Mengelola HR Setelah Akuisisi Akuisisi Perusahaan Lokal • Perubahan Manajemen (Change of Management) • Arah Perubahan Kebijakan (Direction) • Pemahaman Peraturan Yang Berlaku (Regulation Knowledge). • Karyawan Menolak Bekerja Setelah Akuisisi (Employee Rejection). • Perusahaan Menolak Mempekerjakan Karyawan Setelah Akuisisi (Employer Rejection). • Konsep Hubungan Industrial Setelah Akuisisi (Industrial Relationship) Manajemen Lokal Vs Manajemen Jepang Manajemen Lokal Manajemen Jepang Familiar dengan Budaya Kerja Diposisikan sebagai Budaya Baru / Pendatang Lebih Memahami Regulasi Perbedaan Regulasi Menghambat Kepatuhan Lebih Menjanjikan Kenyamanan Bisa Menghadirkan (Perubahan) bisa Ancaman Fasilitas Kesejahteraan Seperti Karena Berorientasi Efisiensi, yang Selama ini Berjalan Berpotensi Mengurangkan Fasilitas Kesejahteraan. Ada Toleransi Terhadap Standar Benar-Benar Mematuhi Standar Yang Ada. yang Ada. Tidak Seluruhnya Menerapkan Tingkat Target Yang Sangat Ketat Tingkat / Kualitas Target yang Ketat Mengelola Karyawan Setelah Akuisisi • Catatan Manajemen Sebelumnya Terkait Pemahaman Karakter Karyawan (Character Record). • Memberikan Priview Tentang Tujuan Akuisisi (Acquisition Goal). • Blue Print Perubahan Setelah Akuisisi (Blue Print of Change). • Konsistensi dan Komitmen Kepatuhan Pada Aturan Main (Consistency, Commitment, Compliance). • Memperluas Akses Komunikasi (Communication Access). • Manajemen Partisipatif (Participative Management). • Penghargaan yang Layak dan Adil (Fair & Proper Reward). • Kaizen, Perbaikan / Penyempurnaan (Continuous Improvement). Yang Terus Menerus PHK Setelah Akusisi Karyawan Menolak Bekerja Uang Pesangon Pengusaha Menolak Mempekerjakan Karyawan 1 x Ketentuan Ketenagakerjaan 2 x Ketentuan Ketenagakerjaan Uang Penghargaan 1 x Ketentuan Masa Kerja Ketenagakerjaan 1 x Ketentuan Ketenagakerjaan Uang Penggantian Hak 1 x Ketentuan Ketenagakerjaan 1 x Ketentuan Ketenagakerjaan Risiko “Strike” di Perusahaan Setelah Akuisisi • Manajemen Kurang Terbuka (Opened Management). • Manajemen Kurang Sensitive dan Tidak Responsive (Sensitive & Responsive). • Adanya Prasangka Buruk Dari Pihak Karyawan (Negative Thinking). • Intervensi / Provokasi (Intervention). • Kepentingan Tertentu Yang Tidak Terakomodir (Conflict of Interest) • Ada Pelanggaran / Ingkar Janji (Breach, Violation) • Akumulasi Permasalahan (Problem Accummulation) • Gap atau Salah Pemahaman (Miss Perception). Serikat Pekerja • UU No 21 Tahun 2000 Serikat Pekerja (Labor Union Law) • Adanya SP Bukan Kewajiban, Tetapi Tidak Boleh Dilarang (Not Obligation but do not Prohibited). • Memberdayakan Forum Komunikasi Bipartit Pengusaha – Karyawan (Empowerment of Communication). • Serikat Pekerja Sebagai Partner (Partnership Concept). • Persamaan Cara Pandang Terhadap Hubungan Industrial (Industrial Relationship Concept). • Mengedepankan Musyawarah dan Pendekatan Solusi (Trouble Shooting Orientation). • Saling Menghargai dan Saling Mendengar (Mutual Concept).