BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Komunikasi Pemasaran adalah sebuah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dimana itu merupakan kegiatan yang membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan kedua belah pihak dan menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik.1 Dari teori diatas kita dapat lihat bahwa pengertian marketing jauh lebih luas dibandingkan hanya sekedar penjualan dan periklanan. Karena sejauh ini masih banyak yang beranggapan bahwa marketing atau pemasaran hanya berkaitan dengan penjualan atau periklanan. Lalu Tjiptono mengatakan bahwa pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Lalu menurut Philip Kotler pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai2. Melalui definisi-definisi yang diatas, Peneliti mengambil kesimpulan bahwa pemasaran merupakan salah satu nyawa sebuah perusahaan dan merek jika perusahaan atau merek tersebut ingin dapat berkembang lebih besar lagi dan untuk meraih kesuksesan. Dan ada banyak proses didalam sebuah pemasaran seperti penyampaian pesan, penciptaan nilai, membangun hubungan dengan pelanggan dan masih banyak lagi. Maka dari itu marketing merupakan suatu 1 Basu Swastha DH. Azaz-azaz marketing. Yogyakarta: Liberty. 1996 hal 234 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga. 2005 hal 9 2 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 proses yang tidak hanya berkaitan dengan penjualan saja, namun mempunyai berbagai aspek yang lebih kompleks dari sekedar penjualan. Komunikasi pemasaran merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang bersifat menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan sasaran pasar perusahaan agar konsumen bersedia menerima, membeli, dan setia kepada produk yang ditawarkan oleh produsen. Tahapan komunikasi dan strategi pesan disusun berdasarkan pencapaian kesadaran atas keberadaan sebuah produk (awareness),juga menumbuhkan keinginan untuk memiliki atau mendapatkan produk (interest), hingga pada mempertahankan loyalitas pelanggan.dalam kajian komunikasi, tahapan tersebut dikenal dengan rumusan AIDA (attention, interest, desire, action). Dimana hal tersebut bertujuan untuk mencapai sejumlah perubahan seperti adanya perubahan pengetahuan. Dan perubahan masyarakat.3 Dari pemaparan teori diatas, kita bisa ambil kesimpulan bahwa peran marketing komunikasi sangat krusial bagi perusahaan, tidak hanya dalam urusan penjualan atau sales namun juga hubungan jangka panjang dengan konsumen, mendengarkan keluhan konsumen, membuat program untuk terciptanya engagement dan brand experience, dan marketing komunikasi adalah suatu alasan mengapa beberapa perusahaan bisa exist bertahun-tahun lamanya. Banyak program-program marketing komunikasi yang unik dan kreatif dan ada juga yang mainstream, namun dari kedua program itu ada banyak manfaat yang bisa didapatkan perusahaan sesuai dengan tujuan promosi mereka, karena itu menurut Peneliti marketing komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat menarik dan bisa dijelajah sejauh mungkin dengan tujuan-tujuan yang jelas dan eksekusi program-program yang terukur dan berdasarkan data. 3 Soemanegara, R. Dermawan dan John E. Kennedy. Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. 2006. hal 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.2. Pemasaran Digital Pemasaran digital adalah suatu usaha untuk mempromosikan sebuah merek dengan menggunakan media digital yang menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Dari definisi singkat diatas kita sudah dapat mengerti bahwa pemasaran digital adalah pemasaran dengan memanfaatkan media-media baru di ranah digital dengan kemampuan teknologi tinggi yang dapat menjangkau konsumen secara real-time. Pemasaran digital turut menggabungkan faktor psikologis, humanis, antropologi, dan teknologi yang akan menjadi media baru dengan kapasitas besar, interaktif dan multimedia. Hasil dari era baru berupa interaksi antara produsen, perantara pasar dan konsumen. Sejumlah hal yang perlu diperhatikan dalam digital marketing diantranya adalah : 1. menciptakan ikatan batin dengan konsumennya (engagement) teknologi digital harus didorong untuk menciptakan sebuh ikatan batin yang kuat antara produk kita/perusahaan dengan konsumen. Dengan teknologi digital kita dapat membangun komunitas melalui teknologi virtual, misalnya dengan facebook. 