PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara tropis yang secara geografis memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Keadaan musim ini sangat berpengaruh terhadap fluktuasi temperatur udara dan juga terhadap potensi ketersediaan hijauan pakan yang secara langsung juga mempengaruhi perkembangan ternak pada status fisiologis yang berbeda. Pada musim penghujan jumlah hijauan melimpah sehingga waktu yang digunakan untuk merumput menjadi singkat, sedangkan pada musim kemarau produksi hijauan sangat rendah sehingga waktu yang digunakan merumput menjadi lama. Dengan demikian terjadi fluktuasi produksi hijauan antara kedua musim tersebut yaitu pada musim hujan, hijauan pakan memiliki jumlah yang banyak atau berlebih dan pada musim kemarau hijauan pakan memiliki jumlah yang cenderung sedikit atau berkurang. Kesulitan hijauan pakan pada musim kemarau umumnya membawa dampak yang kurang menguntungkan bagi peternak, karena produksi ternak menjadi rendah dan rendahnya produksi akan berakibat pada rendahnya harga jual ternak dan menurunnya pendapatan peternak dan bahkan mampu mengakibatkan kerugian. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para petani tradisional adalah ketersediaan pakan yang tidak menentu dan bergantung pada musim. Pemenuhan kebutuhan pakan baik dari segi kualitas maupun kuantitas sangat diperlukan karena pakan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang produktifitas ternak kambing. Kemampuan 1 ternak dalam mengkonsumsi pakan dengan kualitas rendah akan berpengaruh terhadap status nutrien nya. Status nutrien ruminansia kecil yang dipelihara ditingkat petani peternak, pada umumnya kekurangan nutrien protein terutama disaat musim kemarau. Sulitnya mendapat pakan hijauan dengan kuantitas dan kualitas yang memadai menjadi penyebabnya. Kondisi lingkungan yang ekstrim akan sangat terasa bagi ternak dalam keadaan bunting dan menyusui diantaranya akibat cekaman panas dan kekurangan pakan. Pengaruh lingkungan terhadap ternak dapat secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh lingkungan secara langsung adalah terhadap tingkat produksi melalui metabolisme basal, konsumsi makanan, gerak laju makanan, kebutuhan pemeliharaan, reproduksi pertumbuhan dan produksi susu, sedangkan pengaruh tidak langsung berhubungan dengan kualitas dan ketersediaan makanan. Kondisi fisik ternak, merupakan cerminan kondisi sebenarnnya dari kemampuan ternak dalam menanggapi kondisi lingkungannya, baik berupa kemampuan biologis dalam hal aktivitas reproduksi dan juga kemampuan produksi berupa laju pertumbuhan yang ditampilkan dalam tampilan bobot badan. Dari pengamatan di Loka Penelitian Kambing Potong terhadap kondisi sebagian ternak terlihat bahwa pada musim kemarau ternak lebih kurus dibandingkan pada musim penghujan. Pada temperatur udara panas terlihat adanya kecenderungan penurunan nafsu 2 makan, ternak terlihat akan lebih banyak minum dan menjauhi pakan rumput. Di antara berbagai jenis ternak lokal, kambing merupakan salah satu ternak yang memiliki kelebihan yaitu daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap lingkungan. Ternak kambing merupakan jenis ternak yang digemari masyarakat, namun skala usahanya masih bersifat usaha kecil dengan sistem pemeliharaan dan perkembangbiakannya masih secara tradisional. Pemeliharaan kambing secara tradisional umumnya sebagai usaha sambilan bagi peternak, meskipun ada juga yang menjadikannya sebagai mata pencaharian pokok. Salah satu jenis kambing yang saat ini cukup digemari oleh masyarakat yaitu kambing Bligon karena memiliki berat badan yang relatif lebih besar dibanding kambing lokal lainnya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi dan kecernaan nutrien kambing Bligon yang dipelihara kelompok wanita tani Gama-Ngudi Lestari Banyusoco, Gunung Kidul pada musim kemarau Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kambing Bligon pada musim kemarau dari segi nutrisinya, sehingga apabila terjadi kekurangan nutrien akan dapat diperbaiki. 3