antara olahraga yang
47
dianjurkan yaitu seperti naik kuda, melempar lembing, gulat dan lomba
lari. Karena olahraga tersebut dapat menggerakkan semua anggota tubuh,
sehingga dapat menghindarkan tubuh dari berbagai macam penyakit.
b. Macam-macam permainan dalam olahraga
Menurut Ibnu Qayyim tidak semua permainan dalam olahraga boleh
dilakukan, karena beliau membaginya menjadi tiga macam, yaitu:
1.
Permainan yang dicintai dan diridhai Allah dan Rasul-Nya seperti
pacuan kuda dan memanah. Dengan berkuda anak akan belajar
mengendalikan diri dan melatih ketangkasan dalam mengendarainya.
Begitu juga dengan memanah akan melatih kejelian dalam
mengarahkan sasaran serta akan melatih kekuatan pula.
2.
Permainan yag dibenci dan dimurkai Allah dan Rasulnya, seperti
semua bentuk permainan yang akan menimbulkan permusuhan dan
kebencian diantara para pemain bahkan merembet kepada orang di
sekitarnya. Contoh bentuk permainan yang dibenci Allah adalah
Matador (manusia melawan banteng).
3.
Permainan yang tidak dicintai dan dibenci Allah serta dibolehkan
melakukannya karena tidak ada bahaya yang terkandung di dalamnya
seperti contohnya lomba lari, renang, dan gulat.
c.
Waktu yang tepat untuk olahraga
Ibnu Qayyim berpendapat bahwa, waktu yang paling baik untuk
melakukan olahraga adalah ketika setelah tercernanya makanan secara
sempurna. Sesungguhnya olah raga yang dilakukan sebelum makanan
48
dicerna dengan sempurna akan berbahaya bagi kesehatan. Olahraga yang
seimbang bisa menyehatkan badan. Beliau memandang olahraga dengan
pandangan yang menyeluruh bahwa setiap anggota tubuh memiliki
bentuk olahraga tertentu yang sesuai dengan karakter dan ciri-cirinya
masing-masing.
d. Kurikulum pendidikan jasmani
Menurut Ibnu Qayyim olahraga tidak perlu dilakukan secara
berlebihan
untuk
mendapatkan
keringat.
Karena
hanya
akan
menimbulkan efek yang tidak baik. Olahraga yang baik adalah dilakukan
secara teratur namun tidak berlebihan. Anggota tubuh yang rutin
digunakan untuk berolahraga akan menjadi sehat dan kuat. Kurikulum
atau materi yang perlu diajarkan pada pendidikan jasmani dalam Islam
menurut Ibnu Qayyim adalah:
1.
Menunggang kuda
Menurut Ibnu Qayyim, menunggang kuda termasuk kurikulum
pendidikan jasmani dalam Islam. Beliau juga berpendapat, bahwa
menunggang kuda termasuk dalam kategori pemainan yang dicintai
dan diridhai Allah. Olahraga tersebut dapat menggerakkan semua
anggota tubuh, sehingga dapat menghindarkan tubuh dari berbagai
macam penyakit kronis.
Al-Qur‟anul Karim secara tersurat sangat menghargai dan
memuliakan kemampuan kuda, bahkan kuda dijadikan salah satu alat
perang yang baik dan sangat penting, yang dapat melahirkan
49
kemenangan. Allah „Azza wa Jalla telah bersumpah dengan
menggunakan kuda sebagai alat sumpahnya. Kuda berlari sangat
kencang dan entakan kakinya menimbulkan suara-suara yang khas
(Al Basyuni,1994: 328-329). Dalam konteks di atas, Allah swt.
berfirman dalam Q.S Al-„Aadiyaat: 1-5 yang artinya:
“Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengahengah dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku
kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba diwaktu
pagi, maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengahtengah kumpulan musuh.”
