bab xi sistem pendukung manajemen pembangunan nasional

advertisement
BAB XI
SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN PEMBANGUNAN NASIONAL
11.1. Kondisi Umum
Beberapa pertimbangan mengenai pentingnya peran perencanaan pembangunan
nasional dalam kerangka sistem pendukung manajemen pembangunan nasional dan RKP
Tahun 2011 antara lain adalah pertama, dalam jangka pendek perencanaan pembangunan
sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai permasalahan penting dan mendesak seperti
kemiskinan, pengangguran, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan yang masih
rendah, konflik sosial di berbagai wilayah, kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah
dan kawasan, permasalahan sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Kedua, permasalahan
terbatasnya ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh Pemerintah untuk melaksanakan
pembangunan, menjadikan perencanaan sangat diperlukan dalam menentukan prioritas
pembangunan, agar tujuan, sasaran kinerja yang hendak dicapai serta mekanisme alokasi
sumber daya dapat dilakukan secara tepat, efektif, efisien, realistik dan konsisten. Ketiga,
tahun 2011 merupakan bagian era desentralisasi dimana upaya pemberian kewenangan dan
pendelegasian tugas-tugas pembangunan di satu sisi telah diberikan kepada daerah dan
seharusnya dilaksanakan secara mandiri, di sisi lain terdapat pula kebijakan pemerintah
pusat yang dalam pelaksanaannya menuntut keterlibatan pemerintah daerah. Dengan
demikian peran perencanaan pembangunan nasional secara strategis semakin diperlukan
untuk sinkronisasi kegiatan pusat dan daerah serta antardaerah, dan pembangunan sinergi
pusat dan daerah serta antardaerah, yang kesemuanya dilakukan dalam rangka membawa
arah perbaikan keadaan berbangsa dan bernegara melalui tata kelola yang lebih baik dengan
pelaksanaannya sesuai amanat UU No. 25/2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional.
Untuk mendukung proses perencanaan yang baik perlu ketersediaan data dan
informasi statistik yang andal dan berkualitas, yang juga merupakan salah satu kunci
keberhasilan pembangunan. Data dan informasi statistik berkualitas tidak saja menjadi
rujukan pemerintah tetapi juga dibutuhkan oleh kalangan swasta dan masyarakat untuk
pengembangan usaha dan beragam kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, pembangunan di
bidang statistik perlu terus diupayakan secara berkesinambungan untuk menyediakan dan
memberi pelayanan informasi statistik yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan
pengguna data, baik yang datang dari instansi pemerintah pusat dan daerah, maupun yang
datang dari kalangan usahawan serta kalangan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga
penelitian.
Untuk dapat mewujudkan kebutuhan pengguna dari berbagai kalangan tersebut, terus
diupayakan berbagai peningkatan terhadap jenis serta kualitas data dan informasi statistik.
Selain itu pengembangan metodologi dan sistem informasi terus ditingkatkan, guna
mengembangkan jaringan informasi statistik serta penguasaan teknologi sehubungan
dengan semakin beragamnya kebutuhan data statistik dan pesatnya kemajuan teknologi
sebagai prasyarat dalam menyajikan informasi statistik yang akurat, terpercaya, dan tepat
waktu.
II.11 - 1
Peningkatan kualitas dan percepatan ketersediaan data dan informasi statistik juga
dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
yang pesat. Untuk itu pengadaan peralatan dan perlengkapan untuk keperluan pengumpulan
data, pengolahan data, maupun diseminasi data berbasis TIK mutakhir terus diupayakan.
Dewasa ini, data dan informasi statistik secara resmi digunakan Pemerintah sebagai
rujukan untuk perumusan kebijakan, perencanaan, pemantauan, maupun evaluasi
pembangunan. Ketersediaan data dan informasi statistik pada tingkat wilayah pemerintahan
terkecil juga diperlukan guna pengembangan potensi eksternal dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dengan menentukan sejumlah indikator kunci sebagai bahan evaluasi
kinerja penyelenggaraan otonomi daerah.