2. Menciptakan word of mouth Percaya atau tidak pemasaran paling efektif bukan hanya melalui televisi, radio, atau media massa lainnya, tapi lewat mulut konsumen anda sendiri. Dan teknologi digital membuat konsumen atau calon konsumen sangat mudah untuk berkomentar atau memberi rekomendasi produk kepada orang lain melalui platform – platform media digital . 3. Melakukan CSR tanpa mengorbankan keuntungan perusahaan Kepedulian sosial dan lingkungan hidup (CSR) adalah salah satu cirri pemasaran 3.0. tapi banyak perusahaan yang menganggap dengan melakukan CSR akan dapat mengurangi profit perusahaan. Namun dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 melakukan campaign di ranah digital, perusahaan dapat,menghemat biaya namun juga bisa mendapatkan impact yang tinggi.4 2.3. WOW Marketing 2.3.1. Ciptakan Enjoyment Kapan customer merasakan enjoyment? Ketika need and want-nya terpenuhi. Ini adalah tahap pertama yang harus dilakukan sebelum bisa “WOW’. Anda harus memenuhi kebutuhan dasar dari customer anda. Misal, produk yang anda jual adalah mi instan. Untuk membuat “WOW”, anda kreatif melakukan pelayanan-pelayanan tambahan seperti membuat komunitas online yang membahas tentang resep-resep variasi mi instan. Namun, anda lupa bahwa hal yang paling penting bagi customer adalah rasa mi instan itu harus enak dulu. Tidak perlu banyak experience berlebihan untuk menikmati mi instan. Artinya, sebelum membuat sesuatu yang menjadi nilai tambah bagi customer, anda perlu memastikan kebutuhan dasarnya terpenuhi. Apa yang harus anda fokuskan untuk menciptakan enjoyment ? produk dan layanan. Karena produk dan layanan ini yang akan memenuhi need and want dari customer. Secara operasional, perusahaan harus membangun kualitas dari produk dan pelayanan untuk customer. Dengan demikian, anda mampu bersaing dengan competitor secara nilai produk dan layanan. Setelah memastikan kualitas, selanjutnya adalah bagaimana mengomunikasikan keunggulan kualitas kepada customer. Anda harus mengidentifikasi fitur-fitur mana yang ingin ditonjolkan. Jangan semua. Cari yang benar-benar penting bagi customer. Jika anda telah berhasil menciptakan produk dan layanan yang berkualitas. Anda tentu mampu memuaskan need and want customer anda. Lalu apa yang anda dapatkan? Ya. Baru “OK”. Karena untuk menjadi kompetitif, “OK” saja tidak cukup. Perlu yang lain. 4 Thomas Joseph. APPS The Spirit of Digital Marketing 3.0. Jakarta : Elexmedia Komputindo. 2011 hal 78 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 2.3.2. Bangun Experience Jika untuk menciptakan enjoyment, anda memerlukan produk dan layanan superior, maka untuk membangun sebuah experience,anda memerlukan interaksi yang superior. Customer tidak lagi hanya bisa dipuaskan dengan penawaran utama anda saja, yaitu produk dan layanan. Yang Peneliti maksud layanan disini bukan sesuatu faktor pendukung, tetapi memang industri anda bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Interaksi ini yang akan menciptakan persepsi positif melebihi ekspektasi customer. Bagaimana membangun experience? Ada dua hal yang mungkin bisa dilakukan. yang pertama adalah meningkatkan interaksi brand dengan customer melalui service blueprint. Anda perlu menciptakan standar interaksi dengan customer. Supaya customer merasa pengalamannya konsisten. Yang kedua adalah menciptakan diferensiasi dari brand experience tersebut. Bukan hanya produk dan layanan saja yang harus memiliki diferensiasi, tetapi juga interaksi. Cari touch point apa yang menjadi identitas brand anda. Katakanlah anda teah berhasil menciptakan experience,apa yang anda dapatkan? “AHA”, Karena anda telah melebihi ekspektasi customer, maka mereka akan terkesan. Namun, kembali lagi, apakah experience saja cukup? Tentu anda sudah bisa menebak. Jawabannya tidak. Anda memerlukan hal lain. Engagement. 