Al-Qur‟anul Karim juga memerintahkan umat Islam supaya
memelihara kuda. Kuda sangat potensial bila untuk digunakan
berperang melawan musuh-musuh orang-orang yang menyerang
umat Islam (Al Basyuni,1994: 329). Allah swt. berfirman,
ًِِ‫ط اىْخٍَْوِ ُترٌِْ ُث ُْنَ ت‬
ِ ‫ه رِّتَا‬
ْ ‫ُُ ٍج ََّ ِم‬
َّ ‫ِذَْا ىٍَُمْ مَّاآضْ َتطَعْتُمْ ِّمهْ ق‬
ُّ ‫َََاع‬
)٠ٓ: ‫(االوفو‬
ْ‫خرِ ٌْهَ مِىْ ُذَْوِ ٍِم‬
َ ‫عَذََُّاىيّ ًِ ََعَذََُّمُ ْم ََآ‬
“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja
yang kamu sanggupi dan kuda-kuda yang ditambatkan untuk
berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan
musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka. (Q.S.
Al-Anfaal: 60)
2. Melempar Lembing
Menurut Ibnu Qayyim melempar lembing atau tombak harus
dijadikan bahan pengajaran pendidikan jasmani. Permainan ini
termasuk dalam kategori permainan yang menggerakkan semua
anggota tubuh, sehingga bisa menghindarkan penyakit kronis. Kaum
50
muslim harus diajarkan bermain tombak dengan baik, karena para
shahabat Rasulullah juga melakukan latihan barmain tombak. Hal ini
juga sangat berguna dalam rangka persiapan menghadapi musuhmusuh Allah.
3. Gulat
Gulat adalah pertandingan fisik antara seseorang dan orang
lain yang masing-masing berusaha menjatuhkan lawannya ketanah
dan siapa yang mampu menjatuhkan lawannya maka dialah
pemenangnya (Al Basyuni : 333).
Menurut Ibnu Qayyim gulat
adalah salah satu cabang olahraga dalam islam yang dianjurkan.
Gulat masuk dalam kategori permainan yang tidak dicintai dan tidak
dibenci Allah dan Rasulullah karena tidak membahayakan selain itu
masih menurut Ibnu Qayyim, permainan ini dapat menggerakkan
seluruh badan dan menghindarkan dari penyakit kronis.
Rasulullah
pernah
melakukan
gulat.
Beliau
pernah
menjatuhkan seorang ahli gulat (al mulakamah) yaitu Rukanah bin
Abdu Yazid bin hasyim bin Abdul Muthalib. Rukanah adalah orang
Mekah yang pandai dan jago bergulat, sehingga banyak orang dari
luar Mekah yang datang untuk bergulat dengannya dan dia selalu
mengalahkan mereka (Al Basyuni,1994: 333).
4. Lomba Lari
Menurut Ibnu Qayyim lari dapat dikategorikan sebagai
olahraga yang boleh dilakukan dan diajarkan kepada anak didik
51
karena permainan ini tidak dibenci dan tidak dicintai Allah. Olahraga
ini juga salah satu olahraga yang menurut Ibnu Qayyim dapat
menggerakkan semua anggota tubuh, sehingga bisa menghindarkan
penyakit kronis.
Rasulullah pernah melakukan bersama istrinya, yaitu Siti
Aisyah r.a. mereka melakukan lomba lari, yang pada satu
kesempatan Rasulullah saw. yang terkalahkan, sedang pada
kesempatan lain Rasulullah saw. mengalahkannya. Beliau terus
melebihi (mengalahkan)nya lagi, ketika Siti Aisyah semakin gendut
dan badannya semakin besar (Al-Basyuni,1994:328).