Penyediaan data yang baik tidak hanya tergantung dari kualitas para pelaksana
kegiatan statistik, tetapi juga sangat tergantung pada tingkat kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya data statistik. Masyarakat yang menyadari arti dan kegunaan statistik akan
memberikan jawaban secara benar, jujur dan objektif. Sejalan dengan kondisi tersebut,
secara nasional saat ini kepedulian masyarakat terhadap data dan informasi statistik juga
semakin meningkat, dan menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari.
Kegiatan besar di bidang statistik yang akan dilaksanakan pada tahun 2011 antara lain
kegiatan lanjutan Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang memasuki tahapan pengolahan
lanjutan, analisis data dan penyusunan publikasi, pendataan potensi desa dalam rangka
persiapan menghadapi Sensus Pertanian 2013 serta kegiatan persiapan Survei Biaya Hidup
tahun 2012.
Di samping itu, kegiatan-kegiatan rutin dilaksanakan setiap tahunnya seperti Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), Survei
Upah, Survei Industri Besar dan Sedang, Survei Pertambangan, Energi dan Konstruksi,
Survei Harga Konsumen, Survei Harga Perdagangan Besar, Survei Transportasi, Survei
Bidang Jasa dan Pariwisata, Penyusunan PDB dan PDRB, dan lain sebagainya.
Dalam mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam
RPJMN 2010-2014, selain ditentukan oleh pelaksanaan perencanaan yang didukung oleh
data dan statistik yang handal, juga ditentukan oleh system pengadaan barang dan jasa yang
efisien dan akuntabel. Untuk mendukung hal tersebut pemerintah melalui Peraturan
Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. LKPP mengemban mandat untuk mengembangkan strategi dan kebijakan
pengadaan serta mengembangkan sumberdaya manusia di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah yang profesional.
Peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah sangat terkait dengan fungsi monitoring dan evaluasi pengadaan
serta pengembangan dan penerapan pelelangan secara elektronik, dan juga pelayanan
hukum serta sanggah terkait dengan proses pengadaan. Dalam rangka pengurangan praktek
penyalahgunaan kewenangan oleh aparatur negara, upaya dilakukan melalui perbaikan
kebijakan dan regulasi pengadaan secara terus menerus, dan penyediaan pelayanan hukum
dan sanggah terkait dengan pengadaan, termasuk melalui fungsi monitoring dan evaluasi
pengadaan serta pengembangan dan penerapan pengadaan secara elektronik.
II.11 - 2
11.2. Permasalahan dan Sasaran Pembangunan
Beberapa permasalahan yang masih sering dijumpai dalam proses perencanaan antara
lain adalah:
1.
Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan rencana pembangunan nasional, sebagai bagian dari Sistem Manajemen
Pembangunan tidak terlepas dari landasan/acuan hukum yang berlaku. Disadari bahwa
seluruh peraturan perundangan tersebut masih belum sepenuhnya terintegrasi secara baik
sehingga dapat menghambat
pencapaian
tujuan pembangunan nasional. Sistem
manajemen pembangunan dibangun berdasarkan peraturan-peraturan sebagai berikut (a)
sistem perencanaan mengacu kepada UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah, (b) sistem penganggaran mengacu kepada UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, (c) sistem pelaksanaan mengacu kepada UU
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta berbagai peraturan
pelaksanaannya, dan (d) sistem pelaporan mengacu pada UU Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Keuangan Negara dan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional serta UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
2.
Sumber Daya Manusia Perencana
Di samping masalah peraturan perundang-undangan tersebut, juga terdapat masalah
lain, yaitu terbatasnya sumberdaya manusia perencana pembangunan di
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang memiliki kompetensi untuk melakukan
perencanaan pembangunan, penganggaran, pelaksanaan dan pelaporan secara baik dan
akuntabel. Dari sisi kuantitas, sumberdaya manusia yang tersedia sudah cukup memadai
untuk melakukan pelaksanaan tugas-tugas perencanaan secara prosedural, namun untuk
menghasilkan rencana pembangunan yang lebih berkualitas, instansi-instansi tersebut
diharapkan dapat menyediakan kualitas perencana yang memadai.
Selain masalah sumber daya manusia, permasalahan lainnya adalah pengelolaan
anggaran yang belum sepenuhnya berbasis kinerja, sarana dan prasarana sebagai alat
mobilitas dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan yang masih terbatas, pedoman kerja
yang relatif masih terbatas, serta masalah kelembagaan (struktur organisasi) yang masih
memerlukan penataan.