2.3.3. Perkuat Engagement Setelah need and want, perception and expectation, lalu apa lagi yang harus dipenuhi untuk menjadi “WOW”? Anda harus mengenal customer anda luar dan dalam. Pahami apa yang menjadi anxiety and desire customer anda. Kadang customer tidak menyebutkan apa yang sebenarnya mereka mau, karena mereka juga tidak menyadari, dan tidak mengetahuinya. Akan tetapi, jika faktor “WOW” itu menyentuh kegelisahan dan kekhawatiran mereka, maka anda akan “WOW”. Peneliti ambil contoh produk teh dalam botol. Dulu, tidak ada yang percaya bahwa bisa menjual the dalam botol. Kalau minum teh, ya dirumah memakai cangkir. Mana ada yang mau minum teh yang instan. Tidak hangat lagi. Namun, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 ternyata itulah yang menjadi anxiety and desire dari customer.ketika anda melakukan riset mungkin anda tidak menemukan bahwa suatu inovasi menarik, tetapi justru itulah yang membuat anda menjadi “WOW”. Selain the botol, contoh lainnya adalah permen kopi dan e-money. Coba anda pikirkan mengapa? Untuk menjadi “WOW”, anda tidak memerlukan prosedur, standar, atau blueprint yang mengikat/ yang perlu anda lakukan justru customization. Secara kreatif memahami customer lebih mendalam. Sampai membuat mereka terkejut dan ingin membagikannya ke orang lain. Itulah “WOW”. 2.4. Hermeneutika Sebagai Sistem Interpretasi Paul Ricoeur Paul Ricoeur mengatakan bahwa Hermeneutika merupakan teori mengenai aturan - aturan penafsiran, yaitu penafsiran terhadap teks tertentu, atau tanda, atau simbol, yang dianggap sebagai teks. Paul Ricoeur mengalamatkan penafsiran kepada tanda atau simbol yang dianggap sebagai teks.5 Hal itu sebab seluruh aktivitas manusia berurusan dengan bahasa, bahkan semua bentuk seni yang ditampilkan secara visual pun diinterpretasikan dengan menggunakan bahasa. Manusia pada dasarnya merupakan bahasa dan bahasa itu merupakan syarat bagi pengalaman manusia.6 Dalam perspektif Paul Ricoeur, juga Emilio Betti yang mewakili tradisi Hermeneutika metodologis, dan keduanya tokoh Hermeneutika Kontemporer. Hermeneutika adalah kajian untuk menyingkapkan makna objektif dari teks-teks yang memiliki jarak ruang dan waktu dari pembaca.7 Sumaryono. Hermeneutik sebuah metode filsafat. Yogyakarta : Kanisius. 1999 hal 105 Sumaryono. Hermeneutik sebuah metode filsafat. Yogyakarta : Kanisius. 1999 hal 107 7 Paul Ricoeur dan Josef Bleicher. Hermeneutika kontemporer. Yogyakarta : Fajar Pustaka. 2003 hal 203 5 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 2.5 . Psikologi Komunikasi 2.5.1. Penggunaan Psikologi komunikasi Komunikasi efektif. Seperti dinyatakan Ashley Montagu, kita belajar menjadi manusia melalui komunikasi. Anak kecil hanyalah seonggok daging sampai ia belajar mengungkapkan perasaan dan kebutuhannya melalui tangisan, tendangan, atau senyuman. Segera setelah ia berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya, terbentuklah perlahan-lahan apa yang kita sebut dengan kepribadian. Bagaimana ia menafsirkan pesan yang disampaikan orang lain dan bagaimana ia menyampaikan pesannya kepada orang lain, menentukan kepribadiannya. Manusia bukan dibentuk oleh lingkungan, tetapi oleh caranya menerjemahkan pesan-pesan lingkungan yang diterimanya. Kepribadian terbentuk sepanjang hidup kita. Selama itu pula komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan pribadi kita. Melalui komunikasi kita menemukan diri kita, mengembangkan konsep diri, dan menetapkan hubungan kita dengan dunia sekitar kita. Hubungan kita dengan orang lain menentukan kualitas hidup kita. Bila orang lain tidak memahami gagasan anda, bila pesan anda menjengkelkan mereka, bila anda tidak berhasil mengatasi masalah pelik karena orang lain menentang pendapat anda dan tidak mau membantu anda,bila semakin sering anda berkomunikasi semakin jauh jarak anda dengan mereka. Bila anda selalu gagal utuk mendorong orang lain untuk bertindak, anda telah gagal dalam komunikasi, komunikasi anda tidak efektif. Bagaimana tanda-tanda komunikasi yang efektif? Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubss dan Sylvia Moss Adalah paling tidak menimbulkan 5 hal : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.8 8 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung : Pt Remaja Rosdakarya. 2001 hal 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 2.5.2. Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubunganhubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori. Faktor eksternal penarik perhatian, Apa yang ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal. Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjo, antara lain gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, perulangan. Kenneth E. Andersen menyimpulkan dalil-dalil tentang perhatian selektif yang harus diperhatikan oleh ahli-ahli komunikasi. Disini peneliti mengambil beberapa dalil diantaranya: 1. Kita cenderung memperhatikan hal-hal tertentu yang penting, menonjol, atau melibatkan diri kita. 2. Kebiasaan sangat penting dalam menentukan apa yang menarik perhatian, tetapi juga apa yang secara potensial akan menarik perhatian kita. Kita cenderung berinteraksi dengan kawan-kawan tertentu, dan menonton acara tv tertentu. Hal-hal seperti ini akan menentukan rentangan hal-hal yang memungkinkan kita untuk menaruh perhatian. 3. Perubahan atau variasi sangat penting dalam menarik perhatian dan mempertahankan perhatian.9 9 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya Bandung. 2001 hal 51-55 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 2.5.3. Faktor-Faktor Personal Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia Sikap, adalah konsep yang paling penting dalam psikologi sosial dan yang paling banyak didefinisikan. Ada yang menganggap sikap hanyalah jenis motif sosiogenis yang diperoleh melalui belajar. Ada pula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf sebelum memberikan respons. Dari beberapa definisi kita dapat menyimpulkan beberapa hal. Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Emosi, Emosi menunjukkan kegoncangan organism yang disertai gejalagejala kesadaran, keperilakuan dan proses fisiologis. Emosi tidak selalu jelek. Emosi memberikan bumbu kepada kehidupan: tanpa emosi hidup ini kering dan gersang. Ada empat fungsi emosi yaitu pembangkit energy. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi dan bertindak. Kedua adalah emosi pembawa informasi. Ketiga, emosi tidak hanya pembawa informasi dalam komunikasi intrapersonal namun juga dalam komunikasi interpersonal. Keempat, emosi juga membawa informasi mengenai keberhasilan kita. Kepercayaan, adalah komponen kognitif dari faktor sosiopsikologis. Kepercayaan disini tidak ada hubungannya dengan hal-hal gaib, tetapi kepada suatu keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi. Kebiasaan, komponen konatif dari faktor sosiopsikologis, seperti telah disebutkan di atas terdiri dari kebiasaan dan kemauan. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis tidak direncanakan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Kemauan, kemauan jarang dibicarakan secara khusus dalam buku-buku pengantar psikologi, walaupun orang sering menggunakan istilah “kuat kemauan” atau “kurang kemauan”.10 2.6. Perilaku konsumen Persepsi bukan hanya proses psikologis semata, tetapi diawali dengan proses fisiologis yang dikenal sebagai sensasi. Schiffman dan kanuk (2007) mendefinisikan persepsi sebagai proses psikologis dimana individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimuli menjadi sesuatu yang bermakna.11 Perkembangan teknologi internet telah melahirkan generasi yang memiliki perilaku berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Generasi Y yang lahir