5. Memanah
Menurut Ibnu Qayyim memanah merupakan olahraga yang
sangat dianjurkan dalam agama Islam. Beliau mengkategorikan
memanah sebagai olahraga yang dicintai dan diridhai Allah. Dengan
memanah bisa melatih kejelian dalam mengarahkan sasaran serta
akan melatih kekuatan pula (Abdul Hafizh, 1997: 226) . Didalam
Shahih-nya, Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Nabi saw. melewati
para sahabat di lapangan. Beliau memberikan semangat kepada
mereka, seraya bersabda (Nashih Ulwan,1981:227) :
ْ‫ِارْ ُمُْا ََأَوَا مَعَنُمْ مُيُّنُم‬
“Panahlah ! Sesungguhnya aku bersama kamu sekalian”
52
Dengan isnad yang jayyid, Al-Bazzar dan Ath-Thabrani
meriwayatkan
bahwa
Rasulullah
saw.
bersabda
(Nashih
Ulwan,1981:227):
ْ‫عيٍَْنُمْ تِاىرَّ ْمًِ فَئِوًَُّ ِمهْ خَ ٍْ ِرىَ ٍُِْمُم‬
َ
“Hendaklah kamu bermain panah. Karena hal itu adalah
sebaik-baiknya permainan.”
6. Renang
Menurut Ibnu Qayyim renang termasuk dalam materi atau
kurikulum pendidikan jasmani. Olahraga ini termasuk dalam
kategori permainan yang tidak dibenci dan tidak dicintai Allah.
Dengan berenang anak akan dilatih ketahanan tubuh dan
pernapasannya agar lebih kuat (Abdul Hafizh, 1997: 226).
Olahraga renang sangat berguna untuk menguatkan jasmani.
Hal ini disebabkan renang menggerakkan seluruh otot, baik otot
leher, tangan, dada,, perut, dan kaki. Bahkan olahraga ini dianjurkan
oleh Islam. Nabi Muhammad saw. suka berenang dengan teman
sebayanya ketika masih kecil. Beliau dalam beberapa kesempatan
memerintahkan umat islam supaya mempelajari dan berlatih renang.
Karena olahraga ini dapat menguatkan otot fisik, melatih kecepatan
gerak, dan yang paling penting dapat menyelamatkan seseorang (dan
orang lain) dari bahaya yang sangat besar dan fatal, yakni tenggelam
(Al-Basyuni,1994:333-334). Atha meriwayatkan:
53
َّ‫فَمَو‬،ِ‫ه عَمِ ٍْرِاْالَ ْوصَارِيّ ٌَرْمٍَِان‬
َ ‫ َراَ ٌْتُ جَا ِترَ ْت‬:ُ‫عطَاء فَ ٍَ ُقُْه‬
َ ‫ٌَ ْرَِي‬
‫ه اىيّ ًِ صَيَّى‬
َ ُْ‫ض‬
ُ َ‫ت ر‬
ُ ‫مَطِيتَ؟ ضَمِ ْع‬:‫ه ىَ ًُ اْالَخر‬
َ ‫ َفقَا‬،َ‫جَيص‬
َ َ‫اَحَذُ ٌُمَ ف‬
ٍَُُ َ‫َسََجَوَّ ف‬
َّ ‫ً ٍء ىَ ٍْصَ مِهْ رِ ْمرِاىيّ ًِ ع‬
ْ ‫ش‬
َ ُّ‫ مُو‬:ُ‫عيٍَ ًِ ََضََّيمَ ٌَقُو‬
َ ًُ ّ‫اىي‬
:ٍ‫خصَاه‬
ِ َ‫ُْ َأَْ ضَ ٍْ ٌُ إِالَ َأرْتَع‬
ٌّ ٍَ‫ى‬
، ًَُ‫العَثَ ُح اَ ٌْي‬
َ ‫ ََ ُم‬، ًُ َ‫ ََتَؤْرٌِثًُُ فَرَض‬، ‫ه‬
ِ ٍَ‫ه اى َغ َرض‬
َ ٍْ َ‫ً اىرَّجُوِ ت‬
ُ‫ش‬
ْ َ‫م‬
)‫ََتَعََّي ُم اىطِّثَاحَحِ ( رَاي تثروى تئضىاد حطه‬
“Aku pernah melihat Jabir bin Abdullah dan Jabir bin Umair
Anshari r.a. keduannya selalu melempar (panah atau tombak).