3.
Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Pelaksanaan desentralisasi pemerintahan di era reformasi masih diakui menimbulkan
penafsiran yang beragam sehingga terkesan menciptakan kondisi yang kurang dapat
dikendalikan. Masih ada kecenderungan sebagian pemerintah daerah yang menafsirkan
bahwa mereka memiliki kekuasaan yang sangat besar dalam mengurus rumah tangganya
tanpa memperhatikan hubungan koordinasi dengan pemerintah propinsi dan pusat. Banyak
fakta yang menunjukkan bahwa implementasi otonomi daerah memunculkan fenomena
yang sebelumnya tidak terpikirkan. Misalnya beberapa kasus konflik antardaerah dalam
melakukan eksplorasi dan pengelolaan sumberdaya alam, merenggangnya hubungan
antarkelompok karena masalah-masalah geografis wilayah sehingga menimbulkan berbagai
konsekuensi, seperti ketidakamanan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh masyarakat.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa implementasi otonomi daerah belum sepenuhnya
disikapi sebagai peluang untuk melakukan sinergi dan meningkatkan keberdayaan
II.11 - 3
masyarakat dalam arti luas, tetapi cenderung lebih dimaknai sebagai upaya
mensejahterakan masyarakat daerahnya sendiri. Dalam konteks ini, pelaksanaan
pemberdayaan masyarakat didasari dengan pemahaman yang tidak tepat, sehingga
menimbulkan kondisi-kondisi yang menghambat upaya-upaya mensinergikan programprogram pembangunan antardaerah.
4.
Globalisasi
Di samping persoalan lingkungan eksternal nasional di atas, globalisasi yang
merupakan faktor lingkungan eksternal/internasional diyakini semakin berpengaruh dalam
proses pembangunan Indonesia, seperti arus pandangan dan nilai-nilai (values) demokrasi
dan kemajuan teknologi informasi (TI). Globalisasi menegaskan adanya hubungan timbal
balik antara perkembangan suatu wilayah dengan kecenderungan global. Perkembangan
kebudayaan masyarakat dan peradaban modern ditandai dengan semakin menyatunya atau
semakin diakuinya nilai-nilai (values) universal sebagai nilai dasar bersama. Nilai-nilai
universal tersebut berkembang dari keseluruhan proses perjalanan bangsa-bangsa di dunia.
Demokrasi menjadi salah satu nilai justifikasi yang menentukan daya terima
masyarakat dunia terhadap suatu pemerintahan. Implikasinya, setiap pemerintahan dituntut
untuk mampu menerapkan prinsip-prinsip demokratisasi dalam melayani masyarakat
sekaligus warga dunia. Setiap negara dituntut untuk meningkatkan kemampuannya dalam
melakukan pelayanan kepada pelanggannya baik internal maupun eksternal dengan lebih
terbuka, transparan, akuntabel, dalam kerangka hukum yang kuat. Arus pandangan global
tersebut turut memicu terjadinya gerakan reformasi pada tahun 1998 yang menuntut
pengelolaan pemerintahan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance, yang antara lain
transparansi, akuntabilitas, taat hukum, partisipasi, desentralisasi, dan keterbukaan.
Pada sisi lain, arus globalisasi juga telah meningkatkan peran-peran swasta dan
masyarakat internasional yang diwakili oleh korporasi-korporasi yang bekerja pada tingkat
multinasional ataupun kelembagaan swadaya masyarakat untuk bekerja lintas batas negara.
Kelembagaan swasta dan masyarakat ini telah bekerja menggunakan prinsip-prinsip
manajemen (birokrasi) yang sangat erat terkait dengan tipologi budaya, nilai-nilai, dan
paradigma moderen yang dibawanya. Dalam konteks ini, setiap pemerintahan dituntut
untuk memahami interaksi dan komunikasi multikultural dalam pergaulan internasional,
dan untuk mengelola keseluruhan kepentingan yang sangat beragam dalam konteks
kepentingan nasional.