di era internet dipandang melengkapi generasi sebelumnya, yakni baby boomers, dan generasi X. generasi Y ini menurut Pountain dan Robbins (2000) berbeda dengan generasi X secara signifikan. Solomon (2013) menggunakan istilah generasi Y ini sebagai echo boomers atau milleneals.12 Menurut Herbig, et al. (dalam ferguson 2011) generasi y ini lebih materialistik daripada generasi sebelumnya. Keinginan untuk hidup enak dengan cara yang mudah merupakan fenomena umum yang banyak terjadi pada generasi ini.13 2.7. Branding 2.7.1. Definisi Branding Branding atau penciptaan merek bukan hanya mengenai ubikuitas (berada dimana-mana), visibilitas, dan fungsi, namun mengenai penciptaan ikatan emosional dengan masyarakat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hanya jika sebuah produk atau jasa dapat memicu sebuah dialog emosional dengan para 10 Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2001 hal 39-43 Tatik Suryani,. Perilaku Konsumen di Era Internet. Graha Ilmu Yogyakarta. 2013 hal 75 12 Ibid. 250 13 Ibid. 251 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 konsumen, barulah produk atau jasa ini memenuhi kualifikasi sebagai merek. – Joel Desgrippes, dlg*worldwide14 Lalu berdasarkan definisi dari AMA atau American Marketing Association tentangf brand yang saya kutip sebagai berikut “according to the American Marketing Association (AMA), a brand is”name,term,sign,symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods amd services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competition.” Technically speaking, then whenever a marketer creates a new name, logo, or symbol for a new product, he or she has created a brand.15 2.7.2. Merek Sebagai Kepribadian Mengapa melihat merek sebagai kepribadian bisa sangat membantu? Melihat merek sebagai kepribadian memiliki banyak keuntungan. Merek mencari resppons tertenut dari pelanggan, dan orang memberi respons terhadap orang lain hampir lebih baik hasilnya daripada yang dapat dilakukan stimulan lain mana pun.16 2.8.Twitter, Mengaktifkan Curiosity Selain orang-orang terdekat, biasanya anda tidak ragu mem-follow banyak brand untuk sekedar tahu info diskon atau memang tertarik secara emosional tentang brand tersebut. Artinya, orang tidak resisten untuk berinteraksi dengan suatu brand di twitter. Karena itu, twitter merupakan media yang menarik untuk berinteraksi dengan customer anda. Walaupun pesan yang disampaikan singkat, tetapi bisa mengarahkan customer anda untuk mencari informasi lebih lanjut dari pesan yang disampaikan. Anda perlu tahu bagaimana customer menilai suatu tweet. Mana yang menurut mereka menarik dan mana yang menurut mereka menyebalkan. 14 15 2 Marc Gobe. Emotional Branding. Jakara : Penerbit Erlangga. 2005 hal xvi Kevin Lane Keller. Strategic brand management. New Jersey : Pearson Education,Inc. 2008 hal 16 Peter Cheverton. If you’re so brilliant… how come your brand isn’t working enough?. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. 2004 hal 30 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Tipe tweet yang menarik : 1. pemikiran spontan yang random 2. promosi pribadi 3. pertanyaan 4. berbagi informasi Tipe tweet yang kurang menarik : 1. opini atau keluhan 2. apa yang sedang dilakukan sekarang 3. percakapan pribadi 4. menjaga eksistensi17 2.9. Proses Persuasi Ada banyak langkah atau cara dalam membuat sebuah citra atau kesan saat ini. sejumlah perusahaan menyerahkan pembuatan- pembuatan kepada beberapa individu yang akan menuntun proses menggunakan keberanian penilaian. Perusahaan perusahaan lain menggunakan pendekatan yang lebih ilmiah yang melibatkan lebih banyak orang. Jadi adalah salah jika ada yang mengklaim bahwa hanya ada satu pendekatan yang dipakai semua perusahaan dalam membangun citra. Namun yang pasti adalah bahwa perusahaan menggunakan sejumlah prinsip umum dasar. Elemen – elemen ini membentuk proses-proses persuasi- doktrin sentral yang menyatakan bahwa pesan yang tepat, jika sering diekspos ke “target” yang tepat, akan menciptakan keterbiasaan, ketertarikan, dan keyakinan pada produk.18 1. Target : Demografis dan Psikografis 17 Hermawan Kartajaya, Wow Marketing. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2014 hal 176177 18 Kent Wertime. membangun merek dan pengikutnya.Jakarta : Penerbit Erlangga. 2003 hal 46 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 Salah satu langkah pertama dalam proses persuasi adalah mengidentifikasi dengan siapa anda ingin berkomunikasi. Langkah awal adalah dengan mengidentifikasi target audience dengan faktor-faktor demografis seseorang seperti umur, jenis kelamin, tingkat penghasilan, atau lokasi. Karakteristik dari target audience menyerupai karakteristik dari individu-individu yang membenutk grup tersebut, yang ingin anda jangkau melalui media, apakah itu iklan tv, produk baru, sepotong hiburan, atau barang barang yang hampir dapat diijual akan dijual kepada target yang diinginkan. Proses penentuan target ini tidak hanya berdasarkan faktor demografis saja, namun juga berdasarkan faktor Psikografis. Terdapat asumsi bahwa jika anda memenuhi profil demografis tertentu, sekelompok karakteristik psikografis yang berhubungan juga akan terpenuhi. Jelas, ada sejumlah generalisasi dan asumsi yang bisa-bahkanharus dibuat dalam melakukan pemasaran massal. Tujuan utama dari mempertimbangkan faktorfaktor demografis dan psikografis adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai karakteristik-karakteristik umum dari kelompok.19 2. Pesan dan “ide” Setelah berfokus pada target audience seperti apa yang dituju maka selanjutnya adalah berfokus pada apa yang harus dikatakan dan apa yang harus diperlihatkan. Proses komunikasi harus jernih dan sederhana, demi mengemukakan esensi dari apa yang harus dikatakan. Komunikasi terbaik memakai prinsip sederhana ini. Setelah pesan tercipta, tugasnya adalah menemukan cara untuk menyampaikan pesan tersebut secara kreatif. secara luas, suatu ide iklan dapat didefinisikan menjadi bagaimana pesan kunci tentang produk ditempatkan kedalam ekspresi kreatif yang akan menarik perhatian target audience. Suatu ide harus memungkinkan pesan menciptakan kejutan dan ketertarikan sehingga menawan imajinasi konsumen. 19 Ibid. 47 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Pada titik inilah proses persuasi sangatdiperlukan mengingat sekelompok persyaratan yang tampaknya saling bertentangan. Sementara komunikator perlu menciptakan sesuatu yang baru , pada saat yang sama dia juga harus mempertahankan koneksi dengan komunikasi sebelumnya dari merek yang sama. Tetapi komunikasi bukanlah seni. Penelitingnya, sejumlah orang di dalam dunia komunikasi jatuh ke dalam perangkap kepura puraan. Tujuan seni adalah membuka benak orang terhadap kenikmatan serta untuk mendapatkan pengalaman intelektual atau spiritual. Pada sisi lain, fungsi dari komunikasi komersial ini adalah mengarahkan benak konsumen ke arah tertentu dengan tujuan menjual produk. Pengiklan tidak tertarik dengan membuat seseorang lebih bijak, namun mereka mengeluarkan uang untuk menciptakan materi-materi yang menuntun dan mengakrabkan konsumen dengan produk mereka. Jadi, walaupun memperluas isi kepala konsumen terhadap kemungkinan- kemungkinan baru, komunikasi harus bisa mengarahkan konsumen ke suatu tujuan spesifik.20 3. Peranan dari Penampakan dan frekuensi Penampakan (exposure) yang berulang-ulang terhadap suatu pesan membantu upaya mengarahkan konsumen ke suatu tujuan tertentu. Pesan biasanya tidak langsung dapat merebut hati konsumen, pesan biasanya membutuhkan penampakan berulang-ulang sebelum melekat di benak konsumen. Jadi langkah kunci adalah membangun “frekuensi” berapa kali audiens yang dituju diekspos terhadap pesan yang sudah dibuat. “top of mind awareness” adalah salah sau hasil langsung dari penampakan berulang-ulang. Trik menciptakan top of mind awareness adalah melakukan penegluaran “heavy up”. Bagaimanapun, terdapat implikasi-implikasi yang lebih