Ketika salah satu mereka bosan, maka dia hanya duduk. Lalu
ditegur, “Apakah kamu merasa malas?” Aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda: “Setiap perbuatan yang bukan
zikrullah (mengingat Allah swt) adalah lahwu (permainan yang
tidak bermanfaat) atau syahwun (kelengahan), kecuali empat
perbuaan yaitu, berjalannya seseorang di antara dua tanda
(berlari),mendidik kudanya (belajar menunggang kuda),
bercumbu dengan istrinya dan mengajarkan berenang”. (HR.
Imam Thabrani dengan Isnad Hasan).
e.
Manfaat Olahraga
Berdasarkan pemaparan pada bab III maka dapat diketahui manfaat
olahraga atau pendidikan jasmani dalam islam menurut Ibnu Qayyim
adalah sebagai berikut:
d.
Menjaga Kesehatan
Badan membutuhkan makanan dan minuman untuk menjaga
kelangsungannya.
Makanan
tidak
berubah
seketika
secara
keseluruhan lalu menjadi bagian dari tubuh, tapi tentu ada yang
tersisa dari proses pencernaannya. Jika sisa ini semakin banyak dan
54
berjalan sekian lama, maka ia akan menumpuk menjadi jumlah yang
banyak, hingga bisa menjadi penghambat dan memberati badan, dan
akhirnya menimbulkan berbagai macam penyakit.
Menurut Ibnu Qayyim gerakan merupakan sebab yang paling
dominan
untuk
mencegah
terjadinya
penumpukan
sisa-sisa
pencernaan itu. Karena gerakan ini mampu menghangatkan seluruh
anggota
tubuh,
mengalirkan
sisa-sisa
tersebut
dan
tidak
menimbulkan penumpukan, lalu membuat tubuh menjadi ringan dan
bergairah, layak diisi makanan lagi, menguatkan sendi-sendi dan otot
serta melindungi dari berbagai macam penyakit. Di antara jenis
olahraga seperti naik kuda, melempar lembing, gulat dan lomba lari
dapat
menggerakkan
semua
anggota
tubuh,
sehingga
bisa
menghindarkan penyakit kronis, seperti jantung dan lain-lain.
e.
Menguatkan jasmani
Menurut Ibnu Qayyim olahraga selain dapat menjaga
kesehatan manfaat olahraga ialah dapat menguatkan anggota tubuh
atau jasmani. Olahraga dapat menguatkan sendi-sendi dan otot-otot.
Namun olahraga menurut Ibnu Qayyim jangan dilakukan secara
berlebihan karena hanya akan berdampak buruk bagi kesehatan.
Adapun jenis olahraga yang disarankan adalah naik kuda, melempar
lembing, gulat dan lomba lari karena pada olahraga tersebut dapat
menggerakkan semua anggota tubuh.
55
Apabila seorang mukmin jasmaninya kuat, maka ia akan
mendapatkan kecintaan dari Allah, karena seorang mukmin yang
jasmaninya kuat lebih dicintai oleh Allah dari seorang mukmin yang
jasmaninya lemah, walaupun keduanya sama-sama mempunyai
kebaikan.
Dari abu hurairah dia berkata, “ Rasulullah s.a.w bersabda :
ِ‫ه اىضَّعِ ٍْف‬
ِ ‫ه اى ُمؤْ ِم‬
َ ‫َة ِإىَى اىيًِّ ِم‬
ُّ ‫ه َا ْى َقُِيُّ خَ ٍْرٌ ََأَح‬
ُ ‫َاىْ ُمؤْ ِم‬
ٌ‫ََفًِ مُوِّ خَ ٍْر‬
“Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih di cintai
Allah dari pada orang mukmin yang lemah. Dan masingmasing dari mereka terdapat kebaikan” (HR. Muslim, Imam
An Nawawi, Terjemah Lengkap Riyadush Shalihin, 2010:
139).
f.