Di samping faktor eksternal, juga terdapat beberapa faktor internal yang juga
berpengaruh terhadap pelaksanaan peran Kementerian PPN/Bappenas. Keberadaan sumber
daya Kementerian PPN/Bappenas yang meliputi sumber daya manusia (SDM), anggaran,
sarana dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan menjadi faktor penentu dalam
keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Kementerian PPN/Bappenas dalam
menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis.
Perubahan lingkungan strategis baik yang dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal yang telah diuraikan di atas akan berdampak kepada pelaksanaan peran
Kementerian PPN/Bappenas khususnya pada tahun 2011. Berbagai permasalahan di atas,
baik eksternal maupun internal merupakan tantangan yang harus di atasi Kementerian
PPN/Bappenas dalam mewujudkan sasaran utama yaitu : “terwujudnya sistem pendukung
manajemen pembangunan yang kuat bagi pencapaian tujuan dan sasaran RKP Tahun
2011” dan keberhasilan pencapaian tujuan menjadi tanggungjawab kementerian lembaga
yang diukur dengan indikator kinerja, target keberhasilan RKP yang berhasil dicapai.
II.11 - 4
Kementerian PPN/Bappenas bertanggungjawab atas keberhasilan pencapaian
Rencana Kerja Pemerintah yang berkualitas, yang diukur melalui indikator pencapaian
kinerjanya.
Dalam hal penyediaan data terdapat beberapa permasalahan baik secara kelembagaan
maupun teknis pengumpulan data. BPS sebagai satu-satunya instansi penyedia data baik
tingkat internasional, nasional maupun regional, dalam pelaksanaannya sangat memerlukan
dukungan SDM, dan sarana peralatan yang memadai. Data yang dihasilkan disajikan untuk
tingkat nasional dan provinsi, sedangkan jenis data untuk tingkat kabupaten/kota sangat
terbatas pada data yang dihasilkan secara nasional. Hal ini karena belum ada koordinasi
yang baik dengan beberapa pemerintah daerah dalam penyediaan data.
Selain itu kondisi daerah yang sulit terjangkau masih menjadi permasalahan yang
belum teratasi, yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman dokumen sebelum dan
setelah pencacahan serta proses pengolahan yang tertunda. Akibatnya, diseminasi data
statistik sering mengalami penundaan.
Selain permasalahan internal, BPS juga menghadapi beberapa tantangan yang
disebabkan adanya perkembangan globalisasi yaitu:
1.
Arus barang dan jasa bergerak sangat cepat dan dalam jumlah besar
2.
Mobilitas (pergerakan) manusia antar negara yang berjalan cepat
3.
Tidak ada lagi sekat antar wilayah.
Di samping itu juga ada tantangan terhadap kredibilitas BPS antara lain:
1.
Data yang dihasilkan harus sesuai dengan apa yang diperlukan masyarakat secara
umum
2.
Data yang dihasilkan harus memenuhi standar internasional (konsep, definisi,
klasifikasi, dan metode pengukuran)
3.
Harus memiliki keterbandingan antar waktu, antar daerah, dan antar negara juga
harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip statistik resmi (official statistics) serta
dipersandingkan dengan munculnya lembaga-lembaga survei swasta.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, sasaran pembangunan bidang statistik
untuk tahun 2011 adalah tersedianya data dan informasi statistik yang lengkap, akurat, dan
tepat waktu di seluruh bidang pembangunan serta meningkatkan pelayanan bagi pengguna
data dan informasi statistik. Untuk itu upaya yang dilakukan antara lain dengan
mewujudkan struktur organisasi yang efektif dan efisien dalam kerangka mewujudkan good
governance serta meningkatkan pengawasan dan akuntabilitas kinerja aparatur. Di samping
itu juga dilakukan upaya peningkatan kapasitas SDM dalam pengetahuan, penguasaan ilmu,
metoda statistik, dan teknologi informasi mutakhir guna menyempurnakan metoda
pengumpulan, pengolahan dan diseminasi statistik. Selain itu terkait dengan tugas pokok
dan fungsinya, juga perlu dilakukan peningkatan kerjasama antar lembaga
statistik/penelitian dalam negeri maupun internasional atas dasar saling menghormati
kemandirian dan menguntungkan dalam rangka menghasilkan data dan informasi statistik
berkualitas internasional. Sasaran selanjutnya adalah mewujudkan Sistem Statistik Nasional
(SSN) dalam menunjang kelancaran tugas dan fungsi lembaga-lembaga statistik yang ada
baik di instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Dalam proses pengadaan barang dan jasa terdapat beberapa permasalahan yang
dihadapi terkait dengan pengadaan barang/jasa pemerintah. Pertama, masih banyak kasus
II.11 - 5
penyimpangan terkait proses pengadaan barang/jasa pemerintah yang ditemukan dan
ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(KPPU), serta lembaga pengawasan lainnya. Kasus korupsi terkait pengadaan barang/jasa
pemerintah mencakup sekitar 80 persen dari seluruh kasus yang ditangani. Kedua, masih
tingginya inefisiensi dan inefektifitas belanja negara. Bahkan besarnya inefisiensi tersebut
diperkirakan berkisar antara 10 sampai dengan 40 persen. Ketiga, belum sinkronnya
peraturan pengadaan barang/jasa pemerintah dengan peraturan terkait lainnya. Keempat,
masih rendahnya pemahaman dan penerapan peraturan di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah, dan kelima, masih rendahnya implementasi sistem e-procurement.