mendalam dari frekuensi, selain top of mind awareness. Seperti contoh sony sebagai brand dimana mereka mempunyai banyak papan reklame dan berada di beberapa lokasi, itu memicu semacam logic sequence dalam benak konsumen, yaitu jika anda tampak dimana-mana, anda pasti besar, dan anda tidak mungkin 20 Ibid. 48 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 besar jika tidak sukses dan anda tidak akan sukses jika tidak bagus. Jadi kehadiran sama dengan jaminan mutu untuk tingkat tertentu. Sebetulnya, besar tidak selalu bagus, namun publik biasanya memandang bahwa besar itu aman.21 4. Pengulangan Menimbulkan Kecanduan dan Pengikatan Tujuan akhir dari penciptaan frekuensi penampakan adalah menciptakan keakraban, dan akhirnya, keterikatan terhadap produk. Selain mampu membangun top of mind awareness, frekuensi juga dapat mempengaruhi kedalaman ingatan. Jika sebuah citra efektif, konsumen tidak hanya memikirkannya secara sadar namun juga menyimpannya di bagian belakang kepala mereka. Dengan kata lain, konsumen menjadi familiar dari waktu ke waktu dengan produk-produk tertentu melalui pengulangan pesan-pesan komersial dan juga melalui pemakaian produk itu sendiri dari waktu ke waktu.22 2.9.1. Living in a Connected World Masyarakat Indonesia memang terkenal dengan kerukunan dan keramahtamahannya. Saking kuatnya nilai kebersamaan, sampai ada jargon, “makan nggak makan asal kumpul.” Walaupun sekarang sudah eranya globalisasi, ternyata kebiasaan “kumpul” ini turut mendorong kebiasaan baru masyarakat Indonesia, yaitu connect. Artinya, anda tetap terhubung dan ingin selaludiketahui keberadaannya.baik dengan orang yang dikenal maupun public. Buktinya? Frekuensi anda mengecek smartphone. Hampir tiap ada update, baik tentang anda, tentang teman anda, dan tentang siapapun, anda wajib tahu. Untuk tetap eksis di era new wave ini, anda wajib connect. Namun, seberapa connect-kah anda dengan customer anda? Peneliti membaginya menjadi tiga level, dari yang paling sederhana sampai yang tercanggih. Level 1: Mobile connect 21 22 Ibid. 49 Ibid. 52 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Tingginya mobilitas customer menjadi alasan mengapa mobile connect menjadi penting. Brand anda harus mampu diakses dimanapun dan kapannpun mengikuti dinamisnya pergerakan customer anda. Tantangan yang muncul adalah “are you well connected?´dengan customer anda. Bukan hanya di dunia online tetapi juga di dunia offline. Online bisa menimbulkan excitement dan engagement, sementara offline mampu mengena sampai ke intimacy dan enthusiasm. Sering kali para pemasar, mungkin termasuk anda, menganggap media online adalah cara ampuh untuk connect. Memang tidak salah. Hanya saja, jangan biarkan kita terlalu fokus pada media apa yang digunakan, tetapi malah lupa untuk connectnya. Level 2 : experiential connect Apple memiliki hampir 2 juta fans di jejaring facebook. Sementara coca cola digandrungi lebih dari 2 juta follower di twitter. Ini membuktikan kedua brand raksasa ini sudah berhasil ter-connect dengan fans, followers, dan fanaticsnya. Namun, seberapa dalam mereka kenal penggemarnya? Experiential connect menjawab “how deep is your connection?” bukan hanya ”are you well connected?” untuk mendapatkan kedalaman dari hubungan anda dengan customer, ada tiga hal yang perlu dipeetimbangkan, yaitu multisensory, emosional, dan sharing. Connection yang anda ciptakan harus mampu menyentuh pancaindra customer anda. Semakin banyak titik yang dirangsang, maka semakin dalam experience yang akan dirasakan customer. Pencerapan dari pancaindra ini akan menimbulkan kesan-kesan emosional, bisa positif dan bisa negative. Jadi, pertemanan anda di facebook dengan jutaan customer akan sia-sia jika tidak diconnect secara visuakl, audio, online, dan offline. Terakhir adalah sharing. Secara tidak sadar, seseorang yang melakukan advokasi akan bertambah kuat connectionnya jika ia melakukannya berulang-ulan. Apalagi banyak yang berpikir sama dan mengonfirmasi