Mendapatkan pahala yang melimpah
“Tidur Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah tidur
yang paling baik dan bermanfaat bagi tubuh dan kekuatannya,
begitu pula bangun beliau. Setelah bangun beliau bersiwak,
wudhu, shalat seperti yang telah ditetapkan Allah. Dengan
begitu setiap organ tubuh dan kekuatannya bisa mengambil
manfaat dari tidur dan istirahatnya serta manfaat dari
olahraga, yang disertai pahala yang melimpah. Yang demikian
itu tentu akan mendatangkan kebaikan bagi hati dan badan, di
dunia dan di akhirat.” (Ibnu Qayyim, 1990: 314)
Dari pemaparan Ibnu Qayyim di atas tentang rutinitas Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam tidur, bangun tidur dan setelah
bangun tidur. Di situ dapat diambil kesimpulan bahwasannya salah
satu manfaat dari olahraga selain menjaga kesehatan dan
menguatkan otot adalah mendapatkan pahala yang melimpah.
Karena nabi melakukan olahraga yang secara bersamaan dengan
56
ibadah kepada Allah yaitu bersiwak, wudlu dan shalat. Dan semua
kegiatan tersebut adalah beliau lakukan karena ibadah kepada Allah
swt.
Bila kita melakukan segala sesuatu dengan niat ibadah
kepada Allah maka kita akan mendapatkan pahala. Begitu juga
dengan olahraga dengan niat ibadah kepada Allah seperti yang
dilakukan Rasulullah setiap harinya maka selain akan mendapatkan
jasmani yang kuat dan sehat, maka kita akan mendapatkan pahala
yang melimpah.
f.
Sarana Pendidikan Jasmani
Berdasarkan pemaparan pada bab III, menurut Ibnu Qayyim sarana
yang tepat bagi pendidikan jasmani adalah syiar (bentuk) ta‟abuddiyah
(beribadah) yang telah diperintahkan oleh Allah atas hamba-hamba –
Nya, seperti shalat, puasa dan haji. Jika ini dikerjakan dengan ikhlas
karena Allah maka semua itu akan bermanfaat bagi ruh dan badan (Al
Hijazi,2001:246).
Shalat misalnya, ia bisa mendatangkan rizki, menjaga kesehatan,
menolak penyakit, mengusir gangguan, menguatkan hati, mencerahkan
wajah, menyenangkan jiwa, menghilangkan kemalasan, membangkitkan
semangat dan kekuatan, melapangkan dada, menjadi santapan rohani,
melapangkan hati, memelihara nikmat, menyingkirkan penderitaan,
mendatangkan barakah, menjauhkan syetan dan mendekatkan kepada
Allah. Secara umum shalat mendatangkan pengaruh yang menakjubkan
57
untuk menjaga kesehatan hati dan badan serta kekuatan keduanya,
menolak unsur-unsur yang buruk (Ibnu Qayyim,1990:338).
Shalat
mempunyai
pengaruh
yang
menakjubkan
untuk
mendatangkan kesenangan dunia, terlebih lagi jika dilaksanakan secara
sempurna, lahir dan batin. Gerakan-gerakan shalat seperti ruku‟, sujud
dan duduk tahiyat akan menggerakkan sendi-sendi manusia, melancarkan
peredaran darah dan pencernaan serta akan menanggulangi tumpukan
sisa-sisa makanan dalam tubuh.
Demikian juga dengan Shaum atau puasa merupakan penawar
untuk berbagai penyakit roh, hati, dan badan, manfaatnya tak terhitung
dan mempunyai pengaruh yang dari hal-hal yang berbahaya, apalagi jika
dilakukan dengan cara yang benar menurut syariat. Puasa menunjang
kekuatan tubuh, menguatkan hati untuk jangka panjang maupun jangka
pendek, sangat baik untuk orang yang memiliki karakter dingin dan
lembab (Ibnu Qayyim, 1990: 339)
58
BAB V
PENUTUP
Pada bab lima ini merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan
dari bab sebelumnya dan saran-saran.