Sasaran yang akan dicapai dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah pada
tahun 2011 adalah:
1.
Terwujudnya pelaksanaan bimbingan teknis pengadaan barang/jasa pemerintah di
seluruh Kementerian/ Lembaga/ Daerah/Instansi Lainnya
2.
Terwujudnya pelaksanaan advokasi pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/Instansi Lainnya
3.
Terwujudnya pembinaan dalam penanganan pengaduan dan pemberian rekomendasi
penyelesaian sanggah banding pengadaan barang/jasa pemerintah di seluruh
Kementerian/ Lembaga/ Daerah/Instansi Lainnya
4.
Terselesaikannya sengketa kontrak dan sengketa audit pengadaan barang/jasa
pemerintah di seluruh Kementerian/ Lembaga/ Daerah/Instansi Lainnya
5.
Terselesaikannya kasus korupsi, perdata, persaingan usaha dan tata usaha negara di
bidang pengadaan barang/jasa
6.
Terfasilitasinya kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam penerapan eprocurement
7.
Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi perencanaan pengadaan barang/ jasa dalam
rangka penyusunan Renja-KL dan RKA-KL yang akurat
8.
Terwujudnya koordinasi dan sinkronisasi monitoring-evaluasi
pengadaan berdasarkan prinsip pengadaan barang/jasa
9.
Terwujudnya pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik menuju satu pasar
nasional
10.
Terciptanya sistem karir dan pembinaan profesi pengadaan barang/jasa pemerintah
11.
Terciptanya sistem pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi
12.
Terciptanya sistem jaminan mutu kompetensi melalui penyelenggaraan sertifikasi
profesi yang independen dan kredibel
13.
Terciptanya kebijakan pengadaan barang/jasa yang transparan, konsisten, efisien dan
akuntabel, serta mendukung prinsip-prinsip persaingan usaha, dapat meningkatkan
peran usaha kecil menengah dan penggunaan produk dalam negeri
14.
Tersosialisasinya strategi, kebijakan dan regulasi dibidang pengadaan
15.
Terlaksananya penyempurnaan fungsi dan struktur organisasi LKPP
16.
Terpenuhinya SDM yang kompeten
17.
Terlaksananya sistem kerja di lingkungan LKPP yang efektif
II.11 - 6
pelaksanaan
18.
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana LKPP
11.3. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
11.3.1. Penguatan Perencanaan dan Pengembangan
Kementerian PPN/Bappenas pada tahun 2011 akan bertekad menjalankan salah satu
bagian atau fungsi dari manajemen pembangunan nasional yaitu peningkatan kualitas
perencanaan pembangunan. Dan hal ini harus terkait dengan fungsi-fungsi lainnya yaitu:
sistem penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan bahkan
pengawasannya. Keterkaitan ini sangat penting agar pembangunan nasional dapat
dilaksanakan secara efisien, efektif, akuntabel dan berhasil mencapai tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dan sejalan dengan amanat UU
Nomor 17 Tahun 2003, perencanaan pembangunan harus didasarkan pada kebijakan
anggaran berbasis kinerja (performance base budgeting) agar dapat menjamin hubungan
yang lebih jelas antara tujuan, sasaran, program, dan kegiatan instansi pemerintah serta
memudahkan pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pengawasanya untuk melihat
pengukuran keberhasilan dan akuntabilitasnya.