kebenaran informasi yang disebarkan. Level 3: social connect http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 Yang mana lebih anda percaya? Iklan TV atau teman anda? Mungkin sebelum adanya internet, informasi dari iklan TV, billboard, iklan Koran, dan pamphlet menjadi sumber utama yang anda percaya dalam memutuskan pembelian. Kalau ternyata kecewa, produk yang dibeli tidak sesuai harapan, anda akan complaint. Dan, biasanya itu juga kalau anda sedang tidak malas menghabiskan pulsa untuk marah-marah di call center. Masyarakat zaman sekarang sudah lebih pintar dan malas. Mereka tidak mau ambil resiko membeli produk dari suatu brand yang tidak jelas kualitasnya. Pengalaman dari sesame pembeli sangat penting untuk mereka. Kalau anda hanya mengandalkan mobile connect dan experiemtial connect, mungkin anda akan dianggap brand yang cukup established. Hal ini memungkinkan mereka memaafkan anda jika terjadi kesalahan. Akan tetapi apakah bisa survive dengan cara seperti ini? bisa, satu tahun, dua tahun, sepertinya masih mampu. Namun untuk jangka panjang, lain lagi masalahnya. Di era new wave, seperti yang Peneliti bahas di awal-awal, untuk survive, yang anda harus lakukan adalah bergerak ke tengah menjadi connector. Peran anda bukan lagi sebagai company yang melayani customer-nya. Tetapi juga, sebagai competitor yang waspada terhadap change yang terjadi di dunia anda. Dalam kaitannya dengan customer dan social connect, anda harus memosisikan diri sebagai customer se-horizontal mungkin. Berpikirlah dan beraksilah sebagai customer. Ciptakan conversation di kalangan customer dan non-customer anda. Dengan begitu akan tercipta social connect yang merupakan ultimate goal dari connection yang sudah susah payah anda perjuangkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Gambar 2.1 2.10. Pengertian Kampanye Kampanye adalah sebuah proses kegiatan komunikasi dengan tujuan agar menimbulkan efek tertentu. Disini Peneliti akan memberikan definisi kampanye menurut Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu Pfau dan Parot (1993) menyatakan bahwa kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah ditetapkan. Lalu setelah Pfau dan Parot, ada definisi oleh Leslie B. Snyder yang menyatakan bahwa kampanye komunikasi merupakan tindakan komunikasi yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Dari beberapa definisi yang sudah dijabarkan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kampanye merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang terencana dan mempunyai tujuan khusus kepada suatu khalayak yang menjadi sasaran. Kampanye merupakan salah satu kegiatan komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan secara missal namun terukur dan teorganisir sehingga hasilnya bisa ditangkap dengan jelas oleh sasaran khalayak yang sudah ditetapkan dan dapat melekat di benak khalayak sasaran karena penyampaian pesan dilakukan secara terus menerus dalam periode waktu yang sudah ditetapkan. Merujuk pada definisi-definisi diatas, maka kita dapat melihat bahwa dalam setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Selain empat pokok ciri diatas, kmpanye juga memiliki cirri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat. Lalu menurut kamus besar bahasa Indonesia, kampanye merupakan usaha yang dilakukan serentak untuk melakukan gerakan. Glossary grafis juga menyatakan bahwa kampanye dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian iklan yang berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan suatu ide penjualan maupun jasa. Sifat kampanye yang menyasar jumlah khalayak yang besar dan ditopang dengan teknologi digital saat ini maka semakin luas cakupannya, selain itu kampanye dengan menggunakan hashtag mempunyai potensi untuk menjadi seperti virus dan menjadi semakin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 besar dampaknya dan semakin banyak netizen yang akan diterpa pesan kampanye tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/