A.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan hasil analisis penulis tentang Pendidikan
Jasmani menurut Ibnu Qayyim Al Jauziyah maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.
Konsep Pendidikan Jasmani menurut Ibnu Qayyim adalah:
a.
Agar menjaga selalu kesehatan, menolak berbagai penyakit fisik
maupun jiwa.
b.
Permainan dibagi menjadi menjadi tiga macam, yaitu:
Permainan yang dicintai dan diridhai Allah dan Rasul-Nya,
Permainan yag dibenci dan dimurkai Allah dan Rasulnya,
Permainan yang tidak di cintai dan dibenci Allah serta dibolehkan
melakukannya.
c.
Ibnu Qayyim berpendapat bahwa, waktu yang paling baik untuk
melakukan olahraga adalah ketika setelah tercernanya makanan
secara sempurna.
d. Menurut Ibnu Qayyim kurikulum pendidikan jasmani atau olah
raga adalah: Olah raga naik kuda, Melempar lembing, Gulat,
Lomba lari, Memanah, dan renang.
59
e. Manfaat olahraga atau pendidikan jasmani dalam islam menurut
Ibnu Qayyim adalah sebagai berikut: Menjaga kesehatan ,
Menguatkan jasmani, Mendapatkan pahala yang berlimpah.
f. Sarana yang tepat bagi pendidikan jasmani adalah syiar (bentuk)
ta‟abuddiyah (beribadah) yang telah diperintahkan oleh Allah atas
hamba-hamba –Nya, seperti shalat, puasa dan haji.
2.
Relevansi Pendidikan Jasmani menurut Ibnu Qayyim dalam pendidikan
Islam yaitu, dari semua konsep pendidikan jasmani yang dipaparkan
Ibnu Qayyim di dalam kitab Zaadul Ma‟ad hanya sebagian yang di
praktekkan dalam pendidikan islam.
B.
Saran- saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan jasmani menurut
Ibnu Qayyim Al Jauziyah, penulis memberikan saran-saran kepada:
1.
Pendidik di Sekolah Islam
a. Hendaknya para pendidik mendalami konsep pendidikan Islam,
khususnya pendidikan jasmani dalam Islam dan menerapkan pada
pembelajaran pendidikan jasmani. Karena pendidikan jasmani yang
diterapkan di sekolah Islam yang ada di Indonesia belum
sepenuhnya menerapkan konsep pendidikan jasmani yang Islami
secara keseluruhan.
b. Hendaknya dalam mendidik pendidikan jasmani, agar menghindari
berbagai macam olahraga yang membahayakan dan dilarang oleh
60
Islam. Namun mendidik mereka dengan pendidikan jasmani yang
sesuai dengan ajaran Islam.
c. Hendaknya pendidik memberikan penjelasan dan mengajarkan
kepada para peserta didik tentang sarana olahraga terbaik adalah
syiar (bentuk) ta‟abuddiyah (beribadah) yang telah diperintahkan
oleh Allah atas hamba-hamba –Nya, seperti shalat, puasa dan haji.
Jika ini dikerjakan dengan ikhlas karena Allah maka semua itu akan
bermanfaat bagi ruh dan badan, serta mendapatkan pahala yang
berlimpah.
2.
Peserta didik
a.
Hendaknya peserta didik dalam melaksanakan pendidikan jasmani
atau olahraga di awali dengan niat untuk beribadah melaksanakan
perintah
Allah,
karena
dalam
berolahraga
selain
untuk
menyehatkan dan menguatkan badan olahraga merupakan salah
satu dari sarana untuk beribadah kepada Allah.
b.