Dengan demikian mencermati hal-hal tersebut di atas, serta sesuai dengan visi, misi
dan tujuan Kementerian PPN/Bappenas dalam rangka mewujudkan keberhasilan
pembangunan nasional diperlukan suatu rencana pembangunan yang berkualitas serta
kebijakan pembangunan lainnya yang akan mendukung pencapaian tujuan pembangunan
nasional, maka arah kebijakan dan strategi yang akan dilakukan dalam tahun 2011 adalah
sebagai berikut :
1.
Penguatan kelembagaan perencanaan pembangunan nasional melalui penataan sistem
perencanaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan;
pengembangan sistem dan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan
nasional; serta peningkatan kualitas koordinasi dengan para pemangku kepentingan.
2.
Penerapan perencanaan pembangunan nasional dan penganggaran yang berbasis
kinerja.
3.
Peningkatan kualitas hasil evaluasi kebijakan/kajian sebagai masukan bagi
perencanaan pembangunan dan perumusan kebijakan penyelesaian permasalahan
pembangunan.
4.
Peningkatan kualitas data dan informasi perencanaan pembangunan.
5.
Pelaksanaan reformasi birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan dalam rangka
peningkatan kinerja (better performance) lembaga dan pegawai.
Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal. Strategi
eksternal akan dilaksanakan dengan:
1.
Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran sektoral, lintas sektoral dan
wilayah, dan antara pusat dan daerah; serta keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan;
2.
Meningkatkan kualitas pemantauan terhadap pelaksanaan rencana pembangunan
nasional.
3.
Meningkatkan kualitas evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan
nasional.
II.11 - 7
4.
Meningkatkan kualitas kajian dan atau evaluasi kebijakan pembangunan.
5.
Meningkatkan kualitas koordinasi kebijakan pembangunan nasional.
Untuk statregi internal akan dilaksanakan dengan:
1.
Membangun Manajemen
individu/pegawai.
Kinerja
dari
2.
Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, dan akuntabel serta diarahkan untuk
mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai.
3.
Meningkatkan kompetensi SDM di Kementerian PPN/Bappenas dan perencana di
tingkat pusat dan daerah secara lebih proporsional dan akuntabel.
4.
Melanjutkan penerapan
PPN/Bappenas.
5.
Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana dan pengelolaannya dalam
mendukung peningkatan kinerja lembaga dan pegawai.
prinsip-prinsip
kinerja
good
lembaga
governance
hingga
di
kinerja
Kementerian
rangka
Selanjutnya, pada tahun 2011 strategi tersebut diterjemahkan dalam pelaksanan
program dan kegiatan, yang mana Kementerian PPN/Bappenas menetapkan programprogramnya sesuai RPJMN periode 2010-2014, yaitu program utama (teknis), yaitu
Program Perencanaan Pembangunan Nasional dan program pendukung (generik), yaitu
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya, Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dan Program Peningkatan Pengawasan dan
Akuntabilitas Aparatur.
Selain upaya penguatan dalam proses penyusunan perencanaan, terdapat pula upaya
penguatan dan pengembangan pada : a) kelembagaan perencanaan, terutama lembaga
perencana di daerah; b) peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia
perencana, baik di tingkat pusat maupun daerah. Untuk penguatan kelembagaan, strategi
dan kebijakannya meliputi antara lain pembinaan lembaga perencana melalui mekanisme
koordinasi dan kerjasama antar lembaga perencanaan, kegiatan technical assistance dalam
bidang perencanaan pembangunan nasional, pelatihan sumber daya manusia perencana
pendukung lembaga perencana. Sedangkan peningkatan kualitas dan kapasitas perencana di
tingkat pusat dan daerah dilakukan melalui mekanisme pendidikan dan pelatihan non gelar
dan gelar yang jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
11.3.2. Perkuatan Data dan Statistik
1.
Mereview Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik berikut peraturan
perundangan pelaksanaannya, dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat
pentingnya data statistik.
2.
Mempelopori terselenggaranya kegiatan statistik yang efisien dan efektif untuk
memperoleh hasil yang andal dan prima dengan berlandaskan kepada asas
keterpaduan, keakurasian, dan pemutakhiran, melalui:
a.
Mewujudkan kondisi yang mendukung penerapan atas norma, standar,
prosedur, dan kriteria (NSPK).
b.
Memfasilitasi peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi khususnya ilmu statistik melalui penelitian maupun
studi.
II.11 - 8
c.
Mengupayakan terwujudnya sistem informasi statistik yang andal dan efisien
dengan memanfaatkan teknologi mutakhir yang tepat guna dan berhasil guna.
d.
Mengupayakan pembinaan dalam pengembangan sistem informasi statistik
terhadap seluruh penyelenggara kegiatan statistik nasional.
e.
Peningkatan kemampuan para pelaksana kegiatan
menyelenggarakan dan menyajikan data statistik.
f.
Mengupayakan pembinaan untuk pendayagunaan satuan kerja bidang statistik
di semua lembaga pemerintah maupun swasta.
statistik
dalam
Untuk mencapai perkuatan data dan statistik tersebut dilaksanakan dengan
melanjutkan penyediaan dan pelayanan informasi statistik di berbagai tingkat untuk
meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi statistik dengan fokus pada:
1.
Meningkatkan kualitas dan keragaman data dan informasi statistik ekonomi melalui
kegiatan antara lain Survei Industri Besar/Sedang Tahunan, Survei Usaha
Perdagangan Berskala Menengah dan Besar, dan Uji coba Survei Usaha Terintegrasi.
2.
Meningkatkan kualitas data dan informasi statistik sosial dan kesejahteraan rakyat
melalui kegiatan antara lain Sensus Penduduk 2010 yang berkualitas, Survei SosialEkonomi Nasional (SUSENAS), Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS),
Survei Upah dan Struktur Upah, statistik kemiskinan, dan statistik ketahanan sosial.
3.
Meningkatkan manajemen survei melalui kegiatan antara lain dengan memperbaiki
response rate, dan memperbaiki metoda pengumpulan data dan monitoring/
pemantauan.
4.
Meningkatkan metodologi sensus dan survei melalui kegiatan antara lain dengan
memperbaiki kerangka sampel bagi survei berbasis rumah tangga maupun
perusahaan/usaha, memperbaiki peta wilayah kerja statistik dan wilayah administrasi
(desa/kelurahan) untuk keperluan pengumpulan dan penyajian data dan informasi
statistik, menyempurnakan klasifikasi dan standarisasi statistik untuk keperluan
pengumpulan, penyajian, dan analisis statistik, menerapkan desain sensus dan survei
yang optimal.
5.
Meningkatkan dan mengembangkan analisis statistik melalui kegiatan antara lain
dengan meningkatkan kualitas statistik lintas sektor, meningkatkan konsistensi
statistik lintas sektor, dan membangun sistem manajemen kualitas total.
6.
Meningkatkan hubungan dengan pengguna data melalui kegiatan antara lain
memperbaiki kepuasan pelanggan, kemitraan dengan penyedia data serta komunikasi
antara pengguna data dengan penyedia data.
7.
Meningkatkan efektifitas dan efisiensi diseminasi data dan informasi statistik melalui
kegiatan antara lain memperbaiki kemudahan akses terhadap data BPS, memperbaiki
kualitas layanan dan hasil-hasil (data dan informasi statistik) serta meningkatkan
penggunaan Sistem Rujukan Statistik dan kompilasi metadata.
11.3.3. Perkuatan Pengadaan Barang dan Jasa
1.
Peningkatan pelayanan bimbingan teknis dan advokasi penanganan pengaduan dan
permasalahan hukum serta rekomendasi penyelesaian sanggah dan sanggah banding;
II.11 - 9
2.
Pengembangan sistem monitoring, evaluasi dan informasi pengadaan barang/jasa
pemerintah;
3.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur pengadaan;
4.
Peningkatan kelembagaan/regulasi pengadaan barang dan jasa pemerintah;
5.
Penguatan kelembagaan.
II.11 - 10
Download