Hendaknya peserta didik mempelajari dan mempraktekkan
pendidikan jasmani yang dicintai dan diridhai Allah selain materi
yang telah diajarkan di sekolah. Dan menghindari olahraga yang di
benci
Allah,
yaitu
olahraga
yang
membahayakan
dan
mendatangkan maksiat.
c.
Hendaknya peserta didik rutin melakukan latihan olahraga. Karena
dengan rutinnya latihan maka selain mendapat kemahiran dalam
bermain, akan mendapatkan jasmani yang sehat dan kuat.
61
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hafizh, Muhammad Nur.1997. Mendidik Anak Bersama Nabi
Terjemahan dari Kitab Manhaj Al-Tarbiyyah Al-Nabawiyyah Li AlThifl. Bandung: Al Bayan.
Al Basyuni, Syekh Ahmad. 1994. Syarah Hadis: Cuplikan dari Sunah Nabi
Muhammad SAW – Terjemahan dari Kitab Syarah Hadis: Qabasaat
Min As Sunnah An Nabawiyyah. Bandung: Trigenda Karya.
Al Hijazy, Hasan bin Ali.2001. Manhaj Tarbiyah Ibnu Qayyim- Terjemahan
dari Kitab Al-Fikru Tarbawy Inda Ibni Qayyim.Jakarta Timur:
Pustaka Al Kautsar.
Al Jauziyah, Ibnu Qayyim.2012.Praktek Kedokteran Nabi-Terjemahan dari
Kitab Thibbun Nabawi.Jogjakarta: Hikmah Pustaka.
_________ 1990.Zadul Ma‟ad Bekal Perjalanan ke Akhirat- terjemahan
dari Kitab Mukhtasar Zadul Ma‟ad. Jakarta: Pustaka Azzam.
An Nawawi, Imam. 2010. Terjemahan Lengkap Riyadhus Shalihin. Solo:
Cordova Mediatama.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
BSNP,2006. Panduan Penyusunan Kurikulum KTSP Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah.
62
Departemen Agama RI. 2005. Mushaf Al Qur‟an Terjemah.
Departemen Pendidikan Nasional.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi ke 3. Balai Pustaka.
Murtiningsih, Wahyu.2008. Biografi Para Ilmuwan Muslim.Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani.
Musri, Muhammad Sa‟id.2007. Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang
Sejarah. Jakarta Timur: Pustaka Al- Kautsar.
Ulwan, Abdullah Nashih.1981.Pedoman Pendidikan Anak dalam IslamTerjemahan dari Kitab Tarbiyatu „l-Aulad fi „l-Islam. Semarang:Asy
Syifa‟.
Nazir, Moh.1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Peter Salim, Yenni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,
Jakarta : Modern English Press.
Ratna, Qori‟.2014. 100 Ilmuwan Muslim. Klaten: Galmas Publisher.
Sumargono, Sujono.1980. Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta: Nur Cahya.
Tafsir, Ahmad. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tim Penulis Rosda. 1995. Kamus Filsafat. Bandung: Rosda Karya.
63
Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian kepustakaan . Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
File.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR_PEND_OLAHRAGA/196509091991021
-BAMBANG_ABDULJABAR/Pengertian_Penjas.Pdf
Staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Ahmad%20Rithaudin,%20S.Pd
.%20Jas.%20M.Or/BAHAN%20AJAR%20DASARDASAR%2PENJAS%203.%20TUJUAN%20PENDIDIKAN%20
JASMANI.Pdf.
Staff.uny.ac.id/sites/defaul/files/peendidikan/AM.%20Bandi%20Utama,%2
0M.Pd./ Bahan%20Ajar%20DDP.Pdf.
64
Lampiran:
Gambar 1: Tokoh Ibnu
Qayyim Al Jauziyah
Gambar 2: Sampul depan
Kitab Zadul Ma’ad Bekal
Menuju Akherat
65
66
Download